SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
DASAR PENULISAN ILMIAH
Kelompok : 10
Nama : 1. Ana Septiani 13312185
2. Atiek Fitriani Rasyid 13312303
3. Bella Angriani 13312294
4. Edhu Wiranatha 13312181
5. Sangsang Egi Pamungkas 13312318
Kelas : TI A SP
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER
PERGURUAN TINGGI TEKNOKRAT
BANDAR LAMPUNG
2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas Dasar Penulisan Ilmiah.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Bandar Lampung, 11 Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Topik dan judul .......................................................................................3
2.2. Definisi Tema dan Tesis .......................................................................................4
2.3. Kerangka (Outline) Karangan...............................................................................6
2.4. Bentuk Kerangka Karangan..................................................................................7
2.5. Pola Penyusunan Kerangka Karangan ..................................................................10
2.5.1. Pola Alamiah...............................................................................................11
2.5.2. Pola Logis ...................................................................................................13
2.6. Pengertian Mengarang dan Karangan...................................................................16
2.7. Penggolongan Karangan Menurut Bobot Isinya...................................................17
2.7.1. Karangan Ilmiah, Semiilmiah, dan Nonilmiah ...........................................17
2.7.2. Ciri Karangan Ilmiah dan Semiilmiah ........................................................18
2.8. Penggolongan Karangan menurut Cara Penyajian dan Tujuan
Penulisannya ................................................................................................................19
2.8.1. Karangan Deskripsi.....................................................................................20
2.8.2. Karangan Narasi..........................................................................................22
2.8.3. Karangan Eksposisi (Pemaparan) ..............................................................25
2.8.4. Karangan Argumentasi (Pembahasan).......................................................28
2.8.5. Karangan Persuasi (Pengajakan)................................................................30
2.8.5.1. Persuasi Politik...............................................................................30
2.8.5.2. Persuasi Pendidikan........................................................................33
2.8.5.3. Persuasi Advertensi/Iklan...............................................................34
2.8.5.4. Persuasi Propaganda.......................................................................35
2.8.6. Karangan Campuran ...................................................................................37
BAB III PENUTUP
3.1. Simpulan ...............................................................................................................39
3.2. Saran .....................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................40
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menulis pada hakekatnya dalah suatu kegiatan yang dapat dengan mudah
dilakukan oleh setiap orang terutama bagi yang telah bebas B3, yaitu Buta Huruf,
Buta Aksara dan Buta Pengetahuan Dasar. Namun kenyataannya banyak orang
yang mengaku tidak bisa atau tidak pandai menulis, meskipun dia adalah seorang
sarjana. Hal ini dapat dipahami sebab menulis bukan semata-mata aktivitas untuk
merangkaikan huruf menjadi kata, dan merangkaikan kata menjadi kalimat. Lebih
dari itu, menulis adalah upaya merangkaikan ide, gagasan dan atau pemikiran
kedalam kalimat secara permanen, sehingga dapat dimengerti/dipahami oleh pihak
lain, bahkan dapat digunakan untuk mempengaruhi ide, gagasan dan atau
pemikiran orang lain.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menulis merupakan suatu aktivitas
yang gampang-gampang susah. Artinya untuk sekedar memindahkan ide, gagasan
atau bahasa lisan kedalam bahasa tulisan adalah sesuatu yang cukup mudah.
Namun untuk mampu menyusun sistematika pemikiran, penggunaan ejaan dan
tanda baca yang baik serta kedalaman dan ketajaman materi adalah sesuatu yang
sangat sulit. Untuk itu keterampilan dan kemampuan menulis harus terus
dibina/dilatih dengan disertai pengetahuan dan kemampuan yang memadai dalam
aspek-aspek yang terkait dengan penulisan.
Dalam hal ini menulis sebuah karya ilmiah tidaklah mudah karena dibutuhkan
ketekunan, ketelitian, kesabaran, usaha yang maksimal, kerja keras dan kemauan
dalam mencari berbagai sumber informasi yang sesuai sehingga dapat
menghasilkan sebuah tulisan yang baik dan bermanfaat untuk orang lain.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu kerangka
karangan?
2. Bagaimana bentuk dan pola dari suatu karangan?
3. Bagaimanakah cara menulis sebuah karangan?
4. Apa sajakah penggolongan dari suatu karangan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dari Topik, Tema dan Kerangka Karangan
2. Dapat membedakan bentuk dan pola karangan berdasarkan jenisnya
3. Menjelaskan perbedaan mengarang dan karangan
4. Mengetahui penggolongan dari suatu karangan beserta jenis dan contoh
karangannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Topik dan Judul
Topik berarti pokok pembicaraan, pokok permasalahan, atau masalah yang
dibicarakan, sedangkan topik karangan adalah suatu hal yang akan digarap
menjadi karangan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan Masalah
apa yang akan ditulis? atau Hendak menulis tentang apa? Sangat banyak
permasalahan disekitar kita yang dapat dijadika topik dalam menulis sebuah
karangan seperti: putus sekolah, pengangguran, kenaikan harga, keluarga
berencana, polusi, kenakalan ramaja, dan sebagainya. Ciri khas topik terletak
pada permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai. Perlu diketahui,
topik karangan ilmiah harus tentang sesuatu yang nyata, tidak boleh abstrak.
Adapun judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau penjabaran dari
topik. Judul lebih spesifik bila dibandingkan dengan topik dan sering telah
menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Dari uraian tersebut
dapat diketahui persamaan dan perbedaan antara topik dan judul. Topik dan judul
dapat memiliki persamaan dalam hal sama-sama dapat menjadi judul karangan.
Namun, antara keduanya terdapat perbedaan. Topik adalah “payung besar” yang
bersifat umum dan belum menggambarkan sudut pandang penulisnya, sedangkan
judul lebih spesifik dan telah mengandung permasalahan yang lebih jelas atau
lebih terarah dan sering telah menggambarkan sudut pandang penulisnya.
Dalam penggarapan karangan ilmiah misalnya skripsi, judul memang
ditetapkan pada awal proses penulisan, yaitu pada waktu pengajuan outline. Untuk
diketahui, sebenarnya proses pembuatan judul itu tetap berawal dari pemilihan
topik. Dalam hal ini, disiplin ilmu, jurusan, bidang spesifikasi/kajian yag diambil
oleh mahasiswa penyusun skripsi itulah yang menjadi topik utama skripsinya.
Perhatikan contoh topik dan judul berikut ini.
Topik Judul
1. Pertandingan Sepak Bola PSMS
Melawan Persib
a. PSMS dan Persib akan
Menggoyang Stadion Senayan
b. Ini Dia, Dua Musuh Bebuyutan
Adu Kekuatan di Senyan
2. Putus Sekolah a. Kiat Menekan Tingginya Angka
Putus Sekolah
b. Masalah Angka Putus Sekolah,
PR bagi Ahli Pendidikan
2.2 Definisi Tema dan Tesis
Tema berarti pokok pemikiran, ide, atau gagasan tertentu yang akan
dituangkan oleh penulis dalam karangannya. Tema adalah sesuatu yang
melatarbelakangi dan mendorong seseorang menuliskan karangannya. Ide yang
kita tangkap setelah membaca tulisan seseorang terlepas dari kita menyetujui atau
menolak pemikiran penulisnya, itulah yang disebut tema. Tema yang kita peroleh
serelah selesai membaca karangan seseorang disebut tema akhir. Dalam karya
ilmiah mahasiswa, tema harus dirumuskan sejak awal untuk diketahui oleh dosen
pembimbing karya tulis. Tema seperti itu disebut tema awal.
Tesis adalah pernyataan singkat tentang maksud dan tujuan penulis. Karena
itu, tesis sering disebut pengungkapan maksud. Dalam karangan ilmiah murni,
tesis sering disebut dengan istilah hipotesis, yaitu pernyataan yang masih rendah,
dan oleh karena itu perlu dibuktikan kebenarannya. Perhatikan contoh dibawah
ini.
1) Topik : Cara Mengemukakan Pendapat yang Efektif
Tesis : Cara mengemukakan pendapat secara logis dan sistematis dengan
menggunakan bahasa yang tepat dan cocok.
2) Topik : Dampak Buruk Aborsi
Tesis : Dampak buruk aborsi ditinjau dari sudut pandang kesehatan,
moral, dan agama.
3) Topik : Kelangkaan BBM di beberapa kota di Indonesia
Tesis : Kelangkaan BBM di beberapa kota disebabkan oleh kelemahan
manajemen pertamina.
Dalam contoh berikut ini tampak jelas kedudukan tema dalam suatu
kerangka karangan.
Topik : Kemacetan Lalu-lintas
Subtopik: Upaya Mengatasi Kemacetan Lalu-lintas
Judul : (dapat dirancang sesuai dengan selera asal relevan dengan topik),
misalnya
1. Macet Lagi, Macet Lagi, ... Pusing!
2. Lalu-lintas Macet, Penyakit Modernisasi
3. Kemacetan Lalu-lintas Dapat Memicu Stres.
Tema : Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas bukanlah semata-mata menjadi
tanggung jawab aparat kepolisian, melainkan juag menjadi
tanggungjawab seluruh warga masyarakat pemakai jalan. Permasalahan
lalu lintas tidak mungkin dipecahkan tanpa bantuan semua pihak yang
terkait. Dalam hal ini yang paling diperlukan adalah kesadaran berlalu-
lintas secara baik, teratur, sopan, dan bertanggungjawab.
Perumusan tema seperti contoh di atas pasti akan memudahkan penulis
menyusun kerangka karangan. Penyusunan pokok-pokok bahasan dalam kerangka
karangan akan lebih sulit dilakukan jika hanya berpatokan pada judul, apalagi
pada topik, sebab topik dan judul belum terurai.
Tema yang dirumuskan itu bukanlah satu-satunya yang dapat diketengahkan
dari topik diatas. Masih banyak tema lain yang dapat dituangkan sesuai dengan
pokok pikiran dan tujuan yang hendak dicapai oleh penulis. Seperti halnya topik,
tema pun perlu dibatasi dan diarahkan pada fokus atau titik perhatian tertentu.
2.3 Kerangka (Outline) Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagan dan penyusunan
gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan antara
gagasan-gagasan. Melalui kerangka karangan pengarang dapat melihat kekuatan
dan kelemahan dalam perencanaan karangannya. Dengan cara ini pengarang dapat
mengadakan penyesuaian sebelum menulis (bandingkan dengan blue print atau
cetak biru pembangunan gedung).
Kerangka karangan mengandung rencana kerja menyusun karangan.
Kerangka karangan akan mengarahkan penulis menggarap karangan secara
teratur. Kerangka juga akan membantu penulis membedakan mana ide utama dan
mana ide tambahan.
Kerangka karangan dapat mengalami perubahan terus-menerus untuk
mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk
catatan-catatan sederhana, tetapi dapat juga mendetail. Kerangka karangan yang
belum final disebut outline atau kerangka sementara, sedangkan kerangka yang
sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final atau kerangka mantap.
Dalam proses penyusuna karanga ada tahapan yang harus dijalani, yaitu
memilih topik dan tema, mengumpulkan data/informasi, mengatur strategi
penempatan gagasan, dan menulis karangan itu sendiri. Pengaturan gagasan itulah
yang dapat diumpamakan sebagai kerangka. Di dalam kerangka karangan terdapat
strategi penempatan ide dan gagasan.
Secara terinci kerangka karangan dapat membantu pengarang/penulis dalam
hal-hal sebagai berikut (Gorys Keraf, 1988:195-196).
a) Kerangka karangan akan mempermudah pengarang menuliskan
karangannya dan dapat mencegah pengarang mengolah suatu ide sampai
dua kali, serta mencegah pengarah keluar dai sasaran yang sudah
ditetapkan.
b) Kerangka karangan akan membantu pengarang mengatur atau
menempatkan klimaks yang berbeda-beda di dalam karangannya.
c) Bila kerangka karangan telah rapi tersusun, berarti separuh karangan sudal
“selesai” karena semua ide sudah dikumpul, dirinci, dan diruntun dengan
teratur. Pengarang tinggal menyusun kalimat-kalimatnya saja untuk
“menyembunyikan” ide dan gagasannya.
d) Kerangka karangan merupakan miniatur dari keseluruhan karangan.
Melalui kerangka karangan, pembaca dapat melihat intisari ide serta
struktur karangan secara menyeluruh.
2.4 Bentuk Kerangka Karangan
Kerangka karangan ada dua macam, (1) kerangka topik, (2) kerangka kalimat.
Kerangka topik terdiri atas kata, frasa, dan klausa yang ditandai dengan kode yang
sudah lazim untuk menyatakan hubungan antargagasan. Tanda baca akhir (titik)
tidak diperlukan karena kalimat lengkap tidak dipakai dalam kerangka topik.
Kerangka kalimat lebih bersifat resmi dan unsur-unsurnya tampil berupa kalimat
lengkap. Pemakaian kalimat lengkap menunjukkan diperlukan pemikiran yang
lebih luas dan lebih rinci dari kerangka topik.
Kerangka dibentuk dengan sistem tanda atau kode tertentu. Hubungan di antara
gagasan yang ditunjukkan oleh kerangka karangan dinyatakan dengan serangkaian
kode berupa huruf dan angka. Perhatikan pemakaian kode kerangka karangan
berikut ini.
Gabungan Angka dan Huruf Angka Arab (digit)
I. ..................................................
A. ............................................
1. ......................................
a....................................
1) ..............................
I. ......................................................
A...................................................
B...................................................
1. ................................................
2..................................................
II. ......................................................
A....................................................
1...................................................
2...................................................
a. ................................................
b..................................................
B....................................................
1.............................................................
1.1..........................................................
1.1.1.......................................................
1.1.1.1....................................................
1.1.1.1.1.................................................
1.............................................................
1.1..........................................................
1.2..........................................................
1.2.1.......................................................
1.2.2.......................................................
2.............................................................
2.1..........................................................
2.1.1.......................................................
2.1.2.......................................................
2.1.2.1....................................................
2.1.2.2....................................................
2.2..........................................................
Agar karangan terstruktur rapi, pengarang harus membagi-bagi gagasan
dan menempatkannya sedemikian rupa dalam bab dan subbab. Kaidah pembagian
yang perlu diingat adalah segala sesuatu yang terdapat dibawah suatu tanda harus
berhubungan langsung dan takluk kepada yang membawakannya. Tanda-tanda
yang dipakai (huruf atau angka) harus ada pasangannya, minimal satu. Perhatikan
contoh berikut ini.
Benar Salah
I. ..........................................................
II. .........................................................
A. ..................................................
1. ............................................
2. ............................................
B. ..................................................
C. ..................................................
III. ........................................................
I........................................................
A. ...............................................*)
II......................................................
A. .................................................
B. .................................................
1. ........................................*)
C. .................................................
III....................................................
*) salah karena tidak ada pasangannya
Contoh pengodean (kodefikasi) kerangka topik
1. Gabungan Angka dan Huruf
I. SEBAB-SEBAB KERESAHAN BURUH
A. Finansial
1. Gaji Pokok
a. Buruh Terampil
b. Buruh Kasar
2. Perumahan
a. Buruh yang Sudah Berkeluarga
b. Buruh yang Belum Berkeluarga
3. Pemeliharaan Kesehatan
a. Buruh Lelaki
b. Buruh Perempuan
B. Politik
1. Pengaruh Serikat Buruh Perusahaan
a. Pengaruh pada Buruh Terampil
b. Pengaruh pada Buruh Kasar
2. Pengaruh dari Luar Perusahaan
a. Organisasi Politik
b. Partai Politik
2. Angka Arab (digit)
II. SEBAB-SEBAB KERESAHAN BURUH
2.1 Finansial
2.1.1 Gaji Pokok
2.1.1.1 Buruh Terampil
2.1.1.2 Buruh Kasar
2.1.2 Perumahan
2.1.2.1 Buruh yang Sudah Berkeluarga
2.1.2.2 Buruh yang Belum Berkeluarga
2.1.3 Pemeliharaan Kesehatan
2.1.3.1 Buruh Lelaki
2.1.3.2 Buruh Perempuan
2.2 Politik
2.2.1 Pengaruh Serikat Buruh Perusahaan
2.2.1.1 Pengaruh pada Buruh Terampil
2.2.1.2 Pengaruh pada Buruh Kasar
2.2.2 Pengaruh dari Luar Perusahaan
2.2.2.1 Organisasi Politik
2.2.2.2 Partai Politik
2.5 Pola Penyusunan Kerangka Karangan
Ada dua pola terpenting yang lazim dipakai untuk menyusun kerangka
karangan, yaitu (1) pola alamiah, dan (2) pola logis. Pola pertama disebut alamiah
karena penyusunan unit-unit bab dan subbabnya memakai pendekatan alamiah
yang esensial, yaitu ruang (tempat) dan waktu. Pola kedua dianamakan pola logis
karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikiran atau cara berpikir manusia
yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika (masuk akal atau tidak).
2.5.1 Pola Alamiah
Sejalan dengan uarain diatas, penyusunan kerangka karangan yang berpola
alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena
itu, urutan bab dan subbab dalam kerangka karangan berpola alamiah dapat dibagi
dua yaitu (1) urutan ruang, dan (2) urutan waktu. Yang dimaksud dengan urutan
ruang adalah pola penguraian yang menggambarkan keadaan suatu ruang; dari kiri
ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya; sedangkan urutan waktu adalah
penguraian berdasarkan urutan kejadian suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa
secara kronologis.
a) Urutan Ruang
Urutan ruang dipakai untuk mendeskripsikan suatu tempat atau ruang,
umpamanya kantor, gedung, stadion, lokasi/wilayah tertentu. Deskripsi
suatu gedung dapat dimulai dari lantai dasar sampai ke lantai tertinggi.
Berikut ini adalah contoh kerangka karangan dengan urutan ruang.
Topik: Laporan Lokasi Banjir di Indonesia
I. Banjir di Pulau Jawa
A. Banjir di Jawa Barat
1. Daerah Ciamis
2. Daerah Garut
B. Banjir di Jawa Tengah
1. Daerah Pekalongan
2. Daerah Semarang
II. Banjir di ...
b) Urutan Waktu
Urutan waktu dipakai untuk menarasikan (menceritakan) kronologi
peristiwa/kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun yang merupakan
rangkaian peristiwa. Perhatikan contoh kerangka karangan dengan urutan
waktu dibawah ini.
Topik: Riwayat Hidup Rabindranath Tagore
1. Jatidiri Rabindranath Tagore
2. Pendidikan Rabindranath Tagore
3. Karier Rabindranath Tagore
4. Akhir Hidup Rabindranath Tagore
Berdasarkan kerangka itu dapat dibuat karangan singkat yang terdiri atas
satu alinea; dapat diperluas menjadi empat alinea; bahkan dapat diperluas
menjadi satu buku yang terdiri dari empat bab. Begitulah pentingnya
membuat kerangka karangan sebelum mengarang. Perhatikan contoh
karangan singkat yang terdiri atas satu alinea yang disusun berdasarkan
kerangka diatas.
Rabindranath Tagore, pujangga tanah Hindustan lahir pada tanggal
7 Mei 1861. Ia putra keluarga brahmin, pecinta seni, taat beragama,
pembaharu masyarakat, dan kaya. Tahun 1877 ia belajar ilmu hukum ke
Inggris, tetapi segera kembali ke India untuk mengurusi tanah ayahnya
serta terjun dalam pergerakan sosial di samping menulis nyanyian, sajak,
cerpen, dan drama. Tahun 1913 ia mendapat Hadiah Nobel di bidang
kesusasteraan atas karyanya yang terkenal, Gitanjali. Setelah usianya
mencapai delapan puluh tahun, tepatnya tanggal 7 Agustus 1941,
Rabindranath Tagore meninggal dunia.
2.5.2 Pola Logis
Pola logis memakai pendekatan berdasarkan cara berpikir manusia. Cara
berpikir manusia ada beberapa macam dan pendekatannya berbeda-beda
bergantung pada sudut pandang dan tanggapan penulis terhadap topik yang akan
ditulis. Itulah sebabnya dalam kerangka berpola logis timbul variasi penempatan
unit-unit. Adapun macam-macam urutan logis adalah klimaks-antiklimaks, sebab-
akibat, pemecahan masalah, dan umu-khusus. Amatilah contoh kerangka
karangan berikut ini.
Contoh 1 (Urutan Klimaks)
Topik: Kejatuhan Soeharto
I. Praktik KKN Merajalela
II. Keresahan di Tengah Masyarakat
III. Kerusuhan Sosial di Mana-mana
IV. Kejatuhan yang Tragis
Contoh 2 (Urutan Sebab↔Akibat)
Topik: Pemukiman Tanah Tinggi Terbakar
1. Kebakaran di Tanah Tinggi
2. Penyebab Kebakaran
3. Kerugian yang Diderita Masyarakat dan Pemerintah
4. Rencana Rehabilitasi Fisik
Contoh 3 (Urutan Pemecahan Masalah)
Topik: Bahaya Ecstasy dan Upaya Mengatasinya
1. Apakah Ecstasy
2. Bahaya Ecstasy
2.1 Pengaruh Ecstasy terhadap Syaraf Pemakainya
2.2 Pengaruh Ecstasy terhadap Masyarakat
2.3 Gangguan Kesehatan Masyarakat
2.4 Gangguan Kriminalitas
3. Upaya Mengatasi Bahaya Ecstasy
4. Simpulan dan Saran
Contoh 4 (Urutan Umum↔Khusus)
Topik: Komunikasi Lisan
I. Komunikasi dan Bahasa
II. Komunikasi Lisan dan Perangkatnya
A. Kemampuan Kebahasaan
1. Olah Vokal
2. Volume dan Nada Suara
B. Kemampuan Akting
1. Mimik Muka
2. Gerakan Anggota Tubuh
III. Praktik Komunikasi Lisan
IV. .....
Sebagai rangkuman uraian tentang topik, tema, dan kerangka karangan, di
bawah ini dibuatkan bagan langkah-langkah penulisan yang seyogianya ditempuh
oleh para penulis dalam upaya memproduksi sebuah karangan.
Berikut adalah Langkah-Langkah Menulis Karangan.
Pemilihan
Topik
Pengumpulan
Data
Perumusan
Tema
Penulisan
Draf
Penyusunan
Outline
Pilih
pokok bahasan tertentu dan
tentukan ruang lingkupnya
Tetapkan
sasaran dan target, serta
rumusan pokok pikiran Anda
Sesuaikan
bentuk dan jenis karangan
dengan metode penelitian
Laksanakan
penelitian kepustakaan dan
atau penelitian lapangan
Klasifikasikan
data; lalu susun menjadi
wacana
Penyuntingan
Wacana
Suntinglah
kaidah bahasa, diksi, kalimat,
dan alinea
PENULISAN AKHIR
2.6 Pengertian Mengarang dan Karangan
Sebelum merumuskan pengertian karangan, perlu dipahami terlebih dahulu
makna kata mengarang, sebab dari kegiatan yang disebut mengarang itulah
dihasilkan suatu karangan. Mengarang berarti menyusun atau merangkai.
Karangan bunga adalah hasil dari pekerjaan menyusun/merangkai bunga.
Rangkaian bunga adalah hasil dari kegiatan merangkai bunga. Tanpa ada orang
yang merangkai melati, misalnya, tidak akan ada rangkaian melati.
Sebenarnya mengarang tidak hanya dan tidak harus tertulis. Seperti hanya
berkomunikasi, kegiatan mengarang yang juga menggunakan bahasa sebagai
mediumnya dapat berlangsung secara lisan. Seseorang yang berbicara, misalnya
dalam sebuah diskusi atau berpidato secara serta-merta (impromtu), otaknya
terlebih dahulu harus mengarang sebelum mulutnya berbicara. Pada saat
berbicara, sang pembicara itu sebetulnya “bekerja keras” mengorganisasikan isi
pembicaraannya agar teratur, terarah/terfokus, sambil memikir-mikirkan susunan
kata, pilihan kata, sruktur kalimat; bahkan cara penyajiannya (misalnya deduktif
atau induktif; klimaks atau antiklimaks). Apa yang didengar atau yang ditangkap
orang dari penyajian lisan itu, itulah karangan lisan. Akan tetapi, karena tujuan
penguraian dalam bab ini terutama mengenai karangan tertulis, pembicaraan
tentang karangan lisan tidak dilanjutkan di dalam makalah ini. Uraian singkat
tentang mengarang secara lisan tadi dimaksudkan untuk membantu pemahaman
akan arti kata mengarang.
Bertalian dengan uraian di atas penulis berpendapat bahwa mengarang adalah
pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan dan atau
mengulas topik dan tema tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa karangan
(bandingkan dengan pekerjaan merangkai bunga dengan hasil akhir berupa
rangkain bunga). Untuk perbandingan, di sini dikutipkan pendapat Widyamartaya
dan Sudiarti (1997:77). Menurut keduanya, mengarang adalah “keseluruhan
rangkaian kegiatan seseorang untuk mrngungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.” Setiap
karangan yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau
lebih luas dari alinea.
2.7 Penggolongan Karangan menurut Bobot Isinya
2.7.1 Karangan Ilmiah, Semiilmiah, dan Nonilmiah
Berdasarkan bobot isinya, karangan dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu (1)
karangan ilmiah (2) karangan semiilmiah atau ilmiah populer, dan (3) karangan
nonilmiah. Contoh karangan yang tergolong sebagai karangan ilmiah antara lain
disertai, makalah, skripsi, tesis; yang tergolong sebagai karangan semiilmiah
antara lain artikel, berita, editorial, feature, laporan, opini, tips; dan yang
tergolong sebagai karangan nonilmiah antara lain anekdot, cerpen, dongeng,
hikayat, naskah drama, novel, puisi.
Ketiga jenis karangan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Karangan
ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut
metode dan penggunaan bahasa. Kebalikan dari karangan ilmiah adalah karangan
nonilmiah, yaitu karangan yang tidak terikat pada aturan baku tadi; sedangkan
karangan semiilmiah berada di antara keduanya.
Karangan yang akan dibahas dalam makalah ini hanya dua jenis, yaitu
karangan ilmiah dan semiilmiah karena kedua jenis inilah yang banyak diperlukan
oleh mahasiswa. Beberapa karangan semiilmiah seperti artikel, laporan, opini
dapat menjadi karangan ilmiah bila memenuhi kriteria karangan ilmiah. Berikut
adalah tabel perbedaan karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah.
Perbedaan Karangan Ilmiah, Semiilmiah, Nonilmiah
Karakteristik Karangan
Ilmiah
Karangan
Semiilmiah
Karangan
Nonilmiah
sumber pengamatan,
faktual
pengamatan, faktual nonfaktual (rekaan)
sifat objektif objektif+subjektif subjektif
alur sistematis,
metodis
sistematis,
kronologis, kilas
balik (flashback)
bebas
bahasa denotatif, ragam
baku, istilah
khusus
(denotatif+konotatif)
semiformal
denotatif/konotatif.
semiformal/informal/
istilah umum/daerah
bentuk argumentasi,
campuran
eksposisi, persuasi,
deskripsi, campuran
narasi, deskripsi,
campuran
2.7.2 Ciri Karangan Ilmiah dan Semiilmiah
Sebelum merinci karangan ilmiah dan semiilmiah, ada baiknya jika dipahami
terlebih dahulu batasan kedua jenis karangan tersebut. Karangan ilmiah adalah
tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat
bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis, dan sistematis-analitis
(Suriasumantri, 1995: 307). Adapun karangan semiilmiah adalah tulisan yang
berisi informasi faktual yang diungkapkan dengan bahasa semiformal, namun
tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah sintetis-analitis karena
sering”dibumbui” opini pengarang yang terkadang subjektif.
Ada tiga ciri karangan ilmiah. Pertama, karangan ilmiah harus merupakan
pembahasan suau hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif berarti
faktanya sesuai dengan objek yang diteliti.
Kedua, tulisan ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam
pembahasan digunakan metode atau cara tertentu dengan langkah-langkah yang
teratur (sistematis) dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalahdan
penentuan strategi.
Ketiga, dalam pembahasannya tulisan ilmiah menggunakan laras ilmiah. Laras
ilmiah harus baku dan formal. Selain itu, laras ilmiah bersifat lugas agar tidak
menimbulkan penafsiran dan makna ganda (ambigu). Ciri lain laras ilmiah adalah
menggunakan istilah spesifik yang berlaku khusus dalam disiplin ilmu tertentu.
2.8 Penggolongan Karangan menurut Cara Penyajian dan Tujuan
Penulisannya
Berdasarkan cara penyajian dan tujuan penulisannya, karangan dapat
dibedakan atas enam jenis, yaitu:
1) Deskripsi (perian)
2) Narasi (kisahaan)
3) Eksposisi (paparan)
4) Argumentasi (bahasan)
5) Persuasi (ajakan)
6) Campuran/kombinasi
Dalam praktiknya, karangan murni yang dapat berdiri sendiri sebagai
karangan yang lengkap adalah narasi, eksposisi, dan persuasi; sedangkan deskripsi
dan argumentasi sering dipakai untuk melengkapi atau menjadi bagian dari
karangan lain. Contoh narasi yang bersiri sendiri adalah hikayat atau kisah.
Contoh karangan eksposisi yang berdiri sendiri sangat banyak jumlahnya. Berita-
berita dalam surat kabar adalah contoh eksposisi. Adapun contoh karangan
persuasi yang utuh adalah iklan atau lembar promosi lainnya seperti leaflet,
brosur, dan advertorial.
2.8.1 Karangan Deskripsi
Deskripsi diambil dari bahasa Inggris description yang tentu saja berhubungan
dengan kata kerja to describe (melukiskan dengan bahasa). Karangan deskripsi
merupakan karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda
sebagaimana adanya. Penggambaran sesuatu dalam karangan deskripsi
memerlukan kecermatan, pengamatan, dan ketelitian. Seorang penulis deskripsi
harus memiliki kata yang tepat sesuai dengan penggambaran objek yang
sebenarnya sehingga melahirkan imajinasi yang hidup dan segar tentang ciri-ciri,
sifat-sifat, atau hakikat dari objek yng dideskripsikan itu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan
pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya.
Supaya karangan sesuai dengan tujuan penulisnya, diperlukan suatu
pendekatan. Pendekatan adalah cara penulis meneropong atau melihat sesuatu
yang akan dituliskan. Penulis perlu mengambil sikap tertentu untuk dapat
memperoleh gambaran tentang objek yang akan ditulis. Ada dua cara pendekatan
yang dimaksud, yaitu pendekatan realistis dan pendekatan impresionistis.
1) Pendekatan Realistis
Dalam pendekatan realistis penulis dituntut memotret hal/benda seobjektif
mungkin sesuai dengan keadaan yang dilihatnya. Berikut adalah kutipan sebagai
contoh.
Predikat IDT (Inpres Desa Tertinggi) bagi Desa Tunggulturus, Tulungagung,
hampir lenyap sama sekali. Rumah warga yang dahulunya berdinding anyaman
bambu, kini hanya berjumlah hitungan jari. Yang ada kini rumah tembok bercorak
modern, bertiang beton berukir dan berjendela kaca riben. Di atas genting
berwarna-warni terpancang antena televisi, bahkan perabola. Rumah-rumah di
sana rata-rata berlantai keramik dan kamar mandinya pun tak lagi beratapan
langit.
(Disunting dari “Potret Desa Pemasok TKI di Tulungagung”,
Arif Purbadi, Media Indonesia, 12 Agustus 2002)
2) Pendekatan Impresionistis
Impresionistis adalah pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu
secara subjektif sesuai dengan impresi penulis. Isi tulisan tetap harus memberikan
sesuatu, namun cara pengungkapannya boleh dengan gaya atau cara pandang
pribadi penulisnya. Dengan pendekatan ini dimaksudkan agar setiap penulis bebas
dalam memberi pandangan dan interpretasi terhadap bagian-bagian yang dilihat,
dirasakan, atau dinikmatinya. Simaklah contoh dibawah ini.
“Lampu-lampu jalanan mengakhiri aktivitasnya. Sinar-sinarnya mulai
menghilang dari pandangan mata. Sayup-sayup suara unggas mulai memecah
kesunyian. Riang gembira kicaunya memanggil sang surya. Di sela-sela dahan
sang surya mulai menampakkan sinarnya. Kehangatan sinarnya mencairkan
embun di pucuk-pucuk dedaunan. Persada tampak ceria secerah sang penantang
pagi yang menggantungkan harapannya.”
Tulisan ini menggambarkan betapa penulis merasakan cerahnya pagi. Penulis
berusaha mengekspresikan keindahan yang dirasakannya dengan melukiskan
matahari terbit.
2.8.2 Karangan Narasi
Karangan narasi (berasal dari narration = bercerita) adalah suatu bentuk
tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk
perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa kronologis atau yang berlangsung
dalam suatu kesatuan waktu.
Dari segi sifatnya karangan narasi dapat dibedakan atas dua macam: (1) narasi
ekspositoris/ narasi faktual dan (2) narasi sugestif/ narasi berplot. Narasi yang
hanya bertujuan untuk memberi informasi kepada pembaca agar pengetahuannya
bertambah luas disebut narasi narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang mampu
menyimpulkan daya khayal mpembaca, mampu menyampaikan makna kepada
para pembaca melalui daya khayal disebut narasi sugestif. Contoh narasi sugestif
adalah novel dan cerpen. Sedangkan contoh narasi ekspositoris adalah kisah
perjalanan, otobiografi, kisah perampokan, dan cerita tentang peristiwa
pembunuhan. Kutipan di bawah ini adalah contoh karangan narasi ekspositoris
atau narasi faktual.
KHALIL GIBRAN
Khalil Gibran lahir di kota Bsharre yang dibanggakan sebagai pengawal
Hutan Cedar Suci Lebanon, tempat Raja Sulaeman mengambil kayu untuk
membangun kuil di Yerussalem. Ia lahir dari keluarga petani miskin. Ayaknya
bernama Khalil bin Gibran dan ibunya bernama Kamila.
Ketika lahir, orang tuanya memberi nama Gibran, sama seperti nama
kakek dari ayahnya. Hal ini merupakan kebiasaan orang-orang Libanon pada masa
itu. Maka lengkaplah namanya menjadi Gibran Khalil Gibran, yang kemudian
lebih dikenal denal dengan Khalil Gibran. Atas anjuran para gurunya di Amerika
yang mengagumi kejeniusannya nama yang sekarang sekaligus mengubah letak
huruf h dari nama yang diberikan orang tuanya.
Kahlil Gibran yang lahir pada 6 Januari 1883, dikenal sangat dekat dengan
ibunya. Bahkan guru Gibran yang pertama adalah ibunya sendiri. Dari janda
Hanna Abdel Salam inilah mula-mula Gibran mengenal kisahkisah terkenal
Arabia dari jaman kalifah Harun Al-Rasyid: Seribu Satu Malam dan Nyanyian-
Nyaian Perburuan Abu Nawas. Ibunya ini pulalah yang menanamkan andil besar
dalam membentuk Gibran sebagai penulis dan pelukis dunia.
Sejak Gibran kecil, Kamila, sang ibu sudah berusaha menciptakan
lingkungan yang membangkitkan perhatian Gibran pada kegiatan menulis dan
melukis dengan memberinya buku-buku cerita serta satu jilid buku kumpulan
reproduksi lukisan Leonardo da Vinci. Hal ini boleh jadi karena ibunya seorang
yang terpelajar yang menguasai beberapa bahasa Suryani seperti bahasa Perancis
dan bahasa Inggris.
Karena himpitan ekonomi yang tak tertahankan, maka pada tahun 1895,
Gibran dibawa keluarganya ke Boston, Amerika Serikat. Selama dua setengah
tahun Gibran memasuki sekolah negeri di Boston yang dikhususkan bagi anak
laki-laki. Selanjutnya ia pindah ke sekolah malam selama setahun untuk
memperdalam pengetahuan umumnya.
Untuk biaya pendidikan di sana, saudara tirinya Peter dan ibunya berjuang
keras untuk itu. Atas permintaannya sendiri, Gibran dikirim kembali oleh ibunya
ke Lebanon untuk mengembangkan bahasa Ibunya. Ia lantas masuk Madrasah al-
Hikmat (sekolah filsafat) dari tahun 1898 hingga 1901. Di sekolah ini ia
mengikutyi berbagai kuliah antara lain, hukum internasional, musik, kedokteran,
dan sejarah agama.
Gibran menamatkan pendidikannya di Madrasah al-Hikmat pada tahun
1901 dalam usia delapan belas tahun dengan mendapat pujian (cumlaode).
Sebelumnya yaitu pada tahun 1900, Gibran tercatat sebagai redaktur
majalah sastra dan filsafat Al-Hakikat (kebenaran).
Masa kepenyairan Gibran dibagi daalam dua tahap, yaitu tahap pertama
dimulai tahun 1905 dengan karya-karya antara lain: Sekilas tentang Seni Musik
(Nubdzahfi Fann al-Musiqa, 1905), Puteri-puteri Lembah (Arais al- Muruj,
1906), Jiwa-jiwa Yang Memberontak (Al-Arwah Al-Muttamarridah, 1908),
Sayap-sayap Patah (Al-Ajniha’l Muttakassirah, 1910), Air Mata dan Senyum
(Dam’ahwa ‘ibtisamah, 1914). Tahap ini disebut tahap kepenyairan Gibran dalam
bahasa Arab. Adapun tahap kedua dari tahap kepenyairan dimulai pada tahun
1918 dan disebut sebagai tahap kepenyairan dalam bahasa Inggris. Karya-
karyanya antara lain: Si Gila (The Madman, 1918), Sang Nabi (The Prophet,
1923), Pasir dan Buih (Sand and Foam, 1926) dan masih banyak lagi.
Pada akhirnya ia memang tercatat pula berhasil dalam bidang seni
lukis.Malah seorang sahabatnya yaitu Henry de Boufort, memberi komentar atas
kemampuannya dalam seni lukis dengan berkata “Dunia pasti mengharap banyak
dari penyair, pelukis Lebanon ini, yang sekarang telah menjadi William Blake
abad ke-20.
Hari-hari terakhir Gibran dihabiskannya dengan kegiatan menulis dan
melukis di sebuah studio “pertapaannya” di New York. Di sini ia hanya ditemani
oleh saudara perempuannya yang masih hidup, Mariana.
Gibran meninggal dunia pada tanggal 10 April 1931 karena sakit lever dan
paru-paru. Jasad bekunya dibawa pulang ke Lebanon dan dimakamkan di lembah
Kadisya.
(Disunting dari “Kahlil Gibran Pantas Dikenang”, tulisan Kamser
Silitonga, Kompas, 10 April 1993).
2.8.3 Karangan Eksposisi (pemaparan)
Kata eksposisi diambil dari kata bahasa Inggris exposition sebenarnya berasal
dari bahasa Latin yang berarti „membuka atau memulai‟. Memang karangan
eksposisi merupakan wacana yang bertujuan untuk memberi tahu, mengupas,
menguraikan, atau menerangkan sesuatu.
Dalam karangan eksposisi, masalah yang dikomunikasikan terutama adalah
pemberitahuan atau informasi. Informasi seperti ini dapat kita baca sehari-hari
dalam media masa, berita di ex-pose atau dipaparkan kepada pembaca dengan
tujuan memperluas panmdangan atau pengetahuan pembaca. Pembaca tidak
dipaksa untuk menerima pendapat penulis, tetapi setiap pembaca sekedar diberi
tahu bahwa ada orang yang berpendapat demikian. Karena jenis karangan
eksaposisi hanya bersifat memaparkan sesuatu, eksposisi juga dapat disebut
karangan paparan. Sebagai contoh marilah kita simak isi kutipan karangan di
bawah ini.
Contoh 1 Karangan Eksposisi
RASA TAKUT
Pernahkan Anda menghadapi situasi tertentu dengan perasaan takut ?
Bagaimana cara mengatasinya ? Rasa Takut adalah rasa dimana seseorang merasa
bahwa dirinya sedang mengalami situasi atau suasana yang menghilangkan rasa
percaya diri mereka akan sesuatu. Di bawah ini ada lima jurus untuk mengatasi
rasa takut tersebut.
Pertama, persipakan diri Anda sebaik-baiknya bila menghadapi situasi
atau suasana tertentu. Dengan memperiapkan diri saat menghadapi situasi atau
suasana tertentu Anda akan merasa siap bahkan merasa bahwa Anda telah
melewati situasi dan suasana tersebut.
Kedua, pelajari sebaik-baiknya bila menghadapi situasi tersebut. Anda
harus mempelajari baik-baik situasi apa yang sedang Anda hadapi baik ditempat
sepi maupun dikeramaian. Karena Anda akan merasa siap dengan segala suasana
dan situasi yang telah Anda pelajari.
Ketiga, pupuk dan binalah rasa percaya diri.kepercaya dirian merupakan
kunci utama anda dalam mengatasi rasa takut. Dengan percaya diri Anda merasa
bahwa Anda mampu melewati situasi dan suasana yang akan Anda lalui tanpa
terhalang oleh rasa takut.
Keempat, setelah timbul rasa percaya diri, pertebal keyakinan Anda.
Keyakinan Anda dalam mengadapi rasa takut harus dipertebal agar Anda mapu
dan yakin bahwa rasa takut iu akan hilangdengan kepercayaan diri yang kuat dan
keyakinan yang tinggi
Kelima, untuk menambah rasa percaya diri, kita harus menambah
kecakapan atau keahlian melalui latihan atau belajar sungguh-sungguh. Anda juga
haarus memiliki keahlian dan kecakaapan dalam suatu bidang, agar rasa percaya
diri anda kuat dan menghilangkan rasa takut yang melanda Anda.
Contoh 2 Karangan Eksposisi
MEMELIHARA IKAN
Ikan merupakan salah satu binatang yang biasa dipelihara oleh manusia.
Ikan sangat beragam mulai dari warna, jenis juga harganya. Dengan memelihara
ikan, akan memberikan ketenangan,kesegaran bagi pemiliknya begitu juga orang
melihatnya. Dalam memelihara ikan kita harus berhati-hati, karena jika
perawatannya tidak sesuai maka ikan air tawar, jenis dan warna ikan air laut juga
lebih beragam.
Untuk memelihara ikan, hal pertama yang harus disiapkan yaitu akuarium.
Akuarium harus ditata seindah mungkin dan sesuai dengan keadaan sebenarnya,
dengan begitu ikan-ikan akan merasa betah. Setelah akuarium diisi dengan air,
selanjutnya ikan dimasukan ke akuarium tersebut. Dalam memilih ikan sebaiknya
yang masih segar, dan kondisinya baik tanpa ada cacat ataupun goresan.
Dalam memberi makan ikan harus teratur,jangan terlalu banyak karena
akan membuat air keruh, oleh dan ikan akan mati. Memberi makanikan sebaiknya
dilakukan tiga atau sampai empat kali sehari, pilihlah makanan ikan yang sesuai
dan bergizi.
Air untuk ikan air tawar makin lama makin keruh, oleh karena itu harus
diganti minimal sekali dalam seminggu. Ketika mengganti air akuarium, ikan-ikan
harus dipindahkan terlebih dahulu ke dalam ember yang berisi air bersih.
Hati-hati dalam memilih jenis ikan, jangan sampai ikan yang besar
disatukan dengan ikan kecil, bisa-bisa ikan besar tersebut memangsa ikan kecil.
Akuarium juga dapat diletakan diruang tamu, hal ini dapat memberikan nilai
tambahyaitu membuat asri suasana dan juga memberikan kesegaran bagi orang
yang melihatnya. Kesegaran yang diberikan oleh pemandangan di akuarium dapat
membuat orang yang stress menjadibugar,dan bersemangat kembali.tak heranlah
banyak orang yang mempunyai hobi memelihara ikan, baik ikan air tawar maupun
ikan air laut.
2.8.4 Karangan Argumentasi (pembahasan)
Tujuan utama karangan argumentasi adalah untuk meyakinkan pembacan agar
menerima atau mengambil suatu doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu. Syarat
utama untuk menulis karangan argumentasi adalah penulisnya harus terampil
dalam bernalar dan menyusun ide yang logis.
Karangan argumentasi memiliki ciri:
1. Mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa
dengantujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar
menyetujuinya.
2. Mengusahakan pemecahan suatu masalah.
3. Mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai suatu
penyelesaian.
Contoh Karangan Argumentasi
ADOPSI ANAK INDONESIA OLEH ORANG ASING, MENGAPA TIDAK
?
Sebuah survey dan studi perlu dilakukan untuk meneliti dampak sosial,
budaya, dan psikologis dari praktek adopsiini sebelum orang-orang keburu
menilai yang jelek-jeknya saja. Oleh karena itu, kalau kita memang ingin
konsekuen menjadi bangsa yang berkepribadian yangmandiri, mungkin praktek-
praktek seperti pinjaman dari luar negeri, penanaman modal asing, studi keluar
negeri dan segala bentuk hubungan serta „produk‟yang berbau luar negeri lebih
baik dijauhkan. Hal ini tentu saja mustahil. kalau kita mau jujur tentang keberadan
bangsa dan negara kita, kita ini sebenarnya masih jauh sekali dari impian mejadi
negara yang mandiri, yang sejahtera dan mampu tampil sebagai negara yang
menetukan di dalam percaturan dunia.
Prosedur pengangkatan anak yang benar dan bertanggung jawab akan
diulai dengan mendeteksi keberadaan calon orang tua angkat, untuk
memperolehdata mengenai kemungkinan jaminan kehidupan dan tunjangan
pendidikan yang layak bagi anak yang akan diadopsi itu. Keinginan dan kerinduan
untuk memelihara dan menyayangi anak itu sendiri pun dapat pula dipakai
sebagai pegangan bahwa anak itu tidak akan ditelantarkan, apa lagi jika kita lihat
kegigihan calon orang tua memperjuangkan „anak‟ mereka selama ini. dengan
kata lain, hari depan yang lebih cerah diajanjikan disana, dibandingkan jika anak-
anak itu tetap tinggal disini. tentunya ini tidak berlaku bagi keluarga-keluarga
yang mapan. Tetapi bagaimana dengan keluarga yang tidak mampu, yang broken
home, anak-anak diluar nikah, serta ribuan anak lain yang tidak mempunyai
jaminan masa depan yang cerah dinegeri sendiri? salahkah jika ada pihak asing
yang denan tulus bersedia mengasuh mereka?
Adopsi anak Indonesia oleh orang asing seperti ini bukanlah pelarian
tanggung jawab sosial di negara kita. Hal ini sebaiknya dipandang sebagai salah
satualternatif pemecahan-pemecahan masalah-masalah besar yang kita hadapi,
seperti peledakan jumlah penduduk, peningkatan kesejahteraan keluarga yang
tidak mampu, serta perluasan kesempatanbagi sebagian anak untuk hidup lebih
baik.
Dari hal-hal yang yang diuraikan diatas, agaknya dapatlah
ditarikkesimpulan bahwa sebaiknya kita kita tidak terburu-buru menilai adopsi
anak Indonesia oleh orang asing itu merupakan tindakan yang memalukan seluruh
bangsa,dan oleh karena itu harus dicegah. perlulahkita mengadakan berbagai
penelitian dan pemikiran kembali, karena sebenarnya dalam hal itu masih banyak
terdapat hal-hal positif, yang justru membantu kita menyelesaikan beberapa
masalah yang mendesak. ini, kalau kita mau sedikit jujur pada diri kita sendiri.
2.8.5 Karangan Persuasi (pengajakan)
Dalam bahasa Inggris kata to persuade berarti „membujuk‟ atau
„meyakinkan.‟ Bentuk nominanya adalah „persuation‟ yang kemudian menjadi
kata pungut bahasa Indonesia: persuasi.
Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca
percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin
berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun perasaan
seseorang. Dalam karangan persuasi, fakta-fakta yang relevan dan jelas harus
diuraikan sedemikian rupa sehingga kesimpulannya dapat diterima secara
meyakinkan. Di Samping itu, dalam menulis karangan persuasi harus pula
diperhatikan penggunaan diksi yang berpengaruh kuat terhadap emosi atau
perasan pembaca.
Dalam uraian dibawah ini disajikan macam-macam persuasi ditinjau dari segi
medan pemakainya. Dari segi pemakainya karangan persuasi digolongkan
menjadi empat macam, yaitu (1) persuasi politik, (2) persuasi pendidikan, (3)
persuasi advertensi, (4) persuasi propaganda.
2.8.5.1 Persuasi Politik
Sesuai dengan namanya, persuasi politik dipakai dalam bidang politik
oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang politik dan kenegaraan. Para
ahli politik dan kenegaraan sering menggunakan pesuasi jenis ini untuk keperluan
politik dan negaranya. Kita akan bisa memahami persuasi politik lebih baik lagi,
bila kutipan berikut ini kita kaji dengan teliti. Naskah persuasi politik berikut ini
berkombinasi dengan eksposisi.
BILA SIDANG ISTIMEWA MPR HANYA BAGI-BAGI KEKUASAAN
RENDRA DAN EEP SERUKAN PEMBANGKANGAN
Setiap orang Indonesia yang sadar hak-haknya haruslah siap melakukan
gerakan Indonesia pembanggkangan warga negara. Itu perlu, terutama bila agenda
nasional berupa Sidang Istimewa (SI) MPR mendatang ini akhirnya hanya
merupakan forum konstitusional bagi para elit politik untuk berbagi kekuasaan
antar mereka hingga melupakan kepentingan umum masyarakat.
Dramawan W.S. Rendra bersama pengamat politik Eep Saefullah Fatah
disertai sejumlah praktisi ekonomi dan seniman dengan lantang menyerukan itu
dalam sebuah konfrensi pers di Kantor Dewan Kesenian Jakarta Taman Ismail
Marzuki, Jakarta, Kamis(19/7) siang.
Seruan agar masyarakat melakukan pembanggkangan warga negara ini,
kata Eep dan Rendra, diungkap sebagai wujud keprihatinan mereka sebagai warga
negara atas terjadinya arus utama politik dan ekonomi yang terus menerus
menempatkan rakyat sebagai korbannya.
Pembangkangan warga negara diperlukan, demikian argumen Eep
terutama bila proses transisi ke arah demokrasi sudah menjadi makin elitis dan
mengarah pada pembajakan demokrasi oleh kekuatan maupun pikiran yang
berpihak pada otoritarianisme.
Menurut Eep, hal inilah yang kini membayangi proses transisi yang tengah
bergulir di negara ini, terutama jika menyaksikan si MPR yang kini telah
dipersiapkan tak lebih sebagai arena pertaruhan politik kanak-kanak. Perhelatan
mahal ini dibuat demi upaya bisa melakukan pergantian kekuaasan. “Sementara
agenda mendasar yang perlu dikerjakan bisa membuat rakyat bisa keluar dari
krisis ekonomi yang mencekik dan krisis politik yang memuakkan, justru
diabaikan”, jelas Eep.
Lebih menyedihkan lagi,tambahnya,ketika arus politik dan ekonomi yang
telah menempatkan rakyat sebagai korbannya ini seolah-olah hanya dilawan oleh
pembangkangan militer dan polisi. Citra yang terbangun oleh pemberitaan pers
bahkan telah menempatkan parlemen-parlemen seolah-olah sebagai pahlawan
yang ingin melawan arus itu.”Padahal, sesungguhnya jutru DPR-lah yang telah
ikut mengalirkannya,” ujar mahasiswa Ohaio State University AS ini.
W.S Rendra menambahkan, gerakan ini jauh dari sikap anarkis. Gerakan
ini ibarat sebuah obat mujarap yang mampu mengobati kelesuan jiwa agar mampu
merebut masa depan yang baik. Karena itu, ia berpendapat perlu dibangun
konsolidasi antar sesama warga negara dan aturan-aturan main yang demokratis.
“Dari perspektif kebudayaan, situasi sekarang ini menjadi tidak menentu akibat
tidak adanya aturan-aturan yang benar. Apalagi rakyat sering dianggap sebagai
massa bukan lagi insan manusia yang juga warga negara”, jelas tokoh pendiri
Bengkel Teater ini berapi-api.
Penggiat seni, Edi Haryono, yang membaca naskah “Seruan bagi Gerakan
Pembangkitan Warga Negara”, menyebutkan, proses sosial, ekonomi, dan politik
sekarang ini berjalan ditengah ketiadaan aturan main bernegara yang demokratis
telah membiarkan tatanan hidup bernegara dikelola dipolitika dan ekonomi telah
membiarkan tatanan hidup bernegara dikelola di atas aturan main yang compang-
camping, tidak utuh dan belum demokratis.
(Kompas, 26 Juli 2001)
2.8.5.2 Persuasi Pendidikan
Persuasi pendidikan dipakai oleh orang-orang yang berkecimpung dalam
bidang pendidikan dan digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Seorang guru, misalnya, bisa menggunakan persuasi ini untuk mempengaruhi
anak supaya mereka giat berlajar, senang membaca dan lain-lain. Seorang
motivator atau inovator pendidikan bisa memanfaatkan persuasi pendidikan
dengan menampilkan konsep-konsep baru pendidikan untuk bisa dilaksanakan
oleh pelaksana pendidikan. Kutipan artikel berita ini dapat dijadikan bahan
menelaah karangan persuasi pendidikan.
KERAPIAN BERBAHASA BERKORELASI DENGAN KECERMATAN
PENALARAN
Keterampilan berbahasa perlu diposisikan berbanding sejajar dengan kerapian
berbahasa. Artinya, kepiawaian berbahasa seseorang harus didukung bahkan
ditentukan oleh kerapian atau keapikan bahasa yang digunakannya.
“Mengenai hal ini ada pandangan yang menyebutkan bahwa kerapian
berbahasa sangat berkorelasi dengan kecermatan penalaran,” kata Dr. Hasan Alwi,
mantan kepala pusat bahasa, di sela-sela seminar nasional XI Bahasa dan Sastra
indonesia, di Denpasar (Bali) yang berlangsung 10-12 juli 2001.
Menurut Hasan Alwi, pemakaian bahasa yang rapi dan dilandasi oleh
penalaran yang cermat merupakan syarat mutlak dalam keterampilan berbahasa.
Dua hal ini sekaligus akan sangat membantu kemudahan dan kelancaran dalam
berkomunikasi. Akan tetapi, kenyataan menunjukkan perpaduan ideal itu masih
jauh dari harapan. Hal ini terlihat dari penggunaan bahasa indonesia-baik tulis
maupun lisan- dikalangan masyarakat indonesia yang masih terkesan sembrono,
serta mengabaikan prinsip-prinsip dasar bahasa indonesia yang baik dan benar.
“Jika ditinjau dari segi kerapian bahasa dan kecermatan bernalar, mutu pemakaian
bahasa indonesia yang dihasilkan itu sering sekali membuat para pakar dan
pengamat bahasa berkecil hati,” kata Hasan Alwi.
(Kompas, 10 Juli 2001)
2.8.5.3 Persuasi Advertensi/Iklan
Persuasi iklan dimanfaatkan terutama dalam dunia usaha untuk
memperkenalkan suatu barang atau bentuk jasa tertentu. Lewat persuasi iklan ini
diharapkan pembaca atau pendengar menjadi kenal, senang, ingin memiliki,
berusaha untuk memiliki barang atau memakai jasa yang ditawarkan. Karena itu,
advertensi diberi predikat jalur komunikasi antara pabrik dan penyalur, pemilik
barang dan publik sebagai konsumen. Iklan itu beraneka ragam, ada yang sangat
pendek, ada pula yang panjang.
Persuasi iklan yang baik adalah persuasi yang mampu dan berhasil
merangsang konsumen membeli barang yang ditawarkan. Sebaliknya, persuasi
iklan itu tergolong sebagai persuasi yang kurang baik apabila tidak berhasil
merangsang konsumen untuk membeli barang yang diiklankan. Berikut adalah
contoh dari karangan persuasi iklan.
PALMER DAN ROLEX, HAKIKAT DARI SUKSES
Arnold Palmer dewasa ini menggebrak dunia usaha dengan kehebatan yang
sama dalam permainan golf. Ia penuh keyakinan, gigih dan berani dalam
mengambil resiko. Namun dengan perhitungan yang matang.
Palmer melibatkan diri dalam belasan kegiatan usaha di seluruh dunia, yang
membuatnya seringkali terbang untuk berbagai pertemuan dan mengemudikan
sendiri pesawat jet pribadinya.
Satu dari kegiatan-kegiatan yang paling penting adalah merancang desain dan
lanskap padang-padang golf. The Chun Shan yang menjadi padang golf baru
pertama di cina sejak tahun 1930-an adalah salah satu contoh yang luar biasa. Di
samping itu, nama Arnold Palmer pada pakaian golf, golf clubs,
jasa carter angkutan udara, pembangunan real estate, dan banyak lagi.
Di balik senyum yang telah menjadikannya tokoh televisi. Palmer merupakan
seorang pengusaha sukses yang selalu memberikan perhatian sampai ke detail.
Palmer tetap merupakan nama yang diperhitungkan di padang golf yang
mampu mempesona penonton maupun pemain handal yang dihadapinya.
Menjaga ketetapan waktu jelas merupakan tugas yang amat penting. Ia
mempercayakan pada jam tangan emas Rolex Oyster Day-date.”Bagi saya golf
sudah merupakan bagian dari jiwa. Perasaan yang sama kuatnya juga saya alami
dengan Rolex, Rolex menjalankan tugasnya dengan sempurna!”
Suatu pujian yang berharga dari orang yang sangat menghargai ketepatan
waktu.
(Intisari)
2.8.5.4 Persuasi Propaganda
Objek yang disampaikan dalam persuasi propaganda adalah informasi.
Persuasi propaganda sering dipakai dalam kegiatan kampanye. Isi kampanye
biasanya berupa informasi dan ajakan. Tujuan akhir dari kampanye adalah agar
pembaca atau pendengar menuruti isi ajakan kampanye tersebut. Pembuatan
informasi tentang seseorang yang mengidap penyakit jantung yang disertai
dengan ajakan pengumpulan dana untuk pengobatannya, atau selebaran yang
berisi informasi tentang situasi tertentu yang disertai ajakan berbuat sesuatu
adalah contoh persuasi propaganda. Perhatikan kutipan karangan persuasi
propaganda dibawah ini.
PERILAKU MENYAMPAH
Di kota-kota besar, setiap orang mencari kemudahan dalam hidup. Kebiasaan
makan, misalnya, di kota besar, restoran fast food cenderung menggunakan
kemasan yang terbuat dari plastik atau stirofoam yang sekali pakai langsung
buang. Kemasan kue dahulu menggunakan daun pisang yang bisa membusuk,
sekarang cenderung menggunakan plastik. Semua itu kebiasaan impor yang bukan
budaya indonesia. Budaya indonesia menggunakan kemasan daun pisang atau
daun jati.
Sebenarnya volume sampah bisa dikurangi drastis bukan hanya dengan
menangani sampah plastik dengan sebaik-baikna atau dengan daur ulang tetapi
bagaimana menghindari seminim mungkin perilaku menyampah. Hanya kekuatan
konsumen yang bisa menekan produsen mengurangi bahan-bahan yang makin
menambah volume sampah.
Semaksimal mungkin semua orang harus mengurangi penggunaan kemasan-
kemasan yang kemudian akan menjadi sampah yang tidak bisa hancur. Misalnya,
menghindari membeli makanan dan minuman yang menggunakan kemasan
plastik, stirofoam, atau kalaupun terpaksa membeli,ambil saja makanannya,
kemasannya dikembalikan lagi kepada penjualnya. Rasanya tidak menggunakan
kemasan plastik tidak akan mengurangi kenyamanan hidup ini.
2.8.6 Karangan Campuran
Selain merupakan karangan murni misalnya eksposisi atau persuasi, sering
ditemukan karangan campuran atau kombinasi. Isinya dapat merupakan gabungan
eksposisi dengan deskripsi, atau eksposisi dengan argumentasi. Dalam wacana
yang lain sering kita temukan narasi berperan sebagai ilustrasi bagi karangan
eksposisi atau persuasi. Untuk lebih jelasnya, bacalah contoh karangan berikut
ini.
Berbagai cara menurunkan berat badan saya coba tanpa hasil, hingga pada
akhirnya saya membaca iklan Impression di harian Kompas, Minggu 7 November
1993. Saya seperti mendapat firasat inilah program yang tepat. (karangan narasi)
Dalam kurung waktu dari sebulan, berat badan saya telah berkurang k kg.
Waktu hal ini saya kabarkan pada puteri saya, Maya, yang sekolah di New York,
anak saya mengatakan, “Ya, program itulah yang saya maksudkan, Mama, di sini
(maksudnya Amerika) juga banyak pengikut program tersebut yang berhasil”.
(karangan eksposisi)
Selama mengikuti Program Impression, saya tidak mengalami kesulitan, tidak
merasa lapar, tidak ada suntikan, tidak ada efek samping, sangat mudah dan
menyenangkan. (karangan persuasi)
Bagi saya, saat ini terasa begitu ceria, muka berseri, tubuh enteng, baju-baju
lama dapat dipakai kembali, bahkan banyak teman-teman yang jadi pangling akan
penampilan saya. (karangan persuasi)
Tetapi, penampilan bukan tujuan utama saya dalam usia hampir setengah abad
ini. Program Impression ternyata memulihkan kesehatan saya, tekanan darah
menjadi normal, kembali rata-rata 120/80, kadar gula dan kolesterol normal,
pokoknya semua terasa segar dan ringan. (karangan persuasi)
Ny. Lusia Sutanto, seorang figur tokoh pendidikan dan wiraswasta yang
sukses, ibu dari tiga orang putra-putri, pembimbing sekitar 10.000 siswa dari
bimbingan belajar, pendidikan komputer & akuntansi, bahasa Inggris, sekretaris,
program pendidikan Magister Management (M.M.), mendapat predikat sebagai
Kharisma Puteri Kebaya Kartini ‟94 dan Citra Eksekutif Indonesia 1994 setelah
mengikuti program Impression.
(Iklan Intisari, Juni 1994)
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Secara keseluruhan cara penulisan karya ilmiah yang baik sudah ditentukan, yaitu
sesuai dengan tata bahasa (EYD) dan tata tulis yang disepakati oleh masyarakat
akademik. Adapun yang masuk kedalam penelitian meliputi masalah penelitian,
tujuan, metode, kajian teori, objek data variabel dan hasil penelitian. Kemudian
cara – cara penulisan karya ilmiah yang baik adalah:
- Objektif
- Pola berfikir deduktif – induktif
- Sistematika
Tata cara penulisan karya ilmiah mencakup : penulisan kutipan, catatan kaki, dan
daftar pustaka.
Adapun bentuk – bentuk karya ilmiah meliputi :
- Karya tulis
- Makalah
- Skripsi
- Thesis
- Disertasi
- Laporan hasil peneliti
3.2 Saran
Kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Kami
mengambil dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan
dan kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik.
Apabila pembaca merasa ada kekurangan dapat membaca buku yang menjadi
referensi secara lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul, 2011, Ragam Bahasa Ilmiah, Jakarta: Rineka Cipta.
Keraf, Gorys, 2004, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Ende: Nusa
Indah, Cetakan XIII.
Rumaningsih, Endang, 2011, Mahir Berbahasa Indonesia, Semarang: Ra-SAIL (Ranah
Ilmu-ilmu Sosial Agama dan Interdisipliner), Cetakan III.
Wasito, Hermawan, 1997, Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Panduan Mahasiswa,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Winarto, Yunita T., Totok Suhardiyanto, dan Ezra M. Choesin (eds.), 2004, Karya
Tulis Ilmu Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya, Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia, Edisi 1.

More Related Content

What's hot

Etika Profesi Manajemen
Etika Profesi ManajemenEtika Profesi Manajemen
Etika Profesi ManajemenSably Az
 
MANAJEMEN KAS & SURAT BERHARGA.ppt
MANAJEMEN KAS & SURAT BERHARGA.pptMANAJEMEN KAS & SURAT BERHARGA.ppt
MANAJEMEN KAS & SURAT BERHARGA.pptMuhammadAdam465056
 
Studi kasus bisnis internasional - Analisa Teori Bisnis Internasional - Penga...
Studi kasus bisnis internasional - Analisa Teori Bisnis Internasional - Penga...Studi kasus bisnis internasional - Analisa Teori Bisnis Internasional - Penga...
Studi kasus bisnis internasional - Analisa Teori Bisnis Internasional - Penga...Suha Three
 
Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03Lia Ivvana
 
Menjadi Wirausaha Sukses
Menjadi Wirausaha SuksesMenjadi Wirausaha Sukses
Menjadi Wirausaha SuksesKacung Abdullah
 
Bab 6 jeff madura
Bab 6 jeff maduraBab 6 jeff madura
Bab 6 jeff maduraIlhab Abadi
 
Pengantar Hukum Kepailitan dan PKPU
Pengantar Hukum Kepailitan dan PKPUPengantar Hukum Kepailitan dan PKPU
Pengantar Hukum Kepailitan dan PKPUMuhamad Arifudin
 
Perdagangan Margin (Matematika Keuangan)
Perdagangan Margin (Matematika Keuangan)Perdagangan Margin (Matematika Keuangan)
Perdagangan Margin (Matematika Keuangan)Kelinci Coklat
 
Pengertian dan ruang lingkup bisnis
Pengertian dan ruang lingkup bisnisPengertian dan ruang lingkup bisnis
Pengertian dan ruang lingkup bisnisAnita Julia
 
Cara membuat proposal usaha disertai contoh proposal usaha
Cara membuat proposal usaha disertai contoh proposal usahaCara membuat proposal usaha disertai contoh proposal usaha
Cara membuat proposal usaha disertai contoh proposal usahafadjar maulana
 
Tanggung jawab sosial organisasi bisnis
Tanggung jawab sosial organisasi bisnisTanggung jawab sosial organisasi bisnis
Tanggung jawab sosial organisasi bisnisWahono Syahida
 
Tanggung jawab sosial dari organisasi
Tanggung jawab sosial dari organisasiTanggung jawab sosial dari organisasi
Tanggung jawab sosial dari organisasiKamal Kamal
 
Bab 1 jeff madura
Bab 1 jeff maduraBab 1 jeff madura
Bab 1 jeff maduraIlhab Abadi
 
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangMene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangDevy Sylvia Silaban
 

What's hot (20)

Manajemen strategi
Manajemen strategiManajemen strategi
Manajemen strategi
 
Etika Profesi Manajemen
Etika Profesi ManajemenEtika Profesi Manajemen
Etika Profesi Manajemen
 
Resiko dan ketidak pastian
Resiko dan ketidak pastianResiko dan ketidak pastian
Resiko dan ketidak pastian
 
MANAJEMEN KAS & SURAT BERHARGA.ppt
MANAJEMEN KAS & SURAT BERHARGA.pptMANAJEMEN KAS & SURAT BERHARGA.ppt
MANAJEMEN KAS & SURAT BERHARGA.ppt
 
Studi kasus bisnis internasional - Analisa Teori Bisnis Internasional - Penga...
Studi kasus bisnis internasional - Analisa Teori Bisnis Internasional - Penga...Studi kasus bisnis internasional - Analisa Teori Bisnis Internasional - Penga...
Studi kasus bisnis internasional - Analisa Teori Bisnis Internasional - Penga...
 
Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03Manajemen keuangan bab 03
Manajemen keuangan bab 03
 
Menjadi Wirausaha Sukses
Menjadi Wirausaha SuksesMenjadi Wirausaha Sukses
Menjadi Wirausaha Sukses
 
Bab 6 jeff madura
Bab 6 jeff maduraBab 6 jeff madura
Bab 6 jeff madura
 
PENDANAAN
PENDANAANPENDANAAN
PENDANAAN
 
Manajemen Kredit
Manajemen KreditManajemen Kredit
Manajemen Kredit
 
Pengantar Hukum Kepailitan dan PKPU
Pengantar Hukum Kepailitan dan PKPUPengantar Hukum Kepailitan dan PKPU
Pengantar Hukum Kepailitan dan PKPU
 
Perdagangan Margin (Matematika Keuangan)
Perdagangan Margin (Matematika Keuangan)Perdagangan Margin (Matematika Keuangan)
Perdagangan Margin (Matematika Keuangan)
 
Pengertian dan ruang lingkup bisnis
Pengertian dan ruang lingkup bisnisPengertian dan ruang lingkup bisnis
Pengertian dan ruang lingkup bisnis
 
Cara membuat proposal usaha disertai contoh proposal usaha
Cara membuat proposal usaha disertai contoh proposal usahaCara membuat proposal usaha disertai contoh proposal usaha
Cara membuat proposal usaha disertai contoh proposal usaha
 
Tanggung jawab sosial organisasi bisnis
Tanggung jawab sosial organisasi bisnisTanggung jawab sosial organisasi bisnis
Tanggung jawab sosial organisasi bisnis
 
Tanggung jawab sosial dari organisasi
Tanggung jawab sosial dari organisasiTanggung jawab sosial dari organisasi
Tanggung jawab sosial dari organisasi
 
Komposisi gorys keraf
Komposisi gorys kerafKomposisi gorys keraf
Komposisi gorys keraf
 
Manajemen Piutang
Manajemen PiutangManajemen Piutang
Manajemen Piutang
 
Bab 1 jeff madura
Bab 1 jeff maduraBab 1 jeff madura
Bab 1 jeff madura
 
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangMene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
 

Viewers also liked

Biografi, Autobiografi, artikel dan tajuk rencana
Biografi, Autobiografi, artikel dan tajuk rencanaBiografi, Autobiografi, artikel dan tajuk rencana
Biografi, Autobiografi, artikel dan tajuk rencanaRizal Effendi
 
Pengembangan Paragraf yang Koheren
Pengembangan Paragraf yang KoherenPengembangan Paragraf yang Koheren
Pengembangan Paragraf yang KoherenRidha Sutiarahmah
 
Tata tulis karya ilmiah
Tata tulis karya ilmiahTata tulis karya ilmiah
Tata tulis karya ilmiahFirdaus Fery A
 
8. perencanaan karangan
8. perencanaan karangan8. perencanaan karangan
8. perencanaan karanganbusitisahara
 
Pengantar karya ilmiah
Pengantar karya ilmiahPengantar karya ilmiah
Pengantar karya ilmiahachieasik89
 
Makalah pahlawan nasional
Makalah pahlawan nasionalMakalah pahlawan nasional
Makalah pahlawan nasionalLano Arintaka
 
kti asuhan kebidanan antenatal pada ny.“s”
kti asuhan kebidanan antenatal pada ny.“s”kti asuhan kebidanan antenatal pada ny.“s”
kti asuhan kebidanan antenatal pada ny.“s”bagadang s
 
Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3
Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3  Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3
Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3 Hendra Purnama
 
Makalah fisika besaran dan satuan
Makalah fisika besaran dan satuanMakalah fisika besaran dan satuan
Makalah fisika besaran dan satuanAhwal Dejiro
 
Jenis jenis karangan - Type of texts
Jenis jenis karangan - Type of textsJenis jenis karangan - Type of texts
Jenis jenis karangan - Type of textsAyu Monita
 
Kelas IV sd bahasa indonesia_kaswan darmadi
Kelas IV sd bahasa indonesia_kaswan darmadiKelas IV sd bahasa indonesia_kaswan darmadi
Kelas IV sd bahasa indonesia_kaswan darmadimalaikat_kecil
 

Viewers also liked (20)

Biografi, Autobiografi, artikel dan tajuk rencana
Biografi, Autobiografi, artikel dan tajuk rencanaBiografi, Autobiografi, artikel dan tajuk rencana
Biografi, Autobiografi, artikel dan tajuk rencana
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
 
Autobiografi
AutobiografiAutobiografi
Autobiografi
 
Pengembangan Paragraf yang Koheren
Pengembangan Paragraf yang KoherenPengembangan Paragraf yang Koheren
Pengembangan Paragraf yang Koheren
 
Tata tulis karya ilmiah
Tata tulis karya ilmiahTata tulis karya ilmiah
Tata tulis karya ilmiah
 
8. perencanaan karangan
8. perencanaan karangan8. perencanaan karangan
8. perencanaan karangan
 
Pengantar karya ilmiah
Pengantar karya ilmiahPengantar karya ilmiah
Pengantar karya ilmiah
 
Contoh makalah bi
Contoh makalah biContoh makalah bi
Contoh makalah bi
 
Makalah pahlawan nasional
Makalah pahlawan nasionalMakalah pahlawan nasional
Makalah pahlawan nasional
 
Proposal investasi usaha
Proposal investasi usahaProposal investasi usaha
Proposal investasi usaha
 
kti asuhan kebidanan antenatal pada ny.“s”
kti asuhan kebidanan antenatal pada ny.“s”kti asuhan kebidanan antenatal pada ny.“s”
kti asuhan kebidanan antenatal pada ny.“s”
 
Tesis transportasi laut
Tesis transportasi lautTesis transportasi laut
Tesis transportasi laut
 
Panduan Singkat Penulisan Karya Ilmiah
Panduan Singkat Penulisan Karya IlmiahPanduan Singkat Penulisan Karya Ilmiah
Panduan Singkat Penulisan Karya Ilmiah
 
Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3
Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3  Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3
Skripsi mas boyy bab 1, bab 2, bab 3
 
Makalah fisika besaran dan satuan
Makalah fisika besaran dan satuanMakalah fisika besaran dan satuan
Makalah fisika besaran dan satuan
 
Jenis jenis karangan - Type of texts
Jenis jenis karangan - Type of textsJenis jenis karangan - Type of texts
Jenis jenis karangan - Type of texts
 
Biografi pahlawan
Biografi  pahlawanBiografi  pahlawan
Biografi pahlawan
 
KIR (Karya Ilmiah Remaja)
KIR (Karya Ilmiah Remaja)KIR (Karya Ilmiah Remaja)
KIR (Karya Ilmiah Remaja)
 
Kelas IV sd bahasa indonesia_kaswan darmadi
Kelas IV sd bahasa indonesia_kaswan darmadiKelas IV sd bahasa indonesia_kaswan darmadi
Kelas IV sd bahasa indonesia_kaswan darmadi
 
Kelas v sd b
Kelas v sd bKelas v sd b
Kelas v sd b
 

Similar to Dasar Penulisan Ilmiah

Timeline Kegiatan, Target & Struktur Penulisan Makalah.pptx
Timeline Kegiatan, Target & Struktur Penulisan Makalah.pptxTimeline Kegiatan, Target & Struktur Penulisan Makalah.pptx
Timeline Kegiatan, Target & Struktur Penulisan Makalah.pptxPkuGontor1
 
TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH-KELOMPOK 5.docx
TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH-KELOMPOK 5.docxTEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH-KELOMPOK 5.docx
TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH-KELOMPOK 5.docxputri98190
 
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)Into Setiawan
 
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaContoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaReski Aprilia
 
Contoh makalah bi
Contoh makalah biContoh makalah bi
Contoh makalah bialdyzilverz
 
Makalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianMakalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianJerusman Marbun
 
Eddy - draft MODUL KTI -entokes 2022.docx
Eddy - draft MODUL KTI -entokes 2022.docxEddy - draft MODUL KTI -entokes 2022.docx
Eddy - draft MODUL KTI -entokes 2022.docxEddy Siswanto
 
Cover makalah
Cover makalahCover makalah
Cover makalahtaufiq99
 
Isi makalah bahasa indonesia_-_topik_dan_pem
Isi makalah bahasa indonesia_-_topik_dan_pemIsi makalah bahasa indonesia_-_topik_dan_pem
Isi makalah bahasa indonesia_-_topik_dan_pemrikarevika
 
Cara membuat makalah
Cara membuat makalahCara membuat makalah
Cara membuat makalahApri Kusanto
 
TAJUK RENCANA ATAU EDITORIAL.docx
TAJUK RENCANA ATAU EDITORIAL.docxTAJUK RENCANA ATAU EDITORIAL.docx
TAJUK RENCANA ATAU EDITORIAL.docxdanny110359
 
Pengembangan profesi pp ahli 2018
Pengembangan profesi pp ahli 2018Pengembangan profesi pp ahli 2018
Pengembangan profesi pp ahli 2018wong slebor
 
4. penulisan artikel dan advertorial
4. penulisan artikel  dan advertorial4. penulisan artikel  dan advertorial
4. penulisan artikel dan advertorialBinus University
 
PPT INDO TOPIK.pptx karangan dalam KTI dan analisis judul karangan
PPT INDO TOPIK.pptx karangan dalam KTI dan analisis judul karanganPPT INDO TOPIK.pptx karangan dalam KTI dan analisis judul karangan
PPT INDO TOPIK.pptx karangan dalam KTI dan analisis judul karanganEuisKomaracilvi
 
Pendahuluan makalah1
Pendahuluan makalah1Pendahuluan makalah1
Pendahuluan makalah1Yadhi Muqsith
 
Ppt Bab 2 Karya Ilmiah
Ppt Bab 2 Karya IlmiahPpt Bab 2 Karya Ilmiah
Ppt Bab 2 Karya IlmiahDoris Agusnita
 

Similar to Dasar Penulisan Ilmiah (20)

Timeline Kegiatan, Target & Struktur Penulisan Makalah.pptx
Timeline Kegiatan, Target & Struktur Penulisan Makalah.pptxTimeline Kegiatan, Target & Struktur Penulisan Makalah.pptx
Timeline Kegiatan, Target & Struktur Penulisan Makalah.pptx
 
TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH-KELOMPOK 5.docx
TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH-KELOMPOK 5.docxTEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH-KELOMPOK 5.docx
TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH-KELOMPOK 5.docx
 
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
 
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaContoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
 
Cara membuat cover
Cara membuat coverCara membuat cover
Cara membuat cover
 
Contoh makalah
Contoh makalahContoh makalah
Contoh makalah
 
Contoh makalah bi
Contoh makalah biContoh makalah bi
Contoh makalah bi
 
Karya Tulis Ilmiah
Karya Tulis IlmiahKarya Tulis Ilmiah
Karya Tulis Ilmiah
 
Makalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitianMakalah penulisan laporan penelitian
Makalah penulisan laporan penelitian
 
Eddy - draft MODUL KTI -entokes 2022.docx
Eddy - draft MODUL KTI -entokes 2022.docxEddy - draft MODUL KTI -entokes 2022.docx
Eddy - draft MODUL KTI -entokes 2022.docx
 
Cover makalah
Cover makalahCover makalah
Cover makalah
 
Isi makalah bahasa indonesia_-_topik_dan_pem
Isi makalah bahasa indonesia_-_topik_dan_pemIsi makalah bahasa indonesia_-_topik_dan_pem
Isi makalah bahasa indonesia_-_topik_dan_pem
 
93126323 perencanaan-karangan
93126323 perencanaan-karangan93126323 perencanaan-karangan
93126323 perencanaan-karangan
 
Cara membuat makalah
Cara membuat makalahCara membuat makalah
Cara membuat makalah
 
TAJUK RENCANA ATAU EDITORIAL.docx
TAJUK RENCANA ATAU EDITORIAL.docxTAJUK RENCANA ATAU EDITORIAL.docx
TAJUK RENCANA ATAU EDITORIAL.docx
 
Pengembangan profesi pp ahli 2018
Pengembangan profesi pp ahli 2018Pengembangan profesi pp ahli 2018
Pengembangan profesi pp ahli 2018
 
4. penulisan artikel dan advertorial
4. penulisan artikel  dan advertorial4. penulisan artikel  dan advertorial
4. penulisan artikel dan advertorial
 
PPT INDO TOPIK.pptx karangan dalam KTI dan analisis judul karangan
PPT INDO TOPIK.pptx karangan dalam KTI dan analisis judul karanganPPT INDO TOPIK.pptx karangan dalam KTI dan analisis judul karangan
PPT INDO TOPIK.pptx karangan dalam KTI dan analisis judul karangan
 
Pendahuluan makalah1
Pendahuluan makalah1Pendahuluan makalah1
Pendahuluan makalah1
 
Ppt Bab 2 Karya Ilmiah
Ppt Bab 2 Karya IlmiahPpt Bab 2 Karya Ilmiah
Ppt Bab 2 Karya Ilmiah
 

More from Bella Angriani

SWOT Analysis - English for Business 2
SWOT Analysis - English for Business 2SWOT Analysis - English for Business 2
SWOT Analysis - English for Business 2Bella Angriani
 
Dialog making an appointment
Dialog making an appointmentDialog making an appointment
Dialog making an appointmentBella Angriani
 
Penerapan komputer dalam bidang industri
Penerapan komputer dalam bidang industriPenerapan komputer dalam bidang industri
Penerapan komputer dalam bidang industriBella Angriani
 
Persentasi membangun e government
Persentasi membangun e governmentPersentasi membangun e government
Persentasi membangun e governmentBella Angriani
 

More from Bella Angriani (8)

Makalah shell sort
Makalah shell sortMakalah shell sort
Makalah shell sort
 
Shell sort slide
Shell sort slideShell sort slide
Shell sort slide
 
Presentation risc
Presentation riscPresentation risc
Presentation risc
 
Mandriva linux ppt
Mandriva linux pptMandriva linux ppt
Mandriva linux ppt
 
SWOT Analysis - English for Business 2
SWOT Analysis - English for Business 2SWOT Analysis - English for Business 2
SWOT Analysis - English for Business 2
 
Dialog making an appointment
Dialog making an appointmentDialog making an appointment
Dialog making an appointment
 
Penerapan komputer dalam bidang industri
Penerapan komputer dalam bidang industriPenerapan komputer dalam bidang industri
Penerapan komputer dalam bidang industri
 
Persentasi membangun e government
Persentasi membangun e governmentPersentasi membangun e government
Persentasi membangun e government
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 

Dasar Penulisan Ilmiah

  • 1. DASAR PENULISAN ILMIAH Kelompok : 10 Nama : 1. Ana Septiani 13312185 2. Atiek Fitriani Rasyid 13312303 3. Bella Angriani 13312294 4. Edhu Wiranatha 13312181 5. Sangsang Egi Pamungkas 13312318 Kelas : TI A SP Mata Kuliah : Bahasa Indonesia TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER PERGURUAN TINGGI TEKNOKRAT BANDAR LAMPUNG 2013
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas Dasar Penulisan Ilmiah. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Bandar Lampung, 11 Desember 2013 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI Kata Pengantar ....................................................................................................................i Daftar Isi..............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .......................................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................2 1.3. Tujuan Penulisan....................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Definisi Topik dan judul .......................................................................................3 2.2. Definisi Tema dan Tesis .......................................................................................4 2.3. Kerangka (Outline) Karangan...............................................................................6 2.4. Bentuk Kerangka Karangan..................................................................................7 2.5. Pola Penyusunan Kerangka Karangan ..................................................................10 2.5.1. Pola Alamiah...............................................................................................11 2.5.2. Pola Logis ...................................................................................................13 2.6. Pengertian Mengarang dan Karangan...................................................................16 2.7. Penggolongan Karangan Menurut Bobot Isinya...................................................17 2.7.1. Karangan Ilmiah, Semiilmiah, dan Nonilmiah ...........................................17 2.7.2. Ciri Karangan Ilmiah dan Semiilmiah ........................................................18 2.8. Penggolongan Karangan menurut Cara Penyajian dan Tujuan Penulisannya ................................................................................................................19 2.8.1. Karangan Deskripsi.....................................................................................20 2.8.2. Karangan Narasi..........................................................................................22 2.8.3. Karangan Eksposisi (Pemaparan) ..............................................................25 2.8.4. Karangan Argumentasi (Pembahasan).......................................................28 2.8.5. Karangan Persuasi (Pengajakan)................................................................30 2.8.5.1. Persuasi Politik...............................................................................30 2.8.5.2. Persuasi Pendidikan........................................................................33 2.8.5.3. Persuasi Advertensi/Iklan...............................................................34 2.8.5.4. Persuasi Propaganda.......................................................................35 2.8.6. Karangan Campuran ...................................................................................37 BAB III PENUTUP 3.1. Simpulan ...............................................................................................................39 3.2. Saran .....................................................................................................................39 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................40
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis pada hakekatnya dalah suatu kegiatan yang dapat dengan mudah dilakukan oleh setiap orang terutama bagi yang telah bebas B3, yaitu Buta Huruf, Buta Aksara dan Buta Pengetahuan Dasar. Namun kenyataannya banyak orang yang mengaku tidak bisa atau tidak pandai menulis, meskipun dia adalah seorang sarjana. Hal ini dapat dipahami sebab menulis bukan semata-mata aktivitas untuk merangkaikan huruf menjadi kata, dan merangkaikan kata menjadi kalimat. Lebih dari itu, menulis adalah upaya merangkaikan ide, gagasan dan atau pemikiran kedalam kalimat secara permanen, sehingga dapat dimengerti/dipahami oleh pihak lain, bahkan dapat digunakan untuk mempengaruhi ide, gagasan dan atau pemikiran orang lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menulis merupakan suatu aktivitas yang gampang-gampang susah. Artinya untuk sekedar memindahkan ide, gagasan atau bahasa lisan kedalam bahasa tulisan adalah sesuatu yang cukup mudah. Namun untuk mampu menyusun sistematika pemikiran, penggunaan ejaan dan tanda baca yang baik serta kedalaman dan ketajaman materi adalah sesuatu yang sangat sulit. Untuk itu keterampilan dan kemampuan menulis harus terus dibina/dilatih dengan disertai pengetahuan dan kemampuan yang memadai dalam aspek-aspek yang terkait dengan penulisan. Dalam hal ini menulis sebuah karya ilmiah tidaklah mudah karena dibutuhkan ketekunan, ketelitian, kesabaran, usaha yang maksimal, kerja keras dan kemauan dalam mencari berbagai sumber informasi yang sesuai sehingga dapat menghasilkan sebuah tulisan yang baik dan bermanfaat untuk orang lain.
  • 5. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu kerangka karangan? 2. Bagaimana bentuk dan pola dari suatu karangan? 3. Bagaimanakah cara menulis sebuah karangan? 4. Apa sajakah penggolongan dari suatu karangan? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui definisi dari Topik, Tema dan Kerangka Karangan 2. Dapat membedakan bentuk dan pola karangan berdasarkan jenisnya 3. Menjelaskan perbedaan mengarang dan karangan 4. Mengetahui penggolongan dari suatu karangan beserta jenis dan contoh karangannya.
  • 6. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Topik dan Judul Topik berarti pokok pembicaraan, pokok permasalahan, atau masalah yang dibicarakan, sedangkan topik karangan adalah suatu hal yang akan digarap menjadi karangan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan Masalah apa yang akan ditulis? atau Hendak menulis tentang apa? Sangat banyak permasalahan disekitar kita yang dapat dijadika topik dalam menulis sebuah karangan seperti: putus sekolah, pengangguran, kenaikan harga, keluarga berencana, polusi, kenakalan ramaja, dan sebagainya. Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai. Perlu diketahui, topik karangan ilmiah harus tentang sesuatu yang nyata, tidak boleh abstrak. Adapun judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau penjabaran dari topik. Judul lebih spesifik bila dibandingkan dengan topik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Dari uraian tersebut dapat diketahui persamaan dan perbedaan antara topik dan judul. Topik dan judul dapat memiliki persamaan dalam hal sama-sama dapat menjadi judul karangan. Namun, antara keduanya terdapat perbedaan. Topik adalah “payung besar” yang bersifat umum dan belum menggambarkan sudut pandang penulisnya, sedangkan judul lebih spesifik dan telah mengandung permasalahan yang lebih jelas atau lebih terarah dan sering telah menggambarkan sudut pandang penulisnya. Dalam penggarapan karangan ilmiah misalnya skripsi, judul memang ditetapkan pada awal proses penulisan, yaitu pada waktu pengajuan outline. Untuk diketahui, sebenarnya proses pembuatan judul itu tetap berawal dari pemilihan
  • 7. topik. Dalam hal ini, disiplin ilmu, jurusan, bidang spesifikasi/kajian yag diambil oleh mahasiswa penyusun skripsi itulah yang menjadi topik utama skripsinya. Perhatikan contoh topik dan judul berikut ini. Topik Judul 1. Pertandingan Sepak Bola PSMS Melawan Persib a. PSMS dan Persib akan Menggoyang Stadion Senayan b. Ini Dia, Dua Musuh Bebuyutan Adu Kekuatan di Senyan 2. Putus Sekolah a. Kiat Menekan Tingginya Angka Putus Sekolah b. Masalah Angka Putus Sekolah, PR bagi Ahli Pendidikan 2.2 Definisi Tema dan Tesis Tema berarti pokok pemikiran, ide, atau gagasan tertentu yang akan dituangkan oleh penulis dalam karangannya. Tema adalah sesuatu yang melatarbelakangi dan mendorong seseorang menuliskan karangannya. Ide yang kita tangkap setelah membaca tulisan seseorang terlepas dari kita menyetujui atau menolak pemikiran penulisnya, itulah yang disebut tema. Tema yang kita peroleh serelah selesai membaca karangan seseorang disebut tema akhir. Dalam karya ilmiah mahasiswa, tema harus dirumuskan sejak awal untuk diketahui oleh dosen pembimbing karya tulis. Tema seperti itu disebut tema awal. Tesis adalah pernyataan singkat tentang maksud dan tujuan penulis. Karena itu, tesis sering disebut pengungkapan maksud. Dalam karangan ilmiah murni, tesis sering disebut dengan istilah hipotesis, yaitu pernyataan yang masih rendah,
  • 8. dan oleh karena itu perlu dibuktikan kebenarannya. Perhatikan contoh dibawah ini. 1) Topik : Cara Mengemukakan Pendapat yang Efektif Tesis : Cara mengemukakan pendapat secara logis dan sistematis dengan menggunakan bahasa yang tepat dan cocok. 2) Topik : Dampak Buruk Aborsi Tesis : Dampak buruk aborsi ditinjau dari sudut pandang kesehatan, moral, dan agama. 3) Topik : Kelangkaan BBM di beberapa kota di Indonesia Tesis : Kelangkaan BBM di beberapa kota disebabkan oleh kelemahan manajemen pertamina. Dalam contoh berikut ini tampak jelas kedudukan tema dalam suatu kerangka karangan. Topik : Kemacetan Lalu-lintas Subtopik: Upaya Mengatasi Kemacetan Lalu-lintas Judul : (dapat dirancang sesuai dengan selera asal relevan dengan topik), misalnya 1. Macet Lagi, Macet Lagi, ... Pusing! 2. Lalu-lintas Macet, Penyakit Modernisasi 3. Kemacetan Lalu-lintas Dapat Memicu Stres. Tema : Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab aparat kepolisian, melainkan juag menjadi tanggungjawab seluruh warga masyarakat pemakai jalan. Permasalahan lalu lintas tidak mungkin dipecahkan tanpa bantuan semua pihak yang terkait. Dalam hal ini yang paling diperlukan adalah kesadaran berlalu- lintas secara baik, teratur, sopan, dan bertanggungjawab.
  • 9. Perumusan tema seperti contoh di atas pasti akan memudahkan penulis menyusun kerangka karangan. Penyusunan pokok-pokok bahasan dalam kerangka karangan akan lebih sulit dilakukan jika hanya berpatokan pada judul, apalagi pada topik, sebab topik dan judul belum terurai. Tema yang dirumuskan itu bukanlah satu-satunya yang dapat diketengahkan dari topik diatas. Masih banyak tema lain yang dapat dituangkan sesuai dengan pokok pikiran dan tujuan yang hendak dicapai oleh penulis. Seperti halnya topik, tema pun perlu dibatasi dan diarahkan pada fokus atau titik perhatian tertentu. 2.3 Kerangka (Outline) Karangan Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagan dan penyusunan gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan antara gagasan-gagasan. Melalui kerangka karangan pengarang dapat melihat kekuatan dan kelemahan dalam perencanaan karangannya. Dengan cara ini pengarang dapat mengadakan penyesuaian sebelum menulis (bandingkan dengan blue print atau cetak biru pembangunan gedung). Kerangka karangan mengandung rencana kerja menyusun karangan. Kerangka karangan akan mengarahkan penulis menggarap karangan secara teratur. Kerangka juga akan membantu penulis membedakan mana ide utama dan mana ide tambahan. Kerangka karangan dapat mengalami perubahan terus-menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan-catatan sederhana, tetapi dapat juga mendetail. Kerangka karangan yang
  • 10. belum final disebut outline atau kerangka sementara, sedangkan kerangka yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final atau kerangka mantap. Dalam proses penyusuna karanga ada tahapan yang harus dijalani, yaitu memilih topik dan tema, mengumpulkan data/informasi, mengatur strategi penempatan gagasan, dan menulis karangan itu sendiri. Pengaturan gagasan itulah yang dapat diumpamakan sebagai kerangka. Di dalam kerangka karangan terdapat strategi penempatan ide dan gagasan. Secara terinci kerangka karangan dapat membantu pengarang/penulis dalam hal-hal sebagai berikut (Gorys Keraf, 1988:195-196). a) Kerangka karangan akan mempermudah pengarang menuliskan karangannya dan dapat mencegah pengarang mengolah suatu ide sampai dua kali, serta mencegah pengarah keluar dai sasaran yang sudah ditetapkan. b) Kerangka karangan akan membantu pengarang mengatur atau menempatkan klimaks yang berbeda-beda di dalam karangannya. c) Bila kerangka karangan telah rapi tersusun, berarti separuh karangan sudal “selesai” karena semua ide sudah dikumpul, dirinci, dan diruntun dengan teratur. Pengarang tinggal menyusun kalimat-kalimatnya saja untuk “menyembunyikan” ide dan gagasannya. d) Kerangka karangan merupakan miniatur dari keseluruhan karangan. Melalui kerangka karangan, pembaca dapat melihat intisari ide serta struktur karangan secara menyeluruh. 2.4 Bentuk Kerangka Karangan Kerangka karangan ada dua macam, (1) kerangka topik, (2) kerangka kalimat.
  • 11. Kerangka topik terdiri atas kata, frasa, dan klausa yang ditandai dengan kode yang sudah lazim untuk menyatakan hubungan antargagasan. Tanda baca akhir (titik) tidak diperlukan karena kalimat lengkap tidak dipakai dalam kerangka topik. Kerangka kalimat lebih bersifat resmi dan unsur-unsurnya tampil berupa kalimat lengkap. Pemakaian kalimat lengkap menunjukkan diperlukan pemikiran yang lebih luas dan lebih rinci dari kerangka topik. Kerangka dibentuk dengan sistem tanda atau kode tertentu. Hubungan di antara gagasan yang ditunjukkan oleh kerangka karangan dinyatakan dengan serangkaian kode berupa huruf dan angka. Perhatikan pemakaian kode kerangka karangan berikut ini. Gabungan Angka dan Huruf Angka Arab (digit) I. .................................................. A. ............................................ 1. ...................................... a.................................... 1) .............................. I. ...................................................... A................................................... B................................................... 1. ................................................ 2.................................................. II. ...................................................... A.................................................... 1................................................... 2................................................... a. ................................................ b.................................................. B.................................................... 1............................................................. 1.1.......................................................... 1.1.1....................................................... 1.1.1.1.................................................... 1.1.1.1.1................................................. 1............................................................. 1.1.......................................................... 1.2.......................................................... 1.2.1....................................................... 1.2.2....................................................... 2............................................................. 2.1.......................................................... 2.1.1....................................................... 2.1.2....................................................... 2.1.2.1.................................................... 2.1.2.2.................................................... 2.2..........................................................
  • 12. Agar karangan terstruktur rapi, pengarang harus membagi-bagi gagasan dan menempatkannya sedemikian rupa dalam bab dan subbab. Kaidah pembagian yang perlu diingat adalah segala sesuatu yang terdapat dibawah suatu tanda harus berhubungan langsung dan takluk kepada yang membawakannya. Tanda-tanda yang dipakai (huruf atau angka) harus ada pasangannya, minimal satu. Perhatikan contoh berikut ini. Benar Salah I. .......................................................... II. ......................................................... A. .................................................. 1. ............................................ 2. ............................................ B. .................................................. C. .................................................. III. ........................................................ I........................................................ A. ...............................................*) II...................................................... A. ................................................. B. ................................................. 1. ........................................*) C. ................................................. III.................................................... *) salah karena tidak ada pasangannya Contoh pengodean (kodefikasi) kerangka topik 1. Gabungan Angka dan Huruf I. SEBAB-SEBAB KERESAHAN BURUH A. Finansial 1. Gaji Pokok a. Buruh Terampil b. Buruh Kasar 2. Perumahan a. Buruh yang Sudah Berkeluarga b. Buruh yang Belum Berkeluarga 3. Pemeliharaan Kesehatan
  • 13. a. Buruh Lelaki b. Buruh Perempuan B. Politik 1. Pengaruh Serikat Buruh Perusahaan a. Pengaruh pada Buruh Terampil b. Pengaruh pada Buruh Kasar 2. Pengaruh dari Luar Perusahaan a. Organisasi Politik b. Partai Politik 2. Angka Arab (digit) II. SEBAB-SEBAB KERESAHAN BURUH 2.1 Finansial 2.1.1 Gaji Pokok 2.1.1.1 Buruh Terampil 2.1.1.2 Buruh Kasar 2.1.2 Perumahan 2.1.2.1 Buruh yang Sudah Berkeluarga 2.1.2.2 Buruh yang Belum Berkeluarga 2.1.3 Pemeliharaan Kesehatan 2.1.3.1 Buruh Lelaki 2.1.3.2 Buruh Perempuan 2.2 Politik 2.2.1 Pengaruh Serikat Buruh Perusahaan 2.2.1.1 Pengaruh pada Buruh Terampil 2.2.1.2 Pengaruh pada Buruh Kasar 2.2.2 Pengaruh dari Luar Perusahaan 2.2.2.1 Organisasi Politik 2.2.2.2 Partai Politik 2.5 Pola Penyusunan Kerangka Karangan Ada dua pola terpenting yang lazim dipakai untuk menyusun kerangka karangan, yaitu (1) pola alamiah, dan (2) pola logis. Pola pertama disebut alamiah karena penyusunan unit-unit bab dan subbabnya memakai pendekatan alamiah
  • 14. yang esensial, yaitu ruang (tempat) dan waktu. Pola kedua dianamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikiran atau cara berpikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika (masuk akal atau tidak). 2.5.1 Pola Alamiah Sejalan dengan uarain diatas, penyusunan kerangka karangan yang berpola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu, urutan bab dan subbab dalam kerangka karangan berpola alamiah dapat dibagi dua yaitu (1) urutan ruang, dan (2) urutan waktu. Yang dimaksud dengan urutan ruang adalah pola penguraian yang menggambarkan keadaan suatu ruang; dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya; sedangkan urutan waktu adalah penguraian berdasarkan urutan kejadian suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa secara kronologis. a) Urutan Ruang Urutan ruang dipakai untuk mendeskripsikan suatu tempat atau ruang, umpamanya kantor, gedung, stadion, lokasi/wilayah tertentu. Deskripsi suatu gedung dapat dimulai dari lantai dasar sampai ke lantai tertinggi. Berikut ini adalah contoh kerangka karangan dengan urutan ruang. Topik: Laporan Lokasi Banjir di Indonesia I. Banjir di Pulau Jawa A. Banjir di Jawa Barat 1. Daerah Ciamis 2. Daerah Garut B. Banjir di Jawa Tengah 1. Daerah Pekalongan 2. Daerah Semarang II. Banjir di ...
  • 15. b) Urutan Waktu Urutan waktu dipakai untuk menarasikan (menceritakan) kronologi peristiwa/kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun yang merupakan rangkaian peristiwa. Perhatikan contoh kerangka karangan dengan urutan waktu dibawah ini. Topik: Riwayat Hidup Rabindranath Tagore 1. Jatidiri Rabindranath Tagore 2. Pendidikan Rabindranath Tagore 3. Karier Rabindranath Tagore 4. Akhir Hidup Rabindranath Tagore Berdasarkan kerangka itu dapat dibuat karangan singkat yang terdiri atas satu alinea; dapat diperluas menjadi empat alinea; bahkan dapat diperluas menjadi satu buku yang terdiri dari empat bab. Begitulah pentingnya membuat kerangka karangan sebelum mengarang. Perhatikan contoh karangan singkat yang terdiri atas satu alinea yang disusun berdasarkan kerangka diatas. Rabindranath Tagore, pujangga tanah Hindustan lahir pada tanggal 7 Mei 1861. Ia putra keluarga brahmin, pecinta seni, taat beragama, pembaharu masyarakat, dan kaya. Tahun 1877 ia belajar ilmu hukum ke Inggris, tetapi segera kembali ke India untuk mengurusi tanah ayahnya serta terjun dalam pergerakan sosial di samping menulis nyanyian, sajak, cerpen, dan drama. Tahun 1913 ia mendapat Hadiah Nobel di bidang kesusasteraan atas karyanya yang terkenal, Gitanjali. Setelah usianya mencapai delapan puluh tahun, tepatnya tanggal 7 Agustus 1941, Rabindranath Tagore meninggal dunia.
  • 16. 2.5.2 Pola Logis Pola logis memakai pendekatan berdasarkan cara berpikir manusia. Cara berpikir manusia ada beberapa macam dan pendekatannya berbeda-beda bergantung pada sudut pandang dan tanggapan penulis terhadap topik yang akan ditulis. Itulah sebabnya dalam kerangka berpola logis timbul variasi penempatan unit-unit. Adapun macam-macam urutan logis adalah klimaks-antiklimaks, sebab- akibat, pemecahan masalah, dan umu-khusus. Amatilah contoh kerangka karangan berikut ini. Contoh 1 (Urutan Klimaks) Topik: Kejatuhan Soeharto I. Praktik KKN Merajalela II. Keresahan di Tengah Masyarakat III. Kerusuhan Sosial di Mana-mana IV. Kejatuhan yang Tragis Contoh 2 (Urutan Sebab↔Akibat) Topik: Pemukiman Tanah Tinggi Terbakar 1. Kebakaran di Tanah Tinggi 2. Penyebab Kebakaran 3. Kerugian yang Diderita Masyarakat dan Pemerintah 4. Rencana Rehabilitasi Fisik Contoh 3 (Urutan Pemecahan Masalah) Topik: Bahaya Ecstasy dan Upaya Mengatasinya 1. Apakah Ecstasy 2. Bahaya Ecstasy
  • 17. 2.1 Pengaruh Ecstasy terhadap Syaraf Pemakainya 2.2 Pengaruh Ecstasy terhadap Masyarakat 2.3 Gangguan Kesehatan Masyarakat 2.4 Gangguan Kriminalitas 3. Upaya Mengatasi Bahaya Ecstasy 4. Simpulan dan Saran Contoh 4 (Urutan Umum↔Khusus) Topik: Komunikasi Lisan I. Komunikasi dan Bahasa II. Komunikasi Lisan dan Perangkatnya A. Kemampuan Kebahasaan 1. Olah Vokal 2. Volume dan Nada Suara B. Kemampuan Akting 1. Mimik Muka 2. Gerakan Anggota Tubuh III. Praktik Komunikasi Lisan IV. ..... Sebagai rangkuman uraian tentang topik, tema, dan kerangka karangan, di bawah ini dibuatkan bagan langkah-langkah penulisan yang seyogianya ditempuh oleh para penulis dalam upaya memproduksi sebuah karangan. Berikut adalah Langkah-Langkah Menulis Karangan.
  • 18. Pemilihan Topik Pengumpulan Data Perumusan Tema Penulisan Draf Penyusunan Outline Pilih pokok bahasan tertentu dan tentukan ruang lingkupnya Tetapkan sasaran dan target, serta rumusan pokok pikiran Anda Sesuaikan bentuk dan jenis karangan dengan metode penelitian Laksanakan penelitian kepustakaan dan atau penelitian lapangan Klasifikasikan data; lalu susun menjadi wacana Penyuntingan Wacana Suntinglah kaidah bahasa, diksi, kalimat, dan alinea PENULISAN AKHIR
  • 19. 2.6 Pengertian Mengarang dan Karangan Sebelum merumuskan pengertian karangan, perlu dipahami terlebih dahulu makna kata mengarang, sebab dari kegiatan yang disebut mengarang itulah dihasilkan suatu karangan. Mengarang berarti menyusun atau merangkai. Karangan bunga adalah hasil dari pekerjaan menyusun/merangkai bunga. Rangkaian bunga adalah hasil dari kegiatan merangkai bunga. Tanpa ada orang yang merangkai melati, misalnya, tidak akan ada rangkaian melati. Sebenarnya mengarang tidak hanya dan tidak harus tertulis. Seperti hanya berkomunikasi, kegiatan mengarang yang juga menggunakan bahasa sebagai mediumnya dapat berlangsung secara lisan. Seseorang yang berbicara, misalnya dalam sebuah diskusi atau berpidato secara serta-merta (impromtu), otaknya terlebih dahulu harus mengarang sebelum mulutnya berbicara. Pada saat berbicara, sang pembicara itu sebetulnya “bekerja keras” mengorganisasikan isi pembicaraannya agar teratur, terarah/terfokus, sambil memikir-mikirkan susunan kata, pilihan kata, sruktur kalimat; bahkan cara penyajiannya (misalnya deduktif atau induktif; klimaks atau antiklimaks). Apa yang didengar atau yang ditangkap orang dari penyajian lisan itu, itulah karangan lisan. Akan tetapi, karena tujuan penguraian dalam bab ini terutama mengenai karangan tertulis, pembicaraan tentang karangan lisan tidak dilanjutkan di dalam makalah ini. Uraian singkat tentang mengarang secara lisan tadi dimaksudkan untuk membantu pemahaman akan arti kata mengarang. Bertalian dengan uraian di atas penulis berpendapat bahwa mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan dan atau mengulas topik dan tema tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa karangan (bandingkan dengan pekerjaan merangkai bunga dengan hasil akhir berupa rangkain bunga). Untuk perbandingan, di sini dikutipkan pendapat Widyamartaya dan Sudiarti (1997:77). Menurut keduanya, mengarang adalah “keseluruhan
  • 20. rangkaian kegiatan seseorang untuk mrngungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.” Setiap karangan yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea. 2.7 Penggolongan Karangan menurut Bobot Isinya 2.7.1 Karangan Ilmiah, Semiilmiah, dan Nonilmiah Berdasarkan bobot isinya, karangan dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu (1) karangan ilmiah (2) karangan semiilmiah atau ilmiah populer, dan (3) karangan nonilmiah. Contoh karangan yang tergolong sebagai karangan ilmiah antara lain disertai, makalah, skripsi, tesis; yang tergolong sebagai karangan semiilmiah antara lain artikel, berita, editorial, feature, laporan, opini, tips; dan yang tergolong sebagai karangan nonilmiah antara lain anekdot, cerpen, dongeng, hikayat, naskah drama, novel, puisi. Ketiga jenis karangan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Karangan ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Kebalikan dari karangan ilmiah adalah karangan nonilmiah, yaitu karangan yang tidak terikat pada aturan baku tadi; sedangkan karangan semiilmiah berada di antara keduanya. Karangan yang akan dibahas dalam makalah ini hanya dua jenis, yaitu karangan ilmiah dan semiilmiah karena kedua jenis inilah yang banyak diperlukan oleh mahasiswa. Beberapa karangan semiilmiah seperti artikel, laporan, opini dapat menjadi karangan ilmiah bila memenuhi kriteria karangan ilmiah. Berikut adalah tabel perbedaan karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah.
  • 21. Perbedaan Karangan Ilmiah, Semiilmiah, Nonilmiah Karakteristik Karangan Ilmiah Karangan Semiilmiah Karangan Nonilmiah sumber pengamatan, faktual pengamatan, faktual nonfaktual (rekaan) sifat objektif objektif+subjektif subjektif alur sistematis, metodis sistematis, kronologis, kilas balik (flashback) bebas bahasa denotatif, ragam baku, istilah khusus (denotatif+konotatif) semiformal denotatif/konotatif. semiformal/informal/ istilah umum/daerah bentuk argumentasi, campuran eksposisi, persuasi, deskripsi, campuran narasi, deskripsi, campuran 2.7.2 Ciri Karangan Ilmiah dan Semiilmiah Sebelum merinci karangan ilmiah dan semiilmiah, ada baiknya jika dipahami terlebih dahulu batasan kedua jenis karangan tersebut. Karangan ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis, dan sistematis-analitis (Suriasumantri, 1995: 307). Adapun karangan semiilmiah adalah tulisan yang berisi informasi faktual yang diungkapkan dengan bahasa semiformal, namun tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah sintetis-analitis karena sering”dibumbui” opini pengarang yang terkadang subjektif.
  • 22. Ada tiga ciri karangan ilmiah. Pertama, karangan ilmiah harus merupakan pembahasan suau hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif berarti faktanya sesuai dengan objek yang diteliti. Kedua, tulisan ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan digunakan metode atau cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur (sistematis) dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalahdan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya tulisan ilmiah menggunakan laras ilmiah. Laras ilmiah harus baku dan formal. Selain itu, laras ilmiah bersifat lugas agar tidak menimbulkan penafsiran dan makna ganda (ambigu). Ciri lain laras ilmiah adalah menggunakan istilah spesifik yang berlaku khusus dalam disiplin ilmu tertentu. 2.8 Penggolongan Karangan menurut Cara Penyajian dan Tujuan Penulisannya Berdasarkan cara penyajian dan tujuan penulisannya, karangan dapat dibedakan atas enam jenis, yaitu: 1) Deskripsi (perian) 2) Narasi (kisahaan) 3) Eksposisi (paparan) 4) Argumentasi (bahasan) 5) Persuasi (ajakan) 6) Campuran/kombinasi Dalam praktiknya, karangan murni yang dapat berdiri sendiri sebagai karangan yang lengkap adalah narasi, eksposisi, dan persuasi; sedangkan deskripsi dan argumentasi sering dipakai untuk melengkapi atau menjadi bagian dari karangan lain. Contoh narasi yang bersiri sendiri adalah hikayat atau kisah.
  • 23. Contoh karangan eksposisi yang berdiri sendiri sangat banyak jumlahnya. Berita- berita dalam surat kabar adalah contoh eksposisi. Adapun contoh karangan persuasi yang utuh adalah iklan atau lembar promosi lainnya seperti leaflet, brosur, dan advertorial. 2.8.1 Karangan Deskripsi Deskripsi diambil dari bahasa Inggris description yang tentu saja berhubungan dengan kata kerja to describe (melukiskan dengan bahasa). Karangan deskripsi merupakan karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda sebagaimana adanya. Penggambaran sesuatu dalam karangan deskripsi memerlukan kecermatan, pengamatan, dan ketelitian. Seorang penulis deskripsi harus memiliki kata yang tepat sesuai dengan penggambaran objek yang sebenarnya sehingga melahirkan imajinasi yang hidup dan segar tentang ciri-ciri, sifat-sifat, atau hakikat dari objek yng dideskripsikan itu. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya. Supaya karangan sesuai dengan tujuan penulisnya, diperlukan suatu pendekatan. Pendekatan adalah cara penulis meneropong atau melihat sesuatu yang akan dituliskan. Penulis perlu mengambil sikap tertentu untuk dapat memperoleh gambaran tentang objek yang akan ditulis. Ada dua cara pendekatan yang dimaksud, yaitu pendekatan realistis dan pendekatan impresionistis. 1) Pendekatan Realistis Dalam pendekatan realistis penulis dituntut memotret hal/benda seobjektif mungkin sesuai dengan keadaan yang dilihatnya. Berikut adalah kutipan sebagai contoh.
  • 24. Predikat IDT (Inpres Desa Tertinggi) bagi Desa Tunggulturus, Tulungagung, hampir lenyap sama sekali. Rumah warga yang dahulunya berdinding anyaman bambu, kini hanya berjumlah hitungan jari. Yang ada kini rumah tembok bercorak modern, bertiang beton berukir dan berjendela kaca riben. Di atas genting berwarna-warni terpancang antena televisi, bahkan perabola. Rumah-rumah di sana rata-rata berlantai keramik dan kamar mandinya pun tak lagi beratapan langit. (Disunting dari “Potret Desa Pemasok TKI di Tulungagung”, Arif Purbadi, Media Indonesia, 12 Agustus 2002) 2) Pendekatan Impresionistis Impresionistis adalah pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif sesuai dengan impresi penulis. Isi tulisan tetap harus memberikan sesuatu, namun cara pengungkapannya boleh dengan gaya atau cara pandang pribadi penulisnya. Dengan pendekatan ini dimaksudkan agar setiap penulis bebas dalam memberi pandangan dan interpretasi terhadap bagian-bagian yang dilihat, dirasakan, atau dinikmatinya. Simaklah contoh dibawah ini. “Lampu-lampu jalanan mengakhiri aktivitasnya. Sinar-sinarnya mulai menghilang dari pandangan mata. Sayup-sayup suara unggas mulai memecah kesunyian. Riang gembira kicaunya memanggil sang surya. Di sela-sela dahan sang surya mulai menampakkan sinarnya. Kehangatan sinarnya mencairkan embun di pucuk-pucuk dedaunan. Persada tampak ceria secerah sang penantang pagi yang menggantungkan harapannya.” Tulisan ini menggambarkan betapa penulis merasakan cerahnya pagi. Penulis berusaha mengekspresikan keindahan yang dirasakannya dengan melukiskan matahari terbit.
  • 25. 2.8.2 Karangan Narasi Karangan narasi (berasal dari narration = bercerita) adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu. Dari segi sifatnya karangan narasi dapat dibedakan atas dua macam: (1) narasi ekspositoris/ narasi faktual dan (2) narasi sugestif/ narasi berplot. Narasi yang hanya bertujuan untuk memberi informasi kepada pembaca agar pengetahuannya bertambah luas disebut narasi narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang mampu menyimpulkan daya khayal mpembaca, mampu menyampaikan makna kepada para pembaca melalui daya khayal disebut narasi sugestif. Contoh narasi sugestif adalah novel dan cerpen. Sedangkan contoh narasi ekspositoris adalah kisah perjalanan, otobiografi, kisah perampokan, dan cerita tentang peristiwa pembunuhan. Kutipan di bawah ini adalah contoh karangan narasi ekspositoris atau narasi faktual. KHALIL GIBRAN Khalil Gibran lahir di kota Bsharre yang dibanggakan sebagai pengawal Hutan Cedar Suci Lebanon, tempat Raja Sulaeman mengambil kayu untuk membangun kuil di Yerussalem. Ia lahir dari keluarga petani miskin. Ayaknya bernama Khalil bin Gibran dan ibunya bernama Kamila. Ketika lahir, orang tuanya memberi nama Gibran, sama seperti nama kakek dari ayahnya. Hal ini merupakan kebiasaan orang-orang Libanon pada masa itu. Maka lengkaplah namanya menjadi Gibran Khalil Gibran, yang kemudian lebih dikenal denal dengan Khalil Gibran. Atas anjuran para gurunya di Amerika yang mengagumi kejeniusannya nama yang sekarang sekaligus mengubah letak huruf h dari nama yang diberikan orang tuanya.
  • 26. Kahlil Gibran yang lahir pada 6 Januari 1883, dikenal sangat dekat dengan ibunya. Bahkan guru Gibran yang pertama adalah ibunya sendiri. Dari janda Hanna Abdel Salam inilah mula-mula Gibran mengenal kisahkisah terkenal Arabia dari jaman kalifah Harun Al-Rasyid: Seribu Satu Malam dan Nyanyian- Nyaian Perburuan Abu Nawas. Ibunya ini pulalah yang menanamkan andil besar dalam membentuk Gibran sebagai penulis dan pelukis dunia. Sejak Gibran kecil, Kamila, sang ibu sudah berusaha menciptakan lingkungan yang membangkitkan perhatian Gibran pada kegiatan menulis dan melukis dengan memberinya buku-buku cerita serta satu jilid buku kumpulan reproduksi lukisan Leonardo da Vinci. Hal ini boleh jadi karena ibunya seorang yang terpelajar yang menguasai beberapa bahasa Suryani seperti bahasa Perancis dan bahasa Inggris. Karena himpitan ekonomi yang tak tertahankan, maka pada tahun 1895, Gibran dibawa keluarganya ke Boston, Amerika Serikat. Selama dua setengah tahun Gibran memasuki sekolah negeri di Boston yang dikhususkan bagi anak laki-laki. Selanjutnya ia pindah ke sekolah malam selama setahun untuk memperdalam pengetahuan umumnya. Untuk biaya pendidikan di sana, saudara tirinya Peter dan ibunya berjuang keras untuk itu. Atas permintaannya sendiri, Gibran dikirim kembali oleh ibunya ke Lebanon untuk mengembangkan bahasa Ibunya. Ia lantas masuk Madrasah al- Hikmat (sekolah filsafat) dari tahun 1898 hingga 1901. Di sekolah ini ia mengikutyi berbagai kuliah antara lain, hukum internasional, musik, kedokteran, dan sejarah agama. Gibran menamatkan pendidikannya di Madrasah al-Hikmat pada tahun 1901 dalam usia delapan belas tahun dengan mendapat pujian (cumlaode).
  • 27. Sebelumnya yaitu pada tahun 1900, Gibran tercatat sebagai redaktur majalah sastra dan filsafat Al-Hakikat (kebenaran). Masa kepenyairan Gibran dibagi daalam dua tahap, yaitu tahap pertama dimulai tahun 1905 dengan karya-karya antara lain: Sekilas tentang Seni Musik (Nubdzahfi Fann al-Musiqa, 1905), Puteri-puteri Lembah (Arais al- Muruj, 1906), Jiwa-jiwa Yang Memberontak (Al-Arwah Al-Muttamarridah, 1908), Sayap-sayap Patah (Al-Ajniha’l Muttakassirah, 1910), Air Mata dan Senyum (Dam’ahwa ‘ibtisamah, 1914). Tahap ini disebut tahap kepenyairan Gibran dalam bahasa Arab. Adapun tahap kedua dari tahap kepenyairan dimulai pada tahun 1918 dan disebut sebagai tahap kepenyairan dalam bahasa Inggris. Karya- karyanya antara lain: Si Gila (The Madman, 1918), Sang Nabi (The Prophet, 1923), Pasir dan Buih (Sand and Foam, 1926) dan masih banyak lagi. Pada akhirnya ia memang tercatat pula berhasil dalam bidang seni lukis.Malah seorang sahabatnya yaitu Henry de Boufort, memberi komentar atas kemampuannya dalam seni lukis dengan berkata “Dunia pasti mengharap banyak dari penyair, pelukis Lebanon ini, yang sekarang telah menjadi William Blake abad ke-20. Hari-hari terakhir Gibran dihabiskannya dengan kegiatan menulis dan melukis di sebuah studio “pertapaannya” di New York. Di sini ia hanya ditemani oleh saudara perempuannya yang masih hidup, Mariana. Gibran meninggal dunia pada tanggal 10 April 1931 karena sakit lever dan paru-paru. Jasad bekunya dibawa pulang ke Lebanon dan dimakamkan di lembah Kadisya. (Disunting dari “Kahlil Gibran Pantas Dikenang”, tulisan Kamser Silitonga, Kompas, 10 April 1993).
  • 28. 2.8.3 Karangan Eksposisi (pemaparan) Kata eksposisi diambil dari kata bahasa Inggris exposition sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti „membuka atau memulai‟. Memang karangan eksposisi merupakan wacana yang bertujuan untuk memberi tahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Dalam karangan eksposisi, masalah yang dikomunikasikan terutama adalah pemberitahuan atau informasi. Informasi seperti ini dapat kita baca sehari-hari dalam media masa, berita di ex-pose atau dipaparkan kepada pembaca dengan tujuan memperluas panmdangan atau pengetahuan pembaca. Pembaca tidak dipaksa untuk menerima pendapat penulis, tetapi setiap pembaca sekedar diberi tahu bahwa ada orang yang berpendapat demikian. Karena jenis karangan eksaposisi hanya bersifat memaparkan sesuatu, eksposisi juga dapat disebut karangan paparan. Sebagai contoh marilah kita simak isi kutipan karangan di bawah ini. Contoh 1 Karangan Eksposisi RASA TAKUT Pernahkan Anda menghadapi situasi tertentu dengan perasaan takut ? Bagaimana cara mengatasinya ? Rasa Takut adalah rasa dimana seseorang merasa bahwa dirinya sedang mengalami situasi atau suasana yang menghilangkan rasa percaya diri mereka akan sesuatu. Di bawah ini ada lima jurus untuk mengatasi rasa takut tersebut. Pertama, persipakan diri Anda sebaik-baiknya bila menghadapi situasi atau suasana tertentu. Dengan memperiapkan diri saat menghadapi situasi atau
  • 29. suasana tertentu Anda akan merasa siap bahkan merasa bahwa Anda telah melewati situasi dan suasana tersebut. Kedua, pelajari sebaik-baiknya bila menghadapi situasi tersebut. Anda harus mempelajari baik-baik situasi apa yang sedang Anda hadapi baik ditempat sepi maupun dikeramaian. Karena Anda akan merasa siap dengan segala suasana dan situasi yang telah Anda pelajari. Ketiga, pupuk dan binalah rasa percaya diri.kepercaya dirian merupakan kunci utama anda dalam mengatasi rasa takut. Dengan percaya diri Anda merasa bahwa Anda mampu melewati situasi dan suasana yang akan Anda lalui tanpa terhalang oleh rasa takut. Keempat, setelah timbul rasa percaya diri, pertebal keyakinan Anda. Keyakinan Anda dalam mengadapi rasa takut harus dipertebal agar Anda mapu dan yakin bahwa rasa takut iu akan hilangdengan kepercayaan diri yang kuat dan keyakinan yang tinggi Kelima, untuk menambah rasa percaya diri, kita harus menambah kecakapan atau keahlian melalui latihan atau belajar sungguh-sungguh. Anda juga haarus memiliki keahlian dan kecakaapan dalam suatu bidang, agar rasa percaya diri anda kuat dan menghilangkan rasa takut yang melanda Anda. Contoh 2 Karangan Eksposisi MEMELIHARA IKAN Ikan merupakan salah satu binatang yang biasa dipelihara oleh manusia. Ikan sangat beragam mulai dari warna, jenis juga harganya. Dengan memelihara ikan, akan memberikan ketenangan,kesegaran bagi pemiliknya begitu juga orang melihatnya. Dalam memelihara ikan kita harus berhati-hati, karena jika
  • 30. perawatannya tidak sesuai maka ikan air tawar, jenis dan warna ikan air laut juga lebih beragam. Untuk memelihara ikan, hal pertama yang harus disiapkan yaitu akuarium. Akuarium harus ditata seindah mungkin dan sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan begitu ikan-ikan akan merasa betah. Setelah akuarium diisi dengan air, selanjutnya ikan dimasukan ke akuarium tersebut. Dalam memilih ikan sebaiknya yang masih segar, dan kondisinya baik tanpa ada cacat ataupun goresan. Dalam memberi makan ikan harus teratur,jangan terlalu banyak karena akan membuat air keruh, oleh dan ikan akan mati. Memberi makanikan sebaiknya dilakukan tiga atau sampai empat kali sehari, pilihlah makanan ikan yang sesuai dan bergizi. Air untuk ikan air tawar makin lama makin keruh, oleh karena itu harus diganti minimal sekali dalam seminggu. Ketika mengganti air akuarium, ikan-ikan harus dipindahkan terlebih dahulu ke dalam ember yang berisi air bersih. Hati-hati dalam memilih jenis ikan, jangan sampai ikan yang besar disatukan dengan ikan kecil, bisa-bisa ikan besar tersebut memangsa ikan kecil. Akuarium juga dapat diletakan diruang tamu, hal ini dapat memberikan nilai tambahyaitu membuat asri suasana dan juga memberikan kesegaran bagi orang yang melihatnya. Kesegaran yang diberikan oleh pemandangan di akuarium dapat membuat orang yang stress menjadibugar,dan bersemangat kembali.tak heranlah banyak orang yang mempunyai hobi memelihara ikan, baik ikan air tawar maupun ikan air laut.
  • 31. 2.8.4 Karangan Argumentasi (pembahasan) Tujuan utama karangan argumentasi adalah untuk meyakinkan pembacan agar menerima atau mengambil suatu doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu. Syarat utama untuk menulis karangan argumentasi adalah penulisnya harus terampil dalam bernalar dan menyusun ide yang logis. Karangan argumentasi memiliki ciri: 1. Mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengantujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujuinya. 2. Mengusahakan pemecahan suatu masalah. 3. Mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai suatu penyelesaian. Contoh Karangan Argumentasi ADOPSI ANAK INDONESIA OLEH ORANG ASING, MENGAPA TIDAK ? Sebuah survey dan studi perlu dilakukan untuk meneliti dampak sosial, budaya, dan psikologis dari praktek adopsiini sebelum orang-orang keburu menilai yang jelek-jeknya saja. Oleh karena itu, kalau kita memang ingin konsekuen menjadi bangsa yang berkepribadian yangmandiri, mungkin praktek- praktek seperti pinjaman dari luar negeri, penanaman modal asing, studi keluar negeri dan segala bentuk hubungan serta „produk‟yang berbau luar negeri lebih baik dijauhkan. Hal ini tentu saja mustahil. kalau kita mau jujur tentang keberadan bangsa dan negara kita, kita ini sebenarnya masih jauh sekali dari impian mejadi negara yang mandiri, yang sejahtera dan mampu tampil sebagai negara yang menetukan di dalam percaturan dunia.
  • 32. Prosedur pengangkatan anak yang benar dan bertanggung jawab akan diulai dengan mendeteksi keberadaan calon orang tua angkat, untuk memperolehdata mengenai kemungkinan jaminan kehidupan dan tunjangan pendidikan yang layak bagi anak yang akan diadopsi itu. Keinginan dan kerinduan untuk memelihara dan menyayangi anak itu sendiri pun dapat pula dipakai sebagai pegangan bahwa anak itu tidak akan ditelantarkan, apa lagi jika kita lihat kegigihan calon orang tua memperjuangkan „anak‟ mereka selama ini. dengan kata lain, hari depan yang lebih cerah diajanjikan disana, dibandingkan jika anak- anak itu tetap tinggal disini. tentunya ini tidak berlaku bagi keluarga-keluarga yang mapan. Tetapi bagaimana dengan keluarga yang tidak mampu, yang broken home, anak-anak diluar nikah, serta ribuan anak lain yang tidak mempunyai jaminan masa depan yang cerah dinegeri sendiri? salahkah jika ada pihak asing yang denan tulus bersedia mengasuh mereka? Adopsi anak Indonesia oleh orang asing seperti ini bukanlah pelarian tanggung jawab sosial di negara kita. Hal ini sebaiknya dipandang sebagai salah satualternatif pemecahan-pemecahan masalah-masalah besar yang kita hadapi, seperti peledakan jumlah penduduk, peningkatan kesejahteraan keluarga yang tidak mampu, serta perluasan kesempatanbagi sebagian anak untuk hidup lebih baik. Dari hal-hal yang yang diuraikan diatas, agaknya dapatlah ditarikkesimpulan bahwa sebaiknya kita kita tidak terburu-buru menilai adopsi anak Indonesia oleh orang asing itu merupakan tindakan yang memalukan seluruh bangsa,dan oleh karena itu harus dicegah. perlulahkita mengadakan berbagai penelitian dan pemikiran kembali, karena sebenarnya dalam hal itu masih banyak terdapat hal-hal positif, yang justru membantu kita menyelesaikan beberapa masalah yang mendesak. ini, kalau kita mau sedikit jujur pada diri kita sendiri.
  • 33. 2.8.5 Karangan Persuasi (pengajakan) Dalam bahasa Inggris kata to persuade berarti „membujuk‟ atau „meyakinkan.‟ Bentuk nominanya adalah „persuation‟ yang kemudian menjadi kata pungut bahasa Indonesia: persuasi. Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun perasaan seseorang. Dalam karangan persuasi, fakta-fakta yang relevan dan jelas harus diuraikan sedemikian rupa sehingga kesimpulannya dapat diterima secara meyakinkan. Di Samping itu, dalam menulis karangan persuasi harus pula diperhatikan penggunaan diksi yang berpengaruh kuat terhadap emosi atau perasan pembaca. Dalam uraian dibawah ini disajikan macam-macam persuasi ditinjau dari segi medan pemakainya. Dari segi pemakainya karangan persuasi digolongkan menjadi empat macam, yaitu (1) persuasi politik, (2) persuasi pendidikan, (3) persuasi advertensi, (4) persuasi propaganda. 2.8.5.1 Persuasi Politik Sesuai dengan namanya, persuasi politik dipakai dalam bidang politik oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang politik dan kenegaraan. Para ahli politik dan kenegaraan sering menggunakan pesuasi jenis ini untuk keperluan politik dan negaranya. Kita akan bisa memahami persuasi politik lebih baik lagi, bila kutipan berikut ini kita kaji dengan teliti. Naskah persuasi politik berikut ini berkombinasi dengan eksposisi.
  • 34. BILA SIDANG ISTIMEWA MPR HANYA BAGI-BAGI KEKUASAAN RENDRA DAN EEP SERUKAN PEMBANGKANGAN Setiap orang Indonesia yang sadar hak-haknya haruslah siap melakukan gerakan Indonesia pembanggkangan warga negara. Itu perlu, terutama bila agenda nasional berupa Sidang Istimewa (SI) MPR mendatang ini akhirnya hanya merupakan forum konstitusional bagi para elit politik untuk berbagi kekuasaan antar mereka hingga melupakan kepentingan umum masyarakat. Dramawan W.S. Rendra bersama pengamat politik Eep Saefullah Fatah disertai sejumlah praktisi ekonomi dan seniman dengan lantang menyerukan itu dalam sebuah konfrensi pers di Kantor Dewan Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis(19/7) siang. Seruan agar masyarakat melakukan pembanggkangan warga negara ini, kata Eep dan Rendra, diungkap sebagai wujud keprihatinan mereka sebagai warga negara atas terjadinya arus utama politik dan ekonomi yang terus menerus menempatkan rakyat sebagai korbannya. Pembangkangan warga negara diperlukan, demikian argumen Eep terutama bila proses transisi ke arah demokrasi sudah menjadi makin elitis dan mengarah pada pembajakan demokrasi oleh kekuatan maupun pikiran yang berpihak pada otoritarianisme. Menurut Eep, hal inilah yang kini membayangi proses transisi yang tengah bergulir di negara ini, terutama jika menyaksikan si MPR yang kini telah dipersiapkan tak lebih sebagai arena pertaruhan politik kanak-kanak. Perhelatan mahal ini dibuat demi upaya bisa melakukan pergantian kekuaasan. “Sementara agenda mendasar yang perlu dikerjakan bisa membuat rakyat bisa keluar dari
  • 35. krisis ekonomi yang mencekik dan krisis politik yang memuakkan, justru diabaikan”, jelas Eep. Lebih menyedihkan lagi,tambahnya,ketika arus politik dan ekonomi yang telah menempatkan rakyat sebagai korbannya ini seolah-olah hanya dilawan oleh pembangkangan militer dan polisi. Citra yang terbangun oleh pemberitaan pers bahkan telah menempatkan parlemen-parlemen seolah-olah sebagai pahlawan yang ingin melawan arus itu.”Padahal, sesungguhnya jutru DPR-lah yang telah ikut mengalirkannya,” ujar mahasiswa Ohaio State University AS ini. W.S Rendra menambahkan, gerakan ini jauh dari sikap anarkis. Gerakan ini ibarat sebuah obat mujarap yang mampu mengobati kelesuan jiwa agar mampu merebut masa depan yang baik. Karena itu, ia berpendapat perlu dibangun konsolidasi antar sesama warga negara dan aturan-aturan main yang demokratis. “Dari perspektif kebudayaan, situasi sekarang ini menjadi tidak menentu akibat tidak adanya aturan-aturan yang benar. Apalagi rakyat sering dianggap sebagai massa bukan lagi insan manusia yang juga warga negara”, jelas tokoh pendiri Bengkel Teater ini berapi-api. Penggiat seni, Edi Haryono, yang membaca naskah “Seruan bagi Gerakan Pembangkitan Warga Negara”, menyebutkan, proses sosial, ekonomi, dan politik sekarang ini berjalan ditengah ketiadaan aturan main bernegara yang demokratis telah membiarkan tatanan hidup bernegara dikelola dipolitika dan ekonomi telah membiarkan tatanan hidup bernegara dikelola di atas aturan main yang compang- camping, tidak utuh dan belum demokratis. (Kompas, 26 Juli 2001)
  • 36. 2.8.5.2 Persuasi Pendidikan Persuasi pendidikan dipakai oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang pendidikan dan digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Seorang guru, misalnya, bisa menggunakan persuasi ini untuk mempengaruhi anak supaya mereka giat berlajar, senang membaca dan lain-lain. Seorang motivator atau inovator pendidikan bisa memanfaatkan persuasi pendidikan dengan menampilkan konsep-konsep baru pendidikan untuk bisa dilaksanakan oleh pelaksana pendidikan. Kutipan artikel berita ini dapat dijadikan bahan menelaah karangan persuasi pendidikan. KERAPIAN BERBAHASA BERKORELASI DENGAN KECERMATAN PENALARAN Keterampilan berbahasa perlu diposisikan berbanding sejajar dengan kerapian berbahasa. Artinya, kepiawaian berbahasa seseorang harus didukung bahkan ditentukan oleh kerapian atau keapikan bahasa yang digunakannya. “Mengenai hal ini ada pandangan yang menyebutkan bahwa kerapian berbahasa sangat berkorelasi dengan kecermatan penalaran,” kata Dr. Hasan Alwi, mantan kepala pusat bahasa, di sela-sela seminar nasional XI Bahasa dan Sastra indonesia, di Denpasar (Bali) yang berlangsung 10-12 juli 2001. Menurut Hasan Alwi, pemakaian bahasa yang rapi dan dilandasi oleh penalaran yang cermat merupakan syarat mutlak dalam keterampilan berbahasa. Dua hal ini sekaligus akan sangat membantu kemudahan dan kelancaran dalam berkomunikasi. Akan tetapi, kenyataan menunjukkan perpaduan ideal itu masih jauh dari harapan. Hal ini terlihat dari penggunaan bahasa indonesia-baik tulis maupun lisan- dikalangan masyarakat indonesia yang masih terkesan sembrono, serta mengabaikan prinsip-prinsip dasar bahasa indonesia yang baik dan benar.
  • 37. “Jika ditinjau dari segi kerapian bahasa dan kecermatan bernalar, mutu pemakaian bahasa indonesia yang dihasilkan itu sering sekali membuat para pakar dan pengamat bahasa berkecil hati,” kata Hasan Alwi. (Kompas, 10 Juli 2001) 2.8.5.3 Persuasi Advertensi/Iklan Persuasi iklan dimanfaatkan terutama dalam dunia usaha untuk memperkenalkan suatu barang atau bentuk jasa tertentu. Lewat persuasi iklan ini diharapkan pembaca atau pendengar menjadi kenal, senang, ingin memiliki, berusaha untuk memiliki barang atau memakai jasa yang ditawarkan. Karena itu, advertensi diberi predikat jalur komunikasi antara pabrik dan penyalur, pemilik barang dan publik sebagai konsumen. Iklan itu beraneka ragam, ada yang sangat pendek, ada pula yang panjang. Persuasi iklan yang baik adalah persuasi yang mampu dan berhasil merangsang konsumen membeli barang yang ditawarkan. Sebaliknya, persuasi iklan itu tergolong sebagai persuasi yang kurang baik apabila tidak berhasil merangsang konsumen untuk membeli barang yang diiklankan. Berikut adalah contoh dari karangan persuasi iklan. PALMER DAN ROLEX, HAKIKAT DARI SUKSES Arnold Palmer dewasa ini menggebrak dunia usaha dengan kehebatan yang sama dalam permainan golf. Ia penuh keyakinan, gigih dan berani dalam mengambil resiko. Namun dengan perhitungan yang matang.
  • 38. Palmer melibatkan diri dalam belasan kegiatan usaha di seluruh dunia, yang membuatnya seringkali terbang untuk berbagai pertemuan dan mengemudikan sendiri pesawat jet pribadinya. Satu dari kegiatan-kegiatan yang paling penting adalah merancang desain dan lanskap padang-padang golf. The Chun Shan yang menjadi padang golf baru pertama di cina sejak tahun 1930-an adalah salah satu contoh yang luar biasa. Di samping itu, nama Arnold Palmer pada pakaian golf, golf clubs, jasa carter angkutan udara, pembangunan real estate, dan banyak lagi. Di balik senyum yang telah menjadikannya tokoh televisi. Palmer merupakan seorang pengusaha sukses yang selalu memberikan perhatian sampai ke detail. Palmer tetap merupakan nama yang diperhitungkan di padang golf yang mampu mempesona penonton maupun pemain handal yang dihadapinya. Menjaga ketetapan waktu jelas merupakan tugas yang amat penting. Ia mempercayakan pada jam tangan emas Rolex Oyster Day-date.”Bagi saya golf sudah merupakan bagian dari jiwa. Perasaan yang sama kuatnya juga saya alami dengan Rolex, Rolex menjalankan tugasnya dengan sempurna!” Suatu pujian yang berharga dari orang yang sangat menghargai ketepatan waktu. (Intisari) 2.8.5.4 Persuasi Propaganda Objek yang disampaikan dalam persuasi propaganda adalah informasi. Persuasi propaganda sering dipakai dalam kegiatan kampanye. Isi kampanye biasanya berupa informasi dan ajakan. Tujuan akhir dari kampanye adalah agar
  • 39. pembaca atau pendengar menuruti isi ajakan kampanye tersebut. Pembuatan informasi tentang seseorang yang mengidap penyakit jantung yang disertai dengan ajakan pengumpulan dana untuk pengobatannya, atau selebaran yang berisi informasi tentang situasi tertentu yang disertai ajakan berbuat sesuatu adalah contoh persuasi propaganda. Perhatikan kutipan karangan persuasi propaganda dibawah ini. PERILAKU MENYAMPAH Di kota-kota besar, setiap orang mencari kemudahan dalam hidup. Kebiasaan makan, misalnya, di kota besar, restoran fast food cenderung menggunakan kemasan yang terbuat dari plastik atau stirofoam yang sekali pakai langsung buang. Kemasan kue dahulu menggunakan daun pisang yang bisa membusuk, sekarang cenderung menggunakan plastik. Semua itu kebiasaan impor yang bukan budaya indonesia. Budaya indonesia menggunakan kemasan daun pisang atau daun jati. Sebenarnya volume sampah bisa dikurangi drastis bukan hanya dengan menangani sampah plastik dengan sebaik-baikna atau dengan daur ulang tetapi bagaimana menghindari seminim mungkin perilaku menyampah. Hanya kekuatan konsumen yang bisa menekan produsen mengurangi bahan-bahan yang makin menambah volume sampah. Semaksimal mungkin semua orang harus mengurangi penggunaan kemasan- kemasan yang kemudian akan menjadi sampah yang tidak bisa hancur. Misalnya, menghindari membeli makanan dan minuman yang menggunakan kemasan plastik, stirofoam, atau kalaupun terpaksa membeli,ambil saja makanannya, kemasannya dikembalikan lagi kepada penjualnya. Rasanya tidak menggunakan kemasan plastik tidak akan mengurangi kenyamanan hidup ini.
  • 40. 2.8.6 Karangan Campuran Selain merupakan karangan murni misalnya eksposisi atau persuasi, sering ditemukan karangan campuran atau kombinasi. Isinya dapat merupakan gabungan eksposisi dengan deskripsi, atau eksposisi dengan argumentasi. Dalam wacana yang lain sering kita temukan narasi berperan sebagai ilustrasi bagi karangan eksposisi atau persuasi. Untuk lebih jelasnya, bacalah contoh karangan berikut ini. Berbagai cara menurunkan berat badan saya coba tanpa hasil, hingga pada akhirnya saya membaca iklan Impression di harian Kompas, Minggu 7 November 1993. Saya seperti mendapat firasat inilah program yang tepat. (karangan narasi) Dalam kurung waktu dari sebulan, berat badan saya telah berkurang k kg. Waktu hal ini saya kabarkan pada puteri saya, Maya, yang sekolah di New York, anak saya mengatakan, “Ya, program itulah yang saya maksudkan, Mama, di sini (maksudnya Amerika) juga banyak pengikut program tersebut yang berhasil”. (karangan eksposisi) Selama mengikuti Program Impression, saya tidak mengalami kesulitan, tidak merasa lapar, tidak ada suntikan, tidak ada efek samping, sangat mudah dan menyenangkan. (karangan persuasi) Bagi saya, saat ini terasa begitu ceria, muka berseri, tubuh enteng, baju-baju lama dapat dipakai kembali, bahkan banyak teman-teman yang jadi pangling akan penampilan saya. (karangan persuasi) Tetapi, penampilan bukan tujuan utama saya dalam usia hampir setengah abad ini. Program Impression ternyata memulihkan kesehatan saya, tekanan darah menjadi normal, kembali rata-rata 120/80, kadar gula dan kolesterol normal, pokoknya semua terasa segar dan ringan. (karangan persuasi)
  • 41. Ny. Lusia Sutanto, seorang figur tokoh pendidikan dan wiraswasta yang sukses, ibu dari tiga orang putra-putri, pembimbing sekitar 10.000 siswa dari bimbingan belajar, pendidikan komputer & akuntansi, bahasa Inggris, sekretaris, program pendidikan Magister Management (M.M.), mendapat predikat sebagai Kharisma Puteri Kebaya Kartini ‟94 dan Citra Eksekutif Indonesia 1994 setelah mengikuti program Impression. (Iklan Intisari, Juni 1994)
  • 42. BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Secara keseluruhan cara penulisan karya ilmiah yang baik sudah ditentukan, yaitu sesuai dengan tata bahasa (EYD) dan tata tulis yang disepakati oleh masyarakat akademik. Adapun yang masuk kedalam penelitian meliputi masalah penelitian, tujuan, metode, kajian teori, objek data variabel dan hasil penelitian. Kemudian cara – cara penulisan karya ilmiah yang baik adalah: - Objektif - Pola berfikir deduktif – induktif - Sistematika Tata cara penulisan karya ilmiah mencakup : penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka. Adapun bentuk – bentuk karya ilmiah meliputi : - Karya tulis - Makalah - Skripsi - Thesis - Disertasi - Laporan hasil peneliti 3.2 Saran Kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Kami mengambil dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik. Apabila pembaca merasa ada kekurangan dapat membaca buku yang menjadi referensi secara lengkap.
  • 43. DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul, 2011, Ragam Bahasa Ilmiah, Jakarta: Rineka Cipta. Keraf, Gorys, 2004, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, Ende: Nusa Indah, Cetakan XIII. Rumaningsih, Endang, 2011, Mahir Berbahasa Indonesia, Semarang: Ra-SAIL (Ranah Ilmu-ilmu Sosial Agama dan Interdisipliner), Cetakan III. Wasito, Hermawan, 1997, Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Panduan Mahasiswa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Winarto, Yunita T., Totok Suhardiyanto, dan Ezra M. Choesin (eds.), 2004, Karya Tulis Ilmu Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, Edisi 1.