3. Profil Fred.E.Fiedler
Fred Fiedler lahir pada tanggal 13
juli 1922.Beliau adalah orang
yang mengembangkan minat
dalam psikologi .Dia menerima
gelar masterdi bidang psikologi
industri dan organisasi pada
tahun 1947 dan gelar Ph.D.
dalam gelar psikologi klinis pada
tahun 1949.
Fred adalah anggota Asosiasi
International Psikologi terapan
dan mantan presiden divisi ini
adalah pendamping dari Society
For Experimental Social
Psychology dan Midwestern
Psychologycal Association.
4. • Menurut fred fiedler ,
seorang pemimpin
mempunyai gaya
kepemimpinan yang relatif
tetap , yaitu Orientasi Tugas
atau Orientasi Relasi.
Fred Fiedler
• Teori kepemimpinan kontingensi fiedler menunjukan hubungan
antara orientasi pemimpin atau gaya dan kinerja kelompok yang
berbeda dibawah kondisi situasional.
5. Pada dasarnya teori
kontingensi mengandaikan
bahwa keberkesanan
kepemimpinan adalah
bergantung kepada
kesesuaian dan keselarasan
personaliti dan tingkah laku
pemimpin dengan faktor-
faktor situasi seperti struktur
tugas ,kuasa,kedudukan, dan
kemahiran serta sikap para
pekerja.
6. • Teori ini berdasar pada
Penentuan orientasi
pemimpin(hubungan
atau tugas),unsur-unsur
situasi(hubungan
pemimpin-
anggota,tugas struktur
,dan kekuasaan
pemimpin posisi),dan
orientasi pemimpin
yang ditemukanpaling
efektif karena
situasiberubah dari
rendah sampai sedang
untuk kontrol tinggi.
8. Fungsi Skala LPC
Skala LPC yang dikembangkan fred ini memiliki beberapa
fungsi yaitu :
• mengukur rating yang diberikan atas para pemimpin oleh
orang-orang yang bekerja sama dengannya.
• menggambarkan orang yang bersangkutan bekerja dengannya.
9.
10. Setiap item lalu diberi peringkat antara 1 hingga 8,
dengan angka 8 mengindikasikan rating yang paling cocok.
Contohnya skalanya sebagai berikut:
Angkuh 1 2 3 4 5 6 7 8 Ramah
Nir-Kooperatif 1 2 3 4 5 6 7 8 Kooperatif
Benci 1 2 3 4 5 6 7 8 Pendukung
Tertutup 1 2 3 4 5 6 7 8 Terbuka
11. • Sebaliknya, pemimpin dengan skor LPC yang rendah
mencirikan pemimpin yang lebih puas dengan kinerja
bawahan dalam rangka mencapai tujuan dan melaksanakan
tugas. Pemimpin jenis ini menempatkan pemberian
motivasi sebagai prioritas kedua.
• pemimpin dengan skor tinggi merupakan hasil dari
hubungan personal yang memuaskan, yaitu saat
hubungan dengan bawahan hendak ditingkatkan,
pemimpin akan bertindak secara suportif (mendukung),
dengan cara yang penuh pertimbangan.
12. • Pemimpin dengan skor LPC yang rendah dapat
ditempatkan pada situasi kepemimpinan yang paling
diinginkan atau paling tidak diinginkan.
• Pemimpin dengan skor LPC yang tinggi dapat
ditempatkan dalam situasi kepemimpinan yang
diinginkan secara moderat dan variabel-variabel
berbaur.
13. • Sangat Diinginkan
(hubungan pemimpin-
anggota baik, tugas
terstruktur secara baik,
kekuasaan berdasarkan
posisi dalam kondisi
kuat)
• Sangat Tidak
Diinginkan
(hubungan
pemimpin-anggota
buruk, tugas tidak
terstruktur,
kekuasaan
berdasarkan posisi
dalam kondisi
lemah)
14. • Pemimpin Berorientasi Pekerjaan
(skor LPC rendah) disarankan
mengambil gaya direktif (mengatur)
dan mengendalikan akan ia lebih
efektif dalam melakukan tindak
kepemimpinan.
• Pemimpin dengan orientasi
hubungan interpersonal
(skor LPC tinggi) maka
pendekatan partisipatif akan
lebih efektif.
15. Variable Situation
perilaku kepemimpinan merupakan variabel dependen
(bergantung) atas kecocokannya dengan situasi kepemimpinan
tertentu (variabel bebas)
Terdapat 3 variabel yang menentukan kecocokan atas
situasi yang mempengaruhi peran dan pengaruh pemimpin,
yaitu:
Hubungan Pemimpin-Anggota
Struktur Tugas
Kekuasaan Berdasarkan Posisi
16. Hubungan Pemimpin –
Anggota
• Hubungan Pemimpin-Anggota – yaitu hingga derajat dimana
pemimpin dipercaya dan disukai oleh anggota kelompok, serta
keingin mereka mengikuti arahan pemimpin.
17. Struktur Tugas
• derajat dimana tugas diberikan pemimpin kepada anggota kelompok
secara jelas, serta sejauh mana tugas tersebut disusun berdasarkan
instruksi yang rinci dan adanya prosedur-prosedur standar.
18. Kekuasaan Berdasar Posisi
• Kekuasaan pemimipin lewat posisinya dalam
organisasi, serta hingga derajat mana pemimpin
dapat menerapkan otoritas dalam hal pemberian
reward dan punisment atau promosi serta demosi.
19. • Gaya kepemimpinan akan berbeda sepanjang situasi kepempimpinan yang
dikehendaki adalah berbeda. Fiedler berdalih, “efektivitas kepemimpinan
dapat ditingkatkan dengan cara mengubah situasi kepemimpinan.”
• Kekuasaan Berdasarkan Posisi, Struktur Pekerjaan, dan Hubungan Pemimpin-
Anggota dapat diubah guna membuat situasi lebih kompatibel (cocok)
dengan karakteristik-karakteristik yang dimiliki pemimpin.
20. KEUNGGULAN
1. Teori ini di dukung oleh penelitian empirik yang bagus.
2. Teori ini telah memperluas pemahaman kita mengenai
kepemimpinan dengan mempertimbangkan dampak situasi
terhadap pemimpin.
3. Teori ini prediktif dan menyediakan informasi yang berguna
bagi kepemimpinan secara efektif.
4. Teori ini menguntungkan karena tidak mengharuskan orang
mampu dalam semua situasi.
5. Teori ini menyediakan data mengenai gaya kepemimpinan
yang dapat berguna bagi pengembangan identitas
kepemimpinan dalam organisasi
21. KELEMAHAN
1. Teori ini gagal menjelaskan secara lengkap kenapa seorang
pemimpin lebih efektif dalam beberapa situasi dibanding
situasi lain.
2. Sala LPC banyak di pertanyakan kevalidannya karena
dianggap tidak kolerasi dengan standard ukuran
kepemimpinan lainnya
3. Teori ini susah diterapkan pada setting dunia nyata , karena
membutuhkan penilaian yang kompleks dengan tiga
pendukungnya yaitu hubungan pimpinan bawahan,struktur
kerja, dan kekuatan posisi yang masing-masing berbeda.
4. Teori ini gagal menjelaskan apa yang harus dilakukan
organisasi untuk menyesuaikan pemimpin dan situasi di
tempat kerja.
23. Profil Dosen Pengampu
Drs.Antar Venus,M.A.comm lahir
pada tanggal 2 Juni 1986. Beliau
adalah Pakar komunikasi yang
terobsesi membumikan ilmu
komunikasi. Sebagai pengampu
mata kuliah teori – teori
komunikasi di Universitas
Padjadjaran . Dosen ini
menyebarkan motto “Learning
communication theories in
partical way”
24. Profil Diri
Afina Rachmani Lahir pada tanggal
14 Oktober 1995. Mahasiswa
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Padjajaran ini adalah
seseorang yang terobsesi dalam
bidang kewirausahaan maka dari
itu ia melanjutkan kuliah di
fakultas Ilmu komunikasi ini karena
ia ingin mempelajari dengan benar
tentang kepemimpinan dan cara
mempersuasi khalayak dengan
baik. Ia memilki motto”Berani
berbisnis merupakan acuan
seberapa besar nyali anda dalam
menghadapi dunia masa depan”