3. Tujuan Pembelajaran
(1) Menjelaskan dan memahami tentang rumus kimia, termasuk rumus molekul
dan empiris
(2) Menjelaskan dan memahami aturan IUPAC untuk penamaan senyawa
anorganik dan organik sederhana
(3) Mengidentifikasi nama senyawa menurut IUPAC
(4) Menuliskan nama senyawa biner, senyawa ion, dan senyawa organik
sederhana
(5) Menyetarakan persamaan reaksi
5. Pemahaman Bermakna
Banyak bahan-bahan kimia dijumpai dan dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti:
produk pembersih rumah tangga, disinfektan, dan lain-lain.
6. Apa saja unsur pembentuk garam dapur?
Mengapa garam dapur aman dikonsumsi,
sementara unsur-unsur pembentuknya
bersifat reaktif?
Apakah N2O4 dan NO2 senyawa kimia yang
sama?
8. Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat. Angka yang menyatakan
jumlah atom suatu unsur dalam rumus
kimia disebut angka indeks.
10. Rumus empiris
Misalnya:
natrium klorida merupakan
senyawa ion yang terdiri
atas ion Na+ dan ion Cl-
dengan perbandingan 1:1.
Rumus kimia natrium klorida
adalah NaCl.
12. Setiap molekul senyawa atau disebut sebagai
senyawa saja memiliki nama masing-masing.
Partikel-partikel materi tersusun
atas atom dan molekul.
Molekul adalah gabungan dua atom atau lebih
yang dapat membentuk molekul unsur atau
molekul senyawa.
Molekul unsur molekul yang tersusun atas
atom-atom sejenis, seperti H2 , N2 , O2, P4 , dan S8 .
Molekul senyawa molekul yang tersusun atas
atom-atom yang berlainan jenis, seperti CO2, SO3,
PCl5, dan CCl4.
13. Senyawa Biner
tersusun atas dua
jenis atom yang
berbeda, seperti CO2,
CCl4, SO3, PCl5, dan SF6.
Senyawa Poliatomik
tersusun atas lebih dari dua
jenis atom yang berbeda,
seperti CaCO3 , BaSO4 ,
dan KMnO4.
Senyawa dibedakan menjadi dua,
14. Penamaan senyawa kimia yang digunakan sekarang ini
didasarkan pada aturan IUPAC (International Union of Pure
and Applied Chemistry). Berdasarkan aturan IUPAC, sebelum
menamai suatu senyawa, kita harus memperhatikan jenis ikatan
kimia yang terdapat pada senyawa tersebut, apakah berikatan
ionik atau kovalen.
15.
16. Unsur Logam Golongan A dan Unsur Nonlogam
Unsur logam golongan A umumnya memiliki satu bilangan oksidasi.
Nama logam + Nama nonlogam + ida
Contoh:
NaCl = natrium klorida
Na2O = natrium oksida
17. Unsur Logam Golongan B dan Unsur Nonlogam
Unsur logam golongan B umumnya memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu.
Nama logam (bahasa Indonesia) +
Biloks logam + Nama nonlogam + ida
Contoh:
Fe2O3 = besi (III) oksida
CuS = tembaga (II) sulfida
MnF4 = mangan (IV) fluorida
18. Khusus untuk logam seng (Zn) dan perak (Ag), tidak perlu
mencantumkan biloks. Hal ini dikarenakan logam-logam tersebut hanya
memiliki satu biloks, yaitu biloks Zn = +2 dan biloks Ag = +1.
Contoh:
ZnS = seng sulfida
AgI = perak iodida
19. Selain menggunakan aturan tata nama IUPAC (cara baru), senyawa ionik yang tersusun atas logam golongan B juga
memiliki tata nama jenis lain (cara lama). Tata nama ini didasarkan pada biloks tinggi dan biloks rendah. Untuk biloks
rendah, menggunakan akhiran o dan untuk biloks tinggi menggunakan akhiran i. Nama-nama unsur pada tata nama ini
menggunakan nama latin, bukan nama inggris.
Fe2+ fero
Fe3+ feri
Cu+ cupro
Cu2+ cupri
Sn2+ stanno
Sn4+ stanni
Hg+ mercuro
Hg2+ mercuri
Contoh:
FeCl2 = fero klorida
Fe2O3 = feri oksida CuS = cupri sulfida
SnO2 = stanni oksida
20.
21. Aturan tata nama senyawa biner yang tersusun
atas unsur nonlogam dan nonlogam adalah sebagai
berikut.
Tata nama dilakukan dengan menyebutkan dahulu nama
unsur pertama, kemudian diikuti nama unsur kedua
ditambah akhiran ida.
Jumlah atom unsur dinyatakan dalam bahasa Yunani,
sebagai berikut:
1 = mono 3 = tri 5 = penta 7 = hepta 9 = nona
2 = di 4 = tetra 6 = heksa 8 = okta 10= deka
22. Aturan tata nama senyawa biner yang tersusun
atas unsur nonlogam dan nonlogam adalah sebagai
berikut.
Unsur pertama tidak perlu ditambahkan mono bila unsurnya
hanya satu.
Untuk senyawa yang terdapat unsur hidrogen (H), jumlah unsur
baik dari unsur pertama dan kedua tidak perlu disebutkan
dengan awalan yunani.
Senyawa-senyawa yang umum dikenal tidak perlu mengikuti
aturan tersebut, seperti air, amonia, dan metana.
Contoh:
CO2 = karbon dioksida
SO3 = belerang trioksida/ sulfur trioksida
CCl4 = karbon tetraklorida
PBr5 = fosforus pentabromida
N2O3 = dinitrogen trioksida
Cl2O7 = diklor heptaoksida
23. Selain tata nama tersebut, ada tata nama alternatif
khusus unsur N dan S. Perhatikan formula berikut.
Nama nonlogam 1 + biloks nonlogam 1 + nama nonlogam 2 + ida
Contoh:
N2O = nitrogen (I) oksida
SO2 = belerang (IV) oksida
26. Tata Nama Senyawa Poliatomik yang Tersusun
Atas Logam Golongan A dan Anionnya
Unsur logam golongan A umumnya
memiliki satu bilangan oksidasi.
Nama logam + Nama anion
Contoh:
NaNO3 = natrium nitrat
MgSO4 = magnesium sulfat
Al2(CO3)3 = aluminium karbonat
KMnO4 = kalium permanganat
Ba3(PO4)2 = barium fosfat
27. Tata Nama Senyawa Poliatomik yang Tersusun
Atas Logam Golongan B dan Anionnya
Unsur logam golongan B (logam transisi)
umumnya memiliki lebih dari satu buah
bilangan oksidasi.
Contoh:
FeSO4 = besi(II) sulfat
Cr2(Cr2O7)3 = krom (III) dikromat
Cu3(AsO4) = tembaga (I) arsenat
Pb3(SbO4)4 = timbal (IV) antimonat
Nama logam (bahasa Indonesia) + Biloks logam + Nama anion
28. Khusus untuk logam seng (Zn) dan perak (Ag), tidak perlu mencantumkan
biloks. Hal ini dikarenakan logam-logam tersebut hanya memiliki satu biloks,
yaitu biloks Zn = +2 dan biloks Ag = +1.
Contoh:
AgNO3 = perak nitrat
Zn(MnO4)2 = seng permanganat
ZnMnO4 = seng manganat
30. Tata Nama Senyawa Poliatomik yang Tersusun
Atas Kation Nonlogam dan Anionnya
Tata nama senyawa poliatomik yang tersusun
atas kation nonlogam dan anionnya
menyebutkan dahulu nama kation nonlogam
dan diikuti nama anionnya.
Contoh:
(NH4)2SO4 = amonium sulfat
H3PO4 = asam fosfat/ hidrogen fosfat
(NH4)3AsO4 = amonium arsenat
H2C2O4 = asam oksalat
NH4OH = amonium hidroksida
Nama kation nonlogam + Nama anion
31. Rumus Senyawa Poliatomik yang Tersusun Atas
Kation Nonlogam dan Anionnya
Penulisan rumus senyawa poliatomik jenis ini
dilakukan dengan menuliskan dahulu rumus
kation nonlogam dan diikuti dengan
anionnya. Dalam menuliskannya, muatan
kation nonlogam dan anion disilangkan.
34. Senyawa yang Bersifat Asam
Asam merupakan suatu senyawa yang ditandai dengan adanya ion H+. Aturan
penamaan asam yaitu dengan menyebut atom H (kation) sebagai asam, kemudian
diikuti nama anionnya.
Contoh:
HCl = asam klorida
HCN = asam sianida
H2SO4 = asam sulfat
H2C2O4 = asam oksalat
H3PO4 = asam fosfat
HCOOH = asam format/ asam formiat/ asam semut
CH3COOH = asam asetat/ asam etanoat/ asam cuka
36. Senyawa yang Bersifat Basa
Basa merupakan suatu senyawa yang ditandai dengan adanya ion
OH– . Aturan penamaan basa yaitu dengan menyebutkan nama
kationnya, kemudian diikuti kata hidroksida untuk menyebut ion OH– .
Contoh:
NaOH = natrium hidroksida
NH4OH = amonium hidroksida
Mg(OH)2 = magnesium hidroksida
Al(OH)3 = aluminium hidroksida
38. Senyawa yang Bersifat Garam
Senyawa yang bersifat garam merupakan senyawa netral sehingga tidak
memiliki ion H+ atau ion OH– . Aturan penamaan garam yaitu dengan
menyebutkan nama kation, kemudian diikuti nama anionnya. Khusus kation yang
memiliki biloks lebih dari 1, biloks tersebut ditulis dalam kurung dengan angka
Romawi.
Contoh:
NaCl = natrium klorida (garam dapur)
MgSO4 = magnesium sulfat
MgSO4 .7H2O = magnesium sulfat terhidrat (obat pencahar)
Ba3(PO4)2 = barium fosfat
NH4NO3 = amonium nitrat
CH3COONa = natrium asetat
40. Reaksi kimia dapat diamati karena adanya
perubahan dari warna zat
mula-mula, perubahan wujud, suhu, adanya gas,
atau terbentuknya endapan.
Persamaan reaksi persamaan yang menyatakan kesetaraan jumlah zat-zat yang
terlibat dalam reaksi kimia dengan menggunakan rumus kimia. Dalam reaksi kimia
terdapat zat-zat pereaksi (reakan) dan zat-zat hasil reaksi (produk).
41. Dalam menuliskan persamaan reaksi, rumus kimia pereaksi (reaktan) dituliskan di ruas kiri
dan rumus kimia hasil reaksi (produk) dituliskan di ruas kanan. Antara kedua ruas itu
dihubungkan dengan tanda panah ( → ) yang menyatakan arah reaksi kimia. Wujud atau
keadaan zat-zat pereaksi dan hasil reaksi ada empat macam, yaitu gas (g), cairan (liquid atau l),
zat padat (solid atau s) dan larutan (aqueous atau aq).
Contoh:
Logam magnesium bereaksi dengan gas klorin membentuk magnesium klorida. Persamaan
reaksinya adalah:Magnesium + klorin → magnesium klorida, atau dapat dituliskan dengan rumus
kimia menjadi:
Mg (s) + Cl2 (g) → MgCl2 (aq)
42. Bilangan di depan rumus kimia zat-zat dalam persamaan reaksi koefisien reaksi. Koefisien reaksi
diberikan untuk menyetarakan atom-atom sebelum dan sesudah reaksi serta menyatakan perbandingan
paling sederhana dari partikel zat yang terlibat dalam reaksi.
Misalnya, reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air sebagai berikut.
koefisien H2 = 2 koefisien O2 = 1 koefisien H2O = 2
44. Suatu persamaan reaksi
dikatakan benar jika
memenuhi hukum kimia,
yaitu zat-zat yang terlibat
dalam reaksi harus setara,
baik jumlah zat maupun
muatannya.
45. Suatu persamaan reaksi harus disetarakan agar
sesuai dengan hukum kekekalan massa yang
menyatakan bahwa: “dalam setiap reaksi kimia,
jumlah massa zat – zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama”.
46. Banyak reaksi dapat disetarakan dengan jalan mencoba/menebak,
akan tetapi sebagai permulaan dapat mengikuti langkah berikut:
1. Pilihlah satu rumus kimia yang paling rumit, tetapkan koefisiennya
sama dengan 1.
2. Zat-zat yang lain tetapkan koefisien sementara dengan huruf.
3. Setarakan dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang tadi
diberi koefisien 1.
4. Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O
disetarakan paling akhir.
47. Contoh Soal
Na2S2O3(aq) + I2(aq) → Na2S4O6(aq) + NaI(aq)
Agar persamaan reaksi kimia di atas setara, maka koefisien untuk
Na2S2O3 dan NaI adalah ….
Ca(OH)2(s) + HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l)
Persamaan reaksi kimia yang sudah setara ialah ….
aNa2CO3(aq) + bHCl(aq) → cH2CO3(aq) + dNaCl(aq)
Maka koefisien a, b, c, dan d untuk reaksi di atas adalah ….
pCa(OH)2 + qH2PO4 → Ca3(PO4)2 + rH2O
Dari reaksi di atas yang merupakan reaksi setara bila harga p, q,
dan r adalah…