Dokumen tersebut membahas tentang manajemen konflik, yang mencakup definisi konflik menurut Robbins, penyebab konflik meliputi komunikasi, struktur, dan variabel pribadi, jenis-jenis konflik kerja seperti intrapersonal, interpersonal, antar individu dan kelompok, serta antar kelompok dan organisasi, tipe-tipe konflik seperti individual dan kelompok, manfaat konflik bila dikelola dengan baik, serta cara mengelola konflik
3. Robbins (1984) menyatakan bahwa konflik adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
mengimbangi usaha-usaha orang lain dengan cara merintangi yang menyebabkan frustasi dalam mencapai
tujuan unutk meningkatkan keinginannya.
5. Menurut Robins (1996), konflik muncul karena ada kondisi yang melatarbelakanginya, yaitu :
1. Komunikasi, Komunikasi yang buruk antar individu dalam arti perbedaan persepsi atau pandangan terhadap suatu hal, ide
maupun gagasan dalam organisasi dapat menjadi sumber konflik
2. Struktur, struktur dalam konteks yang akan dibahas mencangkup struktur ketidakcocokan antara tujuan individu dengan
tujuan kelompok organisasi
3. Variable Pribadi, Faktor pribadi yaitu meliputi sistem nilai yang dimiliki tiap individu, karakteristik kepribadian yang
menyebabkan individu memiliki keunikan dan berbeda dengan individu lain
7. Menurut James A.F. Stoner dan Charles
Wankel dikenal ada Lima jenis konflik yaitu :
• Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri.
• Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena
pertentangan kepentingan atau keinginan.
• Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Konflik ini melibatkan individu dengan kelompok.
• Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi
• Konflik antara organisasi
Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan timbulnya pengembangan
produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber
daya secara lebih efisien
9. 1. Konflik Individual
Frustrasi karena target pribadi tidak merasa terhambat, merasa dikucilkan dan disabotase, merasa tidak
berdaya, konflik antar beberapa peran (banyak terjadi pada posisi middle management)
2. Konflik Kelompok
Konflik Institusional. Konflik yang muncul akibat faktor hierarki dalam organisasi. Contoh: konflik antara
manajemen dan serikat pekerja
Konflik Emergent (Spontan). Konflik yang muncul tiba - tiba ketika terjadi benturan antara dua kelompok
sosial dalam organisasi. Contoh: ketika organisasi meminta produktivitas yang lebih tinggi, dan kelompok
bawahan merasa mereka merasa lebih ahli dibandingkan kelompok atasan mereka, sehingga berujung pada
perasaan kurang dihargai, atau merasa kreativitas mereka dipasung.
McKenna, 2006
11. Konflik akan menjadi konstruktif jika :
• Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, dengan merangsang berbagai gagasan yang berbeda
• Merangsang kreativitas dan inovasi, misal dengan menimbulkan kompetisi antarpekerja saat organisasi ingin
menggali disain produk baru
• Mendorong munculnya minat dan keingintahuan di antara anggota kelompok - kelompok kerja
• Memunculkan konflik terselubung menjadi terbuka dan dapat diselesaikan, sehingga mengurangi ketegangan
(terutama pada konflik dengan intensitas sedang)
• Membantu masing-masing anggota organisasi untuk melakukan evaluasi diri dan bersedia melakukan perubahan
(dengan memunculkan situasi yang status quo atau tidak jelas)
McKenna, 2006
13. Prosedur terukur dalam memunculkan Konflik (Robbins, 1974) :
• Tunjuk manajer yang terbuka pada perubahan
• Dorong munculnya kompetisi dengan menyediakan insentif, seperti kenaikan gaji, bonus & penghargaan
• Restruktur unit - unit kerja, seperti dengan melakukan rotasi, sehingga dapat mengubah pola komunikasi yang
semula kurang sehat. Dapat juga dengan menciptakan posisi baru yang diduduki oleh pekerja baru dari eksternal
organisasi yang membawa nilai dan gaya baru yang segar / berbeda
• Memunculkan peran “ devil’s advocate ” dalam kelompok - kelompok diskusi, sehingga muncul berbagai alternative
solusi dan merangsang terjadinya analisis
• Latih anggota kelompok untuk lebih peka melakukan pengidentifikasian konflik - konflik yang potensial
McKenna, 2006