Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Sejarah scuba diving
1. Nama : Andi Muh. Agung Pratama AR
Nim : L11114505
Jurusan : ILMU KELAUTAN
Sejarah Selam
Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan air, dengan atau tanpa
menggunakan peralatan, untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menyelam, sebagai suatu profesi,
sudah dikenal lebih dari 5000 tahun lalu. Penyelam zaman dulu mungkin tidak bisa mencapai
kedalaman lebih dari 100 feet. Biasanya kegiatan ini dilakukan untuk mengambil kerang dan
mutiara. Dalam sejarah Yunani, Herodotus menceritakan seorang penyelam bernama Scyllis
yang dipekerjakan Raja Persia Xerxes untuk mengambil harta karun yang tenggelam pada abad
ke 5 SM.
Sejak jaman dulu, penyelam juga dipergunakan untuk militer, seperti menenggelamkan
kapal musuh, memotong jangkar, dan melubangi kapal dari bawah. Alexander The Great
mengirimkan penyelam untuk meruntuhkan pelabuhan di kota Tyra (Libanon) yang kemudian
dikuasai tahun 332 SM.
Para penyelam jaman dulu juga dipergunakan untuk menyelamatkan barang yang
tenggelam. Pada abad pertama SM, khususnya di Mediterania barat, para penyelam sudah
terorganisir dan pembayarannya sudah diatur hukum. Pembayarannya tergantung kedalaman air
yang diselami. Jika kedalamannya 24 feet maka penyelam dibayar barang yang diselamatkan.
Kedalaman 12 feet maka diberikan 1/3, dalam kedalaman 3 feet maka diberikan 1/10.
Pipa udara
Penyelam jaman dulu hanya memikirkan bahwa panjangnya pipa udara adalah sangat
penting dalam penyelaman. Banyak design yang memakai pipa panjang yang fleksibel dengan
bagian atas mengapung. Tentunya hal ini tidak akan bekerja dengan baik pada kedalaman 3 feet,
karena akan menyebabkan penyelam kekurangan oksigen dan akan tenggelam. Tekanan air juga
meningkat sehingga menekan pipa dan dada.
Hal ini menyebabkan design alat selam yang menggunakan pipa udara tidak praktis dan
sukar dilakukan.
2. Breathing Bag
Lukisan Asyiria pada abad 9 SM menggambarkan seorang penyelam menggunakan tanki
udara terbuat dari kulit. Namun penafsiran lain menjelaskan bahwa itu adalah perenang yang
menggunakan tanki udara untuk mengapung di air.
Diving Bell
Sekitar tahun 1500-1800 lonceng selam telah berkembang, sehingga penyelam dapat
menyelam dalam hitungan jam. Lonceng selam adalah peralatan berbentuk bel dimana dasarnya
terbuka di dalam laut.
Lonceng selam pertama sangat besar sehingga penyelam dapat menyelam dalam
beberapa jam. pada perkembangan lanjut, lonceng selam ini terhubungkan dengan kabel dari
permukaan. Lonceng ini tidak dapat bermanuver dengan baik. Penyelam dapat tetap didalam atau
keluar lonceng sebentar sambil menahan napas.
Lonceng selam pertama dibuat tahun 1513. Pada tahun 1680, petualang bernama William
Philip berhasil mengangkat harta tenggelam sebanyak $200.000 dengan metode ini.
Pada tahun 1690, seorang ahli astronomi Inggris, Edmund Halley mengembangkan
lonceng selam, dengan menenggelamkan tong dengan pemberat. Bersama 4 temannya ia dapat
bertahan 1 1/2 jam dalam kedalaman 60 feet di sungai Thomas. 26 tahun kemudian, dengan
mengembangkan peralatannya menjadi lebih baik ia dapat bertahan 4 jam dalam kedalaman 66
feet.
3. Diving Suit
Pada tahun 1715, seorang Inggris bernama John Lethbridge mengembangkan baju selam.
Pertama kali ia menciptakan sebuah tong dari kayu yang dilapisi kulit, juga dilengkapi dengan
kaca di bagian depan, dan lubang untuk lengan. Dengan menggunakan peralatan ini penyelam
bisa melakukan tugasnya. Peralatan ini diturunkan dari kapal ke dalam air. Baju selam ini cukup
berhasil, karena kedalaman normal operasinya 60 feet dan selama 34 menit. Tapi kelemahannya
hampir sama dengan lonceng selam, yaitu terbatasnya suplai udara.
Pada tahun 1823 John dan Charles Deane, mempatenkan pakaian pemadam kebakaran.
Dengan pakaian tersebut, pemadam kebakaran dapat masuk ke dalam bangunan yang terbakar.
Pada tahun 1828, pakaian tersebut dipatenkan untuk selam, dimana terdiri dari pakaian yang
dapat menahan dingin, helm, dan hose yang menghubungkan dengan permukaan. Suplai udara
berasal dari permukaan dan dikeluarkan lewat bagian bawah helm, sehingga jika posisi helm
terbalik maka akan cepat terisi air. Akhirnya oleh Augustus Siebe, helm ini dilengkapi dengan
seal di bagian leher dan katup kuras.
Beberapa penemu bekerja sama untuk membuat pakaian selam yang dilengkapi dengan
senjata. Pakaian ini dapat mengatur tekanan sehingga tekanan udara yang dihirup sama dengan
tekanan udara permukaan. Pakaian selam ini merupakan pengembangan dari pakaian John
Lethbridge.
Penggunaan pakaian ini dipertanyakan, karena bentuknya agak kaku untuk melakukan tugas.
Pada tahun 1930 kedalaman yang dicapai 700 feet, tetapi dengan pengembangan sekarang sudah
mencapai 2000 feet air asin (fsw).
4. Caissons
Pada saat yang sama dalam pengembangan pakaian selam, para penemu bekerja keras
untuk mengembangkan lonceng selam dengan meningkatkan ukuran dan menambah kapasitas
pompa udara sehingga dapat menjaga tekanan udara dan mengeluarkan air di dalam lonceng.
Perkembangan pompa udara yang cepat menambah ukuran ruang yang cukup luas sehingga
beberapa pekerja dapat bekerja dibawah air. Hal ini bermanfaat terutama dalam pembangunan
kaki jembatan atau terowongan. Ruangan yang diciptakan disebut caissons, dalam bahasa
Prancis berarti kotak besar.
Caisson didesain sehingga penyelam dapat mudah mencapai permukaan. Dengan
mengggunakan sistem kunci, tekanan di dalam caisson dapat diatur saat penyelam masuk dan
keluar. Pada akhirnya caisson berkembang cepat.
Tapi dengan pemakaian caisson ini banyak pekerja mengalami penyakit dekompressi,
sehingga penyakit dekompresi disebut juga penyakit caisson.
SCUBA (Self Contained Breathing Apparatus)
Peralatan selam yang dikembangkan John Deane, Agustus Siebe memang memberikan
penyelam waktu yang lama dalam air, tetapi mobilitas sangat kurang. Para penemu mencari
metode lain tanpa menurunkan tingkat bahaya. Solusi terbaik adalah menyediakan suatu alat
suplai udara yang dapat dibawa.
Pada awalnya tidak berhasil karena terbatasnya kapasitas pompa udara untuk menyimpan
udara dalam tekanan tinggi. Setelah hal ini dapat diatasi, maka udara dapat disimpan dalam suatu
tempat tabung dalam tekanan tinggi sehingga menyediakan suplai udara yang cukup lama.
5. Scuba berkembang dengan cepat sehingga berkembang menjadi 3 macam tipe dasar:
Open Circuit Scuba (dimana seluruh udara buang langsung dikeluarkan ke lingkungan
sekitarnya). Regulatornya dikembangkan oleh Benoist Rouquayrol, sedangkan sistemnya
dikembangkan oleh Jacques-Yves Cousteau dan Emile Gagnan.
Closed Circuit Scuba (dimana seluruh udara buang dimasukkan lagi ke sistem sehingga
dapat di daur ulang). Henry A. Fleuss mengembangkan sistem ini pada tahun 1876 dan
1878, Fleuss kemudian berhasil menguji peralatannya pada tahun 1879 dalam tanki air
hampir selama 1 jam.
Semiclosed Circuit Scuba (kombinasi dari keduanya).
Tipe Penyelaman
Kegiatan menyelam dapat dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung antara lain kepada,
kedalaman, tujuan dan jenis peralatan yang digunakan.
Jika kedalaman yang dijadikan tolok ukur, penyelaman dapat dibedakan menjadi:
Penyelaman dangkal.Yaitu penyelaman dengan kedalaman maksimum 10 m
Penyelaman sedang.Yaitu penyelaman dengan kedalaman < 10 m s/d 30 m
Penyelaman dalam.Penyelaman dengan kedalaman > 30 m.
Jika didasarkan kepada tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan itu, penyelaman bisa
dibedakan menjadi :
Penyelaman untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara, antara lain:
Tactical (Combat) diving yaitu penyelaman untuk tugas-tugas tempur
Submarine Rescue, penyelamatan kapal selam
6. Search & Rescue (SAR)
Inspection & Repair (inspeksi dan perbaikan)
Ship Salvage
Penyelaman-penyelaman jenis ini pada umumnya dilaksanakan oleh para penyelam Angkatan
Bersenjata.
Penyelaman komersial.Yaitu penyelaman professional antara lain untuk kepentingan
konstruksi dibawah permukaan air, penambangan lepas pantai (Off shore drilling),
salvage, dll.
Penyelaman Ilmiah (Scientific Diving). Penyelaman yang dilakukan untuk kepentingan
ilmiah, antara lain : penelitian biologi, geologi, arkeologi dan kelautan pada umumnya.
Penyelaman Olah Raga (Sport Diving). Penyelaman yang dilakukan untuk kepentingan
mempertahankan atau meningkatkan kondisi kesehatan dan kebugaran jiwa dan raga.
Untuk mengerti lebih jelas tipe-tipe penyelaman, maka disarankan lebih baik membaca dulu
fisika penyelaman, dan aspek medisnya.
Ada lima tipe umum selam sesuai metode, yaitu:
Breatholding atau Free Diving
Disebut juga skin diving atau snorkeling, merupakan penyelaman yang paling mudah dan
paling tua. Tidak menggunakan suplai udara, sehingga waktu menyelam tergantung lamanya
penyelam dapat menahan napas. Umumnya penyelam menggunakan masker untuk melihat
dalam air, fin untuk mengayuh, dan snorkel untuk bernapas ketika berenang dengan muka
menghadap ke bawah air. Lebih baik lagi menggunakan baju wet suit, selain menghindari
hipotermi, juga dapat menambah daya apung.
Scuba diving
Menggunakan tabung dan regulator tekanan. Penyelam biasanya menggunakan tabung
selam yang berisi 72 atau 90 cubic feet (cuft) dengan tekanan 2200 atau 3300 pound per square
inch gauge (PSIG). Seperti snorkeling, penyelam menggunakan masker, fin, snorkel, pemberat,
BC, jam selam, dan depth gauge. Untuk menghindari hipotermia, penyelam menggunakan wet
suit. Jika suhu air < 10 OC, biasanya menggunakan dry suit. Selain peralatan dasar, peralatan
tambahan juga diperlukan untuk keamanan, navigasi, dan komunikasi.
Surface Supplied or Tethered diving
Penyelaman ini memerlukan suplai udara dari permukaan secara terus menerus biasanya
untuk tujuan militer atau komersial.
7. Saturation diving
Konsep penyelaman ini adalah bahwa dalam 24 jam pada kedalaman tertentu, jaringan
tubuh telah menyeimbangkan tekanan sehingga waktu dan profil dekompresi tetap sama
walaupun penyelam berhari-hari dalam air.
Sebelum melakukan penyelaman, biasanya penyelam akan tinggal di dalam ruang yang
bertekanan sama dengan kedalaman, setelah itu diangkut kedalam kapsul atau lonceng selam ke
kedalaman yang diinginkan.
One Atmosphere diving
Pada penyelaman ini, tekanan udara yang digirup penyelam diatur supaya sama dengan
permukaan laut (1 ATM). Leonardo Da Vinci telah mendesain gambaran yang sama dengan
model modern (lihat Armored Diving Suit), tetapi baru direalisasikan pada abad 20.
Rebreather diving
Konsepnya yaitu dengan mensirkulasikan kembali udara yang telah dibuang penyelam,
dengan membuang karbondioksida, dan menambah oksigen sebelum masuk ke dalam tubuh
penyelam kembali. Dengan adanya konsep ini, menyelam akan lebih dalam dan lebih lama, dan
gelembung udara tidak ada yang mungkin mengganggu pandangan. Tetapi peralatan selam ini
sangat berbahaya jika tidak digunakan dan dipelihara dengan baik.
Mixed Gas diving
Pada penyelaman ini tidak menggunakan udara bebas, tetapi menggunakan udara dengan
komposisi tertentu. Udara dengan komposisi yang diatur ini dapat dipergunakan dalam berabagai
tipe selam lain.
Ada tiga macam campuran udara yang dipakai dalam penyelaman:
1. Enhanced Nitrox (I,II)
Nitrox adalah campuran gas yang terdiri dari oksigen dan nitrogen. Yang sering digunakan
ada dua, yaitu Nitrox 1 (32 % oksigen, 68 % nitrogen) dan Nitrox II (36 % oksigen, 64 %).
Hanya Nitrox I yang boleh digunakan dalam penyelaman olahraga.
Sebenarnya kata Nitrox berarti campuran gas dengan komposisi oksigen < 21 %.
Biasanya dipergunakan dalam selam, dan penyelaman saturasi, dimana efek samping keracunan
oksigen dapat dihindarai. Secara teknis, jika kadar oksigen > 20 % maka disebut "enrich air
nitrox" (EAN) atau "oxygen enrich air" (OEA). Tapi dalam prakteknya istilah EAN dan Nitrox
sering tertukar.
Dengan adanya EAN maka kemungkinan terjadinya penyakit dekompressi menjadi
berkurang, namun efek samping keracunan oksigen akan lebih besar. Untuk penyelaman
rekreasi, penggunaannya masih dalam perdebatan.
Keuntungan dan Kerugian Penggunaan EAN pada kedalaman 50-130 fsw:
Keuntungan:
Menurunkan risiko penyakit dekompresi.
8. Menurunkan kejadian keracunan nitrogen.
Mengurangi waktu nitrogen sisa (residual nitrogen).
Waktu surface interval lebih pendek.
Mengurangi waktu dekompresi jika bottom time maksimum terlewati.
Mengurangi waktu survace interval antara menyelam dan terbang.
Kerugian:
Memerlukan pelatihan khusus.
Menggunakan peralatan khusus Nitrox.
Meningkatkan oksidasi tabung scuba menjadi cepat berkarat.
Mempercepat kerusakan peralatan.
Meningkatkan risiko kebakaran.
Risiko keracunan oksigen lebih besar.
2. Heliox
Selain nitrox, yang sering digunakan adalah heliox, yaitu campuran helium dan oksigen.
Helium merupakan gas inert, yang menggantikan nitrogen. Penggunaannya menghilangkan efek
keracunan oksigen dan menurunkan keracunan oksigen. Heliox disarankan dalam penyelaman >
130 fsw. Heliox sangat mahal.
3. Trimix
Trimix adalah campuran gas helium, nitrogen dan oksigen. Komposisinya tergantung dari
profil waktu selam yang dipakai. Angkatan Laut AS menggunakan pada kedalaman > 190 fsw,
dan selalu digunakan pada kedalaman ekstrim > 600 fsw.Yang digunakan dalam penyelaman
rekreasi adalah jenis helitrox yaitu trimix yang diperkaya oksigen. Campuran yang sering
digunakan adalah TX 26/17 (26 % oksigen, 17 % helium, dan 57 % nitrogen). Beberapa
kematian penyelam olahraga berkaitan dengan penggunaan heliox, sehingga penggunaan trimix
helitrox untuk penyelaman rekreasi masih diperdebatkan.
Pada penjelasan di atas telah di ceritakan dan dijelaskan tentang sejara singkat scuba diving
dan beberapa model menyelam pada bebrapa zaman. Sekarang kita akan mengenal sejarah scuba
diving pada Negara kita Indonesia.
Menurut penyelam yang lebih akrab disapa Ronny ini, olahraga menyelam masuk ke
Indonesia melalui militer. Diving dibawa ke Indonesia oleh tentara kita sejak masa Perang Dunia
II. Pada tahun 1960-an, TNI mulai memiliki Komando Pasukan Katak dimana menyelam
termasuk ke dalam latihannya. Kemudian pada tahun 1980-an, diving mulai merambah ke lahan
sport dan rekreasi. Pada era ini kemudian lahir klub selam seperti POPAL (Persatuan Olahraga
Perairan Angkatan Laut). Diving sebagai recreational activity juga semakin populer dengan
semakin banyaknya penyelam yang terus mengeksplorasi situs-situs selam di Indonesia.
Kemudian pada periode 1980-an, training agency untuk diving dari luar negeri seperti
PADI dan NAUI mulai masuk, diikuti dengan aktifnya POSSI (Persatuan Olahraga Selam
Seluruh Indonesia) sebagai wadah olahraga selam di Indonesia. Lepas dari periode ini, diving
9. menjadi semakin populer dengan munculnya berbagai klub selam di sekolah-sekolah dan
perguruan tinggi.
Pada Universitas Hasanuddin sendiri kegiatan selam mulai di rintis semenjak terbentuknya
fakultas Ilmu Kelautan tahun 1989 dengan nama Prositek. Pada tahun 1990 Prositek UH diubah
menjadi MSDP “Marine Science Daiving Project” kemudian MSDP kembali di bubarkan oleh
PT. INCO SOROAKO dan berganti nama menjadi “Orca Diving Club” ODC. Pada saat ada
perintah pergantian nama oleh Komandan Oprasional TNI – AL Lantamal IV karena sesuai
dengan aspek sains dan tidak untuk komersil maka di ganti menjadi MSDC “Marine Scince
Daving Club”. Nama itu sampai sekarang dipakai dijurusan ilmu kelautan.