Buku ini berisi kisah dan pesan anak-anak tentang ayah, ibu, dan guru mereka. Menceritakan kenangan indah bersama orang tua dan guru serta harapan untuk selalu bersama mereka.
3. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
.
Menjadi orang tua bagi seorang anak adalah sebuah
upaya. Upaya untuk menjadi panutan. Buku ini berisi
tentang sebuah pandangan dari anak-anak yang
menjelang remaja. Juga tentang kesan, pesan dan
harapan.Tentang seorang anak gadis yang memandang
ayahnya, tentang seorang anak lelaki yang
memandang ibunya, dan tentang seorang murid yang
memandang gurunya.
SEKADAR PENGANTAR
4. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
.
Sekadar Pengantar .............................. i
Daftar Isi ........................................ ii
Bersama Ayah ................................... 1
Beliau yang Terbaik ............................... 2
Kado Istimewa untuk Ayah ....................... 3
Hadiah Setara untuk Guru Tercinta ............... 5
Kisahku Bersama Ayah .............................. 6
Guru Terbaikku ...................................... 8
Mudik Bersama Ayah ................................ 10
Guru Favorit ................................... 12
Berkah Pandemi ................................... 13
Ayah ......................................... 14
Dua Guru Terbaik .............................. 15
Cerita Bersama Ayah .............................. 16
Kesan Bersama Guru ................................ 18
Umrah untuk Ayah ............................... 19
Guru Terbaik Selalu Dikenang ...................... 21
Kepalaku Bocor dan Kakiku Memar ................ 22
Terima Kasih, Bu ................................. 25
Ibuku yang Periang ............................... 26
Guruku yang Lucu .................................... 27
Daftar Isi
5. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. .
.
.
.
Selalu Bersama Ayah ............................... 28
Guru Terbaik yang Pernah Ada ..................... 30
Ayah Tersayang .................................. 31
Wajah Guru yang Menyenangkan .................. 32
Ingin Selalu Bersama Ibu ......................... 33
Guru yang Paling Sering Tersenyum ............... 35
Mahkota untuk Ayah ............................... 37
Terima Kasih, Bu Diah ............................ 39
Aku Suka Ibu di Rumah ............................. 40
Alat Mengajar Lengkap untuk Guruku .............. 42
Daftar Isi
6. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersama Ayah
Ayah adalah seorang yang sangat penyayang, baik hati dan
sangat menyenangkan. Apalagi ketika aku diajaknya bermain
bersama. Terlihat betapa ayah sangat baik. Selama hidupku,
ayah tidak pernah mengecewakan aku. Selalu berhasil
membuatku bahagia dan tidak pernah membuatku menangis.
Akan tetapi, aku sering membuat ayah sedih. Kalau aku rewel,
dan terkadang tidak mendengarkan perkataan ayah, atau ketika
aku tidak mau mengerjakan tugas.
Kebaikan ayah sangat tidak terhingga. Ayah berhasil membuatku
sehat, pintar dan besar. Kebaikan ayah tidak bisa dinilai dengan
apapun.
Aku belum bisa memberikan hadiah apapun untuk ayah, hanya
bisa berusaha yang terbaik dengan giat belajar dan membuat
ayah bangga. Kelak, ketika aku sudah dewasa, akan menjadi orang
sukses dan memberikan ayah hadiah terindah.
Aku selalu berharap, semoga ayah selalu sehat dan dimudahkan
segala urusannya, serta rezekinya dilimpahkan, dan selalu dalam
lindungan Allah swt.
Alzena
7. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Beliau yang Terbaik
Beliau adalah guru terbaik menurut saya. Orang yang sangat
baik, lembut dan penyayang.
Beliau layak dijadikan guru terbaik karena tingkahnya yang lucu
dan jarang sekali marah kepada murid-muridnya. Kalau
menjelaskan sesuatu, dapat dengan mudah dimengerti.
Aku berharap, semoga beliau selalu tetap menjadi guru yang
terbaik, selalu sehat, dan selalu menyayangi anak-anak didiknya.
Terima kasih, Bu Guru.
Alzena
8. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kado Istimewa untuk Ayah
Ayah cenderung sering memanjakan aku dengan membelikan
apapun yang aku mau. Aku suka diajaknya berjalan-jalan ke
tempat-tempat wisata untuk bertamasya ataupun bermain
bersama.
Suatu hari, aku diberi ayah kejutan dengan mengajakku ke salah
satu tempat wisata bersama keluarga. Di sana tidak ada apapun
hal yang kucurigai sebab bertamasya bersama keluarga sering
kami lakukan. Akan tetapi, ketika sedang asyik bermain, ayah lalu
memberikan ucapan selamat ulang tahun dan memberikanku kado
istimewa.
Akan tetapi, kebahagiaanku bersama ayah tak bisa berlangsung
setiap hari, karena ayah sering sekali bekerja ke luar kota
sampai berhari-hari. Mungkin di sana ayah tidak sebahagia di sini
bersamaku. Mungkin juga di tempat kerja ayah tak bisa makan
seenak ketika makan bersamaku. Oleh karena itu, aku selalu
berdoa semoga ayah cepat pulang.
Aura Azalia Qiran Novery
9. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aku akan berusaha untuk terus berprestasi dan menggapai
impianku serta harapan ayah, yaitu menjadi seorang penghapal
al-Quran, supaya nanti bisa membanggakan ayah di dunia dan
menyelamatkannya di akhirat sebagai kado istimewa dariku.
Aura Azalia Qiran Novery
10. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hadiah Setara untuk Guru Tercinta
Aku sangat bersyukur, di kelas VI ini, ketika covid-19 melanda
yang mengharuskan semua orang belajar dari rumah, suasana
indah diajar seorang guru masih tetap dirasakan. Meskipun
terhalang oleh jarak, guruku ini masih sangat bisa
memperhatikan setiap muridnya tanpa ada yang terlewat. Bukan
hanya itu, pembawaannya yang menyenangkan membuatku betah
meskipun berjam-jam berhadapan dengan layar.
Aku sangat berharap covid-19 ini segera berlalu supaya belajar
tatap muka bisa dilakukan. Aku ingin sekali belajar langsung di
hadapan beliau, melihat wajah beliau, dan tertawa bersama
dengan candaan yang selalu beliau lemparkan.
Kalau Allah memberiku kemampuan, ingin rasanya aku
memberikan hadiah yang setara dengan apa yang selama ini
guruku berikan kepadaku.
Aura Azalia Qiran Novery
11. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kisahku Bersama Ayah
Memiliki ayah seorang Pegawai Negeri Sipil terkadang
membuatku kesal. Kebersamaanku dengannya sangat terbatas,
yaitu ketika pagi dan sore hari, atau di akhir minggu, itu pun
kalau ayah tidak terlalu sibuk, sebab sering juga pekerjaan
kantornya dibawa ke rumah atau ayah sendiri yang rela berlama-
lama di kantor kalau pekerjaannya belum tuntas.
Meskipun begitu, ayah selalu menyempatkan diri untuk
menyapaku di pagi hari dan duduk serta bermain ketika sore atau
malam hari menjelang istirahat. Tak jarang juga membantuku
mengerjakan PR yang sulit aku pecahkan. Apalagi PR tentang
agama. Ayahku punya pemahaman lebih kukira.
Ayah sangat suka mengajakku jalan-jalan ke mall untuk melihat-
lihat barang yang barangkali bermanfaat. Ya, ayah memang
sangat mengerti selera anaknya yang sangat suka tempat terang
benderang seperti mall itu. Hihihi...
Farah Kamilia Syakira
12. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tapi, di antara hal yang membuatku bangga memiliki ayah seperti
beliau adalah, kesukaannya mengajakku ke masjid untuk salat
berjamaah dan duduk bersama ketika mendengarkan tausiyah
selepas isya. Pemahamanku terhadap agama menjadi bertambah.
Ingin sekali aku lupa menaiki sepeda supaya ayah kembali
mengajariku seperti ketika kelas II SD dulu. Asyik! Dan aku juga
ingin kembali merasakan pengalaman ketika diajak mengunjungi
nenek di kota Solo setiap lebaran tiba.
Aku ingin sekali selalu bisa membuat ayah bahagia dan bangga
selamanya. Semoga ayah selalu diberi kesehatan dan panjang
umur, supaya nanti bisa kuajak ke Baitullah dan mengerjakan
umrah bersama.
Farah Kamilia Syakira
13. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Farah Kamilia Syakira
Guru Terbaikku
Guru wali kelas V adalah guru terbaikku. Sangat layak dijadikan
guru terbaik karena sifatnya yang sabar, ramah, dan selalu
perhatian kepada semua murid. Cara mengajarnya yang hebat
membuatku mudah mengerti dan seolah-olah semua pelajaran itu
menyenangkan.
Sayangnya, sekarang beliau sudah tidak mengajar lagi di SD
Darul Hikam. Aku berharap setiap hari bertemu dengan guru-
guru yang seperti beliau, dan semua guru di SD Darul Hikam
memiliki sifat seperti beliau, sebab ketika aku sakit saja, beliau
rela merawatku di sekolah.
Saya belum sempat mengucapkan terima kasih kepada beliau
karena telah menjadi wali kelas yang baik dan membantu saya
saat belajar di sekolah selama daring yang sangat membosankan
ini.
14. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Farah Kamilia Syakira
Aku akan selalu memanjatkan doa kepada Allah supaya beliau
selalu bahagia, dilancarkan rezekinya dan selalu sehat. Mudah-
mudahan beliau menjadi orang sukses walaupun tidak lagi
mengajar di SD Darul Hikam.
Kalau nanti Allah kasih saya rezeki, saya akan memberi beliau
perhiasan supaya selalu mengingat saya di manapun beliau
berada.
15. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Fathiyaah
Mudik Bersama Ayah
Ayahku lahir di Madura, sangat jauh dari Kota Bandung. Setiap
lebaran tiba, kami selalu menyempatkan mudik ke tempat
kelahiran ayah. Di lebaran tahun ini, kami tidak bisa mudik
karena pandemi. Akan tetapi, tahun 2018 lalu kami mudik lho.
Untuk mudik lebaran, banyak sekali hal yang harus dipersiapkan.
Dari mulai perbekalan, sampai rencana kapan akan memulai
perjalanan. Ketika mudik, kami selalu menggunakan mobil pribadi
lima hari sebelum lebaran tiba.
Ketika itu, jalanan memang sedang macet karena banyak jalan
yang sedang dibangun. Kondisi panas ketika siang dan dingin
ketika malam kami rasakan selama perjalanan. Meskipun
demikian, kami tetap salat dan berpuasa. Di jalan, kami selalu
menyempatkan untuk mampir ke masjid untuk salar, sahur atau
berbuka puasa. Untuk memulihkan tenaga kami, ayah menyewa
hotel untuk kami beristirahat karena perjalanan memang sangat
panjang.
16. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Fathiyaah
Perjalanan itu memang sangat lama karena begita banyak para
pemudik dari kota lain. Sehari tentu saja tidak cukup untuk
sampai ke tujuan. Setelah dua hari kemudian, barulah kota
Madura bisa terlihat dari jembatan Suramadu.
Kalau ingat-ingat kembali mudik ketika itu, aku jadi semakin
sayang kepada ayah. Selama di dalam perjalanan, ayah selalu
memperhatikan segala kebutuhan kami, dari mulai makan, minum,
istirahat, dan yang paling utama adalah perihal ibadah Ramadan.
Kalau sudah besar nanti, aku yang akan membawa ayah dan yang
lain untuk mudik ke Madura. Aku yang akan membelikan makan,
minum, tempat istirahat, sampai mempersiapkan segala
sesuatunya.
17. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Fathiyaah
Guru Favorit
Guru favoritku adalah Pak Sandi. Walaupun ketika itu beliau baru
mengajar setengah tahun di kelas IV.
Pak Sandi adalah pengajar ICT. Orangnya sangat ramah dan
tidak pernah marah. Bahkan, saat di kelasku ada yang berbuat
pelanggaran, dia tidak langsung marah, melainkan menasihati
terlebih dahulu sampai murid tersebut mengerti. Sangat sabar.
Aku ingat waktu itu, ketika Pak Sandi memberikanku tugas ITC
untuk penilaian PAS dengan membuat cerita di Scratch. Cetita
yang kubuat sangat aneh dan tidak nyambung. Bagikupun cerita
itu memang tidak bagus. Akan tetapi, luar biasa, Pak Sandi sama
sekali tidak berkomentar buruk.
Selama home learning, aku sudah jarang melihat Pak Sandi
kecuali setiap hari Jumat.
Aku senang diajar oleh Pak Sandi. Beliau bisa menjadi guru
terbaik karena ramah dan sabar. Kalau aku diberi kemampuan,
aku akan memberinya jam tangan.
18. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Huuriyyah Mumtazah Efson
Berkah Pandemi
Pandemi Covid-19 menjadi berkah buat aku. Ayah menjadi sering
berada di rumah, bekerja dari rumah, sehingga aku bisa lebih
lama bersama ayah. Padahal sebelum masa pandemi, ayah
seringkali keluar pagi dan pulang sore, bahkan terkadang malam.
Sekarang ayah bisa selalu bersamaku, bermain-main, berjalan-
jalan, dan nonton bersama.
Jangan tanya kebaikan ayah. Sudah tak bisa terhitung.
Sebanding dengan ibu. Ayahku memang super keren! Setiap hari
mencari nafkah demi kehidupan keluarganya. Tak kenal lelah
demi anak-anak dan keluarganya. Aku bangga kepada ayah.
Untuk membalas kebaikan ayah dan ibu, aku ingin sekali
memberangkatkan mereka haji. Sekaligus bersama dengan
keluargaku yang lain.
19. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Keisha Letizia Zhafira
Ayah
Ayah adalah orang terkuat di muka bumi ini. Seumur hidupku,
tidak ada orang yang paling kuat selain ayah. Bukan Superman,
bukan pula Hulk. Ia adalah ayahku.
Ayahku adalah laki-laki satu-satunya di keluarga besarnya. Kedua
orang tuanya sudah meninggal, sedangkan ketiga kakak lelakinya
sudah meninggal. Kehidupan yang rumit bagiku. Meskipun begitu,
ayah masih bisa membahagiakan keluarganya dan juga teman-
temannya. Dan yang paling utama, ayah berhasil menafkahi
keluarganya.
Kalau cuaca sedang cerah, Ayah suka mengajakku berjalan-jalan
ke puncak Lembang. Dari sana pemandangan Bandung terlihat
jelas di pagi hari. Anginnya yang segar membuatku gembira.
Mungkin ini juga yang dirasakan ayah di tengah kerumitan
hidupnya.
Semoga ayah selalu sehat, tambah banyak rezekinya, dan segala
perjuangannya dibalas dengan pahala yang melimpah dari Allah.
20. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Keisha Letizia Zhafira
Dua Guru Terbaik
Menurutku, ada dua guru terbaik di SD Darul Hikam Bandung.
Yaitu guru sewaktu aku di kelas I dan guru sewaktu di kelas III.
Kalau guru di kelas I, beliau sangat penyabar dan tidak pernah
marah-marah.
Sedangkan, guru di kelas III sangat menyenangkan. Beliau suka
sekali bercerita tentang hal mistis dan horor, tapi jarang sekali
marah.
21. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kireina Nabila
Cerita Bersama Ayah
Kireina Nabila adalah nama yang diberikan ayah untukku ketika
beliau sedang berada di Jepang. Aku bangga dengan nama itu.
“Kirei”, panggilan yang indah dari Jepang.
Ayahku adalah pekerja keras. Sangat sedikit waktu untuk bisa
bertemu dan bercengkrama dengannya. Setiap hari, di waktu
pagi dan malam aku baru bisa mendengar suaranya dan sebentar
sekali berbincang sambil memandang wajahnya.
Kecuali Sabtu dan Minggu, ayah selalu libur! Di hari itu ayah
selalu menyempatkan waktu bersamaku. Kadang aku dibawa ayah
berjalan-jalan, berolah raga di pagi hari, bertamasya, atau
mengajak ke rumah saudara untuk bersilaturahmi atau sekadar
minum kopi. Akan tetapi, tak jarang pula ayah pergi dengan
teman-temannya tanpa mengajakku dan pergi dinas untuk
beberapa hari. Sekarang pun, ayah sedang dinas di Kota
Jogjakarta..
22. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di hari pahlawan, 10 Nopember lalu, sebenarnya ayah sibuk. Akan
tetapi, ia tetap mau menjadi guru di kelasku, dan di hari itu juga
ayah mengajak kami sekeluarga bertamasya ke Jogjakarta. Kami
bermain bersama-sama, makan dan berjalan bersama-sama.
Kesan yang sangat mendalam bagiku. Aku sangat bahagia.
Ayahku memang sangat baik. Dulu, kata ibu, ketika usiaku masih
satu tahun, aku terserang penyakit cacar akibat tertular dari
kedua kakakku. Setiap hari ayah menjaga dan merawat kami
dengan sabar hingga kamipun sembuh. Terima kasih, ayah.
Aku selalu bermimpi untuk bisa berangkat ke Baitullah bersama
ayah. Aku akan mengajak serta ibu dan seluruh keluargaku. Aku
selalu berdoa kepada Allah, agar memberiku kemampuan untuk
selalu bisa membahagiakan mereka.
Dan mimpiku yang paling besar adalah, menjadi penghafal al-
Quran. Hafal dan paham seluruh kandungannya. Sebab di suatu
hari ayah pernah berkata kepadaku, bahwa hanya anak yang
hafal al-Quranlah yang bisa membahagiakan kedua orang tuanya
di dunia dan akhirat.
Kireina Nabila
23. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kesan kepada guruku
Semua guru menurutku adalah manusia-manusia hebat. Terutama
guru yang telah menjadi pembimbingku selama dua tahun
terakhir. Dengan sabar beliau selalu mengingatkan kami, murid-
muridnya untuk selalu mengerjakan tugas sekolah dan berbuat
baik kepada siapapun. Beliau guru yang sangat baik dan ramah.
Aku ingin menjadi anak yang salihah dan penghafal al-Quran juga
semata-mata supaya beliau bangga dan persembahan dariku
sebagai rasa terima kasih karena telah berbuat baik kepadaku,
memberikan ilmu dan semangat untukku.
Terima kasih, guruku. Aku sayang kalian.
Kireina Nabila
24. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Umrah untuk Ayah
Saya sangat suka ketika berjalan-jalan, olah raga, dan bermain
bersama ayah. Ayah sangat menyenangkan. Orangnya sangat
baik. Banyak pertanyaan yang sulit dijawab orang lain, tapi bisa
dengan mudah dijawab ayah. Ayah juga pintar.
Ayah seperti peramal. Ia tahu apa yang saya mau, padahal sama
sekali tidak saya ceritakan kepada siapapun. Tiba-tiba saja ayah
membawa sesuatu yang sangat saya inginkan.
Apalagi ketika keluarga ayah diajaknya ke pantai ketika liburan.
Wah, asyiknya! Di sana deburan ombak, matahari terbenam, dan
halusnya pasir putih bisa dinikmati bersama. Kami bakar makan
ikan bersama lho. Enak dan seru!
Ayah saya memang luar biasa. Hal yang sama juga pasti dirasakan
oleh keluarga saya yang lain. Saya tidak bisa membayangkan
bagaimana hidup ini tanpa ayah. Ditinggal ayah bekerja sebentar
saja membuat hatiku sedih.
Nadine Nathaneila Putri Sutisna
25. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Oleh sebab itu, nanti ketika saya sudah besar, saya akan bekerja
sangat giat karena saya ingin memberinya hadiah umrah.
Semoga ayah selalu sehat, banyak rezeki, dan selalu diberikan
kebahagiaan oleh Allah swt.
Nadine Nathaneila Putri Sutisna
26. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Guru Terbaik Selalu Dikenang
Saya suka guru yang tegas tapi baik hati. Guru yang lucu tapi
disegani. Pandai senyum. Itulah guru terbaik menurut saya. Dan
dua orang guru sewaktu saya di kelas I-lah yang terbaik.
Sampai sekarang saya masih ingat kok, walaupun sudah di kelas
VI. Memang guru terbaik itu, kata ayah, suka selalu dikenang.
Terima kasih, kepada kedua guru terbaik.
Nadine Nathaneila Putri Sutisna
27. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kepalaku Bocor dan Kakiku Memar
Aku masih sangat ingat, saat itu tanggal 11 Maret 2020. Aku
membawa sepeda keluar, lalu bergabung bersama teman-teman.
Bukan bersepeda biasa, melainkan main kebut-kebutan. Kami
seperti sekumpulan pebalap di televisi. Di jalanan lurus, kami
saling mendahului, begitupun di jalanan berbelok. Akan tetapi,
alangkah malangnya ketika itu, di salah satu belokan ada
seseorang yang melintas di hadapanku, aku tidak bisa
mengendalikan sepedaku dan tak berhasil menarik rem. Aku
hilang keseimbangan sehingga arah berbelok ke salah satu sudut
tembok keras dan akhirnya benturanpun terjadi. Kepalaku
pusing, sedangkan teman-temanku yang terlihat aneh hanya
terdiam dan mengajakku pulang.
Awalnya aku enggan, karena takut ayahku marah bila tahu kalau
aku bersepeda sambil kebut-kebutan. Akan tetapi, karena
kepalaku yang terasa pusing, akhirnya ajakan teman-teman
supaya aku segera pulang akhirnya kusetujui.
Nasywah Kayyisah
28. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Setelah sampai di depan rumah, ada rasa takut dan waswas,
jangan-jangan ayah akan marah besar kepadaku. Setelah pintu
terbuka, ibuku menjerit, begitu juga dengan saudara-saudaraku.
Rupanya, kepalaku bocor! Aku sediri tidak menyadarinya. Setelah
kupegang kepalaku, darah kental mengenai tanganku. Aku panik
dan takut ketika itu juga, rupanya darahnya sangat banyak.
Mungkin ini yang menyebabkan teman-temanku terlihat aneh dan
mengajakku segera pulang.
Dan, tidak! Aku yakin ayahku marah karena pasti ia akan
memaksaku menceritakan apa yang telah terjadi. Aku takut ayah
tidak menyayangiku lagi, padahal ia orang yang sangat baik dan
penyayang, tak pernah memarahiku apalagi memukul. Ada banyak
kesan terbaik bersama ayah, seperti ketika diajaknya bermain di
sawah, bertamasya ke desa, atau sekadar makan bersama. Akan
tetapi, hari ini aku membuatnya kecewa. Nasehatnya supaya
bersepeda hati-hati dan tidak kebut-kebutan tidak aku patuhi
sama sekali.
Nasywah Kayyisah
29. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Suara jeritan dari ibu dan keluargaku berhasil didengar ayah.
Aku hanya bisa pasrah sambil memejamkan mata. Aku pasrah
atas apa yang akan terjadi. Mungkin aku akan dipukulnya. Tidak
mengapa, sebab ini kesalahanku dan aku tidak akan
mengulanginya lagi.
Namun, alangkah terkejutnya aku, ketika tangan kekar ayahku
yang sangat kukenal itu menyentuh lembut kepalaku. Diusapnya
perlahan sambil menekan-nekan dengan sangat hati-hati. Mataku
dibuka pelan-pelan. Ada wajah ayah dengan alis mata berkerut
penuh kekhawatiran sedang fokus membersihkan kepalaku yang
bocor. Ayah tak berkata apa-apa dan tak pula menangis seperti
yang lain, tapi aku merasakan bahwa ayah sangat sayang
kepadaku. Aku janji, tidak akan pernah mengulangi kesalahku
untuk yang kedua kalinya.
Terima kasih, ayah. Semoga ayah diberikan umur yang panjang,
selalu sehat dan diberikan rezeki yang baik oleh Allah swt. Aku
akan menjadi anak yang salihah dan menjadi kebanggaan bagi
ayah. Aku janji, akan selalu patuh pada nasehat ayah.
Nasywah Kayyisah
30. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Terima Kasih, Bu
Teman-teman, pasti kalian punya guru terbaik versi kalian
masing-masing, kan? Aku juga sama, lho...
Aku punya seorang guru yang ketika mengajar membuatku betah
di kelas. Banyak sekali ilmu yang kudapatkan ketika diajarkan
oleh beliau. Meskipun beberapa mata pelajaran sulit kupahami,
tapi beliau tak pernah terlihat bosan apalagi kesal, dengan sabar
diajarinya.
Dari wajah beliau, selalu ada senyum manis yang membuat hatiku
gembira. Aku selalu berharap, nanti apabila naik kelas, di kelas
berapa dan manapun, beliaulah wali kelasnya. Sepertinya, tidak
ada guru yang sebaik beliau.
Aku akan selalu menjadi anak yang salihah supaya terus bisa
mendoakan beliau supaya selalu sehat dan diberikan keluasan
rezeki. Suatu hari nanti, aku akan membuat seikat bunga lalu
kuberikan kepada beliau sebagai tanda terima kasih.
Bu Nina, selalu sehat ya!
Nasywah Kayyisah
31. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ibuku yang Periang
Ketika bersama ibu, kami selalu tertawa. Ibuku periang, tak
pernah murung. Ibuku selalu bersemangat. Suatu hari, kami
sekeluarga pergi ke kampung halaman ayah di Madura. Di sana
dekat sekali dengan pantai. Kami berenang di pantai, menikmati
matahari terbenam, sampai bermain pasir dan membuat istana di
sana. Ah, senangnya.
Ibu juga sering membawaku berjalan-jalan ke mall, melihat-lihat
saja sudah cukup sebetulnya, tapi ibu suka sekali mengajakku ke
Pizza Hut. Ibu sangat tahu apa yang anak-anaknya mau. Ketika di
dalam mobil, baik ketika berangkat ataupun pulang, ibu suka
menyetel lagu ceria dan kamipun bernyanyi bersama. Asyik
sekali.
Aku sendiri heran, kenapa ibuku begitu sabar dan tabah. Ketika
aku sering malas, terkadang bereperilaku nakal, tapi ibuku tetap
saja bersabar. Aku seringkali merasa malu. Suatu hari nanti, aku
akan membawa ibu berhaji dengan uangku sendiri. Bersama
denganku. Bersama dengan keluarga besarku. Supaya nanti
bersama-sama ke surga. Bahagia di sana.
Rafi Bardiansyah Putra
32. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Guruku yang Lucu
Guruku itu sangat lucu, pak Tris, namanya. Guru matematika di
kelas VI yang sekaligus guru kelasku. Pak Tris memang pandai
sekali mengajar. Ketika menyampaikan materi, beliau akan
menjelaskannya secara perlahan sehingga anak-anak muridnya
mengerti. Beliau sangat senang membuat kami tertawa riang.
Pak Tris juga guru yang penyabar. Banyak teman-temanku yang
jarang memerhatikan saat pak Tris mengajar, berperilaku nakal,
sampai tidak mengerjakan tugas, tapi sama sekali tidak membuat
pak Tris marah-marah.
Pak Tris, jadilah guru yang baik, dan jadilah yang terbaik dan
selalu disenangi murid-muridnya. Sehatlah selalu. Semoga Allah
memberikan rezeki yang melimpah dan umur yang panjang. Ingin
sekali aku memberikannya sebuah tiket untuknya pergi ke
Mekah.
Rafi Bardiansyah Putra
33. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selalu Bersama Ayah
Waktuku bersama ayah tidak banyak. Senin sampai jumat jadwal
kerjanya sangat padat. Pagi-pagi sekali sudah berangkat, sampai
terkadang aku sendiri tidak menyadari keberangkatannya, dan
kalau pulang menjelang magrib atau setelahnya. Ayah sering
terlihat lelah walaupun setelah mandi dan salat, masih bisa
makan bersama dan menemaniku nonton meskipun tak lama
kemudian tertidur di sampingku.
Kecuali Sabtu dan Minggu. Ayah selalu libur. Ini yang aku suka!
Kalau sedang libur, ayah akan mengajakku berkeliling dengan
menaiki sepeda, dan kalau lelah diajaknya pula ke tempat makan
minum di pinggir jalan sambil beristirahat. Di beberapa
kesempatan, kadang ayah mengajakku ke tempat wisata. Di dua
hari itu, ayah selalu ada bersamaku dan bisa menonton bersama
lebih lama, sehingga film yang kami tonton bisa sambil kami
diskusikan.
Safira Aliya Khairani
34. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Akan tetapi, aku sangat khawatir, karena ketika covid-19 masih
berkeliaran dan korban berjatuhan pun, ayah masih tetap pergi
bekerja. Itu karena tanggung jawabnya yang besar untuk
memenuhi kebutuhan kami, keluarga yang dicintainya. Semoga
Allah selalu melindungi ayah dari segala marabahaya.
Ingin rasanya aku segera dewasa, supaya bisa membantu ayah.
Aku akan lebih giat bekerja supaya ayah bisa beristirahat di
rumah. Aku akan bawa ayah ke Mekah!
Safira Aliya Khairani
35. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Guru Terbaik yang Pernah Ada
Selama sekolah di SD Darul Hikam, belum pernah aku mendapat
pengalaman indah diajari oleh seorang guru, kecuali guruku yang
satu ini. Beliau adalah guru terbaik yang pernah ada. Cara
mengajarnya mengasyikan, sabar dan pengertian, sehingga
pelajaran apapun yang diajarkan, dengan mudah bisa dipahami.
Guruku itu juga sangat baik, ramah dan suka sekali senyum.
Membuat aku selalu semangat belajar. PR di rumah selalu tuntas
kukerjakan karena aku tidak mau mengecewakannya. Akan tetapi,
sayang sekali, guruku itu sudah tidak ada lagi di sekolah. Bukan
karena covid-19, melainkan karena memang beliau sudah pindah
untuk mengajar di sekolah lain. Sangat beruntung sekolah itu
mendapatkan guru terbaik seperti beliau.
Aku berharap suatu saat bisa bertemu lagi untuk memberikan
hadiah kepada beliau. Terima kasih, bu guru.
Safira Aliya Khairani
36. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ayah Tersayang
Saya sangat suka bersama ayah. Saat jalan-jalan, bertamasya,
bermain, makan, berbelanja, atau sekadar duduk dan menonton
acara televisi bersama.
Saya sangat merindukan saat-saat ketika ayah mengajak kami
pergi bertamasya ke Ciwidey. Di sana udaranya sangat segar.
Banyak sekali kebun strawberi, jambu, terong belanda, sayuran,
dan sawah yang luas. Indah sekali. Semua bahagia. Ayahpun saya
lihat sangat bahagia, tidak seperti ketika ayah pulang bekerja.
Walaupun tersenyum, wajah ayah tampak tidak berseri.
Sebab ayah sering keluar kota. Tidak pulang sampai berhari-hari.
Saya sangat khawatir kalau terjadi apa-apa dengan ayah. Saya
mengira, pekerjaan ayah sangat berat.
Ayah suka memberi saya sesuatu. Apapun yang saya minta, selalu
diberinya. Mainan, buku, makanan, dan banyak lagi. Akan tetapi,
suatu saat, ketika nanti saya besar dan dewasa, saya akan
memberi ayah hadiah sangat berharga. Dan itu rahasia. Tidak
akan saya tulis di sini.
Selena Rayya Yashira
37. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Wajah Guru yang Menyenangkan
Meskipun sekarang saya sudah kelas IV, tapi kebaikan guru saya
ketika kelas II tidak bisa dilupakan. Guru itu sangat baik dan
sabar. Memandang wajahnya saja menyenangkan.
Kalau ada murid yang tidak mengerjakan PR, beliau tidak
langsung marah. Dengan sabar beliau ingatkan bahwa PR itu
penting bagi supaya pelajaran bisa lebih bisa dipahami.
Saya tidak akan pernah melupakan beliau. Kalau ada rezeki, saya
akan memberi hadiah terbaik untuk beliau, guru saya yang paling
baik.
Selena Rayya Yashira
38. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ingin Selalu Bersama Ibu
Ibu adalah orang pertama yang kita jumpai dan berkomunikasi
dengan kita. Orang yang paling mencintai kita sejak kita masih
dalam kandungan sampai kita terlahir dan besar di dunia ini.
Orang yang sanggup mempertaruhkan nyawa supaya kita selamat
dan sehat hidup di dunia.
Dalam kehidupan bersama ibu terdapat suka maupun duka.
Ketika ibu kita sibuk banting tulang demi mengurus kita dan
mencari nafkah, tapi dia masih sanggup untuk mengajak liburan
kita walaupun kerjaan-kerjaan menumpuk.
Ketika ibu tidak sengaja meninggalkan saya ketika sedang dalam
acara di sebuah masjid. Itulah Duka.
Dalam kehidupan bersama ibu juga pasti terdapat pengalaman
yang tak terlupakan. Yaitu ketika bersama keluarga berlibur
bersama menuju Jogjakarta itu adalah pengalaman yang tak bisa
kulupakan.
Dimas Aulia Furqan
39. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kebaikan ibu juga tak luput dari ingatanku.
Ketika kami sekeluarga sedang berjalan-jalan kami selalu
melewati toko buku kesukaanku dan setelah dari perjalanan kami
selalu singgah di toko buku tersebut untuk membelikan saya
sebuah buku baru.
Sampai saya berpikir kalau saya diberikan kekuatan untuk ibu
saya, apa yang akan saya lakukan.
Saya berpikir kalau memiliki kekuatan, dapat mengingat dengan
sangat kuat, jadi dalam pelajaran matematika saya bisa
menyimpan materi-materi tersebut di otak dan ketika ujian saya
bisa mengerjakan dengan mudah dan bisa membanggakan ibu
saya.
Saya juga memiliki harapan untuk ibu saya agar selalu mendoakan
saya dalam kehidupan saya dan selalu di samping saya saat ini.
Dimas Aulia Furqan
40. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Guru yang Paling Sering Tersenyum
Namanya Bu Dewi S.A. Beliau adalah guru matematika di
sekolahku. Banyak siswa yang mengenalnya dengan guru yang baik
dan sabar.
Dulu aku mengira kalau Bu Dewi adalah guru yang sangar,
nyatanya fikiranku berbalik 360 derajat.
Ketika kita bersekolah bersama guru favorit kita pasti kita akan
menemukan kesan bersama guru kita.
Bu dewi adalah guru yang paling penyabar yang pernah saya temui
dan beliau juga guru yang paling baik, beliau tidak pernah marah
di dalam kelas.
Bu Dewi bisa dipanggil yang terbaik karena beliau adalah guru
yang paling sering tersenyum di kelas maupun di luar kelas.
Itulah alasan kenapa saya menjadikannya guru favorit.
Tak luput, saya pun ingin berdoa untuk guru tercinta saya,
semoga ibu sehat selalu, menjadi guru yang lebih baik, semakin
dicintai murid-muridnya, dan saya berharap ibu semakin pandai
dalam bidang matematika.
Dimas Aulia Furqan
41. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dan kalau saya ditanya ingin mempunyai kekuatan seperti apa
untuk menjadikan Ibu Dewi bangga kepada saya adalah, saya
ingin kekuatan yang bisa membuat saya lebih hebat matematika
dan membuat saya dapat mengikuti olimpiade dan mengajarkan
ilmu saya pada orang lain.
Dimas Aulia Furqan
42. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Mahkota untuk Ayah
Aku suka bersama ayah. Bisa jalan-jalan, turutin segala yang aku
suka, kasih uang jajan, dan membelikan aku barang yang aku mau.
Pokoknya, ayah itu baik banget.
Tapi, ayah juga kadang suka buat aku sebal. Ayah suka menyuruh
aku sering-sering mengkhatamkan al-Quran, cepat-cepat hapal
al-Quran. Padahal aku sebenarnya suka sekali membaca dan
menghapalkan al-Quran, tapi jangan dipaksa. Terkadang aku ingin
juga bermain, istirahat, atau sekadar menghilangkan rasa bosan.
Nanti juga aku pasti kembali mengkhatamkan dan menghapal al-
Quran seperti yang ayah mau.
Terus, ayah juga seringkali membanding-bandingkan aku dengan
orang lain yang lebih banyak hapalannya, yang lebih sering
mengkhatamkan al-Quran, atau yang lebih pandai. Padahal aku
sudah berusaha sekuat tenaga lho.
Meski begitu, ayahku memang terbaik. Aku pernah syukuran
bersama untuk menyambut hari lahirku. Atau yang orang bilang
ulang tahun. Ayah memberikan aku hadiah istimewa yang sampai
sekarang masih kukenang.
Adeena Khairiyya Huurun Iyn
44. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Terima Kasih, Bu Diah
Aku sangat terkesan dengan kebaikan bu Diah. Beliau adalah
guru terbaik di SD Darul Hikam. Guru yang paling baik dan paling
sabar, meskipun ada muridnya yang tidak tertib dan
menyebalkan.
Bu Diah tak segan menanyakan kabarku, “Deena sehat?”, “Deena
baik?”. Pokoknya, bu Diah sangat perhatian. Kalau ada soal yang
aku tidak mengerti, bu Diah selalu menjelaskan pelan-pelan soal
yang sulit itu sampai aku mengerti.
Semoga ilmu yang sudah dibagikan bu Diah kepadaku dan kepada
teman-teman diganti dengan pahala yang melimpah dari Allah
swt.
Sebagai tanda terima kasihku, aku akan memberikan bu Diah
hadiah karena telah memberikan ilmu kepadaku.
Terima kasih, bu Diah telah sabar membimbingku. Maafkan kalau
selama ini aku punya salah.
Adeena Khairiyya Huurun Iyn
45. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aku Suka Ibu di Rumah
Ingin rasanya liburan bersama ibu. Pergi ke pantai, atau sekadar
jalan-jalan biasa saja. Itu sudah cukup. Akan tetapi, ibu sering
pergi pagi dan pulang malam, padahal itu hari libur. Rumah
menjadi sepi.
Kalau ibu tidak ada di rumah, aku hanya bisa diam dan tak bisa
bermain ke luar. Di luar sana ada korona. Untuk menghilangkan
jenuh, aku hanya bisa bermain game di HP atau di komputer.
Sayang, aku tidak bisa memasak, karena perutku suka sekali
merasa lapar.
Oh iya, pernah ibu mengajakku jalan-jalan di pagi hari ketika
mobil ibu yang biasa dipakai bekerja perlu dipanaskan. Kami
menaiki gunung dan merasakan nikmatnya udara segar. Di sana
ada sawah dan kebun, ada para petani yang sedang menanam
sayuran. Mungkin karena jok mobil bergetar halus, ditambah
segarnya udara pagi, aku menjadi mengantuk. Akupun tidur. Aku
baru terbangun ketika ibu sudah siap berangkat bekerja.
Jauzy Azzam Al Khilabi Saepulloh
47. .
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Alat Mengajar Lengkap untuk Guruku
Menurutku, guru yang terbaik ada di kelas IV dan V. Mereka
guru yang sangat menyenangkan dan sangat mudah kuingat.
Hatiku gembira ketika diajar oleh meraka, karena cara mengajar
mereka sangat mudah dipahami, baik dan walaupun terkadang
marah, sama sekali tidak menyakiti hatiku.
Semoga kedua guruku itu bisa tetap mengajar dengan baik, selalu
sehat, dan tidak pernah melupakanku. Ingin rasanya
mengucapkan terima kasih dengan memberikan mereka peralatan
mengajar lengkap supaya mempermudah mereka.
Jauzy Azzam Al Khilabi Saepulloh