Modul ini membahas analisis dan interpretasi hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan. Modul ini menjelaskan proses pengumpulan dan pemilahan data hasil penyelidikan tanah, analisis dan interpretasi data penyelidikan tanah, serta menentukan parameter desain berdasarkan hasil analisis tersebut.
2007 05-analisis dan interpretasi hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan
1. SMR – 05 : ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
PENYELIDIKAN TANAH UNTUK BADAN JALAN
Merepresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi
Kode : INA.5211.113.05.05.07 Judul :
Membuat Analisis Dan Interpretasi Hasil Penyelidikan Tanah
Untuk Badan Jalan
PELATIHAN
SOIL MECHANICS OF ROAD
CONSTRUCTION ENGINEER
2007
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
2. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
i
KATA PENGANTAR
Pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang Jasa Konstruksi bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi sesuai bidang kerjanya, agar mereka mampu berkompetisi
dalam memperebutkan pasar kerja. Berbagai upaya dapat ditempuh, baik melalui
pendidikan formal, pelatihan secara berjenjang sampai pada tingkat pemagangan di lokasi
proyek atau kombinasi antara pelatihan dan pemagangan, sehingga tenaga kerja mampu
mewujudkan standar kinerja yang dipersyaratkan ditempat kerja.
Untuk meningkatkan kompetensi tersebut, Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan
Konstruksi yang merupakan salah satu institusi pemerintah yang ditugasi untuk melakukan
pembinaan kompetensi, secara bertahap menyusun standar-standar kompetensi kerja yang
diperlukan oleh masyarakat jasa konstruksi. Kegiatan penyediaan kompetensi kerja
tersebut dimulai dengan analisa kompetensi dalam rangka menyusun suatu standar
kompetensi kerja yang dapat digunakan untuk mengukur kompetensi tenaga kerja di
bidang Jasa Konstruksi yang bertugas sesuai jabatan kerjanya sebagaimana dituntut dalam
Undang-Undang No. 18 tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi dan peraturan
pelaksanaannya.
Sebagai alat untuk mengukur kompetensi tersebut, disusun dan dibakukan dalam bentuk
SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang unit-unit kompetensinya
dikembangkan berdasarkan pola RMCS (Regional Model Competency Standard). Dari
standar kompetensi tersebut, pengembangan dilanjutkan menyusun Standar Latih
Kompetensi, Materi Uji Kompetensi, serta Materi Pelatihan yang berbasis kompetensi.
Modul / Materi Pelatihan : SMR-05 : Analisis dan Interpretasi Penyelidikan Tanah untuk
Badan Jalan disusun merepresentasikan Unit Kompetensi Membuat analisis dan
interpretasi hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan dengan elemen-elemen kompetensi
terdiri dari :
1. Melakukan pengumpulan dan pemilahan data hasil penyelidikan tanah
2. Melakukan pengumpulan dan penilaian data hasil penyelidikan tanah
3. Menentukan para meter desain yang dikembangkan mengacu Standar Kompetensi
Kerja untuk jabatan kerja Soil Mechanics of Road Construction Engineer.
3. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
ii
Uraian penjelasan bab per bab dan pencakupan materi latih ini merupakan representasi
dari elemen-elemen kompetensi tersebut, sedangkan setiap elemen kompetensi dianalisis
kriteria unjuk kerjanya sehingga materi latih ini secara keseluruhan merupakan penjelasan
dan penjabaran dari setiap kriteria unjuk kerja untuk menjawab tuntutan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang dipersyaratkan pada indikator-indikator kinerja/
keberhasilan yang diinginkan dari setiap KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dari masing-masing
elemen kompetensinya.
Modul ini merupakan salah satu sarana dasar yang digunakan dalam pelatihan sebagai
upaya meningkatkan kompetensi seorang pemangku jabatan kerja seperti tersebut diatas,
sehingga masih diperlukan materi-materi lainnya untuk mencapai kompetensi yang
dipersyaratkan setiap jabatan kerja.
Disisi lain, modul ini sudah barang tentu masih terdapat kekurangan dan keterbatasan,
sehingga diperlukan adanya perbaikan disana sini dan kepada semua pihak kiranya kami
mohon sumbangan saran demi penyempurnaan kedepan.
Jakarta, Oktober 2007
KEPALA PUSAT PEMBINAAN
KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
Ir. DJOKO SUBARKAH, Dipl.HE
NIP. : 110016435
4. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
iii
PRAKATA
Modul ini disusun merupakan upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas
yang diinginkan adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
menggeluti standar baku mutu dibidang Soil Mechanics of Road Construction.
Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja dibidang jalan dan jembatan mengahsilkan
beberapa Jabatan Kerja, dimana jabatan Soil Mechanics of Road Construction
Engineer merupakan salah satu jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi
pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja
yang berkiprah sebagai ahli muda Soil Mechanics of Road Construction.
Materi pelatihan pada Jabatan Kerja Soil Mechanics of Road Construction Engineer ini
terdiri dari 6 (enam) modul yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan
dalam melatih tenaga kerja menjadi ahli muda Soil Mechanics of Road Construction.
Untuk mencapai hasil yang optimal modul ini disampaikan kepada peserta melalui
pembelajaran dikelas dengan metoda ceramah, diskusi dan peragaan diusahakan
menggunakan alat peraga atau perlengkapan dan peralatan yang sebenarnya.
Mengingat modul ini merupakan salah satu dari beberapa modul yang dipaketkan dalam
satu program pelatihan, maka aktivitas penyelenggaraan pelatihan selalu mengacu kepada
SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang didalamnya berisi unit-unit
kompetensi, elemen kompetensi, KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dan unsur lainnya, sehingga
hasil pelatihan dapat diterapkan untuk mewujudkan standar kinerja yang dipersyaratkan
ditempat kerja dengan aman, selamat tertib bebas pencemaran lingkungan.
Pada akhir setiap bab dari modul ini diberikan soal latihan yang merupakan kegiatan
penilaian mandiri oleh peserta pelatihan, sejauhmana setiap elemen dapat diinterpretasikan
dan diaplikasikan sesuai dengan tuntutan kompetensi yang terukur dengan indikator
kinerja/ keberhasilan.
Jakarta, Oktober 2007
Tim Penyusun
5. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
PRAKATA .......................................................................................................................iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv
SPESIFIKASI PELATIHAN............................................................................................. vi
A. Tujuan Pelatihan....................................................................................................... vi
B. Tujuan Pembelajaran................................................................................................ vi
PANDUAN PEMBELAJARAN ....................................................................................... vii
A. Kualifikasi Pengajar/ Instruktur ................................................................................. vii
B. Penjelasan Singkat Modul ....................................................................................... vii
C. Proses Pembelajaran ...............................................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1-1
1.1 Umum .......................................................................................................... 1-1
1.2 Ringkasan Modul ......................................................................................... 1-2
1.3 Batasan/ Rentang Variabel .......................................................................... 1-3
1.4 Panduan Penilaian ...................................................................................... 1-4
1.5 Sumber Daya Pembelajaran ....................................................................... 1-7
BAB 2 PENGUMPULAN DAN PEMILAHAN DATA HASIL PENYELIDIKAN TANAH .. 2-1
2.1 Umum ......................................................................................................... 2-1
2.2 Pengumpulan Data Dan Pemilahan Hasil Penyelidikan Berdasarkan Jenis
Dan Lokasi Penyelidikan ............................................................................ 2-1
2.3 Pengumpulan Dan Penilaian Hasil Penyelidikan Berdasarkan
Lokasi Borrow Area / Quarry .... .................................................................. 2-40
2.4 Menyimpan, Memeliharaan Data dan Mengamanan Bahan Uji ....................2-47
RANGKUMAN ................................................................................................... 2-48
LATIHAN/ PENILAIAN MANDIRI ...................................................................... 2-49
BAB 3 ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA PENYELIDIKAN TANAH ................... 3-1
3.1 Umum ......................................................................................................... 3-1
3.2 Penggambaran Lapisan Tanah Dari Hasil Penyelidikan Tanah .................. 3-1
3.3 Analisis Dan Interpretasi Data Hasil Penyelidikan Lapangan ........................3-18
3.4 Analisis Gabungan Hasil Penyelidikan Lapangan Dan Laboratorium .......... 3-48
6. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
v
RANGKUMAN ................................................................................................... 3-51
LATIHAN/ PENILAIAN MANDIRI ...................................................................... 3-52
BAB 4 MENENTUKAN PARAMETER DESAIN ............................................................ 4-1
4.1 Umum ......................................................................................................... 4-1
4.2 Parameter Desain Terhadap Sifat Fisik Tanah ........................................... 4-1
4.3 Parameter Sifat Teknis Tanah ..................................................................... 4-3
4.4 Parameter Khusus Kandungan Mineral Dan Kimia Tanah............................ 4-4
RANGKUMAN .................................................................................................... 4-7
LATIHAN/ PENILAIAN MANDIRI ....................................................................... 4-8
KUNCI JAWABAN PENILAIAN MANDIRI
DAFTAR PUSTAKA
7. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
vi
SPESIFIKASI PELATIHAN
A. Tujuan Pelatihan
Tujuan Umum Pelatihan
Setelah selesai mengikuti pelatihan peserta diharapkan mampu :
Menyiapkan perencanaan dan pelaksanaan penyelidikan mekanika tanah untuk
konstruksi jalan.
Tujuan Khusus Pelatihan
Setelah selesai mengikuti pelatihan peserta mampu :
a. Menerapkan UUJK, K3 dan ketentuan pengendalian lingkungan hidup
b. Melakukan desk study dan mengkoordinir survai pendahuluan.
c. Membuat rencana kerja penyelidikan mekanika tanah.
d. Mengendalikan pengujian mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium.
e. Membuat analisa dan interpretasi hasil pengujian mekanika tanah.
f. Membuat laporan hasil penyelidikan mekanika tanah.
B. Tujuan Pembelajaran
Judul Materi / Modul : Analisis dan interpretasi hasil penyelidikan tanah untuk
badan jalan, merepresentasikan unit kompetensi : Membuat analisis dan
interpretasi hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan.
Tujuan Pembelajaran :
Mampu melakukan analisa dan interpretasi hasil penyelidikan mekanika tanah
untuk konstruksi jalan.
Kriteria Penilaian :
1. Kemampuan melakukan analisa dan interpretasi data hasil penyelidikan
2. Kemampuan menentukan interpretasi data
3. Kemampuan menentukan parameter desain.
8. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
vii
PANDUAN PEMBELAJARAN
A. Kualifikasi Pengajar / Instruktur
Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan sertifikat TOT (Training of
Trainer) atau sejenisnya.
Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam.
Konsisten mengacu SKKNI dan SLK
Pembelajaran modul-modulnya disertai dengan inovasi dan improvisasi yang
relevan dengan metodologi yang tepat.
B. Penjelasan Singkat Modul
Modul-modul yang diajarkan di program pelatihan ini :
No. Kode Judul Modul
1. SMR – 01 UUJK, Sistem Manajemen K3 dan Pengendalian
Lingkungan Kerja
2. SMR – 02 Desk Study dan Survai Pendahuluan Penyelidikan Tanah
untuk Badan Jalan
3. SMR – 03 Perencanaan Penyelidikan Tanah untuk Badan Jalan
4. SMR – 04 Pengujian Mekanika Tanah di Lapangan dan di
Laboratorium untuk Badan Jalan
5. SMR – 05 Analisis dan Interpretasi Hasil Penyelidikan Tanah untuk
Badan Jalan
6. SMR – 06 Laporan Hasil Penyelidikan Mekanika Tanah untuk Badan
Jalan
Sedangkan modul yang akan diuraikan adalah :
Seri / Judul : SMR – 05 / Analisis dan Interpretasi Hasil Penyelidikan Tanah
untuk Badan Jalan.
Deskripsi Modul : Analisis dan Interprestasi Hasil Penyelidikan Tanah untuk
Badan Jalan merupakan salah satu modul dalam membangun tenaga kerja
jasa konstruksi yang profesional dan penuh tanggung jawab untuk
pembangunan konstruksi dengan kapasitas mampu untuk menjamin tidak
akan terjadi kegagalan pekerjaan konstruksi dan kegagalan bangunan serta
mentertibkan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang aman tertib tidak
terjadi kecelakaan dan pencemaran lingkungan.
9. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
viii
C. Proses Pembelajaran
Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung
1. Ceramah Pembukaan :
Menjelaskan Tujuan Pembelajaran.
Merangsang motivasi peserta
dengan pertanyaan atau pengalaman
melakukan desk study dan survai
pendahuluan dalam rangka
penyelidikan tanah untuk badan
jalan.
Waktu : 5 menit.
Mengikuti penjelasan
Mengajukan pertanyaan
apabila kurang jelas.
OHT – 1
2. Penjelasan Bab 1 : Pendahuluan.
Modul ini merepresentasikan unit
kompetensi.
Batasan variabel.
Panduan penilaian.
- Kualifikasi penilaian.
- Sarana mendemontrasikan.
- Kontek penilaian.
- Aspek penting penilaian.
Kebutuhan sumber daya
pembelajaran teori dan praktek.
Waktu : 65 menit.
Mengikuti penjelasan
instruktur dengan tekun
dan aktif.
Mencatat hal-hal penting.
Mengajukan pertanyaan
bila perlu.
OHT – 2
3. Penjelasan Bab 2 : Menjelaskan
Pengumpulan dan pemilahan data
hasil penyelidikan
Pengumpulan dan pemilahan data
hasil penyelidikan berdasarkan lokasi
borrow area
Penyimpanan, pemeliharaan dan
pengamanan data bahan uji
Waktu : 65 menit.
Mengikuti penjelasan
instruktur dengan tekun
dan aktif.
Mencatat hal-hal penting.
Mengajukan pertanyaan
bila perlu.
OHT – 3
4. Penjelasan Bab 3 : Menjelaskan
Penggambaran lapisan tanah hasil
Mengikuti penjelasan
instruktur dengan tekun
OHT – 4
10. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
ix
penyelidikan
Analisa dan interpretasi data
lapangan
Analisa dan interpretasi data
laboratorium
Analisa gabungan data lapangan dan
laboratorium
Waktu : 70 menit.
dan aktif.
Mencatat hal-hal penting.
Mengajukan pertanyaan
/ diskusi kecil bila
diperlukan.
5. Penjelasan Bab 4 : Menjelaskan :
Parameter sifat fisik tanah
Parameter sifat teknis tanah
Parameter kandungan mineral dan
kimia tanah
Waktu : 65 menit.
Mengikuti penjelasan
instruktur dengan tekun
dan aktif.
Mencatat hal-hal penting.
Mengajukan pertanyaan
bila perlu.
OHT – 5
11. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
1-1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Modul SMR - 05 : Analisis dan Interpretasi Hasil Penyelidikan Tanah untuk Badan
Jalan, merepresentasikan salah satu unit kompetensi dari program pelatihan Soil
Mechanics of Road Construction Engineer.
Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan unsur-unsur
lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi
tumpang tindih (overlaping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang
direpresentasikan sebagai modul-modul yang relevan.
Adapun Unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang dipersyaratkan
sebagai Soil Mechanics of Road Construction Engineer adalah :
No. No. Kode Unit Kompetensi
I.
1.
Kompetensi Umum
INA. 5211.113.05.01.07 Menerapkan UUJK, K3 dan ketentuan
pengendalian lingkungan kerja.
II.
1.
2.
3.
4.
5.
Kompetensi Inti
INA. 5211.113.05.02.07
INA. 5211.113.05.03.07
INA. 5211.113.05.04.07
INA. 5211.113.05.05.07
INA. 5211.113.05.06.07
Melakukan desk study dan mengkoordinir survai
pendahuluan dalam rangka penyelidikan tanah
untuk badan jalan
Membuat rencana kerja penyelidikan tanah untuk
badan jalan
Melakukan pengendalian pekerjaan pengujian
mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium
untuk badan jalan
Membuat analisis dan interpretasi hasil
penyelidikan tanah untuk badan jalan
Membuat laporan hasil penyelidikan tanah untuk
badan jalan.
III. Kompetensi Khusus
12. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
1-2
1.2 Ringkasan Modul
Ringkasan modul ini disusun konsisten dengan tuntutan atau isi unit kompetensi ada
judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan
uraian sebagai berikut :
a. Unit kompetensi yang akan disusun modulnya :
KODE UNIT : INA. 5211.113.05.05.07
JUDUL UNIT : Membuat analisis dan interpretasi hasil penyelidikan
tanah untuk badan jalan.
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan,
ketrampilan sikap, kerja untuk membuat analisis dan
interpretasi hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan
Dipresentasikan dalam modul seri / judul ; SMR – 05 : Analisis dan Interpretasi
Hasil Penyelidikan Tanah untuk Badan Jalan.
b. Elemen Kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dapat menjadi sub bab yang
terdiri dari :
1. Melakukan pengumpulan dan pemilahan hasil penyelidikan tanah,
direpresentasikan sebagai bab modul : Bab 2 Pengumpulan dan Pemilahan
Data Hasil Penyelidikan Tanah.
Uraian detailnya mengacu kepada KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dapat menjadi
sub bab yang terdiri dari :
1.1 Pengumpulan data dan pemilahan data hasil penyelidikan berdasarkan
jenis dan lokasi penyelidikan
1.2 Pengumpulan dan pemilahan data hasil penyelidikan berdasarkan lokasi
borrow area / quarry
1.3 Menyimpan, memelihara data dan mengamankan sisa bahan uji.
2. Melakukan analisis dan interpretasi data penyelidikan tanah untuk badan
jalan direpresentasikan sebagai bab modul : Bab 3 Analisis dan Interprestasi
data penyelidikan Tanah
Uraian detailnya mengacu pada KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dapat menjadi
sub bab yang terdiri dari :
2.1 Penggambaran lapisan tanah dari hasil penyelidikan lapangan
2.2 Analisis dan interprestasi data hasil penyelidikan lapangan
2.3 Analisis dan interprestasi data hasil penyelidikan laboratorium
13. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
1-3
2.4 Analisis gabungan dari data hasil penyelidikan lapangan dan
laboratorium.
3. Menentukan parameter desain direpresentasikan sebagi bab modul ; Bab 4
Menentukan Parameter-parameter desain
Uraian detailnya mengacu pada KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dapat menjadi
sub bab yang terdiri dari :
3.1 Parameter desain terhadap sifat fisik tanah
3.2 Parameter desain terhadap sifat teknis tanah
3.3 Parameter khusus kandungan mineral dan kimia tanah
Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul betul konsisten
mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing masing KUK (Kriteria Unjuk Kerja)
yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilannya (IUK).
Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk Kerja/ Keberhasilan) yang pada dasarnya sebagai
tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan berbasis
kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan sikap kerja yang
mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan untuk melatih tenaga
kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.
1.3 Batasan / Rentang Variabel
Batasan / rentang variabel adalah ruang lingkup, situasi dimana kriteria unjuk kerja
diterapkan. Mendefinisikan situasi dari unit kompetensi dan memberikan informasi
lebih jauh tentang tingkat otonomi perlengkapan dan materi yang mungkin digunakan
dan mengacu pada syarat-syarat yang ditetapkan termasuk peraturan dan produk
atau jasa yang dihasilkan.
3.1.1 Batasan / rentang variabel unit kompetensi
Adapun batasan / rentang variabel untuk unit kompetensi ini adalah :
1. Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja berkelompok
2. Data yang benar untuk melakukan persiapan penyelidikan tanah harus
tersedia.
3. Diberikan kewenangan dan inisiatif untuk melakukan persiapan
perencanaan.
4. Menggunakan komputer untuk menyusun hasil rencana pekerjaan
penyelidikan tanah untuk jalan dan jembatan.
5. Peta topografi, peta lokasi borrow area / quary tersedia secara lengkap
14. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
1-4
3.1.2 Batasan / rentang variabel pelaksanaan pelatihan :
Adapun batasan / rentang variable pelaksanaan pelatihan sebagai berikut :
1. Seleksi calon peserta dievaluasi dengan kompetensi prasyarat yang
tertuang dalam SLK (standar Latih Kompetensi) dan apabila terjadi koreksi
peserta kurang memenuhi syarat, maka proses dan waktu pelaksanaan
pelatihan disesuaikan dengan kondisi peserta, Namur tetap mengacu
tercapainya tujuan pelatihan dan tujuan pembelajaran.
2. Persiapan pelaksanaan pelatihan termasuk prasarana dan sarana sudah
mantap.
3. Proses pembelajaran teori dan praktek dilaksanakan sampai tercapainya
kompetensi minimal persyaratan.
4. Penilaian dan evaluasi hasil pembelajaran didukung juga dengan batasan /
rentang variabel yang dipersyaratkan dalam unit kompetensi.
1.4 Panduan Penilaian
Untuk membantu menginterpretasikan dan menilai unit kompetensi dengan
mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan untuk memperagakan
kompetensi sesuai tingkat kecakapan yang digambarkan dalam setiap kriteria unjuk
kerja yang meliputi :
Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk seseorang
dinyatakan kompeten pada tingkatan tertentu.
Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode apa
pengujian seharusnya dilakukan.
Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan kunci
pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian.
1.4.1 Adapun acuan untuk melakukan penilaian yang tertuang dalam SKKNI sebagai
berikut :
a. Pengetahuan keterampilan dan sikap perilaku untuk mendemontrasikan
kompetensi ini terdiri dari :
1. Penggambaran lapisan tanah dari hasil penyelidikan lapangan
2. Analisis dan interpretasi data hasil penyelidikan lapangan
3. Analisis dan interpretasi data hasil penyelidikan laboratorium
4. Analisis gabungan data hasil penyelidikan lapangan dan laboratorium
15. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
1-5
b. Konteks penilaian
1. Unit kompetensi ini dapat dinilai didalam atau diluar tempat kerja.
2. Penilaian harus mencakup peragaan teknik baik ditempat kerja maupun
melalui simulasi.
3. Unit kompetensi ini harus didukung oleh serangkaian metoda untuk
menilai pengetahuan dan keterampilan penunjang yang ditetapkan
dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)
c. Aspek penting penilaian
1. Kemampuan untuk melakukan dan pemilahan data hasil penyelidikan
tanah
2. Kemampuan untuk menganalisis dan menginterpretasikan hasil
penyelidikan tanah di lapangan
3. Kemampuan untuk menganalisis dan menginterpretasikan hasil
penyelidikan tanah di laboratorium
4. Kemampuan untuk menentukan parameter desain hasil penyelidikan
tanah di lapangan dan di laboratorium
1.4.2 Kualifikasi Penilai
a. Penilai harus kompeten paling tidak tentang unit-unit kompetensi sebagai
assesor (penilai) antara lain : merencanakan penilaian, melaksanakan
penilaian dan mereview penilaian yang dibuktikan dengan sertifikat
assesor.
b. Penilai juga harus kompeten tentang teknis substansi dari unit-unit yang
akan didemontrasikan dan bila ada syarat-syarat lainnya yang muncul
penilai bisa disyaratkan untuk :
Mengetahui praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang
kinerjanya sedang dinilai.
Mempraktekkan kecakapan inter personil seperlunya yang diperlukan
dalam proses penilaian.
c. Apabila terjadi kondisi penilai (assesor) kurang menguasai teknis
substansi dapat mengambil langkah menggunakan penilai yang memenuhi
syarat dalam berbagai konteks tempat kerja dan lembaga industri /
perusahaan, opsi-opsi tersebut termasuk :
Penilai ditempat kerja yang kompeten teknis substansi yang relevan
dan dituntut memiliki kompetensi tentang praktek-praktek / kebiasaan
kebiasan industri / perusahaan yang ada sekarang.
16. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
1-6
Suatu panel penilai yang didalamnya termasuk paling sedikit satu
orang yang kompeten dalam kompetensi substansi yang relevan.
Pengawas tempat kerja dengan kompetensi dan pengalaman
substansi yang relevan disarankan oleh penilai eksternal yang
kompeten menurut standar penilai.
Opsi-opsi ini memang memerlukan sumber daya, khususnya
penyediaan dana lebih besar (mahal)
Ikhtisar (gambaran umum) tentang proses untuk mengembangkan sumber daya
penilaian berdasar pada Standar Kompetensi Kerja (SKK) perlu dipertimbangkan
untuk memasukan sebuah flowchart pada proses tersebut.
Sumber daya penilaian harus divalidasi untuk menjamin bahwa penilai dapat
mengumpulkan informasi yang cukup, valid dan terpercaya untuk membuat keputusan
penilaian berdasar standar kompetensi.
KOMPETENSI ASESOR
1.4.3 Penilaian Mandiri
Penilaian mandiri merupakan suatu upaya untuk mengukur kapasitas
kemampuan peserta pelatihan terhadap penguasaan substansi materi
pelatihan yang sudah dibahas dalam proses pembelajaran teori maupun
praktek.
Penguasaan substansi materi diukur dengan IUK (Indikator Unjuk Kerja)
dimana IUK merupakn hasil analisis KUK yang dipergunakan utuk mendesain
penyusunan kurikulum silabus pelatihan.
Bentuk penilaian mandiri antara lain :
a. Pertanyaan dan kunci jawaban, yaitu :
Memiliki
Kompetensi
bidang
Subtansi
Memiliki
Kompetensi
Assessment
Kompeten ?
17. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
1-7
Menanyakan kemampuan apa saja yang telah dikuasai untuk mewujudkan
KUK (Kriteria Unjuk Kerja) kemudian dilengkapi dengan kunci jawaban
dimana kunci jawaban dimaksud adalah IUK (Indikator Unjuk Kerja)
keberhasilan dari masing-masing KUK (Kriteria Unjuk Kerja).
b. Tingkat keberhasilan peserta pelatihan.
Dari penilaian mandiri akan terungkap tingkat keberhasilan peserta
pelatihan dalam mengikuti proses pembelajaran.
Apabila tingkat keberhasilan peserta rendah perlu evaluasi terhadap :
1. Peserta pelatihan terutama tentang pemenuhan kompetensi prasyarat
dan ketekunan serta kemampuan mengikuti proses pembelajaran
2. Materi modul pelatihan apakah sudah mengikuti dan konsisten
mengacu tuntutan unit kompetensi, elemen kompetensi, KUK (Kriteria
Unjuk Kerja) maupun IUK (Indikator Unjuk Kerja / Keberhasilan)
3. Instruktur / fasilitator apakah konsisten dengan materi / modul yang
sudah valid mengacu tuntutan unit kompetensi beserta unsurnya yang
diwajibkan untuk dibahas dengan metodologi yang tepat.
4. Mungkin juga karena penyelenggaraan pelatihan dan sebab lain.
1.5 Sumber Daya Pembelajaran
Sumber daya pembelajaran dikelompokan menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Sumber daya pembelajaran teori :
- OHT dan OHP (Over Head Projector) atau LCD dan Lap top.
- Ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya.
- Materi pembelajaran.
b. Sumber daya pembelajaran praktek :
- Material untuk peragaan atau demonstrasi.
- Perlengkapan APD (Alat Pelindung Diri)
- Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja) lengkap dengan
isinya yang masih berfungsi.
- Dan perlengkapannya serta material lain yang diperlukan.
c. Tenaga kepelatihan, instruktur, assesor dan tenaga pendukung penyelenggaraan
betul-betul kompeten.
18. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-1
BAB 2
PENGUMPULAN DAN PEMILIHAN DATA
HASIL PENYELIDIKAN TANAH
2.1 Umum
Suatu penyelidikan tanah untuk badan jalan perlu didukung oleh data-data yang
lengkap, baik data dan laporan maupun data dari hasil uji laboratorium, kemudian
data-data tersebut dipilah-pilah sesuai dengan kebutuhan penyelidikan dan tujuan
penyelidikan.
Untuk mendapatkan data dilakukan kegiatan yaitu diantaranya :
Pengumpulan data dan pemilahan data hasil penyelidikan berdasarkan jenis dan
lokasi penyelidikan yang terdiri dari :
- Pengumpulan data lapangan
- Pengumpulan data laboratorium
- Pemilahan data lapangan dan data laboratorium
Pengumpulan dan penilaian data hasil penyelidikan berdasarkan lokasi borrow
area / quarry
Cara pengumpulan data dan pemilahan data dilakukan dengan :
- Cara diagram balok
- Cara grafik
Penyimpanan dan pemeliharaan data dan pengamanan sisa hasil uji.
Kemudian dari data-data yang terkumpul dipilah-pilah dengan maksud agar sesuai
dengan keperluan penyelidikan dan sasaran penyelidikan untuk mengetahui
apakah data yang ada sudah lengkap atau masih perlu ada tambahan data yang
lain.
2.2 Pengumpulan Data Dan Pemilahan Data Hasil Penyelidikan Berdasarkan Jenis
Dan Lokasi Penyelidikan
2.2.1 Pengumpulan data lapangan
a. Peta geologi permukaan (surface geologic map)
Peta surficial
Peta ini sangat bermanfaat untuk keperluan teknik, karena secara
langsung menunjukkan dengan jelas apa yang terdapat di permukaan,
19. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-2
singkapan batuan dan tanah serta penyebarannya. Tanah dalam peta
ini diidentifikasikan berdasarkan pada kejadiannya, memuat juga lokasi,
misalnya tanah alluvial, pelapukan, pasir, gravel dan lain sebagainya.
Peta areal
Peta ini menunjukkan keadaan permukaan bumi, tetapi lapisan-lapisan
penutup tidak dicantumkan. Jadi, lapisan overburden tidak dipetakan,
tanah pelapukan ditiadakan dalam peta ini seakan-akan dikupas. Tetapi
singkapan-singkapan batuan dan gejala geologi lainnya dengan jelas
digambarkan.
Contoh :
Peta-peta geologi regional (Gambar 2-1 s/d Gambar 2-5)
20. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-3
Gambar 2-1 Tataan Geologi Regional
21. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-4
Gambar 2-2 Tataan Geologi Regional
22. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-5
Gambar 2-3 Tataan Geologi Regional
23. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-6
Gambar 2-4 Tataan Geologi Regional
24. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-7
Gambar 2-5 Tataan Geologi Regional
25. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-8
Peta geologi bawah permukaan (sub surface geologic map)
Menggambarkan penampang keadaan geologi di bawah permukaan.
Merupakan gabungan dan korelasi dari seluruh hasil-hasil penyelidikan,
meliputi pemetaan geologi permukaan, pendugaan geofisik, pemboran,
test pit, trench dan lain-lain.
Cara membuat peta penampang geologi haruslah diperhatikan
perbandingan ukuran antara skala vertikal dengan skala horizontal.
Sebaiknya ukuran vertikal jangan melebihi 2 kali skala horizontal
menyebabkan kesalahan penggambaran keadaan geologi bawah
permukaan akan tidak sesuai lagi dengan keadaan sesungguhnya di
lapangan. Sudut-sudut kemiringan dari lapisan-lapisan batuan, tebal
maupun bentuknya akan mengalami perubahan.
Skala peta geologi
Skala peta geologi sangat tergantung kepada tujuan dan tahapan
penyelidikan. Ketepatan peta geologi sangat tergantung kepada ukuran
skala peta dasar yang dipergunakan. Makin besar skala peta dasar
yang dipergunakan makin detail tingkat pemetaan geologi.
Peta dasar yang dipergunakan dapat berupa :
Peta topografi
Peta foto udara
Peta geologi regional, skala 1 : 100.000
1 : 50.000
Peta geologi semi detail, skala 1 : 25.000 – 1 : 10.000
Misal :
Peta geologi reservoir, skala 1 : 5.000
Peta geologi perencanaan teknis bangunan-bangunan jalan dan
jembatan :
Denah skala 1 : 2.000 – 1 : 500
Profil geologi : Horizontal 1 : 500
Vertikal 1 : 200
(lihat Gambar 2-6 s/d Gambar 2-24)
26. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-9
Contoh gambar-gambar peta geologi permukaan :
Gambar 2-6 Peta Struktur Geologi Indonesia
27. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-10
Gambar 2-7 Peta Struktur Geologi Pulau Jawa
28. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-11
Gambar 2-8 Lempeng-lempeng Tektonik di sekitar Indonesia dan sesar-sesar utamanya
29. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-12
Gambar 2-9 Peta Distribusi Plate Tektonik di Indonesia
30. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-13
Gambar 2-10 Sebaran Pusat Gempa Bumi dan Gunung Api di Pulau Jawa
31. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-14
Gambar 2-11 sebaran pusat gempa bumi, gunung berapi dan pola struktur
32. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-15
Gambar 2-12 Sebaran Pusat gempa bumi dan gunung api
33. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-16
Gambar 2-13 Sebaran Pusat Gempa Bumi dan Gunung Api di Sulawesi
34. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-17
Gambar 2-14 Sebaran Pusat Gempa Bumi dan Gunung Api di Kep. Timor
35. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-18
Gambar 2-15 Sebaran Pusat Gempa Bumi dan Gunung Api
36. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-19
Contoh Peta=peta Geologi Bawah Permukaan
Gambar 2-16 Peta Fisiografi Indonesia
37. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-20
Gambar 2-17 Peta Penyebaran Basement di Indonesia
38. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-21
Gambar 2-18 Skema Tektonik Kepulauan Indonesia
39. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-22
Gambar 2-19 Tataan Tektonik
40. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-23
Gambar 2-20 Peta satuan Geologi utama
41. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-24
Gambar 2-21 Peta Zona Gempa Indonesia
42. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-25
Gambar 2-22 Pusat Gempa Bumi
43. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-26
b. Data pemboran
Untuk mendapatkan data-data yang paling baik dan meyakinkan mengenai
keadaan lapisan tanah maupun batuan di bawah permukaan. Cara untuk
mendapatkan data-data tersebut dengan jalan membuat lubang dengan
memasukkan pipa beserta tabung-tabung contoh (cara Barrel).
Beberapa cara pengeboran :
Pemboran dengan mesin (drilling machine)
Pemboran disini mempergunakan mesin sebagai tenaga penggerak
(tenaga diesel atau bensin). Pemboran mesin pada umumnya
dipergunakan untuk pengeboran formasi batuan yang keras dan relatif
untuk pengeboran dalam.
Pemboran tumbuk (percussion drilling)
Pemboran ini dilakukan dengan cara penumbukan, mata bor biasanya
berbentuk runcing digerakkan naik turun.
Umumnya dipakai untuk penembusan lapisan kerikil (gravel) atau pasir.
Pemboran dengan air (wash boring)
Pemboran dengan cara mengalirkan air melalui pipa dan mata bor dan
air yang dialirkan ini akan mengangkut potongan dan hancuran tanah
ke atas, biasanya dilakukan pada bahan-bahan yang lunak dan lepas.
Pemboran tangan
Pemboran ini dilakukan dengan cara diputar dan digerakkan dengan
tangan. Dipergunakan hanya pada bahan-bahan yang lunak. Pada
bahan yang padat tidak bisa menembus.
Cara pemboran yang disaratkan :
Pemboran yang disaratkan untuk penyelidikan geologi teknik, yaitu
dengan cara pemboran inti bermesin (rotary core drilling). Pemboran ini
dilaksanakan dengan jalan memutar stang bor beserta tabung
pengambilan contoh dengan mesin sebagai pengerak.
(Lihat contoh uji CBR lapangan dan data pemboran)
44. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-27
Contoh pemeriksaan CBR :
PEMERIKSAAN CBR LAPANGAN
MODEL TS 428
1. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memeriksa CBR (California Bearing Rataio)
langsung di tempat.
CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu lapisan tarah atau perkerasan
terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sana
2. Peralatan
a) Alat pembebanan
Truk atau alat pemberat yang lain yang mudah dipindahkan dan digunakan dengan
berat + 5 ton
b) Dongkrak CBR kapasitas 5 ton dengan kecepatan penetrasi + 1 mm/ menit.
c) Piston penetrasi terdiri dari silindeer baja panjang 20 cm diameter 5 cm.
d) Keping beban masing masing seberat 1,25 kg
e) Jarum pembacaan (Proving ring kapasitas 5 ton)
f) Arloji penunjuk untuk mengukur kedalaman penetrasi
3. Cara melakukan
a) Persiapan tempat pemeriksaan
i Galilah sampai lapisan yang dikehendaki dan ratakan permukaan daerah ini
hingga datar (water pas) seluas kira-kira (60 x 60 cm2
). Bersihkan semua bahan
yang lepas untuk tempat pemeriksaan pada jalan dibawah perkerasan. Untuk
tempat yang belum ada perkerasan cukup dibersihkan akar rumput dan bahan
organik lainnya (biasanya sampai mencapai kedalaman 50 cm)
ii Mulailah pemeriksaan ini secepat mungkin sesudah persiapan tempat. Selama
pemasangan alat-alat permukaan tanah harus ditutup dengan lembaran plastik
untuk menghindarkan perubahan kadar air.
b) Pemasangan alat-alat
i Tempatkan truk tersebut, sehingga dongktak CBR mekanis tepat berada di atas
lubang pemeriksaan. Gunakan dongkrak truk untuk menaikan truk supaya tidak
lagi bekerja di atas pernya. Usahakan supaya roda belakang sejajar dengan
muka jalan yang diperiksa.
45. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-28
ii Pasanglah dongkrak CBR mekanis dan alat alat lain supaya piston penetrasi
berada 1 atau 2 cm dari permukaan yang akan diperiksa. Aturlah cincin penguji
sehingga torak dalam keadaan vertikal. Kuncilah alat alat pada keadaan ini.
Letakan keping beban 25 cm sentris di bawah torak penetrasi sehingga torak
penetrasi tepat masuk ke dalam lubang kepinig beban tersebut.
c) Penetrasi
i Turunkan torak penetrasi pada permukaan tanah sehingga piston penetrasi,
memberikan beban permulaan sebesar 5 kg
ii Apabila dikehendaki gunakan betan-beban tambahan
iii Aturlah arloji cincin penguji dan arloji penunjuk penetrasi pada angka nol,
iv Berikani pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasinya
mendekati kecepatan tetap 1 mm per menit.
catatlah pembacaan beban pada penetrasi 0,5 mm 1 mm 1,5 mm 2,00 mm
2,5 mm 5 mm 7,5 mm 10 mm dan 12,5 mm
v Apabila dibutuhkan tentukanlah kadar air dan berat isi bahan setempat
4. Perhitungan
CBR = Pembacaan tekanan x 100 %
Tekanan standar
5. Pelaporan
Laporan harga CBR lapangan dalam bilangan bulat
Apabila diperlukan laporkan kadar air dan berat isinya
6. Catatan
a) Bila mana muka keping beban tidak rata, usahakanlah dengan menambah lapisan
pasir yang setipis mungkin sehingga muka tanah betul-beul rata.
b) Jika rasio tekanan pada penetapan 5,0 mm lebih besar dari pada penetrasi 2,5 mm
coba ditest lagi. Dan jika hasilnya relatif sama maka pakai rasio tekanan pada
penetrasi 5 mm.
c) Untuk pameriksaan kadar airnya ambil contoh tanah pada lokasi yang diperiksa
dengan ketentuan sebagai berikut :
46. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-29
Diameter maximum contoh (mm) banyaknya contoh (q)
+ 5 + 100
+ 20 + 250
+ 40 + 500
7. Standar tekanan (CBR) adalah
No Penetrasi (mm) Standar beban (kg)
Standar tekanan
(kg/an2
)
1 2,5 1370 70
2 5,00 2030 105
3 7,50 2630 134
4 10,00 3180 162
5 12,50 3600 18
HASIL PENGUJIAN
Berdasarkan pelaksanaan pengujian CBR Iapangan yang telah dilakukan dengan hasil uji,
sebagai berikut:
> CBR Lapangan (lantai Kerja)
Tabel Rekapitulasi Hasil Pengujian CBR Lapangan
No. Tik Lokasi
CBR. 2,5
(%)
CBR. 5,0
(%)
Niiai CBR
(%)
Keterangan
1 Welding
Phase II
71,43 62,85 77,62 61,14 75,00 60,00
2 62,85 61,14 60,00
3 67,14 63,62 65,00
4 65,71 62,86 65,00
5 68,57 72,19 70,00
1 Painting
Plan
70,14 67,62 70,00
2 72,14 69,90 70,00
3 83,00 83,81 80,00
4 84,29 93;90 80,00
47. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-30
No. Tik Lokasi
CBR. 2,5
(%)
CBR. 5,0
(%)
Niiai CBR
(%)
Keterangan
5 75,71 77,05 75,00
6 66,86 67,62 65,00
7 85,86 85,81 85,00
8 87,86 87,14 85,00
9 80,00 79,05 80,00
10 73,57 69,62 70,00
1 Welding
Phase III
97,29 96,19 95,00 Segmen jalan
lama2 95,71 94,29 95,00
3 66,43 60,00 65,00
4 62,14 62,38 60,00
5 61,43 61,33 60,00
Catatan : CBR.2,5 ' (Kekuatan 2,5 mm/70) Kg'cm2
x100%
CBR. 5,0 : (Kekuatan 5,0 mm /105) Kg/cm2
x 100 %
Untuk Basecoarse nilai CBR (60 - 80) %
48. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-31
49. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-32
Contoh hasil pemboran SPT
50. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-33
c. Data hasil SPT (Standar Penetrasi Test)
Percobaan penetrasi yang dilakukan pada lubang bor inti untuk mengetahui
kepadatan tanah pada kedalaman tertentu yang dikehendaki. Test ini
cocok pada kondisi tanah yang berbutir kasar (pasir).
Cara pelaksanaan :
Split spoon sampler dengan ukuran :
luar = 2”
dalam = 13
/8”
diturunkan pada dasar lubang bor, dengan perantaraan stang bor.
Kemudian ditumbuk oleh palu seberat 140 lb = 63,56 kg dengan ketinggian
jatuh 75 cm.
Dihitung banyaknya tumbukan yang diperlukan untuk memasukkan bagian
split spoon 30 cm yang terakhir.
Data yang diperoleh :
N= jumlah tumbukan
cm = panjang split spoon yang masuk
Prosedur :
ASTM, D 1586 – 67
AASHTO, T 206 – 70
BS 1377
JIS A 1219 – 1968
Jumlah percobaan :
Percobaan S.P.T. biasanya dilakukan pada interval kedalaman antara
(11
/2 – 3) meteran.
d. Data paritan uji (trench)
Paritan uji (trench) yaitu galian yang dibuat dengan bentuk seperti parit,
dengan tujuan untuk mengetahui lebih jelas gejala-gejala geologi di
permukaan, misalnya batas atau bidang kontak lapisan-lapisan batuan,
rekahan-rekahan (fracture), patahan, tingkat pelapukan dan tebalnya
lapisan penutup (over burden).
Lokasi : umumnya dibuat pada lereng, abutment (tumpuan), dapat
memotong garis tinggi atau sejajar garis tinggi.
Ukuran : Panjang disesuaikan dengan keadaan lereng dan tujuan
penyelidikan dapat berkisar dari puluhan sampai ratusan
meter.
51. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-34
Lebar : Secukupnya supaya orang atau alat mudah bekerja minimal
(s1,50 – 2,00) meteran jika pekerjaan dilaksanakan oleh
tenaga manusia.
Tinggi : - Jika lapukan/ tanah penutup tidak tebal sampai ke lapisan
keras.
- Jika tebal, kedalaman sampai 3 meter.
e. Data adit
Adit yaitu galian yang dibuat menembus bukit (terowongan) dengan tujuan
untuk mengetahui lebih jelas gejala-gejala geologi dan mengadakan
pengamatan-pengamatan mengenai sifat-sifat fisik batuan dalam keadaan
aslinya di lapangan.
Misalnya : Shear strength, compressive strength, dan lain-lain
Dimensi : Diusahakan seekonomis mungkin, tetapi pekerja maupun
yang bukan melakukan pengamatan dan percobaan mudah
untuk bergerak.
Umumnya : Tinggi : (1,80 – 2,00) meter
Lebar : (1,50 – 2,00) meter
Panjang : berkisar antara (50 – 100) meter.
f. Data penyondiran (Dynamic Penetration Test)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai perlawanan konus dari
perlapisan tanahnya dan variasi kedalaman dari pada yang cukup keras.
Alat sondir
Yang bisa digunakan berkapasitas sedang dimana alat tersebut dapat
membaca nilai maksimum perlawanan konus hingga 200kg/ cm2
. Mata
sondir yang digunakan ialah bikonus, sehingga akan diperoleh nilai
perlawanan konus dan lokal friction-nya. Penyondiran ini mampu
mencapai kedalaman 20 m atau bila perlawanan konus telah mencapai
200 kg/ cm2
.
Dynamic penetration test
Pada lapisan tanah berbutir kasar, pendugaan jenis lapisan tanah
dapat digunakan dengan alat D. C. P.T. Dimana mata konus 10 cm2
,
berat palu 10 kg dan tinggi jatuh 50 cm. Sehingga jenis serta gambaran
kepadatan lapisan tanah ini dapat diketahui dengan menghitung jumlah
52. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-35
pukulan pada batang penetrometer setiap penetrasi tersebut masuk 20
cm.
Hasil penelitian ini digambar dalam grafik :
Hasil sondir didapat perlawanan konus dan nilai lekatannya.
Hasil dynamic penetration test didapat grafik yang menghubungkan
jumlah pukulan (N) terhadap kedalaman lapisannya.
Di samping itu, perlu dicantumkan juga elevasi lokasi penyelidikan.
g. Data pemboran tangan
Pemboran tangan ini dapat dilakukan hingga mencapai kedalaman
maksimum 10 m dengan diameter lubang bekisar antara 12 – 15 cm.
Gunanya untuk mengetahui lebih jelas lapisan tanahnya pada saat
pemboran tangan dilakukan, perlu dicatat elevasi muka tanah pada lokasi
tersebut, deskripsi dari masing-masing jenis perlapisannya dan muka air
tanahnya.
Pemboran tangan ini dapat dihentikan bila usaha-usaha di bawah ini telah
dilakukan :
Pada lapisan tanah liat yang lembek dan mudah longsor dimana
dinding lubang bor tersebut selalu runtuh, diusahakan agar
menggunakan casing sehingga jenis tanah tersebut terambil.
Pada lapisan keras yang susah ditembus alat bor, misalnya menemui
boulder, usahakan mengadakan pemboran ulang pada jarak 1 – 3 m di
sisi lokasi pemboran pertama.
h. Data sumuran uji (test pit)
Pekerjaan sumuran uji atau test pit gunanya untuk mengetahui jenis dan
ketebalan lapisan di bawah top soil dengan lebih jelas, baik lokasi tersebut
untuk pondasi bangunan maupun untuk jenis bahan timbunan pada daerah
borrow area. Dengan demikian dapat lebih positif dalam menguraikan jenis
lapisannya dari ketebalannya, juga volume dapat dihitung. Pada saat
pelaksanaan berjalan, perlu dicatat uraian-uraian jenis dan warna tanah
disertai photo-photonya. Ukuran sumuran uji tersebut 1 – 11
/2 m2
dengan
maksimum kedalaman galian 5 m atau disesuaikan dengan keadaan
lapisan tanahnya.
Pembuatan sumuran uji ini dihentikan bilamana :
53. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-36
Telah dijumpai lapisan keras dan diperkirakan benar-benar keras pada
sekililing lokasi tersebut.
Bila dijumpai rembesan air tanah yang cukup besar, sehingga sulit
untuk diatasi.
Bila dinding galian mudah runtuh, sehingga pembuatan galian
mengalamai kesulitan, usahakan terlebih dahulu dengan membuat
papan-papan penahan dinding galian sebelum ini dihentikan.
i. Data pengambilan contoh tanah
Untuk mengadakan penelitian tanah di laboratorium, pengambilan contoh
tanah ini sangat penting, baik untuk mengetahui sifat dan jenis tanahnya,
juga untuk perkiraan evaluasi hasil penelitian tanahnya.
Pengambilan contoh tanah asli (undisturbed sample)
Pengambilan contoh tanah asli (undisturbed sample) agar data-data
parameter dan sifat-sifat tanahnya masih dapat digunakan, maka perlu
sekali perhatian pada saat-saat pengambilan, pengangkutan dan
penyimpanan contoh-contoh tanah ini, agar :
Struktur tanahnya tidak terlalu terganggu atau berubah, sehingga
mendekati keadaan yang sama dengan keadaan lapangan.
Kadar air aslinya masih dapat dianggap sesuai dengan keadaan
lapangan.
Penggunaan tube sample yang baik dengan mata tabung yang
tajam serta memenuhi persyaratan yang ada. Diameter tabung ()
minimal 6,8 cm dan panjang 50 cm.
Sebelum pengambilan contoh tanah dilakukan, dinding tabung
sebelah dalam diberi pelumas (olie) agar gangguan terhadap
contoh tanah dapat diperkecil, terutama pada waktu mengeluarkan
contoh tanah ini. Agar kadar air asli contoh tanah tidak banyak
berubah, maka pada kedua ujung tabung ini perlu ditutup dengan
parafin yang cukup tebal dan tabung tersebut diberi simbol lokasi
dan kedalaman dari contoh tanah tersebut.
Pada saat pengambilan contoh tanah ini diusahakan dengan
memberikan tekanan centris sehingga struktur tanahnya sesuai
dengan di lapangan. Pengambilan contoh-contoh pada setiap
54. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-37
lapisan tanah yang berbeda, atau pada kedalaman-kedalaman
tertentu.
Pada waktu pengangkutan dan penyimpanan tabung sample
supaya dihindarkan dari getaran-getaran yang cukup keras dan
hindarkan penyimpanan pada suhu yang cukup panas.
Pengambilan contoh tanah terganggu (disturbed sample)
Contoh tanah tidak asli dapat diperoleh dari pembuatan sumuran uji
(test pit) 30 kg.
Pengambilan contoh tanah ini diambil sebagai berikut :
Bila lapisan-lapisan tanah masing-masing cukup tebal, maka harus
diambil dari masing-masing lapisan dengan pengambilan vertikal.
Bila lapisan-lapisannya tipis < 0,5 m, maka pengambilan contoh
tanah tersebut diambil secara keseluruhan dengan pengambilan
vertikal.
Contoh-contoh tanah ini akan dikenakan percobaan proctor di
laboratorium. Untuk penelitian kadar air aslinya, maka perlu diadakan
pengambilan contoh tanah asli dengan menggunakan PVC yang
selanjutnya ditutup dengan parafin.
2.2.2 Pengumpulan data laboratorium
Pengumpulan data laboratorium merupakan kelanjutan dari pekerjaan
lapangan. Pekerjaan laboratorium mengadakan penelitian terhadap contoh
batuan dan tanah yang telah diambil di lapangan. Dalam uraian ini dibahas
beberapa cara penelitian laboratorium untuk tanah dan batuan untuk keperluan
fondasi, bahan timbunan, quarry dan penelitian aggregat, yaitu :
a. Data penelitian petrografis
Contoh batuan disayat tipis sekali dan diletakkan dalam kepingan kaca
menyerupai preparat. Dengan alat miskroskop polarisator dapat ditentukan
komposisi mineral, tekstur, prosentage mineral, dan lain-lain sehingga
dapat ditentukan dengan pasti jenis dan nama batuan tersebut.
b. Data penelitian mekanika batuan
Penelitian ini dilakukan pada contoh batuan.
Untuk menentukan kepadatan, kekerasan, kekuatannya dengan cara :
Supersonic waves
Triaxial compressive strength (ASTM 19 D. 2554 – 67)
55. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-38
Density, poison’s ratio, modulus of elasticity (ASTM 19 D. 2845 – 69)
Unconfined compressive strength (Jaeger and Cook 1976, Rock
Mechanics)
c. Penelitian untuk bahan aggregat
Penelitian untuk bahan aggregat antara lain :
Relative density dan water absorption (ASTM, C 128, AASHTO T. 84,
BS. 812)
Petrographic analysis
Particle size distribution BS 812 Par 1 : 1975
ASTM 14
Sulphate soundness ASTM C. 88
Los Angeles abrasion ASTM C. 535
Bulk spesific gravity ASTM C. 97
d. Data soil properties
Unit weigth (m)
Untuk memperoleh nilai berat isi tanah, maka tanah akan dikenakan
pengujian ini adalah tanah kering keadaan asli.
Specific gravity (Gs)
Nilai berat jenis suatu tanah dapat ditentukan dengan menggunakan
suatu botol picnometer dan perlengkapannya.
Prosedur mengikuti cara ASTM – D – 854 atau AASHTO. T. 100
Moisture content (W)
Tanah yang dikenakan pengujian ini adalah tanah dalam keadaan asli.
Prosedur mengikuti cara ASTM – D. 2216.
Plastic limit (Wp)
Batas plastis ini adalah nilai kadar air pada batas bawah daerah plastis.
Kadar air ditentukan dengan menggiling-giling tanah yang melewati
ayakan no. 40 (425 . m) pada alat kaca sehingga membentuk 3,2
mm dan memperlihatkan retak-retak.
Prosedur dapat mengikuti ASTM. D. 424
Index plasticity (PI)
Index plasticity adalah selisih nilai kadar air dari batas cair ke batas
plastis.
Shrinkage limit
56. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-39
Shrinkage limit adalah nilai maksimum kadar air pada keadaan mana
volume dari tanah ini tidak berubah, prosedur dapat mengikuti ASTM.
D. 427.
e. Data grain size distribution and hydrometer
Contoh tanah yang berbutir kasar hingga diameter butir 75 . m (tertahan
pada ayakan no. 200). Penentuan butirnya dilakukan dengan sieves
analysis, sedangkan pada tanah berbutir halus ( < 75 . m) ditentukan
dengan hydrometer analisis. Hasil dari pengujian ini digambar pada sumbu
mendatar merupakan skala logarithma dari butir dalam m . m dan sumbu
tegak adalah skala m . m merupakan prosentase kehalusan butir.
Pembagian butir tanahnya digunakan U . SSS dengan prosedur mengikuti
ASTM. D. 42.
2.2.3 Pemilahan data lapangan dan data laboratorium
Pemilahan data lapangan
Hasil penyelidikan lapangan dilakukan pemilahan lokasi dan jenis lapisan
tanah.
- Berdasarkan lokasi, dipilah berdasarkan kondisi topografi dan kondisi
tanah dengan tingkat kekeringan atau tingkat kebasahannya. Tingkat
elevasinya dan jarak titik yang satu dengan titik yang lain. Hasil
pemilahan diambil yang paling sesuai dengan rencana struktur
bangunan yang akan dibuat di lokasi tersebut.
- Berdasarkan lapisan tanah, dipilah berdasarkan hasil penyelidikan
boring direncana titik penyelidikan dan bahan di quarry atau borrow
area, dipilah-pilah berdasarkan jenis tanah, kedalaman jenis tanah
pada masing-masing lapisan.
Pemilahan data laboratorium
- Hasil pengujian laboratorium, pemilahan data dilakukan berdasarkan
sifat-sifat tanah, jenis tanah, karakteristik tanah maupun batuan. Hasil
dari pemilahan akan menghasilkan parameter-parameter bahan.
- Hasil penyelidikan laboratorium berdasarkan parameter, dipilah-pilah
untuk menentukan data-data yang paling sesuai untuk dijadikan
kebutuhan perencanaan struktur untuk menentukan langkah
pekerjaan/ pekerjaan tindak lanjut pada saat pelaksanaan konstruksi.
57. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-40
2.3. Pengumpulan dan Pemilahan Data Hasil Penyelidikan Berdasarkan Lokasi
Borrow Area / Quarry
Pengumpulan dan penilaian data hasil penyelidikan bertujuan untuk menentukan
lokasi borrow area / quarry yang dapat memenuhi kebutuhan pekerjaan timbunan
tanah untuk badan jalan baik dari segi kualitas maupun kuantitas bahan, untuk
penilaian hasil penyelidikan dimulai dari penetapan standar sebagai tolok ukur
penilaian yaitu :
Standar Kualitas
Standar kualitas sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam bestek
Standar Pengujian
Pengujian dilakukan berdasarkan standar-standar yang berlaku, baik standar
yang berlaku di tingkat nasional, maupun berlaku ditingkat Internasional sebagai
contoh (lihat tabel 2-1)
Tabel 2-1 : Standar Pengujian Kualitas Pekerjaan Konstruksi
No. Jenis Pekerjaan Jenis Pengujian Standar Pengujian
1. Pekerjaan timbunan
tanah
- Karakteristik fisik
- Karakteristik mekanik
ASTM
AASHTO
JIS
SNI
2. Pekerjaan beton - Standar mutu beton
- Standar mutu bahan
PSI
ASTM
JIS
SNI
Standar Pelaksanaan
Standar pelaksanaan dilakukan berdasarkan prosedur untuk menjamin tercapainya
kualitas pekerjaan yang dikehendaki. Standar pelaksanaan mencakup aspek seperti
pemilihan bahan, percobaan-percobaan / pengujian-pengujian khususnya pekerjaan
timbunan tanah sebagai berikut :
Proses Pemadatan Timbunan
- Pemeriksaan
bahan timbunan
- Percobaan
pemadatan
laboratorium
Percobaan
pemadatan
timbunan
Metode
timbunan /
pemadatan
Proses
penimbunan
bahan /
pemadatan
Pemeriksa-
an hasil
pekerjaan
timbunan
58. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-41
Pengujian karakteristik bahan untuk pekerjaan timbunan tanah dari borrow area /
quarry : (lihat tabel 2-2)
Tabel 2-2 : Pengujian bahan / tanah
No.
Karakteristik / sifat-
sifat bahan / tanah
Yang diuji Jenis Pengujian
1. Karakteristik fisik /
sifat-sifat fisik
1. Gradasi
2. Batas Cair
3. Batas Plastik
4. Kadar Air
- greve analysis (gradasi)
- Atterberg (Atterberg)
- Water Control (kadar
air)
2. Karakteristik
mekanik / sifat-sifat
mekanik
1. Kepadatan kering
maksimum
2. Kadar air optimum
3. Tingkat kepadatan
4. Permeabilitas
5. Parameter c dan q
- Pemadatan
(compaction)
- Rembesan
(Permeabilitas)
3. Daya dukung 1. Inderks Penetrasi
2. CBR
3. Faktor daya dukung
- Penetrasi (penetration)
- CBR
- Beban plat (plat loading)
Cara melakukan pengumpulan data dan penilaian data ada 2 cara yaitu :
2.3.1 Cara Diagram Balok
Diagram balok yaitu dibuat berdasarkan pengelompokan data berdasarkan
nilai data yang sama
a. Penggambaran diagram balok
b. Menghitung jarak tingkatan data yaitu hasil bagi selisih nilai maksimum
dan minimum dengan jumlah tingkatan data :
C =
n
R
C = jarak tingkatan data
R = Selisih nilai maksimum dan minimum
n = jumlah tingkatan data
misal jumlah tingkatan data seperti pada tabel 2-3.
59. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-42
Tabel 2-3. Jumlah tingkatan data
Jumlah Data Jumlah Tingkatan Data
< 50 7 – 8
Sekitar 100 10
Sekitar 200 10-15
Sekitar 300 20
Contoh : penilaian dengan cara diagram balok
1) diagram balok dalam gambar (a)
dalam diagram ini hasil penilaian data hasil penyelidikan tanah ditengah diagram
dan masih jauh dari batas nilai standar terendah dan teratas, hal ini menunjukkan
bahwa ketidak seragaman dapat dikontrol dengan baik, berarti seluruh proses
berjalan sesuai dengan metoda kerja, keadaan seperti ini perlu dipertahankan.
Dalam keadaan seperti ini dapat diartikan bahwa nilai batas standar terlalu besar,
sehingga perlu dipertimbangkan penurunan kualitas rencana yang dapat
memperkecil biaya.
2) diagram balok dalam gambar (b)
60. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-43
Hasil penilaian ini menunjukkan bahwa kelonggaran nilai standar yang ditetapkan
sudah mendekati nilai batas dan ketidak seragaman data cukup besar, ada
kemungkinan bahwa beberapa nilai mungkin akan keluar dari batas yang
diperkenankan hanya karena sedikit perubahan pada pekerjaan-pekerjaan
berikutnya, jadi perlu ditinjau metoda kerja untuk mengurangi ketidak seragaman
data.
3) diagram balok dalam gambar (c)
dua puncak nampak pada diagram ini, bentuk diagram balok seperti ini sering
muncul dalam hal kesalahan pengujian, proses pelaksanaan yang abnormal atau
pencampuran dari data lain. Oleh sebab itu, perlu sekali mencari penyebabnya
dan mempertimbangkan dasar untuk pengambilan tindakan.
4) diagram balok dalam gambar (d)
adapun beberapa nilai pengujian yang jatuh dibawah batas nilai minimm yang
ditetapkan, dalam hal ini perlu mengarabil tindakan agar nilai rata-rata lebih
61. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-44
mendekati pada posisi tengah daerah yang diperbolehkan, berarti rnemperbaiki
metoda kerja.
5) diagram balok dalam gambar (e)
pada diagram balok ini ketidak seragaman yang diuji cukup besar dan akibatnya
beberapa nilai hasil penyelidikan muncul diluar daerah maximum dan minimum
spesifikasi yang ditetapkan.
Dalara situasi seperti ini dimana nilai yang tidak memenuhi syarat tidak dapat
digeser hanya dengan mendekatkan nilai rata-rata keposisi tengah daerah yang
diperbolehkan, perlu sekali untuk mengambil tindakan untuk mengatasinya,
misalnya dengan mengurangi ketidak seragaman data, melebarkan daerah yang
diperbolehkan, dan lain-lain.
6) diagram balok dalam gambar (f)
bentuk diagram seperti ini sering muncul dalam diagram balok yang digambarkan
dengan nilai data-data yang diluar batas-batas yang ditetapkan
Hal-hal utama yang perlu diperhatikan dalam menilai dengan diagram balok :
62. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-45
(1) Posisi dan lebar distribusi benar atau tidak
(2) Nilai-nilai pengujian mencapai standar nilai spesifikasi atau tidak.
(3) Bentuk distribusi simetris atau tidak
(4) Distribusi terpisah atau tidak
(5) Puncak distribusi lebih dari pada stu atau tidak
(6) Distribusi merata, terlalu curam, terlalu merata atau melenceng
Keadaan untuk proses yang stabil dan kualitas yang baik
(1) Frequensi distribusi data haruslah dekat dengan nilai standar tertinggi dan terendah
(2) Frequensi distribusi haruslah mirip dengan distribusi normal
(3) Nilai rata-rata haruslah dekat pada posisi tengah daerah yang diperbolehkan
(4) Lebar distribusi tidak boleh terlalu sempit dibandingkan lebar daerah yang
diperbolehkan
2.3.2 Cara Grafik
Digunakan untuk merekam kualitas hasil penyelidikan selama proses
pelaksanaan, dalam gambar grafik batas maksimum disebut batas atas, batas
minimum disebut batas bawah. Lihat gambar grafik seperti contoh berikut :
(i) Data yang keluar dari batas nilai hasil penyelidikan relatif banyak, hal ini
menunjukan adanya ganggunan pada proses pelaksanaan proses
penyelidikan.
(ii) Data yang secara berurutan berada pada satu sisi GP (garis pusat) :
- lima data berurutan, perlu diperhatikan
- enam data berurutan, perlu diadakan penyelidikan
- tujuh data berurutan, perlu ada perbaikan
(iii) Persentase data yang berada pada satu sisi garis pusat sangat besar.
63. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-46
Penyebab ketidak stabilan tersebut masih dapat dibenarkan, kalau bentuk
grafik sebagai berikut :
(iv) Grafik dengan cenderung menaik atau cenderung menurun.
(v) Grafik dengan percobaan periodik
(vi) Data-data sering mendekati batas pengawasan
64. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-47
2.4 Menyimpan, Memelihara Data Dan Mengamankan Sisa Bahan Uji
2.4.1 Menyimpan data ;
Data hasil penyelidikan dilakukan penyimpanan data dalam bentuk :
1) Arsip secara manual
2) Arsip secara elektornik atau komputerisasi
Data harus diberi keterangan lengkap meliputi :
- Nama proyek
- Jenis penyelidikan
- Tanggal dilakukan penyelidikan
- Kode titik penyelidikan termasuk kedalaman lapisan contoh tanah
- Kode penyimpanan / kode file
2.4.2 Memelihara data
1) Secara Manual ; data diarsipkan dalam bentuk buku perpustakaan sesuai
dengan nomor kode penyimpanan dan katalog.
2) Secara Elektronik ; data yang telah disimpan dalam bentuk : disket, CD dan
flash disk dengan kode file yang dibuka/ panggil data apabila akan
diperlukan, disamping itu data harus di back up dengan kumpulan catatan
hasil penyelidikan dalam bentuk ordner atau map, maksudnya apabila
terjadi gangguan dikomputer maka dapat dicari untuk difotocopy atau
digandakan.
2.4.3 Mengamankan sisa bahan uji
Sisa-sisa contoh tanah / bahan uji haruslah diamankan sebagai tanda bukti
bahwa suatu jenis penyelidikan telah dilakukan, untuk pengamanannya
disediakan gudang atau tempat bahan sisa bahan uji di gudang.
- Untuk tanah yang diambil dengan tabung hasil bor maka lobang tabung
ditutup kembali dengan lilin agar tidak terjadi perubahan sifat-sifat tanah
dan juga terjaga mengenai kadar air asli lapangannya. Kemudian disusun
disuatu tempat yang telah disediakan di gudang dengan susunan
- Untuk tanah yang diambil langsung sisa-sisa bahan uji dimasukan ke
dalam karung-karung plastik, kemudian disimpan di tempat yang telah
disediakan di gudang. Karung-karung diberi tanda mengenai jenis
penyelidikan yang telah dilakukan dan diberi kode : nomor, nama jenis
penyelidikan dan diusahakan aman dari kerusakan dan mudah dicari
65. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-48
RANGKUMAN
1. Mengumpulkan data dan pemilahan data hasil penyelidikan berdasarkan jenis dan
lokasi penyelidikan
- pengumpulan data lapangan mengenai peta-peta geologi
- pengumpulan data pemboran dan uji lapangan termasuk uji CBR
- pengumpulan data uji laboratorium
2. Pengumpulan dan penilaian hasil penyelidikan berdasarkan lokasi borrow area / quarry.
- cara melakukan pengumpulan data dan pemilahan data
- cara penilaian dengan diagram balok
- cara penilaian dengan diagram grafik
3. Menyimpan dan memelihara dan mengamankan data serta benda uji.
- cara menyimpan data
- cara memelihara data
- cara mengamankan sisa bahan uji
66. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
2-49
LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI
Latihan atau penilaian mandiri menjadi sangat penting untuk mengukur diri atas tercapainya
tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh para pengajar/ instruktur, maka pertanyaan
dibawah perlu dijawab secara cermat, tepat dan terukur serta jujur.
Kode/ Judul Unit Kompetensi :
INA. 5211.113.05.05.07 : Membuat analisis dan interpretasi hasil penyelidikan tanah
untuk badan jalan.
No.
Elemen Kompetensi/ KUK
(Kriteria Unjuk Kerja)
Pertanyaan :
Jawaban :
Ya Tidak
Apabila “ya”
sebutkan butir-butir
kemampuan anda
1. Melakukan pengumpulan dan
pemilahan data hasil
penyelidikan tanah
1.1. Pengumpulan dan
pemilahan hasil
penyelidikan data
berdasarkan jenis dan
lokasi penyelidikan
dilakukan sesuai
keperluan penyelidikan
1.2. Pengumpulan dan
pemilahan hasil-hasil
penyelidikan
berdasarkan lokasi
borrow area / quarry
dilakukan sesuai
keperluan penyelidikan
1.3. Penyimpanan dan
pemeliharaan data,
pengamanan sisa
bahan hasil uji
1.1 Apakah anda
mampu melakukan
pengumpulan dan
pemilahan hasil
penyelidikan data
berdasarkan jenis
dan lokasi
penyelidikan sesuai
keperluan
penyelidikan ?
1.2 Apakah anda
mampu melakukan
pengumpulan dan
pemilahan hasil-
hasil penyelidikan
berdasarkan lokasi
borrow area /
quarry sesuai
keperluan
penyelidikan ?
1.3 Apakah anda
mampu melakukan
penyimpanan dan
pemeliharaan data,
pengamanan sisa
bahan hasil uji ?
a. .......................
b. .......................
c. .......................
d. .......................
Dan seterusnya.
a. .......................
b. .......................
c. .......................
d. .......................
Dan seterusnya.
a. .......................
b. .......................
c. .......................
d. .......................
Dan seterusnya.
67. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 1
BAB 3
ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA PENYELIDIKAN TANAH
3.1 Umum
Dari hasil penelitian tanah dasar terhadap sifat-sifat material tanah dan
perwujudannya perlu dilakukan analisis dan interpretasi data hasil penyelidikan yang
akan dituangkan dalam rencana pekerjaan struktur jalan dan jembatan sebagai
berikut:
Penggambaran Lapisan Tanah dan Hasil Penyelidikan Tanah
Untuk keperluan perencanaan struktur jalan dan jembatan, analisis penyelidikan
dilakukan terutama penyelidikan tanah dasar agar mampu menerima beban yaitu daya
dukung tanah.
Pada umumnya daya dukung tanah dasar dipengaruhi oleh faktor faktor utama : jenis
tanah, kepadatan/cara pemadatan dan kadar air.
Disamping itu ada faktor-faktor lain yang dapat disebutkan disini seperti : batas-batas
Atterberg, gradasi butir dan sebagainya, Penyelidikan empiris mengenai hubungan
faktor-faktor tersebut satu sama lain masih terus berlangsung, dan beberapa hasil
sementara ada yang menunjukkan hubungan positip, namun sebagian besar masih
merupakan hubungan yang samar samar. Dengan demikian menentukan daya
dukung tanah dasar dan satu atau dua faktor utama saja sebenarnya masih belum
teliti, namun sebagai gambaran garis besar hal tersebut sudah cukup memadai.
Buku Pedoman penentuan tebal perkerasan (flexible) jalan raya No. 04/PD/BM/1974
menetapkan DDT (daya dukung tanah) berdasar grafik hubungan antara DDT, CBR
dan Group Index.
Dari grafik tersebut jelas bahwa daya dukung tanah dasar bisa diperoleh setelah
diketahuinya harga CBR atau Group Index dari tanah dasar tersebut.
CBR tanah dasar umumnya banyak dipengaruhi oleh kepadatan dan kadar air,
kemudian oleh jenis tanah, sedangkan Group Index semata-mata hanya ditentukan
dari jenis/klasifikasi tanah, dimana tercakup didalamnya faktor-faktor : batas-batas
Atterberg dan gradasi butir.
Oleh sebab itu, para perencana dianjurkan, untuk uienentukan WT berdasarkan CBR,
baru jika data CBR tidak tersedia, diperguaa kan Group Index.
68. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 2
Jika kedua data tersedia maka Group Index bisa dipakai sebagai pembandiag atau
pelengkap, demikian juga dengan data-data lain seperti : Plate Bearing Test, R Value,
Resilient Modulus dan sebagainya.
Harga CBR yang diraaksud dalam buku pedoman penentuan tebal per kerasan
tersebut adalah menurut prosedur Kentucky.
Prosedur lain yang umura dipakai Bina fferga adalah AASHTO T.193. Beberapa
perbedaan pent ing dari kedua prosedur tersebut adalah:
1. Penentuan kadar air optimum Kentucky sesuai AASHO" T.99. Penetapan kadar air
optimum AASHTO T.193.sesuai AASHO T.99 (standard) atau AASHO T. 180
(modified).
2. 1 (satu) benda uji Kentucky dipadatkan 5 lapis.
3 (tiga) benda uji AASHTO T.193 dipadat 3 lapis (standard) atau 5 lapis (modified).
3. 1 (satu) benda uji Kentucky dipatfatkan dengan pukulari 10 ( 10 Ib, 18 inch ).
3 (tiga) benda uji AASHTO T.193 dipadat masing-masing dengan pukulan 10, 50
dan 65 (5,5 Ib, 12 inch untuk standard dan 10 Ib, 18 inch untuk modified).
4. Benda uji Kentucky diperiksa CBR nya yang merupakan CBR rencana. Benda uji
AASHTO T.193 diperiksa CBR nya, dibuat kurva, CBR rencana diperoleh dari
9.5% kepadatan maximum standard atau modified. Nilai 95% umumnya terletak
antara pukulan 30 dan 65, karena nilai 100% terletak pada pukulan 56.
Dari uraian diatas maka untuk suatu kadar air optimum yang sama sesuai AASHTO
T.99 diperoleh enersi pemadatan Kentucky 9997,5 ft-lb/ft3
, enersi pemadatan
AASHTO T.193 (standard) antara 6598,4 - 14296,4 ft-lb/ft3
(untuk pukulan 30-65).
Jika dianggap nilai 95% terletak pada pukulan + 53 maka enersi pemadatan AASHTO
T.193 (standart) + 11657,1 ft-lb/ff3
; dan ini lebih besar dari 9997,5 ft-lb/ft3
namun hal ini
tidak harus kepadatan jadi besar, demikian juga CBR yang dihasilkan, karena pada
umumnya hanya untuk kadar air dibawah optimum saja yang menunjukkan, bahwa
penambahan enersi pemadatan akan mem-perbesar kepadatan dan harga CBR.
Kembali pada uraian diatas, akan timbul pertanyaan adalah untuk satu jenis tanah
yang sama dengan harga CBR yang sama, akan menghasilkan daya dukung yang
sama juga?
Seperti dikemukakan, daya dukung tanah dipengaruhi oieh faktor faktor utama : jenis
tanah, kepadatan/cara pemadatan dan kadar air. Jika CBR yang sama tersebut
dihasilkan dari kadar air yang sama pula, maka tinggal satu faktor lagi yaitu apakah
kepadatan/cara pemadatan juga sama ?
69. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 3
Karena ada perbedaan kepadatan/cara pemadatan prosedur Kentucky dengan
kepadatan/cara pemadatan prosedur AASHTO T.193 maka terdapat juga perbedaan
daya dukung tanah.
Jika grafik hubungan antara BUT dengan CBR untuk prosedur Kentucky dan AASHTO
T.193 dirumuskan dalam bentuk persamaan diperoleh sebagai berikut :
Kentucky : DUT = 2,3 CBR0,4
AASHTO T.193 : DOT = 2,8 CBR0,4
Dari rumus diatas jelas bahiva untuk harga CBR yang sama daya dukung tanah
AASHTO T.193 lebih besar dari daya dukung tanah Kentucky,
Perlu diketahui bahwa rumus AASHTO T.193 diberlakukan untuk cara pemadatan
AASHO T.99 (standard) dan AASHO T.I80 (modified). Untuk harga CBR yang sama
dari kedua cara ini, dihasilkan oleh kepadatan/cara pemadatan dari kadar air yang
berbeda, hingga tak dapat diperbandingkan.
Sebagai kesimpulan, para perencana dianjurkan menentukan daya dukung tanah
dasar sebagai berikut :
1. Untuk perencanaan tebal perkerasan yang baru (perkerasan lama + lapis
tambahan) pada jalan lama yang akan diberi lapis tambahan, DET dihitung dari
harga-harga CBR lapangan dengan rumus Ketucky, sesuai buku pedoman
penentuan tebal perkerasan.
2. Pada pelebaraa jalan atau pembangunan jalan bdru, DOT dihitung dari harga-
harga CBR laboratorium, dengan rumus Kentucky atau AASHTO T.193, yang
pemilihannya disesuaikan dengan prosedur pemeriksaan di laboratorium.
Perhitungan CBR Rencana
Dalam menetapkan harga rata-rata nilai CBR dari sejuralah harga CBR yang
dilaporkan, maka CBR rata-rata ditentukan sesuai buku pedcmian penentuan tebal
perkerasan, yaitu :
1. Tentukan harga CBR terendah
2. Tentukan beberapa banyak harga CBR yang sama dan lebih besar dari masing-
masing nilai CBR.
3. Angka jumlah terbanyak dinyatakan sebagai 100% jumlah lainnya merupakan
prosentase dari 100%.
4. Dibuat grafik hubungan antara harga CBR dan prosentase jumlah tadi.
5. Nilai CBR rata-rata adalah yang didapat dari angka prosentase 90%.
Sebagai contoh jika diberikan sejumlah harga CBR :
70. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 4
7, 9, 6, 11, 9, 10, 12, 10, 7, 8, 11.
maka CBR rata-rata (rencana) ditentukan sbb.
1. Harga CBR terendah adalah 6 2/3.
CBR No. ≥ % ≥
6 11 11/11 X 100% = 100%
7 10 10/11 X 100% = 90,9%
7 - -
8 8 8/11 X 100% = 72,7%
9 7 7/11 X 100% = 63,6%
9 — —
10 5 5/11 X 100% = 45,4%
10 — —
11 3 3/11 X 100% = 27,3%
11 — -
12 1 1/11 X 100% = 9,1%
Grafik hubungan antara CBR dan prosentase jumlah :
NIlai CBR rata-rata yang merupakan CBR rencana, didapat dari angka prosentase
90%, yaitu = 6,90.
Prosedur tersebut diatas tidak dapat dikatakan mempunyai ting_ kat kepercayaan
(Confidence) 90%, tetapi + 90%
71. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 5
Tingkat kepercayaan 90% diperoleh dengan rumus :
CBR renc = CBR - 1,64 SD
Untuk contoh diatas maka CBR rencana untuk tingkat kepercayaan 90% = 6,09.
Jika 5 harga terakhir dari CBR (10, 10, 11, 11 dan 12) diubah masing-masing jadi 9, 9,
9, 9, 9 maka grafik diatas tidak berubah, hanya berhenti sampai harga CBR = 9,
dengan demikian nilai CBR rencana tetap, yaitu = 6,90. Tetapi jika dihitung dengan
tingkat kepercayaan 90% maka diperoleh CBR rencana = 7,22.
Dari uraian diatas jelas bahwa CBR rencana sesuai buku pedoman penentuan tebal
perkerasan, hanya dipengaruhi oleh harga CBR terkecil, tidak dipengaruhi harga CBR
rata-rata atau yang leblh besar.
Dalam ruang lingkup penyelidikan tanah dasar tercakup antara lain pein-ariksaan CBR
lapangan rendaman dan tidak direndam. Pada umumnya CBR lapangan rendaman
dipakai sebagai rencana tebal perkerasan baru (perkerasan lama + lapis tambahan)
pada jalan lama yang akan diberi lapis tambahan, karena CBR lapangan rendaman
dianggap mencerminkan keadaan terburuk yang mungkin terjadi sepanjang musim/
tahun.
Namun tidak tertutup kemungkinan para perencana menentukan CBR lapangan tidak
direndam, atau harga antara CBR lapangan tidak direndam dengan CBR lapangan
rendaman, sebagai dasar perencanaan tebal perkerasan, asalkan didukung oleh data/
penelitian mengenai pengaruh curah hujan dan drainase terhadap tanah dasar
tersebut.
Perbaikan Tanah Dasar Untuk Meningkatkan Daya Dukung
Dari pembahasan didepan, diperoleh bahwa harga CBR rencana mendekati/
dipengaruhi oleh harga CBR terkecil.
Oleh sebab itu untuk menirgkatkan daya diikung tanah diperlukan perbaikan tanah
dasar pada bagian-bagian dengan harga CBR rendah.
Contoh :
Titik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
CBR 5 4 2 2 5 6 5 4 5 6 6 7 6 8 7
Dari sejumlah harga CBR diatas maka berdasarkan keseragainan dapat dibagi
menjadi 2 (dua) seksi, yaitu seksi I antara titik 1-9 dan seksi II antara titik 10-15, Jika
I II
x
72. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 6
dihitung CBR rencana tanpa perbaikan tanah dasar maka untuk seksi I diperoleh CBR
rencana = 3 dan untuk seksi II diperoleh CBR rencana = 6%.
Jika tanah dasar X diperbaiki sehingga CBR = 4 maka CBR rencana untuk seksi I
menjadi = 4%, suatu peningkatan daya dukung tanah dari 3,8 menjadi 4,5 dengan
cara Kentucky.
Banyak cara, yang dapat dilakukan dalam memperbaiki tanah dasar antara lain :
Stabilisasi mekanis dan kimia, penggantian jenis spesi tanah (metoda pendesakan
tanah buruk ketepi atau metoda deiigan menggali saluran).
Stabilisasi mekanis diraaksudkan perbaikan sifat mekanis dari jenis tanah itu, seperti
perbaikan gradasi, dengan menambahkan butir-butir dengan ukuran-ukuran tertentu,
menambahkan butir-butir dengan daya perekat dan sebagainya. Pada Stabilisasi
kimia dipergunakan bahan-bahan kimia, yang ditujukan untuk memperoleh
peningkatan kepadatan dan kestabilan terhadap perubahan kadar air.
Walaupun secara teoritis semua jenis tanah dapat diperbaiki, tetapi perbaikan itu ada
yang memerlukan usaha-usaha yang tidak Setimpal dengan hasil perbaikan atau
perbaikan itu praktis merupakan penggantian spesi.
Hal ini terdapat dalam menghadapi jenis tanah yang tergolong A6, A7 dan A8. Pada
jenis tanah ini dalam beberapa hal ternyata, bahwa lebih praktis jika jenis tanah ini
disingkirkan saja dan diganti dengan tanah baik, yang didatangkan dari tempat lain,
Penggantian jenis tanah ini dapat dengan menumpukkan tanah pengganti sehingga
tanah buruk terdesak, atau dengan menggali saluran, kemudian diisi tanah pengganti.
Interpretasi Data Penyelidikan
Interpretasi adalah suatu penjeiasan dari data yang diperoleh dari pengumpulan data
hasil penyelidikan yang akan dituangkan daiam rencana pekerjaan struktur jalan dan
jembatan. Untuk ini diperlukan interpretasi data lapangan dan data laboratorium
sebagai berikut :
1. Interpretasi Data Lapangan dan Laboratorium
a. Interpretasi data lapangan isinya adalah lebih memfokus pada penjeiasan
tentang :
1) Keadaan geologi regional yang menjelaskan tentang keadaan sebagai
berikut :
Fisiografi : Keadaan cekungan atau jalur-jalur yang ada di daerah
tersebut sebagai dasar untuk menentukan letak dari
73. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 7
pada bangunan untuk SDA misalnya bangunan
bendungan
Stratigrafi : Keadaan tentang urutan-urutan pengendalian, sistem
korelasi antara lapisan dengan lapisan lainnya, hal ini
sangat diperlukan untuk melakukan klasifikasi lapisan
tanah yang akan dijadikan dasar dalam rencana
pondasi suatu bangunan.
Struktur geologi : Menjelaskan mengenai struktur geologi di daerah
tersebut baik dari segi sejarah terjadinya batuan
tersebut maupun sekitarnya. Jadi lebih difokuskan
pada suatu pengenalan batuannya. Hal ini diperlukan
untuk mempelajari tentang mekanika batuannya.
Kegempaan : Yang menjelaskan adanya jalur gempa dan skala
gempa yang diperoleh dari peta kegempaan dan data
gempa yang pernah dicatat oleh Lembaga Meteorologi
dan Geofisika. Hal ini sangat dibutuhkan untuk
perencanaan struktur bangunan terutama dalam
perhitungan tentang rekayasa mekanika struktur.
2) Geologi daerah penyelidikan
Menjelaskan antara lain tentang :
Geomorfologi : Berdasarkan relief topografinya daerah penyelidikan di
bedakan menjadi 2 (dua) satuan morfologi :
Satuan morfologi perbukitan landai
Satuan morfologi perbukitan curam.
Hal ini penting untuk mengetahui letak bangunan yang
akan dibangun.
Stratigrap : Menginformasikan susunan struktur batuan dari yang
tertua sampai yang termuda di daerah penyelidikan
dengan urutan sebagai berikut :
Satuan lanau gampingan
Satuan pasir kwarsa
Satuan batu gamping
Satuan aluvium
74. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 8
Struktur Geologi : Di daerah yang diselidiki akan memberikan data
tentang struktur/ susunan geologi yaitu struktur lapisan
kekar dan sesar. Ada 3 jenis struktur geologi antara
lain :
Struktur perlapisan atau lempengan
Struktur kekar
Struktur sesar
3) Mekanika Tanah (geoteknik)
Penyelidikan mekanika tanah (geoteknik) dilakukan hanya yang berkaitan
dengan perencanaan bangunan, sebagai berikut :
Poros bangunan / misal bendungan dijelaskan mengenai keadaan
batuan yang akan dilewati poros bangunan
Mengenai macam batuan teksturnya berbutir halus / kasar, kedalaman
dan sebagainya. Hal ini sangat diperlukan dalam suatu perencanaan
serta penanggulangannya.
Tempat bangunan lain-lain
Pada prinsipnya sama dengan di atas hanya disesuaikan dengan
kondisi lapangan dan tingkat keperluannya.
Untuk data laboratorium menjelaskan mengenai :
4) Bahan bangunan
Bahan tanah misal :
Tabel 3.1
Data Bahan Tanah
Bahan tanah Min Maks Rata-rata
- Bulk Density
- Dry density
- Spesifik gravity
- Kadar air asli (%)
- Sudut geser dalam
- Kohesi (t / m2)
- Kadar air ....... (%)
- Maksimal density
- Diameter > 0,074 # 200 (%)
- Diameter > 0,002 (%)
1,85
1,45
2,59
10,19
7,25
0,20
14,52
1,378
33,02
12,73
2,14
1,86
2,78
39,5
31,01
0,90
31,01
1,581
97,21
63,55
2,02
1,66
2,68
26,39
19,28
0,56
22, 52
1,489
75,44
38,27
75. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 9
Bahan tanah Min Maks Rata-rata
- D.60 – mm
- Batas Cair
- Batas plastis (%)
- Plastisity indek (%)
- Batas Sudut (%)
0,007
26,85
14,63
12,22
13,89
0,18
89,50
32,88
61,27
32,40
0,046
49,20
24,33
31,17
18,24
Bahan ini dikelompokkan sebagai morganic clay mekanikal test pada
kepadatan (95 %)
- Harga koefisien permeabilitas (k)
Minimum 5,27 x 10 - 6
Maksimum 4,61 x 10 - 6
Rata-rata 4,61 x 10 – 6
- Triaxial Compression :
1. Kohesif 2. Sudut Geser
Min = 0,28
Maks = 0,38
Rata - rata = 0,36
- Konsolidasi void ratio beban konsolidasi
Min : 0,772 mm 0,60 kg / cm 2
Rata-rata 0,869 rata-rata 0,78 kg / cm2
Compresive induk koefisien konsolidasi
Minimum = 0,148 Minimum 1,95 E - 02
Maksimum = 0,263 Maksimum 3 E - 02
Rata-rata = 0,192 Rata-rata 2,55 E - 0%
Dan sebagainya
Bahan Batuan
- Kuat tekan : 500 – 785 Kg / cm 2
- Spesific gravity : 2,47 – 2,76
- Absorption : 2 – 5 %
Untuk pengujian gravel dari quarry dengan ukuran < 5 mm – 40 mm
- Spesific grafity 2,587 – 2,59
- ………. ( t/m3) 1,38 – 1,451
- Absorption % 3,15 - ……
……………….. 0,14 – 1,24
Min = 11,23
Maks = 16,10
Rata-rata = 14,46
76. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 10
- Clay Lumps 0,69 - ……..
- ………………. 5,7 - 10,82
- ……….. 1,95 ……………………….
- Pasir = …… %
3.2 Penggambaran Lapisan Tanah Dari Hasil Penyelidikan Lapangan
Yaitu untuk menggambarkan keadaan lapisan jenis tanah yang ada di bawah tanah
permukaan. Maksud dari penggambaran tersebut untuk memberikan penjelasan
mengenai kondisi dan jenis tanah pada setiap lapisan untuk kedalaman tertentu, hal
ini dapat diprediksi dari hasil pengeboran yang dilakukan di lapangan.
Kondisi dan jenis tanah / batuan ini terbentuk diakibatkan oleh adanya pelapukan
pada formasi batuan yang disebabkan oleh proses geologi baik endogen maupun
eksogen dan kombinasi diantara keduanya.
Proses pelapukan berawal dari permukaan batuan kemudian berkembang jauh
kedalam formasi batuan lewat retakan retakan yang ada hingga bisa mencapai
puluhan meter dalamnya. Proses pelapukan berulang secara bertahap, berturut-turut
dari lapuk ringan, lapuk sedang, lapuk berat sampai lapuk sempurna menjadi tanah.
Termasuk dalam kategori pelapukan adalah batuan yang mempunyai sifat slaking
atau rapuh, jadi mudah hancur pada kondisi udara terbuka atau sebaliknya bila
terendam air setelah terlebih dahulu terkena panas. Profil pelapukan yang terjadi pada
jenis-jenis batuan secara tipikal dapat dilihat pada gambar 3.1.
Batuan sedimen yang mengandung konsentrasi mineral lempung dan lanau sering
sekali menunjukan sifat slaking yang tinggi.
Dari hasil pengeboran kemudian dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian /
penelitianl, untuk diketahui jenis-jenis tanah pada setiap lapisan pada kedalaman
tertentu di bawah permukaan, kemudian dapat digambarkan lapisan lapisan tanah
sebagai masukan kepada perencana struktur bangunan jalan dan jembatan.
77. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 11
Contoh gambar-gambar penampang geologi
78. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 12
79. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 13
80. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 14
Gambar 3.1
Profil tipikal pelapukan pada :
A. Batuan Beku C. Batuan Karbonat
B. Batuan Metamorf D. Batuan Sedimen
Lapuk Sempurna
(CW)
Lapuk Berat
(HW)
Lapuk Sedang
(MW)
Lapuk Ringan
(SW)
Segar
(Fr)
(CW)
(HW – MW )
(SW)
(Fr)
81. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 15
Gambar 3.2 Ketidak selarasan
A. Ketidak selarasn bersudut
B. Ketidak selarasan sejajar
82. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 16
Gambar 3.3 Berbagai macam struktur lipatan
a. lipatan simetri
b. lipatan asimetri
c. lipatan miring
d. lipatan isoklin
e. lipatan menggantung
f. lipatan rebah
g. monoklin
h. struktur teras
83. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 17
Gambar 3.4 Beberapa struktur batuan beku
a. laccolith, b. Batholith (s) stock
c. sill d. Dyke e. Ring dyke
Gambar 3.5 Patahan / sesar
a. sesar normal b. Sesar normal
c. Sesar mendasar d. Sesar sungkup
84. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 18
3.3 Analisis Dan Interpretasi Data Hasil Penyelidikan Lapangan
Yang perlu dianalisis untuk perencanaan struktur jalan dan jembatan yaitu :
a. Analisis untuk keperluan stabilitas lereng galian
b. Analisis untuk keperluan stabilitas timbunan
3.3.1 Analisis stabilitas lereng galian
Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kemiringan lereng galian yang
memenuhi persyaratan stabilitas jangka panjang dan jangka pendek sesuai
dengan karakteristik tanah pada lokasi itu dengan mempertimbangkan :
- persyaratan yang tercantum pada kriteria desain
- Tata galian dan drainase yang berpotensi berakibat terjadinya lereng
longsor
Metode Analisis
Metode analisis untuk stabilitas lereng meliputi :
- Analisis tinggi kriteria galian
Perencana galian dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang
dikembangkan berdasarkan teori tekanan tanah rangking. Jika suatu
titik yang terletak pada kedalaman dari permukaan tanah mempunyai
berat isi γ, maka pada titik tersebut akan bekerja tegangan seperti
terlihat pada gambar 3.6.
- Vertikal v =
- Lateral n = K a
Gambar 3.6 Tegangan dalam tanah
85. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 19
Apabila melalui tiik A dibuat galian vertikal sedalam H, maka terjadi perbedaan elevasi
permukaan tanah seperti terlihat pada gambar 3.7.
Gambar 3.7 Tekanan tanah aktif pada tanah kohesif
Menurut RANGKING akibat galian vertikal, pada diniding galian akan bekerja
tekanan aktif sebesar :
PA = 5,02
)(
2
1
KaHCKaH
Dimana :
γ = Berat isi tanah, kN/m3
Ka = Koefisien tekanan tanah aktif – tan2
(450
-
2
1
)
= sudut geser butir
Faktor C.H (Ka)-0,5
adalah tegangan tarik yang terjadi pada tanah kohesiv pada
daerah tegangan tarik potensi longsor / runtuh cukup besar. Tegangan tarik ini
terjadi sampai kedalaman PA = 0, dari gambar 3.7 diperoleh :
5,02
)(
2
1
KaHCKaH = 0
5,0
)(
2
Ka
c
h
Pada musim hujan tanah berpotensi berubah menjadi undrained, nilai sudut
geser antar butir mendekati nol, sehingga koefisien tekanan tanah aktif Ka
1,0 dan diperoleh tinggi kritis galian
c
h
2
Ka
c
KaH
h
86. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 20
Bentuk tekanan tanah aktif di bawah kedalaman tinggi kritis dan seperti terlihat pada
gambar 3.7.
Gambar 3.7 Galian sedalam tinggi kritis
Untuk menghidari runtuhnya tanah pada zona tegangan tarik, harus digali sampai
bidang membentuk sudut )
2
1
45( 0
atau apabila = 0, maka 0
45 .
- Analisis stabilitas lereng
Ada beberapa metoda analisis stabilitas lereng yang telah dikembangkan oleh
BISHOP, FALLENIUS, MORGENSTEN dan lain-lain. Pada prinsipnya metoda-
metoda tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :
a. Metoda berdasarkan analisis tegangan total
Metoda ini dikembangkan dengan anggapan bahwa interaksi tegangan dalam
tanah ditentukan besarnya sebagian oleh butir-butir tanah dan sebagian oleh air.
Atau dengan kata lain interaksi tegangan oleh tegangan tanah dalam kondisi
undrained.
Besarnya tegangan geser dalam kondisi dapat dihitung dengan rumus :
tan cS
Keterangan :
S = tegangan geser dalam tanah pada kedalaman Z
c = koefisien tanah
= over burden pressure =
= sudut geser antar butir
b. Metode berdasarkan analisis tegangan efektif
Metode ini dikembangkan berdasarkan anggapan bahwa tegangan geser dalam
tanah ditentukan oleh tegangan yang bekerja antar butir :
5,0
)(
KaCHK
Bagian yang perlu digali
87. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 21
''
tan)( cS
Keterangan :
S = tegangan geser dalam tanah pada kedalaman Z
c'
= kohesi antar butir tanah
= tekanan air pori yang besarnya harus diukur langsung di lapangan
= over burden pressure =
'
= sudut geser antar butir
Menurut TAYLOR stabilitas lereng galian perlu ditinjau terhadap 3 (tiga) tipe
longsoran yang dapat terjadi lihat gambar 3.8.
Gambar 3.8 Tipe Longsoran Lereng
Stabilitas lereng dapat diindikasi dari besarnya faktor keamanan yang dihitung
dengan rumus :
- Long term stability
0,2
H
Cu
NsS f
- Short term stability
40,1
H
KreCu
NsS f
Keterangan :
Ns = faktor stabilitas lereng yang besarnya tergantung pada sudut lereng β dan
tipe-tipe longsoran
Cu = Kuat geser tanah dalam kondisi Undrained, Kpa
γ = berat isi tanah, KN/m3
H = tinggi galian
Kre = 0,5 – 0,70
88. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 22
3.3.2 Analisis stabilitas timbunan
Tujuan analisis ini adaiah untuk mengetahui stabiiitas timbunan, yang
mencakup stabiiitas lereng, stablitas terhadap daya dukung tanah dasar di
bawah timbunan, potensi penurunan akibat konsolidasi lapisan tanah
kompresibel yang mungkin terdapat timbunan serta metode perbaikan tanah
kompresibel yang berpotensi mengakibatkan penurunan konsolidasi.
Lingkup Analisis
Analisis stabiiitas timbunan mempunyai lingkup sebagai berikut :
a. Analisis tinggi kritis timbunan
b. Analisis stabiiitas lereng timbunan
c. Analisis penurunan
- Konsolidasi primer (primary consolidation)
- Konsolidasi sekunder (secundary consolidation)
- Elastis (immediately settlement)
- Waktu pensoiidasi primer
d. Analisis rnetode peningkatan stabilitas timbunan
Metoda Analisis
1) Analisis Tinggi Kritis Timbunan
Analisis tinggi kritis timbunan yang dapat dipikul oleh tanah dasar tanpa
terjadi keruntuhan. Tinggi kritis timbunan dapat dihitung dengan
menggunakan metoda yang dikembangkan berdasarkan teori daya
dukung Terzagki, lihat gambar 3.9
- Parameter timbunan
o Tinggi timbunan : H (m)
o Lebar mercu timbunan : B(m)
o Kemiringan lereng : β
o Berat isi tanah timbunan : yt (KN/m3
)
o Kuat geser tanah timbunan : Cut(kPa)
o Kohesi tanah timbunan : C(kPa)
o Sudut geser antar butir :
89. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 23
Gambar 3.9 Tipe Keruntuhan Timbunan Akibat Keruntuhan Tanah
Yang sering terjadi ”Heaving” dikedua sisi
Bila tanah dalam kondisi undrained, sudut geser antar butir 0 ,
sehingga N2 = 1 dan Nγ = 0. Daya dukung ultimit tanah dasar di bawah
timbunan, d = 0 dan Nc = 5,4 menjadi :
Cu 4,5
Agar tidak keruntuhan tanah dasar maka :
CuHt 4,5
t
Cu
H
4,5
Tinggi kritis timbunan :
t
Cu
H
4,5
2) Analisis Stabilitas Lereng Timbunan
Analisis stabilitas lereng timbunan akan dilakukan dengan metode yang
dikembangkan oleh Taylor. Stabilitas lereng timbunan ditentukan
berdasarkan faktor keamanan, yang dihitung dengan rumus :
90. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 24
a. Long term stability
0.2
1
H
Cu
NSf s
b. Short term stability
40,1
1
H
Cu
NSf s
Keterangan :
SF = faktor keamanan
Cu = kuat geser undrained, kPa
yt = berat isi timbunan padat, KN/m3
H = tinggi timbunan, m
Ns = faktor stabilitas yang besarnya tergantung pada
kemiringan lereng dan tipe longsoran ditentukan
dengan grafik
3) Analisis Penurunan
a. Analisis Penurunan Konsolidasi Primer
Penurunan konsolidasi primer (primary consolidation settlement)
dihitung dengan metode Terzagki :
Scp = mv x p x HL
Keterangan :
Scp = penurunan konsolidasi primer, m
HL = tebal lapisan kompresibei dibawah timbunan, m
mv = koefisien kompresibilitas volume, ton'Vm2
Ap = penambahan efektif pada lapisan kompresibei
dibawah timbunan, yang nilainya tergantung pada
kedalaman z, B/z dan a/z, kPa → lihat gambar 3.10
B = lebar timbunan, m a
= lebar lereng timbunan, m
91. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 25
Gambar 3.10 Grafik Penyebaran Tegangan Akibat Timbunan
Tabel 3.1 Nilai Time Factor
U/ % TIME FACTOR
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0
0.008
0.071
0.081
0.126
0.197
0.287
0.403
0.567
0.848
92. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 26
b. Analisis penurunan konsolidasi sekunder
Besarnya penurunan konsolidasi sekunder Scs setelah jangka waktu
selesai konsolidasi primer dihitung dengan rumus :
cp
cs
Lacs
t
t
HCS log
Keterangan :
Ca = koefisien secondary compression
HL = tebal lapisan kompresibel, m
tcs = jangka waktu penurunan konsoiidasi sekunder, tahun
tcp = jangka waktu penurunan kqnsolidasi primer, tahun
Potensi kerusakan timbunan akibat penurunan disajikan pada
Gambar 3.11
Gambar 3.11 Kerusakan Timbunan Akibat Settlement
4) Metoda peningkatan stabilitas timbunan
a. Metoda Penanganan Terhadap Potensi Keruntuhan
Metoda Penggantian Tanah (Soil Replacement}
Secara ilustratif metoda penggantian tanah disajikan pada
gambar 3.12
Gambar 3.12 Soil Replacement
93. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 27
o Tujuan : meningkatkan daya dukung tanah di bawah timbunan,
sehingga mampu memikul berat sendiri timbunan dan
perkerasan.
o Tanah lembek digali / dibuang dan diganti dengan material pengganti.
o Agar kepadatan meterial pengganti tercapai, sebaiknya digunakan pasir.
o Syarat : HL < 2.5 m. o Dengan metoda ini pasti potensi terjadinya
penurunan konsoiidasi dapat dieliminir.
b. Metoda Soil Displacement
o Tujuan : meningkatkan daya dukung tanah di bawah
timbunan, sehingga mampu memikui berat sendiri
timbunan dan perkerasan.
o Metoda ini mirip denga soil replacement. Kalau pada soil
replacement penggantian tanah dilakukan dengan cara digali
dan ditimbun kembali dengan meteriai pengganti, pada soii
displacement penggantian tanah dilakukan dengan mendesak
tanah iunak dengan material pengganti.
o Agar kepadatan material pengganti tercapai sebaiknya
digunakan pasir.
o Metoda ini cukup efektif digunakan pada lapisan Iunak yang
tebalnya HL < 5.0.
o Dengan metoda ini, peningkatan daya dukung dapat tercapai,
tetapi potensi penurunan konsolidasi kemungkinan masih
terjadi, terutama bila proses displacement tidak sempurna/tidak
merata.
c. Metoda Perbaikan Tanah Dengan Pondasi Cerucuk
o Tujuan : meningkatkan daya dukung tanah di bawah
timbunan serta mengurangi penurunan, lihat gambar
3.13
94. Pelatihan
Soil Mechanics of Road Construction Engineer
Analisis Dan Interpretasi Penyelidikan
Tanah Untuk Badan Jalan
3 - 28
Gambar 3.13 Tipikal Pondasi cerucuk
o Syarat Pondasi Cerucuk
2.5 < HL < 5 m
Sensitifity Tanah St < 1.0
o Dimensi Cerucuk
- L < 4 m
- 1.5 D < s < 3.5 D D = diameter cecuruk
o Digunakan Apabila
- H < 1.25 Hk
o Bahan untuk cerucuk bisa kayu, bambu atau mini RC-pile
o Bahan matras bisa anyaman bambu atau lapis geotekstil.
d. Timbunan Diganti Dengan Struktur Pile-Slab
o Tujuan : menghilangkan potensi keruntuhan dan penurunan
timbunan.
o Metoda ini dapat digunakan apabila :
o Bentuk struktur berupa RC-slab yang dipikul oleh tiang
tiang pancang beton atau baja.
e. Metoda Penanganan Potensi Longsoran Lereng
- Lereng timbunan diperkuat dengan lapisan-lapisan geosintetik,
lihat gambar 3.14