Makalah ini membahas tentang pemerolehan bahasa dan landasan pembelajaran bahasa Indonesia. Pemerolehan bahasa adalah proses penguasaan bahasa secara alami oleh anak ketika belajar bahasa ibunya. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar berlandaskan pendekatan komunikatif, tematik-integratif, dan proses. Prinsip-prinsip ini mendorong pengembangan kemampuan berkomunikasi siswa secara aktif dan kontekstual.
1. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha esa karena telah memberikann
rahmat sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat dapa waktunya. Pada
kesempatan ini penulis menyajikan sebuah poembahasan tentang pemerolehan Bahasa dan
Landasan Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat keslahan dan kekurangan,
untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kemajuan makalah ini
kedepannya.
Sekiranya hanya ini lah yang dapat penulis sampaikan , semoga makalah ini berguna bagi
para pembaca dan pengguan makalah ini.
Pekanbaru, September 2012
Penulis
Nur Hadijah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerolehan bahasa anak sangat mendasari pada kemampuan mengajarkan bahasa
Indonesia di sekolah dasar kepada para siswa, terutamanya di kelas rendah, karena karakter
setiap anak akan berbeda sehingga dengan mempelajari pemerolehan bahasa dan landasan
berbahasa Indonesia seorang guru dapat menatasinya.
Pemerolehan bahasa adalah preses yang beralngsung di dalam otak anak-anak ketika ia
memperoleh bahasa pertamanya dari ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan
2. pemebelajri bahasa. Pemebelajaran bahas berkaitan dengan proses yang terjadi pada anak setelah
mempelajari bahas kedua, setelah ia memperoleh bahasa pertamanya.
B. Tujuan
Adapu tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca yang sekarang
masih menjadi mahasiswa dapat mengetahui perkambangan bahasa yang dilalui oleh anak-anak
serta landasanya pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahasa
Menurut Santoso (1990), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia secara sadar. Sedangkan menurut Syamsudin (1986), belian memberikan dua pengertian
bahasa. Pertama , bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran, keinginan, dan
perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang
jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga atau bangsa,
dan tanda yang jelas dari budi manusia.
Pemerolehan bahasa adalah proses-proses yang berlaku di dalam otak seorang anak
ketika memperoleh bahasa bahasa ibunya. Proses-proses ketika anak sedang memperoleh bahasa
ibunya terdiri dari dua aspek: pertama aspek performance yang terdiri dari aspek-aspek
pemahaman dan pelahiran, kedua aspek kompetensi. Proses-proses pemahaman melibatkan
kemampuan mengamati atau kemampuan mempersepsikan kalimat-kalimat yang didengar
sedangkan proses pelahiran melibatkan kemampuan melahirkan atau mengucapkan kalimat-
3. kalimat sendiri. Kedua kemampuan ini apabila telah betul-betul dikuasai seorang anak akan
menjadi kemampuan linguistikny.
Menurut darwowidjojo, pemerolehan adalah suatu peroses penguasaan bahasa yang
dilakukan oleh anak secara natural pada waktu ia belajar bahasa ibunya. Dapat dikatakan pula
bahwa pemerolehan bahasa adalah awal mula ketika seseorang mendapatkan pengetahuan
tentang bahasa dan menggunakannya untuk berkomunikasi.
Pemerolehan bahasa (bahasa Inggris: language acquisition) adalah proses manusia
mendapatkan kemampuan untuk menangkap, menghasilkan, dan menggunakan kata untuk
pemahaman dan komunikasi. Kapasitas ini melibatkan berbagai kemampuan seperti
sintaksis,fonetik, dan kosakata yang luas. Bahasa yang diperoleh bisa berupa vokal seperti pada
bahasa lisan atau manual seperti pada bahasa isyarat. Pemerolehan bahasa biasanya merujuk
pada pemerolehan bahasa pertama yang mengkaji pemerolehan anak terhadap bahasa ibumereka
dan bukan pemerolehan bahasa kedua yang mengkaji pemerolehan bahasa tambahan oleh anak-
anak atau orang dewasa.
B. Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa ada empat macam yaitu, untuk menyatakan ekspresi diri, sebagi alat
komunikasi, sebagi alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi social, dan sebagai alat untuk
mengadakan control social.
1. Alat untuk mengadakan eksperesi diri
Sebagai alat untuk mengadakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala
sesuatu yang tersirat didalam pikiran kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keadaan
kita. Unsur-unsur yang mendorong untuk ekspersi diri antara alain: agar kita menarik perhatian
oranh lainterhadapmkita dan keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
2. Sebagai alat komunikasi
Bahasa merupakan salauran perumusan maksud kita, melahirkan perasan kita dan
memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesame masyarakat.
4. 3. Alat mengadakan integrasi dan adaptasi social
Melalui bahasa seorang anggota masyarakat perlahan-lahan mengenal segala adat
istiadat, tingkah laku, dan tatakrama masyarakatnya. Ia mencoba menyesuaikan dirinya dengan
semuanya melalui bahasa.
4. Alat mengadakan control sosila
Seorang pemimpin akan hilang wibawanya, bila bahasa yang digunakan untuk menyampaikan
intruksi atau penerangan kepada bawahanya akan kacau dan tidak teratur.
C. Pemerolehan Bahasa Pertama dan Bahasa Kedua
Proses anak mulai mengenal komunikasi dengan lingkungannya secara verbal disebut
dengan pemerolehan bahasa anak. Pemerolehan bahasa pertama (B1) (anak) terjadi bila anak
yang sejak semula tanpa bahasa kini telah memperoleh satu bahasa. Pada masa pemerolehan
bahasa anak, anak lebih mengarah pada fungsi komunikasi daripada bentuk bahasanya.
Pemerolehan bahasa anak-anak dapat dikatakan mempunyai ciri kesinambungan, memiliki suatu
rangkaian kesatuan, yang bergerak dari ucapan satu kata sederhana menuju gabungan kata yang
lebih rumit.
Pemerolehan bahasa pertama (B1) sangat erat hubungannya dengan perkembangan
kognitif yakni pertama, jika anak dapat menghasilkan ucapan-ucapan yang berdasar pada tata
bahasa yang teratur rapi, tidaklah secara otomatis mengimplikasikan bahwa anak telah
menguasai bahasa yang bersangkutan dengan baik. Kedua, pembicara harus memperoleh
‘kategori-kategori kognitif’ yang mendasari berbagai makna ekspresif bahasa-bahasa alamiah,
seperti kata, ruang, modalitas, kausalitas, dan sebagainya. Persyaratan-persyaratan kognitif
terhadap penguasaan bahasa lebih banyak dituntut pada pemerolehan bahasa kedua (PB2)
daripada dalam pemerolehan bahasa pertama (PB1). Adapun stertegi dalam pemerolehan bahasa
pertama anak adalah dengan tiruan, produktifitas atau keefektifan, umpan balik dan prinsip
operasi.
5. Pemerolehan bahasa kedua dimaknai saat seseorang memperoleh sebuah bahasa lain
setelah ia menguasai batas tertentu dari bahasa pertamanya (bahasa ibu). Terdapat perbedaan
dalam proses belajar bahasa pertama dengan bahasa kedua. Proses belajar bahasa pertama
memiliki cirri-ciri: Belajar tidak sengaja, berlangsung sejak lahir, didapatkan dari lingkungan
keluarga, dan banyak kesempatan untuk berkomunikasi. Sedangkan proses belajar bahasa kedua
memiliki cirri-ciri: Belajar bahasa disengaja, berlangsung setelah pelajaran disekolah, Belajar
bahasa disengaja, misalnya karena menjadi salah satu mata pelajaran di sekolah, dan ada arang
yang mengorganisasikannya (guru).
D. Landasan pembelajaran Bahasa Indonesia
a. Landasan Formal
Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di SD secara umum mengacu pada kemampuan memahami
bahasa dari segi bentuk, makna, dan fungsi serta menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk
bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan lisan ataupun tulisan.
b. Landasan teoritik-konseptual
Merupakan sejumlah pendekatan yang melandasi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah
dasar. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan komunikatif yang dijiwai oleh teori
fungsionalisme, pendekatan tematis-integratif, dan pendekatan peroses.
c. Landasan operasional
Dalam praktik pembelajaran bahasa Indonesia peranan buku teks sebagai salah satu sumber
pembelajaran yang sangat penting. Buku teks harus dideteksi, dianalisis, dan dibandingkan
dengan butir-butir pembelajaran yang di kurikulum sehingga ada keterkaitan dengan proses hasil
belajar.
E. Implikasi ladasan dan prinsip pembelajaran terhadap pembelajaran bahasa indonesia
Kegiatan belajar mengajar (KBM) bahasa Indonesia harus mengacu pada prinsip-prinsip
praktik pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi peserta didik secara optimal sesuai
dengan potensi yang dimiliki, kebutuhan peserta didik, keadaan sekolah, dan tuntutan kehidupan
di masa depan. Dengan demikian, guru mampu mengembangkan gagasan tentang strategi
mengajar yang sesuai dengan standar yang diharapkan dengan materi ajar yang aktual.
6. a. Strategi pelaksanaan kurikulum
Strategi pelaksanaan kurikulum adalah cara bagaimana melaksanakan kurikulum sebagai
program belajar sehingga program tersebut dapat mengarahkan peserta didik pada pencapaian
tujuandan kompetensi yang telah ditetapkan.
Untuk dapat melaksanakan kurikulum, guru harus memahami tujuan dan isi program kurikulum
suatu bidang studi yang disusun dalam bentuk rancangan Garis-garis besar program pengajaran
(GBPP). Kurikulum bila diterjemahkan dan ditransformasikan kepada siswa akan memiliki
potensi dalam mempengaruhi pribadi pesrta didik.
b. Pandangan teoritis yang melandasi pembelajaran bahasa Indonesia
1. Pandangan whole language
Pembelajaran bahasa mengacu padapendekatan whole language, sehingga dalam
implementasinya digunakan penekatan integratif. Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia
berdasarkan konsep integratif mengacu pada pengembangan dan penyajian materi pelajaran
bahasa secara terpadu.
Didasarkan pada pendekatan pengajaran bahasa yang berwawasan whole language, maka
pembelajaran bahsa Indonesia harus memilki keterpaduan antara (1) pembelajaran komponen
kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan, (2) isi pembelajaran dengan pengetahuan dan
pengalaman siswa, (3) perolehan pengalaman belajar siswa dengan kenyataan penggunaan
bahasa sesuai dengan aktivitas penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupannya.
2. Pandangan konsruktivisme
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. (Von glasersfeld, 1989, Matthews,
1994, dalam Suparno, 1997).
Ada beberapa kondisi belajar yang bahsa Indonesia yang sesuai dengan pandangan
konstruksivisme antara lain sebagai berikut:
1. Diskusi atau curah pendapat yang menyediakan kesempatan agar semua siswa
mengemukakan pendapat dan gagasannya.
2. Demonstrasi dan peragaan praktik keterampilan berbahasa
3. Kegiatan praktis lain yang member peluang kepada siswa untuk mempertanyakan,
memodifikasi, dan mempertajam gagasannya.
7. 3. Pandangan komunikatif
Pendekatan komunikatif dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasi (yang selanjutnya disebut kompetensi komunikasi), yaitu kemampuan
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dalam konteks yang seutuhnya. Pendekatan
komunikatif yang digunakan dalam KBM mengikuti pandangan bahwa bahasa pada hakikatnya
adalah alat komunikasi atau alat interaksi sosial. Dalam rambu-rambu pembelajaran, antara lain
dikemukakan:
a. Belajar bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, baik secara lisan
maupun tulis
b. Pembelajaran kebahasaan ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan pengguanaan
bahasa Indonesia
c. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi digunakan untuk bermacam-macam fungsi
sesuai dengan apa yang ingin dikomunikasikan oleh penutur
Pandangan tematis-integratif
Pendekatan tematis-integratif pembelajaran bahasa harus dilaksanakan dalam situasi dan
konndisi yang sewajarnya.
4. Keterampilan proses
Pendekatan keterampilan proses diartikan sebagai pendekatan belajar mengajar yang
mengarah pada pengembangan kemampuan mental, fisik, dan sosial sebagai penggerak
kemampuan yang lebih tinggidalam individu siswa.Tujuan pokok dari pemakaian keterampilan
proses adalah mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar, sehingga siswa dapat secara aktif
mengolah dan mengembangkan hasil perolehan/ belajarnya. (Dikbud, 1985)
Konsep pendekatan keterampilan proses tersebut selanjutnya lebih dikenal dengan pendekatan
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). CBSA bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa
secara aktif untuk
BAB III
PENUTUP
8. A. Kesimpulan
Bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap. Pemerolehan adalah suatu
peroses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural pada waktu ia belajar bahasa
ibunya. Dapat dikatakan pula bahwa pemerolehan bahasa adalah awal mula ketika seseorang
mendapatkan pengetahuan tentang bahasa dan menggunakannya untuk berkomunikasi manusia
secara sadar.
Pemerolehan bahasa adalah proses-proses yang berlaku di dalam otak seorang anak
ketika memperoleh bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa anak dimulai dari lingkungannya
terutama lingkungan keluarga, ini disebut pemerolehan bahasa pertama yang pertama yang
terjadi dalam kehidupan awal anak. Anak-anak dalam proses pemerolehan bahasa pada umunya
menggukan empat sterategi, yaitu imitas, produktivitas, umpan balik dan prinsip operasi.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembeca untuk kebaikan
makalah ini kedepanya.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalim AR, Kemampuan Berbahasa Indonesia.Pekanbaru:Intinite. 2007.
Santoso, Kusno Budi. Problematik Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.1990.
Geogle.com
Diposkan oleh Hadijah virgo. BAHASA INDONESIA . diakses tanggal 14 April 2014.
http://nurhadijahsiregarpgmiuin.blogspot.com/2012/12/bahasa-indonesia.html