Proses konseling krisis meliputi 7 tahapan utama yaitu memberikan intervensi segera, teknik reassurance, mengambil tindakan, mengembalikan keseimbangan, membantu mengembangkan harapan dan kemungkinan positif, memberikan dukungan, serta fokus pada pemecahan masalah. Tujuannya adalah mengembalikan kestabilan emosi klien dan membantu mereka mengatasi masalah melalui brainstorming solusi dan komitmen untuk tindakan
2. Krisis dapat diartikan dalam keadaan
“bahaya”; suatu kondisi kacau yang dialami
klien atau suatu tingkat distress yang tinggi
3. 1. Mengupayakan Intervensi Segera
Orang yang sedang
krisis umumnya tidak
dapat menahan stress-
nya dalam jangka waktu
lama. Mereka butuh
intervensi segera.
4. 2. Teknik: Reassurance
Dalam fase ini, penting
untuk memberikan
teknik dukungan untuk
mengurangi kecemasan,
rasa bersalah,
ketegangan, dan
memberikan dukungan
emosi. Usaha-usaha ini
dalam rangka
mengupayakan kembali
keseimbangan mereka.
5. 3. Mengambil Tindakan
Orang yang dalam keadaan krisis cenderung
berperilaku termangu-mangu; bingung; oleh
karena itu perlu mengarahkan mereka ke
perilaku yang berarti dan bertujuan.
Tahap ini bukan waktu yang tepat untuk
meminta mereka mengisi kuesioner, memberikan
tes psikologi atau mengeskplorasi riwayat hidup
mereka.
Konselor perlu aktif dan berpartisipasi terhadap
masalah klien. Mendengarkan adalah hal yang
sangat penting dalam mengumpulkan informasi.
Penting: ketrampilan berkomuniksi;
mempertimbangkan persepsi, memperhatikan perasaan
klien.
6. 4. Mengembalikan Keseimbangan
Tahap ini bukan untuk mengubah
kepribadian namun mengembalikan
keseimbangan klien dan
menghindari/mencegah kondisi yang
lebih buruk.
Cara: memperhatikan informasi-informasi
yang klien berikan dan menunjukkan
kemampuan-kemampuan/kekuatan
dirinya.
7. 5. Membantu Mengembangkan Harapan
dan Kemungkinan Positif
Karena orang yang krisis merasa tak berdaya dan
tak punya harapan, penting untuk membantu
mereka menumbuhkan harapan. Jangan beri
mereka janji-janji, namun dorong mereka untuk
mengatasi masalahnya.
Keyakinan konselor terhadap kemampuan klien untuk
mengatasi masalahnya adalah penting!!
8. 6. Memberikan Dukungan
Intervensi krisis meliputi
pemberian dukungan.
Awalnya, mungkin kita sebagai
konselor adalah satu-satunya
orang yang memberikan
dukungan itu. Namun klien
perlu diajak untuk
mengembangkan jaringan
dukungan dari orang lain juga
misalnya: sahabat, orang tua
dan sebagainya.
9. 7. Fokuskan Pada Problem Solving
Problem solving merupakan
tulang punggung dari
konseling krisis. Konselor
dan klien mencoba
menetapkan problem utama
yang menyebabkan krisis,
kemudian membantu klien
merencanakan dan
mengimplementasikan cara-
cara tersebut.
10. Yang perlu dilakukan :
Brainstrorming alternatif-alternatif pemecahan masalah yang mungkin
Menolong klien mempertimbangkan konsekuensi dari alternatif-alternatif
yang ada, baik sisi positif maupun sisi negatif. Biarkan klien yang
melakukan terlebih dahulu, baru konselor.
Menolong klien untuk menetapkan tindakan. Konselor perlu mendorong
bahkan mungkin mendesak klien untuk menetapkan tindakan. Minta
komitmen dari klien atas keputusan/pilihan tindakan yang diambilnya
misalnya: mulai kapan dan bagaimana dia akan melakukannya.
Membantu klien menghadapi perasaan “sakit”. Lakukan secara gradual,
yang membuat klien merasa aman dan nyaman dalam menghadapi
kenyataan sepenuhnya.
Konselor perlu menanamkan kepercayaan diri dan perasaan bernilai/harga
diri klien bahwa dirinya mampu menghadapi persoalannya.
Hindari klien bergantung pada konselor; tumbuhkan rasa tanggung jawab
terhadap dirinya sendiri.