SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
PERATURAN KEPALA BADAN RESERSE KRIMINAL POLRI
NOMOR 1 TAHUN 2022
TENTANG
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PELAKSANAAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN RESERSE KRIMINAL POLRI,
Menimbang : a. bahwa dalam melaksanakan tugas penegakan hukum,
penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia
mempunyai tugas, fungsi, dan wewenang di bidang
penyidikan tindak pidana yang dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. bahwa Peraturan Kepala Badan Reserse Kriminal
Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2014 tentang Standar Operasional Prosedur perencanaan
penyidikan tindak pidana, Peraturan Kepala Badan
Reserse Kriminal Polri Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Standar Operasional Prosedur Pengorganisasian
penyidikan tindak pidana, Peraturan Kepala Badan
Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2014 tentang Standar Operasional
Prosedur Pelaksanaan Tindak Pidana, dan Peraturan
Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Standar
Operasional Prosedur Pengawasan Penyidikan Tindak
Pidana, sudah tidak sesuai dengan perkembangan
peraturan perundang-undangan, sehingga perlu diganti;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
- 2 -
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian
Negara Republik Indonesia tentang Standar Operasional
Prosedur Pelaksanaan Penyidikan Tindak Pidana;
Mengingat : Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor
6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN RESERSE KRIMINAL
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG
PELAKSANAAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Polri adalah alat negara yang berperan dalam
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.
2. Badan Reserse Kriminal Polri yang selanjutnya disingkat
Bareskrim Polri adalah unsur pelaksana utama Kepolisian
Negara Republik Indonesia (Polri) pada tingkat Markas
Besar yang dipimpin oleh Kepala Bareskrim (Kabareskrim
Polri) yang bertanggung jawab kepada Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia (Kapolri).
3. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik
untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang
diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat
atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang
diatur dalam undang-undang.
4. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam
hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang
- 3 -
untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang terjadi dan
guna menemukan tersangkanya.
5. Penyelidik adalah pejabat Polri yang diberi wewenang oleh
undang-undang untuk melakukan penyelidikan.
6. Penyidik adalah Pejabat Polri yang diberi wewenang
khusus oleh undang-undang untuk melakukan
penyidikan.
7. Penyidik Pembantu adalah Pejabat Polri yang diberi
wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan
penyidikan.
8. Atasan Penyidik adalah Pejabat Polri yang mempunyai
kewenangan penyidikan yang secara struktural
membawahi langsung Penyidik/Penyidik Pembantu.
9. Laporan Informasi adalah informasi tentang suatu
paristiwa dari masyarakat atau yang diketahui sendiri oleh
Anggota Polri untuk dilakukan penyelidikan guna
mengetahui apakah peristiwa tersebut merupakan
peristiwa pidana atau bukan.
10. Pengaduan adalah pemberitahuan dari seseorang yang
memiliki hak untuk mengadu disertai permintaan kepada
pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum
yang berlaku terhadap seseorang yang telah melakukan
tindak pidana aduan yang merugikannya.
11. Laporan Polisi adalah laporan tertulis yang dibuat oleh
petugas Polri tentang adanya suatu peristiwa yang diduga
tindak pidana baik yang ditemukan sendiri maupun
melalui laporan yang disampaikan oleh seseorang karena
hak atau kewajibannya.( dibatasi LP model A dan B)
12. Laporan Hasil Penyelidikan adalah Laporan tertulis yang
dibuat oleh Penyelidik yang berisi tentang hasil
penyelidikan terhadap suatu peristiwa yang diduga tindak
pidana.
13. Tempat Kejadian Perkara yang selanjutnya disingkat TKP
adalah tempat terjadinya suatu tindak pidana dilakukan
atau terjadi dan tempat lain dimana tersangka dan/atau
korban dan/atau barang bukti yang berhubungan dengan
tindak pidana tersebut dapat ditemukan.
- 4 -
14. Barang Bukti adalah barang-barang yang berwujud atau
tidak berwujud, bergerak atau tidak bergerak yang telah
dilakukan penyitaan oleh Penyidik untuk keperluan
pemeriksaan di sidang pengadilan.
15. Barang Bukti Elektronik adalah informasi elektronik,
dokumen elektronik, dan perforasi yang tersimpan dalam
suatu perangkat elektronik.
16. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan yang
selanjutnya disingkat SPDP adalah surat pemberitahuan
kepada kepala kejaksaan tentang dimulainya penyidikan
yang dilakukan oleh Penyidik Polri.
17. Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan
yang selanjutnya di singkat SP2HP adalah surat
pemberitahuan terhadap pelapor/pengadu tentang hasil
perkembanngan penyidikan.
18. Surat Ketetapan tentang Pencabutan Penghentian
Penyidikan disingkat SKPPP adalah surat ketetapan yang
dikeluarkan oleh atasan penyidik dalam rangka
membuka/melanjutkan kembali proses penyidikan yang
telah dihentikan oleh penyidik berdasarkan putusan pra
peradilan yang telah memiliki kekuatan hukum yang tetap.
19. Surat Ketetapan tentang Penetapan Tersangka adalah
surat ketetapan yang dikeluarkan oleh atasan penyidik
untuk menetapkan seseorang menjadi tersangka
berdasarkan bukti permulaan yang cukup.
20. Surat Ketetapan tentang Pencabutan Status Tersangka
adalah surat ketetapan yang dikeluarkan oleh atasan
penyidik untuk mencabut status seseorang yang telah
ditetapkan tersangka dengan alasan tidak cukup bukti
atau bukan tindak pidana atau demi hukum karena
kadaluarsa, nebis in idem, tersangka meninggal dunia,
keadilan restoratif.
21. Pemeriksaan pendahuluan adalah pemeriksaan yang
dilakukan oleh pejabat pengemban fungsi pengawasan
penyidikan berdasarkan surat perintah dari atasan
Penyidik yang berwenang terhadap Penyidik atau Penyidik
Pembantu yang diduga telah melakukan pelanggaran
- 5 -
proses penyelidikan dan/atau penyidikan.
22. Gelar perkara adalah kegiatan penyampaian penjelasan
tentang proses penyelidikan dan penyidikan oleh Penyidik
kepada peserta gelar dan dilanjutkan diskusi kelompok
untuk mendapatkan tanggapan/ masukan/ koreksi guna
menghasilkan rekomendasi untuk menentukan tindak
lanjut proses penyelidikan dan penyidikan.
23. Registrasi Administrasi penyidikan adalah pencatatan
kegiatan proses penyidikan secara manual dan/atau
melalui aplikasi e-manajemen.
24. Aplikasi Elektronik manajemen penyidikan yang
selanjutnya disebut e-mp adalah Aplikasi yang berbasis
website yang digunakan oleh Penyidik atau Penyidik
Pembantu dalam sistem manajemen penyidikan, sebagai
sarana pengendalian dan datasabase perkara pidana.
25. Penyelesaian Perkara yang selanjutnya disingkat selra
adalah perkara yang telah selesai dilakukan proses
penyelidikan dan penyidikan oleh penyelidik dan
penyidik/penyidik pembantu dan dianggap telah selesai
penyidikannya oleh jaksa penuntut umum maupun
dihentikan penyelidikan dan penyidikannya, terhadap
penghentian penyelidikan dinilai sebagai kinerja penyelidik
dan penyidik.
26. Ahli adalah adalah orang yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang khusus sebagai dasar dalam
memberikan keterangan yang dapat digunakan sebagai
alat bukti di sidang peradilan pidana.
Pasal 2
Ruang Lingkup pengaturan Peraturan Kabareskrim Polri ini
meliputi pelaksanaan:
a. Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana;
b. administrasi Penyidikan Tindak Pidana;
c. bantuan teknis Penyelidikan Dan Penyidikan Tindak
Pidana;
d. sistem aplikasi elektronik manajemen penyidikan tindak
pidana; dan
- 6 -
e. pengawasan penyidikan tindak pidana.
Pasal 3
(1) Pelaksanaan Penyelidikan Tindak Pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, meliputi:
a. pengolahan TKP;
b. pengamatan (observasi);
c. wawancara (interview);
d. pembuntutan (surveillance);
e. penyamaran (undercover);
f. pembelian terselubung (undercover buy);
g. penyerahan dibawah Pengawasan (control delivery);
h. pelacakan (tracking);
i. penelitian dan analisa dokumen;
j. penghentian penyelidikan; dan
k. gelar perkara.
(2) Pelaksanaan Penyidikan Tindak Pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, meliputi:
a. penerimaan Laporan/Pengaduan;
b. penyelidikan;
c. dimulainya penyidikan;
d. upaya paksa;
e. penetapan tersangka;
f. pemberkasan;
g. penyerahan berkas perkara;
h. Penyerahan tanggung jawab atas tersangka dan
barang bukti (Tahap II);
i. Penghentian penyidikan;
j. Surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan
(SP2HP);
k. Pemblokiran rekening;
l. Penerbitan daftar pencarian barang;
m. Pencegahan dan/atau penangkalan terhadap pelaku
tindak pidana;
n. Menghadapi Pra peradilan;
o. Pengolahan tindak pidana siber atau tindak pidana
lain terkait barang bukti digital;
- 7 -
p. Gelar Perkara
(3) Pelaksanaan Penyelidikan dan penyidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai
SOP sebagaimana tercantum dalam lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan
Kabareskrim Polri ini.
Pasal 4
(1) Pelaksanaan administrasi Penyidikan Tindak Pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b meliputi:
a. administrasi Penyidikan yang merupakan isi berkas
perkara; dan
b. administrasi penyidikan yang bukan merupakan isi
berkas perkara.
(2) Administrasi penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan sesuai SOP sebagaimana tercantum
dalam lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari peraturan Kabareskrim Polri ini.
Pasal 5
(1) Pelaksanaan bantuan teknis Penyelidikan dan Penyidikan
Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf
c dilakukan berdasarkan permintaan kepada fungsi
terkait.
(2) Permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai SOP sebagaimana tercantum
dalam lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari peraturan Kabareskrim Polri ini
Pasal 6
(1) Pelaksanaan sistem aplikasi elektronik manajemen
Penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d,
meliputi:
a. registrasi dan penonaktifan akun pengguna EMP;
b. input E mindik aplikasi EMP;
c. pengawasan aplikasi EMP;
d. evaluasi aplikasi EMP; dan
- 8 -
e. helpdesk.
(2) Sistem Aplikasi Elektronik Manajemen Penyidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
SOP sebagaimana tercantum dalam lampiran IV yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan
Kabareskrim Polri ini.
Pasal 7
(1) Pelaksanaan pengawasan Penyidikan Tindak Pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e, meliputi:
a. subjek dan objek pengawasan;
b. metode pengawasan; dan
c. tata cara pengawasan penyidikan.
(2) Pengawasan Penyidikan Tindak Pidana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai SOP
sebagaimana tercantum dalam lampiran V yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan
Kabareskrim Polri ini.
Pasal 8
(1) Selra berdasarkan laporan polisi yang ditangani oleh
penyidik/penyidik pembantu yang dinyatakan lengkap
oleh jaksa penuntut Umum dan perkara yang dihentikan
penyidikannya karena tidak cukup bukti, peristiwa
tersebut bukan tindak pidana dan dihentikan demi
hukum.
(2) Selra berdasarkan laporan polisi atau Laporan Informasi
yang ditangani oleh penyidik atau penyelidik yang telah
selesai penyelidikanya dan dihentikan penyelidikanya
dengan alasan tidak ditemukan peristiwa pidana.
(3) Penghitungan selra berdasarkan pada jumlah laporan
polisi yang diselesaikan bukan berdasarkan pada jumlah
berkas perkara yang dihasilkan.
(4) Laporan polisi yang dilimpahkan ke instansi lain tidak
dihitung sebagai selra, tetapi dihitung sebagai
pengurangan jumlah laporan polisi.
(5) Beberapa Laporan polisi yang Tindak Pidananya dengan
- 9 -
subyek dan obyek yang sama dengan adanya persamaan
tempat dan waktu terjadian peristiwa dibuat menjadi satu
kesatuan penanganan perkara.
Pasal 9
Pada saat Peraturan Kabareskrim Polri ini mulai berlaku:
a Peraturan Kabareskrim Polri Nomor 1 Tahun 2014
tentang Standar Operasional Prosedur perencanaan
penyidikan tindak pidana;
b Peraturan Kabareskrim Polri Nomor 2 Tahun 2014
tentang Standar Operasional Prosedur
Pengorganisasian penyidikan tindak pidana;
c Peraturan Kabareskrim Polri Nomor 3 Tahun 2014
tentang Standar Operasional Prosedur pelaksanaan
tindak pidana;
d Peraturan Kabareskrim Polri Nomor 4 Tahun 2014
tentang Standar Operasional Prosedur pengawasan
penyidikan tindak pidana;
Dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
BAB III
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10
Peraturan Kabareskrim Polri ini mulai berlaku pada tanggal
disahkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal Desember 2022
KEPALA BADAN RESERSE KRIMINAL POLRI
Drs. AGUS ANDRIANTO, S.H., M.H.
KOMISARIS JENDERAL POLISI
- 10 -
PARAF:
1. KABAGBINFUNG: ……….
2. KARORENMIN :
……….
3. KATAUD : ……….
4. WAKABAREKSIM :
……….

More Related Content

What's hot

E-BERPADU PRESENTASI.pptx
E-BERPADU PRESENTASI.pptxE-BERPADU PRESENTASI.pptx
E-BERPADU PRESENTASI.pptxGanjarPrima
 
Laporan bulanan jan 2012 dit binmas polda jabar
Laporan bulanan jan 2012 dit binmas polda jabarLaporan bulanan jan 2012 dit binmas polda jabar
Laporan bulanan jan 2012 dit binmas polda jabarAli Sahbana Siregar
 
PEMILU DAN PENEGAKAN HUKUM
PEMILU DAN PENEGAKAN HUKUMPEMILU DAN PENEGAKAN HUKUM
PEMILU DAN PENEGAKAN HUKUMRidwan M. Said
 
Laporan anev capaian kinerja tw 1
Laporan anev capaian kinerja tw 1Laporan anev capaian kinerja tw 1
Laporan anev capaian kinerja tw 1Imam Pirdaus
 
Etika & Pembangunan Integritas Aparatur
Etika & Pembangunan Integritas AparaturEtika & Pembangunan Integritas Aparatur
Etika & Pembangunan Integritas AparaturTri Widodo W. UTOMO
 
8. laporan hasil anev spkt 2018
8. laporan hasil anev spkt 20188. laporan hasil anev spkt 2018
8. laporan hasil anev spkt 2018Imam Pirdaus
 
Perbedaan kejahatan cyber dengan kejahatan konvesional secure
Perbedaan kejahatan cyber dengan kejahatan konvesional securePerbedaan kejahatan cyber dengan kejahatan konvesional secure
Perbedaan kejahatan cyber dengan kejahatan konvesional securementarialva
 
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORAN
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORANLAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORAN
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORANSudirman Sultan
 
Take home perbandingan htn
Take home perbandingan htnTake home perbandingan htn
Take home perbandingan htndejoe69
 
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek Vital
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek VitalTugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek Vital
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek VitalRadenMas Ahmad Spaer
 
POKIR DEWAN DALAM SIPD.pptx
POKIR DEWAN DALAM SIPD.pptxPOKIR DEWAN DALAM SIPD.pptx
POKIR DEWAN DALAM SIPD.pptxIndividuMerdeka
 
Kemahiran Bantan Hukum
Kemahiran Bantan HukumKemahiran Bantan Hukum
Kemahiran Bantan HukumSigit Riono
 
Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...
Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...
Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...Idik Saeful Bahri
 
Jawaban 3.c.b laporan monev dumas
Jawaban 3.c.b laporan monev dumasJawaban 3.c.b laporan monev dumas
Jawaban 3.c.b laporan monev dumasImam Pirdaus
 

What's hot (20)

E-BERPADU PRESENTASI.pptx
E-BERPADU PRESENTASI.pptxE-BERPADU PRESENTASI.pptx
E-BERPADU PRESENTASI.pptx
 
Surat peryataan pencabutan laporan kepolisian
Surat peryataan pencabutan laporan kepolisianSurat peryataan pencabutan laporan kepolisian
Surat peryataan pencabutan laporan kepolisian
 
Saber pungli
Saber pungliSaber pungli
Saber pungli
 
Sop pendetensian
Sop pendetensianSop pendetensian
Sop pendetensian
 
Laporan bulanan jan 2012 dit binmas polda jabar
Laporan bulanan jan 2012 dit binmas polda jabarLaporan bulanan jan 2012 dit binmas polda jabar
Laporan bulanan jan 2012 dit binmas polda jabar
 
PEMILU DAN PENEGAKAN HUKUM
PEMILU DAN PENEGAKAN HUKUMPEMILU DAN PENEGAKAN HUKUM
PEMILU DAN PENEGAKAN HUKUM
 
Laporan anev capaian kinerja tw 1
Laporan anev capaian kinerja tw 1Laporan anev capaian kinerja tw 1
Laporan anev capaian kinerja tw 1
 
Etika & Pembangunan Integritas Aparatur
Etika & Pembangunan Integritas AparaturEtika & Pembangunan Integritas Aparatur
Etika & Pembangunan Integritas Aparatur
 
8. laporan hasil anev spkt 2018
8. laporan hasil anev spkt 20188. laporan hasil anev spkt 2018
8. laporan hasil anev spkt 2018
 
Perbedaan kejahatan cyber dengan kejahatan konvesional secure
Perbedaan kejahatan cyber dengan kejahatan konvesional securePerbedaan kejahatan cyber dengan kejahatan konvesional secure
Perbedaan kejahatan cyber dengan kejahatan konvesional secure
 
Pokir dewan dalam sipd edit 002
Pokir dewan dalam sipd edit 002Pokir dewan dalam sipd edit 002
Pokir dewan dalam sipd edit 002
 
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORAN
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORANLAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORAN
LAPORAN KEJADIAN, BERITA ACARA DAN ADMINISTRASI PELAPORAN
 
Memori pk iii edit
Memori  pk iii editMemori  pk iii edit
Memori pk iii edit
 
Take home perbandingan htn
Take home perbandingan htnTake home perbandingan htn
Take home perbandingan htn
 
Renpam kunjungan tb 1
Renpam  kunjungan tb 1Renpam  kunjungan tb 1
Renpam kunjungan tb 1
 
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek Vital
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek VitalTugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek Vital
Tugas Pokok Direktorat Pengawalan Objek Vital
 
POKIR DEWAN DALAM SIPD.pptx
POKIR DEWAN DALAM SIPD.pptxPOKIR DEWAN DALAM SIPD.pptx
POKIR DEWAN DALAM SIPD.pptx
 
Kemahiran Bantan Hukum
Kemahiran Bantan HukumKemahiran Bantan Hukum
Kemahiran Bantan Hukum
 
Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...
Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...
Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...
 
Jawaban 3.c.b laporan monev dumas
Jawaban 3.c.b laporan monev dumasJawaban 3.c.b laporan monev dumas
Jawaban 3.c.b laporan monev dumas
 

Similar to PERKABA 1 tahun 2022.pdf

penerapan asas praduga tak bersalah dalam proses penyidikan
penerapan asas praduga tak bersalah dalam proses penyidikanpenerapan asas praduga tak bersalah dalam proses penyidikan
penerapan asas praduga tak bersalah dalam proses penyidikanDELA ASFARINA
 
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020CIkumparan
 
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin jaPedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin jamerdekacom
 
PERPOL-NO-7-TH-2022.pdf
PERPOL-NO-7-TH-2022.pdfPERPOL-NO-7-TH-2022.pdf
PERPOL-NO-7-TH-2022.pdfflooderpequez
 
Salinan Berita Negara 597-2022.pdf
Salinan Berita Negara 597-2022.pdfSalinan Berita Negara 597-2022.pdf
Salinan Berita Negara 597-2022.pdfCIkumparan
 
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Komisi Pemberantasan Korupsi PPT Version
Komisi Pemberantasan Korupsi PPT VersionKomisi Pemberantasan Korupsi PPT Version
Komisi Pemberantasan Korupsi PPT VersionBambang Rimalio
 
GAKKUMDU POLRES GARUT.pptx
GAKKUMDU POLRES GARUT.pptxGAKKUMDU POLRES GARUT.pptx
GAKKUMDU POLRES GARUT.pptxfaisalhasan48
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Bahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBI
Bahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBIBahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBI
Bahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBIWoro Handayani
 
Pertemuan 3 a lit dik
Pertemuan 3 a  lit dikPertemuan 3 a  lit dik
Pertemuan 3 a lit dikMeilch Wae
 
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataRangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataMakmurZakaria
 
Modul diklat pemberkasan perkara bagi polhut
Modul diklat pemberkasan perkara bagi polhutModul diklat pemberkasan perkara bagi polhut
Modul diklat pemberkasan perkara bagi polhutSudirman Sultan
 
tugas HAP SITI NURLELA 6.docx
tugas HAP SITI NURLELA 6.docxtugas HAP SITI NURLELA 6.docx
tugas HAP SITI NURLELA 6.docxSitiNurlela27
 

Similar to PERKABA 1 tahun 2022.pdf (20)

sanuan
sanuansanuan
sanuan
 
penerapan asas praduga tak bersalah dalam proses penyidikan
penerapan asas praduga tak bersalah dalam proses penyidikanpenerapan asas praduga tak bersalah dalam proses penyidikan
penerapan asas praduga tak bersalah dalam proses penyidikan
 
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
 
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin jaPedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
 
KUHAP.ppt
KUHAP.pptKUHAP.ppt
KUHAP.ppt
 
PERPOL-NO-7-TH-2022.pdf
PERPOL-NO-7-TH-2022.pdfPERPOL-NO-7-TH-2022.pdf
PERPOL-NO-7-TH-2022.pdf
 
Salinan Berita Negara 597-2022.pdf
Salinan Berita Negara 597-2022.pdfSalinan Berita Negara 597-2022.pdf
Salinan Berita Negara 597-2022.pdf
 
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
Komisi Pemberantasan Korupsi PPT Version
Komisi Pemberantasan Korupsi PPT VersionKomisi Pemberantasan Korupsi PPT Version
Komisi Pemberantasan Korupsi PPT Version
 
GAKKUMDU POLRES GARUT.pptx
GAKKUMDU POLRES GARUT.pptxGAKKUMDU POLRES GARUT.pptx
GAKKUMDU POLRES GARUT.pptx
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.pptHUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
 
Bahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBI
Bahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBIBahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBI
Bahan 2; MANAJEMEN OPERASIONAL KEPOLISIAN (MOP); AKBP DADANG DK,;SPN POLDA JAMBI
 
Laporan Analisa Pemantauan Kinerja Kejaksaan di Pengadilan Negeri Jakarta Pus...
Laporan Analisa Pemantauan Kinerja Kejaksaan di Pengadilan Negeri Jakarta Pus...Laporan Analisa Pemantauan Kinerja Kejaksaan di Pengadilan Negeri Jakarta Pus...
Laporan Analisa Pemantauan Kinerja Kejaksaan di Pengadilan Negeri Jakarta Pus...
 
Pertemuan 3 a lit dik
Pertemuan 3 a  lit dikPertemuan 3 a  lit dik
Pertemuan 3 a lit dik
 
Laporan Hasil Analisa Pemantauan PN Jak-Sel, PN Jak-Pus dan Cibinong (Nov 200...
Laporan Hasil Analisa Pemantauan PN Jak-Sel, PN Jak-Pus dan Cibinong (Nov 200...Laporan Hasil Analisa Pemantauan PN Jak-Sel, PN Jak-Pus dan Cibinong (Nov 200...
Laporan Hasil Analisa Pemantauan PN Jak-Sel, PN Jak-Pus dan Cibinong (Nov 200...
 
Tugas hukum pidana
Tugas  hukum pidanaTugas  hukum pidana
Tugas hukum pidana
 
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataRangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
 
Modul diklat pemberkasan perkara bagi polhut
Modul diklat pemberkasan perkara bagi polhutModul diklat pemberkasan perkara bagi polhut
Modul diklat pemberkasan perkara bagi polhut
 
tugas HAP SITI NURLELA 6.docx
tugas HAP SITI NURLELA 6.docxtugas HAP SITI NURLELA 6.docx
tugas HAP SITI NURLELA 6.docx
 

Recently uploaded

mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 

Recently uploaded (9)

mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 

PERKABA 1 tahun 2022.pdf

  • 1.
  • 2.
  • 3. PERATURAN KEPALA BADAN RESERSE KRIMINAL POLRI NOMOR 1 TAHUN 2022 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN RESERSE KRIMINAL POLRI, Menimbang : a. bahwa dalam melaksanakan tugas penegakan hukum, penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia mempunyai tugas, fungsi, dan wewenang di bidang penyidikan tindak pidana yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. bahwa Peraturan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 tentang Standar Operasional Prosedur perencanaan penyidikan tindak pidana, Peraturan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Nomor 2 Tahun 2014 tentang Standar Operasional Prosedur Pengorganisasian penyidikan tindak pidana, Peraturan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Tindak Pidana, dan Peraturan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Standar Operasional Prosedur Pengawasan Penyidikan Tindak Pidana, sudah tidak sesuai dengan perkembangan peraturan perundang-undangan, sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
  • 4. - 2 - dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Penyidikan Tindak Pidana; Mengingat : Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana; MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN RESERSE KRIMINAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAKSANAAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Polri adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. 2. Badan Reserse Kriminal Polri yang selanjutnya disingkat Bareskrim Polri adalah unsur pelaksana utama Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) pada tingkat Markas Besar yang dipimpin oleh Kepala Bareskrim (Kabareskrim Polri) yang bertanggung jawab kepada Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri). 3. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang. 4. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang
  • 5. - 3 - untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. 5. Penyelidik adalah pejabat Polri yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk melakukan penyelidikan. 6. Penyidik adalah Pejabat Polri yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan. 7. Penyidik Pembantu adalah Pejabat Polri yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan. 8. Atasan Penyidik adalah Pejabat Polri yang mempunyai kewenangan penyidikan yang secara struktural membawahi langsung Penyidik/Penyidik Pembantu. 9. Laporan Informasi adalah informasi tentang suatu paristiwa dari masyarakat atau yang diketahui sendiri oleh Anggota Polri untuk dilakukan penyelidikan guna mengetahui apakah peristiwa tersebut merupakan peristiwa pidana atau bukan. 10. Pengaduan adalah pemberitahuan dari seseorang yang memiliki hak untuk mengadu disertai permintaan kepada pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum yang berlaku terhadap seseorang yang telah melakukan tindak pidana aduan yang merugikannya. 11. Laporan Polisi adalah laporan tertulis yang dibuat oleh petugas Polri tentang adanya suatu peristiwa yang diduga tindak pidana baik yang ditemukan sendiri maupun melalui laporan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau kewajibannya.( dibatasi LP model A dan B) 12. Laporan Hasil Penyelidikan adalah Laporan tertulis yang dibuat oleh Penyelidik yang berisi tentang hasil penyelidikan terhadap suatu peristiwa yang diduga tindak pidana. 13. Tempat Kejadian Perkara yang selanjutnya disingkat TKP adalah tempat terjadinya suatu tindak pidana dilakukan atau terjadi dan tempat lain dimana tersangka dan/atau korban dan/atau barang bukti yang berhubungan dengan tindak pidana tersebut dapat ditemukan.
  • 6. - 4 - 14. Barang Bukti adalah barang-barang yang berwujud atau tidak berwujud, bergerak atau tidak bergerak yang telah dilakukan penyitaan oleh Penyidik untuk keperluan pemeriksaan di sidang pengadilan. 15. Barang Bukti Elektronik adalah informasi elektronik, dokumen elektronik, dan perforasi yang tersimpan dalam suatu perangkat elektronik. 16. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan yang selanjutnya disingkat SPDP adalah surat pemberitahuan kepada kepala kejaksaan tentang dimulainya penyidikan yang dilakukan oleh Penyidik Polri. 17. Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan yang selanjutnya di singkat SP2HP adalah surat pemberitahuan terhadap pelapor/pengadu tentang hasil perkembanngan penyidikan. 18. Surat Ketetapan tentang Pencabutan Penghentian Penyidikan disingkat SKPPP adalah surat ketetapan yang dikeluarkan oleh atasan penyidik dalam rangka membuka/melanjutkan kembali proses penyidikan yang telah dihentikan oleh penyidik berdasarkan putusan pra peradilan yang telah memiliki kekuatan hukum yang tetap. 19. Surat Ketetapan tentang Penetapan Tersangka adalah surat ketetapan yang dikeluarkan oleh atasan penyidik untuk menetapkan seseorang menjadi tersangka berdasarkan bukti permulaan yang cukup. 20. Surat Ketetapan tentang Pencabutan Status Tersangka adalah surat ketetapan yang dikeluarkan oleh atasan penyidik untuk mencabut status seseorang yang telah ditetapkan tersangka dengan alasan tidak cukup bukti atau bukan tindak pidana atau demi hukum karena kadaluarsa, nebis in idem, tersangka meninggal dunia, keadilan restoratif. 21. Pemeriksaan pendahuluan adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh pejabat pengemban fungsi pengawasan penyidikan berdasarkan surat perintah dari atasan Penyidik yang berwenang terhadap Penyidik atau Penyidik Pembantu yang diduga telah melakukan pelanggaran
  • 7. - 5 - proses penyelidikan dan/atau penyidikan. 22. Gelar perkara adalah kegiatan penyampaian penjelasan tentang proses penyelidikan dan penyidikan oleh Penyidik kepada peserta gelar dan dilanjutkan diskusi kelompok untuk mendapatkan tanggapan/ masukan/ koreksi guna menghasilkan rekomendasi untuk menentukan tindak lanjut proses penyelidikan dan penyidikan. 23. Registrasi Administrasi penyidikan adalah pencatatan kegiatan proses penyidikan secara manual dan/atau melalui aplikasi e-manajemen. 24. Aplikasi Elektronik manajemen penyidikan yang selanjutnya disebut e-mp adalah Aplikasi yang berbasis website yang digunakan oleh Penyidik atau Penyidik Pembantu dalam sistem manajemen penyidikan, sebagai sarana pengendalian dan datasabase perkara pidana. 25. Penyelesaian Perkara yang selanjutnya disingkat selra adalah perkara yang telah selesai dilakukan proses penyelidikan dan penyidikan oleh penyelidik dan penyidik/penyidik pembantu dan dianggap telah selesai penyidikannya oleh jaksa penuntut umum maupun dihentikan penyelidikan dan penyidikannya, terhadap penghentian penyelidikan dinilai sebagai kinerja penyelidik dan penyidik. 26. Ahli adalah adalah orang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang khusus sebagai dasar dalam memberikan keterangan yang dapat digunakan sebagai alat bukti di sidang peradilan pidana. Pasal 2 Ruang Lingkup pengaturan Peraturan Kabareskrim Polri ini meliputi pelaksanaan: a. Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana; b. administrasi Penyidikan Tindak Pidana; c. bantuan teknis Penyelidikan Dan Penyidikan Tindak Pidana; d. sistem aplikasi elektronik manajemen penyidikan tindak pidana; dan
  • 8. - 6 - e. pengawasan penyidikan tindak pidana. Pasal 3 (1) Pelaksanaan Penyelidikan Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, meliputi: a. pengolahan TKP; b. pengamatan (observasi); c. wawancara (interview); d. pembuntutan (surveillance); e. penyamaran (undercover); f. pembelian terselubung (undercover buy); g. penyerahan dibawah Pengawasan (control delivery); h. pelacakan (tracking); i. penelitian dan analisa dokumen; j. penghentian penyelidikan; dan k. gelar perkara. (2) Pelaksanaan Penyidikan Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, meliputi: a. penerimaan Laporan/Pengaduan; b. penyelidikan; c. dimulainya penyidikan; d. upaya paksa; e. penetapan tersangka; f. pemberkasan; g. penyerahan berkas perkara; h. Penyerahan tanggung jawab atas tersangka dan barang bukti (Tahap II); i. Penghentian penyidikan; j. Surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan (SP2HP); k. Pemblokiran rekening; l. Penerbitan daftar pencarian barang; m. Pencegahan dan/atau penangkalan terhadap pelaku tindak pidana; n. Menghadapi Pra peradilan; o. Pengolahan tindak pidana siber atau tindak pidana lain terkait barang bukti digital;
  • 9. - 7 - p. Gelar Perkara (3) Pelaksanaan Penyelidikan dan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai SOP sebagaimana tercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan Kabareskrim Polri ini. Pasal 4 (1) Pelaksanaan administrasi Penyidikan Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b meliputi: a. administrasi Penyidikan yang merupakan isi berkas perkara; dan b. administrasi penyidikan yang bukan merupakan isi berkas perkara. (2) Administrasi penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai SOP sebagaimana tercantum dalam lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan Kabareskrim Polri ini. Pasal 5 (1) Pelaksanaan bantuan teknis Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c dilakukan berdasarkan permintaan kepada fungsi terkait. (2) Permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai SOP sebagaimana tercantum dalam lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan Kabareskrim Polri ini Pasal 6 (1) Pelaksanaan sistem aplikasi elektronik manajemen Penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d, meliputi: a. registrasi dan penonaktifan akun pengguna EMP; b. input E mindik aplikasi EMP; c. pengawasan aplikasi EMP; d. evaluasi aplikasi EMP; dan
  • 10. - 8 - e. helpdesk. (2) Sistem Aplikasi Elektronik Manajemen Penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai SOP sebagaimana tercantum dalam lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan Kabareskrim Polri ini. Pasal 7 (1) Pelaksanaan pengawasan Penyidikan Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e, meliputi: a. subjek dan objek pengawasan; b. metode pengawasan; dan c. tata cara pengawasan penyidikan. (2) Pengawasan Penyidikan Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai SOP sebagaimana tercantum dalam lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan Kabareskrim Polri ini. Pasal 8 (1) Selra berdasarkan laporan polisi yang ditangani oleh penyidik/penyidik pembantu yang dinyatakan lengkap oleh jaksa penuntut Umum dan perkara yang dihentikan penyidikannya karena tidak cukup bukti, peristiwa tersebut bukan tindak pidana dan dihentikan demi hukum. (2) Selra berdasarkan laporan polisi atau Laporan Informasi yang ditangani oleh penyidik atau penyelidik yang telah selesai penyelidikanya dan dihentikan penyelidikanya dengan alasan tidak ditemukan peristiwa pidana. (3) Penghitungan selra berdasarkan pada jumlah laporan polisi yang diselesaikan bukan berdasarkan pada jumlah berkas perkara yang dihasilkan. (4) Laporan polisi yang dilimpahkan ke instansi lain tidak dihitung sebagai selra, tetapi dihitung sebagai pengurangan jumlah laporan polisi. (5) Beberapa Laporan polisi yang Tindak Pidananya dengan
  • 11. - 9 - subyek dan obyek yang sama dengan adanya persamaan tempat dan waktu terjadian peristiwa dibuat menjadi satu kesatuan penanganan perkara. Pasal 9 Pada saat Peraturan Kabareskrim Polri ini mulai berlaku: a Peraturan Kabareskrim Polri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Standar Operasional Prosedur perencanaan penyidikan tindak pidana; b Peraturan Kabareskrim Polri Nomor 2 Tahun 2014 tentang Standar Operasional Prosedur Pengorganisasian penyidikan tindak pidana; c Peraturan Kabareskrim Polri Nomor 3 Tahun 2014 tentang Standar Operasional Prosedur pelaksanaan tindak pidana; d Peraturan Kabareskrim Polri Nomor 4 Tahun 2014 tentang Standar Operasional Prosedur pengawasan penyidikan tindak pidana; Dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 Peraturan Kabareskrim Polri ini mulai berlaku pada tanggal disahkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal Desember 2022 KEPALA BADAN RESERSE KRIMINAL POLRI Drs. AGUS ANDRIANTO, S.H., M.H. KOMISARIS JENDERAL POLISI
  • 12. - 10 - PARAF: 1. KABAGBINFUNG: ………. 2. KARORENMIN : ………. 3. KATAUD : ………. 4. WAKABAREKSIM : ……….