SlideShare a Scribd company logo
1 of 72
ISTI NURANI, SH
Pengawas Ketenagakerjaan
DISNAKERTRANS PROVINSI BANTEN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Berbasis K3
UUD 1945
Psl 27 (2)
Tiap tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
UU No 14 tahun 1969 tentang Pokok Ketenagakerjaan
Psl 9 Setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatan dan
kesehatannya
Psl 10 Pemerintah melaksanakan pembinaan Norma K3
UU No 1tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Pasal 9 ayat (3).
Pengurus wajib menyelenggarakan pembinaan dalam
pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran
Pasal 3 ayat (1).
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat
syarat keselamatan kerja untuk :
b. mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah, mengurangi bahaya peledakan;
d. memberikan kesempatan atau jalan menyelamatkan diri
pada waktu kebakaran atau kejadian kejadian lain yang
berbahaya;
g. pengendalian penyebaran asap, gas dan suhu
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
•PERMENAKER 12/2015 K3 LISTRIK
•PERMENAKER 02/89 Prot. Petir
•KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3)
•PER. KHUSUS “EE” (BH. MUDAH TERBAKAR)
•PER. KHUSUS “K” (BH. MUDAH MELEDAK)
•PERMENAKER 04/80 APAR
•PERMENAKER 02/83 ALARM
•INST. MENAKER INS. 11/MEN/1997
•Pedoman Fire Rating (NFPA 10)
•Pedoman Hydrant (NFPA 14 + SNI D3 – 1745 – 2000)
•Pedoman Springkler (NFPA 13)
•Standar Bangunan Indonesia (UU 28/2002, permen
PU 26/2008 tt syarat proteksi kebakaran + NFPA 101 life safety
code)
• PERMENAKER 04/87 P2K3
• PERATURAN PEMERINTAH 50/2012 SMK3
• KEP. MENAKER KEP. 186/MEN/1999
UNIT PENANGG. KEB. DI TEMPAT KERJA
MANAJEMEN
K3
PENGENDALIAN
ENERGI
SARANA
PROTEKSI
KEBAKARAN
Zero
Accident
Safety Objective
Penanggulangan Kebakaran
Pencegahan
Kebakaran
Tanggap
Darurat
Pemulihan
Penanggulangan Kebakaran
Pengendalian
Zat & Energi
Sistem Proteksi
Kebakaran
Manajemen K3
Penanggulangan
Kebakaran
(SESUDAH)
(SELAMA)
(SEBELUM)
PENGENDALIAN
ENERGI
SISTEM PROTEKSI
• PASSIF
KOMPARTEMENISASI
SARANA EVAKUASI
• AKTIF
FIRE SAFETY EQUIPMENT
• FIRE EMERGENECY
RESPONS PLAN
• PEMBINAAN & LATIHAN
DETEKSI ALARM
PEMADAMAN
LOKALISIR
EVAKUASI & RESCUE
PENGAMANAN
INVESTIGASI
ANALISIS
REKOMENDASI
REHABILITASI
FIRE PREVENTION
POST FIRE
CONTROL
IN CASE FIRE CONTROL
PRE FIRE
CONTROL
FIRE SAFETY MANAGEMENT
Komitmen & Kebijakan K3
Penanggulangan Kebakaran
Perencanaan Pelaksanaan
Monitoring
& Evaluasi
Perbaikan
&
Peninjauan
Ulang
K3 di kapal
K3 pada gedung tinggi
Problema K3 PK Doc.
Dll...
Perkembangan teknologi
Phenomena kebakaran
Sumber panas
INTENSITAS
waktu
Flashover
3 - 10 menit
Puncak temperatur api
kebakaran
(600-1000 o C)
Tahapan api
MOVIE NFPA
TENTANG UNIT
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
DITEMPAT KERJA
Petugas
Peran Kebakaran
Fire Brigade
Ahli K3
Spesialis Kebakaran
Coordinator
a) bahwa kebakaran di tempat kerja berakibat sangat
merugikan baik bagi perusahaan, pekerja maupun
kepentingan pembangunan nasional, oleh karena itu perlu
ditanggulangi;
b) bahwa untuk menanggulangi kebakaran di tempat kerja,
diperlukan adanya pralatan proteksi kebakaran yang
memadahi, petugas penanggulangan yang ditunjuk khusus
untuk itu, serta dilaksanakannya prosedur penanggulangan
keadaan darurat;
c) bahwa agar petugas penanggulangan kebakaran di tempat
kerja dapat melaksanakan tugasnya secara efektif, perlu
diatur ketentuan tentang unit penanggulangan kebakaran di
tempat kerja dengan Keputusan Menteri
 Undang-undang No.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan
pokok mengenai Tenaga Kerja (Lembaga Negara Republik Indonesia
Tahun 1969 No.55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2912);
 Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kejra
(Lembaga Negara R.I Nomor 1 ,Tambahan Negara);
 Peraturan Mentri Tenaga Kerja No.PER-02/MEN/10992 tentang Tata
Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja;
 Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. 4/Men/1995 tentang Perusahaan
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
BAB I
KETENTUAN UMUM
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
a. Tempat kerja ialah ruangan atau lapangan tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja,
atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu
usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber
bahaya.
b. Tenaga kerja ialah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan baik di dalam maupun diluar hubungan kerja, guna
menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
c. Penanggulangan kebakaran ialah segala upaya untuk mencegah
timbulnya kebakaran dengan berbagai upaya pengendalian
setiap perwujudan energi, pengadaan sarana proteksi
kebakaran dan sarana penyelamatan serta pembentukan
organisasi tanggap darurat untuk memberantas kebakaran.
d. Unit penanggulangan kebakaran ialah unit kerja yang dibentuk
dan ditugasi untuk menangani masalah penganggulangan
kebakaran di tempat kerja yang meliputi kegiatan
administrasi, identifikasi sumber-sumber bahaya,
pemeriksaaan, pemeliharaan dan perbaikan sistem proteksi
kebakaran.
e. Petugas peran penanggulangan kebakaran ialah petugas yang
ditunjuk dan diserahi tugas tambahan untuk
mengidentifikasi sumber-sumber bahaya dan melaksanakan
upaya-upaya penanggulangan kebakaran.
f. Regu penanggulangan kebakaran ialah Satuan tugas yang mempunyai
tugas khusus fungsional di bidang penanggulangan kebakaran.
g. Ahli Keselamatan Kerja ialah tenaga teknis yang berkeahlian khusus di
bidang penanggulangan kebakaran dari luar Departemen Tenaga Kerja
yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
h. Pegawai pengawas ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
i. Pengurus ialah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu
tempat kerja atau bagiannnya yang berdiri sendiri.
j. Pengusaha ialah:
1) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang
menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;
2) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang
menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;
3) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada
di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam
angka (1) dan angka (2) yang berkedudukan diluar wilayah
Indonesia.
k. Menteri ialah menteri yang membidangi ketenagakerjaan
Pasal 2
1. Pengurus atau Perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran, latihan penganggulangan kebakaran di
tempat kerja.
2. Kewajiban mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di
tempat kerja , sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Pengendalian setiap bentuk energi;
b. penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana
evakuasi;
c. pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
d. pembentukan unit penanggulanan kebakaran di tempat kerja
e. penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran
secara berkala;
f. memilki buku rencana penanggulangan keadaan darurat
kebakaran, bagi tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari 50
(lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat yang berpotensi
bahaya kebakaran sedang dan berat.
Doc/movie
3. Pengendalian setiap bentuk energi, penyediaan sarana deteksi, alarm,
pemadam kebakaran dan sarana evakuasi serta pengendalian
penyebaran asap, panas dan gas sebagaimana dimaksud pada ayat
(2)huruf a, huruf b dan huruf c dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
4. Buku rencana penanggulangan keadaan darurat kerbakaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f, memuat antara lain:
a) informasi tentang sumber potensi bahaya kebakaran dan cara
pencegahannya;
b) jenis, cara pemeliharaan dan penggunaan sarana proteksi
kebakaran di tempat kerja;
c) prosedur pelaksanaan pekerjaan berkaitan dengan pencegahan
bahaya kebakaran;
d) prosedur dalam menghadapi keadaan darurat bahaya kebakaran.
BAB II
PEMBENTUKAN UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Pasal 3
Pembentukan unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 ayat (1) dengan memperhatikan jumlah tenaga kerja dan
atau klasifikasi tingkat potensi bahaya kebakaran.
Pasal 4
1. Klasifikasi tingkat potensi bahaya kebakaran sebagaimana dimaksud
dalam pasal 3 terdiri :
a. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran ringan;
b. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang I
c. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang II
d. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang III dan;
e. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran berat.
2. Jenis tempat kerja menurut klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran
sebagaimana dimaksud ayat (1) seperti tercantum dalam Lampiran I
Keputusan Menteri ini.
3. Jenis tempat kerja yang belum termasuk dalam klasifikasi tingkat
resiko bahaya kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
ditetapkan sendiri oleh Menteri atau pejabat yang di tunjuk.
Pasal 5
Unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 3
terdiri dari:
a. Petugas peran kebakaran;
b. Regu penanggulangan kebakaran;
c. Koordinator unit penanggulangan kebakaran;
d. Ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagai penanggung
jawab teknis.
Pasal 6
1. Petugas peran kebakaran sebagaimana dimaksud dlam pasal 5 huruf a,
sekurang-kurangnya 2 (dua) orang untuk setiap jumlah tenaga kerja 25
(dua puluh lima) orang.
2. Regu penanggulangan kebakaran dan ahli K3 spesialis penanggulangan
kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 hurf b dan huruf d,
ditetapkan untuk tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran ringan
dan sedang I yang mempekerjakan tenga kerja 300 (tiga ratus) orang,
atau lebih, atau setiap tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran
sedang II, sedang III dan berat.
3. Koordinator unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud
pasal 5 juruf c.ditetapkan sebagai berikut :
a. Untuk tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran ringan ndan
sedang I, sekurang-kurangnya 1 (satu) orang untuk setiap jumlah
tenaga kerja 100 (seratus) orang.
b. Untuk tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran sedang II dan
sedang III dan berat, sekurang-kurangnya 1 (satu) orang untuk
setiap unit kerja.
PENANGGUNG JAWAB
UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
DEPARTEMEN K3
(Safety Officer)
PENANGGUNG JAWAB UMUM
(PENGURUS)
PETUGAS REGU
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
KOORDINATOR SUB UNIT
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PETUGAS
PERAN KEBAKARAN
DEVISI
……….
SUB UNIT
FIRE
DEPARTEMEN
K3
PENANGGUNG JAWAB UMUM
(PENGURUS)
2/25 Orang
1/100 Orang
1/300 Orang
DEPARTEMEN
………………..
DEVISI FIRE
FIRE MENS
   

DEPARTEMEN
………………..
PERAN KEBAKARAN
 
       
BAB III
TUGAS DAN SYARAT UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Pasal 7
1. Petugas peran kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a
mempunyai tugas:
a) Mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang
dapat menimbulkan bahaya kebakaran;
b) Memadamkan kebakaran pada tahap awal;
c) Mengarahkan evakuasi orang dan barang;
d) Mengadakan koordinasi dengan instasi terkait;
e) Mengamankan lokasi kebakaran.
2. Untuk dapat ditunjuk menjadi petugas peran kebakaran harus
memenuhi syarat:
a. sehat jasmani dan rohani;
b. pendidikan minimal SLTP
c. telah mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran
tingkat dasar I.
• Melaporkan kondisi bahaya dan keadaan sarana prot.
kebakaran
• Melakukan tindakan pemadaman awal bila terjadi
kebakaran dan memandu evakuasi
• Bertanggung jawab di unit kerja tertentu.
• Pada waktu jam kerja
(Lini I)
PET. PERAN KEBAKARAN (KLAS D)
Tugas pokok sesuai jabatan utamanya
Merupakan tugas tambahan selain tugas pokoknya
Pasal 8
1. Regu penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 5
huruf b mempunyai tugas:
a. mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang
dapat menimbulkan bahaya kebakaran;
b. melakukan pemeliharaan sarana proteksi kebakaran;
c. memberikan penyuluhan tentang penanggulangan kebakaran
pada tahap awal;
d. membantu menyusun buku rencana tanggap darurat
kebakaran;
e. memadamkan kebakaran;
f. mengarahkan evakuasi orang dan barang;
g. mengadakan koordinasi dengan instasi terkait;
h. memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan;
i. mengamankan lokasi tempat kerja;
j. melakukan koordinasi seluruh petugas peran kebakaran
2. Untuk dapat ditunjuk menjadi Regu penanggulangan kebakaran harus
memenuhi syarat:
a. Sehat jasmani dan rohani;
b. Usia minimal 25 tahun dan maksimal 45 tahun;
c. Pendidikan minimal SLTA
d. Telah mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran
tingkat dasar II.
Tugas :
1. Melakukan patroli rutin ke seluruh area kerja memantau
semua aspek pencegahan kebakaran.
2. Memelihara, memeriksa dan menguji semua sarana proteksi
kebakaran agar selalu dalam keadaan siap pakai.
3. Siap siaga melakukan tindakan menghadapi keadaan
darurat kebakaran untuk pemadaman dan penyelamatan
(Lini II)
ANGG. REGU PEN. KEBAKARAN (KLAS C)
TUGAS POKOK :
Tanggung jawab di seluruh tempat kerja
(Diatur sistem shift)
Pasal 9
1. Koordinator unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5 huruf c mempunyai tugas:
a. Memimpin penanggulangan kebakaran sebelum mendapat
bantuan dari instansi yang berwenang;
b. Menyusun progarm kerja dan kegiatan tentang cara
penanggulangan kebakaran;
c. Mengusulkan anggaran, sarana dan fasilitas
penanggulangan kebakaran kepada pengurus.
2. Untuk dapat ditunjuk menjadi Koordinator unit penanggulangan
kebakaran harus memenuhi syarat:
a. sehat jasmani dan rohani;
b. pendidikan minimal SLTA
c. bekerja pada perusahaan yang bersangkutan dengan masa
kerja minimal 5 tahun;
d. telah mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran
tingkat dasar I, tingkat dasar II dan tingkat Ahli K3 Pratama.
KOORDINATOR SUB UNIT PEN. KEBAKARAN
KLAS B
Tanggung jawab di unit kerja tertentu
Tugas :
 Mengkoordinasikan program penanggulangan kebakaran
(inspeksi & latihan)
• Memimpin operasi penanggulangan kebakaran
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
Pasal 10
1. Ahli K3 sebgaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf d mempunyai
tugas:
a) membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-
undangan bidang penangggulangan kebakaran
b) memberikan laporan kepada Menteri atau pejabat yang
ditunjuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
c) merahasiakan segala keterangan tentang rahasia
perusahaan atau instansi yang dapat berhubungan dengan
jabatannya;
d) memimpin penanggulangan kebakaran sebelum mendapat
bantuan dari instansi yang berwenang;
e) menyusun program kerja atau kegiatan penanggulangan
kebakaran;
f) Mengusulkan anggaran, sarana dan fasilitas penanggulangan
kebakaran kepada pengurus;
g) melakukan koordianasi dengan instansi yang terkait.
2. Syarat-syarat ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran
adalah:
a. Sehat jasmani dan rohani;
b. Pendidikan minimal D3 teknik;
c. Bekerja pada perusahaan yang bersangkutan dengan masa
kerja minimal 5 tahun;
d. telah mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran
tingkat dasar I, tingkat dasar II dan tingkat hli K3 Pratama
dan tingkat Ahli Madya.
e. Memiliki Surat Penunjukan dari Menteri atau Pejabat yang
ditunjuknya.
Tanggung jawab di seluruh tempat kerja
Tugas :
• Menyusun, melaksanakan dan evaluasi program kerja
pengendalian kebakaran
• Melakukan audit internal dan pengawasan langsung
• Mempertanggung jawabkan pelaksanaan syarat K3
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
PENANGGUNG JAWAB TEKNIK PEN. KEBAKARAN
KLAS A
Ahli k3 Penanggulangan Kebakaran
3. Dalam melaksanakan tugasnya ahli K3 spesialis penanggulangan
kebakaran mempunyai wewenang:
a. memerintahkan menghentikan dan menolak
pelaksanaan pekerjaan yang dapat menimbulkan
kebakaran atau peledakan;
b. meminta keterangan atau informasi mengenai
pelaksanaan syarat-syarat K3 dibidang kebakaran di
tempat kerja.
Pasal 11
Tata cara penunjukan Ahli K3 sebagaimanan dimaksud dalam pasal 10
ayat (2) huruf e, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 12
Kursus teknik penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam
pasal 7 ayat (2), padal 8 ayat (2), pasal 9 ayat 92), dan pasal 10 ayat (2)
harus sesuai kurikulum dan silabi sebagaimanan tercantum dalam
lampiran II Keputusan Menteri ini.
Pasal 13
1. Tenaga kerja yang telah mengikuti kursus teknik penanggulangan
kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 berhak mendapat
sertifikat.
2. Serifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh
Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
Pasal 14
1. Kursus teknik penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud
dalam pasal 12 diselenggarakan oleh Perusahaan Jasa K3 yang
telah ditunjuk oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
2. Penunjukan perusahaan jasa pembinaan K3 sebagaimana
dimaksud pada ayat 91) didasarkan pada kualifikasi tenaga ahli,
istruktur dan fasilitas penunjang yang dimilikinya.
BAB IV
PENGAWASAN
Pasal 15
Pegawai pengawas ketenagakerjaan melaksanaakan pengawasan
terhadap ditaatinya Keputusan Menteri ini.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 16
Pengurus atau pengusaha yang telah membentuk unit penanggulangan
kebakaran sebelum keputusan ini ditetapkan, selambat-lambatnya dalam
waktu 1 (satu) tahun harus menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan
dalam Kepurusan Menteri ini.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Keputusan Menteri ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 29 SEPTEMBER 1999
MENTERI TENAGA KERJA
REPUBLIK INDONESIA
FAHMI IDRIS
LAMPIRAN I :
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA
NOMOR KEP. 186/MEN/ 1999
TANGGAL; 29 SEPTEMBER 1999
Tingkat
bahaya
ringan
Tingkat
bahaya
kebakaran
sedang
Tingkat
bahaya
kebakaran
berat
Parameter :
jumlah tenaga kerja dan/atau
klasifikasi tingkat potensi
bahaya kebakaran.
Jenis Hunian/Fungsi Bangunan
FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
• Tempat tinggal
• Tempat keagamaan/rumah ibadah
• Bangunan komersial :
perkantoran/Hotel/Industri
• Bangunan Sosial dan Budaya : pendidikan, R.
Sakit, Laboratorium, tempat pelayanan umum
• Bangunan khusus : Reaktor nuklir, pertahanan
• Bangunan khusus beberapa fungsi (Super
block)
U
U
No
28
Th
2002
Tentang
BANGUNAN
GEDUNG
 Bahaya Kebakaran Ringan
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar rendah, dan apabila
terjadi kebakaran melepaskan panas
rendah, sehingga menjalarnya api lambat.
 Bahaya Kebakaran Sedang 1
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar sedang, menimbun
bahan dengan tinggi tidak lebih dari 2,5
meter, dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas sedang, sehingga
menjalarnya api sedang.
 Bahaya Kebakaran Sedang 2
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar sedang, menimbun bahan
dengan tinggi lebih dari 4 meter, dan apabila terjadi
kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga
menjalarnya api sedang.
 Bahaya Kebakaran Sedang 3
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar tinggi, dan apabila terjadi
kebakaran melepaskan panas tinggi, sehingga
menjalarnya api cepat.
 Bahaya Kebakaran Berat
Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar tinggi, menyimpan bahan cair,
serat atau bahan lainnya dan apabila terjadi
kebakaran apinya cepat membesar dengan
melepaskan panas tinggi, sehingga menjalarnya api
cepat.
DAFTAR JENIS TEMPAT KERJA BERDASARKAN KLASIFIKASI POTENSI
BAHAYA
KLASIFIKASI
Bahaya Kebakaran Ringan
Tempat kerja yang mempunyai
jumlah dan
kemudahan terbakar rendah, dan
apabila
terjadi kebakaran melepaskan
panas rendah
sehingga menjalarnya api lambat
JENIS TEMPAT KERJA
 Tempat ibadah
 Gedung/ruang Perkantoran
 Gedung/ruang Pendidikan
 Gedung/ruang Perumahan
 Gedung/ruang Perawatan
 Gedung/ruang Restoran
 Gedung/ruang Perpustakaan
 Gedung/ruang Perhotelan
 Gedung/ruang Lembaga
 Gedung/ruang Rumah sakit
 Gedung/ruang Museum
 Gedung/ruang Penjara
Bahaya Kebakaran Sedang I
Tempat kerja yang mempunyai
jumlah dankemudahan terbakar
sedang, menimbun bahan dengan
tinggi tidak lebih dari 2,5 meter
dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas sedang
Bahaya Kebakaran Sedang II
Tempat kerja yang mempunyai
jumlah dankemudahan terbakara
sedang, menimbun bahan dengan
tinggi lebih dari 4 meter dan
apbila terjadi kebakaran
melepaskan panas sedang sehingga
menjalarnya api sedang
 Tempat Parkir
 Pabrik Elektronika
 Pabrik roti
 Pabrik barang gelas
 Pabrik minuman
 Pabrik permata
 Pabrik Pengalengan
 Binatu
 Pabrik susu
 Penggilingan padi
 Pabrik bahan makanan
 Percetaqkan dan penerbitan
 Bengkel mesin Gudang
 pendinginan Perakitan kayu
 Gudang perpustakaan
 Pabrik barang keramik
 Pabrik tembakau
Bahaya kebakaran Sedang III
Tempat kerja yang mempuyai
jumlah dan kemudahan
terbakar tinggi, dan apabia
terjadi kebakaran melepaskan
panas tinggi, sehingga
menjalarnya api cepat
 Pengolahan logam
 Penyulingan
 Pabrik barang kelontong
 Pabrik barang kulit
 Pabrik tekstil
 Perakitan kendaraan bermotor
 Pabrik kimia (kimia dengan
kemudahan terbakar sedang)
 Pertokoan dengan pramuniaga
kurang dari 50 orang
 Ruang pameran
 Pabrik permadani
 Pabrik makanan
 Pabriksikat
 Pabrik Ban
 Pabrik Karung
 Bengkel mobil
 Pabrik sabun
 Pabrik tembakau
 Pabrik lilin
 Studio dan pemancar
 Pabrik barang plastik
 Pergudangan
 Pabrik pesawat terbang
Pertokoan dengan pramuniaga
lebih dari 30 orang
 Penggergajian dan pengolahan
kayu
 Pabrik makanan kering dari
bahan tepung
 Pabrik minyak nabati
 Pabrik tepung terigu
 Pabrik pakaian
Bahaya kebakaran Berat
Tempat kerja yang mempunyai
jumlah dan
kemudahan terbakar tinggi,
menyimpan
bahan cair
 Pabrik kimia dengan
kemudahan terbakar tinggi
 Pabrik kembang api
 Pabrik korek api
 pabrik cat
 Pabrik bahan peledak
 Penggergajian kayu dan
penyelesaannya menggunakan
 studo film dan televisi
 Pabrik karet buatan
 Hanggar pesawat
terbang
 Penyulingan minyak bumi
 Pabrik karet busa dan plastik
busa
DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 29 SEPTEMBER 1999
MENTERI TENAGA KERJA
REPUBLIK INDONESIA
FAHMI IDRIS
LAMPIRAN II :
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA
NOMOR KEP. 186/MEN/ 1999
TANGGAL; 29 SEPTEMBER 1999
Tk. Ahli
Madya
Tk. Ahli
Pratama
Tk. Dasar II
Tk. Dasar I
PET. PERAN
KEBAKARAN
REGU
PENANGG.
KEBAKARAN
KOORD.
UNIT
PENANGG.
KEBAKARAN
PEN. JAWAB
TEKNIK K3
PENANGG.
KEBAKARAN
Ref. Kep. 186/Men/1999
KURIKULUM DAN SILABI KURSUS TEKNIS PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
I. PAKET D (TINGKAT DASAR I)
No Kurikulum Silabi Jam
1. Norma K3 Penanggulangan
kebakaran
Dasar-dasar K3 dengan
K3 penanggulangan kebakaran
4
2. Manajemen
Penangggulangan
Kebakaran
Dasar- dasar Manajemen Penangggulangan
Kebakaran
2
3. Teori Api dan anatomi
kebakaran I
-Teori api dan anatomi kebakaran
-Prinsip-prinsip pencegahan dan,
-Teknik pemadaman kebakaran
4
4. Pengenalan Sistem Proteksi
Kebakaran
- Sistem proteksi pasif
(Kompartemanisasi, dll)
-Sistem proteksi aktif (APAR, Hidran
dll.
4
5. Prosedur darurat bahaya
kebakaran
Pengetahuan prosedur menghadapi
kebakaran (Dasar-dasar Fire
Emergency Plan)
2
6. Praktek Pemadaman dengan APAR/ Hydrant 6
7. Evaluasi 3
Jumlah jam pelajaran @ 45 menit 25
II. PAKET C (TINGKAT DASAR II)
No. Kurikulum Alibi Jam
1. Peraturan perundangan
K3
 KEBIJAKAN k3
 Undang-undang No. 1 Th. 1970
 Sistem manajemen K3 Norma-
 norma K3 Penanggulangan
Kebakaran
2
2
2
2
2. Pengetahuan teknik
pencegahan kebakaran
 Teori api dan anatomi kebakaran
 Penyimpanan dan penangganan
bahan mudah terbakar/meledak
 metoda pengendalian proses
pekerjaan/penggunaan peralatan,
instalansi dan energi/panas lainnya
2
4
4
3. Sistem instalasi deteksi,
alarm dan pemadam
kebakaran
 Sistem Deteksi & alarm kebakaran
 Alat Pemadam Api Ringan
 Hydran, sprinkler
 Sistem pemadam api kimia
 Fire safety equipment
2
2
2
2
2
4. Sarana Evakuasi Jalan Lintas, Koridor, tangga, helipat,
tempat berkumpul
2
5. Pemeliharaan,pemeriksaan,pengujian,pe
ralatan poteksi kebakaran
Instalasi Alarm, APAR, Hydran,
Spingkler dan lainnya.
6
6. Fire Emergency Respon Plan  Perorganisasian sistem tanggap
darurat
 Prosedur tanggap darurat
kebakaran
 Pertolongan penderita gawat
darurat
4
1
6
7. Praktek Pemadaman APAR, Hydran, Penyelamatan 4
8. Evaluasi
Jumlah Jam Pelajaran 60
III. PAKETB (TINGKAT AHLI PERTAMA)
No . Kurikulum Alibi Jam
1. Sistem Pengawasan K3 Kebijakan dan program pengembangan
pembinaan dan pengawasan K3
4
2. Sistem Management K3 Peraturan Mentri Tenaga Kerja Per.
05/Men/1996
4
3. Konsep Perencanaan sistem proteksi
kebakaran
 Peraturan dan standar sistem
proteksi kebakaran
 Penerapan 5R di tempat kerja
8
4. Teknisi Inspeksi  Evaluasi potensi bahaya kebakaran
 Penanganan benda-benda dan
pekerjaan berbahaya
 Instalasi listrik dan penyalur petir
 Managemen Pengaman kebakaran
10
5 Sistem pelaporan kecelakaan  Peraturan wajib lapor kecelakaan
 Sistem analisa kasus kecelakaan
dan kebakaran
 Sistem pelapor kecelakaan dan
kebakaran
4
6. Asuransi Kebakaran 2
7. Prilaku manusia dalam menghadapi
kebakaran
2
8. Manual Tanggap  Penyusunan buku penanganan
keadaan darurat kebakaran
 Skenario latihan penanggulangan
kebakaran terpadu
2
9 Teknik pemeriksaan dan pengujian sistem
proteksi kebakaran
4
10. Praktek  Kunjungan ke tempat kerja
 Diskusi/perumusan
14
11. Evaluasi 6
Jumlah jam pelajaran 60
No. Kurikulum Silabi Jam
1. Development program of accupational
Health and safety
2
2. Industial Communication Pattern 2
3. Fire Risk Assessment 2
4. Cost and Benefit analysis of safety 2
5. Explosion protection 2
6. Smoke Control System 2
7. Building Construction 2
8. Environmental impact of fire 2
9. Performance based design on fire safety 2
10. Fire modeling and simulation 2
11. Fire safety audit internal (ISO 9000) 2
12. Fire safety design dan evaluation 2
13. Praktek 10
14. Kertas Kerja 10
15. Diskusi/ekspose 10
16. Evaluasi 6
Jumlah jam pelajaran @45 menit 60
DI TETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 29 SEPTEMBER 1990
MENTRI TENAGA KERJA
REPUBLIK INDONESIA
FAHMI IDRIS
RASIO JUMLAH MINIMUM
KLASIFIKASI, KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI
PERSONIL PENANGGULANGAN KEBAKARAN
DI TEMPAT KERJA
DIKAITKAN DENGAN RESIKO BAHAYA
JUMLAH TENAGA
KERJA
TINGKAT RESIKO BAHAYA KEBAKARAN
RINGAN SEDANG I SEDANG II SEDANG III BERAT
25 Orang 2D
-
-
-
2D
-
-
-
3D
2C
1B
1A
4D
3C
1B
1A
5D
4C
1B
1A
50 Orang 4D
-
-
-
4D
-
-
-
6D
3C
1B
1A
8D
4C
1B
1A
10D
5C
1B
1A
100 Orang 8D
-
1B
-
8D
-
1B
-
10D
4C
1B
1A
12D
5C
1B
1A
14D
6C
1B
1A
200 Orang 16D
-
2B
-
16D
-
2B
-
20D
5C
2B
1A
24D
6C
2B
1A
28D
7C
2B
1A
300 Orang /lebih 24D
6C
3B
1A
24D
6C
3B
1A
30D
7C
1B
1A
36D
8C
3B
1A
42D
9C
3B
1A
Klas Jumlah
TK
Ringan
Sedang I
25
50 - <100
100 - <300
300 >
Sedang II < 100
100 -300<
>300
Sedang III
dan
Berat
50
Klasifikasi Petugas K3 Kebakaran minimal
D C B A
2 - - -
4 - 1B -
2/25 Dianjurkan 1B/100 -
2/25 Tim C 1B/100 1A
2/25 - 1B -
2/25 Dianjurkan 1B/100 Dianjurkan
2/25 Tim C 1B/100 1A
2/25
Semua
karyawan
Tim C 1B/100 1A
Keterangan :
 Tingkat D = Petugas Peran Kebakaran
 Tingkat C = Regu Penanggulangan Kebakaran
 Tingkat B = Koordinator Unit Pananggulangan Kebakaran
 Tingkat A = Ahli K3 Spesialis Penanggulangan Kebakaran
Disususun berdasarkan :
Kepmenaker No. : KEP/MEN/1999
tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di tempat Kerja
PEDOMAN KERJA
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Dalam menjalankan tugas operasionalnya harus
berlandaskan pada :
1. Peraturan perundangan yang berlaku;
2. Standar dan pedoman yang berlaku;
3. SOP yang telah ditetapkan
Dituntut profesional dan memiliki kompetensi :
• memahami peraturan dan standar teknik K3 yang luas,
• ahli mengidentifikasi sumber bahaya dan
• ahli membuat rekomendasi syarat K3 sesuai standar
UNDANG UNDANG
NO 1 TH 1970
KESELAMATAN KERJA
PASAL 5 (1)
PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI KESELAMATAN KERJA
DITUGASKAN MENJALANKAN PENGAWASAN LANGSUNG
TERHADAP DITAATINYA UNDANG UNDANG INI DAN
MEMBANTU PELAKSANAANYA
KEWAJIBAN PENGURUS
PENGURUS TEMPAT KERJA , WAJIB
MEMENUHI SEMUA KETENTUAN
STANDAR K3 YANG BERLAKU
KETENTUAN HUKUM
SANKSI
PELANGGARAN TERHADAP PERATURAN
DAN STANDAR K3 DIKENAKAN SANKSI
HUKUMAN SESUAI UNDANG-UNDANG
NO. 1 TH 1970 psl 15 (2) jo UU 28 tahun
2002 ttg Bangunan Gedung
1/11/2023 71
RANGKUMAN
1. BAHAYA KEBAKARAN DAPAT TERJADI SETIAP
SAAT, KARENA BANYAK PELUANG YANG DAPAT
PEMICU TERJADINYA KEBAKARAN
2. KEBAKARAN DAPAT DICEGAH, & KERUGIAN
DAPAT DIHINDARKAN
3. FIRE SATEY MANAJEMENT DITUJUKAN UNTUK
MELINDUNGI PENGHUNI, ASSET DAN
LINGKUNGAN
4. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
• AKTIF FIRE PROTECTION
• PASSIF FIRE PROTECTION
• FIRE SAFETY MANAGEMENT
5. PENERAPAN SYARAT K3 ADALAH KEWAJIBAB SEMUA
FIHAK DIMULAI DARI
- KOMITMEN MANAJEMEN UNTUK
MENERAPKAN K3 YANG DITUANGKAN
DALAM KEBIJAKAN PERUSAHAAN SECARA
TERTULIS
- PENGORGANISASIAN YANG DIDUKUNG SDM
YANG MEMILIKI KEMAMPUAN TEKNIS DAN
MANAJERIAL
- SOSIALISASI, PEMBINAAN & LATIHAN

More Related Content

What's hot

Penanggulangan kebakaran
Penanggulangan kebakaran Penanggulangan kebakaran
Penanggulangan kebakaran Savvana27
 
Safety Induction new.pptx
Safety Induction new.pptxSafety Induction new.pptx
Safety Induction new.pptxReniMutiaraSari
 
Perhitungan & penilaian hse statistik bagian 1 rev.00
Perhitungan & penilaian hse statistik bagian 1 rev.00Perhitungan & penilaian hse statistik bagian 1 rev.00
Perhitungan & penilaian hse statistik bagian 1 rev.00Fitri Ifony
 
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaranKebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaranAdiba Qonita
 
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaMateri k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaSyaifi Al-Mahfudzi
 
K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutAl Marson
 
Contoh construction safety plan
Contoh construction safety planContoh construction safety plan
Contoh construction safety planEddhy Violent
 
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptx
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptxEVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptx
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptxdiah238366
 
Laporan kecelakaan kerja
Laporan kecelakaan kerjaLaporan kecelakaan kerja
Laporan kecelakaan kerjaFarizAmalanda
 
Prosedur darurat kebakaran
Prosedur darurat kebakaranProsedur darurat kebakaran
Prosedur darurat kebakaranSatrio Adi
 
380372702-Poster-uu-no-1-thn-1970.pdf
380372702-Poster-uu-no-1-thn-1970.pdf380372702-Poster-uu-no-1-thn-1970.pdf
380372702-Poster-uu-no-1-thn-1970.pdfAhmadFadhli38
 

What's hot (20)

k3-konstruksi-baru1.ppt
k3-konstruksi-baru1.pptk3-konstruksi-baru1.ppt
k3-konstruksi-baru1.ppt
 
Penanggulangan kebakaran
Penanggulangan kebakaran Penanggulangan kebakaran
Penanggulangan kebakaran
 
Safety Induction new.pptx
Safety Induction new.pptxSafety Induction new.pptx
Safety Induction new.pptx
 
p2k3 training
p2k3 trainingp2k3 training
p2k3 training
 
Perhitungan & penilaian hse statistik bagian 1 rev.00
Perhitungan & penilaian hse statistik bagian 1 rev.00Perhitungan & penilaian hse statistik bagian 1 rev.00
Perhitungan & penilaian hse statistik bagian 1 rev.00
 
Dasar P3K ditempat kerja.ppt
Dasar P3K ditempat kerja.pptDasar P3K ditempat kerja.ppt
Dasar P3K ditempat kerja.ppt
 
Training apar
Training aparTraining apar
Training apar
 
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaranKebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
 
Materi Alat Pelindung Diri (APD)
Materi Alat Pelindung Diri (APD)Materi Alat Pelindung Diri (APD)
Materi Alat Pelindung Diri (APD)
 
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaMateri k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
 
K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat Angkut
 
Dasar k3
Dasar k3Dasar k3
Dasar k3
 
Contoh construction safety plan
Contoh construction safety planContoh construction safety plan
Contoh construction safety plan
 
Rambu K3
Rambu K3Rambu K3
Rambu K3
 
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptx
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptxEVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptx
EVAKUASI DAN KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.pptx
 
Ppt k3 konstruksi
Ppt k3 konstruksiPpt k3 konstruksi
Ppt k3 konstruksi
 
Laporan kecelakaan kerja
Laporan kecelakaan kerjaLaporan kecelakaan kerja
Laporan kecelakaan kerja
 
A draft simulasi kebakaran 2021
A draft simulasi kebakaran 2021A draft simulasi kebakaran 2021
A draft simulasi kebakaran 2021
 
Prosedur darurat kebakaran
Prosedur darurat kebakaranProsedur darurat kebakaran
Prosedur darurat kebakaran
 
380372702-Poster-uu-no-1-thn-1970.pdf
380372702-Poster-uu-no-1-thn-1970.pdf380372702-Poster-uu-no-1-thn-1970.pdf
380372702-Poster-uu-no-1-thn-1970.pdf
 

Similar to K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx

3. KEPMENAKER 186 TAHUN 1999.ppt
3. KEPMENAKER 186 TAHUN 1999.ppt3. KEPMENAKER 186 TAHUN 1999.ppt
3. KEPMENAKER 186 TAHUN 1999.pptDidikSupriyanto11
 
Dasar- Dasar K3 Panas Bumi.ppt
Dasar- Dasar K3 Panas Bumi.pptDasar- Dasar K3 Panas Bumi.ppt
Dasar- Dasar K3 Panas Bumi.pptAhmadIbrahimi4
 
01. Melaksanakan Peraturan Keselamatan Pertambangan.pptx
01. Melaksanakan Peraturan Keselamatan Pertambangan.pptx01. Melaksanakan Peraturan Keselamatan Pertambangan.pptx
01. Melaksanakan Peraturan Keselamatan Pertambangan.pptxforrok1
 
K3 Kebakaran rev.1.ppt
K3 Kebakaran rev.1.pptK3 Kebakaran rev.1.ppt
K3 Kebakaran rev.1.pptJufanRizky
 
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptxK3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptxJhonLutherPakpahan
 
peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...
peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...
peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...GeorgeArdiandaCr
 
2. Peraturan Perundangan.ppt
2. Peraturan Perundangan.ppt2. Peraturan Perundangan.ppt
2. Peraturan Perundangan.pptDimasAnanda18
 
Fire protection makalah
Fire protection makalahFire protection makalah
Fire protection makalahAden Barkos
 
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...Ido JH Simatupang
 
Rk3 k embung kemirigede blitar
Rk3 k embung kemirigede blitarRk3 k embung kemirigede blitar
Rk3 k embung kemirigede blitarCratos27
 
201605 02-peraturan perundangan k3
201605 02-peraturan perundangan k3201605 02-peraturan perundangan k3
201605 02-peraturan perundangan k3ahmad fuadi
 
Efektifitas Pengawasan dan Penegakan Hukum Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...
Efektifitas Pengawasan dan Penegakan Hukum Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...Efektifitas Pengawasan dan Penegakan Hukum Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...
Efektifitas Pengawasan dan Penegakan Hukum Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
kepmen-naker-tahun-1999-no-187-pengendalian-bahan-kimia-berbahaya-di-tempat-k...
kepmen-naker-tahun-1999-no-187-pengendalian-bahan-kimia-berbahaya-di-tempat-k...kepmen-naker-tahun-1999-no-187-pengendalian-bahan-kimia-berbahaya-di-tempat-k...
kepmen-naker-tahun-1999-no-187-pengendalian-bahan-kimia-berbahaya-di-tempat-k...Ihwani Budiarto
 
2. peraturan perundangan
2. peraturan perundangan2. peraturan perundangan
2. peraturan perundanganWinarso Arso
 
ERP_Tugas Latihan.pdf
ERP_Tugas Latihan.pdfERP_Tugas Latihan.pdf
ERP_Tugas Latihan.pdfSinta Lestari
 

Similar to K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx (20)

3. KEPMENAKER 186 TAHUN 1999.ppt
3. KEPMENAKER 186 TAHUN 1999.ppt3. KEPMENAKER 186 TAHUN 1999.ppt
3. KEPMENAKER 186 TAHUN 1999.ppt
 
Dasar- Dasar K3 Panas Bumi.ppt
Dasar- Dasar K3 Panas Bumi.pptDasar- Dasar K3 Panas Bumi.ppt
Dasar- Dasar K3 Panas Bumi.ppt
 
01. Melaksanakan Peraturan Keselamatan Pertambangan.pptx
01. Melaksanakan Peraturan Keselamatan Pertambangan.pptx01. Melaksanakan Peraturan Keselamatan Pertambangan.pptx
01. Melaksanakan Peraturan Keselamatan Pertambangan.pptx
 
K3 Kebakaran rev.1.ppt
K3 Kebakaran rev.1.pptK3 Kebakaran rev.1.ppt
K3 Kebakaran rev.1.ppt
 
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptxK3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptx
 
Sap
SapSap
Sap
 
peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...
peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...
peraturan-menteri-pekerjaan-umum-nomor-26-prt-m-2008-tentang-persyaratan-tekn...
 
landasan ERP.ppt
landasan  ERP.pptlandasan  ERP.ppt
landasan ERP.ppt
 
Kebakaran. Samiarto.pptx
Kebakaran. Samiarto.pptxKebakaran. Samiarto.pptx
Kebakaran. Samiarto.pptx
 
2. Peraturan Perundangan.ppt
2. Peraturan Perundangan.ppt2. Peraturan Perundangan.ppt
2. Peraturan Perundangan.ppt
 
Fire protection makalah
Fire protection makalahFire protection makalah
Fire protection makalah
 
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...
Permen 26 2008 Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Ged...
 
Rk3 k embung kemirigede blitar
Rk3 k embung kemirigede blitarRk3 k embung kemirigede blitar
Rk3 k embung kemirigede blitar
 
201605 02-peraturan perundangan k3
201605 02-peraturan perundangan k3201605 02-peraturan perundangan k3
201605 02-peraturan perundangan k3
 
K3.pptx
K3.pptxK3.pptx
K3.pptx
 
Efektifitas Pengawasan dan Penegakan Hukum Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...
Efektifitas Pengawasan dan Penegakan Hukum Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...Efektifitas Pengawasan dan Penegakan Hukum Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...
Efektifitas Pengawasan dan Penegakan Hukum Sektor Pertambangan Mineral dan Ba...
 
kepmen-naker-tahun-1999-no-187-pengendalian-bahan-kimia-berbahaya-di-tempat-k...
kepmen-naker-tahun-1999-no-187-pengendalian-bahan-kimia-berbahaya-di-tempat-k...kepmen-naker-tahun-1999-no-187-pengendalian-bahan-kimia-berbahaya-di-tempat-k...
kepmen-naker-tahun-1999-no-187-pengendalian-bahan-kimia-berbahaya-di-tempat-k...
 
2. peraturan perundangan
2. peraturan perundangan2. peraturan perundangan
2. peraturan perundangan
 
ERP_Tugas Latihan.pdf
ERP_Tugas Latihan.pdfERP_Tugas Latihan.pdf
ERP_Tugas Latihan.pdf
 
UU k3 tahun 1970
UU k3 tahun 1970UU k3 tahun 1970
UU k3 tahun 1970
 

Recently uploaded

Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 

Recently uploaded (20)

Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 

K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx

  • 1. ISTI NURANI, SH Pengawas Ketenagakerjaan DISNAKERTRANS PROVINSI BANTEN
  • 3. UUD 1945 Psl 27 (2) Tiap tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan UU No 14 tahun 1969 tentang Pokok Ketenagakerjaan Psl 9 Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dan kesehatannya Psl 10 Pemerintah melaksanakan pembinaan Norma K3 UU No 1tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
  • 4. Pasal 9 ayat (3). Pengurus wajib menyelenggarakan pembinaan dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran Pasal 3 ayat (1). Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat keselamatan kerja untuk : b. mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran; c. mencegah, mengurangi bahaya peledakan; d. memberikan kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian kejadian lain yang berbahaya; g. pengendalian penyebaran asap, gas dan suhu
  • 5. PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN •PERMENAKER 12/2015 K3 LISTRIK •PERMENAKER 02/89 Prot. Petir •KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3) •PER. KHUSUS “EE” (BH. MUDAH TERBAKAR) •PER. KHUSUS “K” (BH. MUDAH MELEDAK) •PERMENAKER 04/80 APAR •PERMENAKER 02/83 ALARM •INST. MENAKER INS. 11/MEN/1997 •Pedoman Fire Rating (NFPA 10) •Pedoman Hydrant (NFPA 14 + SNI D3 – 1745 – 2000) •Pedoman Springkler (NFPA 13) •Standar Bangunan Indonesia (UU 28/2002, permen PU 26/2008 tt syarat proteksi kebakaran + NFPA 101 life safety code) • PERMENAKER 04/87 P2K3 • PERATURAN PEMERINTAH 50/2012 SMK3 • KEP. MENAKER KEP. 186/MEN/1999 UNIT PENANGG. KEB. DI TEMPAT KERJA MANAJEMEN K3 PENGENDALIAN ENERGI SARANA PROTEKSI KEBAKARAN
  • 8. Penanggulangan Kebakaran Pengendalian Zat & Energi Sistem Proteksi Kebakaran Manajemen K3 Penanggulangan Kebakaran
  • 9. (SESUDAH) (SELAMA) (SEBELUM) PENGENDALIAN ENERGI SISTEM PROTEKSI • PASSIF KOMPARTEMENISASI SARANA EVAKUASI • AKTIF FIRE SAFETY EQUIPMENT • FIRE EMERGENECY RESPONS PLAN • PEMBINAAN & LATIHAN DETEKSI ALARM PEMADAMAN LOKALISIR EVAKUASI & RESCUE PENGAMANAN INVESTIGASI ANALISIS REKOMENDASI REHABILITASI
  • 10. FIRE PREVENTION POST FIRE CONTROL IN CASE FIRE CONTROL PRE FIRE CONTROL FIRE SAFETY MANAGEMENT
  • 11. Komitmen & Kebijakan K3 Penanggulangan Kebakaran Perencanaan Pelaksanaan Monitoring & Evaluasi Perbaikan & Peninjauan Ulang
  • 12. K3 di kapal K3 pada gedung tinggi Problema K3 PK Doc. Dll... Perkembangan teknologi
  • 13. Phenomena kebakaran Sumber panas INTENSITAS waktu Flashover 3 - 10 menit Puncak temperatur api kebakaran (600-1000 o C) Tahapan api MOVIE NFPA
  • 14. TENTANG UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN DITEMPAT KERJA Petugas Peran Kebakaran Fire Brigade Ahli K3 Spesialis Kebakaran Coordinator
  • 15. a) bahwa kebakaran di tempat kerja berakibat sangat merugikan baik bagi perusahaan, pekerja maupun kepentingan pembangunan nasional, oleh karena itu perlu ditanggulangi; b) bahwa untuk menanggulangi kebakaran di tempat kerja, diperlukan adanya pralatan proteksi kebakaran yang memadahi, petugas penanggulangan yang ditunjuk khusus untuk itu, serta dilaksanakannya prosedur penanggulangan keadaan darurat; c) bahwa agar petugas penanggulangan kebakaran di tempat kerja dapat melaksanakan tugasnya secara efektif, perlu diatur ketentuan tentang unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja dengan Keputusan Menteri
  • 16.  Undang-undang No.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan pokok mengenai Tenaga Kerja (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1969 No.55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2912);  Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kejra (Lembaga Negara R.I Nomor 1 ,Tambahan Negara);  Peraturan Mentri Tenaga Kerja No.PER-02/MEN/10992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja;  Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. 4/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
  • 17. BAB I KETENTUAN UMUM Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : a. Tempat kerja ialah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya. b. Tenaga kerja ialah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun diluar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
  • 18. c. Penanggulangan kebakaran ialah segala upaya untuk mencegah timbulnya kebakaran dengan berbagai upaya pengendalian setiap perwujudan energi, pengadaan sarana proteksi kebakaran dan sarana penyelamatan serta pembentukan organisasi tanggap darurat untuk memberantas kebakaran. d. Unit penanggulangan kebakaran ialah unit kerja yang dibentuk dan ditugasi untuk menangani masalah penganggulangan kebakaran di tempat kerja yang meliputi kegiatan administrasi, identifikasi sumber-sumber bahaya, pemeriksaaan, pemeliharaan dan perbaikan sistem proteksi kebakaran. e. Petugas peran penanggulangan kebakaran ialah petugas yang ditunjuk dan diserahi tugas tambahan untuk mengidentifikasi sumber-sumber bahaya dan melaksanakan upaya-upaya penanggulangan kebakaran.
  • 19. f. Regu penanggulangan kebakaran ialah Satuan tugas yang mempunyai tugas khusus fungsional di bidang penanggulangan kebakaran. g. Ahli Keselamatan Kerja ialah tenaga teknis yang berkeahlian khusus di bidang penanggulangan kebakaran dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja. h. Pegawai pengawas ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja. i. Pengurus ialah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu tempat kerja atau bagiannnya yang berdiri sendiri. j. Pengusaha ialah: 1) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri; 2) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri; 3) Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam angka (1) dan angka (2) yang berkedudukan diluar wilayah Indonesia. k. Menteri ialah menteri yang membidangi ketenagakerjaan
  • 20. Pasal 2 1. Pengurus atau Perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, latihan penganggulangan kebakaran di tempat kerja. 2. Kewajiban mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja , sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Pengendalian setiap bentuk energi; b. penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi; c. pengendalian penyebaran asap, panas dan gas; d. pembentukan unit penanggulanan kebakaran di tempat kerja e. penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala; f. memilki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat. Doc/movie
  • 21. 3. Pengendalian setiap bentuk energi, penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi serta pengendalian penyebaran asap, panas dan gas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf a, huruf b dan huruf c dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 4. Buku rencana penanggulangan keadaan darurat kerbakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f, memuat antara lain: a) informasi tentang sumber potensi bahaya kebakaran dan cara pencegahannya; b) jenis, cara pemeliharaan dan penggunaan sarana proteksi kebakaran di tempat kerja; c) prosedur pelaksanaan pekerjaan berkaitan dengan pencegahan bahaya kebakaran; d) prosedur dalam menghadapi keadaan darurat bahaya kebakaran.
  • 22. BAB II PEMBENTUKAN UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN Pasal 3 Pembentukan unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) dengan memperhatikan jumlah tenaga kerja dan atau klasifikasi tingkat potensi bahaya kebakaran. Pasal 4 1. Klasifikasi tingkat potensi bahaya kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 terdiri : a. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran ringan; b. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang I c. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang II d. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang III dan; e. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran berat.
  • 23. 2. Jenis tempat kerja menurut klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sebagaimana dimaksud ayat (1) seperti tercantum dalam Lampiran I Keputusan Menteri ini. 3. Jenis tempat kerja yang belum termasuk dalam klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan sendiri oleh Menteri atau pejabat yang di tunjuk. Pasal 5 Unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 terdiri dari: a. Petugas peran kebakaran; b. Regu penanggulangan kebakaran; c. Koordinator unit penanggulangan kebakaran; d. Ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagai penanggung jawab teknis.
  • 24. Pasal 6 1. Petugas peran kebakaran sebagaimana dimaksud dlam pasal 5 huruf a, sekurang-kurangnya 2 (dua) orang untuk setiap jumlah tenaga kerja 25 (dua puluh lima) orang. 2. Regu penanggulangan kebakaran dan ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 hurf b dan huruf d, ditetapkan untuk tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran ringan dan sedang I yang mempekerjakan tenga kerja 300 (tiga ratus) orang, atau lebih, atau setiap tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran sedang II, sedang III dan berat. 3. Koordinator unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud pasal 5 juruf c.ditetapkan sebagai berikut : a. Untuk tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran ringan ndan sedang I, sekurang-kurangnya 1 (satu) orang untuk setiap jumlah tenaga kerja 100 (seratus) orang. b. Untuk tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran sedang II dan sedang III dan berat, sekurang-kurangnya 1 (satu) orang untuk setiap unit kerja.
  • 25. PENANGGUNG JAWAB UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN DEPARTEMEN K3 (Safety Officer) PENANGGUNG JAWAB UMUM (PENGURUS) PETUGAS REGU PENANGGULANGAN KEBAKARAN KOORDINATOR SUB UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN PETUGAS PERAN KEBAKARAN
  • 26. DEVISI ………. SUB UNIT FIRE DEPARTEMEN K3 PENANGGUNG JAWAB UMUM (PENGURUS) 2/25 Orang 1/100 Orang 1/300 Orang DEPARTEMEN ……………….. DEVISI FIRE FIRE MENS      DEPARTEMEN ……………….. PERAN KEBAKARAN          
  • 27.
  • 28. BAB III TUGAS DAN SYARAT UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN Pasal 7 1. Petugas peran kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a mempunyai tugas: a) Mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran; b) Memadamkan kebakaran pada tahap awal; c) Mengarahkan evakuasi orang dan barang; d) Mengadakan koordinasi dengan instasi terkait; e) Mengamankan lokasi kebakaran. 2. Untuk dapat ditunjuk menjadi petugas peran kebakaran harus memenuhi syarat: a. sehat jasmani dan rohani; b. pendidikan minimal SLTP c. telah mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran tingkat dasar I.
  • 29. • Melaporkan kondisi bahaya dan keadaan sarana prot. kebakaran • Melakukan tindakan pemadaman awal bila terjadi kebakaran dan memandu evakuasi • Bertanggung jawab di unit kerja tertentu. • Pada waktu jam kerja (Lini I) PET. PERAN KEBAKARAN (KLAS D) Tugas pokok sesuai jabatan utamanya Merupakan tugas tambahan selain tugas pokoknya
  • 30. Pasal 8 1. Regu penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf b mempunyai tugas: a. mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran; b. melakukan pemeliharaan sarana proteksi kebakaran; c. memberikan penyuluhan tentang penanggulangan kebakaran pada tahap awal; d. membantu menyusun buku rencana tanggap darurat kebakaran; e. memadamkan kebakaran; f. mengarahkan evakuasi orang dan barang; g. mengadakan koordinasi dengan instasi terkait; h. memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan; i. mengamankan lokasi tempat kerja; j. melakukan koordinasi seluruh petugas peran kebakaran 2. Untuk dapat ditunjuk menjadi Regu penanggulangan kebakaran harus memenuhi syarat: a. Sehat jasmani dan rohani; b. Usia minimal 25 tahun dan maksimal 45 tahun; c. Pendidikan minimal SLTA d. Telah mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran tingkat dasar II.
  • 31. Tugas : 1. Melakukan patroli rutin ke seluruh area kerja memantau semua aspek pencegahan kebakaran. 2. Memelihara, memeriksa dan menguji semua sarana proteksi kebakaran agar selalu dalam keadaan siap pakai. 3. Siap siaga melakukan tindakan menghadapi keadaan darurat kebakaran untuk pemadaman dan penyelamatan (Lini II) ANGG. REGU PEN. KEBAKARAN (KLAS C) TUGAS POKOK : Tanggung jawab di seluruh tempat kerja (Diatur sistem shift)
  • 32. Pasal 9 1. Koordinator unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf c mempunyai tugas: a. Memimpin penanggulangan kebakaran sebelum mendapat bantuan dari instansi yang berwenang; b. Menyusun progarm kerja dan kegiatan tentang cara penanggulangan kebakaran; c. Mengusulkan anggaran, sarana dan fasilitas penanggulangan kebakaran kepada pengurus. 2. Untuk dapat ditunjuk menjadi Koordinator unit penanggulangan kebakaran harus memenuhi syarat: a. sehat jasmani dan rohani; b. pendidikan minimal SLTA c. bekerja pada perusahaan yang bersangkutan dengan masa kerja minimal 5 tahun; d. telah mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran tingkat dasar I, tingkat dasar II dan tingkat Ahli K3 Pratama.
  • 33. KOORDINATOR SUB UNIT PEN. KEBAKARAN KLAS B Tanggung jawab di unit kerja tertentu Tugas :  Mengkoordinasikan program penanggulangan kebakaran (inspeksi & latihan) • Memimpin operasi penanggulangan kebakaran URAIAN TUGAS ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
  • 34. Pasal 10 1. Ahli K3 sebgaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf d mempunyai tugas: a) membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundang- undangan bidang penangggulangan kebakaran b) memberikan laporan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c) merahasiakan segala keterangan tentang rahasia perusahaan atau instansi yang dapat berhubungan dengan jabatannya; d) memimpin penanggulangan kebakaran sebelum mendapat bantuan dari instansi yang berwenang; e) menyusun program kerja atau kegiatan penanggulangan kebakaran; f) Mengusulkan anggaran, sarana dan fasilitas penanggulangan kebakaran kepada pengurus; g) melakukan koordianasi dengan instansi yang terkait.
  • 35. 2. Syarat-syarat ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran adalah: a. Sehat jasmani dan rohani; b. Pendidikan minimal D3 teknik; c. Bekerja pada perusahaan yang bersangkutan dengan masa kerja minimal 5 tahun; d. telah mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran tingkat dasar I, tingkat dasar II dan tingkat hli K3 Pratama dan tingkat Ahli Madya. e. Memiliki Surat Penunjukan dari Menteri atau Pejabat yang ditunjuknya.
  • 36. Tanggung jawab di seluruh tempat kerja Tugas : • Menyusun, melaksanakan dan evaluasi program kerja pengendalian kebakaran • Melakukan audit internal dan pengawasan langsung • Mempertanggung jawabkan pelaksanaan syarat K3 URAIAN TUGAS ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN PENANGGUNG JAWAB TEKNIK PEN. KEBAKARAN KLAS A Ahli k3 Penanggulangan Kebakaran
  • 37. 3. Dalam melaksanakan tugasnya ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran mempunyai wewenang: a. memerintahkan menghentikan dan menolak pelaksanaan pekerjaan yang dapat menimbulkan kebakaran atau peledakan; b. meminta keterangan atau informasi mengenai pelaksanaan syarat-syarat K3 dibidang kebakaran di tempat kerja. Pasal 11 Tata cara penunjukan Ahli K3 sebagaimanan dimaksud dalam pasal 10 ayat (2) huruf e, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • 38.
  • 39.
  • 40. Pasal 12 Kursus teknik penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (2), padal 8 ayat (2), pasal 9 ayat 92), dan pasal 10 ayat (2) harus sesuai kurikulum dan silabi sebagaimanan tercantum dalam lampiran II Keputusan Menteri ini. Pasal 13 1. Tenaga kerja yang telah mengikuti kursus teknik penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 berhak mendapat sertifikat. 2. Serifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
  • 41. Pasal 14 1. Kursus teknik penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 diselenggarakan oleh Perusahaan Jasa K3 yang telah ditunjuk oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. 2. Penunjukan perusahaan jasa pembinaan K3 sebagaimana dimaksud pada ayat 91) didasarkan pada kualifikasi tenaga ahli, istruktur dan fasilitas penunjang yang dimilikinya. BAB IV PENGAWASAN Pasal 15 Pegawai pengawas ketenagakerjaan melaksanaakan pengawasan terhadap ditaatinya Keputusan Menteri ini.
  • 42. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 16 Pengurus atau pengusaha yang telah membentuk unit penanggulangan kebakaran sebelum keputusan ini ditetapkan, selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) tahun harus menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dalam Kepurusan Menteri ini. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Keputusan Menteri ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. DITETAPKAN DI : JAKARTA PADA TANGGAL : 29 SEPTEMBER 1999 MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA FAHMI IDRIS
  • 43. LAMPIRAN I : KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR KEP. 186/MEN/ 1999 TANGGAL; 29 SEPTEMBER 1999
  • 44. Tingkat bahaya ringan Tingkat bahaya kebakaran sedang Tingkat bahaya kebakaran berat Parameter : jumlah tenaga kerja dan/atau klasifikasi tingkat potensi bahaya kebakaran. Jenis Hunian/Fungsi Bangunan
  • 45. FUNGSI BANGUNAN GEDUNG • Tempat tinggal • Tempat keagamaan/rumah ibadah • Bangunan komersial : perkantoran/Hotel/Industri • Bangunan Sosial dan Budaya : pendidikan, R. Sakit, Laboratorium, tempat pelayanan umum • Bangunan khusus : Reaktor nuklir, pertahanan • Bangunan khusus beberapa fungsi (Super block) U U No 28 Th 2002 Tentang BANGUNAN GEDUNG
  • 46.  Bahaya Kebakaran Ringan Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar rendah, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah, sehingga menjalarnya api lambat.
  • 47.  Bahaya Kebakaran Sedang 1 Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, menimbun bahan dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 meter, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga menjalarnya api sedang.
  • 48.  Bahaya Kebakaran Sedang 2 Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, menimbun bahan dengan tinggi lebih dari 4 meter, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga menjalarnya api sedang.
  • 49.  Bahaya Kebakaran Sedang 3 Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi, sehingga menjalarnya api cepat.
  • 50.  Bahaya Kebakaran Berat Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi, menyimpan bahan cair, serat atau bahan lainnya dan apabila terjadi kebakaran apinya cepat membesar dengan melepaskan panas tinggi, sehingga menjalarnya api cepat.
  • 51. DAFTAR JENIS TEMPAT KERJA BERDASARKAN KLASIFIKASI POTENSI BAHAYA KLASIFIKASI Bahaya Kebakaran Ringan Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar rendah, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah sehingga menjalarnya api lambat JENIS TEMPAT KERJA  Tempat ibadah  Gedung/ruang Perkantoran  Gedung/ruang Pendidikan  Gedung/ruang Perumahan  Gedung/ruang Perawatan  Gedung/ruang Restoran  Gedung/ruang Perpustakaan  Gedung/ruang Perhotelan  Gedung/ruang Lembaga  Gedung/ruang Rumah sakit  Gedung/ruang Museum  Gedung/ruang Penjara
  • 52. Bahaya Kebakaran Sedang I Tempat kerja yang mempunyai jumlah dankemudahan terbakar sedang, menimbun bahan dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang Bahaya Kebakaran Sedang II Tempat kerja yang mempunyai jumlah dankemudahan terbakara sedang, menimbun bahan dengan tinggi lebih dari 4 meter dan apbila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang sehingga menjalarnya api sedang  Tempat Parkir  Pabrik Elektronika  Pabrik roti  Pabrik barang gelas  Pabrik minuman  Pabrik permata  Pabrik Pengalengan  Binatu  Pabrik susu  Penggilingan padi  Pabrik bahan makanan  Percetaqkan dan penerbitan  Bengkel mesin Gudang  pendinginan Perakitan kayu  Gudang perpustakaan  Pabrik barang keramik  Pabrik tembakau
  • 53. Bahaya kebakaran Sedang III Tempat kerja yang mempuyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi, dan apabia terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi, sehingga menjalarnya api cepat  Pengolahan logam  Penyulingan  Pabrik barang kelontong  Pabrik barang kulit  Pabrik tekstil  Perakitan kendaraan bermotor  Pabrik kimia (kimia dengan kemudahan terbakar sedang)  Pertokoan dengan pramuniaga kurang dari 50 orang  Ruang pameran  Pabrik permadani  Pabrik makanan  Pabriksikat  Pabrik Ban  Pabrik Karung  Bengkel mobil  Pabrik sabun  Pabrik tembakau  Pabrik lilin
  • 54.  Studio dan pemancar  Pabrik barang plastik  Pergudangan  Pabrik pesawat terbang Pertokoan dengan pramuniaga lebih dari 30 orang  Penggergajian dan pengolahan kayu  Pabrik makanan kering dari bahan tepung  Pabrik minyak nabati  Pabrik tepung terigu  Pabrik pakaian Bahaya kebakaran Berat Tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar tinggi, menyimpan bahan cair  Pabrik kimia dengan kemudahan terbakar tinggi  Pabrik kembang api  Pabrik korek api  pabrik cat  Pabrik bahan peledak  Penggergajian kayu dan penyelesaannya menggunakan
  • 55.  studo film dan televisi  Pabrik karet buatan  Hanggar pesawat terbang  Penyulingan minyak bumi  Pabrik karet busa dan plastik busa DITETAPKAN DI : JAKARTA PADA TANGGAL : 29 SEPTEMBER 1999 MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA FAHMI IDRIS
  • 56. LAMPIRAN II : KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR KEP. 186/MEN/ 1999 TANGGAL; 29 SEPTEMBER 1999
  • 57. Tk. Ahli Madya Tk. Ahli Pratama Tk. Dasar II Tk. Dasar I PET. PERAN KEBAKARAN REGU PENANGG. KEBAKARAN KOORD. UNIT PENANGG. KEBAKARAN PEN. JAWAB TEKNIK K3 PENANGG. KEBAKARAN Ref. Kep. 186/Men/1999
  • 58. KURIKULUM DAN SILABI KURSUS TEKNIS PENANGGULANGAN KEBAKARAN I. PAKET D (TINGKAT DASAR I) No Kurikulum Silabi Jam 1. Norma K3 Penanggulangan kebakaran Dasar-dasar K3 dengan K3 penanggulangan kebakaran 4 2. Manajemen Penangggulangan Kebakaran Dasar- dasar Manajemen Penangggulangan Kebakaran 2 3. Teori Api dan anatomi kebakaran I -Teori api dan anatomi kebakaran -Prinsip-prinsip pencegahan dan, -Teknik pemadaman kebakaran 4 4. Pengenalan Sistem Proteksi Kebakaran - Sistem proteksi pasif (Kompartemanisasi, dll) -Sistem proteksi aktif (APAR, Hidran dll. 4 5. Prosedur darurat bahaya kebakaran Pengetahuan prosedur menghadapi kebakaran (Dasar-dasar Fire Emergency Plan) 2 6. Praktek Pemadaman dengan APAR/ Hydrant 6 7. Evaluasi 3 Jumlah jam pelajaran @ 45 menit 25
  • 59. II. PAKET C (TINGKAT DASAR II) No. Kurikulum Alibi Jam 1. Peraturan perundangan K3  KEBIJAKAN k3  Undang-undang No. 1 Th. 1970  Sistem manajemen K3 Norma-  norma K3 Penanggulangan Kebakaran 2 2 2 2 2. Pengetahuan teknik pencegahan kebakaran  Teori api dan anatomi kebakaran  Penyimpanan dan penangganan bahan mudah terbakar/meledak  metoda pengendalian proses pekerjaan/penggunaan peralatan, instalansi dan energi/panas lainnya 2 4 4 3. Sistem instalasi deteksi, alarm dan pemadam kebakaran  Sistem Deteksi & alarm kebakaran  Alat Pemadam Api Ringan  Hydran, sprinkler  Sistem pemadam api kimia  Fire safety equipment 2 2 2 2 2
  • 60. 4. Sarana Evakuasi Jalan Lintas, Koridor, tangga, helipat, tempat berkumpul 2 5. Pemeliharaan,pemeriksaan,pengujian,pe ralatan poteksi kebakaran Instalasi Alarm, APAR, Hydran, Spingkler dan lainnya. 6 6. Fire Emergency Respon Plan  Perorganisasian sistem tanggap darurat  Prosedur tanggap darurat kebakaran  Pertolongan penderita gawat darurat 4 1 6 7. Praktek Pemadaman APAR, Hydran, Penyelamatan 4 8. Evaluasi Jumlah Jam Pelajaran 60
  • 61. III. PAKETB (TINGKAT AHLI PERTAMA) No . Kurikulum Alibi Jam 1. Sistem Pengawasan K3 Kebijakan dan program pengembangan pembinaan dan pengawasan K3 4 2. Sistem Management K3 Peraturan Mentri Tenaga Kerja Per. 05/Men/1996 4 3. Konsep Perencanaan sistem proteksi kebakaran  Peraturan dan standar sistem proteksi kebakaran  Penerapan 5R di tempat kerja 8 4. Teknisi Inspeksi  Evaluasi potensi bahaya kebakaran  Penanganan benda-benda dan pekerjaan berbahaya  Instalasi listrik dan penyalur petir  Managemen Pengaman kebakaran 10 5 Sistem pelaporan kecelakaan  Peraturan wajib lapor kecelakaan  Sistem analisa kasus kecelakaan dan kebakaran  Sistem pelapor kecelakaan dan kebakaran 4
  • 62. 6. Asuransi Kebakaran 2 7. Prilaku manusia dalam menghadapi kebakaran 2 8. Manual Tanggap  Penyusunan buku penanganan keadaan darurat kebakaran  Skenario latihan penanggulangan kebakaran terpadu 2 9 Teknik pemeriksaan dan pengujian sistem proteksi kebakaran 4 10. Praktek  Kunjungan ke tempat kerja  Diskusi/perumusan 14 11. Evaluasi 6 Jumlah jam pelajaran 60
  • 63. No. Kurikulum Silabi Jam 1. Development program of accupational Health and safety 2 2. Industial Communication Pattern 2 3. Fire Risk Assessment 2 4. Cost and Benefit analysis of safety 2 5. Explosion protection 2 6. Smoke Control System 2 7. Building Construction 2 8. Environmental impact of fire 2 9. Performance based design on fire safety 2 10. Fire modeling and simulation 2 11. Fire safety audit internal (ISO 9000) 2 12. Fire safety design dan evaluation 2
  • 64. 13. Praktek 10 14. Kertas Kerja 10 15. Diskusi/ekspose 10 16. Evaluasi 6 Jumlah jam pelajaran @45 menit 60 DI TETAPKAN DI : JAKARTA PADA TANGGAL : 29 SEPTEMBER 1990 MENTRI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA FAHMI IDRIS
  • 65. RASIO JUMLAH MINIMUM KLASIFIKASI, KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI PERSONIL PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI TEMPAT KERJA DIKAITKAN DENGAN RESIKO BAHAYA JUMLAH TENAGA KERJA TINGKAT RESIKO BAHAYA KEBAKARAN RINGAN SEDANG I SEDANG II SEDANG III BERAT 25 Orang 2D - - - 2D - - - 3D 2C 1B 1A 4D 3C 1B 1A 5D 4C 1B 1A 50 Orang 4D - - - 4D - - - 6D 3C 1B 1A 8D 4C 1B 1A 10D 5C 1B 1A 100 Orang 8D - 1B - 8D - 1B - 10D 4C 1B 1A 12D 5C 1B 1A 14D 6C 1B 1A 200 Orang 16D - 2B - 16D - 2B - 20D 5C 2B 1A 24D 6C 2B 1A 28D 7C 2B 1A 300 Orang /lebih 24D 6C 3B 1A 24D 6C 3B 1A 30D 7C 1B 1A 36D 8C 3B 1A 42D 9C 3B 1A
  • 66. Klas Jumlah TK Ringan Sedang I 25 50 - <100 100 - <300 300 > Sedang II < 100 100 -300< >300 Sedang III dan Berat 50 Klasifikasi Petugas K3 Kebakaran minimal D C B A 2 - - - 4 - 1B - 2/25 Dianjurkan 1B/100 - 2/25 Tim C 1B/100 1A 2/25 - 1B - 2/25 Dianjurkan 1B/100 Dianjurkan 2/25 Tim C 1B/100 1A 2/25 Semua karyawan Tim C 1B/100 1A
  • 67. Keterangan :  Tingkat D = Petugas Peran Kebakaran  Tingkat C = Regu Penanggulangan Kebakaran  Tingkat B = Koordinator Unit Pananggulangan Kebakaran  Tingkat A = Ahli K3 Spesialis Penanggulangan Kebakaran Disususun berdasarkan : Kepmenaker No. : KEP/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di tempat Kerja
  • 68. PEDOMAN KERJA PENANGGULANGAN KEBAKARAN Dalam menjalankan tugas operasionalnya harus berlandaskan pada : 1. Peraturan perundangan yang berlaku; 2. Standar dan pedoman yang berlaku; 3. SOP yang telah ditetapkan
  • 69. Dituntut profesional dan memiliki kompetensi : • memahami peraturan dan standar teknik K3 yang luas, • ahli mengidentifikasi sumber bahaya dan • ahli membuat rekomendasi syarat K3 sesuai standar UNDANG UNDANG NO 1 TH 1970 KESELAMATAN KERJA PASAL 5 (1) PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI KESELAMATAN KERJA DITUGASKAN MENJALANKAN PENGAWASAN LANGSUNG TERHADAP DITAATINYA UNDANG UNDANG INI DAN MEMBANTU PELAKSANAANYA
  • 70. KEWAJIBAN PENGURUS PENGURUS TEMPAT KERJA , WAJIB MEMENUHI SEMUA KETENTUAN STANDAR K3 YANG BERLAKU KETENTUAN HUKUM SANKSI PELANGGARAN TERHADAP PERATURAN DAN STANDAR K3 DIKENAKAN SANKSI HUKUMAN SESUAI UNDANG-UNDANG NO. 1 TH 1970 psl 15 (2) jo UU 28 tahun 2002 ttg Bangunan Gedung
  • 71. 1/11/2023 71 RANGKUMAN 1. BAHAYA KEBAKARAN DAPAT TERJADI SETIAP SAAT, KARENA BANYAK PELUANG YANG DAPAT PEMICU TERJADINYA KEBAKARAN 2. KEBAKARAN DAPAT DICEGAH, & KERUGIAN DAPAT DIHINDARKAN 3. FIRE SATEY MANAJEMENT DITUJUKAN UNTUK MELINDUNGI PENGHUNI, ASSET DAN LINGKUNGAN 4. SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN • AKTIF FIRE PROTECTION • PASSIF FIRE PROTECTION • FIRE SAFETY MANAGEMENT
  • 72. 5. PENERAPAN SYARAT K3 ADALAH KEWAJIBAB SEMUA FIHAK DIMULAI DARI - KOMITMEN MANAJEMEN UNTUK MENERAPKAN K3 YANG DITUANGKAN DALAM KEBIJAKAN PERUSAHAAN SECARA TERTULIS - PENGORGANISASIAN YANG DIDUKUNG SDM YANG MEMILIKI KEMAMPUAN TEKNIS DAN MANAJERIAL - SOSIALISASI, PEMBINAAN & LATIHAN