Flash card mineral Gizi Kesehatan Masyarakat 2012 UIN Jakarta
1. KELOMPOK 3
• Andini Wulandari
1112101000048
• Aprilita Noor A
1112101000095
• Astrid Karolina
A
1112101000058
• Ayu Savitri
1112101000035
• Syahidah Fitri A
1112101000043
MINERA
L
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta
2014
3. Definisi
• Mineral adalah suatu zat anorganik padat yang terdiri
dari unsur atau persenyawaan kimia yang dibentuk
secara alamiah oleh proses-proses anorganik,
mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan
mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan
di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal
(Helmy, 1992).
• Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen
mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas
batas dan mempunyai sifat sifat tetap, dibentuk dialam
dan bukan hasil suatu kehidupan (Potter dan Robinson,
1977).
7. Fungsi Mineral Secara
Umum
• Pembentukkan struktural dari jaringan keras dan lunak,
serta sistem kerja enzim
• Kontraksi otot dan respon saraf
• Pembekuan darah
• Mengeraskan tulang memelihara dan mengendalikan
semua proses faal penting dalam tubuh
• Membina kesehatan jantung, otak, otot dan saraf
• Sebagai katalis dalam semua proses biokimia dalam tubuh
• Pembuatan hormon
• Mengatur keseimbangan air dan keadaan darah agar
jangan terlalu asam atau basa
• Menolong pembuatan antibodi
8. Mineral
Makro
Mineral makro adalah mineral yang ada di dalam
tubuh lebih dari 0.01% dari berat badan dan
dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah lebih dari 100
mg/hari seperti Na (natrium), Cl (klorida), K
(kalium), Ca (kalsium), P (fosfor), magnesium (Mg)
dan S (sulfur).
9. Klasifikasi Mineral
Makro1. Natrium (Na) 2. Klorida (Cl)
• Kation utama dalam cairan
ekstraselular.
• 35-40% natrium ada di dalam
kerangka tubuh.
• Diabsorpsi oleh usus halus secara
aktif, dan dikeluarkan melalui urin.
• Berfungsi dalam keseimbangan air
dan elektrolit (asam-basa).
• Anion utama cairan ekstraselular.
• 0,15 % dari BB.
• Diabsorpsi oleh usus halus dan
dieksresi melalui urin dan keringat.
• Berfungsi sama dengan natrium dan
kalium.
• Dapat bergerak bebas melintasi
membran sel dan berasosiasi dengan
natrium atau kalium.
10. Klasifikasi Mineral
Makro3. Kalium (K) 4. . Fosfor (P) 5. Kalsium (Ca)
• Ion bermuatan positif
yang terdapat di dalam sel
(intraselular).
• Diabsorpsi dengan mudah
dalam usus halus,
dieksresi melalui urin,
selebihnya dikeluarkan.
• Berperan dalam proses
mineralisasi tulang dan
gigi.
• Mengatur keseimbangan
pH darah.
• Terdapat sekitar 8 % BB.
• Untuk kesehatan tulang.
• Kemampuan absorpsi
lebih tinggi pada masa
pertumbuhan dan
menurun pada masa tua
• Lebih tinggi pada laki-laki
daripada perempuan.
• Berperan penting untuk
proses kontraksi dan
relaksasi otot, pembekuan
darah, dan sistem
imunitas.
11. Klasifikasi Mineral
Makro
6. Magnesim (Mg) 7. Sulfur (S)
• Kation nomor dua paling banyak setelah
natrium didalam cairan interselular.
• ± 60 % dari 20-28 mg magnesium dalam
tubuh terdapat di tulang dan gigi.
• 26 % dalam otot dan selebihnya dalam
jaringan lunak serta cairan tubuh.
• Proses absorpsi dalam usus halus.
• Bagian dari zat-zat gizi essensial: vitamin
tiamin dan biotin serta asam amino
metionin dan sistein.
• Salah satu elektrolit intraselular yang
terdapat didalam plasma dalam
konsentrasi rendah.
• Diabsorpsi sebagai bagian dari asam
amino atau sebagai sulfat anorganik.
12. MINERAL MIKRO FUNGSI
Zat Besi (Fe) • Tranpor oksigen dalam molekul hemoglobin. Juga terdapat
dalam mioglobin, untuk menyediakan oksigen bagi otot.
Berfungsi sebagai bagian dari beberapa sistem enzim, bersifat
kritikal untuk produksi energi, maupun dalam sistem imun.
• Karakteristik kuncinya ialah kemampuan untuk berubah dari
bentuk teroksidasi menjadi bentuk tereduksi dan sebaliknya.
Seng (Zn) • Sintesis dan degradasi kolagen (berperan dalam pembentukan kulit,
metabolisme jaringan ikat dan penyembuhan luka)
• Sintesis dan degradasi karbohidrat, protein, lipida, dan asam nukleat
• Sintesis DNA dan RNA
• Detoksifikasi alkohol
• Metabolisme vitamin A
• Kekebalan tubuh (imunitas)
• Metabolisme tulang, terkait pertumbuhan
Iodium (I) Sintesis hormon tiroid
Mengatur pertumbuhan dan perkembangan
Perubahan karoten menjadi bentuk aktif vitamin A
Sintesis protein dan absorpsi karbohidrat di saluran cerna
Sintesis kolesterol darah
Klasifikasi Mineral
13. MINERAL MIKRO FUNGSI
Tembaga (Cu) • sebagai Antioksidan
• Pembentukan kolagen
• Pemanfaatan zat besi (mencegah anemia) yaitu:
(a) membantu absorpsi besi
(b) merangsang sintesis hemoglobin
(c) melepas simpanan besi dari feritin dalam hati.
Mangan (Mn) • Kofaktor berbagai enzim yang membantu metabolisme
• Sintesis ureum
• Pembentukan jaringan ikat dan tulang
• Pencegahan peroksidasi lipida oleh radikal bebas
Krom (Cr) • Metabolisme karbohidrat dan lipid
• Memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel-sel
Selenium • Berinteraksi dengan vitamin E dalam perannya sebagai antioksidan
• Sebagai enzim glutation peroksidase
• Mencegah terjadinya radikal bebas dengan menurunkan konsentrasi
peroksidasa dalam sel
Klasifikasi Mineral
14. MINERAL MIKRO FUNGSI
Molibden (Mo) • Sebagai kofaktor berbagai enzim antara lain xantin oksidase,
sulfat oksidase, dan aldehid oksidase yang mengkatalis reaksi
reaksi oksidasi-reduksi.
Fluor (F) • Mineralisasi tulang
• Pengerasan email gigi
• Membentuk fluoroapatit
Kobal (kobalamin) • Pematangan sel darah merah
• Menormalka fungsi semua sel
• Berperan dalam fungsi berbagai enzim
Klasifikasi Mineral
15. MINERAL MAKRO FUNGSI
Natrium (Na) • Mengatur tekanan osmosis
• Menjaga keseimbangan asam basa
• Berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.
• Berperan dalam absorbsi glukosa dan sebagai alat angkut zat
gizi lain melalui membrane, terutama melalui dinding usus
sebagai pompa natrium.
Klorida (Cl) • Berperan dalam memelihara keseimbangan cairan
• Memelihara suasana asam dalam lambung
• Membantu mengangkut karbondioksida ke paru-paru dan
keluar dari tubuh
• Mengatur system rennin-angiotensin-aldosteron yang
mengatur keseimbangan cairan tubuh
Kalium (K) • Berperan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan
• Transmisi saraf dan kontraksi otot.
• Berperan dalam pertumbuhan sel
Fosfor (P) • kalsifikasi tulang dan gigi
• Mengatur peralihan energi pada metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak
• Mengatur keseimbangan asam basa
16. MINERAL MAKRO FUNGSI
Kalsium (Ca) •Pembentukan tulang dan gigi
• Mengatur pembekuan darah
• Katalisator reaksi biologiK
• Meningkatkan fungsi transport membran sel, stabilisator
membrane, dan transmisi ion melalui membrane organel
sel.
Magnesim (Mg) • Berperan dalam sistem enzim dalam tubuh
• sebagai katalisator dalam reaksi biologik
Sulfur (S) • Berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi
• membantu detoksifikasi
• Berperan melarutkan sisa metabolisme
17. MINERAL MAKRO SUMBER KEKURANGAN KELEBIHAN
Natrium (Na) Garam dapur, Mono
Sodium Glutamat
(MSG), kecap
kejang, dan
kehilangan nafsu
makan.
keracunan yang
dalam keadaan akut
menyebabkan
edema dan
hipertensi.
Klorida (Cl) Garam dapur, susu,
daging, telur,
beberapa sayuran
dan buah
muntah-muntah,
diare kronis, dan
keringat berlebihan.
muntah
Kalium (K) Susu, buah-buahan,
padi-padian, daging,
ikan, unggas, telur,
dan sayur-sayuran,
kacang-kacangan
muntah-muntah,
diare kronis atau
kebanyakan
menggunakan obat
pencuci perut.
gangguan fungsi
ginjal.
Fosfor (P) Susu, kuning telur,
daging, unggas, ikan,
dan kacang-kacangan
kerusakan tulang
dengan gejala lelah,
kurang nafsu makan
dan kerusakan
tulang.
kejang.
18. MINERAL MAKRO SUMBER KEKURANGAN KELEBIHAN
Kalsium (Ca) Susu, ikan, keju,
kubis, brokoli, bit,
wortel, biji-bijian,
kacang-kacangan
Gangguan
pertumbuhan,
tulang kurang kuat,
mudah bengkok dan
rapuh, osteoporosis,
osteomalasia, dan
tetani atau kejang.
Batu ginjal atau
gangguan ginjal,
gangguan absorpsi
mineral lain serta
konstipasi.
Magnesim (Mg) Susu, daging, padi-
padian, cokelat,
serealia tumbuk, biji-
bijian, kacang-
kacangan, dan
sayuran hijau
Kurang nafsu makan,
gangguan
pertumbuhan,
kejang/tetanus,
gangguan sIstem
saraf pusat,
halusinasi, koma dan
gagal jantung.
Diare, gangguan
fungsi saraf, toksik
pada penderita
malfungsi ginjal.
Sulfur (S) Pada makanan yang
mengandung protein
Belum diketahui Menghambat
pertumbuhan.
19. MINERAL MIKRO SUMBER KEKURANGAN KELEBIHAN
Zat Besi (Fe) Daging, ikan, unggas,
kacang-kacangan,
serealia tumbuk, hati,
susu, telur, sayuran
hijau, dan tepung
gandum
•Lesu, pusing
•Anemia (kekurangan
eritrosit
•Gangguan
penyembuhan luka
•Lemah, letih, kurang
nafsu makan
•Menurunnya
kebugaran tubuh
•Enek, muntah, diare,
denyut jantung
meningkat, sakit
kepala, mengigau,
pingsan
•Cirrhosis
(pembengkakan
karena meningkatnya
cairan pada hati)
Seng (Zn) Ikan laut, kerang, hati,
daging, susu, telur,
dan tiram
•Anemia
•Gangguan
pertumbuhan dan
kematangan seksual
•Fungsi pencernaan
terganggumenggangg
u pusat sistem saraf
dan fungsi otak
•Degenerasi otot
jantung
•Mempengaruhi
metabolisme
kolesterol
•Mempercepat
timbulnya
aterosklerosis
•Keracunan
20. Unsur Sumber Akibat Kekurangan Akibat Kelebihan
Yodium (I) Ikan laut, minyak ikan,
udang, kerang,
ganggang hijau,
sayuran hijau, garam
beryodium
•Penyakit gondok
•Penyakit kreatinisme
(kemunduran fisik dan
mental pada anak
yang sedang tumbuh)
•Tumbuh kerdil
•Mengganggu
pertumbuhan &
perkembangan janin
•Pembesaran kelenjar
tiroid, dalam keadaan
berat dapat menutup
jalan pernapasan
Tembaga (Cu) Kacang-kacangan,
tiram, unggas, biji-
bijian, cokelat, hati,
kerang, dan ginjal
•Anemia
•Gangguan sistem
saraf
•Mengganggu
pertumbuhan dan
metabolisme
•Demineralisasi tulang
•Gangguan fungsi
kekebalan
•Depigmentase
rambut dan kulit
•Pusing, lesu, sakit
kepala
•Nekrosis hati atau
serosis hati
•kematian
21. Unsur Sumber Akibat Kekurangan Akibat Kelebihan
Mangan Bit, jagung, buah
kenari, gandum
•Paralisis
•Konvulsi
•Vertigo
•Ataksia
•Buta dan tuli pada
bayi
•Asupan yang
berlebihan dapat
menimbulkan efek
toksik pada orang
tertentu
•Keracunan
Krom (Cr) Makanan nabati,
sayuran, biji-bijian,
serealia utuh, hasil
laut, daging
•Laju pertumbuhan
yang terhambat
•Intoleransi glukosa
pada penyandang
diabetes
•aterosklerosis
•Toksisitas tidak
diketahui
Selenium (Se) Makanan laut, hati,
ginjaldaging, unggas
•Penuaan yang
prematur
•Degenerasi otot
jantung
•5,0-10,0 ppm
dianggap toksik
•Muntah-muntah,
diare, rambut dan
kuku rontok
•Luka pada kulit dan
sistem saraf
22. Unsur Sumber Akibat Kekurangan Akibat Kelebihan
Molibden (Mo) Susu, hati, serealia utuh,
kacang-kacangan
•Penuaan yang
prematur
•Kadar 5,0-10,0 ppm
dianggap toksik
Flour (F) Susu, kuning telur. Ikan,
dan garam
•Periodental (radang
pada jaringan
penyangga gigi)
•Pengeroposan gigi
•Osteoporosisi
(perapuhan tulang)
•Gigi coklat
•Implus saraf terganggu
Kobal (Co) Terikat dalam vitamin
B12, hati, ginjal, daging
•Anemia pernisiosa
•Laju pertumbuhan
yang lambat
•Asupan kobal yang
berlebihan dapat
membawa akibat yang
merugikan
23. Daftar Pustaka
• Cakrawati, Dewi dan Mustika NH. 2012. Bahan Pangan,
Gizi, dan Kesehatan. Bandung: ALFABETA
• William dan Wilkins. 2011. Ilmu Gizi Menjadi Sangat
Mudah Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
• Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama
• Barasi, Mary E. 2007. At a Glance: Ilmu Gizi. Jakarta:
Erlangga
• Aryulina, Diah., dkk. 2004. Biologi SMA dan MA untuk
Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
• Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi Dan Diet Rumah
Sakit, ed.2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
• Rozaline, Hartin. 2006. Terapi Jus Buah & Sayur.
Penerbit Buku Niaga Swadaya