SlideShare a Scribd company logo
1 of 61
NAMA : MUHAMMAD ALFANDI
Dosen pengampu : Aini, M.Si
NIM : B161020
PRODI : TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
BAB IBAB I
STOIKIOMETRISTOIKIOMETRI
STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari
hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.
HUKUM-HUKUM DASAR ILMU KIMIA
1. HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER
"Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap".
Contoh:
hidrogen + oksigen hidrogen oksida
(4g) (32g) (36g)
2. HUKUM PERBANDINGAN TETAP = HUKUM PROUST
"Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa
adalah tetap"
Contoh:
a. Pada senyawa NH3 : massa N : massa H
= 1 Ar . N : 3 Ar . H
= 1 (14) : 3 (1) = 14 : 3
b. Pada senyawa SO3 : massa S : massa 0
= 1 Ar . S : 3 Ar . O
= 1 (32) : 3 (16) = 32 : 48 = 2 : 3
Keuntungan dari hukum Proust:
bila diketahui massa suatu senyawa atau massa salah satu unsur
yang membentuk senyawa tersebut make massa unsur lainnya
dapat diketahui.
Contoh:
Berapa kadar C dalam 50 gram CaCO3 ? (Ar: C = 12; 0 = 16;
Ca=40)
Massa C = (Ar C / Mr CaCO3) x massa CaCO3
= 12/100 x 50 gram = 6 gram
Kadar C = massa C / massa CaCO3 x 100%
= 6/50 x 100 % = 12%
3. HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA = HUKUM DALTON
"Bila dua buah unsur dapat membentuk dua atau lebih senyawa
untuk massa salah satu unsur yang sama banyaknya maka
perbandingan massa unsur kedua akan berbanding sebagai bilangan
bulat dan sederhana".
Contoh:
Bila unsur Nitrogen den oksigen disenyawakan dapat terbentuk,
NO dimana massa N : 0 = 14 : 16 = 7 : 8
NO2
dimana massa N : 0 = 14 : 32 = 7 : 16
Untuk massa Nitrogen yang same banyaknya maka perbandingan
massa Oksigen pada senyawa NO : NO2 = 8 :16 = 1 : 2
4. HUKUM-HUKUM GAS
Untuk gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT
dimana:
P = tekanan gas (atmosfir)
V = volume gas (liter)
n = mol gas
R = tetapan gas universal = 0.082 lt.atm/mol Kelvin
T = suhu mutlak (Kelvin)
Perubahan-perubahan dari P, V dan T dari keadaan 1 ke keadaan 2
dengan kondisi-kondisi tertentu dicerminkan dengan hukum-hukum
berikut:
a. HUKUM BOYLE
Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal dengan
n1 = n2 dan T1 = T2 ; sehingga diperoleh : P1 V1 = P2 V2
Contoh:
Berapa tekanan dari 0 5 mol O2 dengan volume 10 liter jika pada
temperatur tersebut 0.5 mol NH3 mempunyai volume 5 liter den
tekanan 2 atmosfir ?
Jawab:
P1 V1 = P2 V2
2.5 = P2 . 10  P2 = 1 atmosfir
b. HUKUM GAY-LUSSAC
"Volume gas-gas yang bereaksi den volume gas-gas hasil reaksi bile
diukur pada suhu dan tekanan yang sama, akan berbanding sebagai
bilangan bulat den sederhana".
Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2 berlaku : V1 / V2 = n1 / n2
Contoh:
Hitunglah massa dari 10 liter gas nitrogen (N2) jika pada kondisi
tersebut 1 liter gas hidrogen (H2) massanya 0.1 g.
Diketahui: Ar untuk H = 1 dan N = 14
Jawab:
V1/V2 = n1/n2  10/1 = (x/28) / (0.1/2)  x = 14 gram
Jadi massa gas nitrogen = 14 gram.
c. HUKUM BOYLE-GAY LUSSAC
Hukum ini merupakan perluasan hukum terdahulu den diturukan
dengan keadaan harga n = n2 sehingga diperoleh persamaan:
P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2
d. HUKUM AVOGADRO
"Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama
mengandung jumlah mol yang sama. Dari pernyataan ini ditentukan
bahwa pada keadaan STP (0o C 1 atm) 1 mol setiap gas volumenya
22.4 liter volume ini disebut sebagai volume molar gas.
Contoh:
Berapa volume 8.5 gram amoniak (NH3) pada suhu 27o C dan
tekanan 1 atm ?
(Ar: H = 1 ; N = 14)
Jawab:
85 g amoniak = 17 mol = 0.5 mol
Volume amoniak (STP) = 0.5 x 22.4 = 11.2 liter
Berdasarkan persamaan Boyle-Gay Lussac:
P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2
1 x 112.1 / 273 = 1 x V2 / (273 + 27)  V2 = 12.31 liter
B. MASSA ATOM DAN MASSA RUMUS
1. Massa Atom Relatif (Ar)
merupakan perbandingan antara massa 1 atom dengan 1/12 massa
1 atom karbon 12
2. Massa Molekul Relatif (Mr)
merupakan perbandingan antara massa 1 molekul senyawa
dengan
1/12 massa 1 atom karbon 12.
Massa molekul relatif (Mr) suatu senyawa merupakan
penjumlahan
dari massa atom unsur-unsur penyusunnya.
Contoh:
Jika Ar untuk X = 10 dan Y = 50 berapakah Mr senyawa X2Y4 ?
Jawab:
Mr X2Y4 = 2 x Ar . X + 4 x Ar . Y = (2 x 10) + (4 x 50) = 220
C. KONSEP MOL
1 mol adalah satuan bilangan kimia yang jumlah atom-atomnya atau
molekul-molekulnya sebesar bilangan Avogadro dan massanya = Mr
senyawa itu.
Jika bilangan Avogadro = L maka :
L = 6.023 x 1023
1 mol atom = L buah atom, massanya = Ar atom tersebut.
1 mol molekul = L buah molekul massanya = Mr molekul tersehut.
Massa 1 mol zat disebut sebagai massa molar zat
Contoh:
Berapa molekul yang terdapat dalam 20 gram NaOH ?
Jawab:
Mr NaOH = 23 + 16 + 1 = 40
mol NaOH = massa / Mr = 20 / 40 = 0.5 mol
Banyaknya molekul NaOH = 0.5 L
= 0.5 x 6.023 x 1023
= 3.01 x 1023 molekul.
D. PERSAMAAN REAKSI
PERSAMAAN REAKSI MEMPUNYAI SIFAT
1. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama
2. Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama
3. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol
(khusus yang berwujud gas perbandingan koefisien juga
menyatakan perbandingan volume asalkan suhu den
tekanannya sama)
Contoh: Tentukanlah koefisien reaksi dari
HNO3 (aq) + H2S (g)  NO (g) + S (s) + H2O (l)
Cara yang termudah untuk menentukan koefisien reaksinya adalah
dengan memisalkan koefisiennya masing-masing a, b, c, d dan e
sehingga:
a HNO3 + b H2S c NO + d S + e H2O
Berdasarkan reaksi di atas maka
atom N : a = c (sebelum dan sesudah reaksi)
atom O : 3a = c + e 3a = a + e e = 2a
atom H : a + 2b = 2e = 2(2a) = 4a ; 2b = 3a ; b = 3/2 a
atom S : b = d = 3/2 a
Maka agar terselesaikan kita ambil sembarang harga misalnya a = 2
berarti: b = d = 3, dan e = 4 sehingga persamaan reaksinya :
2 HNO3 + 3 H2S 2 NO + 3 S + 4 H2O
A. Pendahuluan
LARUTAN adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling
melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan
lagi secara fisik.
Larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut.
Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan
dibedakan dalam dua macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik.
Larutan ini dibedakan atas :
BAB IIBAB II
LARUTANLARUTAN
1. ELEKTROLIT KUAT
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar
listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya
air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha = 1).
Yang tergolong elektrolit kuat adalah:
a. Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03
, H2
SO4
, HNO3
dan lain-
lain.
b. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali
tanah, seperti: NaOH, KOH, Ca(OH)2
, Ba(OH)2
dan lain-lain.
c. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2
(SO4
)3
dan lain-lain
2. ELEKTROLIT LEMAH
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya
lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar: O < alpha < 1.
Yang tergolong elektrolit lemah:
a. Asam-asam lemah, seperti : CH3
COOH, HCN, H2
CO3
, H2
S dan
lain-lain
b. Basa-basa lemah seperti : NH4
OH, Ni(OH)2
dan lain-lain
c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4
, PbI2
dan
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya di dalam pelarut
tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak mengion).
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
- Larutan urea
- Larutan sukrosa
- Larutan glukosa
- Larutan alkohol dan lain-lain
B. Konsentrasi Larutan
Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif
antara zat terlarut dan pelarut.
Menyatakan konsentrasi larutan ada beberapa macam, di antaranya:
1. FRAKSI MOL
Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen
dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.
Fraksi mol dilambangkan dengan X.
Keterangan :
xA = fraksi mol zat A
nA = mol zat A
xB = fraksi mol zat B
nB = mol zat B
xA = XB =
CONTOH SOALCONTOH SOAL
Hitunglah fraksi mol zat terlarut bila 117 gram NaClHitunglah fraksi mol zat terlarut bila 117 gram NaCl
dilarutkan dalam 360 air! (Mr NaCl = 58,7)dilarutkan dalam 360 air! (Mr NaCl = 58,7)
Penyelesaian :Penyelesaian :
Mol NaCl = massaNaCl / MrNaCl = 117 / 58,7 = 2 molMol NaCl = massaNaCl / MrNaCl = 117 / 58,7 = 2 mol
Mol HMol H22O = massa HO = massa H22O / Mr HO / Mr H22O = 360 / 18 = 20 molO = 360 / 18 = 20 mol
Fraksi Mol NaCl = = 0,091Fraksi Mol NaCl = = 0,091
Jadi, fraksi mol NaCl adalah 0,091.Jadi, fraksi mol NaCl adalah 0,091.
2. PERSEN BERAT
Persen berat menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100
gram larutan.
CONTOH SOAL :
Dosis suatu larutan desinpeksi adalah 15% volume larutan yang
akan didesinpeksi adalah 25 L, hitung larutan desinpeksi yang
dibutuhkan ?
Penyelesaian :
% = Dosis = 15%
Volume= 25 L
Gram = 15/100 × 25.000
= 3,750 ml
= 3,75 L
,
,
,
3. MOLALITAS (m)
Molalitas menyatakan mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.
CONTOH SOAL :
Berapakah molalitas larutan yang mengandung 4 gr NaOH (Ar Na
= 23 gr/mol, Ar O = 16 g/mol, dan Ar H = 1 gr/mol) terlarut
dalam 250 gr air?
Penyelesaian:Penyelesaian:
Diketahui:Diketahui:
massa NaOH = 4 grmassa NaOH = 4 gr
Ar Na = 23 gr/molAr Na = 23 gr/mol
Ar O = 16 g/molAr O = 16 g/mol
Ar H = 1 gr/molAr H = 1 gr/mol
massa air = 250 gr = 0,25 kgmassa air = 250 gr = 0,25 kg
Ditanyakan: m = ?Ditanyakan: m = ?
Jawab:Jawab:
Mr.NaOH = 40 gr/molMr.NaOH = 40 gr/mol
jumlah mol NaOH = massa/Mrjumlah mol NaOH = massa/Mr
jumlah mol NaOH = 4 gr/(40 gr/mol)jumlah mol NaOH = 4 gr/(40 gr/mol)
jumlah mol NaOH = 0,1 moljumlah mol NaOH = 0,1 mol
m = jumlah mol/pm = jumlah mol/p
m = 0,1 mol /0,25 kgm = 0,1 mol /0,25 kg
m = 0,4 mm = 0,4 m
4. MOLARITAS (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
CONTOH SOAL :
Ditimbang 4 gr NaOH dan dilarutkan dalam 500 ml, Berapa
molaritas?
M = mol
L
Mol = gr
BM/mr
gr
M =
BM/mr × Vol
Penyelesaian :Penyelesaian :
BM NaOH = 40BM NaOH = 40
mol = gr/BM = 4/40 = 0,1 molmol = gr/BM = 4/40 = 0,1 mol
M = mol/vol = 0,1/ 0,5 = 0,2 MM = mol/vol = 0,1/ 0,5 = 0,2 M
5. NORMALITAS (N)
Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1
liter larutan.
Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+
.
Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH-
.
Antara Normalitas dan Molaritas terdapat hubungan :
N = M x valensi
N = M × V˚ gr
N =
BE × Vol
BM
BE = Berat Ekuivalen = ( Hanya untuk asam)
Valensi
CONTOH SOALCONTOH SOAL
Tersedia cristal HTersedia cristal H22C2O4 10 H2O (ASAM OKSALAT) BM = 126,C2O4 10 H2O (ASAM OKSALAT) BM = 126,
hitung berapa gram yang dibutuhkan untuk membuat larutan Ashitung berapa gram yang dibutuhkan untuk membuat larutan As
Oksalat 0,2 N sebanyak 500 ml !Oksalat 0,2 N sebanyak 500 ml !
Penyelesaian :Penyelesaian :
DIK :DIK : DIT:DIT:
BM = 126BM = 126 Gram = . . . ?Gram = . . . ?
N = 0,2 NN = 0,2 N
V = 500 ml = 0,5 LV = 500 ml = 0,5 L
Jawab :Jawab :
BE Asam oksalat = BM/2 = 126/2 = 63BE Asam oksalat = BM/2 = 126/2 = 63
GramGram = N × BE × V= N × BE × V
= 0,2 × 63 × 0,5= 0,2 × 63 × 0,5
= 6,3 gram= 6,3 gram
BABIIIBABIII
NERACA ANALITIK DAN ALAT GELASNERACA ANALITIK DAN ALAT GELAS
NERACA ANALITIKNERACA ANALITIK
• Prinsip kerja neraca analitikPrinsip kerja neraca analitik
Alat penghitung satuan massa suatu benda dengan teknikAlat penghitung satuan massa suatu benda dengan teknik
digital dan tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Prinsip kerjanyadigital dan tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Prinsip kerjanya
yaitu dengan penggunaan sumber tegangan listrik yaitu stavoltyaitu dengan penggunaan sumber tegangan listrik yaitu stavolt
dan dilakukan peneraan terlebih dahulu sebelum digunakandan dilakukan peneraan terlebih dahulu sebelum digunakan
kemudian bahan diletakkan pada neraca lalu dilihat angka yangkemudian bahan diletakkan pada neraca lalu dilihat angka yang
tertera pada layar, angka itu merupakan berat dari bahan yangtertera pada layar, angka itu merupakan berat dari bahan yang
ditimbangditimbang..
 Manfaat neraca analitikManfaat neraca analitik
Alat ini berfungsi untuk menimbang bahan yang akanAlat ini berfungsi untuk menimbang bahan yang akan
digunakan untuk membuat media untuk bakteri, jamur ataudigunakan untuk membuat media untuk bakteri, jamur atau
media tanam kultur jaringan dan mikrobiologi dalam praktikummedia tanam kultur jaringan dan mikrobiologi dalam praktikum
dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Jumlah media yang tidakdengan tingkat ketelitian yang tinggi. Jumlah media yang tidak
tepat akan berpengaruh terhadap konsentrasi zat dalam mediatepat akan berpengaruh terhadap konsentrasi zat dalam media
sehingga dapat menyebabkan terjadinya kekeliruan dalam hasilsehingga dapat menyebabkan terjadinya kekeliruan dalam hasil
praktikum.praktikum.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN NERACAKELEBIHAN DAN KEKURANGAN NERACA
ANALITIKANALITIK
KELEBIHANKELEBIHAN
 Memiliki tingkat ketelitianMemiliki tingkat ketelitian
yang cukup tinggi danyang cukup tinggi dan
dapat menimbang zat ataudapat menimbang zat atau
benda sampai batasbenda sampai batas
0,0001 g atau 0,1 mg.0,0001 g atau 0,1 mg.
 Penggunaannya tidakPenggunaannya tidak
begitu rumit jikabegitu rumit jika
dibandingkan dengandibandingkan dengan
timbangan manual,timbangan manual,
sehingga lebih efisiensehingga lebih efisien
dalam hal waktu dandalam hal waktu dan
tenaga.tenaga.
KEKURANGANKEKURANGAN
 Alat ini memiliki batasAlat ini memiliki batas
maksimal yaitu 1 mg ataumaksimal yaitu 1 mg atau
210 g, jika melewati batas210 g, jika melewati batas
tersebut maka ketelitiantersebut maka ketelitian
perhitungan akanperhitungan akan
berkurang.berkurang.
 Tidak dapat menggunakanTidak dapat menggunakan
sumber tegangan listriksumber tegangan listrik
yang besar, sehinggayang besar, sehingga
harus menggunakanharus menggunakan
stavolt. Jika tidak, makastavolt. Jika tidak, maka
benang di bawahbenang di bawah panpan akanakan
putus.putus.
 Harga yang mahal.Harga yang mahal.
CARA KERjA NERACA ANALITIKCARA KERjA NERACA ANALITIK
1.1. Disiapkan timbangan analitik dalam kondisi seimbang atauDisiapkan timbangan analitik dalam kondisi seimbang atau
water passwater pass (dengan mengatur sekrup pada kaki neraca(dengan mengatur sekrup pada kaki neraca
sehingga gelembung air disehingga gelembung air di water passwater pass tepat berada ditepat berada di
tengah).tengah).
2.2. Dibersihkan ruang dalam neraca analitik denganDibersihkan ruang dalam neraca analitik dengan
menggunakan kuas. Piringan neraca dapat diangkat danmenggunakan kuas. Piringan neraca dapat diangkat dan
seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakanseluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan
etanol/alkohol.etanol/alkohol.
3.3. Ditancapkan stop kontak pada stavolt.Ditancapkan stop kontak pada stavolt.
4.4. Ditekan tombolDitekan tombol OnOn kemudian tunggu hingga muncul angkakemudian tunggu hingga muncul angka
0,0000 g.0,0000 g.
5.5. Dimasukkan alas bahan (gelas arloji, kertas atau benda tipis)Dimasukkan alas bahan (gelas arloji, kertas atau benda tipis)
dengan membuka kaca tidak begitu lebar supaya tidakdengan membuka kaca tidak begitu lebar supaya tidak
mempengaruhi perhitungan karena neraca analitik ini sangatmempengaruhi perhitungan karena neraca analitik ini sangat
peka.peka.
6.6. Ditutup kaca neraca analitik.Ditutup kaca neraca analitik.
7.7. Ditekan tombolDitekan tombol zerozero supaya perhitungan lebih akurat.supaya perhitungan lebih akurat.
dengan menggunakan etanol/alkoholdengan menggunakan etanol/alkohol..
8.8. Dimasukkan bahan yang akan ditimbang dengan membukaDimasukkan bahan yang akan ditimbang dengan membuka
kaca tidak begitu lebar, begitu pun ketika akan menambahkankaca tidak begitu lebar, begitu pun ketika akan menambahkan
atau mengurangi bahan untuk menyesuaikan massa yangatau mengurangi bahan untuk menyesuaikan massa yang
diinginkan.diinginkan.
9.9. Ditutup kaca.Ditutup kaca.
10.10. Ditunggu hingga angka di layar monitor neraca analitik tidakDitunggu hingga angka di layar monitor neraca analitik tidak
berubah-ubah dan sesuai dengan massa yang diinginkan.berubah-ubah dan sesuai dengan massa yang diinginkan.
11.11. Diambil bahan yang telah ditimbang.Diambil bahan yang telah ditimbang.
12.12. Ditekan tombolDitekan tombol OffOff hingga tidak ada angka di layar monitorhingga tidak ada angka di layar monitor
neraca analitik.neraca analitik.
13.13. Dilepas stop kontak dari stavolt.Dilepas stop kontak dari stavolt.
14.14. Dibersihkan ruang dalam neraca analitik denganDibersihkan ruang dalam neraca analitik dengan
menggunakanmenggunakan kuas. Piringan neraca dapat diangkat dankuas. Piringan neraca dapat diangkat dan
seluruh timbanganseluruh timbangan dapat dibersihkan dengandapat dibersihkan dengan
ALAT GELASALAT GELAS
Peralatan gelas laboratorium adalahPeralatan gelas laboratorium adalah
berbagai peralatan laboratorium yangberbagai peralatan laboratorium yang
terbuat dari kaca. Biasanya, peralatanterbuat dari kaca. Biasanya, peralatan
gelas ini digunakan saat percobaan ilmiahgelas ini digunakan saat percobaan ilmiah
dalam bermacam-macam laboratoriumdalam bermacam-macam laboratorium
seperti laboratorium kimia, biologi,seperti laboratorium kimia, biologi,
genetika, mikrobiologi dan lain-lain.genetika, mikrobiologi dan lain-lain.
Alat gelas yang biasa digunakan di laboratoriumAlat gelas yang biasa digunakan di laboratorium
kimia dikelompokkan menjadi:kimia dikelompokkan menjadi:
PERALATAN
DASAR
PERALATAN
ANALISIS
PERALATAN
UKUR
Gelas Piala, Erlen-meyer, Tabung
Reaksi, Cawan, Pipet, Botol Pereaksi
Dll.
Termometer, Piknometer, Elektroda,
Dll.
Gelas Ukur, Pipet Ukur, Pipet Volume,
Buret, Botol BOD Dll.
PERAwATAN ALATPERAwATAN ALAT
GELASGELAS
Dalam perawatan alat gelas,Dalam perawatan alat gelas,
pastikan peralatan gelas yang telahpastikan peralatan gelas yang telah
digunakan harus dicuci dandigunakan harus dicuci dan
dibersihkan. Untuk alat gelas yangdibersihkan. Untuk alat gelas yang
terkontaminasi dipisahkan dari alatterkontaminasi dipisahkan dari alat
gelas yang lain, bila perlu dilakukangelas yang lain, bila perlu dilakukan
sanitasi.sanitasi.
Secara periodik dalamSecara periodik dalam
melakukan inventarisasi alat gelasmelakukan inventarisasi alat gelas
perlu pengecekan apakah adaperlu pengecekan apakah ada
kerusakan (pecah), sehingga bila adakerusakan (pecah), sehingga bila ada
kerusakan maka perlu diadakankerusakan maka perlu diadakan
perbaikan atau dibuang. Perlu adanyaperbaikan atau dibuang. Perlu adanya
formulir peminjaman penggunaanformulir peminjaman penggunaan
alat gelas, sehingga ada kendalialat gelas, sehingga ada kendali
keluar masuknya alat gelas darikeluar masuknya alat gelas dari
gudang alat gelas.gudang alat gelas.
BAB IVBAB IV
PH DAN LARUTAN PENYANGGAPH DAN LARUTAN PENYANGGA
(BUFER)(BUFER)
LARUTAN PENYANGGALARUTAN PENYANGGA
Adalah larutan yang dapatAdalah larutan yang dapat
mempertahankan pH akibat ataumempertahankan pH akibat atau
penambahan sedikit asam, basa ataupenambahan sedikit asam, basa atau
karena pengencerankarena pengenceran
CAMPURAN LARUTAN PENYANGGACAMPURAN LARUTAN PENYANGGA
A.A. Campuran asam lemah + basa kunjugasi atauCampuran asam lemah + basa kunjugasi atau
garamnya disebut “PENYANGGA ASAM”garamnya disebut “PENYANGGA ASAM”
Contoh : a.CHContoh : a.CH33COOH + CHCOOH + CH33COONaCOONa
b. Hb. H33POPO44 + NaH+ NaH22POPO44
B.B. Campuran basa lemah + asam kunjugasi atauCampuran basa lemah + asam kunjugasi atau
garamnya disebut “PENYANGGA BASA”garamnya disebut “PENYANGGA BASA”
Contoh : NHContoh : NH44OH + NHOH + NH44ClCl
Asam lemah yang berlebihan
dengan basa kuat, akan habis
bereaksi dengan kelebihan asam
lemah membentuk garam
Asam lemah yang berlebihan
dengan basa kuat, akan habis
bereaksi dengan kelebihan asam
lemah membentuk garam
Basa lemah yang berlebihan
dengan asam kuat, akan habis
bereaksi dengan basa lemah
membentuk garam
Basa lemah yang berlebihan
dengan asam kuat, akan habis
bereaksi dengan basa lemah
membentuk garam
PENYANGGA BERSIFAT ASAMPENYANGGA BERSIFAT ASAM
(H(H++
) = Ka .) = Ka . (A)(A)
(B)(B)
Ph = - Log (HPh = - Log (H++
))
= Pka + Log= Pka + Log (G)(G)
(A)(A)
Ket :Ket :
(A) : Konsentrasi Asam Lemah(A) : Konsentrasi Asam Lemah
(G) : Konsentrasi Basa Konjugasi(G) : Konsentrasi Basa Konjugasi
Ka : Konstanta AsamKa : Konstanta Asam
RUMUS pH (ASAM )RUMUS pH (ASAM )
CONTOH SOAL ASAMCONTOH SOAL ASAM
Ke dalam larutan CHKe dalam larutan CH33COOH ditambahkan padatanCOOH ditambahkan padatan
CHCH33COONa , shg konsentrasi CHCOONa , shg konsentrasi CH33COOH = 0,1 Molar danCOOH = 0,1 Molar dan
konsentrasi CHkonsentrasi CH33COONa = 0,05 Molar. Jika Ka CHCOONa = 0,05 Molar. Jika Ka CH33COOHCOOH
1,8 X 101,8 X 10-5-5
. Tentukan pH campuran ?. Tentukan pH campuran ?
JawabJawab
( H( H++
) = Ka x) = Ka x (Asam lemah)(Asam lemah)
(Garam)(Garam)
= 1,8 x 10= 1,8 x 10-5-5
xx 0,10,1 = 3,6 x 10= 3,6 x 10-5-5
0,050,05
pH = - log ( HpH = - log ( H++
))
= - log 3,6 x10= - log 3,6 x10-5-5
= 5 - log 3,6= 5 - log 3,6
PENYANGGA BERSIFAT BASAPENYANGGA BERSIFAT BASA
(OH(OH--
) = Kb .) = Kb . (B)(B)
(G)(G)
Poh = - Log (OHPoh = - Log (OH--
))
= Pkb + Log= Pkb + Log (B)(B)
(G)(G)
Ket :Ket :
(B) : Konsentrasi Asam Lemah(B) : Konsentrasi Asam Lemah
(G) : Konsentrasi Asam Konjugasi(G) : Konsentrasi Asam Konjugasi
Kb : Konstanta BasaKb : Konstanta Basa
RUMUS pH (BASA)RUMUS pH (BASA)
CONTOH SOAL BASACONTOH SOAL BASA
50 ml NH50 ml NH44OH 0,1 Molar dicampur dgn 100ml ( NHOH 0,1 Molar dicampur dgn 100ml ( NH44))22SOSO44
= 0,2 Molar. Jika Kb NH= 0,2 Molar. Jika Kb NH44OH = 10OH = 10-5-5
. Tentukan pH. Tentukan pH
campuran?campuran?
Jawab:Jawab:
mmol NHmmol NH44OH = V X M = 0,5 ml x 0,1 = 5mmolOH = V X M = 0,5 ml x 0,1 = 5mmol
mmol (NHmmol (NH44))22SOSO44 = VXM = 100ml x 0,2 = 20 mmol= VXM = 100ml x 0,2 = 20 mmol
( OH( OH--
) = Kb x () = Kb x (mmol basa lemah)mmol basa lemah)
2(mmol garam )2(mmol garam )
= 10= 10-5-5
xx 55 = 10= 10-5-5
x 0,125= 1,25 x 10x 0,125= 1,25 x 10-6-6
2 x 202 x 20
pOH = - log ( OH)pOH = - log ( OH)
= - log 1,25 x 10= - log 1,25 x 10-6-6
= 6 – log 1,25= 6 – log 1,25
pH = 14 – ( 6 – log 1,25 )pH = 14 – ( 6 – log 1,25 )
= 8+ log 1,25= 8+ log 1,25
PH LARUTAN ASAM BASAPH LARUTAN ASAM BASA
BAB VBAB V
LARUTAN ASAM BASA
TEORI ASAM BASATEORI ASAM BASA
Secara Umum :Secara Umum :
Asam :
Cairan berasa asam dan dapat
memerahkan kertas lakmus biru
Basa :
Cairan berasa pahit dan dapat
membirukan kertas lakmus merah
Garam :
Cairan yang berasa asin
KESETIMBANGAN ASAMKESETIMBANGAN ASAM
Asam MonoprotikAsam Monoprotik Asam diprotikAsam diprotik
HAHA ⇌⇌ HH++
+ A+ A--
[H+
] [A-
]
Ka =
[HA]
Ka = Konstanta kesetimbangan
asam
H2A ⇌ H
+
+ A
-
[H+
] [A-
]
Ka =
[H2A]
KESETIMBANGAN BASAKESETIMBANGAN BASA
Basa MonohidroksiBasa Monohidroksi Basa DihidroksiBasa Dihidroksi
BOH B+
+ OH-
[B+
] [OH-
]
Kb =
[BOH]
Kb = Konstanta
kesetimbangan
basa
B(OH)2 B2+
+ 2(OH)-
[B2+
] [OH-
]2
Kb =
B[OH]2
PH Larutan Asam Basa
[H+
] = [OH-
] Netral
[H+
] > [OH-
] Asam
[H+
] < [OH-
] Basa
SKALA pH
pH = - log [H+
]
pOH = - log [OH-
]
pH + Poh = 14
Kw =
[H+
] [OH-
]
BAB VIBAB VI
REAKSI NETRALISASI ASAM BASAREAKSI NETRALISASI ASAM BASA
Reaksi Netralisasi adalah reaksi penggaraman dimanaReaksi Netralisasi adalah reaksi penggaraman dimana
perbandingan mol antara asam dan basa sama makaperbandingan mol antara asam dan basa sama maka
sifat asam dan sifat basa saling meniadakan.sifat asam dan sifat basa saling meniadakan.
Pada reaksi netralisasi jika larutan asam dan larutanPada reaksi netralisasi jika larutan asam dan larutan
basa dalam jumlah yang ekuivalen, akan dihasilkanbasa dalam jumlah yang ekuivalen, akan dihasilkan
suatu larutan yang bersifat netral ( pH = 7 ). Adapunsuatu larutan yang bersifat netral ( pH = 7 ). Adapun
reaksi netralisasi yang sesungguhnya adalah reaksi :reaksi netralisasi yang sesungguhnya adalah reaksi :
OHOH--
+ H+ H++
 HH22OO
Reaksi diatas memperlihatkan bahwa 1 mol HReaksi diatas memperlihatkan bahwa 1 mol H++
dinetralkan oleh 1 mol OHdinetralkan oleh 1 mol OH--
..
Pada reaksi antara asam bivalen ( bervalensi 2 ) denganPada reaksi antara asam bivalen ( bervalensi 2 ) dengan
basa monovalen maka 1 mol asam akan menetralkan 2basa monovalen maka 1 mol asam akan menetralkan 2
mol basamol basa
REAKSI ASAM BASA
Contoh Reaksi Netralisasi :
a. KOH + HCl  KCl + H2O
b.2KOH + H2SO4  K2SO4 + 2H2O
c. Ca(OH)2 + 2HCl  CaCl2 + 2H2O
Pada reaksi antara asam / basa kuat dan asam /
basa lemah dengan perbandingan mol asam – basa
yang tidak sama, akan diperoleh larutan yang
sifatnya tergantung pada reaktan yang tersisa. Jika
reaktan yang tersisa berupa asam kuat maka larutan
akan bersifat asam dan pH dihitung dengan rumus :
Sebaliknya jika reaktan yang tersisa basa kuat maka
larutan akan bersifat basa dan pH dihitung dengan
rumus :
pH = -log[H+
]sisa
pOH = -log[OH-
]sisa
pH = 14 - pOH
Contoh Soal :
Larutan Ba(OH)2 mempunyai pH 13. Berapa mL
larutan HCl 0,2 M yang harus ditambahkan ke dalam
100 mL larutan Ba(OH)2 supaya pH-nya menjadi 9.
Jawab :
pH Ba(OH)2 awal = 13
pOH = 14 – 13 = 1
[OH-
] = 10-1
[OH-
] = M . valensi asam
10-1
= M . 2
M = 0,5 . 10-1
Ba(OH)2 + 2HCl  BaCl2 + 2H2O
Mula – mula 5 mmol 0,2 x mmol
Reaksi 0,1 x mmol 0,2 x mmol 0,1 mmol 0,2
mmol
----------------------------------------------------------------------------
Sisa (5 – 0,1x) mmol – 0,1 mmol 0,12mmol
Msisa = ( 5 – 0,1 x ) mmol
-----------------------
(100 + x )mL
pHakhir = 9
pOH = 5
[OH-
] = Msisa . valensi asam
10-5
= ( 5 – 0,1 x ) . 2
--------------------
100 + x
(100 + x ) . 10-5
= ( 5 – 0,1 x ) . 2
10-3
+ 10-5
x = 10 – 0,2 x
x = 103
------
0,2
= 5000 mL
Pada reaksi antara asam dan basa di mana jumlah mol asam
sama dengan jumlah mol basa akan dihasilkan garam dan air.
Sejumlah tertentu larutan asam dititrasi dengan larutan basa
sampai mencapai titik ekuivalen ( asam dan basa tepat habis
bereaksi ), jika salah satu larutan diketahui molaritasnya maka
molaritas larutan yang satu lagi dapat diketahui dengan
menggunakan rumus :
Keterangan 1 = asam
2 = basa
Titik ekuivalen dapat diketahui dengan menambahkan suatu
indikator. Indikator ini haruslah berubah warna di sekitar titik
ekuivalen. Titrasi dihentikan pada saat indikator menunjukkan
perubahan warna. Keadaan ini disebut “titik akhir titrasi”
TiTrasi asam basa
M1 . V1 = M2 . V2
A. Titrasi Asam Kuat – Basa Kuat
Misalnya 50 mL larutan HCl 0,1 M di tritrasi
dengan larutan NaOH 0,1 M, akan diperoleh kurva
titrasi seperti gambar berikut :
LaNJUTaN . . .
Titik ekuivalen tercapai saat volume NaOH 50 mL.
Sedikit penambahan volume NaOH akan
menaikkan pH menjadi 10 dan sedikit
pengurangan volume NaOH akan menurunkan pH
menjadi 4.
Titik ekuivalen terjadi pada pH = 7, saat asam dan
basa tepat habis. Pada daerah sekitar titik
ekuivalen terjadi perubahan pH yang cukup
drastis. Secara stoikiometri, titik ekuivalen dicapai
pada saat penambahan 50 mL NaOH 0,1 M.
B. Netralisasi Asam Lemah oleh Basa Kuat
Perubahan pH pada titrasi 50 mL CH3COOH 0,1 M
dengan larutan NaOH 0,1 M diperoleh kurva titrasi
seperti gambar berikut :
pH larutan akan naik sedikit demi sedikit dan
lonjakan pH di sekitar titik ekuivalen lebih sempit,
hanya sekitar 3 satuan ( pH ± 7 – 10 )
C. Netralisasi Basa Lemah oleh Asam Kuat
Perubahan pH pada titrasi 50 mL NH3 0,1 M
dengan larutan HCl 0,1 M diperoleh kurva titrasi
seperti gambar berikut :
pH larutan turun sedikit demi sedikit dan
penurunan pH di sekitar titik ekuivalen terjadi
lonjakan pH yang cukup sempit yaitu sekitar 3
satuan ( pH ± 7 – pH ± 14 ). Titik ekuivalen
terjadi pada pH dibawah 7 dan titik ekuivalen
dapat diamati dengan indikator metil merah.
Encerkan larutan EDTA 0,2 M menjadi 0,1 M sebanyak 250 ml ?
Jawab:
M1 × V1 = M2 × V2
0,2 × V1 = 0,1 × 250
0,2 V1 = 25
V1 = 25
0,2
= 125 ml
= 0,125 L
CONTOH sOaLCONTOH sOaL
bab Viibab Vii
PPm (bPJ) DaN PPbPPm (bPJ) DaN PPb
ppm (part per million) = 1/1.000.000 = 10-6
ppb (part per billion) = 1/1.000.000.000 = 10-9
CONTOH SOAL:CONTOH SOAL:
Berapa N Hcl pekat ynag mempunyai BJ=1.1878 dengan konstantaBerapa N Hcl pekat ynag mempunyai BJ=1.1878 dengan konstanta
37% ( mr = 36,3 )37% ( mr = 36,3 )
Jawab :Jawab :
Dalam 1 liter terdapat 1187,8Dalam 1 liter terdapat 1187,8
37/100 × 1187,8 = 439,48637/100 × 1187,8 = 439,486
439,4866/36,5 = 12,04 N439,4866/36,5 = 12,04 N
 Hcl 12,04 N = . . . MHcl 12,04 N = . . . M
N = M × H ( valensi )N = M × H ( valensi )
M = N/(val)M = N/(val)
M = 12,04/1M = 12,04/1
M = 12,04 MM = 12,04 M
LaNJUTaN . . .LaNJUTaN . . .
 12,04 M = BPJ/PPM12,04 M = BPJ/PPM
M = mol/volM = mol/vol  mol = gr/BMmol = gr/BM
GramGram = mol × BM= mol × BM
= 12,04 × 36,5= 12,04 × 36,5
= 439,46 gram= 439,46 gram
= 439.460 mg= 439.460 mg
= 439460 mg/L= 439460 mg/L
= 439460 ppm= 439460 ppm
Ubahlah NaOH 0,1 N menjadi molarUbahlah NaOH 0,1 N menjadi molar
dan Bpj?dan Bpj?
 NaOH 0,1 N = MNaOH 0,1 N = M
M=0,1/1M=0,1/1
M=0,1 MM=0,1 M
 0,1 M = Bpj0,1 M = Bpj
gram=0,1 × 40gram=0,1 × 40
gram=4 gramgram=4 gram
STOIKIOMETRI

More Related Content

What's hot

Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinariindrawati2
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriRidha Faturachmi
 
1. sitohistoteknologi (rpl)
1. sitohistoteknologi (rpl)1. sitohistoteknologi (rpl)
1. sitohistoteknologi (rpl)khusumaari
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coliArini Utami
 
Media reagen (pembuatan media ssa)
Media reagen (pembuatan media ssa)Media reagen (pembuatan media ssa)
Media reagen (pembuatan media ssa)Tom Pratomo
 
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Aireruna18
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Filania Kanja
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimSantika Dewi
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visHafifa Marza
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiGuide_Consulting
 
Centrifuge (Fungsinya,Jenisnya,dan kalibrasinya)
Centrifuge (Fungsinya,Jenisnya,dan kalibrasinya)Centrifuge (Fungsinya,Jenisnya,dan kalibrasinya)
Centrifuge (Fungsinya,Jenisnya,dan kalibrasinya)dimar aji
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...risyanti ALENTA
 
perbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifperbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifTitis Sari
 

What's hot (20)

Giardia Lamblia
Giardia LambliaGiardia Lamblia
Giardia Lamblia
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
 
persentase
persentase persentase
persentase
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
1. sitohistoteknologi (rpl)
1. sitohistoteknologi (rpl)1. sitohistoteknologi (rpl)
1. sitohistoteknologi (rpl)
 
Balantidium coli
Balantidium coliBalantidium coli
Balantidium coli
 
Media reagen (pembuatan media ssa)
Media reagen (pembuatan media ssa)Media reagen (pembuatan media ssa)
Media reagen (pembuatan media ssa)
 
Laporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagenLaporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagen
 
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Air
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-vis
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
Centrifuge (Fungsinya,Jenisnya,dan kalibrasinya)
Centrifuge (Fungsinya,Jenisnya,dan kalibrasinya)Centrifuge (Fungsinya,Jenisnya,dan kalibrasinya)
Centrifuge (Fungsinya,Jenisnya,dan kalibrasinya)
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
perbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifperbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatif
 
LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)LED (Laju Endap Darah)
LED (Laju Endap Darah)
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
Rheumatoid factor
Rheumatoid factorRheumatoid factor
Rheumatoid factor
 

Similar to STOIKIOMETRI

Similar to STOIKIOMETRI (20)

9 Stoikiometri
9 Stoikiometri9 Stoikiometri
9 Stoikiometri
 
Stoikiometri Larutan
Stoikiometri LarutanStoikiometri Larutan
Stoikiometri Larutan
 
Materi kimia dasar
Materi kimia dasarMateri kimia dasar
Materi kimia dasar
 
jbptunikompp-gdl-dianaa-19414-1-2.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianaa-19414-1-2.kimia-a.pptjbptunikompp-gdl-dianaa-19414-1-2.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianaa-19414-1-2.kimia-a.ppt
 
Konsep mol
Konsep molKonsep mol
Konsep mol
 
STOIKIOMETRI KIMIA
STOIKIOMETRI KIMIASTOIKIOMETRI KIMIA
STOIKIOMETRI KIMIA
 
Materi Kimia Sekolah
Materi Kimia SekolahMateri Kimia Sekolah
Materi Kimia Sekolah
 
Perhitungan kimia 1
Perhitungan kimia 1Perhitungan kimia 1
Perhitungan kimia 1
 
Bab 5 kd 2.2 (hk kim & hit kim)
Bab 5  kd 2.2 (hk kim & hit kim) Bab 5  kd 2.2 (hk kim & hit kim)
Bab 5 kd 2.2 (hk kim & hit kim)
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
Stoikiometri.ppt
Stoikiometri.pptStoikiometri.ppt
Stoikiometri.ppt
 
Materi konsep mol
Materi konsep mol Materi konsep mol
Materi konsep mol
 
4 larutan
4 larutan4 larutan
4 larutan
 
konsep-mol-dll.ppt
konsep-mol-dll.pptkonsep-mol-dll.ppt
konsep-mol-dll.ppt
 
5 konsep-mol-dan-stoikiometri
5 konsep-mol-dan-stoikiometri5 konsep-mol-dan-stoikiometri
5 konsep-mol-dan-stoikiometri
 
4 stoikiometri
4 stoikiometri4 stoikiometri
4 stoikiometri
 
Stoikiometri
StoikiometriStoikiometri
Stoikiometri
 
Perhitungan Konsentrasi Larutan I (bobot ekuivalensi)_Ari2015.ppt
Perhitungan Konsentrasi Larutan I (bobot ekuivalensi)_Ari2015.pptPerhitungan Konsentrasi Larutan I (bobot ekuivalensi)_Ari2015.ppt
Perhitungan Konsentrasi Larutan I (bobot ekuivalensi)_Ari2015.ppt
 
S T O I K I O M E T R I
S T O I K I O M E T R IS T O I K I O M E T R I
S T O I K I O M E T R I
 
Reaksi dalam larutan berair 1
Reaksi dalam larutan berair 1Reaksi dalam larutan berair 1
Reaksi dalam larutan berair 1
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

STOIKIOMETRI

  • 1. NAMA : MUHAMMAD ALFANDI Dosen pengampu : Aini, M.Si NIM : B161020 PRODI : TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
  • 3. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. HUKUM-HUKUM DASAR ILMU KIMIA 1. HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER "Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap". Contoh: hidrogen + oksigen hidrogen oksida (4g) (32g) (36g) 2. HUKUM PERBANDINGAN TETAP = HUKUM PROUST "Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap"
  • 4. Contoh: a. Pada senyawa NH3 : massa N : massa H = 1 Ar . N : 3 Ar . H = 1 (14) : 3 (1) = 14 : 3 b. Pada senyawa SO3 : massa S : massa 0 = 1 Ar . S : 3 Ar . O = 1 (32) : 3 (16) = 32 : 48 = 2 : 3 Keuntungan dari hukum Proust: bila diketahui massa suatu senyawa atau massa salah satu unsur yang membentuk senyawa tersebut make massa unsur lainnya dapat diketahui. Contoh: Berapa kadar C dalam 50 gram CaCO3 ? (Ar: C = 12; 0 = 16; Ca=40) Massa C = (Ar C / Mr CaCO3) x massa CaCO3 = 12/100 x 50 gram = 6 gram Kadar C = massa C / massa CaCO3 x 100% = 6/50 x 100 % = 12%
  • 5. 3. HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA = HUKUM DALTON "Bila dua buah unsur dapat membentuk dua atau lebih senyawa untuk massa salah satu unsur yang sama banyaknya maka perbandingan massa unsur kedua akan berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana". Contoh: Bila unsur Nitrogen den oksigen disenyawakan dapat terbentuk, NO dimana massa N : 0 = 14 : 16 = 7 : 8 NO2 dimana massa N : 0 = 14 : 32 = 7 : 16 Untuk massa Nitrogen yang same banyaknya maka perbandingan massa Oksigen pada senyawa NO : NO2 = 8 :16 = 1 : 2 4. HUKUM-HUKUM GAS Untuk gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT dimana: P = tekanan gas (atmosfir) V = volume gas (liter) n = mol gas R = tetapan gas universal = 0.082 lt.atm/mol Kelvin T = suhu mutlak (Kelvin)
  • 6. Perubahan-perubahan dari P, V dan T dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan kondisi-kondisi tertentu dicerminkan dengan hukum-hukum berikut: a. HUKUM BOYLE Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal dengan n1 = n2 dan T1 = T2 ; sehingga diperoleh : P1 V1 = P2 V2 Contoh: Berapa tekanan dari 0 5 mol O2 dengan volume 10 liter jika pada temperatur tersebut 0.5 mol NH3 mempunyai volume 5 liter den tekanan 2 atmosfir ? Jawab: P1 V1 = P2 V2 2.5 = P2 . 10  P2 = 1 atmosfir b. HUKUM GAY-LUSSAC "Volume gas-gas yang bereaksi den volume gas-gas hasil reaksi bile diukur pada suhu dan tekanan yang sama, akan berbanding sebagai bilangan bulat den sederhana". Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2 berlaku : V1 / V2 = n1 / n2
  • 7. Contoh: Hitunglah massa dari 10 liter gas nitrogen (N2) jika pada kondisi tersebut 1 liter gas hidrogen (H2) massanya 0.1 g. Diketahui: Ar untuk H = 1 dan N = 14 Jawab: V1/V2 = n1/n2  10/1 = (x/28) / (0.1/2)  x = 14 gram Jadi massa gas nitrogen = 14 gram. c. HUKUM BOYLE-GAY LUSSAC Hukum ini merupakan perluasan hukum terdahulu den diturukan dengan keadaan harga n = n2 sehingga diperoleh persamaan: P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2 d. HUKUM AVOGADRO "Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama mengandung jumlah mol yang sama. Dari pernyataan ini ditentukan bahwa pada keadaan STP (0o C 1 atm) 1 mol setiap gas volumenya 22.4 liter volume ini disebut sebagai volume molar gas. Contoh: Berapa volume 8.5 gram amoniak (NH3) pada suhu 27o C dan tekanan 1 atm ? (Ar: H = 1 ; N = 14)
  • 8. Jawab: 85 g amoniak = 17 mol = 0.5 mol Volume amoniak (STP) = 0.5 x 22.4 = 11.2 liter Berdasarkan persamaan Boyle-Gay Lussac: P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2 1 x 112.1 / 273 = 1 x V2 / (273 + 27)  V2 = 12.31 liter B. MASSA ATOM DAN MASSA RUMUS 1. Massa Atom Relatif (Ar) merupakan perbandingan antara massa 1 atom dengan 1/12 massa 1 atom karbon 12 2. Massa Molekul Relatif (Mr) merupakan perbandingan antara massa 1 molekul senyawa dengan 1/12 massa 1 atom karbon 12. Massa molekul relatif (Mr) suatu senyawa merupakan penjumlahan dari massa atom unsur-unsur penyusunnya. Contoh: Jika Ar untuk X = 10 dan Y = 50 berapakah Mr senyawa X2Y4 ? Jawab: Mr X2Y4 = 2 x Ar . X + 4 x Ar . Y = (2 x 10) + (4 x 50) = 220
  • 9. C. KONSEP MOL 1 mol adalah satuan bilangan kimia yang jumlah atom-atomnya atau molekul-molekulnya sebesar bilangan Avogadro dan massanya = Mr senyawa itu. Jika bilangan Avogadro = L maka : L = 6.023 x 1023 1 mol atom = L buah atom, massanya = Ar atom tersebut. 1 mol molekul = L buah molekul massanya = Mr molekul tersehut. Massa 1 mol zat disebut sebagai massa molar zat Contoh: Berapa molekul yang terdapat dalam 20 gram NaOH ? Jawab: Mr NaOH = 23 + 16 + 1 = 40 mol NaOH = massa / Mr = 20 / 40 = 0.5 mol Banyaknya molekul NaOH = 0.5 L = 0.5 x 6.023 x 1023 = 3.01 x 1023 molekul.
  • 10. D. PERSAMAAN REAKSI PERSAMAAN REAKSI MEMPUNYAI SIFAT 1. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama 2. Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi selalu sama 3. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol (khusus yang berwujud gas perbandingan koefisien juga menyatakan perbandingan volume asalkan suhu den tekanannya sama) Contoh: Tentukanlah koefisien reaksi dari HNO3 (aq) + H2S (g)  NO (g) + S (s) + H2O (l) Cara yang termudah untuk menentukan koefisien reaksinya adalah dengan memisalkan koefisiennya masing-masing a, b, c, d dan e sehingga: a HNO3 + b H2S c NO + d S + e H2O Berdasarkan reaksi di atas maka atom N : a = c (sebelum dan sesudah reaksi) atom O : 3a = c + e 3a = a + e e = 2a atom H : a + 2b = 2e = 2(2a) = 4a ; 2b = 3a ; b = 3/2 a atom S : b = d = 3/2 a Maka agar terselesaikan kita ambil sembarang harga misalnya a = 2 berarti: b = d = 3, dan e = 4 sehingga persamaan reaksinya : 2 HNO3 + 3 H2S 2 NO + 3 S + 4 H2O
  • 11. A. Pendahuluan LARUTAN adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan dibedakan dalam dua macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan ini dibedakan atas :
  • 13. 1. ELEKTROLIT KUAT Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha = 1). Yang tergolong elektrolit kuat adalah: a. Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03 , H2 SO4 , HNO3 dan lain- lain. b. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH, KOH, Ca(OH)2 , Ba(OH)2 dan lain-lain. c. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2 (SO4 )3 dan lain-lain 2. ELEKTROLIT LEMAH Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar: O < alpha < 1. Yang tergolong elektrolit lemah: a. Asam-asam lemah, seperti : CH3 COOH, HCN, H2 CO3 , H2 S dan lain-lain b. Basa-basa lemah seperti : NH4 OH, Ni(OH)2 dan lain-lain c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4 , PbI2 dan
  • 14. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak mengion). Tergolong ke dalam jenis ini misalnya: - Larutan urea - Larutan sukrosa - Larutan glukosa - Larutan alkohol dan lain-lain B. Konsentrasi Larutan Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut. Menyatakan konsentrasi larutan ada beberapa macam, di antaranya:
  • 15. 1. FRAKSI MOL Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan. Fraksi mol dilambangkan dengan X. Keterangan : xA = fraksi mol zat A nA = mol zat A xB = fraksi mol zat B nB = mol zat B xA = XB =
  • 16. CONTOH SOALCONTOH SOAL Hitunglah fraksi mol zat terlarut bila 117 gram NaClHitunglah fraksi mol zat terlarut bila 117 gram NaCl dilarutkan dalam 360 air! (Mr NaCl = 58,7)dilarutkan dalam 360 air! (Mr NaCl = 58,7) Penyelesaian :Penyelesaian : Mol NaCl = massaNaCl / MrNaCl = 117 / 58,7 = 2 molMol NaCl = massaNaCl / MrNaCl = 117 / 58,7 = 2 mol Mol HMol H22O = massa HO = massa H22O / Mr HO / Mr H22O = 360 / 18 = 20 molO = 360 / 18 = 20 mol Fraksi Mol NaCl = = 0,091Fraksi Mol NaCl = = 0,091 Jadi, fraksi mol NaCl adalah 0,091.Jadi, fraksi mol NaCl adalah 0,091.
  • 17. 2. PERSEN BERAT Persen berat menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan. CONTOH SOAL : Dosis suatu larutan desinpeksi adalah 15% volume larutan yang akan didesinpeksi adalah 25 L, hitung larutan desinpeksi yang dibutuhkan ? Penyelesaian : % = Dosis = 15% Volume= 25 L Gram = 15/100 × 25.000 = 3,750 ml = 3,75 L , , ,
  • 18. 3. MOLALITAS (m) Molalitas menyatakan mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. CONTOH SOAL : Berapakah molalitas larutan yang mengandung 4 gr NaOH (Ar Na = 23 gr/mol, Ar O = 16 g/mol, dan Ar H = 1 gr/mol) terlarut dalam 250 gr air?
  • 19. Penyelesaian:Penyelesaian: Diketahui:Diketahui: massa NaOH = 4 grmassa NaOH = 4 gr Ar Na = 23 gr/molAr Na = 23 gr/mol Ar O = 16 g/molAr O = 16 g/mol Ar H = 1 gr/molAr H = 1 gr/mol massa air = 250 gr = 0,25 kgmassa air = 250 gr = 0,25 kg Ditanyakan: m = ?Ditanyakan: m = ? Jawab:Jawab: Mr.NaOH = 40 gr/molMr.NaOH = 40 gr/mol jumlah mol NaOH = massa/Mrjumlah mol NaOH = massa/Mr jumlah mol NaOH = 4 gr/(40 gr/mol)jumlah mol NaOH = 4 gr/(40 gr/mol) jumlah mol NaOH = 0,1 moljumlah mol NaOH = 0,1 mol m = jumlah mol/pm = jumlah mol/p m = 0,1 mol /0,25 kgm = 0,1 mol /0,25 kg m = 0,4 mm = 0,4 m
  • 20. 4. MOLARITAS (M) Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. CONTOH SOAL : Ditimbang 4 gr NaOH dan dilarutkan dalam 500 ml, Berapa molaritas? M = mol L Mol = gr BM/mr gr M = BM/mr × Vol
  • 21. Penyelesaian :Penyelesaian : BM NaOH = 40BM NaOH = 40 mol = gr/BM = 4/40 = 0,1 molmol = gr/BM = 4/40 = 0,1 mol M = mol/vol = 0,1/ 0,5 = 0,2 MM = mol/vol = 0,1/ 0,5 = 0,2 M
  • 22. 5. NORMALITAS (N) Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan. Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+ . Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH- . Antara Normalitas dan Molaritas terdapat hubungan : N = M x valensi N = M × V˚ gr N = BE × Vol BM BE = Berat Ekuivalen = ( Hanya untuk asam) Valensi
  • 23. CONTOH SOALCONTOH SOAL Tersedia cristal HTersedia cristal H22C2O4 10 H2O (ASAM OKSALAT) BM = 126,C2O4 10 H2O (ASAM OKSALAT) BM = 126, hitung berapa gram yang dibutuhkan untuk membuat larutan Ashitung berapa gram yang dibutuhkan untuk membuat larutan As Oksalat 0,2 N sebanyak 500 ml !Oksalat 0,2 N sebanyak 500 ml ! Penyelesaian :Penyelesaian : DIK :DIK : DIT:DIT: BM = 126BM = 126 Gram = . . . ?Gram = . . . ? N = 0,2 NN = 0,2 N V = 500 ml = 0,5 LV = 500 ml = 0,5 L Jawab :Jawab : BE Asam oksalat = BM/2 = 126/2 = 63BE Asam oksalat = BM/2 = 126/2 = 63 GramGram = N × BE × V= N × BE × V = 0,2 × 63 × 0,5= 0,2 × 63 × 0,5 = 6,3 gram= 6,3 gram
  • 24. BABIIIBABIII NERACA ANALITIK DAN ALAT GELASNERACA ANALITIK DAN ALAT GELAS
  • 25. NERACA ANALITIKNERACA ANALITIK • Prinsip kerja neraca analitikPrinsip kerja neraca analitik Alat penghitung satuan massa suatu benda dengan teknikAlat penghitung satuan massa suatu benda dengan teknik digital dan tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Prinsip kerjanyadigital dan tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Prinsip kerjanya yaitu dengan penggunaan sumber tegangan listrik yaitu stavoltyaitu dengan penggunaan sumber tegangan listrik yaitu stavolt dan dilakukan peneraan terlebih dahulu sebelum digunakandan dilakukan peneraan terlebih dahulu sebelum digunakan kemudian bahan diletakkan pada neraca lalu dilihat angka yangkemudian bahan diletakkan pada neraca lalu dilihat angka yang tertera pada layar, angka itu merupakan berat dari bahan yangtertera pada layar, angka itu merupakan berat dari bahan yang ditimbangditimbang..  Manfaat neraca analitikManfaat neraca analitik Alat ini berfungsi untuk menimbang bahan yang akanAlat ini berfungsi untuk menimbang bahan yang akan digunakan untuk membuat media untuk bakteri, jamur ataudigunakan untuk membuat media untuk bakteri, jamur atau media tanam kultur jaringan dan mikrobiologi dalam praktikummedia tanam kultur jaringan dan mikrobiologi dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Jumlah media yang tidakdengan tingkat ketelitian yang tinggi. Jumlah media yang tidak tepat akan berpengaruh terhadap konsentrasi zat dalam mediatepat akan berpengaruh terhadap konsentrasi zat dalam media sehingga dapat menyebabkan terjadinya kekeliruan dalam hasilsehingga dapat menyebabkan terjadinya kekeliruan dalam hasil praktikum.praktikum.
  • 26. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN NERACAKELEBIHAN DAN KEKURANGAN NERACA ANALITIKANALITIK KELEBIHANKELEBIHAN  Memiliki tingkat ketelitianMemiliki tingkat ketelitian yang cukup tinggi danyang cukup tinggi dan dapat menimbang zat ataudapat menimbang zat atau benda sampai batasbenda sampai batas 0,0001 g atau 0,1 mg.0,0001 g atau 0,1 mg.  Penggunaannya tidakPenggunaannya tidak begitu rumit jikabegitu rumit jika dibandingkan dengandibandingkan dengan timbangan manual,timbangan manual, sehingga lebih efisiensehingga lebih efisien dalam hal waktu dandalam hal waktu dan tenaga.tenaga. KEKURANGANKEKURANGAN  Alat ini memiliki batasAlat ini memiliki batas maksimal yaitu 1 mg ataumaksimal yaitu 1 mg atau 210 g, jika melewati batas210 g, jika melewati batas tersebut maka ketelitiantersebut maka ketelitian perhitungan akanperhitungan akan berkurang.berkurang.  Tidak dapat menggunakanTidak dapat menggunakan sumber tegangan listriksumber tegangan listrik yang besar, sehinggayang besar, sehingga harus menggunakanharus menggunakan stavolt. Jika tidak, makastavolt. Jika tidak, maka benang di bawahbenang di bawah panpan akanakan putus.putus.  Harga yang mahal.Harga yang mahal.
  • 27. CARA KERjA NERACA ANALITIKCARA KERjA NERACA ANALITIK 1.1. Disiapkan timbangan analitik dalam kondisi seimbang atauDisiapkan timbangan analitik dalam kondisi seimbang atau water passwater pass (dengan mengatur sekrup pada kaki neraca(dengan mengatur sekrup pada kaki neraca sehingga gelembung air disehingga gelembung air di water passwater pass tepat berada ditepat berada di tengah).tengah). 2.2. Dibersihkan ruang dalam neraca analitik denganDibersihkan ruang dalam neraca analitik dengan menggunakan kuas. Piringan neraca dapat diangkat danmenggunakan kuas. Piringan neraca dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakanseluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan etanol/alkohol.etanol/alkohol. 3.3. Ditancapkan stop kontak pada stavolt.Ditancapkan stop kontak pada stavolt. 4.4. Ditekan tombolDitekan tombol OnOn kemudian tunggu hingga muncul angkakemudian tunggu hingga muncul angka 0,0000 g.0,0000 g. 5.5. Dimasukkan alas bahan (gelas arloji, kertas atau benda tipis)Dimasukkan alas bahan (gelas arloji, kertas atau benda tipis) dengan membuka kaca tidak begitu lebar supaya tidakdengan membuka kaca tidak begitu lebar supaya tidak mempengaruhi perhitungan karena neraca analitik ini sangatmempengaruhi perhitungan karena neraca analitik ini sangat peka.peka. 6.6. Ditutup kaca neraca analitik.Ditutup kaca neraca analitik. 7.7. Ditekan tombolDitekan tombol zerozero supaya perhitungan lebih akurat.supaya perhitungan lebih akurat. dengan menggunakan etanol/alkoholdengan menggunakan etanol/alkohol..
  • 28. 8.8. Dimasukkan bahan yang akan ditimbang dengan membukaDimasukkan bahan yang akan ditimbang dengan membuka kaca tidak begitu lebar, begitu pun ketika akan menambahkankaca tidak begitu lebar, begitu pun ketika akan menambahkan atau mengurangi bahan untuk menyesuaikan massa yangatau mengurangi bahan untuk menyesuaikan massa yang diinginkan.diinginkan. 9.9. Ditutup kaca.Ditutup kaca. 10.10. Ditunggu hingga angka di layar monitor neraca analitik tidakDitunggu hingga angka di layar monitor neraca analitik tidak berubah-ubah dan sesuai dengan massa yang diinginkan.berubah-ubah dan sesuai dengan massa yang diinginkan. 11.11. Diambil bahan yang telah ditimbang.Diambil bahan yang telah ditimbang. 12.12. Ditekan tombolDitekan tombol OffOff hingga tidak ada angka di layar monitorhingga tidak ada angka di layar monitor neraca analitik.neraca analitik. 13.13. Dilepas stop kontak dari stavolt.Dilepas stop kontak dari stavolt. 14.14. Dibersihkan ruang dalam neraca analitik denganDibersihkan ruang dalam neraca analitik dengan menggunakanmenggunakan kuas. Piringan neraca dapat diangkat dankuas. Piringan neraca dapat diangkat dan seluruh timbanganseluruh timbangan dapat dibersihkan dengandapat dibersihkan dengan
  • 29. ALAT GELASALAT GELAS Peralatan gelas laboratorium adalahPeralatan gelas laboratorium adalah berbagai peralatan laboratorium yangberbagai peralatan laboratorium yang terbuat dari kaca. Biasanya, peralatanterbuat dari kaca. Biasanya, peralatan gelas ini digunakan saat percobaan ilmiahgelas ini digunakan saat percobaan ilmiah dalam bermacam-macam laboratoriumdalam bermacam-macam laboratorium seperti laboratorium kimia, biologi,seperti laboratorium kimia, biologi, genetika, mikrobiologi dan lain-lain.genetika, mikrobiologi dan lain-lain.
  • 30. Alat gelas yang biasa digunakan di laboratoriumAlat gelas yang biasa digunakan di laboratorium kimia dikelompokkan menjadi:kimia dikelompokkan menjadi: PERALATAN DASAR PERALATAN ANALISIS PERALATAN UKUR Gelas Piala, Erlen-meyer, Tabung Reaksi, Cawan, Pipet, Botol Pereaksi Dll. Termometer, Piknometer, Elektroda, Dll. Gelas Ukur, Pipet Ukur, Pipet Volume, Buret, Botol BOD Dll.
  • 31. PERAwATAN ALATPERAwATAN ALAT GELASGELAS Dalam perawatan alat gelas,Dalam perawatan alat gelas, pastikan peralatan gelas yang telahpastikan peralatan gelas yang telah digunakan harus dicuci dandigunakan harus dicuci dan dibersihkan. Untuk alat gelas yangdibersihkan. Untuk alat gelas yang terkontaminasi dipisahkan dari alatterkontaminasi dipisahkan dari alat gelas yang lain, bila perlu dilakukangelas yang lain, bila perlu dilakukan sanitasi.sanitasi. Secara periodik dalamSecara periodik dalam melakukan inventarisasi alat gelasmelakukan inventarisasi alat gelas perlu pengecekan apakah adaperlu pengecekan apakah ada kerusakan (pecah), sehingga bila adakerusakan (pecah), sehingga bila ada kerusakan maka perlu diadakankerusakan maka perlu diadakan perbaikan atau dibuang. Perlu adanyaperbaikan atau dibuang. Perlu adanya formulir peminjaman penggunaanformulir peminjaman penggunaan alat gelas, sehingga ada kendalialat gelas, sehingga ada kendali keluar masuknya alat gelas darikeluar masuknya alat gelas dari gudang alat gelas.gudang alat gelas.
  • 32. BAB IVBAB IV PH DAN LARUTAN PENYANGGAPH DAN LARUTAN PENYANGGA (BUFER)(BUFER)
  • 33. LARUTAN PENYANGGALARUTAN PENYANGGA Adalah larutan yang dapatAdalah larutan yang dapat mempertahankan pH akibat ataumempertahankan pH akibat atau penambahan sedikit asam, basa ataupenambahan sedikit asam, basa atau karena pengencerankarena pengenceran
  • 34. CAMPURAN LARUTAN PENYANGGACAMPURAN LARUTAN PENYANGGA A.A. Campuran asam lemah + basa kunjugasi atauCampuran asam lemah + basa kunjugasi atau garamnya disebut “PENYANGGA ASAM”garamnya disebut “PENYANGGA ASAM” Contoh : a.CHContoh : a.CH33COOH + CHCOOH + CH33COONaCOONa b. Hb. H33POPO44 + NaH+ NaH22POPO44 B.B. Campuran basa lemah + asam kunjugasi atauCampuran basa lemah + asam kunjugasi atau garamnya disebut “PENYANGGA BASA”garamnya disebut “PENYANGGA BASA” Contoh : NHContoh : NH44OH + NHOH + NH44ClCl
  • 35. Asam lemah yang berlebihan dengan basa kuat, akan habis bereaksi dengan kelebihan asam lemah membentuk garam Asam lemah yang berlebihan dengan basa kuat, akan habis bereaksi dengan kelebihan asam lemah membentuk garam Basa lemah yang berlebihan dengan asam kuat, akan habis bereaksi dengan basa lemah membentuk garam Basa lemah yang berlebihan dengan asam kuat, akan habis bereaksi dengan basa lemah membentuk garam
  • 36. PENYANGGA BERSIFAT ASAMPENYANGGA BERSIFAT ASAM (H(H++ ) = Ka .) = Ka . (A)(A) (B)(B) Ph = - Log (HPh = - Log (H++ )) = Pka + Log= Pka + Log (G)(G) (A)(A) Ket :Ket : (A) : Konsentrasi Asam Lemah(A) : Konsentrasi Asam Lemah (G) : Konsentrasi Basa Konjugasi(G) : Konsentrasi Basa Konjugasi Ka : Konstanta AsamKa : Konstanta Asam RUMUS pH (ASAM )RUMUS pH (ASAM )
  • 37. CONTOH SOAL ASAMCONTOH SOAL ASAM Ke dalam larutan CHKe dalam larutan CH33COOH ditambahkan padatanCOOH ditambahkan padatan CHCH33COONa , shg konsentrasi CHCOONa , shg konsentrasi CH33COOH = 0,1 Molar danCOOH = 0,1 Molar dan konsentrasi CHkonsentrasi CH33COONa = 0,05 Molar. Jika Ka CHCOONa = 0,05 Molar. Jika Ka CH33COOHCOOH 1,8 X 101,8 X 10-5-5 . Tentukan pH campuran ?. Tentukan pH campuran ? JawabJawab ( H( H++ ) = Ka x) = Ka x (Asam lemah)(Asam lemah) (Garam)(Garam) = 1,8 x 10= 1,8 x 10-5-5 xx 0,10,1 = 3,6 x 10= 3,6 x 10-5-5 0,050,05 pH = - log ( HpH = - log ( H++ )) = - log 3,6 x10= - log 3,6 x10-5-5 = 5 - log 3,6= 5 - log 3,6
  • 38. PENYANGGA BERSIFAT BASAPENYANGGA BERSIFAT BASA (OH(OH-- ) = Kb .) = Kb . (B)(B) (G)(G) Poh = - Log (OHPoh = - Log (OH-- )) = Pkb + Log= Pkb + Log (B)(B) (G)(G) Ket :Ket : (B) : Konsentrasi Asam Lemah(B) : Konsentrasi Asam Lemah (G) : Konsentrasi Asam Konjugasi(G) : Konsentrasi Asam Konjugasi Kb : Konstanta BasaKb : Konstanta Basa RUMUS pH (BASA)RUMUS pH (BASA)
  • 39. CONTOH SOAL BASACONTOH SOAL BASA 50 ml NH50 ml NH44OH 0,1 Molar dicampur dgn 100ml ( NHOH 0,1 Molar dicampur dgn 100ml ( NH44))22SOSO44 = 0,2 Molar. Jika Kb NH= 0,2 Molar. Jika Kb NH44OH = 10OH = 10-5-5 . Tentukan pH. Tentukan pH campuran?campuran? Jawab:Jawab: mmol NHmmol NH44OH = V X M = 0,5 ml x 0,1 = 5mmolOH = V X M = 0,5 ml x 0,1 = 5mmol mmol (NHmmol (NH44))22SOSO44 = VXM = 100ml x 0,2 = 20 mmol= VXM = 100ml x 0,2 = 20 mmol ( OH( OH-- ) = Kb x () = Kb x (mmol basa lemah)mmol basa lemah) 2(mmol garam )2(mmol garam ) = 10= 10-5-5 xx 55 = 10= 10-5-5 x 0,125= 1,25 x 10x 0,125= 1,25 x 10-6-6 2 x 202 x 20 pOH = - log ( OH)pOH = - log ( OH) = - log 1,25 x 10= - log 1,25 x 10-6-6 = 6 – log 1,25= 6 – log 1,25 pH = 14 – ( 6 – log 1,25 )pH = 14 – ( 6 – log 1,25 ) = 8+ log 1,25= 8+ log 1,25
  • 40. PH LARUTAN ASAM BASAPH LARUTAN ASAM BASA BAB VBAB V
  • 42. TEORI ASAM BASATEORI ASAM BASA Secara Umum :Secara Umum : Asam : Cairan berasa asam dan dapat memerahkan kertas lakmus biru Basa : Cairan berasa pahit dan dapat membirukan kertas lakmus merah Garam : Cairan yang berasa asin
  • 43. KESETIMBANGAN ASAMKESETIMBANGAN ASAM Asam MonoprotikAsam Monoprotik Asam diprotikAsam diprotik HAHA ⇌⇌ HH++ + A+ A-- [H+ ] [A- ] Ka = [HA] Ka = Konstanta kesetimbangan asam H2A ⇌ H + + A - [H+ ] [A- ] Ka = [H2A]
  • 44. KESETIMBANGAN BASAKESETIMBANGAN BASA Basa MonohidroksiBasa Monohidroksi Basa DihidroksiBasa Dihidroksi BOH B+ + OH- [B+ ] [OH- ] Kb = [BOH] Kb = Konstanta kesetimbangan basa B(OH)2 B2+ + 2(OH)- [B2+ ] [OH- ]2 Kb = B[OH]2
  • 45. PH Larutan Asam Basa [H+ ] = [OH- ] Netral [H+ ] > [OH- ] Asam [H+ ] < [OH- ] Basa SKALA pH pH = - log [H+ ] pOH = - log [OH- ] pH + Poh = 14 Kw = [H+ ] [OH- ]
  • 46. BAB VIBAB VI REAKSI NETRALISASI ASAM BASAREAKSI NETRALISASI ASAM BASA
  • 47. Reaksi Netralisasi adalah reaksi penggaraman dimanaReaksi Netralisasi adalah reaksi penggaraman dimana perbandingan mol antara asam dan basa sama makaperbandingan mol antara asam dan basa sama maka sifat asam dan sifat basa saling meniadakan.sifat asam dan sifat basa saling meniadakan. Pada reaksi netralisasi jika larutan asam dan larutanPada reaksi netralisasi jika larutan asam dan larutan basa dalam jumlah yang ekuivalen, akan dihasilkanbasa dalam jumlah yang ekuivalen, akan dihasilkan suatu larutan yang bersifat netral ( pH = 7 ). Adapunsuatu larutan yang bersifat netral ( pH = 7 ). Adapun reaksi netralisasi yang sesungguhnya adalah reaksi :reaksi netralisasi yang sesungguhnya adalah reaksi : OHOH-- + H+ H++  HH22OO Reaksi diatas memperlihatkan bahwa 1 mol HReaksi diatas memperlihatkan bahwa 1 mol H++ dinetralkan oleh 1 mol OHdinetralkan oleh 1 mol OH-- .. Pada reaksi antara asam bivalen ( bervalensi 2 ) denganPada reaksi antara asam bivalen ( bervalensi 2 ) dengan basa monovalen maka 1 mol asam akan menetralkan 2basa monovalen maka 1 mol asam akan menetralkan 2 mol basamol basa REAKSI ASAM BASA
  • 48. Contoh Reaksi Netralisasi : a. KOH + HCl  KCl + H2O b.2KOH + H2SO4  K2SO4 + 2H2O c. Ca(OH)2 + 2HCl  CaCl2 + 2H2O Pada reaksi antara asam / basa kuat dan asam / basa lemah dengan perbandingan mol asam – basa yang tidak sama, akan diperoleh larutan yang sifatnya tergantung pada reaktan yang tersisa. Jika reaktan yang tersisa berupa asam kuat maka larutan akan bersifat asam dan pH dihitung dengan rumus : Sebaliknya jika reaktan yang tersisa basa kuat maka larutan akan bersifat basa dan pH dihitung dengan rumus : pH = -log[H+ ]sisa pOH = -log[OH- ]sisa pH = 14 - pOH
  • 49. Contoh Soal : Larutan Ba(OH)2 mempunyai pH 13. Berapa mL larutan HCl 0,2 M yang harus ditambahkan ke dalam 100 mL larutan Ba(OH)2 supaya pH-nya menjadi 9. Jawab : pH Ba(OH)2 awal = 13 pOH = 14 – 13 = 1 [OH- ] = 10-1 [OH- ] = M . valensi asam 10-1 = M . 2 M = 0,5 . 10-1 Ba(OH)2 + 2HCl  BaCl2 + 2H2O Mula – mula 5 mmol 0,2 x mmol Reaksi 0,1 x mmol 0,2 x mmol 0,1 mmol 0,2 mmol ---------------------------------------------------------------------------- Sisa (5 – 0,1x) mmol – 0,1 mmol 0,12mmol
  • 50. Msisa = ( 5 – 0,1 x ) mmol ----------------------- (100 + x )mL pHakhir = 9 pOH = 5 [OH- ] = Msisa . valensi asam 10-5 = ( 5 – 0,1 x ) . 2 -------------------- 100 + x (100 + x ) . 10-5 = ( 5 – 0,1 x ) . 2 10-3 + 10-5 x = 10 – 0,2 x x = 103 ------ 0,2 = 5000 mL
  • 51. Pada reaksi antara asam dan basa di mana jumlah mol asam sama dengan jumlah mol basa akan dihasilkan garam dan air. Sejumlah tertentu larutan asam dititrasi dengan larutan basa sampai mencapai titik ekuivalen ( asam dan basa tepat habis bereaksi ), jika salah satu larutan diketahui molaritasnya maka molaritas larutan yang satu lagi dapat diketahui dengan menggunakan rumus : Keterangan 1 = asam 2 = basa Titik ekuivalen dapat diketahui dengan menambahkan suatu indikator. Indikator ini haruslah berubah warna di sekitar titik ekuivalen. Titrasi dihentikan pada saat indikator menunjukkan perubahan warna. Keadaan ini disebut “titik akhir titrasi” TiTrasi asam basa M1 . V1 = M2 . V2
  • 52. A. Titrasi Asam Kuat – Basa Kuat Misalnya 50 mL larutan HCl 0,1 M di tritrasi dengan larutan NaOH 0,1 M, akan diperoleh kurva titrasi seperti gambar berikut :
  • 53. LaNJUTaN . . . Titik ekuivalen tercapai saat volume NaOH 50 mL. Sedikit penambahan volume NaOH akan menaikkan pH menjadi 10 dan sedikit pengurangan volume NaOH akan menurunkan pH menjadi 4. Titik ekuivalen terjadi pada pH = 7, saat asam dan basa tepat habis. Pada daerah sekitar titik ekuivalen terjadi perubahan pH yang cukup drastis. Secara stoikiometri, titik ekuivalen dicapai pada saat penambahan 50 mL NaOH 0,1 M.
  • 54. B. Netralisasi Asam Lemah oleh Basa Kuat Perubahan pH pada titrasi 50 mL CH3COOH 0,1 M dengan larutan NaOH 0,1 M diperoleh kurva titrasi seperti gambar berikut : pH larutan akan naik sedikit demi sedikit dan lonjakan pH di sekitar titik ekuivalen lebih sempit, hanya sekitar 3 satuan ( pH ± 7 – 10 )
  • 55. C. Netralisasi Basa Lemah oleh Asam Kuat Perubahan pH pada titrasi 50 mL NH3 0,1 M dengan larutan HCl 0,1 M diperoleh kurva titrasi seperti gambar berikut : pH larutan turun sedikit demi sedikit dan penurunan pH di sekitar titik ekuivalen terjadi lonjakan pH yang cukup sempit yaitu sekitar 3 satuan ( pH ± 7 – pH ± 14 ). Titik ekuivalen terjadi pada pH dibawah 7 dan titik ekuivalen dapat diamati dengan indikator metil merah.
  • 56. Encerkan larutan EDTA 0,2 M menjadi 0,1 M sebanyak 250 ml ? Jawab: M1 × V1 = M2 × V2 0,2 × V1 = 0,1 × 250 0,2 V1 = 25 V1 = 25 0,2 = 125 ml = 0,125 L CONTOH sOaLCONTOH sOaL
  • 57. bab Viibab Vii PPm (bPJ) DaN PPbPPm (bPJ) DaN PPb
  • 58. ppm (part per million) = 1/1.000.000 = 10-6 ppb (part per billion) = 1/1.000.000.000 = 10-9 CONTOH SOAL:CONTOH SOAL: Berapa N Hcl pekat ynag mempunyai BJ=1.1878 dengan konstantaBerapa N Hcl pekat ynag mempunyai BJ=1.1878 dengan konstanta 37% ( mr = 36,3 )37% ( mr = 36,3 ) Jawab :Jawab : Dalam 1 liter terdapat 1187,8Dalam 1 liter terdapat 1187,8 37/100 × 1187,8 = 439,48637/100 × 1187,8 = 439,486 439,4866/36,5 = 12,04 N439,4866/36,5 = 12,04 N  Hcl 12,04 N = . . . MHcl 12,04 N = . . . M N = M × H ( valensi )N = M × H ( valensi ) M = N/(val)M = N/(val) M = 12,04/1M = 12,04/1 M = 12,04 MM = 12,04 M
  • 59. LaNJUTaN . . .LaNJUTaN . . .  12,04 M = BPJ/PPM12,04 M = BPJ/PPM M = mol/volM = mol/vol  mol = gr/BMmol = gr/BM GramGram = mol × BM= mol × BM = 12,04 × 36,5= 12,04 × 36,5 = 439,46 gram= 439,46 gram = 439.460 mg= 439.460 mg = 439460 mg/L= 439460 mg/L = 439460 ppm= 439460 ppm
  • 60. Ubahlah NaOH 0,1 N menjadi molarUbahlah NaOH 0,1 N menjadi molar dan Bpj?dan Bpj?  NaOH 0,1 N = MNaOH 0,1 N = M M=0,1/1M=0,1/1 M=0,1 MM=0,1 M  0,1 M = Bpj0,1 M = Bpj gram=0,1 × 40gram=0,1 × 40 gram=4 gramgram=4 gram