SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
“Metabolisme Mineral”
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metabolisme
Dosen : Dr. Prima Endang Susiliwati, M.Si
Oleh :
MUH. EDIHAR (G2L1 15 011)
PROGRAM STUDI PASCASARJANA KIMIA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
METABOLISME MINERAL
Vitamin dan Mineral merupakan dua hal yang sering kita dengar. Mineral
adalah kelompok mikronutrien bagi tubuh. Artinya, zat gizi ini hanya dibutuhkan
dalam jumlah kecil untuk mendukung proses tumbuh dan kembangnya tubuh kita.
Banyak yang menganggap bahwa vitamin sama dengan mineral. Padahal dalam
struktur kimia kedua nutrisi ini memiliki bentuk yang berbeda sekali pun memiliki
beberapa fungsi yang hampir sama.
Secara umum, mineral terbagi menjadi 2 macam, yaitu makro mineral dan
mikro mineral. Makro mineral adalah mineral yang ada di dalam tubuh lebih dari
0.01% dari berat badan dan dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah lebih dari 100
mg/hari seperti Ca (kalsium), P (fosfor), Na (natrium), K (kalium), Cl (klorida), dan S
(sulfur).
Mineral mikro terdapat dalam tubuh kurang dari 0.01% berat tubuh dan hanya
dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100 mg/hari seperti besi (Fe), tembaga (Cu),
iodine (I2), zinc (Zn), kobalt (Co), dan Se (selenium). Dalam tubuh mineral akan
melaui beberapa proses sebelum di serap oleh tubuh . Salah satu proses dalam tubuh
adalah bagaimana mineral dapat melalui atau melewati membran atau yang dikenal
dengan transport memberan. Transport memberan sendiri terbagi menjadi dua yaitu
transport aktif dan pasif.
Gambar : Mineral
1. Metabolisme Mineral
Mineral, (kecuali K dan Na), membentuk garam dan senyawa lain yang relatif
sukar larut, sehingga sukar diabsorpsi. Absorpsi mineral sering memerlukan protein
pengemban spesifik (spesific carrier proteins), sintesis protein ini berperan sebagai
mekanisme penting untuk mengatur kadar mineral dalam tubuh.
Ekskresi sebagian besar mineral melalui ginjal, ada juga disekresi kedalam
getah pencernaan, empedu dan hilang dalam feses. Kelainan akibat kekurangan
mineral. Kekurangan intake semua mineral esensial dapat menyebabkan sindroma
klinik.Bila terjadi difisiensi biasanya sekunder, akibat malabsorpsi, perdarahan,
berlebihan (besi), penyakit ginjal(kalsium), atau problem klinis lain. Kelaianan akibat
kelebihan mineral. Kelebihan intake dari hampir semua mineral menyebabkan gejala
toksik.
Sumber dan kebutuhan mineral sehari-hari. Mineral esensial dan unsur
runutan ditemukan dalam sebagian besar makanan, terutama biji-bijian utuh, buah,
sayuran, susu, daging dan ikan. Biasanya dalam makanan hanya dalam jumlah yang
sedikit.
A. Transport aktif
Transpor aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan energy
untuk mengeluarkan dan memasukan ion - ion dan molekul melalui membran sel
yang bersifat parmeabel dengan tujuan memelihara keseimbangan molekul kecil di
dalam sel.
Mineral di dalam tubuh akan mengalami reaksi desosiasi menjadi ion-ion dan
molekul kecil untuk melalui memberan sel. Pada transport aktif mineral akan melalui
memberan sel seperti halnya ion Natrium (Na+
), ion kalium (K+
), dan ion Clorium
(Cl-
) melalui pompa Natrium - kalium pada membrane sel. Transpor aktif
dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel, dimana muatan listrik ini
ditentukan oleh ion natrium (Na+
), ion kalium (K+
), dan ion klorin (Cl-
). Keluar
masuknya ion Na+
dan K+
diatur oleh pompa natrium - kalium. Transpor aktif dapat
berhenti jika sel didinginkan, mengalami keracunan, atau kehabisan energi.
Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada
membran, dimana di dalam molekul ini, terdapat situs pengikatan. Proses
transport aktif dimulai dengan pengambilan tiga ion Na+
dari dalam sel dan
menempati situs pengikatan pada protein integral. Energi diperlukan untuk mengubah
bentuk protein integral pada membran yang sebelumnya membuka kearah dalam sel
menjadi membuka kebagian luar sel. Selanjutnya, ion Na+
terlepas dari situs
pengikatan dan keluar dari protein integral menuju keluar sel. Kemudian dari luar sel,
dua ion K+
menempati situs pengikatan di protein integral. Bentuk protein integral
berubah, dari sebelumnya membuka kearah luar menjadi membuka kearah dalam sel
dan ion kalium dilepaskan kedalam sel.
Gambar : Pompa Natrium (Na+
)-Kalium (K+
)
B. Transport pasif
Transpor pasif adalah perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan
energi sel. Perpindahan molekul tersebut terjadi secara spontan, dari konsentrasi
tinggi ke rendah. Jadi, pejalan itu terjadi secara spontan. Contoh transpor pasif
adalah difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi.
Difusi adalah penyebaran molekul zat dari konsentrasi (kerapatan) tinggi ke
konsentrasi rendah tanpa menggunakan energi. Secara spontan, molekul zat dapat
berdifusi hingga mencapai kerapatan molekul yang sama dalam satu ruangan. Sebagai
contoh, setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan (difusi gas di dalam
medium udara). Molekul dari sesendok gula akan menyebar ke seluruh volume air di
gelas meskipun tanpa diaduk (difusi zat padat di dalam medium air), hingga
kerapatan zat tersebut merata.
Osmosis adalah perpindahan ion atau molekul air (dari kerapatan tinggi ke
kerapatan rendah dengan melewati satu membran. Osmosis dapat didefinisikan
sebagai difusi lewat membran.
Pada transport pasif osmosis, di dalam tubuh mineral akan terionisasi menjadi
zat-zat elektrolit yang dapat diserap dalam tubuh. Zat-zat yang memiliki sifat
elektrolit lemah lebih cepat melewati membran daripada elektrolit kuat. Contoh zat-
zat yang dapat melewati membran dari yang paling cepat hingga yang paling lambat
antara lain: Na+
, K+
, Cl-
, Ca2+
, Mg2-
, Fe3+
.
Seperti halnya glukosa, transport mineral melalui Transport glukosa melalui
glukosa permease dari eritrosit. Mineral masuk ke dalam eritrosit melalui facilitated
transport. Laju transport dengan menggunakan glukosa permease adalah 50.000 kali
lebih cepat daripada laju transport tanpa glukosa permease.
Pada transport pasif difusi mineral melewati membrane melalui saluran yang
disebut CHANNEL MEDIATED. CHANNEL-dimediasi DIFUSI difasilitasi dalam
saluran dimediasi difasilitasi difusi, zat terlarut bergerak menuruni konsentrasi
gradien melintasi bilayer lipid melalui membran channel. Sebagian besar saluran
membran saluran ion, protein trans membran integral yang memungkinkan zat atau
molekul kecil, anorganik ion yang terlalu hidrofilik untuk menembus nonpolar yang
interior dari lapisan ganda lipid. Setiap ion dapat menyebar di seluruh membran
hanya pada situs tertentu.
Gambar : Transport Pasif Difusi Mineral
Dalam membran plasma ion yang paling banyak yaitu K+
(ion kalium) atau
Cl-
(ion klorida) dan ion yang sedikit yaitu Na+
(ion natrium) atau Ca2+
(ion kalsium).
Difusi ion melalui saluran umumnya lebih lambat dari difusi gratis melalui lapisan
ganda lipid karena saluran menempati sebagian kecil dari total luas permukaan
membran daripada lipid. Namun, difasilitasi difusi melalui saluran adalah proses yang
sangat cepat yaitu lebih dari juta ion kalium dapat mengalir melalui channel ini.
Sebuah channel dikatakan terjaga keteraturannya ketika bagian dari protein saluran
bertindak sebagai gerbang, berubah bentuk dalam satu cara untuk membuka pori dan
cara lain untuk menutupnya. Ion-ion akan keluar masuk dengan seiringnya terbuka
dan tertutupnya gerbang tersebut, ini diatur oleh perubahan kimia atau listrik di dalam
dan di luar sel. Ketika gerbang saluran terbuka, ion berdifusi ke dalam atau keluar
dari sel, menuruni gradien elektrokimia.
2. Kalsium (Ca)
Ca diabrospsi duodenum dan jejunum proksimal oleh protein pengikat Ca
yang disintesis sebagagi respon terhadap kerja 1,25-dihidroksikolekalsiferol (1,25-
dihidroksi vitamin D). Abrospsi dihambat oleh senyawa yang membentuk garam Ca
yang tidak larut.
Kalsium diekskresi melalui ginjal bila kadarnya diatas 7 mg/100
ml. Sejumlah besar diekskresi melalui usus dan hampir semuanya hilang dalam
feses.
a. Pengaturan keseimbangan kalsium
Untuk mempertahankan kadar kalsium dalam keadaan normal, diperlukan
interaksi beberapa proses antara lain :
1. Pemasukan yang berasal dari makanan dan absorpsi saluran cerna
2. Pengeluaran melalui ekskresi urin dan feses
3. Keseimabnan formasi dan resorpsi tulang yang disebut sebagai dinamika
tulang (bone turnover) Untuk menjamin keseimbangan proses-proses diatas
dengan baik diperlukan pengaturan secara hormonal yaitu Hormon paratiroid,
Vitamin D dan Kalsitonin
3. Fosfat
Fosfat bebas diabsorpsi dalam jejunum bagian tengah dan masuk aliran darah
melalui sirkulasi portal. Pengaturan absorpsi fosfat diatur oleh 1 , 25–dihidroksi
kolekalsiferol (1,25-dihidroksivitamin D). Fosfat ikut dalam pengaturan derivat aktif
vitamin D. Bila kadar fosfat serum rendah, pembentukan 1,25-dihidroksi vitamin D
dalam tubulus renalis dirangsang, sehingga terjadi penambahan absorpsi fosfat dari
usus.
Deposisi fosfat sebagai hidroksiapatit dalam tulang diatur oleh kadar hormon
paratiroid. 1,25-dihidroksi vitamin D, memegang peranan yang memungkinkan
hormon paratiroid melakukan mobilisasi kalsium dan fosfat dari tulang.
Ekskresi fosfat terjadi terutama dalam ginjal. 80 persen – 90 persen fosfat
plasma difiltrasi pada glomerulus ginjal. Jumlah fosfat yang diekskresi dalam urin
menunjukkan perbedaan antara jumlah yang difiltrasi dan yang direabsorpsi oleh
tubulus proximal dan tubulus distal ginjal. 1,25-Dihidroksivitamin D merangsang
reabsorpsi fosfat bersama kalsium dalam tubulus proksimal. Hormon paratiroid
mengurangi reabsorpsi fosfat oleh tubulus renalis sehingga mengurangi efek 1,25-
Dihidroksivitamin D pada ekskresi fosfat. Bila tidak ada efek kuat hormon paratiroid,
ginjal mampu memberi respon terhadap 1,25-dihidroksi vitamin D dengan
pengambilan semua fosfat yang difiltrasi.
4. Natrium
Natrium diabsorpsi di usus halus secara aktif (membutuhkan energi), lalu
dibawa oleh aliran darah ke ginjal untuk disaring kemudian dikembalikan ke aliran
darah dalam jumlah cukup untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah.
Kelebihan natrium akan dikeluarkan melalui urin yang diatur oleh hormon aldosteron
yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal jika kadar natrium darah menurun.
Ekskresi natrium terutama dilakukan oleh ginjal. Pengaturan eksresi ini
dilakukan untuk mempertahankan homeostasis natrium, yang sangat diperlukan untuk
mempertahankan volume cairan tubuh. Pengeluaran natrium juga terjadi lewat
pengeluaran keringat dan tinja dalam jumlah kecil. Kekuran natrium dari rute-rute ini
dapat mengakibatkan kematian pada kasus berkeringat dan diare yang berlebihan.
Ingesti natrium dipengaruhi oleh rasa dan dorongan homeostatis (selera terhadap
garam) untuk mempertahankan keseimbangan natrium. Hewan mempunyai dorongan
untuk memakan garam yang di picu oleh natrium plasma yang rendah.
5. Magnesium
Kejadian metabolik dalam rumen kebanyakan ditentukan dari jumlah
konsumsi magnesium. Magnesium diabsorpsi melalui kombinasi transfor aktif dan
transfor pasif. Proses utama normalnya adalah transport pasif dan dimulai pada
membran apikal mukosa rumen, dimana uptake magnesium diarahkan oleh perbedaan
potensial negatif yang berbeda. Dan dihambat oleh konsentrasi tinggi potassium
dalam rumen. Proses carrier-mediated memungkinkan terjadinya pertukaran ion
magnesium dan hidrogen dan tidak sensitif terhadap potassium, menjadi proses
dominan pada konsentrasi magnesium luminal yang tinggi. Absorpsi magnesium
diselesaikan oleh proses sekunder melalui transport aktif, terletak dalam membran
basolateral yang dapat disaturasi dan kontrol kealiran darah. Dalam spesies tertentu,
pengaruh utama pada absorpsi magnesium adalah faktor yang dapat berpengaruh
pada kelarutan konsentrasi magnesium dalam rumen dan perbedaan potensial negatif
diseluruh mukosa rumen. Magnesium sulit difiltrasi di gromerulus dibanding
kebanyakan makromineral, tetapi dalam jumlah yang cukup difiltrasi dan lolos dari
reabsorpsi tubuler yang dikeluarkan melalui urin.
6. Potassium
Penyerapan potassium terutama terjadi di usus halus non ruminansia oleh
proses yang tidak teratur. Pada ruminansia penyerapan potassium diabsorpsi secara
pasif saat memasuki rumen, selama proses ini terjadi penurunan perbedaan potensial
apikal pada permukaan mukosa. Potassium memasuki aliran darah sebagian besar
melalui membran basolateral dari mukosa usus.
a. Membran Transport
Ada mekanisme yang lebih baik untuk mengangkut potassium melintasi
membran dibandingkan unsur lainnya, tetapi pada dasarnya mempertahankan
konsentrasi intraseluler potassium tetap tinggi. Selain itu, potassium juga sebagai
pompa ATPase dan co-transporter, terdapat ATPase dari hidrogen/potassium dan
enam jenis saluran potassium, masing-masing mempunyai ciri khasnya masing-
masing. Penyesuaian short-term untuk pasokan fluktuasi potassium dapat dibuat
melalui perubahan fluks potasium kedalam sel, di bawah pengaruh insulin.
Selanjutnya diperlukan untuk regulasi yang terletak pada sitotoksitas pada level
sirkulasi potassium yang tinggi.
7. Besi (Fe)
Ketika besi diabsorbsi dari usus halus menuju ke plasma darah, besi tersebut
bergabung dengan apotransferin membentuk transferin, yang selanjutnya diangkut
dalam plasma darah. Besi dan apotransferin berikatan secara longgar, sehingga
memungkinkan untuk melepaskan partikel besi ke sel jaringan dalam tubuh yang
membutuhkan. Absorbsi besi diatur melalui besarnya cadangan besi dalam tubuh.
Absorbsi besi rendah jika cadangan besi tinggi, sebaliknya jika cadangan besi rendah
absorbsi besi ditingkatkan.
Setelah itu, besi dalam tranferin di plasma darah masuk ke dalam sumsum
tulang untuk pembentukan eritrosit dan hemoglobin. Besi yang berlebih
akan bergabung dengan protein apoferritin, membentuk ferritin dan disimpan dalam
sistem retikuloendotelial (RE). Oleh karena apoferritin mempunyai berat molekul
besar, 460.000, ferritin bisa mengikat sejumlah besar besi. Besi yang disimpan
sebagai ferritin disebut besi cadangan. Ditempat penyimpanan, terdapat besi yang
disimpan dalam jumlah yang sedikit dan bersifat tidak larut, yang disebut
hemosiderin.
Bila jumlah besi dalam plasma sangat rendah, besi yang terdapat
dipenyimpanan ferritin dilepaskan dengan mudah ke dalam plasma, dan diangkut
dalam bentuk transferin dan kembali ke sumsum tulang untuk dibentuk eritrosit. Bila
umur eritrosit sudah habis dan sel dihancurkan, maka hemoglobin yang dilepaskan
dari sel akan dicerna oleh sistem makrofag-monosit. Disini terjadi pelepasan besi
bebas, dan disimpan terutama di tempat penyimpanan ferritin yang akan digunakan
untuk kebutuhan pembentukan hemoglobin baru.
8. Zink
Seperti halya besi, zink diabsorpsi relatif sedikit. Dari konsumsi zink 4-14
mg/hari, hanya 10-40 %-nya yang diabsorpsi. Absorpsi menurun dengan adanya agen
pengikat atau kelat sehingga mineral tersebut tidak terserap. Zink berikatan dengan
ligan yang mengandung sulfur, nitrogen atau oksigen. Zink membentuk kompleks
dengan fosfat (PO4), klorida (Cl-
) dan karbonat (HCO3). Buffer N-2-hydroxyethyl-
pysera-zine-N′-2-ethanesulfonic acid (HEPES) berefek kecil terhadap ikatan zink
dengan ligan tersebut. Zink dapat berikatan dengan ligan tersebut dan diekskresikan
melalui feces. Pada sistem pencernaan, mineral dicerna di usus halus.
9. Tembaga
Unsur tembaga yang terdapat dalam makanan melalui saluran pencernaan
diserap dan diangkut melalui darah. Segera setelah masuk peredaran darah, unsur
tembaga akan berikatan dengan protein albumin. Kemudian diantarkan dan
dilepaskan kepada jaringan-jaringan hati dan ginjal lalu berikatan dengan protein
membentuk enzim-enzim, terutama enzim seruloplasmin yang mengandung 90 – 94%
tembaga dari total kandungan tembaga dalam tubuh. Ekskresi utama unsur ini ialah
melalui empedu, sedikit bersama air seni dan dalam jumlah yang relatif kecil bersama
keringat dan air susu. Jika terjadi gangguan-gangguan pada rute pembuangan
empedu, unsur ini akan diekskresi bersama air seni.
10. Selenium
Metabolisme selenium
Pemecahan antara absorbsi selenium dan ketersediaan selenium
mengakibatkan perbedaan besar dalam post-absorbsi metabolism antara
selenomethionin dan sumber lain. Hal ini menimbulkan efek pada retensi selenium,
ekskresi dan transfer pada plasenta dan mammary.
Jalur terpisah
Selenomethionin memeasuki penyimpanan methionine dan proporsi variable
menjadi dimana methionine lebih dibutuhkan dibanding selenium, tetapi konversi
parsial menjadi selenocystine (seCys) melalui lyase dan adenosilmethionine mungkin
terjadi. seCy dapat dimasukkan ke selenoprotein P dalam hati dan dibawa ke plasma,
dimana diambil dan dimasukkan kedalam salah satu dari banyak fungsional
selenophospatsintase dalam jaringan. Selenite dan selenate direduksi menjadi selenide
dan dimasukkan ke dalam seleno protein P. dosis oral dan parenteral dari 75
selenomethionine sama- sama di metabolisme setelah melalui hati, clearance aliran
darah sangat lambat (paruh waktu dalam plasma 12 hari). Sebagian besar disimpan
dalam otot dan selenium dipertahankan dalam hati dan ginjal yang berikatan dengan
protein. Sebaliknya, clearance selenocytine atau selenium anorganik terlalu cepat.
Masuknya seleniumcytin ke dalam eritrosit cytosolic glutasi peroksidasi(GPX) terjadi
pada eritropoiesis dan terjadi lag sebelum hasil GPX dilepaskan pada aliran darah.
Selenomethionin, disisi lain dapat dimasukkan kedalam eritrosit sebagai methionin
dalam hemoglobin. Beberapa transfer selenium dari selenomethionin ke selenocystine
terjadi selama transsilverasi atau transaminasi kecuali dan sampai hal tersebut terjadi,
selenomethionin (bukan selenocystine) dipengaruhi oleh pasokan dan kebutuhan
methionin. Jika konsumsi kekurangan methionin, suplementasi selenomethionin
dengan selenomethionin dapat meningkatkan selenium dalam jaringan selama
penurunan aktivitasi GPX pada saat kebutuhan methionin tinggi seperti pada awal
laktasi dan masa penyapihan. Pada ruminansia, metabolism selenium akan
berlangsung dipengaruhi oleh pengurangan sulfur dan pasokan nitrogen dan faktor
lain yang mempengaruhi sintesis mikroba pada rumen.

More Related Content

What's hot (20)

mineral mikro
mineral mikromineral mikro
mineral mikro
 
Vitamin dan mineral
Vitamin dan mineralVitamin dan mineral
Vitamin dan mineral
 
Penyakit akibat kekurangan dan kelebihan mineral
Penyakit akibat kekurangan dan kelebihan mineralPenyakit akibat kekurangan dan kelebihan mineral
Penyakit akibat kekurangan dan kelebihan mineral
 
Makalah Karbohidrat
Makalah KarbohidratMakalah Karbohidrat
Makalah Karbohidrat
 
Vitamin A
Vitamin AVitamin A
Vitamin A
 
Mineral Mikro
Mineral MikroMineral Mikro
Mineral Mikro
 
Makalah protein
Makalah proteinMakalah protein
Makalah protein
 
Ppt lemak
Ppt lemakPpt lemak
Ppt lemak
 
Mineral
MineralMineral
Mineral
 
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme KarbohidratPenyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
 
Laporan praktikum biokimia vitamin c
Laporan praktikum biokimia   vitamin cLaporan praktikum biokimia   vitamin c
Laporan praktikum biokimia vitamin c
 
metabolisme energi
metabolisme energimetabolisme energi
metabolisme energi
 
Kebutuhan Gizi Pada Dewasa
Kebutuhan Gizi Pada DewasaKebutuhan Gizi Pada Dewasa
Kebutuhan Gizi Pada Dewasa
 
Sistem pencernaan & absorpsi
Sistem pencernaan & absorpsiSistem pencernaan & absorpsi
Sistem pencernaan & absorpsi
 
Metabolisme
MetabolismeMetabolisme
Metabolisme
 
Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan gizi
 
Biokimia oksidasi lipid
Biokimia   oksidasi lipidBiokimia   oksidasi lipid
Biokimia oksidasi lipid
 
Senyawa bioaktif
Senyawa bioaktifSenyawa bioaktif
Senyawa bioaktif
 
Gizi dewasa
Gizi dewasaGizi dewasa
Gizi dewasa
 
ppt Sistem pencernaan
ppt Sistem pencernaan ppt Sistem pencernaan
ppt Sistem pencernaan
 

Viewers also liked

985 990 sukarman-status-mineral
985 990 sukarman-status-mineral985 990 sukarman-status-mineral
985 990 sukarman-status-mineralSuprapto Ns
 
7. defisiensi mineral
7. defisiensi mineral7. defisiensi mineral
7. defisiensi mineralfikri asyura
 
Mineral Processing
Mineral ProcessingMineral Processing
Mineral ProcessingSyed Tanveer
 
Zat Gizi Mineral Makro-Mikro
Zat Gizi Mineral Makro-MikroZat Gizi Mineral Makro-Mikro
Zat Gizi Mineral Makro-MikroSilmi Mufidah
 
Metabolisme protein, karbohidrat, lipid, vitamin dan mineral
Metabolisme protein, karbohidrat, lipid, vitamin dan mineralMetabolisme protein, karbohidrat, lipid, vitamin dan mineral
Metabolisme protein, karbohidrat, lipid, vitamin dan mineralEdihard'x Rider
 

Viewers also liked (9)

985 990 sukarman-status-mineral
985 990 sukarman-status-mineral985 990 sukarman-status-mineral
985 990 sukarman-status-mineral
 
7. defisiensi mineral
7. defisiensi mineral7. defisiensi mineral
7. defisiensi mineral
 
Mineral untuk unggas
Mineral untuk unggasMineral untuk unggas
Mineral untuk unggas
 
Minerals
MineralsMinerals
Minerals
 
Koenzim
KoenzimKoenzim
Koenzim
 
Mineral Processing
Mineral ProcessingMineral Processing
Mineral Processing
 
Zat Gizi Mineral Makro-Mikro
Zat Gizi Mineral Makro-MikroZat Gizi Mineral Makro-Mikro
Zat Gizi Mineral Makro-Mikro
 
Metabolisme protein, karbohidrat, lipid, vitamin dan mineral
Metabolisme protein, karbohidrat, lipid, vitamin dan mineralMetabolisme protein, karbohidrat, lipid, vitamin dan mineral
Metabolisme protein, karbohidrat, lipid, vitamin dan mineral
 
Mineral
MineralMineral
Mineral
 

Similar to Metabolisme Mineral

METABOLISME MINERAL.pptx
METABOLISME MINERAL.pptxMETABOLISME MINERAL.pptx
METABOLISME MINERAL.pptxMukminahmumu
 
Sitem transpor membran
Sitem transpor membranSitem transpor membran
Sitem transpor membranGian Angelo
 
Mineral Makro Materi 150625065144-lva1-app6892-converted (1)
Mineral Makro Materi 150625065144-lva1-app6892-converted (1)Mineral Makro Materi 150625065144-lva1-app6892-converted (1)
Mineral Makro Materi 150625065144-lva1-app6892-converted (1)Muhammad Luthfan
 
2 membranfisiologisarafotot-121006111312-phpapp01
2 membranfisiologisarafotot-121006111312-phpapp012 membranfisiologisarafotot-121006111312-phpapp01
2 membranfisiologisarafotot-121006111312-phpapp01MurniAmiruddin1
 
2.membran fisiologi saraf otot
2.membran fisiologi saraf otot2.membran fisiologi saraf otot
2.membran fisiologi saraf ototBenny Kosandi
 
PROSES PEMBENTUKAN URINE.pptx
PROSES PEMBENTUKAN URINE.pptxPROSES PEMBENTUKAN URINE.pptx
PROSES PEMBENTUKAN URINE.pptxMasnarComputer
 
Sistem transpor membran
Sistem transpor membranSistem transpor membran
Sistem transpor membranMuhammad Poapa
 
Kompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptx
Kompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptxKompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptx
Kompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptxFikryFirmansyah3
 
Biologi-Pertemuan-6.pdf
Biologi-Pertemuan-6.pdfBiologi-Pertemuan-6.pdf
Biologi-Pertemuan-6.pdfNurulAnisah32
 
IDK 1 (Ilmu Keperawatan Dasar 1) : transport trans membran Difusi Osmosis
IDK 1 (Ilmu Keperawatan Dasar 1) : transport trans membran Difusi OsmosisIDK 1 (Ilmu Keperawatan Dasar 1) : transport trans membran Difusi Osmosis
IDK 1 (Ilmu Keperawatan Dasar 1) : transport trans membran Difusi OsmosisSTIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitViodeta Viodeta
 
Lect 4 SISTEM TRANSPOR MEMBRAN SEL LENGKAP
Lect 4 SISTEM TRANSPOR MEMBRAN SEL LENGKAPLect 4 SISTEM TRANSPOR MEMBRAN SEL LENGKAP
Lect 4 SISTEM TRANSPOR MEMBRAN SEL LENGKAPIDewaAyuX3
 
3. transport membran
3. transport membran3. transport membran
3. transport membranSulistia Rini
 
7 - Gangguan Metabolisme Mineral 2023.pptx
7 - Gangguan Metabolisme Mineral 2023.pptx7 - Gangguan Metabolisme Mineral 2023.pptx
7 - Gangguan Metabolisme Mineral 2023.pptxEmmyKardianasari
 
Defisiensi Garam dan Ion Anorganik Pada Tubuh - PT Indogen Intertama.docx.pdf
Defisiensi Garam dan Ion Anorganik Pada Tubuh - PT Indogen Intertama.docx.pdfDefisiensi Garam dan Ion Anorganik Pada Tubuh - PT Indogen Intertama.docx.pdf
Defisiensi Garam dan Ion Anorganik Pada Tubuh - PT Indogen Intertama.docx.pdfmarketingIndogen
 

Similar to Metabolisme Mineral (20)

METABOLISME MINERAL.pptx
METABOLISME MINERAL.pptxMETABOLISME MINERAL.pptx
METABOLISME MINERAL.pptx
 
Sitem transpor membran
Sitem transpor membranSitem transpor membran
Sitem transpor membran
 
Sistem penghadaman
Sistem penghadamanSistem penghadaman
Sistem penghadaman
 
Membran sel
Membran selMembran sel
Membran sel
 
Diktat sel 1415
Diktat sel 1415Diktat sel 1415
Diktat sel 1415
 
Mineral Makro Materi 150625065144-lva1-app6892-converted (1)
Mineral Makro Materi 150625065144-lva1-app6892-converted (1)Mineral Makro Materi 150625065144-lva1-app6892-converted (1)
Mineral Makro Materi 150625065144-lva1-app6892-converted (1)
 
2 membranfisiologisarafotot-121006111312-phpapp01
2 membranfisiologisarafotot-121006111312-phpapp012 membranfisiologisarafotot-121006111312-phpapp01
2 membranfisiologisarafotot-121006111312-phpapp01
 
Transport Membrane Booklet
Transport Membrane Booklet Transport Membrane Booklet
Transport Membrane Booklet
 
2.membran fisiologi saraf otot
2.membran fisiologi saraf otot2.membran fisiologi saraf otot
2.membran fisiologi saraf otot
 
PROSES PEMBENTUKAN URINE.pptx
PROSES PEMBENTUKAN URINE.pptxPROSES PEMBENTUKAN URINE.pptx
PROSES PEMBENTUKAN URINE.pptx
 
Sistem transpor membran
Sistem transpor membranSistem transpor membran
Sistem transpor membran
 
Kompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptx
Kompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptxKompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptx
Kompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptx
 
Biologi-Pertemuan-6.pdf
Biologi-Pertemuan-6.pdfBiologi-Pertemuan-6.pdf
Biologi-Pertemuan-6.pdf
 
IDK 1 (Ilmu Keperawatan Dasar 1) : transport trans membran Difusi Osmosis
IDK 1 (Ilmu Keperawatan Dasar 1) : transport trans membran Difusi OsmosisIDK 1 (Ilmu Keperawatan Dasar 1) : transport trans membran Difusi Osmosis
IDK 1 (Ilmu Keperawatan Dasar 1) : transport trans membran Difusi Osmosis
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolit
 
Lect 4 SISTEM TRANSPOR MEMBRAN SEL LENGKAP
Lect 4 SISTEM TRANSPOR MEMBRAN SEL LENGKAPLect 4 SISTEM TRANSPOR MEMBRAN SEL LENGKAP
Lect 4 SISTEM TRANSPOR MEMBRAN SEL LENGKAP
 
3. transport membran
3. transport membran3. transport membran
3. transport membran
 
Transport Membran
Transport MembranTransport Membran
Transport Membran
 
7 - Gangguan Metabolisme Mineral 2023.pptx
7 - Gangguan Metabolisme Mineral 2023.pptx7 - Gangguan Metabolisme Mineral 2023.pptx
7 - Gangguan Metabolisme Mineral 2023.pptx
 
Defisiensi Garam dan Ion Anorganik Pada Tubuh - PT Indogen Intertama.docx.pdf
Defisiensi Garam dan Ion Anorganik Pada Tubuh - PT Indogen Intertama.docx.pdfDefisiensi Garam dan Ion Anorganik Pada Tubuh - PT Indogen Intertama.docx.pdf
Defisiensi Garam dan Ion Anorganik Pada Tubuh - PT Indogen Intertama.docx.pdf
 

More from Edihard'x Rider

More from Edihard'x Rider (6)

Metabolisme Vitamin
Metabolisme VitaminMetabolisme Vitamin
Metabolisme Vitamin
 
Metabolisme lipid
Metabolisme lipidMetabolisme lipid
Metabolisme lipid
 
Metabolisme protein
Metabolisme proteinMetabolisme protein
Metabolisme protein
 
Metabolisme karbohidrat
Metabolisme karbohidratMetabolisme karbohidrat
Metabolisme karbohidrat
 
Muh. Edihar G2L1 15011
Muh. Edihar G2L1 15011Muh. Edihar G2L1 15011
Muh. Edihar G2L1 15011
 
Edihar G2L1 15011
Edihar G2L1 15011Edihar G2L1 15011
Edihar G2L1 15011
 

Recently uploaded

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 

Recently uploaded (20)

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 

Metabolisme Mineral

  • 1. “Metabolisme Mineral” MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metabolisme Dosen : Dr. Prima Endang Susiliwati, M.Si Oleh : MUH. EDIHAR (G2L1 15 011) PROGRAM STUDI PASCASARJANA KIMIA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2015
  • 2. METABOLISME MINERAL Vitamin dan Mineral merupakan dua hal yang sering kita dengar. Mineral adalah kelompok mikronutrien bagi tubuh. Artinya, zat gizi ini hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk mendukung proses tumbuh dan kembangnya tubuh kita. Banyak yang menganggap bahwa vitamin sama dengan mineral. Padahal dalam struktur kimia kedua nutrisi ini memiliki bentuk yang berbeda sekali pun memiliki beberapa fungsi yang hampir sama. Secara umum, mineral terbagi menjadi 2 macam, yaitu makro mineral dan mikro mineral. Makro mineral adalah mineral yang ada di dalam tubuh lebih dari 0.01% dari berat badan dan dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg/hari seperti Ca (kalsium), P (fosfor), Na (natrium), K (kalium), Cl (klorida), dan S (sulfur). Mineral mikro terdapat dalam tubuh kurang dari 0.01% berat tubuh dan hanya dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100 mg/hari seperti besi (Fe), tembaga (Cu), iodine (I2), zinc (Zn), kobalt (Co), dan Se (selenium). Dalam tubuh mineral akan melaui beberapa proses sebelum di serap oleh tubuh . Salah satu proses dalam tubuh adalah bagaimana mineral dapat melalui atau melewati membran atau yang dikenal dengan transport memberan. Transport memberan sendiri terbagi menjadi dua yaitu transport aktif dan pasif.
  • 3. Gambar : Mineral 1. Metabolisme Mineral Mineral, (kecuali K dan Na), membentuk garam dan senyawa lain yang relatif sukar larut, sehingga sukar diabsorpsi. Absorpsi mineral sering memerlukan protein pengemban spesifik (spesific carrier proteins), sintesis protein ini berperan sebagai mekanisme penting untuk mengatur kadar mineral dalam tubuh. Ekskresi sebagian besar mineral melalui ginjal, ada juga disekresi kedalam getah pencernaan, empedu dan hilang dalam feses. Kelainan akibat kekurangan mineral. Kekurangan intake semua mineral esensial dapat menyebabkan sindroma klinik.Bila terjadi difisiensi biasanya sekunder, akibat malabsorpsi, perdarahan, berlebihan (besi), penyakit ginjal(kalsium), atau problem klinis lain. Kelaianan akibat kelebihan mineral. Kelebihan intake dari hampir semua mineral menyebabkan gejala toksik. Sumber dan kebutuhan mineral sehari-hari. Mineral esensial dan unsur runutan ditemukan dalam sebagian besar makanan, terutama biji-bijian utuh, buah,
  • 4. sayuran, susu, daging dan ikan. Biasanya dalam makanan hanya dalam jumlah yang sedikit. A. Transport aktif Transpor aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan energy untuk mengeluarkan dan memasukan ion - ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat parmeabel dengan tujuan memelihara keseimbangan molekul kecil di dalam sel. Mineral di dalam tubuh akan mengalami reaksi desosiasi menjadi ion-ion dan molekul kecil untuk melalui memberan sel. Pada transport aktif mineral akan melalui memberan sel seperti halnya ion Natrium (Na+ ), ion kalium (K+ ), dan ion Clorium (Cl- ) melalui pompa Natrium - kalium pada membrane sel. Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel, dimana muatan listrik ini ditentukan oleh ion natrium (Na+ ), ion kalium (K+ ), dan ion klorin (Cl- ). Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium - kalium. Transpor aktif dapat berhenti jika sel didinginkan, mengalami keracunan, atau kehabisan energi. Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada membran, dimana di dalam molekul ini, terdapat situs pengikatan. Proses transport aktif dimulai dengan pengambilan tiga ion Na+ dari dalam sel dan menempati situs pengikatan pada protein integral. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada membran yang sebelumnya membuka kearah dalam sel menjadi membuka kebagian luar sel. Selanjutnya, ion Na+ terlepas dari situs
  • 5. pengikatan dan keluar dari protein integral menuju keluar sel. Kemudian dari luar sel, dua ion K+ menempati situs pengikatan di protein integral. Bentuk protein integral berubah, dari sebelumnya membuka kearah luar menjadi membuka kearah dalam sel dan ion kalium dilepaskan kedalam sel. Gambar : Pompa Natrium (Na+ )-Kalium (K+ ) B. Transport pasif Transpor pasif adalah perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi sel. Perpindahan molekul tersebut terjadi secara spontan, dari konsentrasi tinggi ke rendah. Jadi, pejalan itu terjadi secara spontan. Contoh transpor pasif adalah difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi. Difusi adalah penyebaran molekul zat dari konsentrasi (kerapatan) tinggi ke konsentrasi rendah tanpa menggunakan energi. Secara spontan, molekul zat dapat berdifusi hingga mencapai kerapatan molekul yang sama dalam satu ruangan. Sebagai contoh, setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan (difusi gas di dalam
  • 6. medium udara). Molekul dari sesendok gula akan menyebar ke seluruh volume air di gelas meskipun tanpa diaduk (difusi zat padat di dalam medium air), hingga kerapatan zat tersebut merata. Osmosis adalah perpindahan ion atau molekul air (dari kerapatan tinggi ke kerapatan rendah dengan melewati satu membran. Osmosis dapat didefinisikan sebagai difusi lewat membran. Pada transport pasif osmosis, di dalam tubuh mineral akan terionisasi menjadi zat-zat elektrolit yang dapat diserap dalam tubuh. Zat-zat yang memiliki sifat elektrolit lemah lebih cepat melewati membran daripada elektrolit kuat. Contoh zat- zat yang dapat melewati membran dari yang paling cepat hingga yang paling lambat antara lain: Na+ , K+ , Cl- , Ca2+ , Mg2- , Fe3+ . Seperti halnya glukosa, transport mineral melalui Transport glukosa melalui glukosa permease dari eritrosit. Mineral masuk ke dalam eritrosit melalui facilitated transport. Laju transport dengan menggunakan glukosa permease adalah 50.000 kali lebih cepat daripada laju transport tanpa glukosa permease. Pada transport pasif difusi mineral melewati membrane melalui saluran yang disebut CHANNEL MEDIATED. CHANNEL-dimediasi DIFUSI difasilitasi dalam saluran dimediasi difasilitasi difusi, zat terlarut bergerak menuruni konsentrasi gradien melintasi bilayer lipid melalui membran channel. Sebagian besar saluran membran saluran ion, protein trans membran integral yang memungkinkan zat atau molekul kecil, anorganik ion yang terlalu hidrofilik untuk menembus nonpolar yang
  • 7. interior dari lapisan ganda lipid. Setiap ion dapat menyebar di seluruh membran hanya pada situs tertentu. Gambar : Transport Pasif Difusi Mineral Dalam membran plasma ion yang paling banyak yaitu K+ (ion kalium) atau Cl- (ion klorida) dan ion yang sedikit yaitu Na+ (ion natrium) atau Ca2+ (ion kalsium). Difusi ion melalui saluran umumnya lebih lambat dari difusi gratis melalui lapisan ganda lipid karena saluran menempati sebagian kecil dari total luas permukaan membran daripada lipid. Namun, difasilitasi difusi melalui saluran adalah proses yang sangat cepat yaitu lebih dari juta ion kalium dapat mengalir melalui channel ini. Sebuah channel dikatakan terjaga keteraturannya ketika bagian dari protein saluran bertindak sebagai gerbang, berubah bentuk dalam satu cara untuk membuka pori dan
  • 8. cara lain untuk menutupnya. Ion-ion akan keluar masuk dengan seiringnya terbuka dan tertutupnya gerbang tersebut, ini diatur oleh perubahan kimia atau listrik di dalam dan di luar sel. Ketika gerbang saluran terbuka, ion berdifusi ke dalam atau keluar dari sel, menuruni gradien elektrokimia. 2. Kalsium (Ca) Ca diabrospsi duodenum dan jejunum proksimal oleh protein pengikat Ca yang disintesis sebagagi respon terhadap kerja 1,25-dihidroksikolekalsiferol (1,25- dihidroksi vitamin D). Abrospsi dihambat oleh senyawa yang membentuk garam Ca yang tidak larut. Kalsium diekskresi melalui ginjal bila kadarnya diatas 7 mg/100 ml. Sejumlah besar diekskresi melalui usus dan hampir semuanya hilang dalam feses. a. Pengaturan keseimbangan kalsium Untuk mempertahankan kadar kalsium dalam keadaan normal, diperlukan interaksi beberapa proses antara lain : 1. Pemasukan yang berasal dari makanan dan absorpsi saluran cerna 2. Pengeluaran melalui ekskresi urin dan feses 3. Keseimabnan formasi dan resorpsi tulang yang disebut sebagai dinamika tulang (bone turnover) Untuk menjamin keseimbangan proses-proses diatas
  • 9. dengan baik diperlukan pengaturan secara hormonal yaitu Hormon paratiroid, Vitamin D dan Kalsitonin 3. Fosfat Fosfat bebas diabsorpsi dalam jejunum bagian tengah dan masuk aliran darah melalui sirkulasi portal. Pengaturan absorpsi fosfat diatur oleh 1 , 25–dihidroksi kolekalsiferol (1,25-dihidroksivitamin D). Fosfat ikut dalam pengaturan derivat aktif vitamin D. Bila kadar fosfat serum rendah, pembentukan 1,25-dihidroksi vitamin D dalam tubulus renalis dirangsang, sehingga terjadi penambahan absorpsi fosfat dari usus. Deposisi fosfat sebagai hidroksiapatit dalam tulang diatur oleh kadar hormon paratiroid. 1,25-dihidroksi vitamin D, memegang peranan yang memungkinkan hormon paratiroid melakukan mobilisasi kalsium dan fosfat dari tulang. Ekskresi fosfat terjadi terutama dalam ginjal. 80 persen – 90 persen fosfat plasma difiltrasi pada glomerulus ginjal. Jumlah fosfat yang diekskresi dalam urin menunjukkan perbedaan antara jumlah yang difiltrasi dan yang direabsorpsi oleh tubulus proximal dan tubulus distal ginjal. 1,25-Dihidroksivitamin D merangsang reabsorpsi fosfat bersama kalsium dalam tubulus proksimal. Hormon paratiroid mengurangi reabsorpsi fosfat oleh tubulus renalis sehingga mengurangi efek 1,25- Dihidroksivitamin D pada ekskresi fosfat. Bila tidak ada efek kuat hormon paratiroid, ginjal mampu memberi respon terhadap 1,25-dihidroksi vitamin D dengan pengambilan semua fosfat yang difiltrasi.
  • 10. 4. Natrium Natrium diabsorpsi di usus halus secara aktif (membutuhkan energi), lalu dibawa oleh aliran darah ke ginjal untuk disaring kemudian dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah cukup untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium akan dikeluarkan melalui urin yang diatur oleh hormon aldosteron yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal jika kadar natrium darah menurun. Ekskresi natrium terutama dilakukan oleh ginjal. Pengaturan eksresi ini dilakukan untuk mempertahankan homeostasis natrium, yang sangat diperlukan untuk mempertahankan volume cairan tubuh. Pengeluaran natrium juga terjadi lewat pengeluaran keringat dan tinja dalam jumlah kecil. Kekuran natrium dari rute-rute ini dapat mengakibatkan kematian pada kasus berkeringat dan diare yang berlebihan. Ingesti natrium dipengaruhi oleh rasa dan dorongan homeostatis (selera terhadap garam) untuk mempertahankan keseimbangan natrium. Hewan mempunyai dorongan untuk memakan garam yang di picu oleh natrium plasma yang rendah. 5. Magnesium Kejadian metabolik dalam rumen kebanyakan ditentukan dari jumlah konsumsi magnesium. Magnesium diabsorpsi melalui kombinasi transfor aktif dan transfor pasif. Proses utama normalnya adalah transport pasif dan dimulai pada membran apikal mukosa rumen, dimana uptake magnesium diarahkan oleh perbedaan
  • 11. potensial negatif yang berbeda. Dan dihambat oleh konsentrasi tinggi potassium dalam rumen. Proses carrier-mediated memungkinkan terjadinya pertukaran ion magnesium dan hidrogen dan tidak sensitif terhadap potassium, menjadi proses dominan pada konsentrasi magnesium luminal yang tinggi. Absorpsi magnesium diselesaikan oleh proses sekunder melalui transport aktif, terletak dalam membran basolateral yang dapat disaturasi dan kontrol kealiran darah. Dalam spesies tertentu, pengaruh utama pada absorpsi magnesium adalah faktor yang dapat berpengaruh pada kelarutan konsentrasi magnesium dalam rumen dan perbedaan potensial negatif diseluruh mukosa rumen. Magnesium sulit difiltrasi di gromerulus dibanding kebanyakan makromineral, tetapi dalam jumlah yang cukup difiltrasi dan lolos dari reabsorpsi tubuler yang dikeluarkan melalui urin. 6. Potassium Penyerapan potassium terutama terjadi di usus halus non ruminansia oleh proses yang tidak teratur. Pada ruminansia penyerapan potassium diabsorpsi secara pasif saat memasuki rumen, selama proses ini terjadi penurunan perbedaan potensial apikal pada permukaan mukosa. Potassium memasuki aliran darah sebagian besar melalui membran basolateral dari mukosa usus. a. Membran Transport Ada mekanisme yang lebih baik untuk mengangkut potassium melintasi membran dibandingkan unsur lainnya, tetapi pada dasarnya mempertahankan
  • 12. konsentrasi intraseluler potassium tetap tinggi. Selain itu, potassium juga sebagai pompa ATPase dan co-transporter, terdapat ATPase dari hidrogen/potassium dan enam jenis saluran potassium, masing-masing mempunyai ciri khasnya masing- masing. Penyesuaian short-term untuk pasokan fluktuasi potassium dapat dibuat melalui perubahan fluks potasium kedalam sel, di bawah pengaruh insulin. Selanjutnya diperlukan untuk regulasi yang terletak pada sitotoksitas pada level sirkulasi potassium yang tinggi. 7. Besi (Fe) Ketika besi diabsorbsi dari usus halus menuju ke plasma darah, besi tersebut bergabung dengan apotransferin membentuk transferin, yang selanjutnya diangkut dalam plasma darah. Besi dan apotransferin berikatan secara longgar, sehingga memungkinkan untuk melepaskan partikel besi ke sel jaringan dalam tubuh yang membutuhkan. Absorbsi besi diatur melalui besarnya cadangan besi dalam tubuh. Absorbsi besi rendah jika cadangan besi tinggi, sebaliknya jika cadangan besi rendah absorbsi besi ditingkatkan. Setelah itu, besi dalam tranferin di plasma darah masuk ke dalam sumsum tulang untuk pembentukan eritrosit dan hemoglobin. Besi yang berlebih akan bergabung dengan protein apoferritin, membentuk ferritin dan disimpan dalam sistem retikuloendotelial (RE). Oleh karena apoferritin mempunyai berat molekul besar, 460.000, ferritin bisa mengikat sejumlah besar besi. Besi yang disimpan sebagai ferritin disebut besi cadangan. Ditempat penyimpanan, terdapat besi yang
  • 13. disimpan dalam jumlah yang sedikit dan bersifat tidak larut, yang disebut hemosiderin. Bila jumlah besi dalam plasma sangat rendah, besi yang terdapat dipenyimpanan ferritin dilepaskan dengan mudah ke dalam plasma, dan diangkut dalam bentuk transferin dan kembali ke sumsum tulang untuk dibentuk eritrosit. Bila umur eritrosit sudah habis dan sel dihancurkan, maka hemoglobin yang dilepaskan dari sel akan dicerna oleh sistem makrofag-monosit. Disini terjadi pelepasan besi bebas, dan disimpan terutama di tempat penyimpanan ferritin yang akan digunakan untuk kebutuhan pembentukan hemoglobin baru. 8. Zink Seperti halya besi, zink diabsorpsi relatif sedikit. Dari konsumsi zink 4-14 mg/hari, hanya 10-40 %-nya yang diabsorpsi. Absorpsi menurun dengan adanya agen pengikat atau kelat sehingga mineral tersebut tidak terserap. Zink berikatan dengan ligan yang mengandung sulfur, nitrogen atau oksigen. Zink membentuk kompleks dengan fosfat (PO4), klorida (Cl- ) dan karbonat (HCO3). Buffer N-2-hydroxyethyl- pysera-zine-N′-2-ethanesulfonic acid (HEPES) berefek kecil terhadap ikatan zink dengan ligan tersebut. Zink dapat berikatan dengan ligan tersebut dan diekskresikan melalui feces. Pada sistem pencernaan, mineral dicerna di usus halus.
  • 14. 9. Tembaga Unsur tembaga yang terdapat dalam makanan melalui saluran pencernaan diserap dan diangkut melalui darah. Segera setelah masuk peredaran darah, unsur tembaga akan berikatan dengan protein albumin. Kemudian diantarkan dan dilepaskan kepada jaringan-jaringan hati dan ginjal lalu berikatan dengan protein membentuk enzim-enzim, terutama enzim seruloplasmin yang mengandung 90 – 94% tembaga dari total kandungan tembaga dalam tubuh. Ekskresi utama unsur ini ialah melalui empedu, sedikit bersama air seni dan dalam jumlah yang relatif kecil bersama keringat dan air susu. Jika terjadi gangguan-gangguan pada rute pembuangan empedu, unsur ini akan diekskresi bersama air seni. 10. Selenium Metabolisme selenium Pemecahan antara absorbsi selenium dan ketersediaan selenium mengakibatkan perbedaan besar dalam post-absorbsi metabolism antara selenomethionin dan sumber lain. Hal ini menimbulkan efek pada retensi selenium, ekskresi dan transfer pada plasenta dan mammary. Jalur terpisah Selenomethionin memeasuki penyimpanan methionine dan proporsi variable menjadi dimana methionine lebih dibutuhkan dibanding selenium, tetapi konversi parsial menjadi selenocystine (seCys) melalui lyase dan adenosilmethionine mungkin terjadi. seCy dapat dimasukkan ke selenoprotein P dalam hati dan dibawa ke plasma,
  • 15. dimana diambil dan dimasukkan kedalam salah satu dari banyak fungsional selenophospatsintase dalam jaringan. Selenite dan selenate direduksi menjadi selenide dan dimasukkan ke dalam seleno protein P. dosis oral dan parenteral dari 75 selenomethionine sama- sama di metabolisme setelah melalui hati, clearance aliran darah sangat lambat (paruh waktu dalam plasma 12 hari). Sebagian besar disimpan dalam otot dan selenium dipertahankan dalam hati dan ginjal yang berikatan dengan protein. Sebaliknya, clearance selenocytine atau selenium anorganik terlalu cepat. Masuknya seleniumcytin ke dalam eritrosit cytosolic glutasi peroksidasi(GPX) terjadi pada eritropoiesis dan terjadi lag sebelum hasil GPX dilepaskan pada aliran darah. Selenomethionin, disisi lain dapat dimasukkan kedalam eritrosit sebagai methionin dalam hemoglobin. Beberapa transfer selenium dari selenomethionin ke selenocystine terjadi selama transsilverasi atau transaminasi kecuali dan sampai hal tersebut terjadi, selenomethionin (bukan selenocystine) dipengaruhi oleh pasokan dan kebutuhan methionin. Jika konsumsi kekurangan methionin, suplementasi selenomethionin dengan selenomethionin dapat meningkatkan selenium dalam jaringan selama penurunan aktivitasi GPX pada saat kebutuhan methionin tinggi seperti pada awal laktasi dan masa penyapihan. Pada ruminansia, metabolism selenium akan berlangsung dipengaruhi oleh pengurangan sulfur dan pasokan nitrogen dan faktor lain yang mempengaruhi sintesis mikroba pada rumen.