3. Pengertian
persalinan yang sulit akibat his
yang tidak normal dalam kekuatan
atau
sifatnya
menyebabkan
rintangan pada jalan lahir, tidak
dapat
diatasi,
sehingga
menyebabkan persalinan macet.
4. Jenis-jenis Distosia
Tenaga
1. His Hipotonik / Inersia uteri
Kelainan his dengan
kekuatan yang lemah atau
tidak
adekuat
untuk
melakukan
pembukaan
serviks atau mendorong
anak keluar.
5. His Hipotonik sering dijumpai pada penderita .
keadaan umum kurang baik seperti :
• Anemia
• Uterus yang terlalu teregang misalnya akibat
hidramnion, kehamilan
kembar,makrosomia, grandemultipara,primip
ara
• Penderita dengan keadaan emosi kurang
baik.
6. Inersia uteri terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Inersia Uteri Primer
Jika persalinan berlangsung lama, terjadi pada
kala I fase laten. Sejak awal telah terjadi his yang
tidak adekuat ( kelemahan his yang timbul sejak
dari permulaan persalinan ), sehingga sering sulit
untuk memastikan apakah penderita telah
memasuki keadaan inpartu atau belum.
b. Inersia Uteri Sekunder
Terjadi pada fase aktif kala I atau kala II.
Permulaan his baik, kemudian pada keadaan
selanjutnya terdapat gangguan / kelainan.
7. Penanganan :
a) Periksa keadaan servik, presentasi dan posisi
janin, turunnya bagian terbawah janin dan keadaan
panggul.
b) Bila kepala sudah masuk PAP anjurkan pasien untuk
berjalan-jalan
c) Buat rencana tindakan yang akan dilakukan : Berikan
oxitosin drip 5-10 dalam 500 cc, dextrose 5 % dimulai
12 tetes/menit, naikan setiap 10-15 menit sampai 4050 tetes/menit Pemebrian oxitosin jangan berlarutlarut beri kesempatan ibu untuk istirahat.
d) Bila inersia disertai CPD (CepaloPelvic Disproportion)
tindakan sebaiknya lakukan SC
8. 2.
His Hipertonic / tetania uteri
Kelainan his dengan kekuatan cukup besar
(kadang sampai melebihi normal) namun tidak
ada koordinasi kontraksi dari bagian
atas, tengah dan bawah uterus, sehingga tidak
efisien untuk membuka serviks dan
mendorong bayi keluar.
9. Faktor yang dapat menyebabkan kelainan ini
antara lain adalah
Rangsangan pada uterus, misalnya
• pemberian oksitosin yang berlebihan
• ketuban pecah lama dengan disertai
infeksi, dan sebagainya
His yang terlalu kuat dan terlalu efisien
menyebabkan persalinan berlangsung cepat.
10. • Bahayanya bagi ibu adalah
terjadinya perlukaan yang luas pada
jalan lahir, khususnya servik
uteri, vagina dan perenium bahaya
bagi bayi adalah dapat terjadi
pendarahan dalam tengkorak karena
mengalami tekanan kuat dalam
waktu singkat.
11. Penanganan
:
1. Saat persalinan kedua diawasi dengan cermat
dan episiotomi dilakukan pada waktu yang
tepat untuk menghindari ruptur perenium
tingkat III.
2. Dilakukan pengobatan simtomatis untuk
mengurangi tonus otot, nyeri, mengurangi
ketakutan. Denyut jantung janin harus terus
dievaluasi.
Bila dengan cara tersebut tidak
berhasil, persalinan harus diakhiri dengan sectio
cesarea
12. 3. His yang tidak terkordinasi
His yang sifatnya berubah-ubah. Tonus otot
uterus meningkat juga di luar His dan
kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa
karena tidak ada sinkronisasi antara kontraksi.
Tidak adanya kordinasi antara kontraksi bagian
atas, tengah dan bawah menyebabkan his
tidak efisien dalam mengadakan pembukaan.
13. Penanganan
a. Untuk mengurangi rasa takut, cemas dan
tonus otot, berikan obat-obatan anti sakit dan
penenang (sedativa dan analgetika) seperti
morfin, petidin dan valium.
b. Apabila persalinan sudah berlangsung lama
dan berlarut-larut, selesaikanlah partus
menggunakan hasil pemeriksaan dan
evaluasi, dengan ekstraksi vakum, forsep, atau
seksio sesarea.
14. Etiologi Distosia Kelainan Tenaga
1. Kelainan His sering dijumpai pada primigravida tua
Sedangkan inersia uteri sering dijumpai pad multigravida
dan grandemulti.
2. Faktor herediter
3. Faktor emosi dan ketakutan
4. Salah pimpinan persalinan
5. Bagian terbawah janin tidak berhubungan rapat dengan
SBR. Dijumpai pada kesalahan letak janin dan CPD.
6. Kelainan uterus Ex : uterus Bikornis unikolis
7. Salah pemberian obat-obatan, oxitosin dan obat penenang
8. Kehamilan postmatur.