Dokumen tersebut membahas tentang Quality Assurance (QA) dalam proses pemrosesan film radiologi, meliputi peralatan, proses, dan parameter yang harus dipantau untuk menjaga kualitas hasil citra. QA proses pemrosesan film merupakan bagian penting dari seluruh kegiatan QA radiologi untuk menjamin pelayanan yang lebih baik bagi pasien dan pekerja kesehatan.
7. Kondisi lingkungan :
* suhu : 10 0C – 21 0C
* kelembapan : 30 % - 50 %
* aliran air (in – out ) : harus lancar
* exhaust fan : lancar – kedap cahaya
* dinding : warna cerah , mudah dibersihkan (licin)
* lantai : bahan yang tidak menyerap air (mudah dekontaminan)
* pass box film : window dilapis Pb
Safe light :
* tinggi dari meja : minimal 130 cm
* kuat cahaya : 10 lux (kerja ) , 2 lux (mati total)
* filter : merah
* fog : uji koin test
8. Matikan lampu seluruh lampu (termasuk safe light)
Ambil film dari box dan tempatkan pada meja kerja
Tempatkan 5 keping koin pada film. Tutup film dan koin tersebut dengan kertas
karton
Nyalakan lampu safe light
Mulailah menghidupkan jam (timer) dan secara bersamaan geser kertas karton
tersebut untuk menyinari koin pertama dengan safe light.
Setelah satu menit, geser kertas karton tersebut ke bagian logam berikutnya
(2,3..5), lembar terakhir film yang tanpa koin tidak disinar.
Tutuplah semua bagian film dengan karton
Matikan safe light dan proses film sebagaimana biasa.
Periksalah film yang telah diproses tersebut. Jika bentuk koin dapat terlihat, ini
menunjukkan adanya kebocoran safe light sehingga meningkatkan fog level film.
Lamanya waktu untuk sebuah film dapat ditinggalkan secara aman pada safe light
dapat ditentukan dengan menguji film dan mencatat waktu terlama dari film yang
disinari dengan safe light tanpa memperlihatkan adanya bentuk koin. Waktu ini
disebut dengan waktu penanganan aman.
9. Safe light +
FilTer merah
Photometer
Kamar gelap Uji fog
10. Cek kondisi tanki (bocor, ada luka pada dinding
tanki, berkarat ?)
Saluran air : lancar , tidak bocor
Hanger : tidak berkarat, lengkap sesuai
ukuran film
11. Transport speed : dry to dry system time max. 3
% from manufacture’s recommendation
Replenishment rate :
* developer : 60 –600 ml / menit ,
* fixer : 80 – 800 ml / jam
Kebersihan roler : cuci dengan air bersih mengalir
dengan spon
Cover up harus terbuka tiap malam
(menghindari pengembunan air yang dapat
menyebabkan pengenceran chemical)
17. Masukkan selembar film yang belum terekspose ke dalam
kaset tersebut
Letakkan kaset tersebut di tempat yang terang (sinar
matahari) selama ± satu menit
Setelah itu, proseslah film tersebut, sebelum dimasukkan
ke dalam larutan prosesing, tandailah film tersebut untuk
mengetahui dimana letak engsel (H), bagian yang terbuka
(O) dan bagian atas (T). lakukan pemrosesan
Cek hasil film yang sudah jadi, jika terlihat adanyakabut
pada bagian tepi-tepinya, maka tandailah. Jika lebarnya
kurang dari 0,5 cm dari sepanjang sisi bagian tersebut,
maka hal ini dapat diabaikan.
18. Dengan menggunakan ‘peralatan ‘Contact film – screen’
Tempatkan kaset (+ film) yang dicurigai di atas meja. FFD :
100 cm. Atur Luas lapangan sebesar ukuran kaset
Letakkan ‘Contact film – screen’ di atas kaset yang sudah
kita atur, dan beri marker di atas ‘Contact film – screen’
Lakukan expose dengan kondisi 55-60 kV , 6-10 mAs
Lakukan prosesing film.
Lakukan penilaian pada hasil pengujian : cek secara
seksama, pada bagian mana terjadi ketidak sesuaian
radiograf.
19. Untuk hasil foto umum : 1500 cd/m2
Untuk hasil mammografi : 3500 cd/m2
20. Tujuan : menjaga film prosesor tetap dalam
kontrol
ketidak benaran kontrol prosesing menyebabkan
13 % film reject
Peralatan : sensitometer, densitometer , kertas
millimeter blok
Kurva sensitometri atau kurva HD (Hurter &
Driffield) adalah kurva yang menunjukkan
tingkat / derajat kehitaman (optical density – OD)
untuk menilai : Kontras , speed (sensibility) dan
nilai base+fog (D min) dari film hasil prosesing
21. Densitas pada daerah yang lurus (straight
portion / linear range) dari kurva digunakan untuk
menunjukkan film latitude (gray scale).
Kontras pada daerah straight portion antar
point /step berada pada densitas 0,24 dan 2,0 di
atas base+fog (contrast index , D=
2,4+Dmin).
Speed adalah inverse dari expose (dalam
Roentgen) berada pada area OD = 1,0 diatas base
+ fog (Speed index = 1,00+Dmin). Fast film
ditunjukkan dengan less exposure ≈ OD (slow
film).
Speed step yang paling dekat adalah dengan nilai
1,2 (1,0+base+fog) (2).
22. Gambar 13a. Gambar 13b. Density curve (1) dengan
HD curve (2) dengan step sensitometer
wedge
23. Gambar 14a. Gambar 14b. Gambar 14c.
Sensitometer (1) Prosesing film (1) densitometer (1)
28. Nilai referensi dalam constancy test dari film prosesing tidak ada ‘fixed values’, akan tetapi
didasarkan dari hasil test film yang sudah digunakan (1).
29.
30. Dari data di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa QA
prosesing film merupakan bagian dari seluruh kegiatan
QA radiologi (diagnostic) yang harus diupayakan
penerapannya secara kontinyu demi pelayanan yang
lebih baik untuk pasien maupun pekerja radiasi karena
dapat menurunkan pengulangan pemeriksaan (reject
film analysis) yang berarti mengurangi dosis radiasi
yang diterima,
Demikian juga untuk Institusi Pelayanan Kesehatan
secara menyeluruh, akan dapat mengurangi biaya/cost
pengeluaran karena penggunaan pesawat sinar x, film,
dan lain-lain dapat lebih efektif dan efisien .
31.
Brussau, Reinhard; Bernhardt, Jurgen; Goldhammer, Ralf; Scmidtke,
Siegfried, 2003, Pehamed Quality assurance in Radiology , PEHA
med Gerate GmbH, Germany
Cecilia, Ana PA and Ricardo, Sergio A; 2005, Step by Step of
Radiographic Processing, CESTEH, Rio de Janeiro, Brasil
Ball, John and Price, Toni , 1989, Chesneys’ Radiographic Imaging,
Blackwell Scientific Publication, London England
World Health Organization, 1982, Quality Assurance in Diagnostik
Radiology, Geneva
Jauhari, Arif, 2000, Program Jaminan Mutu Bidang Radiografi, Pusat
Kajian Radiografi dan Imajing, Jakarta
Goldman, Lee W, 1981, Radiograhic Film Processing Quality
Assurance, US. Department of Health and Human Services