1. 1. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN BELAJAR
BAHASA
kondisi ekternal adalah faktor di luar diri murid, seperti lingkungan sekolah , guru, teman
sekolah, keluarga, orang tua dan masyarakat. kondisi ekternal terdiri dari 3 prinsip belajar
yaitu :
a. memberikan situasi / materi yang sesuai dengan respons yang di harapkan
b. pengulangan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama di ingat.
c. pengutan respon yang tepat untuk mempertahankan dan menguatkan respons itu.
kondisi internal adalah faktor dalam diri murid yang terdiri atas :
a. motifasi positif dan percaya diri dalam belajar.
b. tersedia materi yang memadai untuk memancing aktifitas siswa
c. adanya strategi dan aspek-aspek jiwa anak.
2. KETERAMPILAN YANG PALING SEDERHANA ADALAH :
mekanisme berupa hafalan atau ingatan. murid menghafal dan mengingat bentuk-
bentuk bahasa yang paling sederhana, yang paling kompleks, misalnya di mulai
dengan mendengar beberapa kosa kata baru, membaca suku kata, kelompok kata
dan kalimat. jenis perilaku yang terbentuk dalam dirinya adalah presepsi terhadap
perbedaan 2 unsur bahasa atau lebih. murid belajar membedakan arti kata dalam
bahasa yang di pelajarinya dan membedakan dengan bahasa ibu yang ia miliki.
perilaku ekternal ( produktif) murid meniru ujaran, tulisan bahasa yang dipelajarinya
keterampilan tahap berikutnya adalah pengetahuan berupa demonstrasi,
pengetahuan tentang fakta kaidah, tentang bahasa yang di pelajari. jenis perilaku
yang internal (reseptif) kedua adalah pengenalan (metacognition) tahap ini murid
mengenali kaidah kebahasaan yang di pelajarinya. perilaku eksternal yang
mengiringi tahap ke dua ini adalah mengingat murid menunjukan bahwa ada ingatan
tentang informasi kaidah kebahasaan yang sudah di berikan
tahap ke tiga adalah transwer, murid menggunakan pengetahuan dalam situasi
baru, penyerapan kaidah yang disesuaikan dengan konteks bahasa yang di hadapi.
perilaku yang mengiringi keterampilan ini adalah kemampuan reseptif mrid
memahami wacana / paragraf, perilaku ekternal tahap ini adalah aplikasi. murid
berbicara / menulis dalam situasi latihan / melibatkan diri dalam simulasi. misalnya,
dalam kegiatan tanya - jawab, dialog, diskusi, pidato.
tahap ke empat adalah komunikasi. penggunaan bahasa yang di pelajari sebagai
sarana komunikasi. perilaku internal tahap ini adalah pemahaman. murid memahami
ucapan tulisan, dan tanda kultural yang belum pernah di pelajari dalam situasi yang
baru.
2. tahap ke lima adalah kritik. kemampuan menganalisis dan mengevaluasi karangan
atau karya tulis maupun lisan. perilaku sikap ini adalah analisis murid mempelajari
unsur-unsur sastra cerpen atau roman atau mengurangi penggunaan bahasa
hubungan antar paragraf, serta isi sebuah karya tulis, perilaku sintentis
merencanakan serta melaksanakan belakar dalam bahasa yang di pelajari.
3. whole language adalah suatu pendekatan pembelajaran bahasa yang di dasari oleh
paham constructivism. dalam whole language bahasa di ajarkan secara utuh, tidak
terpisah pisah, menyimak, berbicara, membaca dan menulis diajarkan secara
terpadu (integrated) sehingga siswa dapat menilah bahasa sebagai suatu kesatuan.
pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran bahasa adalah pendekatan
yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara
aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan bahasa. pendekatan ini di pandang
sebagai pendekatan dalam proses belajar mengajar yang sesuai dalam era
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. pendekatan ini memberikan
pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan yang cocok untuk memperoleh serta
mengembangkan kompetensi, bahasa yang kita pelajari, dalam hal ini bahasa
indonesia.
pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa adalah suatu pendekatan yang
bertujuan untuk membuat kompetensi komunikasi sebagai tujuan pembelajaran
bahasa dan mengembangkan prosedur-prosedur bagi empat keterampilan
berbahasa yang mencangkup menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dan
mengakui saling ketergantungan bahasa dan komunikasi, dan bahasa yang
dimaksud dalam konteks ini tentu saja dalam bahasa indonesia.
3. RANGKUMAN
SISTEM FENOLOGI DAN EJAAN BAHASA INDONESIA
fonologi adalah ilmu yang membahas tentang bunyi-bunyi bahasa. fonologi pada
umumnya di bagi 2 yakni, fonemik (fonem) yang membahas tentang bunyi-bunyi
ujaran yang berfungsi sebagai pembeda makna, dan fonetik yang membahasa
bagaimana bunyi-bunyi ujaran itu di hasilkan oleh alat ucap manusia.
fenomena resmi dalam bahasa indonesia ada 32 buah, yang terdiri atas 6 buah
fenomena fokal, 3 buah fenomena diftong dan 23 buah fenomena konsonan.
semua fonem-fonem tersebut di hasilkan oleh alat ucap manusia dari batang
tenggorokan sampai ke bibir beserta udara yang keluar ketika kita bernapas. hal ini
di bahas dalam tataran fonetik. ada 3 bagian alat ucap dalam menghasilkan bunyi
ujaran yaitu
1. udara dari paru-paru
2. artikulator bagian alat ucap yang dapat di gerakan / di geser ketika bunyi di
ucapkan, misalnya rahang bawah lidah
3. titik artikulasi yakni bagian alat ucap yang tidak dapat di gerakan (bagian yang
menjadi tujuan sentuh artikulator) misalnya rahang atas, langit-langit lembut dll.
selain fonem dan fonnetik, hal yang perlu di pahami dalam berujar adalah
intonasi. intonasi mengatur tinggi-rendah, keras-lunak cepat lambatnya suara
dalam berujar sehingga ujar dapat di pahami oleh pendengar. jadi intonasi
merupakan rangkaian nada yang di warnai oleh tekanan, durasi, penghentian
suara ketika seseorang berujar (berbicara).
selanjutnya dalam bahasa tulisan, yang dipentingkan adalah ejaan.dalam
ejaan tercakup perangkat peraturan tentang bagaimana bagaimana
menggambarkan lambang-lambang fonem (bunyi ujaran) dan bagaimana
interellasi antara lambang-lambang itu di tuliskan dengan benar dalam suatu
bahasa. ejaan yang berlaku dalam bahasa indonesia saat ini adalah ejaan yang
disempurnakan, yang di dalamnya memuat 5 bab peraturan tentang tata tulis
dalam bahasa indonesia, yakni pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan
kata, tanda baca, dan penulisan unsur separan.
4. SISTEM MORFOLOGI ( KATA ) DALAM BAHASA INDONESIA
morfologi adalah ilmu bahasa yang membahas tentang bentuk-bentuk kata.
satuan bahasa yang menjadi unsur pembentukan kata di sebut morfen.satuan
yang menjadi unsur pembentuk kata ini ada yang telah mengandung makna, di
sebut gramatis dan yang belum mengandung makna di sebut nongragmatis.
selanjutnya morfem ada 2 macam yakni morfem bebas dan morfem terikat.
morfem bebas merupakan merfon yang dapat berdiri sendiri sebagai kata,
dan morfem terikat merupakan morfem yang belum mempunyai potensi sebagai
kata. untuk menjadi kata morfem bebas harus melalui proses penggabungan
dengan morfem bebas. dalam bahasa indonesia morfen terikat dapat di bedakan
menjadi2 , yakni morfem terikat pada morfologis, dan morfem terikat pada
sintaktis. morfem terikat morfologis (imbuhan) dalam bahasa indonesia berfungsi
sebagai :
1. penentu jenis kata
2. penentu makna kata
sedangkan makna kata dalam kalimat (makna struktural) dapat di pengaruhi
oleh hubungan antar kata yang menjadi unsur kalimat tersebut.
mofrem terikat morfologis, ada yang mempunyai variasi atau mengalami
perubahan bentuk jika melekat pada kata-kata tertentu. morfem ini adalah
awalan me,be, ter, gejalah ini di sebut alomorf.
5. PEMBELAJARAN FONOLOGI, EJAAN DAN MORFOLOGI BAHASA INDONESIA
SEKOLAH DASAR
pembelajaran fonologi, ejaan dan morfologi bahasa indonesia sekolah dasar dalam
kurikulum berbasis kompetensi SD mata pelajaran bahasa indonesia, bukan merupakan
aspek tersendiri, tetapi merupakan bagian penunjang dari aspek-aspek bahasa indonesia
yang ada ( mendengarkan,berbicara, membaca dan menulis) serta aspek kebahasaan dan
apersiapsi bahasa dan sastra. pedoman guru dalam melakasanakan pembelajaran fonologi,
ejaan dan morfologi adalah komponen kopetensi dasar mata pelajaran yang di dalamnya
memuat kopetensi dasar, hasil belajar dan indikator. secara operasionalnya pembelajaran
fonologi, ejaan dan morfologi dapat diwujudkan secara terpadu dengan aspek-aspek
tersebut di atas. hal ini sejalan dengan rambu-rambu mata pelajaran bahasa indonesia
bahwa, pembelajaran bahasa sd yaitu belajar berkomunikasi baik lisan atau tulisan. untuk
mencapai kemampuan berkomunikasi itu, tentu memerlukan ucapan.
hal ini termaksud dalam tataran pembelajaran fonologi, ejaan, intonasi, dan
morfologi. prinsip yang dapat di jadikan pedomannya, antara lain
1. pembelajaran di berikan dari yang mudah ke yang sukar
2. pembelajaran di berikan secara tematik / terpadu khususnya antar aspek bahasa
3. pembelajaran di sajikan sesuai konteksnya.
penyusunan perencanaan pembelajaran fonologi, ejaan dan morfologi terdiri atas
tiga tahap yaitu : persiapan, pelaksanaan, dan penilaian. komponen-komponen yang
di cantumkan dalam perencanaan pembelajaran adalah :
a. identitas
b. KBK , HB dan indikator
c. rumusan TPK
d. langkah pembelajaran
e. bahan, cara dan sumber
f. penilaian.
6. TUGAS TUTORIAL
SOAL-SOAL DAN JAWABANNYA
DISUSUN OLEH :
NAMA : SAFIUDIN
NIM : 819 704 407
POKJAR : KATOBU
SEMESTER : 9
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ KENDARI
2013
7. TUGAS TUTORIAL 2
RANGKUMAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : SAFIUDIN
NIM : 819 704 407
POKJAR : KATOBU
SEMESTER : 9
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ KENDARI
2013