SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
145
Analisis Kompetensi Lulusan melalui Kinerja Guru
di SMPN Wilayah III Cirebon
Atty Tri Juniarti
Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan
Jl. Tamansari No. 6-8, Bandung 40116
E-Mail: tri_lo03@yahoo.com
Titien Sukartini
Fakultas Pendidikan Dasar Universitas Majalengka
JL. K. H. Abdul Halim, No. 103, Kec. Majalengka, Jawa Barat
ABSTRACT
This study examined the phenomenon of graduates competence in SMPN Cirebon Region III. The
purpose of this study is to analyze the organization school factors at SMPN Cirebon Region III, the influence
of the organization school factors toward teacher competence, the influence of teacher competence toward
teacher performance, and the influence of teacher performance to the graduate competence of SMPN Cirebon
Region III. The types of this research are descriptive and verification, collection data used the stratified
random sampling, the sample size were 266 respondents. The result of study used path analysis show there is
an increased activity of primary and secondary education in the Region III Cirebon, marked by the increasing
of achieved results, including APK, the average value of the UN, the average of proceed to SLA non RSBI and
RSBI. Another result show that there is a closeness relationship between school organizational factors with
very low and moderate relationship. Simultaneously, there is significant influence from all organizational of
school factors to teachers competence’. Partially, school culture has a dominant influence than others. The
last result show there is a significant influence of teachers’competence against the teachers’performance, and
there is significant influence from the teachers’performance against the graduates’competence.
Keywords: organizational of school factors, teachers competence, teachers performance, graduates competence.
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan atas dasar adanya fenomena menurunnya kompetensi lulusan SMPN Wilayah
III Cirebon. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verificatif. Teknik sampling yang
digunakan ialah stratified random sampling dengan sampel sebanyak 266 responden. Hasil analisis dengan
menggunakan analisis jalur menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas penyelenggaraan pendidikan
dasar dan menengah di Wilayah III Cirebon, ditandai dengan meningkatnya hasil yang dicapai, mencakup APK,
rata-rata nilai UN, rata-rata melanjutkan ke SLA non RSBI dan RSBI, terdapat keeratan hubungan antar faktor-
faktor organisasi sekolah dengan hubungan sangat rendah dan moderat, secara simultan, terdapat pengaruh yang
signifikandarisemuafaktororganisasisekolahterhadapkompetensiguru.Secaraparsial,budayasekolahmemiliki
pengaruhpalingdominandibandingyanglainnya,adanyapengaruhyangsignifikandarikompetensiguruterhadap
kinerja guru dan terdapat pengaruh yang signifikan dari kinerja guru terhadap kompetensi lulusan.
Kata Kunci: faktor organisasi sekolah, kompetensi guru, kinerja guru, kompetensi lulusan SMP.
Trikonomika
Volume 13, No. 2, Desember 2014, Hal. 145–152
ISSN 1411-514X (print) / ISSN 2355-7737 (online)
146 Trikonomika
Vol. 13, No. 2, Desember 2014
Atty Tri Juniarti
Titien Sukartini
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia (SDM) sebagai faktor
pendukung suksesnya pencapaian tujuan organisasi,
karena dia sebagai inisiator, pelaku proses, serta
yang menciptakan budaya organisasi. Dalam sistem
pendidikan nasional, guru merupakan faktor kunci
penentu keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan.
Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan kualitas
pendidikan secara keseluruhan, diperlukan SDM
handal yakni guru profesional yang didukung oleh
sejumlah faktor yang melandasinya, seperti kebijakan,
kelengkapan sarana prasarana, kepemimpinan kepala
sekolah, budaya sekolah, lingkungan masyarakat,
lingkungan dunia usaha dan industri, serta faktor-
faktor lainnya. Dari sekian banyak faktor pendukung
yang ada, manusialah yang paling dominan
peranannya, karena sebagus apapun kelengkapan
yang dimiliki, tanpa digerakkan oleh manusia yang
bertanggungjawab tidak akan berarti apa-apa. Oleh
karena itu, keberadaan guru dengan kinerja tinggi
menjadi penting.
Untuk memberdayakan faktor-faktor organisasi
yang dimiliki sekolah perlu dikelola sebaik-baiknya
dengan manajemen yang baik agar tujuan dapat
tercapai secara efektif dan efisien. Secara garis
besar, pengelolaan yang baik mencakup proses yang
berbeda terdiri atas planning, organizing, actuating,
dan controlling yang dilakukan untuk mencapai
tujuan yang ditentukan dengan menggunakan
manusia dan sumber daya lainnya. Berkenaan dengan
pemberdayaan manusia, dalam hal ini pendidik
(guru), diperlukan manajemen sumber daya manusia
(MSDM), yaitu suatu kebijakan dan praktek dalam
menentukan sumber daya manusia dalam posisi
manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih,
memberi penghargaan, dan melakukan penilaian
(Dessler, 2006:5).
Secara teoritis, tugas dan tanggungjawab sebagai
guru erat kaitannya dengan kemampuan-kemampuan
yang dipersyaratkan untuk memangku jabatan,
yakni kompetensi guru. Kompetensi merupakan
seperangkat pengetahuan, keterampilkan, dan
perilaku tugas yang harus dimiliki. Setelah dimiliki,
tentu harus dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh
guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan
di dalam mengajar sehingga diharapkan mampu
memperlihatkan kinerja yang memadai.
Beberapa penelitian terdahulu terkait dengan
kompetensi dan kinerja guru belum secara eksplisit
menyebutkan dipengaruhi oleh faktor-faktor organisasi
sekolah secara bersamaan. Dengan demikian belum
ditemukan penelitian yang memperlakukan faktor-
faktor organisasi sekolah seperti budaya organisasi,
kepemimpinan kepala sekolah, sarana prasarana, dan
kebijakan dalam memprediksi pengaruhnya terhadap
kompetensi guru dan dampaknya terhadap kinerja
guru serta implikasinya terhadap kompetensi lulusan
SMPN di Wilayah III Cirebon.
Budaya Sekolah
Mengacu pada tiga dan lima tingkatan budaya
Hofstede, untuk kategori tiga tingkatan meliputi:
universal, kolektif (kelompok), dan individual. Untuk
kategori lima tingkatan meliputi: universal, regional,
nasional, lokal, dan pribadi. Kemudian, dilihat dari
sudut pandang lainnya, Hofstede membagi tiga
tingkatan. Ketiganya berkisar antara yang konkret
dengan yang abstrak, yaitu: 1) Artifacts, yaitu struktur
dan proses organisasional purba yang dapat diamati
tetapi sulit ditafsirkan; 2) Es-poused Values, yaitu
tujuan, strategi, filsafat; dan 3) Basic underlaying
assumptions, yaitu kepercayaan, persepsi, perasaan,
dan sebagainya yang menjadi sumber nilai dan
tindakan.
Dengan demikian nilai-nilai yang dikembangkan
di sekolah tidak dapat dilepaskan dari keberadaan
sekolah itu sendiri sebagai organisasi pendidikan yang
memiliki peran dan fungsi untuk mengembangkan,
melestarikan, dan mewariskan nilai-nilai budaya
kepada peserta didik dan seluruh warga sekolah.
Nilai-nilai yang telah tertanam kuat pada jiwa seluruh
warga sekolah, akan terus dipelihara secara turun
temurun sehingga menjadi karakter unik dari sekolah
yang bersangkutan. Dimensi-dimensi budaya sekolah
dalam penelitian ini diukur melalui enam dimensi,
yaitu: 1) obeserved behavioral regularities; 2) norms;
3) dominant values; 4) philosophy; 5) rules; dan 6)
organizational climate.
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan merupakan suatu proses dengan
berbagai cara mempengaruhi orang atau sekelompok
orang untuk mencapai suatu tujuan bersama. Sering
juga disebutkan bahwa kepemimpinan sebagai
proses pengaruh, karena inti kepemimpinan adalah
mempengaruhi orang lain. Tetapi akhir-akhir ini
147Analisis Kompetensi Lulusan melalui Kinerja Guru
di SMPN Wilayah III Cirebon
kepemimpinan dilihat juga sebagai manajemen atau
pengelola makna (Robbins, 2007:467).
Kepala sekolah merupakan pemimpin formal.
Dalam menerapkan peran dan fungsinya sebagai
pemimpin formal, kepala sekolah memiliki
tanggungjawab penuh untuk mencapai tujuan
organisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, Mulyasa
(2009:84) mengemukakan bahwa sebagai pemimpin
formal, kepala sekolah bertanggungjawab atas
tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya
peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan ke
arah peningkatan prestasi belajar peserta didik. Untuk
itu kepala sekolah bertugas melaksanakan fungsi-
fungsi kepemimpinan, baik yang berhubungan dengan
pencapaian tujuan pendidikan maupun penciptaan
iklim sekolah yang kondusif bagi terlaksananya
proses pendidikan secara efektif dan efisien. Dalam
hal ini strategi kepemimpinan yang dilaksanakan
menjadi sangat penting, karena laju perkembangan
kegiatan atau program pendidikan yang ada pada
setiap sekolah ditentukan oleh arahan, bimbingan
serta visi yang ingin dicapai sekolah. Pengukuran
dimensi-dimensi kepemimpinan dalam penelitian
ini merujuk pada teori yang dikembangkan Mulyasa
(2009:98), dengan demikian variabel kepemimpinan
diukur melalui tujuh dimensi, yaitu: 1) edukator, 1)
manajer, 3) administrator, 4) supervisor, 5) leader, 6)
inovator, dan 7) motivator.
Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai
sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan; alat;
media(KBB,2008). MenurutMulyasa(2004)“Sarana
pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang
secara langsung dipergunakan dan menunjang proses
pendidikan, khususnya proses belajar, mengajar,
seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat
dan media pengajaran”. Dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan
Nasional, pada ketentuan umum dikemukakan
bahwa Standar sarana dan prasarana adalah standar
nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria
minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga,
tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium,
bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Pengukuran dimensi-dimensi sarana prasarana dalam
penelitian ini merujuk pada PP No. 19 Tahun 2005.
Variabel sarana dan prasarana diukur melalui dua
dimensi, yaitu sarana dan prasarana.
Kebijakan
Kebijakan berarti seperangkat tujuan-tujuan,
prinsip-prinsip serta peraturan-peraturan yang
membimbing sesuatu organisasi. Kebijakan berfungsi
sebagai pedoman untuk bertindak, pembatas prilaku,
dan bantuan bagi pengambil keputusan.
GerakanWajib Belajar 9 tahun berpijak kuat pada
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan
Nasional. Penekanan yang lebih dirasakan tampak
pada tanggung jawab pembiayaan wajib belajar itu
sendiri dan penyelenggaraannya, yaitu pemerintah
pusat dan daerah. Program Wajib belajar 9 tahun
didasari konsep “pendidikan dasar untuk semua”
(universal basic education), yang pada hakekatnya
berarti penyediaan akses yang sama untuk semua
anak. Melalui program wajib belajar pendidikan
dasar 9 tahun diharapkan dapat mengembangkan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan dasar yang
perlu dimiliki semua warga negara.
Dengan wajib belajar anak bangsa dapat
menjalani hidup dan menghadapi kehidupan dalam
masyarakat. Di samping itu, program Wajib Belajar
9 tahun merangsang aspirasi pendidikan orangtua
dan anak yang pada gilirannya diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas kerja penduduk secara
nasional.
Dalam penyelenggaraan Sistem Pendidikan
Nasional, terdapat sederet kebijakan, mulai dari UU
sampai dengan Surat Keputusan Menteri yang saling
memperkuat. Pengukuran dimensi-dimensi kebijakan
dalam penelitian ini merujuk pada teori yang
dikembangkan Wahab (2000). Variabel kebijakan
diukur melalui enam dimensi, yaitu: 1) ketegasan, 2)
kejelasan, 3) ketepatan, 4) hambatan, 5) kesempatan,
dan 6) fungsi.
Kompetensi Guru
Dalam UU No 14/2005 tentang Guru dan Dosen,
dikemukakan “Kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Pada Pasal
10 ayat 91, Bab IV, UU No 14 tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, diperjelas bahwa kompetensi guru meliputi
kompetensi pedagodik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi”.
148 Trikonomika
Vol. 13, No. 2, Desember 2014
Atty Tri Juniarti
Titien Sukartini
Secara teoritis dijelaskan bahwa kompetensi
kinerja profesi keguruan minimal memiliki empat
kemampuan, yaitu kemampuan merencanakan
proses pembelajaran, melaksanakan dan memimpin/
mengelola proses belajar mengajar, menilai kemajuan
proses belajar mengajar, dan menguasai bahan
pelajaran. Secara lebih spesifik, dapat dikatakan
bahwa kompetensi seseorang mencirikan tindakan/
perilaku serta mahir dalam menjalankan tugas untuk
menghasilkan tindakan kerja yang efektif dan efisien
(Sagala, 2010).
Pengukuran dimensi-dimensi kompetensi
guru dalam penelitian ini merujuk pada teori
yang dikembangkan Saud (2009). Variabel
kompetensi guru diukur melalui empat dimensi,
yaitu: 1) kompetensi pedagogic, 2) kompetensi
kepribadian, 3) kompetensi sosial, dan 4) kompetensi
profesional.
Kinerja Guru
Kinerja meliputi beberapa dimensi, yaitu :1)
kualitas kerja (quality of work); 2) ketepatan waktu
(promptness); 3) inisiatif (initiative); 4) kemampuan
(capability) dan 5) komunikasi (communication)
(Sedarmayanti (2000:53). Kelima aspek tersebut
dapat dijadikan ukuran dalam mengadakan
pengkajian tingkat kinerja seseorang. Untuk
mengadakan pengukuran terhadap kinerja, ditetapkan
“Performance = Ability x Motivation”. Dari
pernyataan tersebut jelas bahwa untuk mendapatkan
gambaran tentang kinerja seseorang diperlukan
pengkajian khusus tentang kemampuan dan
motivasi.
Kinerja guru memiliki spesifikasi tertentu. Dapat
dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria
kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru.
Wujud prilaku guru yang menggambarkan kinerjanya
adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran,
yaitu bagaimana seorang guru merencanakan
pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran,
dan menilai hasil belajar. Secara konseptual dan
umum kinerja guru mencapai tugas aspek kompetensi,
yaitu kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan
kompetensi personal.
Pengukuran dimensi-dimensi kinerja guru dalam
penelitian ini merujuk pada teori yang dikembangkan
Depdiknas. Variabel kinerja guru diukur melalui
empat dimensi, yaitu: perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, membuka pembelajaran,
dan menutup pembelajaran.
Kompetensi Lulusan
Kompetensi adalah karakter mendasar seseorang
yang menyebabkannya sanggup menunjukkan kinerja
efektif atau superior melakukan suatu pekerjaan.
(Spencer,1993).Berkenaandengankompetensilulusan,
pada Pasal 1 Bab I Ketentuan Umum PP No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan kompetensi
lulusan adalah “kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan”
Secara teoretis “competence is a knowledge, skills,
and abilities or capabilities that a person achieves,
which become part of his or her being to the extent he
or she can satisfactorily perform particular cognitive,
affective, and psychomotor behaviors” (Mulyasa,
2003). Dengan demikian, kompetensi diartikan
sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi
bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan
perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik
dengan sebaik-baiknya.
Pengukuran dimensi-dimensi kompetensi
lulusan dalam penelitian ini merujuk pada teori
yang dikembangkan Permendiknas No. 23 tahun
2006 tentang SKL. Variabel kompetensi lulusan
diukur melalui empat dimensi, yaitu: pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
METODE
Dalam menganalisis dan menginterpretasikan
data, digunakan analisis deskriptif dan analisis
verifikatif. Analisis deskriptif digunakan untuk
menggambarkan karakteristik responden dan
variabel penelitian, sedangkan analisis verifikatif
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dengan
menggunakan uji statistik yang relevan, dalam hal ini
digunakan analisis jalur.
Analisis jalur (path analysis) adalah bagian
dari model regresi yang dapat digunakan untuk
menganalisis hubungan sebab akibat antar satu
variabel dengan variabel lainnya. Dalam analisis
jalur pengaruh independen dan dependen dapat
berupa pengaruh langsung dan pengaruh tidak
langsung (direct dan indirect effect), atau dengan
kata lain analisis jalur memperhitungkan adanya
pengaruh langsung dan tidak langsung. Pengaruh
tidak langsung suatu independen variabel terhadap
dependen variabel adalah melalui variabel yang lain
yang disebut variabel antara (intervening variable).
149Analisis Kompetensi Lulusan melalui Kinerja Guru
di SMPN Wilayah III Cirebon
Untuk menggambarkan hubungan-hubungan
kausalitas antar variabel yang akan diteliti pada
penelitian ini digunakan diagram jalur (path
diagram). Diagram jalur (path diagram) adalah alat
untuk melukiskan secara grafis, struktur hubungan
kausalitas antar variabel independen, intervening
(intermediary) dan variabel dependen.
Skala yang digunakan adalah skala ordinal,
sebelum melakukan analisis data penulis mengubah
terlebih dahulu data ordinal menjadi data interval
dengan menggunakan “Methods Succesive Interval”.
Populasi dalam penelitian ini adalah guru SMP
Negeri di Wilayah III Cirebon, sedangkan teknik
sampling yang digunakan adalah Stratified Random
Sampling.
HASIL
	 Hasil pengujian terhadap masing-masing
pernyataan yang diajukan dari setiap variabel
penelitian diperoleh bahwa seluruh item pernyataan
dinyatakan valid dan reliabel. Hasil pengujian
deskriptif diperoleh bahwa budaya sekolah cukup
kondusif, kepemimpinan kepala sekolah baik tetapi
meskipun masih terdapat beberapa kelemahan, sarana
prasarana juga dalam katagori sedang dan kurang
lengkap, sedangkan kebijakan yang ada pada masing-
masing SMP di Wilayah III Cirebon ini belum merata,
sehingga masih perlu ada peninjauan kembali.
Terdapat pengaruh dari budaya sekolah,
kepemimpinan kepala sekolah, sarana prasarana
dan kebijakan terhadap kompetensi guru baik
secara parsial maupun simultan. Pengaruh yang
paling besar terhadap kompetensi guru adalah dari
budaya sekolah (18,49%), kemudian pengaruh dari
kepemimpinan kepala sekolah (7,29%), pengaruh
dari sarana prasarana (4,84%) dan dari kebijakan
sebesar 1,69%. Pengaruh kompetensi guru terhadap
kinerja guru adalah sebesar 64%, artinya kinerja guru
sangat dominan ditentukan oleh kompetensinya dan
kompetensi lulusan SMPN Wilayah III Cirebon ini
mutlak (74%) ditentukan oleh kinerja para gurunya.
Bagaimana hubungan antara variabel-variabel
penelitian yang diperoleh dari regresi dengan
menggunakan metode analisis jalur digambarkan
dalam diagram jalur Gambar 1.
PEMBAHASAN
Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menghitung besarnya koefisien jalur dari masing-
masing variabel, hasil keseluruhannya dapat dilihat
pada Gambar 1. Pada gambar tersebut nampak bahwa
terdapat hubungan yang positif dari budaya sekolah,
kepemimpinan kepala sekolah, sarana prasarana dan
kebijakan, hubungan yang kuat adalah pada hubungan
budaya sekolah dengan kepala sekolah, sedangkan
yang hubungannya lemah adalah hubungan budaya
sekolah dengan kebijakan.
Pengaruh budaya sekolah terhadap kompetensi
guru ditemukan hasil yang signifikan (t hitung >
ttabel=7,099>1,98).Temuaninimendukunghipotesis
yang menyatakan bahwa budaya sekolah berpengaruh
terhadap kompetensi guru. Hasil penelitian ini
konsisten dengan teori yang dikemukakan Surya
(1997) yang menyatakan budaya yang kondusif akan
Gambar 1. Analisis Jalur
1.000 X1 
X1 
Y  Z1 Z2
X4 
X3
1.000
1.000
1.000
0.149
0.233
0.131
0.514 0.514
0.135
0.416
0.831
0.476
0.309
0.941 0.115
150 Trikonomika
Vol. 13, No. 2, Desember 2014
Atty Tri Juniarti
Titien Sukartini
mempunyai pengaruh positif terhadap pengembangan
kompetensi guru sebagai pendidik, karena dengan
budaya yang kondusif tersebut akan menumbuh
kembangkan motif untuk bekerja dengan baik dan
produktif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitain
(MacNeil et al., 2009) yang hasil penelitiannya
membuktikan bahwa tingkat pencapaian murid lebih
tinggi pada lingkungan sekolah yang baik.
Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa mutu
persekolahan, tingkat keberhasilan sekolah dalam
mencapai tujuan, disiplin sekolah, iklim dan budaya
sekolah serta keberhasilan lainnya ditentukan oleh
kepemimpinan kepala sekolah (Andreas, K. et al.,
2010). Secara empirik terdapat kebiasaan bahwa
setiap individu (guru) yang baru memasuki tempat
tugasnya,disadariatautidakakanberusahaberadaptasi
dengan budaya yang ada di sekolah tersebut.
Apabila budayanya kondusif, maka akan mendorong
guru tersebut untuk berusaha mengembangkan
kompetensinya secara alami.
Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kompetensi guru ditemukan hasil yang
signifikan (t hitung > t tabel = 5,007 > 1,98). Temuan
ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa
kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap
kompetensi guru. Hasil penelitian ini konsisten
dengan teori yang dikemukakan Mulyasa (2005:115)
yang menyatakan bahwa, keberhasilan kepala sekolah
sebagai supervisor antara lain dapat ditunjukkan oleh
1) meningkatnya kesadaran tenaga kependidikan
(guru) untuk meningkatkan kinerjanya, dan 2)
meningkatnya keterampilan tenaga kependidikan
(guru) dalam melaksanakan tugasnya.
Secara empirik juga ditemukan fakta bahwa
kepala sekolah memegang peranan penting dalam
membimbing dan mengarahkan guru agar terus
mengembangkan kompetensinya untuk memenuhi
tuntutan keadaan dan profesi. Kepemimpinan kepala
sekolahmempunyaipengaruhtidaklangsungterhadap
efektivitas pendidikan di sekolah melalui gaya
kepemimpinannya yang membentuk iklim belajar di
sekolah (Hallinger, P., 1996).
Pengaruh sarana prasarana terhadap kompetensi
guru, ditemukan hasil yang signifikan (t hitung >
ttabel=3,311>1,98).Temuaninimendukunghipotesis
yang diajukan bahwa sarana prasarana berpengaruh
terhadap kompetensi guru. Hasil penelitian ini
konsisten dengan teori yang dikemukakan Mulyasa
(2004) Sarana pendidikan adalah peralatan dan
perlengkapan yang secara langsung dipergunakan
dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses
belajar, mengajar, seperti gedung, ruang kelas, ruang
guru, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.
Dengan demikian kompetensi guru akan semakin baik
apabila ditunjang dengan sarana dan prasarana yang
memadai. Hal ini juga senada hasil penelitian teori
Suryosubroto (2004:114) bahwa sarana dan prasarana
berfungsi sebagai alat pengajaran, alat peraga dan
media pengajaran. Fakta di lapangan menunjukkan
bahwa kompetensi guru dapat mudah dikembangkan
manakala ditunjang oleh sarana prasarana yang
memadai dan ada pada saat dibutuhkan.
Hipotesis yang menyatakan bahwa kebijakan
berpengaruh terhadap kompetensi guru, terbukti
dengan ditemukan hasil yang signifikan (t hitung >
t tabel= 6,287 > 1,98). Hasil penelitian ini konsisten
denganteoriyangdikemukakanSyafaruddin(2008:78)
bahwakebijakandibuatuntukmenjadipedomandalam
bertindak, mengarahkan kegiatan dalam organisasi
untuk mencapai tujuan, yang telah ditetapkan. Selain
itu, Syafaruddin (2008) juga menyatakan bahwa
kebijakan berisi mengenai serangkaian aturan dan
peraturan dari para stakeholder demi meningkatnya
kompetensi dan kinerja pegawai.
Kebijakan dalam bidang pendidikan, khusunya
yang dikeluarkan oleh pemerintah tentunya harus
merupakan kebijakan yang memberikan dampak
positif bagi peningkatan kompetensi guru-guru di
Indonesia. Dalam beberapa penelitian dibahas bahwa
adanya intervensi dari pemerintah yang yidak tepat
akan membatasi kreativitas guru dan implikasinya
akan menhambat proses belajar mengajar itu sendiri
(Syahruddin et al., 2013). Dalam penelitian lainnya
disebutkan bahwa pemerintah sebagai pemangku
kepentingan dan pembuat kebijakan memiliki
banyak pekerjaan dalam hal penyusunan konseptual,
mempersiapkan, dan mengevaluasi para tenaga
pendidik dalam rangka menciptakan tenaga pendidik
yangkompetendanmemilikidayasaingglobal(Kirby,
Misty M., dan Crawford, Elizabeth O., 2012).
Di lingkungan pendidikan, khususnya di
SMP, yang dimaksud dengan pegawai di antaranya
adalah guru. Secara empirik tampak dengan jelas,
saat ini dinamika aktifitas guru sangat dinamis,
sebagian sibuk memenuhi tuntutan kebijakan tentang
kualifikasi ijasah, sebagian yang lain sibuk mengikuti
proses sertifikasi, mengikuti kegiatan MGMP
bermutu, dan yang lainnya. Kesemuanya itu dampak
151Analisis Kompetensi Lulusan melalui Kinerja Guru
di SMPN Wilayah III Cirebon
dari diberlakukannya kebijakan baru dalam upaya
meningkatkan profesionalisme guru lengkap dengan
kompetensinya.
Secara empirik, budaya sekolah dan
kepemimpinan kepala sekolah erat kaitannya dengan
kompetensi guru, karena budaya yang diciptakan
kepala sekolah cenderung mendorong guru untuk
berperilaku sesuai kompetensi yang dimiliki,
terutama terhadap kompetensi sosial dan kepribadian.
Kompetensi pedagogik dan professional banyak
ditentukan oleh skill personal masing-masing, namun
dalam praktek peningkatannya dapat juga didorong
oleh kebijakan yang berlaku bersamaan dengan peran
sarana prasarana yang ada. Misalnya kebijakan yang
menghendaki agar guru memiliki kualifikasi ijasah
S-1, mendorong guru mengikuti pendidikan lanjutan
yangsecarasadaratautidakhaltersebutmeningkatkan
kompetensi pedagogik dan profesional. Demikian
juga halnya kebijakan yang menghendaki agar
guru menguasai penggunaan teknologi komputer,
implementasinyasangatditentukanolehmemadaiatau
tidaknya sarana yang dibutuhkan. Dengan demikian,
terjadi sinergi antara budaya sekolah, kepemimpinan
kepala sekolah, sarana prasarana dan kebijakan dalam
meningkatkan kompetensi guru.
Bagaimana pentingnya profesionalitas dan
kompetensi pedagogik guru dalam meningkatkan
prestasi siswa ditunjukkan oleh hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rahman (2014). Dalam penelitiannya
tersebut disimpulkan bahwa profesionalitas
kompetensi pedagogik memberikan dampak positif
bagi prestasi siswa di sembilan sekolah menengah
pertamayangadadiTernate.Selainitu,temuanlainnya
dari penelitian ini adalah bahwa untuk mencapai
kinerja dari para tenaga pendidik, maka diperlukan
beberapa program seperti: program pendidikan dan
pelatihan, mengaktifkan forum guru, mempersiapkan
buku-buku referensi (textbooks), mengoptimalkan
pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah, pelatihan
strategi mengajar, penggunakan laboratorium ilmu
pengetahuan, pelatihan komputer berbasis disain
media dan riset terapan.
Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa
kompetensi berpengaruh terhadap kinerja guru
secara signifikan (t hitung > t tabel = 3,311 > 1,98).
Temuan penelitian ini konsisten dengan teori yang
dikemukakan oleh Sedarmayanti (2000:53) yang
menyatakanbahwakinerjameliputibeberapadimensi,
yaitu: kualitas kerja (quality of work), ketepatan
waktu (promptness), inisiatif (initiative), kemampuan
(capability), komunikasi (communication).
Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan
spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus
dimiliki oleh setiap guru. Wujud perilaku guru yang
menggambarkan kinerjanya adalah kegiatan guru
dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang
guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan
kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.
Jika kompetensi yang dimiliki oleh seseorang itu
memadai, maka akan mendorong terciptanya suatu
kinerja yang baik.
Kinerja guru berpengaruh secara signifikan
terhadap kompetensi lulusan SMPN di Wilayah III
Cirebon (t hitung > t tabel = 44,869 > 1,98). Temuan
dari hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Yuhetti (2007) yang menyatakan bahwa guru
profesional perlu memiliki sejumlah kompetensi yang
dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Dalam konsep pendidikan formal mutu pendidikan
tercermin dari prestasi hasil belajar siswa. Untuk
mengukur kinerja dan profesionalisme guru perlu
dilihat dari kompetensi yang dimilikinya. Dengan
semakin baik kinerja guru, akan semakin baik pula
mutu pendidikan yang direpresentasikan melalui
lulusan yang kompeten. Kondisi demikian, sejalan
dengan hasil beberapa penelitian sebelumnya dari,
Bangbade (2004), Akiri (2013), Kumar (2013) serta
Arifin (2013) yang hasil penelitiannya menyimpulkan
bahwa dengan semakin baiknya kinerja guru akan
berdampak positif pada mutu atau kualitas lulusan.
Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 tahun 2006 terdapat penjelasan
bahwaStandarKompetensilulusanSatuanPendidikan
(SKL-SP) dikembangkan berdasarkan tujuan setiap
satuan pendidikan sehingga kinerja guru berperan
besar dalam upaya pencapaian satuan pendidikan.
Secara empirik, upaya mencapai tujuan
pendidikan secara keseluruhan, pada hakikatnya
terletak pada keberhasilan guru dalam melakukan
proses pembelajaran sehingga kompeten tidaknya
lulusan SMPN di Wilayah III Cirebon tergantung
kepada kinerja guru dalam mengelola kelas dan
pembelajaran. Dengan kata lain, kinerja guru
merupakan faktor kunci penentu keberhasilan dalam
mencapai tujuan pendidikan di satuan pendidikan
tertentu, meskipun bukan satu-satunya faktor yang
berpengaruh. Ungkapan ini sejalan dengan kebijakan
pemerintah yang tertuang dalam Undang-undang
152 Trikonomika
Vol. 13, No. 2, Desember 2014
Atty Tri Juniarti
Titien Sukartini
No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang
secara khusus memperhatikan profesionalisme
guru diimbangi dengan upaya peningkatan
kesejahteraannya. Intinya, pemerintah paham betul
bahwa keberadaan guru sangat strategis dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan.
KESIMPULAN
Dari hasil analisis pengaruh, baik secara parsial
maupun simultan, budaya sekolah, kepemimpinan
kepala sekolah, sarana dan prasarana, dan kebijakan
berpengaruh signifikan terhadap kompetensi guru.
Apabila dibandingkan, ternyata budaya sekolah
memiliki pengaruh yang lebih besar, hal ini terjadi
karena di SMP Negeri terdapat budaya yang di
dalamnya terdapat nilai-nilai dan keyakinan yang
dapat mendorong guru untuk mengembangkan
kompetensinya secara terus menerus. Kepala sekolah
tidak selamanya berhubungan langsung dengan guru,
demikian juga sarana dan prasarana hanya sebagai
pendukung, dan kebijakan hanya merupakan acuan
bertindak. Di samping itu, peran kepemimpinan,
dukungansaranadanarahandarikebijakanmerupakan
unsur-unsur pembentuk budaya. Kompetensi guru
secara signifikan berdampak pada kinerja guru.
Kinerja guru berpengaruh signifikan terhadap
kompetensi lulusan SMPN di Wilayah III Cirebon.
DAFTAR PUSTAKA
Andreas, K. et al. 2010. The Influence of School
Leadership Styles and Culture on Students’
Achievement in Cyprus Primary Schools. Journal
of Educational Administration, 48(2): 218-240.
Akiri, Agharuwhe A. 2013. Effects of
Teachers’Effectiveness on Students’Academic
Performance in Public Secondary Schools; Delta
State – Nigeria. Journal of Educational and Social
Research, 3(3): 105-111.
Arifin, H. M. 2013. The Influence of Competence
and External Motivation Factor toward Teachers
Working Performance in Jayapura – Papua
Indonesia. Journal of Business and Management,
7(5): 01-07.
Bangbade, J. O. 2004. Effects of subject matter
knowledge in the teaching and learning of Biology
and Physic. Teaching and Teacher Education.
Dessler, Gary, 2008. Human Resource Management
(13th
Edition). New Jersey: Person Educational.
Hallinger, P., Bickman, L., & Davis, Ken. School
Context, Principal Leadership, and Student
Reading Achievement. The Elementary School
Journal, 96(5): 527-549.
MacNeil, A. J., Preter, D. L., Busch, S. 2009. The
effects of school culture and climate on student
achievement. International Journal of Leadership
in Education: Theory and Practice, 12(1).
Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah;
Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Kirby, M. M. & Crawford, E. O. 2012.The Preparation
of Globally Competent Teachers: A Comparison
of American and Australian Education Policies
and Perspectives. Global Partners in Education
Journal, 2(1): 12-24.
Kumar, Vijay, M. S. 2013. The Influence of Teacher’s
ProfessionalCompetenceonStudents’Achievement.
Journal of Engineering, 3(1): 12-18.
Rahman, M. H. 2014. Professional Competence,
Pedagogical Competence and The Performance of
Junior High School of Science Teachers. Journal
of Education and Practice, 5(9): 75-80.
Sagala, Syaiful. 2000. Manajemen Berbasis Sekolah
dan Masyarakat, Jakarta: Nimas Multia.
Sedarmayanti, 2000. Tata Kerja dan Produktivitas
Kerja, Bandung: Mandar Maju.
Saud, Saefudin. 2008. Pengembangan Profesi Guru,
Bandung: Alfabeta.
Spencer, M. L. & Spencer, M. S. 1993. Competence
at Work: Models for Superrior Performance. New
York: John Wily & Son.
Syafaruddin. 2008. Efektivitas Kebijakan Pendidikan;
Konsep, Strategi, dan Aplikasi Kebijakan Menuju
Organisasi Sekolah Efektif. Jakarta: Rineka Cipta.
Syahruddin, Andi Ernawati, Muh. Nasir Ede. 2013.
Teachers’ Pedagogical Competence in School-
Based Management. Journal of Education and
Learning, 7(4): 213-218.
Surya, H. M. 1997. Peningkatan Profesionalisme
Guru Menghadapi Pendidikan Abad ke-21. Suara
Guru, 7: 15-17.
Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan di
Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta.
Yuhetty dan Miarso, Y. 2007. Kajian Kompetensi
Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,
Jakarta: Mendiknas Bidang Mutu Pendidikan.
Diunduh dari http://yusufhadi.net/kompetensi-
guru-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan. File
tersedia (online).

More Related Content

What's hot

Tugas Kurikulum
Tugas  KurikulumTugas  Kurikulum
Tugas Kurikulum200802
 
Dampak kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan servant terhadap pembel...
Dampak kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan servant terhadap pembel...Dampak kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan servant terhadap pembel...
Dampak kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan servant terhadap pembel...keziahutajulu
 
Model pengelolaan kelas 1
Model pengelolaan kelas 1Model pengelolaan kelas 1
Model pengelolaan kelas 1mahamerumedan
 
Edu 5818 tugasan 1 instructional supervision
Edu 5818 tugasan 1 instructional supervisionEdu 5818 tugasan 1 instructional supervision
Edu 5818 tugasan 1 instructional supervisionIndra Maniam
 
Ppt administrasi pendidikan rizki dewi
Ppt administrasi pendidikan rizki dewiPpt administrasi pendidikan rizki dewi
Ppt administrasi pendidikan rizki dewiKiy Mbem
 
Ruang lingkup penelitian pendidikan, kurikulum dan pembelajaran
Ruang lingkup penelitian pendidikan, kurikulum dan pembelajaranRuang lingkup penelitian pendidikan, kurikulum dan pembelajaran
Ruang lingkup penelitian pendidikan, kurikulum dan pembelajaranRizka Rahayu
 
administrasi pendidikan dalam profesi keguruan
administrasi pendidikan dalam profesi keguruanadministrasi pendidikan dalam profesi keguruan
administrasi pendidikan dalam profesi keguruanAfif Kurniawan
 
Ppt adpen septy
Ppt adpen septyPpt adpen septy
Ppt adpen septy240108
 
Administrasi sekolah ppt
Administrasi sekolah pptAdministrasi sekolah ppt
Administrasi sekolah pptSutoyo Biwi
 
Ppt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikanPpt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikan085231792514
 
Ppt administrasi pendidikan Siti Suryani
Ppt administrasi pendidikan Siti SuryaniPpt administrasi pendidikan Siti Suryani
Ppt administrasi pendidikan Siti SuryaniYaniUnyil
 
Tugas kurpel
Tugas kurpelTugas kurpel
Tugas kurpelpurwa83
 
Rangkuman administrasi pendidikan
Rangkuman administrasi pendidikanRangkuman administrasi pendidikan
Rangkuman administrasi pendidikanViki Dita
 
Ppt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikanPpt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikan085749588309
 

What's hot (16)

Tugas Kurikulum
Tugas  KurikulumTugas  Kurikulum
Tugas Kurikulum
 
Dampak kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan servant terhadap pembel...
Dampak kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan servant terhadap pembel...Dampak kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan servant terhadap pembel...
Dampak kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan servant terhadap pembel...
 
Model pengelolaan kelas 1
Model pengelolaan kelas 1Model pengelolaan kelas 1
Model pengelolaan kelas 1
 
Edu 5818 tugasan 1 instructional supervision
Edu 5818 tugasan 1 instructional supervisionEdu 5818 tugasan 1 instructional supervision
Edu 5818 tugasan 1 instructional supervision
 
Ppt administrasi pendidikan rizki dewi
Ppt administrasi pendidikan rizki dewiPpt administrasi pendidikan rizki dewi
Ppt administrasi pendidikan rizki dewi
 
Ruang lingkup penelitian pendidikan, kurikulum dan pembelajaran
Ruang lingkup penelitian pendidikan, kurikulum dan pembelajaranRuang lingkup penelitian pendidikan, kurikulum dan pembelajaran
Ruang lingkup penelitian pendidikan, kurikulum dan pembelajaran
 
Artikel 1
Artikel 1Artikel 1
Artikel 1
 
administrasi pendidikan dalam profesi keguruan
administrasi pendidikan dalam profesi keguruanadministrasi pendidikan dalam profesi keguruan
administrasi pendidikan dalam profesi keguruan
 
Ppt adpen septy
Ppt adpen septyPpt adpen septy
Ppt adpen septy
 
Administrasi sekolah ppt
Administrasi sekolah pptAdministrasi sekolah ppt
Administrasi sekolah ppt
 
Ppt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikanPpt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikan
 
Ppt administrasi pendidikan Siti Suryani
Ppt administrasi pendidikan Siti SuryaniPpt administrasi pendidikan Siti Suryani
Ppt administrasi pendidikan Siti Suryani
 
Tugas kurpel
Tugas kurpelTugas kurpel
Tugas kurpel
 
Rangkuman administrasi pendidikan
Rangkuman administrasi pendidikanRangkuman administrasi pendidikan
Rangkuman administrasi pendidikan
 
1930 6755-1-pb
1930 6755-1-pb1930 6755-1-pb
1930 6755-1-pb
 
Ppt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikanPpt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikan
 

Similar to ANALISIS KOMPETENSI

JURNAL TESIS LINDA MARIANA.pdf
JURNAL TESIS LINDA MARIANA.pdfJURNAL TESIS LINDA MARIANA.pdf
JURNAL TESIS LINDA MARIANA.pdfLINDAMARIANA7
 
Tugas Kurikulum
Tugas KurikulumTugas Kurikulum
Tugas Kurikulum200802
 
Tugas Kurikulum
Tugas KurikulumTugas Kurikulum
Tugas Kurikulum200802
 
1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf
1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf
1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdfSitiMaesaroh69255
 
JURNAL TESIS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENCIPTAKAN SEKOLAH YANG EFEKTIF
JURNAL TESIS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENCIPTAKAN SEKOLAH YANG EFEKTIFJURNAL TESIS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENCIPTAKAN SEKOLAH YANG EFEKTIF
JURNAL TESIS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENCIPTAKAN SEKOLAH YANG EFEKTIFImamTurmudzyAsysyaba2
 
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiEjournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiAGUS SETIYONO
 
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiEjournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiMbakyu Sarah
 
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiEjournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiAGUS SETIYONO
 
Artikel Psikologi Olahraga ( Ari Armadi Pranajaya-22087006).docx
Artikel Psikologi Olahraga ( Ari Armadi Pranajaya-22087006).docxArtikel Psikologi Olahraga ( Ari Armadi Pranajaya-22087006).docx
Artikel Psikologi Olahraga ( Ari Armadi Pranajaya-22087006).docxAriArmadi1
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranDESYFITRIANI
 
Tugas supervisi pendidikan
Tugas supervisi pendidikanTugas supervisi pendidikan
Tugas supervisi pendidikanmhd_riski
 
Riview Jurnal Prof Maisah epi Hardita dan syukron
Riview Jurnal Prof Maisah epi Hardita dan syukronRiview Jurnal Prof Maisah epi Hardita dan syukron
Riview Jurnal Prof Maisah epi Hardita dan syukronzarkonitanjung
 
Menajemen Berbasis sekolah
Menajemen Berbasis sekolah Menajemen Berbasis sekolah
Menajemen Berbasis sekolah ethofani gio
 
Riview Jurnal Prof Maisah Pengaruh Kompetisi Kepala Sekolah dalam Mengembang...
Riview Jurnal Prof Maisah Pengaruh Kompetisi Kepala Sekolah dalam  Mengembang...Riview Jurnal Prof Maisah Pengaruh Kompetisi Kepala Sekolah dalam  Mengembang...
Riview Jurnal Prof Maisah Pengaruh Kompetisi Kepala Sekolah dalam Mengembang...zarkonitanjung
 
artikel_DAVID FITRIANTO.pdf
artikel_DAVID FITRIANTO.pdfartikel_DAVID FITRIANTO.pdf
artikel_DAVID FITRIANTO.pdfDAVIDFITRIANTO2
 
Resensi buku
Resensi bukuResensi buku
Resensi bukupaknah
 
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniMengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniLSP3I
 

Similar to ANALISIS KOMPETENSI (20)

JURNAL TESIS LINDA MARIANA.pdf
JURNAL TESIS LINDA MARIANA.pdfJURNAL TESIS LINDA MARIANA.pdf
JURNAL TESIS LINDA MARIANA.pdf
 
Tugas Kurikulum
Tugas KurikulumTugas Kurikulum
Tugas Kurikulum
 
Tugas Kurikulum
Tugas KurikulumTugas Kurikulum
Tugas Kurikulum
 
1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf
1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf
1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf
 
JURNAL TESIS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENCIPTAKAN SEKOLAH YANG EFEKTIF
JURNAL TESIS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENCIPTAKAN SEKOLAH YANG EFEKTIFJURNAL TESIS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENCIPTAKAN SEKOLAH YANG EFEKTIF
JURNAL TESIS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENCIPTAKAN SEKOLAH YANG EFEKTIF
 
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiEjournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
 
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiEjournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
 
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiEjournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
 
Artikel Psikologi Olahraga ( Ari Armadi Pranajaya-22087006).docx
Artikel Psikologi Olahraga ( Ari Armadi Pranajaya-22087006).docxArtikel Psikologi Olahraga ( Ari Armadi Pranajaya-22087006).docx
Artikel Psikologi Olahraga ( Ari Armadi Pranajaya-22087006).docx
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaran
 
Tugas supervisi pendidikan
Tugas supervisi pendidikanTugas supervisi pendidikan
Tugas supervisi pendidikan
 
Riview Jurnal Prof Maisah epi Hardita dan syukron
Riview Jurnal Prof Maisah epi Hardita dan syukronRiview Jurnal Prof Maisah epi Hardita dan syukron
Riview Jurnal Prof Maisah epi Hardita dan syukron
 
Menajemen Berbasis sekolah
Menajemen Berbasis sekolah Menajemen Berbasis sekolah
Menajemen Berbasis sekolah
 
Riview Jurnal Prof Maisah Pengaruh Kompetisi Kepala Sekolah dalam Mengembang...
Riview Jurnal Prof Maisah Pengaruh Kompetisi Kepala Sekolah dalam  Mengembang...Riview Jurnal Prof Maisah Pengaruh Kompetisi Kepala Sekolah dalam  Mengembang...
Riview Jurnal Prof Maisah Pengaruh Kompetisi Kepala Sekolah dalam Mengembang...
 
artikel_DAVID FITRIANTO.pdf
artikel_DAVID FITRIANTO.pdfartikel_DAVID FITRIANTO.pdf
artikel_DAVID FITRIANTO.pdf
 
Ipi359208
Ipi359208Ipi359208
Ipi359208
 
Resensi buku
Resensi bukuResensi buku
Resensi buku
 
Resensi buku
Resensi bukuResensi buku
Resensi buku
 
Resensi buku
Resensi bukuResensi buku
Resensi buku
 
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniMengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
 

More from AGUS SETIYONO

Koleksi soal ekonomii
Koleksi soal ekonomiiKoleksi soal ekonomii
Koleksi soal ekonomiiAGUS SETIYONO
 
Koleksi soal ekonomi 21
Koleksi soal ekonomi 21Koleksi soal ekonomi 21
Koleksi soal ekonomi 21AGUS SETIYONO
 
Koleksi soal ekonomi 2
Koleksi soal ekonomi 2Koleksi soal ekonomi 2
Koleksi soal ekonomi 2AGUS SETIYONO
 
Koleksi soal ekonomi
Koleksi soal ekonomiKoleksi soal ekonomi
Koleksi soal ekonomiAGUS SETIYONO
 
Silabus ekonomi Ekonomi Kelas XI IPS MAN Lombok Barat 2018
Silabus ekonomi Ekonomi Kelas XI IPS MAN Lombok Barat 2018Silabus ekonomi Ekonomi Kelas XI IPS MAN Lombok Barat 2018
Silabus ekonomi Ekonomi Kelas XI IPS MAN Lombok Barat 2018AGUS SETIYONO
 
RPP Pendapatan nasional 4
RPP Pendapatan nasional 4RPP Pendapatan nasional 4
RPP Pendapatan nasional 4AGUS SETIYONO
 
RPP Pendapatan nasional 3
RPP Pendapatan nasional 3RPP Pendapatan nasional 3
RPP Pendapatan nasional 3AGUS SETIYONO
 
RPP Pendapatan nasional 2
RPP Pendapatan nasional 2RPP Pendapatan nasional 2
RPP Pendapatan nasional 2AGUS SETIYONO
 
RPP Pendapatan nasional 1
RPP Pendapatan nasional 1RPP Pendapatan nasional 1
RPP Pendapatan nasional 1AGUS SETIYONO
 
silabus ekonomi sma dan ma
silabus ekonomi sma dan masilabus ekonomi sma dan ma
silabus ekonomi sma dan maAGUS SETIYONO
 
04. kd ekonomi sma ma (update 09052013) final
04. kd ekonomi sma ma (update 09052013) final04. kd ekonomi sma ma (update 09052013) final
04. kd ekonomi sma ma (update 09052013) finalAGUS SETIYONO
 
02. final silabus ekonomi xi (update 10052013)
02. final silabus ekonomi xi (update 10052013)02. final silabus ekonomi xi (update 10052013)
02. final silabus ekonomi xi (update 10052013)AGUS SETIYONO
 
final silabus ekonomi x ( update 10052013)
final silabus ekonomi x ( update 10052013)final silabus ekonomi x ( update 10052013)
final silabus ekonomi x ( update 10052013)AGUS SETIYONO
 
Perhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasionalPerhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasionalAGUS SETIYONO
 
Perhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasionalPerhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasionalAGUS SETIYONO
 
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasionalKd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasionalAGUS SETIYONO
 

More from AGUS SETIYONO (20)

RPP BAHASA INGGRIS
RPP BAHASA INGGRISRPP BAHASA INGGRIS
RPP BAHASA INGGRIS
 
Rpp eko xi 2
Rpp eko xi   2Rpp eko xi   2
Rpp eko xi 2
 
Koleksi soal ekonomii
Koleksi soal ekonomiiKoleksi soal ekonomii
Koleksi soal ekonomii
 
Koleksi soal ekonomi 21
Koleksi soal ekonomi 21Koleksi soal ekonomi 21
Koleksi soal ekonomi 21
 
Koleksi soal ekonomi 2
Koleksi soal ekonomi 2Koleksi soal ekonomi 2
Koleksi soal ekonomi 2
 
Koleksi soal ekonomi
Koleksi soal ekonomiKoleksi soal ekonomi
Koleksi soal ekonomi
 
Silabus ekonomi Ekonomi Kelas XI IPS MAN Lombok Barat 2018
Silabus ekonomi Ekonomi Kelas XI IPS MAN Lombok Barat 2018Silabus ekonomi Ekonomi Kelas XI IPS MAN Lombok Barat 2018
Silabus ekonomi Ekonomi Kelas XI IPS MAN Lombok Barat 2018
 
RPP Ketenagakerjaan
RPP KetenagakerjaanRPP Ketenagakerjaan
RPP Ketenagakerjaan
 
RPP Pendapatan nasional 4
RPP Pendapatan nasional 4RPP Pendapatan nasional 4
RPP Pendapatan nasional 4
 
RPP Pendapatan nasional 3
RPP Pendapatan nasional 3RPP Pendapatan nasional 3
RPP Pendapatan nasional 3
 
RPP Pendapatan nasional 2
RPP Pendapatan nasional 2RPP Pendapatan nasional 2
RPP Pendapatan nasional 2
 
RPP Pendapatan nasional 1
RPP Pendapatan nasional 1RPP Pendapatan nasional 1
RPP Pendapatan nasional 1
 
silabus ekonomi sma dan ma
silabus ekonomi sma dan masilabus ekonomi sma dan ma
silabus ekonomi sma dan ma
 
04. kd ekonomi sma ma (update 09052013) final
04. kd ekonomi sma ma (update 09052013) final04. kd ekonomi sma ma (update 09052013) final
04. kd ekonomi sma ma (update 09052013) final
 
02. final silabus ekonomi xi (update 10052013)
02. final silabus ekonomi xi (update 10052013)02. final silabus ekonomi xi (update 10052013)
02. final silabus ekonomi xi (update 10052013)
 
final silabus ekonomi x ( update 10052013)
final silabus ekonomi x ( update 10052013)final silabus ekonomi x ( update 10052013)
final silabus ekonomi x ( update 10052013)
 
Perhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasionalPerhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasional
 
Perhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasionalPerhitungan pendapatan-nasional
Perhitungan pendapatan-nasional
 
Pendapatan nasional
Pendapatan nasionalPendapatan nasional
Pendapatan nasional
 
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasionalKd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
Kd 3.1 menganalisis konsep dan metode perhitungan pendapatan nasional
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

ANALISIS KOMPETENSI

  • 1. 145 Analisis Kompetensi Lulusan melalui Kinerja Guru di SMPN Wilayah III Cirebon Atty Tri Juniarti Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Jl. Tamansari No. 6-8, Bandung 40116 E-Mail: tri_lo03@yahoo.com Titien Sukartini Fakultas Pendidikan Dasar Universitas Majalengka JL. K. H. Abdul Halim, No. 103, Kec. Majalengka, Jawa Barat ABSTRACT This study examined the phenomenon of graduates competence in SMPN Cirebon Region III. The purpose of this study is to analyze the organization school factors at SMPN Cirebon Region III, the influence of the organization school factors toward teacher competence, the influence of teacher competence toward teacher performance, and the influence of teacher performance to the graduate competence of SMPN Cirebon Region III. The types of this research are descriptive and verification, collection data used the stratified random sampling, the sample size were 266 respondents. The result of study used path analysis show there is an increased activity of primary and secondary education in the Region III Cirebon, marked by the increasing of achieved results, including APK, the average value of the UN, the average of proceed to SLA non RSBI and RSBI. Another result show that there is a closeness relationship between school organizational factors with very low and moderate relationship. Simultaneously, there is significant influence from all organizational of school factors to teachers competence’. Partially, school culture has a dominant influence than others. The last result show there is a significant influence of teachers’competence against the teachers’performance, and there is significant influence from the teachers’performance against the graduates’competence. Keywords: organizational of school factors, teachers competence, teachers performance, graduates competence. ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan atas dasar adanya fenomena menurunnya kompetensi lulusan SMPN Wilayah III Cirebon. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verificatif. Teknik sampling yang digunakan ialah stratified random sampling dengan sampel sebanyak 266 responden. Hasil analisis dengan menggunakan analisis jalur menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah di Wilayah III Cirebon, ditandai dengan meningkatnya hasil yang dicapai, mencakup APK, rata-rata nilai UN, rata-rata melanjutkan ke SLA non RSBI dan RSBI, terdapat keeratan hubungan antar faktor- faktor organisasi sekolah dengan hubungan sangat rendah dan moderat, secara simultan, terdapat pengaruh yang signifikandarisemuafaktororganisasisekolahterhadapkompetensiguru.Secaraparsial,budayasekolahmemiliki pengaruhpalingdominandibandingyanglainnya,adanyapengaruhyangsignifikandarikompetensiguruterhadap kinerja guru dan terdapat pengaruh yang signifikan dari kinerja guru terhadap kompetensi lulusan. Kata Kunci: faktor organisasi sekolah, kompetensi guru, kinerja guru, kompetensi lulusan SMP. Trikonomika Volume 13, No. 2, Desember 2014, Hal. 145–152 ISSN 1411-514X (print) / ISSN 2355-7737 (online)
  • 2. 146 Trikonomika Vol. 13, No. 2, Desember 2014 Atty Tri Juniarti Titien Sukartini PENDAHULUAN Sumber daya manusia (SDM) sebagai faktor pendukung suksesnya pencapaian tujuan organisasi, karena dia sebagai inisiator, pelaku proses, serta yang menciptakan budaya organisasi. Dalam sistem pendidikan nasional, guru merupakan faktor kunci penentu keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan, diperlukan SDM handal yakni guru profesional yang didukung oleh sejumlah faktor yang melandasinya, seperti kebijakan, kelengkapan sarana prasarana, kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan dunia usaha dan industri, serta faktor- faktor lainnya. Dari sekian banyak faktor pendukung yang ada, manusialah yang paling dominan peranannya, karena sebagus apapun kelengkapan yang dimiliki, tanpa digerakkan oleh manusia yang bertanggungjawab tidak akan berarti apa-apa. Oleh karena itu, keberadaan guru dengan kinerja tinggi menjadi penting. Untuk memberdayakan faktor-faktor organisasi yang dimiliki sekolah perlu dikelola sebaik-baiknya dengan manajemen yang baik agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Secara garis besar, pengelolaan yang baik mencakup proses yang berbeda terdiri atas planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya. Berkenaan dengan pemberdayaan manusia, dalam hal ini pendidik (guru), diperlukan manajemen sumber daya manusia (MSDM), yaitu suatu kebijakan dan praktek dalam menentukan sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan, dan melakukan penilaian (Dessler, 2006:5). Secara teoritis, tugas dan tanggungjawab sebagai guru erat kaitannya dengan kemampuan-kemampuan yang dipersyaratkan untuk memangku jabatan, yakni kompetensi guru. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilkan, dan perilaku tugas yang harus dimiliki. Setelah dimiliki, tentu harus dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan di dalam mengajar sehingga diharapkan mampu memperlihatkan kinerja yang memadai. Beberapa penelitian terdahulu terkait dengan kompetensi dan kinerja guru belum secara eksplisit menyebutkan dipengaruhi oleh faktor-faktor organisasi sekolah secara bersamaan. Dengan demikian belum ditemukan penelitian yang memperlakukan faktor- faktor organisasi sekolah seperti budaya organisasi, kepemimpinan kepala sekolah, sarana prasarana, dan kebijakan dalam memprediksi pengaruhnya terhadap kompetensi guru dan dampaknya terhadap kinerja guru serta implikasinya terhadap kompetensi lulusan SMPN di Wilayah III Cirebon. Budaya Sekolah Mengacu pada tiga dan lima tingkatan budaya Hofstede, untuk kategori tiga tingkatan meliputi: universal, kolektif (kelompok), dan individual. Untuk kategori lima tingkatan meliputi: universal, regional, nasional, lokal, dan pribadi. Kemudian, dilihat dari sudut pandang lainnya, Hofstede membagi tiga tingkatan. Ketiganya berkisar antara yang konkret dengan yang abstrak, yaitu: 1) Artifacts, yaitu struktur dan proses organisasional purba yang dapat diamati tetapi sulit ditafsirkan; 2) Es-poused Values, yaitu tujuan, strategi, filsafat; dan 3) Basic underlaying assumptions, yaitu kepercayaan, persepsi, perasaan, dan sebagainya yang menjadi sumber nilai dan tindakan. Dengan demikian nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah tidak dapat dilepaskan dari keberadaan sekolah itu sendiri sebagai organisasi pendidikan yang memiliki peran dan fungsi untuk mengembangkan, melestarikan, dan mewariskan nilai-nilai budaya kepada peserta didik dan seluruh warga sekolah. Nilai-nilai yang telah tertanam kuat pada jiwa seluruh warga sekolah, akan terus dipelihara secara turun temurun sehingga menjadi karakter unik dari sekolah yang bersangkutan. Dimensi-dimensi budaya sekolah dalam penelitian ini diukur melalui enam dimensi, yaitu: 1) obeserved behavioral regularities; 2) norms; 3) dominant values; 4) philosophy; 5) rules; dan 6) organizational climate. Kepemimpinan Kepala Sekolah Kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai cara mempengaruhi orang atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan bersama. Sering juga disebutkan bahwa kepemimpinan sebagai proses pengaruh, karena inti kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain. Tetapi akhir-akhir ini
  • 3. 147Analisis Kompetensi Lulusan melalui Kinerja Guru di SMPN Wilayah III Cirebon kepemimpinan dilihat juga sebagai manajemen atau pengelola makna (Robbins, 2007:467). Kepala sekolah merupakan pemimpin formal. Dalam menerapkan peran dan fungsinya sebagai pemimpin formal, kepala sekolah memiliki tanggungjawab penuh untuk mencapai tujuan organisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, Mulyasa (2009:84) mengemukakan bahwa sebagai pemimpin formal, kepala sekolah bertanggungjawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan ke arah peningkatan prestasi belajar peserta didik. Untuk itu kepala sekolah bertugas melaksanakan fungsi- fungsi kepemimpinan, baik yang berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan maupun penciptaan iklim sekolah yang kondusif bagi terlaksananya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Dalam hal ini strategi kepemimpinan yang dilaksanakan menjadi sangat penting, karena laju perkembangan kegiatan atau program pendidikan yang ada pada setiap sekolah ditentukan oleh arahan, bimbingan serta visi yang ingin dicapai sekolah. Pengukuran dimensi-dimensi kepemimpinan dalam penelitian ini merujuk pada teori yang dikembangkan Mulyasa (2009:98), dengan demikian variabel kepemimpinan diukur melalui tujuh dimensi, yaitu: 1) edukator, 1) manajer, 3) administrator, 4) supervisor, 5) leader, 6) inovator, dan 7) motivator. Sarana dan Prasarana Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan; alat; media(KBB,2008). MenurutMulyasa(2004)“Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar, mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran”. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional, pada ketentuan umum dikemukakan bahwa Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Pengukuran dimensi-dimensi sarana prasarana dalam penelitian ini merujuk pada PP No. 19 Tahun 2005. Variabel sarana dan prasarana diukur melalui dua dimensi, yaitu sarana dan prasarana. Kebijakan Kebijakan berarti seperangkat tujuan-tujuan, prinsip-prinsip serta peraturan-peraturan yang membimbing sesuatu organisasi. Kebijakan berfungsi sebagai pedoman untuk bertindak, pembatas prilaku, dan bantuan bagi pengambil keputusan. GerakanWajib Belajar 9 tahun berpijak kuat pada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional. Penekanan yang lebih dirasakan tampak pada tanggung jawab pembiayaan wajib belajar itu sendiri dan penyelenggaraannya, yaitu pemerintah pusat dan daerah. Program Wajib belajar 9 tahun didasari konsep “pendidikan dasar untuk semua” (universal basic education), yang pada hakekatnya berarti penyediaan akses yang sama untuk semua anak. Melalui program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun diharapkan dapat mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dasar yang perlu dimiliki semua warga negara. Dengan wajib belajar anak bangsa dapat menjalani hidup dan menghadapi kehidupan dalam masyarakat. Di samping itu, program Wajib Belajar 9 tahun merangsang aspirasi pendidikan orangtua dan anak yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja penduduk secara nasional. Dalam penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional, terdapat sederet kebijakan, mulai dari UU sampai dengan Surat Keputusan Menteri yang saling memperkuat. Pengukuran dimensi-dimensi kebijakan dalam penelitian ini merujuk pada teori yang dikembangkan Wahab (2000). Variabel kebijakan diukur melalui enam dimensi, yaitu: 1) ketegasan, 2) kejelasan, 3) ketepatan, 4) hambatan, 5) kesempatan, dan 6) fungsi. Kompetensi Guru Dalam UU No 14/2005 tentang Guru dan Dosen, dikemukakan “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Pada Pasal 10 ayat 91, Bab IV, UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, diperjelas bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagodik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.
  • 4. 148 Trikonomika Vol. 13, No. 2, Desember 2014 Atty Tri Juniarti Titien Sukartini Secara teoritis dijelaskan bahwa kompetensi kinerja profesi keguruan minimal memiliki empat kemampuan, yaitu kemampuan merencanakan proses pembelajaran, melaksanakan dan memimpin/ mengelola proses belajar mengajar, menilai kemajuan proses belajar mengajar, dan menguasai bahan pelajaran. Secara lebih spesifik, dapat dikatakan bahwa kompetensi seseorang mencirikan tindakan/ perilaku serta mahir dalam menjalankan tugas untuk menghasilkan tindakan kerja yang efektif dan efisien (Sagala, 2010). Pengukuran dimensi-dimensi kompetensi guru dalam penelitian ini merujuk pada teori yang dikembangkan Saud (2009). Variabel kompetensi guru diukur melalui empat dimensi, yaitu: 1) kompetensi pedagogic, 2) kompetensi kepribadian, 3) kompetensi sosial, dan 4) kompetensi profesional. Kinerja Guru Kinerja meliputi beberapa dimensi, yaitu :1) kualitas kerja (quality of work); 2) ketepatan waktu (promptness); 3) inisiatif (initiative); 4) kemampuan (capability) dan 5) komunikasi (communication) (Sedarmayanti (2000:53). Kelima aspek tersebut dapat dijadikan ukuran dalam mengadakan pengkajian tingkat kinerja seseorang. Untuk mengadakan pengukuran terhadap kinerja, ditetapkan “Performance = Ability x Motivation”. Dari pernyataan tersebut jelas bahwa untuk mendapatkan gambaran tentang kinerja seseorang diperlukan pengkajian khusus tentang kemampuan dan motivasi. Kinerja guru memiliki spesifikasi tertentu. Dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Wujud prilaku guru yang menggambarkan kinerjanya adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar. Secara konseptual dan umum kinerja guru mencapai tugas aspek kompetensi, yaitu kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi personal. Pengukuran dimensi-dimensi kinerja guru dalam penelitian ini merujuk pada teori yang dikembangkan Depdiknas. Variabel kinerja guru diukur melalui empat dimensi, yaitu: perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, membuka pembelajaran, dan menutup pembelajaran. Kompetensi Lulusan Kompetensi adalah karakter mendasar seseorang yang menyebabkannya sanggup menunjukkan kinerja efektif atau superior melakukan suatu pekerjaan. (Spencer,1993).Berkenaandengankompetensilulusan, pada Pasal 1 Bab I Ketentuan Umum PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan kompetensi lulusan adalah “kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan” Secara teoretis “competence is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to the extent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and psychomotor behaviors” (Mulyasa, 2003). Dengan demikian, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Pengukuran dimensi-dimensi kompetensi lulusan dalam penelitian ini merujuk pada teori yang dikembangkan Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang SKL. Variabel kompetensi lulusan diukur melalui empat dimensi, yaitu: pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. METODE Dalam menganalisis dan menginterpretasikan data, digunakan analisis deskriptif dan analisis verifikatif. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik responden dan variabel penelitian, sedangkan analisis verifikatif digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji statistik yang relevan, dalam hal ini digunakan analisis jalur. Analisis jalur (path analysis) adalah bagian dari model regresi yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan sebab akibat antar satu variabel dengan variabel lainnya. Dalam analisis jalur pengaruh independen dan dependen dapat berupa pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung (direct dan indirect effect), atau dengan kata lain analisis jalur memperhitungkan adanya pengaruh langsung dan tidak langsung. Pengaruh tidak langsung suatu independen variabel terhadap dependen variabel adalah melalui variabel yang lain yang disebut variabel antara (intervening variable).
  • 5. 149Analisis Kompetensi Lulusan melalui Kinerja Guru di SMPN Wilayah III Cirebon Untuk menggambarkan hubungan-hubungan kausalitas antar variabel yang akan diteliti pada penelitian ini digunakan diagram jalur (path diagram). Diagram jalur (path diagram) adalah alat untuk melukiskan secara grafis, struktur hubungan kausalitas antar variabel independen, intervening (intermediary) dan variabel dependen. Skala yang digunakan adalah skala ordinal, sebelum melakukan analisis data penulis mengubah terlebih dahulu data ordinal menjadi data interval dengan menggunakan “Methods Succesive Interval”. Populasi dalam penelitian ini adalah guru SMP Negeri di Wilayah III Cirebon, sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah Stratified Random Sampling. HASIL Hasil pengujian terhadap masing-masing pernyataan yang diajukan dari setiap variabel penelitian diperoleh bahwa seluruh item pernyataan dinyatakan valid dan reliabel. Hasil pengujian deskriptif diperoleh bahwa budaya sekolah cukup kondusif, kepemimpinan kepala sekolah baik tetapi meskipun masih terdapat beberapa kelemahan, sarana prasarana juga dalam katagori sedang dan kurang lengkap, sedangkan kebijakan yang ada pada masing- masing SMP di Wilayah III Cirebon ini belum merata, sehingga masih perlu ada peninjauan kembali. Terdapat pengaruh dari budaya sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, sarana prasarana dan kebijakan terhadap kompetensi guru baik secara parsial maupun simultan. Pengaruh yang paling besar terhadap kompetensi guru adalah dari budaya sekolah (18,49%), kemudian pengaruh dari kepemimpinan kepala sekolah (7,29%), pengaruh dari sarana prasarana (4,84%) dan dari kebijakan sebesar 1,69%. Pengaruh kompetensi guru terhadap kinerja guru adalah sebesar 64%, artinya kinerja guru sangat dominan ditentukan oleh kompetensinya dan kompetensi lulusan SMPN Wilayah III Cirebon ini mutlak (74%) ditentukan oleh kinerja para gurunya. Bagaimana hubungan antara variabel-variabel penelitian yang diperoleh dari regresi dengan menggunakan metode analisis jalur digambarkan dalam diagram jalur Gambar 1. PEMBAHASAN Pengujian hipotesis dilakukan dengan menghitung besarnya koefisien jalur dari masing- masing variabel, hasil keseluruhannya dapat dilihat pada Gambar 1. Pada gambar tersebut nampak bahwa terdapat hubungan yang positif dari budaya sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, sarana prasarana dan kebijakan, hubungan yang kuat adalah pada hubungan budaya sekolah dengan kepala sekolah, sedangkan yang hubungannya lemah adalah hubungan budaya sekolah dengan kebijakan. Pengaruh budaya sekolah terhadap kompetensi guru ditemukan hasil yang signifikan (t hitung > ttabel=7,099>1,98).Temuaninimendukunghipotesis yang menyatakan bahwa budaya sekolah berpengaruh terhadap kompetensi guru. Hasil penelitian ini konsisten dengan teori yang dikemukakan Surya (1997) yang menyatakan budaya yang kondusif akan Gambar 1. Analisis Jalur 1.000 X1  X1  Y  Z1 Z2 X4  X3 1.000 1.000 1.000 0.149 0.233 0.131 0.514 0.514 0.135 0.416 0.831 0.476 0.309 0.941 0.115
  • 6. 150 Trikonomika Vol. 13, No. 2, Desember 2014 Atty Tri Juniarti Titien Sukartini mempunyai pengaruh positif terhadap pengembangan kompetensi guru sebagai pendidik, karena dengan budaya yang kondusif tersebut akan menumbuh kembangkan motif untuk bekerja dengan baik dan produktif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitain (MacNeil et al., 2009) yang hasil penelitiannya membuktikan bahwa tingkat pencapaian murid lebih tinggi pada lingkungan sekolah yang baik. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa mutu persekolahan, tingkat keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan, disiplin sekolah, iklim dan budaya sekolah serta keberhasilan lainnya ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah (Andreas, K. et al., 2010). Secara empirik terdapat kebiasaan bahwa setiap individu (guru) yang baru memasuki tempat tugasnya,disadariatautidakakanberusahaberadaptasi dengan budaya yang ada di sekolah tersebut. Apabila budayanya kondusif, maka akan mendorong guru tersebut untuk berusaha mengembangkan kompetensinya secara alami. Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kompetensi guru ditemukan hasil yang signifikan (t hitung > t tabel = 5,007 > 1,98). Temuan ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kompetensi guru. Hasil penelitian ini konsisten dengan teori yang dikemukakan Mulyasa (2005:115) yang menyatakan bahwa, keberhasilan kepala sekolah sebagai supervisor antara lain dapat ditunjukkan oleh 1) meningkatnya kesadaran tenaga kependidikan (guru) untuk meningkatkan kinerjanya, dan 2) meningkatnya keterampilan tenaga kependidikan (guru) dalam melaksanakan tugasnya. Secara empirik juga ditemukan fakta bahwa kepala sekolah memegang peranan penting dalam membimbing dan mengarahkan guru agar terus mengembangkan kompetensinya untuk memenuhi tuntutan keadaan dan profesi. Kepemimpinan kepala sekolahmempunyaipengaruhtidaklangsungterhadap efektivitas pendidikan di sekolah melalui gaya kepemimpinannya yang membentuk iklim belajar di sekolah (Hallinger, P., 1996). Pengaruh sarana prasarana terhadap kompetensi guru, ditemukan hasil yang signifikan (t hitung > ttabel=3,311>1,98).Temuaninimendukunghipotesis yang diajukan bahwa sarana prasarana berpengaruh terhadap kompetensi guru. Hasil penelitian ini konsisten dengan teori yang dikemukakan Mulyasa (2004) Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar, mengajar, seperti gedung, ruang kelas, ruang guru, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Dengan demikian kompetensi guru akan semakin baik apabila ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini juga senada hasil penelitian teori Suryosubroto (2004:114) bahwa sarana dan prasarana berfungsi sebagai alat pengajaran, alat peraga dan media pengajaran. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kompetensi guru dapat mudah dikembangkan manakala ditunjang oleh sarana prasarana yang memadai dan ada pada saat dibutuhkan. Hipotesis yang menyatakan bahwa kebijakan berpengaruh terhadap kompetensi guru, terbukti dengan ditemukan hasil yang signifikan (t hitung > t tabel= 6,287 > 1,98). Hasil penelitian ini konsisten denganteoriyangdikemukakanSyafaruddin(2008:78) bahwakebijakandibuatuntukmenjadipedomandalam bertindak, mengarahkan kegiatan dalam organisasi untuk mencapai tujuan, yang telah ditetapkan. Selain itu, Syafaruddin (2008) juga menyatakan bahwa kebijakan berisi mengenai serangkaian aturan dan peraturan dari para stakeholder demi meningkatnya kompetensi dan kinerja pegawai. Kebijakan dalam bidang pendidikan, khusunya yang dikeluarkan oleh pemerintah tentunya harus merupakan kebijakan yang memberikan dampak positif bagi peningkatan kompetensi guru-guru di Indonesia. Dalam beberapa penelitian dibahas bahwa adanya intervensi dari pemerintah yang yidak tepat akan membatasi kreativitas guru dan implikasinya akan menhambat proses belajar mengajar itu sendiri (Syahruddin et al., 2013). Dalam penelitian lainnya disebutkan bahwa pemerintah sebagai pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan memiliki banyak pekerjaan dalam hal penyusunan konseptual, mempersiapkan, dan mengevaluasi para tenaga pendidik dalam rangka menciptakan tenaga pendidik yangkompetendanmemilikidayasaingglobal(Kirby, Misty M., dan Crawford, Elizabeth O., 2012). Di lingkungan pendidikan, khususnya di SMP, yang dimaksud dengan pegawai di antaranya adalah guru. Secara empirik tampak dengan jelas, saat ini dinamika aktifitas guru sangat dinamis, sebagian sibuk memenuhi tuntutan kebijakan tentang kualifikasi ijasah, sebagian yang lain sibuk mengikuti proses sertifikasi, mengikuti kegiatan MGMP bermutu, dan yang lainnya. Kesemuanya itu dampak
  • 7. 151Analisis Kompetensi Lulusan melalui Kinerja Guru di SMPN Wilayah III Cirebon dari diberlakukannya kebijakan baru dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru lengkap dengan kompetensinya. Secara empirik, budaya sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah erat kaitannya dengan kompetensi guru, karena budaya yang diciptakan kepala sekolah cenderung mendorong guru untuk berperilaku sesuai kompetensi yang dimiliki, terutama terhadap kompetensi sosial dan kepribadian. Kompetensi pedagogik dan professional banyak ditentukan oleh skill personal masing-masing, namun dalam praktek peningkatannya dapat juga didorong oleh kebijakan yang berlaku bersamaan dengan peran sarana prasarana yang ada. Misalnya kebijakan yang menghendaki agar guru memiliki kualifikasi ijasah S-1, mendorong guru mengikuti pendidikan lanjutan yangsecarasadaratautidakhaltersebutmeningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional. Demikian juga halnya kebijakan yang menghendaki agar guru menguasai penggunaan teknologi komputer, implementasinyasangatditentukanolehmemadaiatau tidaknya sarana yang dibutuhkan. Dengan demikian, terjadi sinergi antara budaya sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, sarana prasarana dan kebijakan dalam meningkatkan kompetensi guru. Bagaimana pentingnya profesionalitas dan kompetensi pedagogik guru dalam meningkatkan prestasi siswa ditunjukkan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2014). Dalam penelitiannya tersebut disimpulkan bahwa profesionalitas kompetensi pedagogik memberikan dampak positif bagi prestasi siswa di sembilan sekolah menengah pertamayangadadiTernate.Selainitu,temuanlainnya dari penelitian ini adalah bahwa untuk mencapai kinerja dari para tenaga pendidik, maka diperlukan beberapa program seperti: program pendidikan dan pelatihan, mengaktifkan forum guru, mempersiapkan buku-buku referensi (textbooks), mengoptimalkan pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah, pelatihan strategi mengajar, penggunakan laboratorium ilmu pengetahuan, pelatihan komputer berbasis disain media dan riset terapan. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kinerja guru secara signifikan (t hitung > t tabel = 3,311 > 1,98). Temuan penelitian ini konsisten dengan teori yang dikemukakan oleh Sedarmayanti (2000:53) yang menyatakanbahwakinerjameliputibeberapadimensi, yaitu: kualitas kerja (quality of work), ketepatan waktu (promptness), inisiatif (initiative), kemampuan (capability), komunikasi (communication). Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Wujud perilaku guru yang menggambarkan kinerjanya adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar. Jika kompetensi yang dimiliki oleh seseorang itu memadai, maka akan mendorong terciptanya suatu kinerja yang baik. Kinerja guru berpengaruh secara signifikan terhadap kompetensi lulusan SMPN di Wilayah III Cirebon (t hitung > t tabel = 44,869 > 1,98). Temuan dari hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Yuhetti (2007) yang menyatakan bahwa guru profesional perlu memiliki sejumlah kompetensi yang dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam konsep pendidikan formal mutu pendidikan tercermin dari prestasi hasil belajar siswa. Untuk mengukur kinerja dan profesionalisme guru perlu dilihat dari kompetensi yang dimilikinya. Dengan semakin baik kinerja guru, akan semakin baik pula mutu pendidikan yang direpresentasikan melalui lulusan yang kompeten. Kondisi demikian, sejalan dengan hasil beberapa penelitian sebelumnya dari, Bangbade (2004), Akiri (2013), Kumar (2013) serta Arifin (2013) yang hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa dengan semakin baiknya kinerja guru akan berdampak positif pada mutu atau kualitas lulusan. Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 terdapat penjelasan bahwaStandarKompetensilulusanSatuanPendidikan (SKL-SP) dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan sehingga kinerja guru berperan besar dalam upaya pencapaian satuan pendidikan. Secara empirik, upaya mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan, pada hakikatnya terletak pada keberhasilan guru dalam melakukan proses pembelajaran sehingga kompeten tidaknya lulusan SMPN di Wilayah III Cirebon tergantung kepada kinerja guru dalam mengelola kelas dan pembelajaran. Dengan kata lain, kinerja guru merupakan faktor kunci penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan di satuan pendidikan tertentu, meskipun bukan satu-satunya faktor yang berpengaruh. Ungkapan ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Undang-undang
  • 8. 152 Trikonomika Vol. 13, No. 2, Desember 2014 Atty Tri Juniarti Titien Sukartini No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang secara khusus memperhatikan profesionalisme guru diimbangi dengan upaya peningkatan kesejahteraannya. Intinya, pemerintah paham betul bahwa keberadaan guru sangat strategis dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. KESIMPULAN Dari hasil analisis pengaruh, baik secara parsial maupun simultan, budaya sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, sarana dan prasarana, dan kebijakan berpengaruh signifikan terhadap kompetensi guru. Apabila dibandingkan, ternyata budaya sekolah memiliki pengaruh yang lebih besar, hal ini terjadi karena di SMP Negeri terdapat budaya yang di dalamnya terdapat nilai-nilai dan keyakinan yang dapat mendorong guru untuk mengembangkan kompetensinya secara terus menerus. Kepala sekolah tidak selamanya berhubungan langsung dengan guru, demikian juga sarana dan prasarana hanya sebagai pendukung, dan kebijakan hanya merupakan acuan bertindak. Di samping itu, peran kepemimpinan, dukungansaranadanarahandarikebijakanmerupakan unsur-unsur pembentuk budaya. Kompetensi guru secara signifikan berdampak pada kinerja guru. Kinerja guru berpengaruh signifikan terhadap kompetensi lulusan SMPN di Wilayah III Cirebon. DAFTAR PUSTAKA Andreas, K. et al. 2010. The Influence of School Leadership Styles and Culture on Students’ Achievement in Cyprus Primary Schools. Journal of Educational Administration, 48(2): 218-240. Akiri, Agharuwhe A. 2013. Effects of Teachers’Effectiveness on Students’Academic Performance in Public Secondary Schools; Delta State – Nigeria. Journal of Educational and Social Research, 3(3): 105-111. Arifin, H. M. 2013. The Influence of Competence and External Motivation Factor toward Teachers Working Performance in Jayapura – Papua Indonesia. Journal of Business and Management, 7(5): 01-07. Bangbade, J. O. 2004. Effects of subject matter knowledge in the teaching and learning of Biology and Physic. Teaching and Teacher Education. Dessler, Gary, 2008. Human Resource Management (13th Edition). New Jersey: Person Educational. Hallinger, P., Bickman, L., & Davis, Ken. School Context, Principal Leadership, and Student Reading Achievement. The Elementary School Journal, 96(5): 527-549. MacNeil, A. J., Preter, D. L., Busch, S. 2009. The effects of school culture and climate on student achievement. International Journal of Leadership in Education: Theory and Practice, 12(1). Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah; Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosda Karya. Kirby, M. M. & Crawford, E. O. 2012.The Preparation of Globally Competent Teachers: A Comparison of American and Australian Education Policies and Perspectives. Global Partners in Education Journal, 2(1): 12-24. Kumar, Vijay, M. S. 2013. The Influence of Teacher’s ProfessionalCompetenceonStudents’Achievement. Journal of Engineering, 3(1): 12-18. Rahman, M. H. 2014. Professional Competence, Pedagogical Competence and The Performance of Junior High School of Science Teachers. Journal of Education and Practice, 5(9): 75-80. Sagala, Syaiful. 2000. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Jakarta: Nimas Multia. Sedarmayanti, 2000. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja, Bandung: Mandar Maju. Saud, Saefudin. 2008. Pengembangan Profesi Guru, Bandung: Alfabeta. Spencer, M. L. & Spencer, M. S. 1993. Competence at Work: Models for Superrior Performance. New York: John Wily & Son. Syafaruddin. 2008. Efektivitas Kebijakan Pendidikan; Konsep, Strategi, dan Aplikasi Kebijakan Menuju Organisasi Sekolah Efektif. Jakarta: Rineka Cipta. Syahruddin, Andi Ernawati, Muh. Nasir Ede. 2013. Teachers’ Pedagogical Competence in School- Based Management. Journal of Education and Learning, 7(4): 213-218. Surya, H. M. 1997. Peningkatan Profesionalisme Guru Menghadapi Pendidikan Abad ke-21. Suara Guru, 7: 15-17. Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta. Yuhetty dan Miarso, Y. 2007. Kajian Kompetensi Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Jakarta: Mendiknas Bidang Mutu Pendidikan. Diunduh dari http://yusufhadi.net/kompetensi- guru-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan. File tersedia (online).