Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan paragraf yang koheren, meliputi pengertian paragraf, unsur-unsur paragraf, jenis-jenis paragraf, syarat-syarat pengembangan paragraf, dan pola pengembangan paragraf."
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Pengembangan Paragraf yang Koheren
1. PENGEMBANGAN PARAGRAF YANG
KOHEREN
Kelompok 6:
1. Ridha Sutiarahmah 1313053135
2. Riky Agustian 1313053136
3. Rina Murniati 1313053137
4. Rosa Maghfirah 1313053138
5. Royati Choiriyah 1313053150
2. A. Pengertian Paragraf
Paragraf berasal dari bahasa Yunani paragrafos, "menulis
di samping" atau "tertulis di samping". Paragraf
didefinisikan sebagai suatu jenis tulisan yang memiliki
tujuan atau ide.
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan
suatu gagasan atau topik. Paragraf dikenal juga dengan
nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata
pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke
sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi.
Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan
kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam
membentuk gagasan atau topik tersebut.
Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru.
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan,
atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung.
3. B. Unsur-Unsur Paragraf
Paragraf harus disusun secara sistematis dan logis
agar jalan pikiran tersebut dapat diterima dengan
baik dan jelas.
Adapun unsur –unsur paragraf:
1. Translasi
2. Kalimat Topik
3. Kalimat Pengembangan
4. Kalimat Penegas
4. 1. Transisi
Transisi merupakan mata rantai penghubung
antarparagraf yang berfungsi sebagai penghubung
jalan pikiran dua paragraf yang berdekatan.
Di sisi lain transisi juga berfungsi sebagai penunjang
koherensi dan kepaduan antarbab, antaranak bab, dan
antarparagraf dalam satu karangan.
Ada dua cara untuk menghubungkan dua paragraf,
yaitu: cara implisit, dan cara eksplisit. Hubungan
implisit tidak ditandai oleh alat penanda transisi
tertentu, namun hubungan antarparagraf dapat
dirasakan. Sedangkan hubungan eksplisit dinyatakan
oleh penanda transisi tertentu, seperti kata, kelompok
kata, dan kalimat.
5. Secara garis besar alat penanda transisi tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Penanda hubungan kelanjutan, misalnya dan, lagi, serta, lagipula,
tambahan lagi;
b. Penanda hubungan urutan waktu, seperti dahulu, kini, sekarang,
sebelum, setelah, sesudah, kemudian, sementara itu;
c. Penanda klimaks, seperti paling …, se-nya, ter-;
d. Penanda perbandingan, misalnya sama, seperti, ibarat, bagaikan,
bak, laksana;
e. Penanda kontras, misalnya tetapi, biarpun, walaupun, sebaliknya,
kendatipun;
f. Penanda urutan jarak, misalnya di sini, di sana, di situ, dekat,
jauh, sebelah …;
g. Penanda ilustrasi, seperti umpama, contoh, misalnya;
h. Penanda sebab-akibat/ kausalitas, misalnya karena, sebab, oleh
karena, akibatnya, karena itu, oleh karena itu;
i. Penanda kondisi, misalnya jika, jikalau, kalau, andaikata,
seandainya;
j. Penanda kesimpulan, misalnya kesimpulan, ringkasnya, garis
besarnya, rangkuman.
6. 2. Kalimat Topik
Kalimat topik merupakan mayor point, main idea,
central idea, atau topic sentence. Kalimat topik
merupakan pikiran utama, pokok pikiran, ide
pokok, atau kalimat pokok. Kalimat topik
merupakan perwujudan ide pokok paragraf dalam
bentuk umum atau abstrak. Letak kalimat topik
dapat di awal paragraf, tengah paragraf, dan akhir
paragraf.
7. 3. Kalimat Pengembangan
Urutan kalimat pengembang sebagai perluasan pemaparan ide
pokok yang bersifat abstrak menuruti hakikat ide pokok.
Pengembangan kalimat topik yang bersifat kronologis
biasanya menyangkut hubungan antara benda atau kejadian.
Urutannya masa lalu, kini dan masa yang akan datang.
Bila pengembangan kalimat topik berhubungan dengan jarak
(spasial), biasanya menyangkut hubungan antara benda,
peristiwa, atau hal dengan ukuran jarak. Urutannya dimulai
dari jarak yang paling dekat, lebih jauh, jauh dan paling jauh.
Bila pengembangan kalimat topik berhubungan dengan
sebab-akibat, kemungkinan urutannya sebab dinyatakan lebih
dahulu, kemudian diikuti akibatnya, atau sebaliknya.
Penyusunan urutan kalimat pengembang yang berdasarkan
urutan nomornya dimulai dari kejadian pertama, kedua,
ketiga, dan seterusnya
8. 4. Kalimat Penegas
Kalimat penegas merupakan elemen paragraf yang berfungsi:
1) sebagai pengulang atau penegas kembali kalimat topik; dan
2) sebagai daya penarik bagi para pembaca atau sebagai
selingan menghilangkan kejemuan.
Ciri-ciri paragraf menurut Tarigan dalam Mudlofar (2002: 95)
menyatakan beberapa ciri paragraf, yaitu.
1. Setiap paragraf mengandung makna, pesan, pikiran, atau
ide pokok keseluruhan karangan.
2. Umumnya paragraf dibangun oleh sejumlah kalimat.
3. Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi pikiran.
4. Paragraf adalah kesatuan yang koheren dan padat.
5. Kalimat-kalimat dalam paragraf tersusun secara logis dan
sistematis.
9. C. Jenis-jenis Paragraf
Berdasarkan sifat dan tujuannya paragraf dibedakan menjadi
tiga, yaitu:
a. Paragraf pembuka
Paragraf pembuka merupakan paragraf yang
berperan sebagai pengatur untuk sampai kepada masalah
yang akan diuraikan.
b. Paragraf penghubung
Paragraf penghubung ialah semua paragraf yang
terdapat antara paragraf pembuka dan penutup yang
berisi uraian masalah yang dibahas.
c. Paragraf penutup
Paragraf penutup ialah paragraf yang dimaksudkan
untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan.
10. Berdasarkan kalimat utamanya, paragraf terbagi
menjadi:
a. Paragraf deduksi
Paragraf deduksi ialah paragraf yang kalimat
utamanya terletak diawal.
b. Paragraf Induksi
Paragraf induksi adalah paragraf yang kalimat
utamanya terletak diakhir paragraf.
c. Paragraf kombinasi (campuran)
Paragraf kombinasi ialah paragraf yang kalimat
utamanya terletak diawal dan diakhir paragraf.
11. Berdasarkan isi, paragraf terbagi
menjadi:
A. Paragraf narasi
B. Paragraf deskripsi
C. Paragraf eksposisi
D. Paragraf argumentasi
E. Paragraf persuasi
12. D. Syarat-syarat Pengembangan Paragraf
1. Kesatuan
Kesatuan ialah paragraf harus memperhatikan
dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema
tertentu.
2. Kepaduan/ Koherensi
koherensi di sini adalah adanya hubungan
harmonis yang memperlihatkan kesatuan dan
kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat
lainnya dalam sebuah paragraf.
3.Kelengkapan
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi
kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang
kejelasan kalimat topik/ gagasan utama.
13. Kepaduan sebuah paragraf di bangun dengan
memperhatikan beberapa hal, yaitu:
a. Pengulangan Kata Kunci
b. Penggunaan Transisi
c. Paralelisme
14. Contoh paragraf yang mengalami pengulangan
kata kunci:
Generasi tahun 1928 adalah generasi
pencetus lainnya Sumpah Pemuda. Generasi tahun
1928 berjuang mempersatukan seluruh kalangan
pemuda di tanah air dalam merebut kemerdekaan.
Generasi tahun 1928 dianggap sebagai pendobrak
dalam perjuangan pergerakan untuk menumpas
penjajah.
15. Contoh paragraf yang menggunakan transisi:
Perkuliahan bahasa Indonesia pada siang
hari terkadang membosankan. Banyak mahasiswa
mengantuk dan kurang memperhatikan materi
yang disampaikan. Hal ini disebabkan waktu
perkuliahan kurang tepat dan mahasiswa
beranggapan bahwa hal itu saya sudah pelajari di
SMA. Oleh karena itu, pengajar harus pandai
memilih metode dan pengorganisasian materi
secara tepat.
16. Contoh paragraf dengan paralelisme:
Menurut jadwal kerja yang
ditentukan, Fia bertugas di kantor
sampai pukul 14.00 WIB. Artinya,
waktu shalat dhuhur sebelum pulang ke
rumahnya. Pukul 14.30 WIB, Fia baru
meninggalkan kantornya menuju ke
rumahnya istirahat.
17. E. Pola Pengembangan Paragraf
Pola pengembangan adalah bentuk
pengembangan kalimat utama ke dalam kalimat-
kalimat penjelas. Paragraf dapat dikembangkan
dengan berbagai macam cara-cara atau teknik yang
digunakan pada umumnya bergantung pada
luasnya pengalaman penulis dan materi yang ingin
ditulis. Melalui jenis pembagian ini, paragraf dapat
dikategorikan sebagai jenis paragraf berdasarkan
struktur informasinya.
18. 1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat
utamanya terletak di awal paragraf dan dilengkapi dengan
kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali
dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan
umum.
2. Paragraf Induktif
Charlina, (2010:120) mengemukan bahwa paragraf
induktif adalah paragraf yang gagasan utamanyaterletak di
akhir paragraf. Mula-mula dikemukakan fakta-fakta
ataupun uraian-uraian.
Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat
utamanya terletak diakhir kalimat dan kalimat penjelasnya
terletak di awal paragraf. Paragraf ini diawali dengan urutan
pernyataan khusus dan disusul dengan pernyataan umum.
19. 3. Pengembangan dengan Klasifikasi
Adalah pengembangan paragraf melalui
pengelompokan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Kata-kata
ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi,
digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan
mengklasifikasikan.
4. Pengembangan dengan Contoh
Kata, seperti, misalnya, contohnya dan lain-lain
merupakan ungkapan-ungkapan dalam pengembangan
dalam mengembangkan paragraf dengan contoh.
20. 5. Pengembangan dengan Fakta
Pengembangan dengan fakta merupakan suatu
jenis pengembangan paragraf yang dilakukan dengan
cara menyertakan sejumlah fakta atau bukti untuk
memperkuat pendapat yang dikemukakan.
6. Pengembangan Sebab Akibat
Dilakukan jika menerangkan suatu kejadian.
Ungkapan yang digunakan yaitu, padahal, akibatnya,
oleh karena itu dan karena.
7. Pengembangan Definisi
Adalah, yaitu, ialah, merupakan kata-kata yang
digunakan dalam mengembangkan paragraf secara
definisi.