SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
I. PENGERTIAN RUPBASAN
Berdasarkan pasal 44 KUHAP benda sitaan disimpan dalam Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara atau disingkat RUPBASAN.
RUPBASAN adalah satu-satunya tempat penyimpanan segala macam benda sitaan yang diperlukan sebagai barang bukti dalam proses
peradilan termasuk barang yang dinyatakan dirampas berdasarkan putusan hakim dan benda tersebut dilarang untuk dipergunakan oleh
siapapun juga.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor: M.04.PR.07.03 Tahun 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Tata Kerja
Rumah Tahanan dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara, tugas pokokRUPBASAN adalah “Melakukan penyimpanan bendasitaan
dan barang rampasan negara”. Melakukan penyimpanan benda sitaan negara dan barang rampasan negara berarti melakukan perbuatan
menyimpan atau menaruh di tempat yang aman supaya jangan rusak atau hilang atau berkurang benda dan barang tersebut.
Penyimpanan dilakukan dengan baik dan tertib sesuai dengan Juklak (Petunjuk Pelaksanaan) dan Juknis (Petunjuk Teknis)
pengelolaan benda sitaan negara dan barang rampasan negara sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan oleh yang berkepentingan mudah dan
cepat mendapatkannya. Melakukan pemeliharaan benda sitaan negara dan barang rampasan negara berarti merawat benda dan barang
tersebut agar tidak rusak serta tidak berubah kualitas maupun kuantitasnya sejak penerimaan sampai dengan pengeluarannya.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Rupbasan mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Melakukan pengadministrasian benda sitaan dan barang rampasan negara ;
2. Melakukan pemeliharaan dan mutasi benda sitaan dan barang rampasan negara ;
3. Melakukan pengamanan dan pengelolaan RUPBASAN ;
4. Melakukan urusan surat-menyurat dan kearsipan.
Secara struktural dan organisatoris, Rupbasandikelola oleh Depertemen Kehakiman melalui Direktur Jenderal Pemasyarakatan. Hal
ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983. Rupbasandipimpin oleh Kepala Rupbasanyang diangkat dan diberhentikan
oleh Menteri ( Pasal 31 ayat (1) PP Nomor 27 Tahun 1983 ) sehingga tanggungjawab fisik dan administrasi atas benda sitaan ada pada
Kepala Rupbasan ( Pasal 30 ayat (3), Pasal 32 ayat (1) PP Nomor 27 tahun 1983 ).
Pengelolaan benda sitaan negara dan barang rampasan negara di rumah penyimpanan benda sitaan negara diatur oleh Menteri
Kehakiman RI dalam Peraturan Menteri Kehakiman RI Nomor M.05.UM.01.06 Tahun 1983. Untuk menjabarkan peraturan tersebut
diterbitkanlah Petunjuk Pelaksanaan (juklak) dan Petunjuk Teknis (juknis) pengelolaan benda sitaan negara dan barang rampasan negara
di Rupbasan Nomor E.2.UM.01.06 Tahun 1986 tanggal 17 Februari 1986 dan disempurnakan tanggal 7 Nopember 2002 Nomor
E.1.35.PK.03.10 Tahun 2002.
Pengertian Benda Sitaan Negara dan Barang Rampasan Negara
Benda sitaan negara (disingkat basan) adalah benda yang disita oleh penyidik, penuntut umum atau pejabat yang karena jabatannya
mempunyai wewenang untuk menyita barang guna keperluan barang bukti dalam proses peradilan.
Barang rampasan negara (disingkat baran) adalah barang bukti yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, dirampas untuk negara
yang selajutnya dieksekusi dengan cara :
a. Dimusnahkan :
- dibakar sampai habis
- ditenggelamkan ke dasar laut sehingga tidak bisa diambil lagi
- ditanam di dalam tanah
- dirusakkan sampai tidak dapat dipergunakan lagi
b. dilelang untuk Negara
c. diserahkan kepada instansai yang ditetapkan untuk dimanfaatkan
d. disimpan di RUPBASAN untuk barang bukti dalam perkara lain
II. PENYITAAN BENDASITAAN NEGARA
Penyitaan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan menyita atau pengambilan milik pribadi oleh pemerintah tanpa ganti rugi. Proses
penegakan hukum mengesahkan adanya suatu tindakan berupa penyitaan.
Penyitaan adalah tindakan hukum berupa pengambil alihan dari penguasaan untuk sementara waktu barang-barang dari tangan
seseorang atau keIompok untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan.
Pengertian penyitaan dirumuskan dalam pasal 1 butir 16 KUHAP yang berbunyi : "Penyitaan adalahserangkaiantindakan penyidik
untukmengambilalih dan atau menyimpandibawahpenguasaannya benda bergerakatau tidakbergerak, berwujudatau lidakberwujud
untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penunjukan dan peradilan".
Tindakan penyitaan disyahkan oleh undang-undang guna kepentingan acara pidana namun tidak boleh dilakukan dengan semena-
mena tetapi dengan cara-cara yang telah ditetapkan atau ditentukan oleh undang-undang tidak boleh melanggar hak asasi manusia.
Tujuan penyitaan adalah untuk kepentingan "pembuktian" terutama ditujukan sebagai barang bukti dimuka sidang peradilan.
Kemungkinan besar tanpa barang bukti perkara tidak dapat diajukan ke sidang pengadilan, oleh karena itu agar perkara lengkap dengan
barang bukti penyidik melakukan penyitaan untuk dipergunakan sebagai barang bukti dalam penyidikan, dalam penuntutan dan dalam
pemeriksaan persidangan pengadilan.
Pasal 39 KUHAP telah menggariskan "prinsip hukum" dalam penyitaan benda yang memberi batasan tentang benda yang dapat
dikenakan penyitaan. Pasal 39 KUHAP memuat :
1. Yang dapat dikenakan penyitaan adalah :
a. Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian diduga diperoleh dari tindakan pidana alau sebagai hasil
dari tindak pidana
b. Benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk melakukan tindak pidana atau untuk mempersiapkannya.
c. Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi penyidikan tindak pidana.
d. Benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan tindak pidana.
e. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana yang dilakukan.
2. Benda yang berada dalam sitaan karena perkara perdata atau karena pailit dapat juga disita untuk kepentingan penyidikan, penuntutan
dan mengadili perkara pidana sepanjang memenuhi ketentuan ayat (I).
Pasal 40 KUHAP memberi wewenang kepada penyidik untuk menyita benda dan alat yang ternyata atau yang patut diduga telah
dipergunakan untuk melakukan tindak pidana atau benda lain yang dapat dipakai sebagai barang bukti dalam hal tertangkap tangan dan
juga penyidik berwenang menyita paket atau surat atau benda yang pengangkutannya atau pengirimannya diiakukan oteh Kantor Pos dan
Telekomunikasi, Jawatan atau Perusahaan Komunikasi atau Pengangkutan sepanjang paket, surat atau benda tersebut diperuntukkan bagi
tersangka atau yang berasal dari padanya dan untuk itu padanya harus diberikan surat tanda penerimaan (Pasal 41 KUHAP).
Penyitaan surat atau tulisan lain dari mereka yang berkewajiban menurut Undang-undang untuk merahasiakannya sepanjang tidak
menyangkut rahasia negara hanya dapatdilakukan atas persetujuan mereka atau atas ijin khusus Ketua Pengadilan Negeri setempat kecuali
Undang-undang menentukan lain, ini diatur dalam pasal 43 KUHAP.
Jenis-jenis benda yang dapat dikenakan penyitaan adalah :
a. Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruhnya atau sebagian diduga diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari
tindak pidana ( pasal 39 ayat (1 ) huruf a KUHAP )
b. Paket atau surat atau benda yang pengangkutannya atan pengirimannya dilakukan oleh Kantor Pos atau Telekomunikasi, Jawatan atau
Perusahaan Komunikasi atau Pengangkutan sepanjang paket, surat atau benda tersebut diperuntukkan bagi tersangka atau yang berasal
dari padanya (pasal 41 KUHAP).
c. Surat atan tulisan lain dari mereka yang berkewajiban menurut undang-undang untuk merahasiakannya sepanjang tidak menyangkut
rahasia negara ( pasal 43 KUHAP )
d. Benda terlarang seperti senjata api tanpa ijin, bahan peledak, bahan kimia tertentu, narkoba, buku atau majalah dan film porno, uang
palsu.
III. PENGELOLAAN BENDASITAAN NEGARA DI RUPBASAN
a. DasarHukum
Dasar hukum pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan negara adalah :
1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP ;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tantang Pelaksanaan KUHAP ;
4. Peraturan Menteri Kehakiman Nomor : M.05.UM.01.06 Tahun 1983 tentang Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan
Negara di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara ;
Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : M.04.PR.07.03 Tahun 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja RUTAN dan RUPBASAN ;
Keputusan Menteri Kehakirnan dan Hak Asasi Manusia RI Nomor : M. 01.PR.07.10 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Rl.
Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor : E1.35.PK.03.10 Tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Petujuk Teknis
Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara.
b. Azas
Pelaksanaan Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara berazaskan
kepada :
a. Keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Pengayoman dan Perlindungan Hak Asasi Manusia
c. Peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan.
d. Praduga tak bersalah untuk menjamin keutuhan barang bukti.
c. Ruang Lingkup
Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara adalah tugas Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara selaku Unit
Pelaksana Teknis Pemasyarakatan untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan dalam sidang pengadilan sehingga
dapat menunjang proses peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan, mengandung aspekpelayanan, pcngamanan, pemeliharaan
agar keutuhan barang bukti tetap terjamin.
d. PengelolaanBasanBaran
Pengelolaan Basan dan Baran di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara adalah suatu rangkaian kegiatan yang merupakan
suatu sistem dimulai sejak proses penerimaan sampai pada pengeluaran Basan dan Baran.
Rangkaian kegiatan tersebut meliputi :
Penerimaan, penelitian, penilaian, pendaftaran dan penyimpanan Basan dan Baran.
Pemeliharaan Basan dan Baran
Pemutasian Basan dan Baran
Pengeluaran dan Penghapusan Basan dan Baran
Penyelamatan dan Pengamanan Basan dan Baran
Kegiatan pengelolaan basan baran secara lebih rinci meliputi :
I. PENERIMAAN
1. Penerimaan Benda Sitaan den Barang Rampasan Negara (Basan Baran) di RUPBASAN wajib didasarkan pada surat-surat yang sah
2. Penerimaan Basan dan atau Baran dilakukan oleh petugas penerima
3. Petugas Penerima segera memeriksa sah tidaknya surat-surat yang melengkapinya dan mencocokkan jenis, mutu, macam dan jumlah
Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara yang diterima sebagaimana tertulis dalam surat-surat tersebut.
4. Selanjutnya petugas penerima mengantarkan Benda Sitaan Negara dan Barang RampasanNegara berikut surat-suratnya kepadapetugas
peneliti.
5. Terhadap Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara yang tidak bergerak, petugas penerima setelah memeriksa surat-surat lalu
mencocokkannya dan pemotretan ditempat mana barang bukti itu berada bersama-sama dengan petugas peneliti dan petugas yang
menyerahkan
6. Setelah Pemeriksaan, pencocokan, pemotretan selesai, petugas Peneliti, membuat berita acara penelitian dengan dilampiri spesifikas;
hasil identifikasi Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara dan petugas penerima membuat berita acara serah terima, kemudian
mengantarkan Barang Sltaan dan Benda Rampasan Negara kepada petugas pendaftaran.
II. PENELITIAN DAN PENILAIAN
1. Petugas peneliti melakukan penelitian, penilaian, pemeriksaan dan penaksiran tentang keadaan, jenis, mutu, macam dan jumlah. Benda
Sitaan Negara dan Barang Rampasan Negara dengan disaksikan oleh petugas yang menyerahkan
2. Penelitian, penilaian, pemeriksaan dan penaksiran dilaksanakan da!am ruangan khusus serta wajib dilakukan oleh petugas peneliti.
3. Terhadap Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara tertentu dilakukan pemotretan untuk kelengkapan alat bukti.
4. Berita acara serah terima ditandatangani, setelah selesai melakukan penelitian, penilaian dan identifikasi Benda Sitaan Nagara dan
Barang Rampasan Negara
III. PENDAFTARAN
1. Petugas pendaftaran meneliti kembali sah tidaknya surat-surat penyitaan atau surat penyerahan beserta berita acara penelitian Benda
Sitaan dan Barang Rampasan negara dan mencocokkan dengan barang bukti yang bersangkutan.
2. Mencatat dan mendaftarkan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara sesuai dengan tingkat pemeriksaan
3. Setelah selesai dicatat dan didaftar petugas pendaftaran menyerahkan benda Sitaan dan barang Rampasan Negara tersebut kepada
petugas penyimpanan.
IV. PENYIMPANAN
1. Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara yang baru diterima disimpan berdasarkan tingkat pemeriksaan, tempat penyimpanan dan
jenisnya.
2. Penyimpanan berdasarkan tingkat pemeriksaan adalah :
a. Tingkat Penyidikan
b. Tingkat Penuntutan
c. Tingkat Pengadilan Negeri
d. Tingkat Pengadilan Tinggi atau Banding
e. Tingkat Mahkamah Agung ( Kasasi )
3. penyimpanan berdasarkan tempat resiko adalah :
a. Basan dan baran Umum
b. Basan dan Baran Berharga
c. Basan dan Baran Berbahaya
d. Basan dan Baran Terbuka
e. Basan dan Baran Hewan Ternak
4. penyimpanan berdasarkan jenisnya adalah :
a. Kertas
b. Logam
c. Non logam
d. Bahan Kimia dan Obat-obatan terlarang
e. Peralatan listrik elektronik
f. Peralatan bermesin mekanik
g. Berbentuk gas
h. Alat-alat rumah tangga
i. Bahan makanan dan minuman
j. Tumbuh-tumbuhan atau tanaman
k. Hewan ternak
l. Rumah, bangunan gedung
m. Tanah
n. Kapal laut dan kapal udara
5. terhadap benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara yang tidak disimpan di Rupbasan, dititipkan oleh Kepala Rupbasankepada
Instansi atau badan Organisasi yang berwenang atau yang kegiatannya bersesuaian.
6. terhadap Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara yang dipinjam oleh pihak peradilan dan diserahkan kembali ke Rupbasanwajib
dilakukan penelitian ulang, penilaian, pemeriksaan dan penyimpanan.
V. PEMELIHARAAN
Kepala Rupbasanbertanggung jawab atas pemeliharaan keutuhan jenis, mutu, macam dan jumlah basan baran.
Pelaksanaan tugas sehari-hari dilaksanakan oleh petugas pemeliharaan yang wajib :
1. mengadakan pengawasan dan pemeriksaan secara berkala terhadap basan baran
2. memperhatikan basan baran yang memelukan pemeliharaan khusus
3. mencatat dan melaporkan apabila terjadi kerusakan atau penyusutan basan baran
Tugas Pemeliharaan meliputi :
1. menjaga keutuhan barang bukti guna kepentingan proses peradilan pidana
2. usaha untuk mempertahankan mutu, jumlah dan komdisi basan baran agar tetap terjamin keutuhan dan keasliannya
3. mengadakan stok opname terhadap seluruh basan baran secara periodik
VI. PEMUTASIAN
Pernutasian Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara meliputi :
1. Mutasi administratif
2. Mutasi fisik
Pemutasian Basan Baran didasarkan pada surat permintaan dari pejabat yang bertanggungjawab menurut tingkat pemeriksaan yaitu
:
1 Surat permintaan atau surat perintah pengambilan dari instansi yang menyita
2. Surat perrrintaan penuntut umum.
3. Surat penetapan atau putusan hakim yang memperoleh kekuatan hukum tetap
VII. PENGELUARAN DAN PENGHAPUSAN
Dasar pelaksanaan pengeluaran/penghapusan adalah :
1. Surat putusan/penetapan pengadilan
2. Surat perintah penyidik/penuntut umum
3. Surat permintaan dari instansi yang bertangung jawab secara yuridis
Tugas pengeluaran ada 3 macam :
1. Pengeluaran sebelum adanya putusan pengadilan meliputi kegiatan :
a. Kepentingan penyidikan dan penuntutan tidak memerlukan lagi
b. Perkara tersebut tidak jadi dituntut karena tidak ckup bukti atau ternyata tidak merupakan tindak pidana
c. Perkara tersebut dikesampingkan untuk kepentingan umum atau perkara tersebut ditutup demi hukum
d. Pengeluaran basan melalui tindakan jual lelang yang dilakukan oleh penyidik, penuntut umum terhadap basan yang mudah rusak,
membahayakan, biaya penyimpanan tinggi; hasil lelang barang bukti tersebut berupa uang disimpan di RUPBASAN untuk
dipakai sebagai barang bukti
e. Pengeluaran basan atas permintaan pejabat yang bertanggung jawab secara yuridis
2. Pengeluaran setelah adanya putusan pengadilan yag mempunyai kekuatan hukum tetap :
a. kembali kepada yang paling berhak
b. dirampas untuk kepentingan negara dengan cara dilelang, dimusnahkan, dan atau diserahkan kepada instansi yang berkepentingan
berdasarkan putusan pengadilan
3. Pengeluaran yahg dilakukan setelah proses penghapusan. Pelaksanaan penghapusan basan baran berdasarjkan atas usul Kepala
RUPBASAN karena adanya kerusakan, penyusutan, kebakaran, bencana alam, pencurian, barang temuan, barang bukti tidak diambil.
VIII. PENYELAMATAN DAN PENGAMANAN
Tugas pokok penyelamatn dan pengamanan RUPBASNA adalah :
1. Menjaga agar tidak terjadi pengrusakan, pencurian, kebakaran, kebanjiran, atau karena adanya gangguan bencana alam lainnya.
2. Melakukan pengamanan terhadap gangguan keselamatan dan keamanan.
3. Memelihara, mengawasi, dan menjaga barang-2 inventaris RUPBASAN
4. Melaksanakan administrasi keselamatan dan keamanan RUPBASAN
Sasaran penyelamatan dan pengamanan diarahkan pada RUPBASAN yang meliputi :
1. Basan dan baran
2. Pegawai
3. Bangunan dan perlengkapan
4. Aspek-2 ketatalaksanaan
5. Lingkungan sosial atau masyarakat luar
IX. PELAPORAN
A. LAPORAN TERTULIS
Untuk kepentingan pengawasan dan pengendalian semua kegiatan pengelolaan Benda Sitaan Negara dan Barang Rampasan Negara
harus dilaporkan secara tertulis kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dan tembusarnya kepada
Direktur Jenderal Pemasyarakatan
B. PENGELUARAN AKHIR
Pengeluaran akhir Benda Sitaan Negara dan Barang Rampasan Negara laporannya disampaikan pada instansi yang berkepentingan,
tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
C. KEJADIAN LUAR BIASA
Dalam hal terjadi peristiwa yang luar biasa, segera dilaporkan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia, Direktur Jenderal Pemasyarakatan dan instansi-instansi yang berkepentingan melalui telepon atau dengan cara lain dan
kemudian segera disusuli dengan laporan lengkap secara tertulis .
pengelolaan basan baran

More Related Content

What's hot

Pengawasan keuangan negara
Pengawasan keuangan negaraPengawasan keuangan negara
Pengawasan keuangan negaraEnvaPya
 
Perbedaan uud 1945 sebelum dan sesudah amandemen
Perbedaan uud 1945 sebelum dan sesudah amandemenPerbedaan uud 1945 sebelum dan sesudah amandemen
Perbedaan uud 1945 sebelum dan sesudah amandemenOperator Warnet Vast Raha
 
HAPUSNYA PERIKATAN & HAK YANG DAPAT MENJADI JAMINAN PIUTANG
HAPUSNYA PERIKATAN & HAK YANG DAPAT MENJADI JAMINAN PIUTANGHAPUSNYA PERIKATAN & HAK YANG DAPAT MENJADI JAMINAN PIUTANG
HAPUSNYA PERIKATAN & HAK YANG DAPAT MENJADI JAMINAN PIUTANGFair Nurfachrizi
 
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerahPengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerahnurulrp
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalNuelnuel11
 
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/Fair Nurfachrizi
 
Prinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasionalPrinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasionalYanels Garsione
 
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)Ayu Sulastri
 
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Sengketa Tanah di Indonesia
Sengketa Tanah di IndonesiaSengketa Tanah di Indonesia
Sengketa Tanah di IndonesiaThe1 Uploader
 
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kompil...
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kompil...Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kompil...
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kompil...Adnan Fauzi Siregar
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Idik Saeful Bahri
 
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di IndonesiaPPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di IndonesiaBagus Edi Prayogo
 
Pemberian Visa dan Izin Tinggal Terbatas Rumah Kedua.pdf
Pemberian Visa dan Izin Tinggal Terbatas Rumah Kedua.pdfPemberian Visa dan Izin Tinggal Terbatas Rumah Kedua.pdf
Pemberian Visa dan Izin Tinggal Terbatas Rumah Kedua.pdfHumasRudenimKupang
 
Optimalisasi Pendayagunaan Dana ZIS untuk Kemaslahatan Umat.pptx
Optimalisasi Pendayagunaan Dana ZIS untuk Kemaslahatan Umat.pptxOptimalisasi Pendayagunaan Dana ZIS untuk Kemaslahatan Umat.pptx
Optimalisasi Pendayagunaan Dana ZIS untuk Kemaslahatan Umat.pptxSyarwaniMuhammad1
 
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2013
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2013Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2013
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2013Emzet Juwitour
 

What's hot (20)

Pengawasan keuangan negara
Pengawasan keuangan negaraPengawasan keuangan negara
Pengawasan keuangan negara
 
Perbedaan uud 1945 sebelum dan sesudah amandemen
Perbedaan uud 1945 sebelum dan sesudah amandemenPerbedaan uud 1945 sebelum dan sesudah amandemen
Perbedaan uud 1945 sebelum dan sesudah amandemen
 
HAPUSNYA PERIKATAN & HAK YANG DAPAT MENJADI JAMINAN PIUTANG
HAPUSNYA PERIKATAN & HAK YANG DAPAT MENJADI JAMINAN PIUTANGHAPUSNYA PERIKATAN & HAK YANG DAPAT MENJADI JAMINAN PIUTANG
HAPUSNYA PERIKATAN & HAK YANG DAPAT MENJADI JAMINAN PIUTANG
 
Perancangan kontrak
Perancangan kontrakPerancangan kontrak
Perancangan kontrak
 
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerahPengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/
HUKUM PENGANGKUTAN Klik : https://www.masterfair.xyz/
 
Prinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasionalPrinsip hukum ekonomi internasional
Prinsip hukum ekonomi internasional
 
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)
Kejahatan Terhadap Harta Benda (Hukum Pidana)
 
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
 
Sengketa Tanah di Indonesia
Sengketa Tanah di IndonesiaSengketa Tanah di Indonesia
Sengketa Tanah di Indonesia
 
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kompil...
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kompil...Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kompil...
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kompil...
 
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
Hukum acara perdata - Kompetensi dan tugas badan peradilan di Indonesia (Idik...
 
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di IndonesiaPPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
 
Pemberian Visa dan Izin Tinggal Terbatas Rumah Kedua.pdf
Pemberian Visa dan Izin Tinggal Terbatas Rumah Kedua.pdfPemberian Visa dan Izin Tinggal Terbatas Rumah Kedua.pdf
Pemberian Visa dan Izin Tinggal Terbatas Rumah Kedua.pdf
 
Optimalisasi Pendayagunaan Dana ZIS untuk Kemaslahatan Umat.pptx
Optimalisasi Pendayagunaan Dana ZIS untuk Kemaslahatan Umat.pptxOptimalisasi Pendayagunaan Dana ZIS untuk Kemaslahatan Umat.pptx
Optimalisasi Pendayagunaan Dana ZIS untuk Kemaslahatan Umat.pptx
 
Hukum Tata Pemerintahan
Hukum Tata PemerintahanHukum Tata Pemerintahan
Hukum Tata Pemerintahan
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
 
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2013
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2013Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2013
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2013
 

Similar to pengelolaan basan baran

Penyitaan oleh bawaslu
Penyitaan oleh bawasluPenyitaan oleh bawaslu
Penyitaan oleh bawasluAhsanul Minan
 
10 penyitaan barangbukti
10 penyitaan barangbukti10 penyitaan barangbukti
10 penyitaan barangbuktiRonalto_Tan
 
Standarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baran
Standarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baranStandarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baran
Standarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baranrupbasanjaksel
 
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020CIkumparan
 
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin jaPedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin jamerdekacom
 
KUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidana
KUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidanaKUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidana
KUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidanaBobby D'Arch
 
Undang undang no 26 tahun 2000
Undang undang no 26 tahun 2000Undang undang no 26 tahun 2000
Undang undang no 26 tahun 2000IRVIANAM
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.pptSneekPeak
 
HBL6. Muhammad Rizal Ramadhan hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian u...
HBL6. Muhammad Rizal Ramadhan hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian u...HBL6. Muhammad Rizal Ramadhan hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian u...
HBL6. Muhammad Rizal Ramadhan hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian u...Muhammad Ramadhan
 
Hbl6, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian uang
Hbl6, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian uangHbl6, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian uang
Hbl6, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian uangAgungAgungPangestu
 
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 

Similar to pengelolaan basan baran (20)

Basanbaran3
Basanbaran3Basanbaran3
Basanbaran3
 
PENGELOLAAN BASAN BARAN 2
PENGELOLAAN BASAN BARAN 2PENGELOLAAN BASAN BARAN 2
PENGELOLAAN BASAN BARAN 2
 
PENGELOLAAN BASAN BARAN 2
PENGELOLAAN BASAN BARAN 2PENGELOLAAN BASAN BARAN 2
PENGELOLAAN BASAN BARAN 2
 
Penyitaan oleh bawaslu
Penyitaan oleh bawasluPenyitaan oleh bawaslu
Penyitaan oleh bawaslu
 
Dasar hukum rupbasan
Dasar hukum rupbasanDasar hukum rupbasan
Dasar hukum rupbasan
 
10 penyitaan barangbukti
10 penyitaan barangbukti10 penyitaan barangbukti
10 penyitaan barangbukti
 
Standarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baran
Standarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baranStandarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baran
Standarisasi penulisan jenis dan jumlah basan dan baran
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
 
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
 
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin jaPedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
 
KUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidana
KUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidanaKUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidana
KUH acara Pidana uu no 8 thn 1981 hukum acara pidana
 
1997 31 peradilan militer
1997 31 peradilan militer1997 31 peradilan militer
1997 31 peradilan militer
 
Undang undang no 26 tahun 2000
Undang undang no 26 tahun 2000Undang undang no 26 tahun 2000
Undang undang no 26 tahun 2000
 
Uu 15 1961
Uu 15 1961Uu 15 1961
Uu 15 1961
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
 
HBL6. Muhammad Rizal Ramadhan hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian u...
HBL6. Muhammad Rizal Ramadhan hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian u...HBL6. Muhammad Rizal Ramadhan hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian u...
HBL6. Muhammad Rizal Ramadhan hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian u...
 
Hbl6, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian uang
Hbl6, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian uangHbl6, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian uang
Hbl6, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian uang
 
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.pptHUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
 

Recently uploaded

Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfjeffrisovana999
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANDevonneDillaElFachri
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 

Recently uploaded (8)

Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 

pengelolaan basan baran

  • 1. I. PENGERTIAN RUPBASAN Berdasarkan pasal 44 KUHAP benda sitaan disimpan dalam Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara atau disingkat RUPBASAN. RUPBASAN adalah satu-satunya tempat penyimpanan segala macam benda sitaan yang diperlukan sebagai barang bukti dalam proses peradilan termasuk barang yang dinyatakan dirampas berdasarkan putusan hakim dan benda tersebut dilarang untuk dipergunakan oleh siapapun juga. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor: M.04.PR.07.03 Tahun 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Tata Kerja Rumah Tahanan dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara, tugas pokokRUPBASAN adalah “Melakukan penyimpanan bendasitaan dan barang rampasan negara”. Melakukan penyimpanan benda sitaan negara dan barang rampasan negara berarti melakukan perbuatan menyimpan atau menaruh di tempat yang aman supaya jangan rusak atau hilang atau berkurang benda dan barang tersebut. Penyimpanan dilakukan dengan baik dan tertib sesuai dengan Juklak (Petunjuk Pelaksanaan) dan Juknis (Petunjuk Teknis) pengelolaan benda sitaan negara dan barang rampasan negara sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan oleh yang berkepentingan mudah dan cepat mendapatkannya. Melakukan pemeliharaan benda sitaan negara dan barang rampasan negara berarti merawat benda dan barang tersebut agar tidak rusak serta tidak berubah kualitas maupun kuantitasnya sejak penerimaan sampai dengan pengeluarannya. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Rupbasan mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Melakukan pengadministrasian benda sitaan dan barang rampasan negara ; 2. Melakukan pemeliharaan dan mutasi benda sitaan dan barang rampasan negara ; 3. Melakukan pengamanan dan pengelolaan RUPBASAN ; 4. Melakukan urusan surat-menyurat dan kearsipan. Secara struktural dan organisatoris, Rupbasandikelola oleh Depertemen Kehakiman melalui Direktur Jenderal Pemasyarakatan. Hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983. Rupbasandipimpin oleh Kepala Rupbasanyang diangkat dan diberhentikan oleh Menteri ( Pasal 31 ayat (1) PP Nomor 27 Tahun 1983 ) sehingga tanggungjawab fisik dan administrasi atas benda sitaan ada pada Kepala Rupbasan ( Pasal 30 ayat (3), Pasal 32 ayat (1) PP Nomor 27 tahun 1983 ). Pengelolaan benda sitaan negara dan barang rampasan negara di rumah penyimpanan benda sitaan negara diatur oleh Menteri Kehakiman RI dalam Peraturan Menteri Kehakiman RI Nomor M.05.UM.01.06 Tahun 1983. Untuk menjabarkan peraturan tersebut diterbitkanlah Petunjuk Pelaksanaan (juklak) dan Petunjuk Teknis (juknis) pengelolaan benda sitaan negara dan barang rampasan negara di Rupbasan Nomor E.2.UM.01.06 Tahun 1986 tanggal 17 Februari 1986 dan disempurnakan tanggal 7 Nopember 2002 Nomor E.1.35.PK.03.10 Tahun 2002. Pengertian Benda Sitaan Negara dan Barang Rampasan Negara Benda sitaan negara (disingkat basan) adalah benda yang disita oleh penyidik, penuntut umum atau pejabat yang karena jabatannya mempunyai wewenang untuk menyita barang guna keperluan barang bukti dalam proses peradilan. Barang rampasan negara (disingkat baran) adalah barang bukti yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, dirampas untuk negara yang selajutnya dieksekusi dengan cara : a. Dimusnahkan : - dibakar sampai habis - ditenggelamkan ke dasar laut sehingga tidak bisa diambil lagi - ditanam di dalam tanah - dirusakkan sampai tidak dapat dipergunakan lagi b. dilelang untuk Negara c. diserahkan kepada instansai yang ditetapkan untuk dimanfaatkan d. disimpan di RUPBASAN untuk barang bukti dalam perkara lain
  • 2. II. PENYITAAN BENDASITAAN NEGARA Penyitaan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan menyita atau pengambilan milik pribadi oleh pemerintah tanpa ganti rugi. Proses penegakan hukum mengesahkan adanya suatu tindakan berupa penyitaan. Penyitaan adalah tindakan hukum berupa pengambil alihan dari penguasaan untuk sementara waktu barang-barang dari tangan seseorang atau keIompok untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan. Pengertian penyitaan dirumuskan dalam pasal 1 butir 16 KUHAP yang berbunyi : "Penyitaan adalahserangkaiantindakan penyidik untukmengambilalih dan atau menyimpandibawahpenguasaannya benda bergerakatau tidakbergerak, berwujudatau lidakberwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penunjukan dan peradilan". Tindakan penyitaan disyahkan oleh undang-undang guna kepentingan acara pidana namun tidak boleh dilakukan dengan semena- mena tetapi dengan cara-cara yang telah ditetapkan atau ditentukan oleh undang-undang tidak boleh melanggar hak asasi manusia. Tujuan penyitaan adalah untuk kepentingan "pembuktian" terutama ditujukan sebagai barang bukti dimuka sidang peradilan. Kemungkinan besar tanpa barang bukti perkara tidak dapat diajukan ke sidang pengadilan, oleh karena itu agar perkara lengkap dengan barang bukti penyidik melakukan penyitaan untuk dipergunakan sebagai barang bukti dalam penyidikan, dalam penuntutan dan dalam pemeriksaan persidangan pengadilan. Pasal 39 KUHAP telah menggariskan "prinsip hukum" dalam penyitaan benda yang memberi batasan tentang benda yang dapat dikenakan penyitaan. Pasal 39 KUHAP memuat : 1. Yang dapat dikenakan penyitaan adalah : a. Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian diduga diperoleh dari tindakan pidana alau sebagai hasil dari tindak pidana b. Benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk melakukan tindak pidana atau untuk mempersiapkannya. c. Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi penyidikan tindak pidana. d. Benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan tindak pidana. e. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana yang dilakukan. 2. Benda yang berada dalam sitaan karena perkara perdata atau karena pailit dapat juga disita untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan mengadili perkara pidana sepanjang memenuhi ketentuan ayat (I). Pasal 40 KUHAP memberi wewenang kepada penyidik untuk menyita benda dan alat yang ternyata atau yang patut diduga telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana atau benda lain yang dapat dipakai sebagai barang bukti dalam hal tertangkap tangan dan juga penyidik berwenang menyita paket atau surat atau benda yang pengangkutannya atau pengirimannya diiakukan oteh Kantor Pos dan Telekomunikasi, Jawatan atau Perusahaan Komunikasi atau Pengangkutan sepanjang paket, surat atau benda tersebut diperuntukkan bagi tersangka atau yang berasal dari padanya dan untuk itu padanya harus diberikan surat tanda penerimaan (Pasal 41 KUHAP). Penyitaan surat atau tulisan lain dari mereka yang berkewajiban menurut Undang-undang untuk merahasiakannya sepanjang tidak menyangkut rahasia negara hanya dapatdilakukan atas persetujuan mereka atau atas ijin khusus Ketua Pengadilan Negeri setempat kecuali Undang-undang menentukan lain, ini diatur dalam pasal 43 KUHAP. Jenis-jenis benda yang dapat dikenakan penyitaan adalah : a. Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruhnya atau sebagian diduga diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana ( pasal 39 ayat (1 ) huruf a KUHAP ) b. Paket atau surat atau benda yang pengangkutannya atan pengirimannya dilakukan oleh Kantor Pos atau Telekomunikasi, Jawatan atau Perusahaan Komunikasi atau Pengangkutan sepanjang paket, surat atau benda tersebut diperuntukkan bagi tersangka atau yang berasal dari padanya (pasal 41 KUHAP). c. Surat atan tulisan lain dari mereka yang berkewajiban menurut undang-undang untuk merahasiakannya sepanjang tidak menyangkut rahasia negara ( pasal 43 KUHAP ) d. Benda terlarang seperti senjata api tanpa ijin, bahan peledak, bahan kimia tertentu, narkoba, buku atau majalah dan film porno, uang palsu. III. PENGELOLAAN BENDASITAAN NEGARA DI RUPBASAN a. DasarHukum Dasar hukum pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan negara adalah : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP ; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tantang Pelaksanaan KUHAP ; 4. Peraturan Menteri Kehakiman Nomor : M.05.UM.01.06 Tahun 1983 tentang Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara ;
  • 3. Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : M.04.PR.07.03 Tahun 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja RUTAN dan RUPBASAN ; Keputusan Menteri Kehakirnan dan Hak Asasi Manusia RI Nomor : M. 01.PR.07.10 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Rl. Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor : E1.35.PK.03.10 Tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Petujuk Teknis Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara. b. Azas Pelaksanaan Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara berazaskan kepada : a. Keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa b. Pengayoman dan Perlindungan Hak Asasi Manusia c. Peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan. d. Praduga tak bersalah untuk menjamin keutuhan barang bukti. c. Ruang Lingkup Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara adalah tugas Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara selaku Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan dalam sidang pengadilan sehingga dapat menunjang proses peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan, mengandung aspekpelayanan, pcngamanan, pemeliharaan agar keutuhan barang bukti tetap terjamin. d. PengelolaanBasanBaran Pengelolaan Basan dan Baran di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara adalah suatu rangkaian kegiatan yang merupakan suatu sistem dimulai sejak proses penerimaan sampai pada pengeluaran Basan dan Baran. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi : Penerimaan, penelitian, penilaian, pendaftaran dan penyimpanan Basan dan Baran. Pemeliharaan Basan dan Baran Pemutasian Basan dan Baran Pengeluaran dan Penghapusan Basan dan Baran Penyelamatan dan Pengamanan Basan dan Baran Kegiatan pengelolaan basan baran secara lebih rinci meliputi : I. PENERIMAAN 1. Penerimaan Benda Sitaan den Barang Rampasan Negara (Basan Baran) di RUPBASAN wajib didasarkan pada surat-surat yang sah 2. Penerimaan Basan dan atau Baran dilakukan oleh petugas penerima 3. Petugas Penerima segera memeriksa sah tidaknya surat-surat yang melengkapinya dan mencocokkan jenis, mutu, macam dan jumlah Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara yang diterima sebagaimana tertulis dalam surat-surat tersebut. 4. Selanjutnya petugas penerima mengantarkan Benda Sitaan Negara dan Barang RampasanNegara berikut surat-suratnya kepadapetugas peneliti. 5. Terhadap Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara yang tidak bergerak, petugas penerima setelah memeriksa surat-surat lalu mencocokkannya dan pemotretan ditempat mana barang bukti itu berada bersama-sama dengan petugas peneliti dan petugas yang menyerahkan 6. Setelah Pemeriksaan, pencocokan, pemotretan selesai, petugas Peneliti, membuat berita acara penelitian dengan dilampiri spesifikas; hasil identifikasi Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara dan petugas penerima membuat berita acara serah terima, kemudian mengantarkan Barang Sltaan dan Benda Rampasan Negara kepada petugas pendaftaran.
  • 4. II. PENELITIAN DAN PENILAIAN 1. Petugas peneliti melakukan penelitian, penilaian, pemeriksaan dan penaksiran tentang keadaan, jenis, mutu, macam dan jumlah. Benda Sitaan Negara dan Barang Rampasan Negara dengan disaksikan oleh petugas yang menyerahkan 2. Penelitian, penilaian, pemeriksaan dan penaksiran dilaksanakan da!am ruangan khusus serta wajib dilakukan oleh petugas peneliti. 3. Terhadap Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara tertentu dilakukan pemotretan untuk kelengkapan alat bukti. 4. Berita acara serah terima ditandatangani, setelah selesai melakukan penelitian, penilaian dan identifikasi Benda Sitaan Nagara dan Barang Rampasan Negara III. PENDAFTARAN 1. Petugas pendaftaran meneliti kembali sah tidaknya surat-surat penyitaan atau surat penyerahan beserta berita acara penelitian Benda Sitaan dan Barang Rampasan negara dan mencocokkan dengan barang bukti yang bersangkutan. 2. Mencatat dan mendaftarkan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara sesuai dengan tingkat pemeriksaan 3. Setelah selesai dicatat dan didaftar petugas pendaftaran menyerahkan benda Sitaan dan barang Rampasan Negara tersebut kepada petugas penyimpanan. IV. PENYIMPANAN 1. Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara yang baru diterima disimpan berdasarkan tingkat pemeriksaan, tempat penyimpanan dan jenisnya. 2. Penyimpanan berdasarkan tingkat pemeriksaan adalah : a. Tingkat Penyidikan b. Tingkat Penuntutan c. Tingkat Pengadilan Negeri d. Tingkat Pengadilan Tinggi atau Banding e. Tingkat Mahkamah Agung ( Kasasi ) 3. penyimpanan berdasarkan tempat resiko adalah : a. Basan dan baran Umum b. Basan dan Baran Berharga c. Basan dan Baran Berbahaya d. Basan dan Baran Terbuka e. Basan dan Baran Hewan Ternak 4. penyimpanan berdasarkan jenisnya adalah : a. Kertas b. Logam c. Non logam d. Bahan Kimia dan Obat-obatan terlarang e. Peralatan listrik elektronik f. Peralatan bermesin mekanik g. Berbentuk gas h. Alat-alat rumah tangga i. Bahan makanan dan minuman
  • 5. j. Tumbuh-tumbuhan atau tanaman k. Hewan ternak l. Rumah, bangunan gedung m. Tanah n. Kapal laut dan kapal udara 5. terhadap benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara yang tidak disimpan di Rupbasan, dititipkan oleh Kepala Rupbasankepada Instansi atau badan Organisasi yang berwenang atau yang kegiatannya bersesuaian. 6. terhadap Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara yang dipinjam oleh pihak peradilan dan diserahkan kembali ke Rupbasanwajib dilakukan penelitian ulang, penilaian, pemeriksaan dan penyimpanan. V. PEMELIHARAAN Kepala Rupbasanbertanggung jawab atas pemeliharaan keutuhan jenis, mutu, macam dan jumlah basan baran. Pelaksanaan tugas sehari-hari dilaksanakan oleh petugas pemeliharaan yang wajib : 1. mengadakan pengawasan dan pemeriksaan secara berkala terhadap basan baran 2. memperhatikan basan baran yang memelukan pemeliharaan khusus 3. mencatat dan melaporkan apabila terjadi kerusakan atau penyusutan basan baran Tugas Pemeliharaan meliputi : 1. menjaga keutuhan barang bukti guna kepentingan proses peradilan pidana 2. usaha untuk mempertahankan mutu, jumlah dan komdisi basan baran agar tetap terjamin keutuhan dan keasliannya 3. mengadakan stok opname terhadap seluruh basan baran secara periodik VI. PEMUTASIAN Pernutasian Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara meliputi : 1. Mutasi administratif 2. Mutasi fisik Pemutasian Basan Baran didasarkan pada surat permintaan dari pejabat yang bertanggungjawab menurut tingkat pemeriksaan yaitu : 1 Surat permintaan atau surat perintah pengambilan dari instansi yang menyita 2. Surat perrrintaan penuntut umum. 3. Surat penetapan atau putusan hakim yang memperoleh kekuatan hukum tetap VII. PENGELUARAN DAN PENGHAPUSAN Dasar pelaksanaan pengeluaran/penghapusan adalah : 1. Surat putusan/penetapan pengadilan 2. Surat perintah penyidik/penuntut umum 3. Surat permintaan dari instansi yang bertangung jawab secara yuridis
  • 6. Tugas pengeluaran ada 3 macam : 1. Pengeluaran sebelum adanya putusan pengadilan meliputi kegiatan : a. Kepentingan penyidikan dan penuntutan tidak memerlukan lagi b. Perkara tersebut tidak jadi dituntut karena tidak ckup bukti atau ternyata tidak merupakan tindak pidana c. Perkara tersebut dikesampingkan untuk kepentingan umum atau perkara tersebut ditutup demi hukum d. Pengeluaran basan melalui tindakan jual lelang yang dilakukan oleh penyidik, penuntut umum terhadap basan yang mudah rusak, membahayakan, biaya penyimpanan tinggi; hasil lelang barang bukti tersebut berupa uang disimpan di RUPBASAN untuk dipakai sebagai barang bukti e. Pengeluaran basan atas permintaan pejabat yang bertanggung jawab secara yuridis 2. Pengeluaran setelah adanya putusan pengadilan yag mempunyai kekuatan hukum tetap : a. kembali kepada yang paling berhak b. dirampas untuk kepentingan negara dengan cara dilelang, dimusnahkan, dan atau diserahkan kepada instansi yang berkepentingan berdasarkan putusan pengadilan 3. Pengeluaran yahg dilakukan setelah proses penghapusan. Pelaksanaan penghapusan basan baran berdasarjkan atas usul Kepala RUPBASAN karena adanya kerusakan, penyusutan, kebakaran, bencana alam, pencurian, barang temuan, barang bukti tidak diambil. VIII. PENYELAMATAN DAN PENGAMANAN Tugas pokok penyelamatn dan pengamanan RUPBASNA adalah : 1. Menjaga agar tidak terjadi pengrusakan, pencurian, kebakaran, kebanjiran, atau karena adanya gangguan bencana alam lainnya. 2. Melakukan pengamanan terhadap gangguan keselamatan dan keamanan. 3. Memelihara, mengawasi, dan menjaga barang-2 inventaris RUPBASAN 4. Melaksanakan administrasi keselamatan dan keamanan RUPBASAN Sasaran penyelamatan dan pengamanan diarahkan pada RUPBASAN yang meliputi : 1. Basan dan baran 2. Pegawai 3. Bangunan dan perlengkapan 4. Aspek-2 ketatalaksanaan 5. Lingkungan sosial atau masyarakat luar IX. PELAPORAN A. LAPORAN TERTULIS Untuk kepentingan pengawasan dan pengendalian semua kegiatan pengelolaan Benda Sitaan Negara dan Barang Rampasan Negara harus dilaporkan secara tertulis kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dan tembusarnya kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan B. PENGELUARAN AKHIR Pengeluaran akhir Benda Sitaan Negara dan Barang Rampasan Negara laporannya disampaikan pada instansi yang berkepentingan, tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan. C. KEJADIAN LUAR BIASA Dalam hal terjadi peristiwa yang luar biasa, segera dilaporkan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Direktur Jenderal Pemasyarakatan dan instansi-instansi yang berkepentingan melalui telepon atau dengan cara lain dan kemudian segera disusuli dengan laporan lengkap secara tertulis .