Dokumen tersebut membahas tentang tatanama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya. Terdapat penjelasan mengenai tatanama senyawa biner ionik, kovalen, poliatomik, asam, basa, alkana, alkena, alkuna beserta contoh-contohnya. Juga dijelaskan cara penulisan dan penyetarakan persamaan reaksi kimia.
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
PPT Media pembelajaran.pptx
1. KIMIA
UNTUK SMA/MA KELAS X
TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK DAN
ORGANIK SEDERHANA SERTA
PERSAMAAN REAKSINYA
2. Standar Kompetensi : 2. Memahami
hukum-hukum dasar kimia dan
penerapannya dalam perhitungan kimia
(stoikiometri)
Kompetensi Dasar : 2.1
Mendeskripsikan tata nama senyawa
anorganik dan organik sederhana serta
persamaan reaksinya.
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat menjelaskan pengertian senyawa biner
Siswa dapat menjelaskan pengertian senyawa biner ionik
Siswa dapat menuliskan nama senyawa biner ionik berdasarkan aturan tatanama IUPAC.
Siswa dapat menjelaskan pengertian senyawa biner kovalen
Siswa dapat menuliskan nama senyawa biner kovalen berdasarkan aturan tatanama
IUPAC.
Siswa dapat menjelaskan pengertian senyawa poliatomik
Siswa dapat menuliskan nama senyawa asam berdasarkan aturan tatanama IUPAC
Siswa dapat menuliskan nama senyawa basa berdasarkan aturan tatanama IUPAC
Siswa dapat menuliskan nama senyawa alkana rantai terbuka berdasarkan aturan
tatanama IUPAC
Siswa dapat menuliskan nama senyawa alkena rantai terbuka berdasarkan aturan
tatanama IUPAC
Siswa dapat menuliskan nama senyawa alkuna rantai terbuka berdasarkan aturan
tatanama IUPAC
Siswa dapat menjelaskan cara penulisan persamaan reaksi kimia
Siswa dapat menjelaskan cara menyetarakan persamaan reaksi kimia
10. TABEL 5
Senyawa
biner kovalen
Jenis unsur penyusun
Non logam Non logam
CO2 Karbon Oksigen
NO2 Nitrogen Oksigen
N2O3 Nitrogen Oksigen
P2O5 Fosfor Oksigen
13. TABEL 8
Senyawa Basa Nama
Senyawa Basa
Basa yang
Dibentuk
Nama Basa yang
Dibentuk
Li2O Litium oksida LiOH Litium hidroksida
K2O Kalium oksida KOH Kalium hidroksida
MgO Magnesium
oksida
Mg(OH)2 Magnesium
hidroksida
14. KESIMPULAN
Senyawa biner adalah senyawa yang tersusun atas dua jenis
unsur.
Senyawa biner ionik adalah adalah senyawa yang tersusun
atas kation dari logam dan anion dari nonlogam.
Senyawa biner kovalen merupakan senyawa biner yang
terdiri dari dua jenis unsur nonlogam
Senyawa poliatomik adalah Senyawa poliatomik adalah suatu
unsur nonlogam yang dapat bergabung dengan unsur
nonlogam lainnya membentuk suatu ion poliatomik atau
senyawa yang tersusun atas lebih dari dua jenis unsur
15. TERDAPAT TIGA ATURAN UNTUK PENAMAAN SENYAWA
BINER IONIK BERDASARKAN ATURAN IUPAC, YAITU :
1. Untuk kation dari logam yang memiliki muatan hanya
satu jenis, penamaannya dengan cara menyebutkan
nama kation logam didepan dan kemudian diikuti
dengan nama anion nonlogam.
2. Untuk kation dari logam yang memiliki muatan lebih
dari satu jenis, penamaannya ada dua cara yaitu :
Dengan cara menuliskan nama kation logam disertai
dengan menuliskan muatannya dengan
menggunakan angka romawi yang diberi kurung
tanpa spasi. Kemudian diikuti dengan nama anion
nonlogam.
Jika muatan pada kation dari logam lebih kecil,
maka diakhiri dengan –o, dan jika muatan pada
kation lebih besar maka diakhiri dengan –i.
16. PENAMAAN SENYAWA BINER KOVALEN
BERDASARKAN ATURAN IUPAC, YAITU
Pertama, kita menempatkan nama dari unsur pertama dalam
rumus senyawa, dan sesudahnya unsur kedua diberi nama
dengan menambahkan “-ida” ke nama dasar unsur tersebut.
Dan jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih
dari sejenis senyawa, maka senyawa-senyawa itu dibedakan
dengan menyebutkan angka indeks dalam bahasa yunani.
Dengan ketentuan:
Awalan “mono-“ dapat dihilangkan untuk unsur pertama.
Misalnya : CO dinamai Karbon oksida, bukan Monokarbon
monoksida.
Untuk oksida, akhiran “a” pada awalan kadang dihilangkan.
Sebagai cobtoh : N2O4 dapat disebut Dinitrogen tetroksida,
dan bukannya Dinitrogen tetraoksida.
17. Senyawa Asam
Asam dapat digambarkan sebagai zat yang
menghasilkan ion hidrogen (H+) ketika dilarutkan dalam
air. Rumus untuk asam tersusun atas satu atau lebih
atom hidrogen dan sebuah gugus anion. Anion yang
namanya diakhiri dengan “-ida” mempunyai bentuk
asam dengan nama yang diawali dengan kata “asam”
dan diikuti dengan nama anion tersebut.
Senyawa Basa
Senyawa basa adalah zat yang dalam air dapat
menghasilkan ion H+. Umumnya senyawa basa terdiri
dari kation logam dan anion OH-. Nama basa sama
dengan nama kationnya yang diikuti kata “hidroksida”.
19. SENYAWA ORGANIK
Senyawa organik sederhana hanya terdiri dari atom C
dan H, yang kompleks bisa mengandung C, H, O, N
dengan rantai yang bercabang atau melingkar. Pada
senyawa hidrokarbon sederhana, dikelompokkan
menjadi alkana, alkena dan alkuna. Nama senyawa
golongan alkana semuanya diberi akhiran –ana.
Golongan alkena diberi akhiran –ena. Golongan alkuna
diberi akhiran –una. Alkena mempunyai rumus umum
CnH2n+2, senyawa alkena CnH2n dan senyawa alkuna
CnH2n-2, dengan n adalah jumlah atom.
21. ATURAN IUPAC
1. Nama alkana bercabang terdiri dari dua bagian, yaitu:
Bagian pertama, di bagian depan, yaitu nama cabang .
Bagian kedua, di bagian belakang, yaitu nama rantai induk.
2. Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Bila terdapatdua atau lebih rantai
terpanjang, maka harus dipilih yang mempunyai cabang terbanyak. Induk diberi
nama alkana,tergantung pada panjang rantai
3. Cabang diberi nama alkil, yaitu nama alkana yang sesuai dengan mengganti
akhiran ana menjadi il. Gugus alkil mempunyai rumus umum CnH2n + 1 dan dinyatakan
dengan lambang R.
4. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Untuk itu rantai induk perlu dinomori.
Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sedemikian hingga posisi cabang
mendapat nomor terkecil.
5. Jika terdapat dua atau lebih cabang yang sama, hal ini dinyatakan dengan
awalan di, tri, tetra, penta, dan seterusnya pada nama cabang.
6. Cabang – cabang yang berbeda disusun sesuai urutan abjad dari nama cabang itu.
Misalnya:
Etil ditulis terlebih dahulu daripada metil.
Isopropil ditulis terlebih dahulu daripada metil.
22. LANGKAH-LANGKAH PENAMAAN
• Memilih rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang
mempunyai cabang terbanyak.
• Memberi penomoran dimulai dari salah satu ujung,
sehingga cabang mendapat nomor terkecil.
• Menuliskan nama dimulai dengan nama cabang yang
disusun menurut abjad, kemudian diakhiri dengan nama
rantai induk. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan
angka. Antara angka dengan angka dipisahkan dengan
tanda koma (,), sedangkan antara angka dengan huruf
dipisahkan tanda jeda (–).
28. persamaan reaksi kimia adalah suatu persamaan yang
menggambarkan hubungan perubahan zat sebelum
mengalami perubahan dan zat sesudah mengalami
perubahan, baik hubungan kualitatif maupun kuantitatif.
Penulisan persamaan reaksi kimia
Penulisan persamaan reaksi kimia dapat dilakukan dalam
tiga langkah, sebagai berikut :
Menuliskan persamaan kata-kata yang terdiri dari nama
dan keadaan zat (zat-zat) pereaksi serta nama keadaan
zat (zat-zat) hasil reaksi.
Menuliskan persamaan rumus yang terdiri dari rumus
kimia zat pereaksi dan zat hasil reaksi, lengkap dengan
keterangan tentang wujud/keadaannya
Menyetarakan, yaitu memberi koefisien yang sesuai
sehingga jumlah atom setiap unsure sama pada kedua
ruas.
29. Menyetarakan persamaan reaksi kimia
Banyak reaksi yang dapat disetarakan dengan jalan
menebak, akan tetapi sebagai permulaan, ikutilah
langkah berikut ini :
Tetapkan koefisien salah satu zat, biasanya zat yang
rumusnya paling kompleks, sama dengan 1,
sedangkan zat lain diberikan koefisien sementara
dengan huruf
Setarakan terlebih dahulu unsur yang terkait langsung
dengan zat yang diberi koefisien 1 itu.
Setarakan unsure lainnya. Biasanya akan membantu
jika atom O disetarakan paling akhir.