Dokumen tersebut membahas tentang kerangka konseptual penelitian dan penjelasan mengenai kerangka konseptual. Kerangka konseptual adalah hubungan antar konsep yang akan diteliti dan memberikan gambaran variabel dan hubungannya. Dokumen ini juga menjelaskan langkah pembuatan kerangka konseptual mulai dari seleksi konsep, pengembangan hubungan, dan pengembangan konsep dalam gambar.
SIM, Angga Ali Praja, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Pengembangan Sistem, Universitas Mercu Buana, 2017
1. Nama / NIM : Angga Ali Praja / 43116110029
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
FORUM
Kerangka konseptual (conceptual framework) adalah suatu hubungan atau kaitan antara
konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep ini
gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik
yang akan dibahas. (Yogi,2017). Kerangka ini didapatkan dari konsep ilmu / teori yang dipakai
sebagai landasan penelitian yang didapatkan pada tinjauan pustaka atau kalau boleh dikatakan
oleh penulis merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka yang dihubungkan dengan garis sesuai
variabel yang diteliti.
Tinjauan pustaka berisi semua pengetahuan (teori, konsep, prinsip, hukum maupun proposisi)
yang nantinya bisa membantu untuk menyusun kerangka konsep dan operasional penelitian.
Temuan hasil peneliti yang telah ada sangat membantu dan mempermudah peneliti membuat
kerangka konseptual.
Kerangka konseptual diharapkan akan memberikan gambaran dan mengarahkan asumsi
mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Kerangka konseptual memberikan petunjuk
kepada peneliti di dalam merumuskan masalah penelitian. Peneliti akan menggunakan
kerangka konseptual yang telah disusun untuk menentukan pertanyaan-pertanyaan mana yang
harus dijawab oleh penelitian dan bagaimana prosedur empiris yang digunakan sebagai alat
untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan tersebut. Kerangka konseptual diperoleh dari
hasil sintesis dari proses berpikir deduktif (aplikasi teori) dan induktif ( fakta yang ada, empiris),
kemudian dengan kemampuan kreatif-inovatif, diakhiri dengan konsep atau ide baru yang
disebut kerangka konseptual.
Pemilihan kerangka konsepsual yang tepat pada sebagian besar penelitian ditentukan oleh
beberapa landasan, yaitu :
1. Landasan pertama berpikir deduktif; analisis teori, konsep, prinsip, premis yang berhubungan
dengan masalah yang akan diteliti. Oleh karena itu peneliti harus membuat analisis secara hati-
hati dan kritis serta menelaah semua kepustakaan yang berhubungan dengan subyek penelitian
secara cermat, sebelum memformulasikan hipotesis yang bertujuan untuk menjawab
pertanyaan penelitian tersebut.
2. Landasan kedua berpikir induktif ; analisis penelusuran hasil penelitian orang lain yang
mendahului yang terkait dengan masalah dan tujuan penelitian.
3. Landasan ketiga adalah merumuskan permasalahan dan penetapan tujuan penelitian atas
dasar sintesis dari analisis landasan pertama dan kedua dengan cara berpikir kreatif-inovatif;
sintesis pengalaman, teori, fakta, tujuan penelitan dan logika berpikir kreatif disusun menjadi
kerangka konseptual penelitian.
Ada semacam asas dalam pembuatan kerangka pikir atau kerangka konseptual, yaitu :
Untuk pendidikan sarjana, kerangka konsep mengacu pada suatu konsep yang telah ada
(cukup satu). Variabel yang membentuk kerangka konsep disesuaikan dengan variabel yang
relevan dengan permasalahan yang ada (tujuan penelitian). Jadi mencoba mencocokkan teori,
konsep dengan realita permasalahan di lapangan.
Untuk pendidikan magister, selain berdasarkan kerangka konsep yang ada (bisa lebih dari
satu), juga diminta ada masukan ide atau gagasan baru. Paling tidak ada modifikasi variable
yang disesuaikan realita di lapangan. Tujuan akhir penelitian program magister lebih
diutamakan dalam bentuk ide dan atau teknologi pemecahan masalah.
Untuk pendidikan doktor, maka konsep yang ada harus dimodifikasi, artinya seorang program
doktor juga ada ide, gagasan inovatif dalam mengembangan konsep. Ide inovatif yang
2. disesuaikan dengan kondisi dan situasi di mana penelitian tersebut diadakan, sehingga
menghasilkan pengetahuan baru.
Tahap penyusunan kerangka konseptual.
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep
yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian. Untuk itu langkah-langkah yang dilakukan
sebelum membuat kerangka konseptual ini adalah :
1. Seleksi dan definisi konsep (logika berpikir untuk mencoba menjelaskan atau atribut dari
masalah yang akan diteliti)
2. Mengembangkan pernyataan hubungan.
3. Mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka. Yang meliputi :
Disesuaikan dengan pernyataan masalah.
penjelasan bagaimana hubungan masalah dengan variabel yang lain, yang diduga sebagai
penyebab timbulnya masalah. Arah kerangka sesuaikan dengan variable yang akan diteliti
dengan mengembangkan konsep dalam gambar / kerangka dengan membuat garis mana yang
diteliti dan tidak dengan menggunakan garis sambung atau terputus, serta buat panah untuk
bagian yang ada pengaruhnya dan tidak untuk bagian yang tidak ada pengaruh
Identifikasi dan analisa teori yang diaplikasikan
Kesimpulan
Dari pembahasan tugas UTS saya dapat disimpulkan bahwa kerangka konseptual perlu
diperhatikan dalam sistem informasi perusahaan. Seperti E-Banking adalah Suatu aktivitas
transaksi yang berhubungan dengan perbankan, dimana aktivitas tersebut bisa dilakukan di
kantor, rumah atau tempat-tempat lainnya dengan menggunakan jaringan internet. BCA salah
satu bank pelopor e-banking di Indonesia. BCA menawarkan produk perbankan elektronik berupa
KlikBCA, yang memberikan kemudahan untuk melakukan transaksi perbankan melalui komputer
dan jaringan internet. KlikBCA dilengkapi dengan security untuk menjamin keamanan dan
kerahasiaan data dan transaksi yang dilakukan oleh nasabah.
Daftar Pustaka
1. Yogi, 2017. https://yogipoltek.wordpress.com/2013/05/23/kerangka-konseptual/ (18 Oktober
2017 18.30 WIB)
3. Kuis
Dari artikel UTS yang saya kerjakan, di tempat perusahaan saya bekerja sekarang memang
memiliki sistem informasi yang sudah lebih maju dari kompetitor lainnya. Tetapi tidak dapat
dipungkiri bahwa masih perlu ada beberapa penyempurnaan. Rekomendasi dari saya adalah
untuk memperkuat keamanan transaksi internet banking agar nasabah tidak kecewa.
Berikut ini beberapa saran dari saya:
1. Pelayanan online terhadap customer (online customer service quality), dari data hasil
kuesioner indikator online customer service quality, website internet banking yang diharapkan
mampu memberi informasi yang akurat, cepat, vitur tampilan yang menarik, dan customer
service e-banking bank BCA diharapkan dapat memberikan bantuan setiap saat.
2. Pelayanan system informasi produk layanan internet banking dari bank BCA berpeluang
untuk lebih ditingkatkan kualitasnya adalah kemudahan nasabah dalam mengakses dan log in
ke web e-banking, penggunaan e-banking yang tidak bertele-tele, serta diharapkan rendahnya
resiko bertransaksi menggunakan e-banking BCA dari pelaku cyber crime.
3. Kualitas produk dan pelayanan perbankan, nasabah berharap seluruh produk layanan yang
diinginkan nasabah terdapat dalam menu yang disediakan oleh internet banking bank BCA.
4. Perlunya ditingkatkan kualitas keseluruhan pelayanan internet banking bagi perusahaan bank
BCA agar mampu mempertahankan serangan dari para pesaing dan mengevaluasi serta
memahami harapan-harapan nasabah.
5. Penelitian selanjutnya juga bisa dilakukan analisis comparative atau perbandingan pelayanan
internet banking antara satu provider internet bank dengan provider internet banking bank
lainya untuk memberikan informasi lebih lanjut tentang perkembangan tekhnologi sistem
internet banking perbankan.