Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Struktur Cerita Rakyat Sang Sungging
1. CERITA RAKYAT SUMATERA SELATAN
SANG SUNGGING DAN PUTERI
SENURO
KELOMPOK 6:
1. Eric Sean K. (07)
2. Irawan (13)
3. Melinna Liusudarso (23)
4. Muthiara Adlin A. (24)
2. Karya sastra adalah hasil imajinasi
yang ada di benak penciptanya
dan merupakan salah satu budaya
bangsa.
Cerita rakyat adalah karya sastra
lisan yang diwariskan secara
turun-temurun dan dijadikan milik
bersama
Latar Belakang
Manfaat membaca cerita rakyat
sangat banyak. Mulai dari hiburan,
sampai moralitas yang terkadung
di amanatnya
Mengapresiasikan cerita rakyat
ada banyak cara.
Yang kami lakukan: menganalisis
strukturnya.
3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Struktur yang
terdapat pada teks cerita ulang
dalam Cerita Rakyat Sang
Sungging dan Puteri Senuro?
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tahapan
struktur yang ada pada teks cerita
ulang dalam Cerita Rakyat Sang
Sungging dan Puteri Senuro.
4. sManfaat Penulisan
1. Agar pelajar dapat lebih memahami struktur dalam cerita
ulang
2. Dapat mengajak masyarakat untuk lebih mengenal cerita
rakyat
3. Mengingatkan orang banyak agar cerita rakyat tidak
dilupakan pada zaman modern ini.
5. Landasan Teori
Struktur teks cerita ulang menurut
Labov dan Waletzsky dikutip oleh
Toolan dalam Helena W. (2014: 3):
1. Abstrak: Awal sebuah cerita
yang berisi ringkasan dari
keseluruhan cerita.
2. Orientasi: pengenalan awal
dalam sebuah cerita.
3. Komplikasi: merupakan
permasalahan yang ada dalam
sebuah cerita.
4. Evaluasi: bagian di mana mulai
menyurutnya permasalahan
dalam cerita.
5. Solusi: Bagian di mana masalah
benar-benar sudah berakhir.
6. Koda: Tentang kesan penulis
terhadap cerita maupun pesan
yang tertera di amanat.
6. Pembahasan
1. Abstrak: Garis besar dalam
sebuah cerita.
Dalam cerita rakyat ini, bagian
abstraksi dimulai dari sang penulis
yang menggambarkan bahwa Sang
Sungging dan Puteri Senuro
memiliki kaitan erat dalam cikal-
bakal mata pencaharian penduduk
setempat.
2. Orientasi: Pengenalan awal
cerita.
Dalam bagian ini, penulis
menjelaskan tentang latar
belakang seorang Pati yang
bernama Abdul Hamid mengabdi
di kesultanan Palembang.
7. Pembahasan
3. Komplikasi: menjelaskan masalah dalam cerita.
Pada tahap ini, penulis menerangkan bahwa terjadi kesalahpahaman
antara Sultan dan Abdul Hamid hingga menyebabkan Abdul Hamid
harus melarikan diri dan mengganti nama menjadi Sang Sungging.
Dalam pelariannya, ia bertemu Puteri Senuro yang ternyata juga pernah
melarikan diri dari kerajaannya karena dipaksa menjadi gundik Sultan.
Lama-lama keduanya saling jatuh cinta dan memutuskan untuk
menikah. Namun menjelang pernikahan, Puteri sakit keras dan
meninggal.
8. Pembahasan
4. Evaluasi: menyurutnya
permasalahan.
Tahap ini terjadi saat Sultan
akhirnya menyadari kekeliruannya
dalam menuduh Sang Sungging
berselingkuh dengan
permaisurinya.
5. Solusi: Penyelesaian akhir pada
masalah.
Bagian ini menjelaskan di mana
Sultan akhirnya mengirim
pengutusnya untuk meminta maaf
kepada Sang Sungging dan
mengajaknya kembali ke istana.
Namun Sang Sungging menolak
dan tinggal di desa pelariannya
hingga akhir hayat.
9. Pembahasan
6. Koda: cara penulis mengakhiri
cerita.
Dalam cerita ini yang menjadi koda
adalah pendapat penulis bahwa asal
mula mata pencaharian penduduk
setempat berkaitan erat dengan
kemahiran mengukir Sang Singgung
dan kepiawaian Puteri Senuro dalam
menganyam.
Kesimpulan
Cerita rakyat ini memiliki struktur
berupa abstraksi, orientasi,
komplikasi, evaluasi, solusi, dan
koda.
Saran: agar masyarakat lebih
mengapresiasi dan membaca cerita
rakyat karena banyak amanat yang
terkandung di dalamnya.
10. Sumber:
Djaelani Cilukba. 2014. Analisis Perbandingan Struktur Cerpen.
(http://djaelanibahasaindonesia.blogspot.com/2014/01/analisis-
perbandingan-struktur-cerpen.html. Diunduh pada tanggal 16
November 2014 pukul 14.10)
Wulandari, Helena. 2014. Bahan Ajar Cerita Ulang. Palembang:-
Zasmi Arel. 2009. Cerita Rakyat “Sang Sungging” dan Puteri Senuro”.
(http://zasmiarel.wordpress.com/2009/10/05/cerita-rakyat-sang-
sungging-dan-puteri-senuro/. Diunduh pada tanggal 16 November 2014
pukul 14.03)