SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 74
BAB V
ANALISIS
5.1 Proyeksi Alur Pelayaran Barat Surabaya
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada Kantor Syahbandar Utama
Tanjung Perak Surabaya kunjungan kapal selama lima tahun terakhir atau dari
tahun 2012 sampai 2016 yang dijelaskan pada Bab IV Tabel 4.1 dapat
diproyeksikan untuk 20 tahun mendatang dengan rumus pendekatan Metode
Kuadrat Kecil (Least Square Method). Dari formulasi ini didapat hasil perhitungan
proyeksi kunjungan kapal sebagai berikut:
5.1.1 Proyeksi Kunjungan Kapal Berdasarkan Jumlah Kapal
Tabel 5.1 Proyeksi Kunjungan Kapal Berdasarkan Jumlah Kapal
No Tahun Kunjungan Kapal
1 2018 11,715
2 2019 11,266
3 2020 10,817
4 2021 10,368
5 2022 9,919
6 2023 9,470
7 2024 9,021
8 2025 8,572
9 2026 8,123
10 2027 7,674
11 2028 7225
12 2029 6,776
13 2030 6,327
14 2031 5,878
15 2032 5,429
16 2033 4,980
17 2034 4,531
18 2035 4,082
19 2036 3,633
20 2037 3,184
Sumber: Hasil Analisa
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 75
Sumber: Hasil Analisa
Gambar 5.1 Grafik Proyeksi Kunjungan Kapal Berdasarkan Jumlah Kapal
Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa proyeksi kunjungan kapal yang
berdasarkan jumlah kapal yang melewati APBS selama 20 tahun kedepan
mengalami penurunan kurang lebih sekitar 5% per tahun.
5.1.2 Proyeksi Kunjungan Kapal Berdasarkan DWT Kapal
Tabel 5.2 Proyeksi Kunjungan Kapal Berdasarkan Jumlah Kapal
No.
(1)
Tahun
(2)
DWT
(3)
1 2018 101,377,011
2 2019 104,730,939
3 2020 108,084,867
4 2021 111,438,795
5 2022 114,792,723
6 2023 118,146,651
7 2024 121,500,579
8 2025 124,854,507
9 2026 128,208,435
10 2027 131,562,363
11 2028 134,916,291
12 2029 138,270,219
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
JUMLAH(UNIT)
TAHUN
PROYEKSIKUNJUNGAN KAPAL
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 76
(1) (2) (3)
13 2030 141,624,147
14 2031 144,978,075
15 2032 148,332,003
16 2033 151,685,931
17 2034 155,039,859
18 2035 158,393,787
19 2036 161,747,715
20 2037 165,101,643
Sumber: Hasil Analisa
Sumber: Hasil Analisa
Gambar 5.2 Grafik Proyeksi Kunjungan Kapal Berdasarkan DWT Kapal
Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa proyeksi kunjungan kapal yang
berdasarkan DWT kapal yang melewati APBS selama 20 tahun kedepan
mengalami kenaikan kurang lebih sekitar 5% per tahun.
5.1.3 Proyeksi Kunjungan Kapal Berdasarkan GRT Kapal
Tabel 5.3 Proyeksi Kunjungan Kapal Berdasarkan GRT Kapal
No
(1)
Tahun
(2)
GRT
(3)
1 2018 85,829,856
2 2019 89,183,784
-
20,000,000
40,000,000
60,000,000
80,000,000
100,000,000
120,000,000
140,000,000
160,000,000
180,000,000
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
JUMLAHTON
TAHUN
PROYEKSIDWT KAPAL
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 77
(1) (2) (3)
3 2020 92,537,712
4 2021 95,891,640
5 2022 99,245,568
6 2023 102,599,496
7 2024 105,953,424
8 2025 109,307,352
9 2026 112,661,280
10 2027 116,015,208
11 2028 119,369,136
12 2029 122,723,064
13 2030 126,076,992
14 2031 129,430,920
15 2032 132,784,848
16 2033 136,138,776
17 2034 139,492,704
18 2035 142,846,632
19 2036 146,200,560
20 2037 149,554,488
Sumber: Hasil Analisa
Sumber: Hasil Analisa
Gambar 5.3 Grafik Proyeksi Kunjungan Kapal Berdasarkan GRT Kapal
0
20000000
40000000
60000000
80000000
100000000
120000000
140000000
160000000
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
JUMLAHGRT
TAHUN
PROYEKSIGRT KAPAL
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 78
Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa proyeksi kunjungan kapal yang
berdasarkan GRT kapal yang melewati APBS selama 20 tahun kedepan
mengalami kenaikan kurang lebih sekitar 5% per tahun.
5.1.4 Proyeksi Pemanduan
Pemanduan merupakan hal wajib dilakukan di APBS terutama untuk kapal
diatas GRT 500 dan untuk dibawah GRT 500 berdasarkan area perairan yang
dilewatinya, perairan wajib pandu di APBS dimulai dari koordinat 06 46’ 40” S/112
38’ 00”T menuju perairan pelabuhan Tanjung Perak melalui Alur Pelayaran Barat
sampai dengan koordinat 07 24’ 55” LS/112 59’ 00” BT pada Alur Pelayaran Timur
Surabaya.
Berdasarkan data yang diambil dari Pelindo III Cabang Tanjung Perak tahun
2017, pandu dan kapal pandu yang beroperasi di APBS berjumlah 16 kapal pandu
dengan daya 3000HP – 4200HP dan 6 unit kapal RIB (Rubber Inflatabel Boat)
dengan jumlah personil pandu 64 orang. Lalu dengan menggunakan Peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia No.57 Tahun 2015 Tentang Pemamduan
dan Penundaan Kapal serta memasukan rumus metode kuadrat kecil pada hasil
proyeksi dimensi kapal yang memasuki APBS maka didapat perhitungan
Pemamduan dan Penundaan Kapala sebagai berikut:
Tabel 5.4 Proyeksi Kapal Pandu
No
Panjang
Kapal (m)
Jumlah Kapal
Tunda per
Kapal Minimal
Jumlah Daya
Kapal Tunda
Minimal (HP)
Jumlah Gaya
Tarik/Bollard Pull
Minimal (Ton)
1 295 3 Unit 12,980 148
2 330 3 Unit 14,520 165
3 365 3 Unit 16,060 183
4 400 3 Unit 17,600 200
Sumber: Hasil Analisa
Tabel diatas menjelaskan jumlah kapal pandu yang melayani satu kapal
wajib pandu yang melewati perairan APBS dengan Power yang berbeda-beda
sesuai dengan panjang dan dimensi kapal.
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 79
5.2 Penentuan Dimensi APBS
Alur Pelayaran Barat Surabaya yang sebagai salah satu pintu masuk ke
berbagai pelabuhan yang berada di pelabuhan tanjung perak berperan penting
dalam menunjang keselamatan pelayaran. Oleh karena itu perencanaan dimensi
APBS sangat berperan penting dalam menunjang kelancaran dan keselamatan
semua kapal yang melewati APBS tersebut.
Alur pelayaran biasanya terdiri dari satu jalur atau dua jalur, satu jalur
artinya setiap kapal yang akan melewati alur pelayaran hanya bisa satu per satu
untuk keluar/masuk pelabuhan sehingga apabila ada kapal lain yang akan
memasuki alur pelayaran harus menunggu hingga kapal pertama selesai melewati
alur pelayaran tersebut, sedangkan alur pelayaran yang terdiri dari dua alur artinya
kapal bisa masuk/keluar berbarengan dalam satu waktu.
Penentuan lebar alur pelayaran harus memperhitungkan kapal yang terbesar
masuk melewati alur pelayaran baik dari segi dimensi panjang, lebar maupun bobot
kapal, Alur Pelayaran Barat Surabaya sendiri menggunakan alur pelayaran dua jalur
untuk sistem lalu lintas perairan pelabuhannya dengan lebar eksisting sekitar 150m
dengan panjang alur sekitar 46 km. Dari proyeksi yang telah dilakukan diatas dapat
diperhitungkan untuk Alur Pelayaran Barat Surabaya dijangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang.
Untuk menetapkan kedalaman alur pelayaran yang aman untuk dilayari
harus memperhatikan kedalaman air surut terendah (LWS) dengan kapal bermuatan
penuh yang melewati alur tersebut, disamping itu kedalaman alur pelayaran juga
harus memperhatikan jarak toleransi dari gerakan kapal yang diakibatkan oleh
faktor gelombang, angina dan arus pada alur tersebut.
Dari informasi yang terkait dengan APBS menerangkan bahwa kondisi
kedalaman alur pelayaran sebelum revitalisasi adalah 9.5 LWS sebelum tahun 2015
dan setelah dilakukan revitalisasi adalah 13 LWS setelah tahun 2015.
Dalam menentukan dimensi APBS, maka sebelumnya ditentukan terlebih
dahulu ukuran kapal terbesar yang akan melewati APBS lalu diproyeksikan, dari
ukuran kapal terbesar yang diproyeksikan itu dapat ditentukan lebar dan kedalaman
alur pelayaran pada jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Sebelumnya sudah ditentukan diatas proyeksi dalam 20 tahun kedepan atau pada
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 80
tahun 2037 berapa besar kapal yang diperkirakan akan memasuki APBS adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.5 Proyeksi Dimensi Kapal Berdasarkan Tahun, Jumlah, DWT, dan GRT
Kapal
No Tahun Jumlah DWT GRT
Dimensi Rata-Rata
Per Kapal (m)
LOA Draft Lebar
1 2017 12,164 98,023,083 82,475,928 245 11 28
2 2022 10,817 114,792,723 99,245,568 295 14 31
3 2027 8,123 131,562,363 116,015,208 330 16 34
4 2032 5,429 148,332,003 132,784,848 365 18 37
5 2037 3,184 165,101,643 149,554,488 400 20 40
Sumber: Hasil Analisa
Dari tabel diatas dapat dikalkulasikan bahwa untuk setiap kapal yang
memasuki APBS rata-rata berbobot 51,854 Ton dengan GRT per kapal rata-rata
46,971. Lalu dengan melihat kemungkinan kapal terbesar yang menyinggahi
pelabuhan di Tanjung Perak seperti yang terjadi pada bulan Desember 2017 kapal
pesiar Genting Dreams dari Hong Kong, dengan GT 150,695, panjang 335.33m,
lebar 39.7m dan sarat air 8.3m sandar pada pelabuhan penumpang, dapat di
perkirakan pada tahun 2036 kapal yang terbesar dapat melebihi GT 180 ribu.
Tabel tersebut diatas juga menerangkan bahwa untuk nomor 1 adalah
proyeksi jangka pendek yaitu 5 tahun kedepan, nomor 2 dan nomor 3 adalah
proyeksi jangka menengah yaitu 10 tahun dan 15 tahun kedepan, dan nomor 4
adalah proyeksi jangka panjang yaitu 20 tahun kedepan.
Tabel paling kanan menerangkan dimensi per kapal yang memasuki APBS
untuk setiap proyeksi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 81
5.2.1 Penentuan Dimensi APBS Jangka Pendek
Skala 1 : 110
Sumber: Hasil Analisa
Gambar 5.4 Lebar dan Kedalaman Alur Jangka Pendek
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 82
5.2.2 Penentuan Dimensi APBS Jangka Menengah
Skala 1 : 120
Sumber: Hasil Analisa
Gambar 5.5 Lebar dan Kedalaman Alur Jangka Menengah
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 83
5.2.3 Penentuan Dimensi APBS Jangka Panjang
Skala 1 : 130
Sumber: Hasil Analisa
Gambar 5.6 Lebar dan Kedalaman Alur Jangka Panjang
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 78
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 84
Dari gambar penentuan dimensi APBS jangka pendek, jangka menengah
dan jangka panjang dapat dijelaskan bahwa pendalaman dan pelebaran alur
pelayaran harus dilakukan untuk menunjang keselamatan dan menunjang kapal-
kapal yang setiap tahun semakin besar ukuran lebar dan sarat airnya. Dari uraian
ini dapat disimpulkan dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 5.6 Dimensi APBS Berdasarkan Proyeksi
No Proyeksi
Dimensi APBS
Lebar Alur
(m)
Kedalaman Alur
(LWS-m)
1 Kondisi Existing 150.0 13.0
2 Jangka Pendek 266.6 16.1
3 Jangka Menengah 292.4 20.7
4 Jangka Panjang 344.0 23.0
Sumber: Hasil Analisa
5.3 Faktor-Faktor Kecelakaan Kapal
Penilaian faktor risiko kecelakaan dalam evaluasi yang digunakan pada Alur
Pelayaran Barat Surabaya dilakukan dengan metode AHP, adapun faktor risiko
yang dapat menyebabkan kecelakaan di APBS terdapat 4 kategori sebagaimana
yang telah dijabarkan pada Gambar 3.2 Struktur AHP pada APBS yaitu faktor
manusia, faktor kapal, faktor lingkungan dan faktor manajemen APBS.
Sebagai salah satu alur pelayaran terpenting di Indonesia dengan tingkat
kepadatan lalu lintas kapal yang tinggi, area APBS merupakan daerah yang rawan
kecelakaan. Terhitung dari lima tahun terakhir sudah terjadi sekitar 67 kecelakaan
di APBS dengan jenis kecelakaan terbanyak yaitu tubrukan kapal, dari sekian
banyak kecelakaan kapal yang terjadi di APBS penyebab kecelakaan tersebut
didominasi oleh faktor manusia Kejadian tersebut disebabkan oleh human failure
yang beragam, seperti kesalahan operasi, prosedur yang tidak tepat, kesalahan
membaca instrumen, dan sebagainya, dengan demikian tinjauan ulang mengenai
tingkat keandalan manusia perlu dilakukan.
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 85
Untuk meninjau hal tersebut, AHP dilakukan untuk mencari tujuan solusi
yang didasari dengan kriteria-kriteria yang fokuskan pada alternatif-alternatif
pilihan dari setiap kriteria tersebut. Adapun penjelasan mengenai AHP dapat
dijabarkan sebai berikut:
Tabel 5.7 Pair Comparation Matrix Untuk Setiap Kriteria
Kriteria Manusia Kapal Lingkungan Manajemen
Priority
Vektor
Manusia 1.00 6.00 4.00 3.00 0.57
Kapal 0.17 1.00 0.67 0.50 0.10
Lingkungan 0.25 1.50 1.00 0.75 0.14
Manajemen 0.33 2.00 1.33 1.00 0.19
Jumlah 1.75 10.50 7.00 5.25 1.00
Principle Eigen Value 4.00
Consistency Index (CI) 0.00
Consistency Ratio (CR) 0.00 %
Sumber: Hasil Analisa
Dari tabel diatas dapat dilihat pada kolom Priority Vector menunjukan
bobot dari setiap kriteria, dalam hal ini bobot terbesar adalah kriteria manusia
dengan angka 0.57 dari skala 1 dan bobot terkecil adalah kriteria kapal dengan
angka 0.10 dari skala 1.
Dari nilai Consistency Index (CI) menunjukan angka nol yang berarti
pembobotan yang dilakukan sangat konsisten dan nilai Consistency Ratio (CR)
menunjukan angka 0.00% dimana nilai ini bisa diterima karena nilai yang
ditentukan harus lebih kecil atau sama dengan 10%.
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 86
Tabel 5.8 Pair Comparation Matrix Kriteria Manusia
Manusia Kualifikasi Pengalaman
Kesadaran
Keselamatan
Priority
Vektor
Kualifiksi 1.00 0.40 2.00 0.25
Pengalaman 2.50 1.00 5.00 0.63
Kesadaran
Keselamatan
0.50 0.20 1.00 0.13
Jumlah 4.00 1.60 8.00 1.00
Principle Eigen Value 3.00
Consistency Index (CI) 0.00
Consistency Ratio (CR) 0.00 %
Sumber: Hasil Analisa
Dari tabel diatas dapat dilihat pada kolom Priority Vector menunjukan
bobot dari kriteria manusia, dalam hal ini bobot terbesar adalah pengalaman dengan
angka 0.63 dari skala 1 dan bobot terkecil adalah kesadaran manusia dengan angka
0.13 dari skala 1.
Dari nilai Consistency Index (CI) menunjukan angka nol yang berarti
pembobotan yang dilakukan sangat konsisten dan nilai Consistency Ratio (CR)
menunjukan angka 0.00% dimana nilai ini bisa diterima karena nilai yang
ditentukan harus lebih kecil atau sama dengan 10%.
Tabel 5.9 Pair Comparation Matrix Kriteria Kapal
Kapal Laik Laut Umur Tonnage
Priority
Vektor
Laik laut 1.00 3.50 4.50 0.66
Umur 0.29 1.00 1.29 0.19
Tonnage 0.22 0.78 1.00 0.15
Jumlah 1.51 5.28 6.79 1.00
Principle Eigen Value 3.00
Consistency Index (CI) 0.00
Consistency Ratio (CR) 0.00 %
Sumber: Hasil Analisa
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 87
Dari tabel diatas dapat dilihat pada kolom Priority Vector menunjukan
bobot dari kriteria kapal, dalam hal ini bobot terbesar adalah laik laut dengan angka
0.66 dari skala 1 dan bobot terkecil adalah tonnage dengan angka 0.15 dari skala 1.
Dari nilai Consistency Index (CI) menunjukan angka nol yang berarti
pembobotan yang dilakukan sangat konsisten dan nilai Consistency Ratio (CR)
menunjukan angka 0.00% dimana nilai ini bisa diterima karena nilai yang
ditentukan harus lebih kecil atau sama dengan 10%.
Tabel 5.10 Pair Comparation Matrix Kriteria Manajemen
Manajemen
Pemilik
kapal
Manajemen
Keamanan
Priority Vektor
Pemilik kapal 1.00 0.29 0.22
Manajemen
keamanan
3.50 1.00 0.78
Jumlah 4.50 1.29 1.00
Principle Eigen Value 2.00
Consistency Index (CI) 0.00
Consistency Ratio (CR) 0.00 %
Sumber: Hasil Analisa
Dari tabel diatas dapat dilihat pada kolom Priority Vector menunjukan
bobot dari kriteria manajemen, dalam hal ini bobot terbesar adalah manajemen
keamanan dengan angka 0.78 dari skala 1 dan bobot terkecil adalah pemilik kapal
dengan angka 0.22 dari skala 1.
Dari nilai Consistency Index (CI) menunjukan angka nol yang berarti
pembobotan yang dilakukan sangat konsisten dan nilai Consistency Ratio (CR)
menunjukan angka 0.00% dimana nilai ini bisa diterima karena nilai yang
ditentukan harus lebih kecil atau sama dengan 10%.
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 88
Tabel 5.11 Pair Comparation Matrix Kriteria Lingkungan
Lingkunagn Alam Navigasi Priority Vektor
Alam 1.00 2.00 0.67
Navgasi 0.50 1.00 0.33
Jumlah 1.50 3.00 1.00
Principle Eigen Value 2.00
Consistency Index (CI) 0.00
Consistency Ratio (CR) 0.00 %
Sumber: Hasil Analisa
Dari tabel diatas dapat dilihat pada kolom Priority Vector menunjukan
bobot dari kriteria lingkungan, dalam hal ini bobot terbesar adalah alam dengan
angka 0.63 dari skala 1 dan bobot terkecil adalah navigasi dengan angka 0.33 dari
skala 1.
Dari nilai Consistency Index (CI) menunjukan angka nol yang berarti
pembobotan yang dilakukan sangat konsisten dan nilai Consistency Ratio (CR)
menunjukan angka 0.00% dimana nilai ini bisa diterima karena nilai yang
ditentukan harus lebih kecil atau sama dengan 10%.
Dari perhitungan yang dilakukan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
penyebab utama kecelakaan pada APBS terlekatak pada Human Faktor (Faktor
Manusia) dengan prosentase sebesar 57%. Dalam hal ini kriteria faktor manusia
adalah yang menyebabkan manusia sebagai faktor utama dalam kecelakaan di
APBS adalah faktor pengalaman dengan prosentase sebesar 63%. Dengan demikian
bahwa pengalaman merupakan unsur penting dalam meningkatkan keselamatan di
APBS.
5.4 Penanggulangan Kecelakaan Kapal di APBS
Untuk mengurangi risiko yang ada, sekaligus meningkatkan keselamatan
pelayaran (marine safety), yang mencakup perlindungan terhadap jiwa (life),
kesehatan (health), lingkungan perairan (marine environment), dan hak milik
(property) maka FSA adalah metode yang sangat cocok digunakan dalam
menentukan peningkatan keselamatan di APBS. Adapun kajian dan analisa dari
metode FSA adalah sebagai berikut:
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 89
5.4.1 Menentukan Nilai Kriteria Konsekuensi
Tabel 5.12 Kriteria Konsekuensi
Skala Manusia Kepemilikan Lingkungan Pengguna Pelabuhan
C0
Tidak signifikan
(kemungkinan
sangat kecil luka-
luka) (0-15 juta)
Tidak signifikan
(Rp.0 – Rp.1M)
Tidak signifikan (kerusakan
tidak berarti)
(Rp.0 – Rp.1M)
Tidak signifikan
(Rp.0 – Rp.1M)
C1
Kecil (Satu luka
ringan)
(Rp.15 juta –
Rp.150 juta)
Kecil
(Rp.1M – Rp.50M )
Kecil (Sedikit tumpahan
operasional)
(Rp.1M – Rp.50M )
Kecil
Kerugian pemasukan
jangka pendek
(Rp.1M – Rp.50M )
C2
Sedang (banya k
luka-luka kecil
atau satu kejadian
luka berat)
(Rp.150 Juta –
Rp.350 juta)
Sedang
(Rp.50M –
Rp.150M)
Sedang (tumpahan yang
mampu menyebar di daerah
pelabuhan)
(Rp.50M – Rp.150M )
Sedang (Terhentinya
pelayaran sementara atau
perpanjangan pembatas an
pelayaran)
(Rp.50M – Rp.150M )
C3
Berat (Banyak luka
berat atau satu
kematian)
(Rp.350 juta –
Rp.625 juta)
Besar
(Rp.150M –
Rp.323.5M )
Besar
(Polusi yang dapat keluar
dari pelabuhan yang
berpotensi kerusakan
lingkungan )
(Rp.150M – Rp.323.5M)
Besar
Ruang lingkup nasional,
Pelabuhan ditutup
sementara dari pelayaran
untukbeberapa hari.
(Rp.150M – Rp.323.5M)
C4
Catastr ophic/benc
ana besar (Banyak
menim bulkan
kematian
(>Rp.625 Juta)
Bencana besar
(> Rp.323.5M)
Bencana (terjadi tumpahan
minyak berskala besar/antar
negara yang sangat merusak
lingkungan)
(>Rp.323.5M)
Bencana (Ruang
lingkupnya sudah
internasional, pelabuhan
tutup, pelayaran
terganggu untuk periode
yang lama.
(>Rp.323.5M)
Sumber: Hasil Analisa
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 90
Tabel diatas menjelaskan kriteria konsekuensi dengan skala terendah yaitu
C0 dan skala tertinggi C4. C0 adalah skala konsekuensi kecelakaan terendah atau
tingkat kemungkinan sangat kecil dengan kerugian <1M, C4 adalah konsekuensi
kecelakaan terbesar atau kemungkinan kecelakaan terbesar yang terjadi di APBS
dengan kerugian >323.5M. kerugian terbesar didasarkan pada bobot kapal dan rata-
rata harga kapal yang melintasi APBS dalam 5 tahun terakhir.
Tabel 5.13 Kriteria Frekuensi
Kategori Deskripsi Defenisi
F1
Frequent/
Sering
Suatu kejadian terjadi sekali dalam seminggu sampai sekali
dalam setahun operasi
F2
Likely/
mungkin
Suatu kejadian terjadi sekali dalam setahun sampai sekali
dalam 10 tahun operasi
F3 Possible
Suatu kejadian terjadi sekali dalam 10 tahun operasi sampai
sekali dalam 100 tahun operasi
F4 Unlikely
Suatu kejadian terjadi kurang dari 1 kali dalam 100 tahun
operesi
F5
Rare
(Jarang)
Kejadian kurang dari 1000 tahun operasi (misalnya:
Kemungkinan terjadi pada pelabuhan ditempat lain
didunia).
Sumber : (Polski Rejestr Statkow,Formal Safety Assesment Metthodology (FSA),07 Nopember
2002,Polandia,GDANSK)
Tabel diatas menjelaskan frekuensi kecelakaan di APBS dengan kategori
terbesar yaitu F1 dengan frekuensi kecelakaan sekali dalam seminggu sampai
sekali dalam setahun operasi, dan frekuensi terkecil yaitu F5 dengan frekuensi
kecelakaan sekali dalam 1000 tahun operasi.
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 91
Tabel 5.14 Matriks Risiko
Konsekuensi
C4 5 6 7 8 10
C3 4 5 6 7 9
C2 3 3 4 6 8
C1 1 2 2 3 6
C0 0 0 0 0 0
Frekuensi F5 F4 F3 F2 F1
Sumber : (Polski Rejestr Statkow,Formal Safety Assesment Metthodology (FSA),07 Nopember
2002,Polandia,GDANSK)
Keterangan :
0 & 1 : Risiko yang dapat diabaikan
2 & 3 : Risiko rendah
4 & 5 : Risiko sedang
6 : Risiko semakin tinggi
7 & 8 : Risiko yang signifikan
9 & 10 : Risiko tinggi
Tabel diatas menunjukan tingkat konsekuensi kecelakaan (Matriks)
berdasarkan tingkat risiko yang dapat diabaikan hingga tingkat risiko tinggi,
tingkat paling rendah yaitu F5 – C0 dan tertinggi F1 – C4, tabel konsekuensi diatas
juga dilengkapi dengan warna yang sisesuaikan denga tingkat risiko kecelakaan,
tingkat risiko yang paling rendah ditandai dengan warna hijau muda dan tingkat
risiko yang paling tinggi ditandai dengan warna merah tua.
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 92
5.4.2 Penentuan Bobot
Penentuan bobot dari masing-masing konsekuensi menentukan mana konsekuensi terbesar yang menyebabkan kecelakaan di APBS
serta menentukan konsekuensi yang berpeluang terbesar dan kemungkinan konsekuensi terburuk.
Tabel 5.15 Nilai Skor Pada Masing-masing Konsekuensi
No
(1)
Jenis
Bahaya
(2)
Jenis
Kapal
(3)
Nama
Bahaya
(4)
Detail Bahaya
(5)
Kemungkinan Penyebab
(6)
Konsekuensi yang
Berpeluang Terbesar
(7-8)
Kemungkinan Konsekuensi Terburuk
(9-10)
Jenis Bahaya
(7)
Penilaian Dampak
Bahaya
(8)
Jenis Bahaya
(9)
Penilaian Dampak
Bahaya
(10)
Manusia(8a)
Properti(8b)
Lingkungan(8c)
PenggunaJasa
Pelabuhan(8d)
Manusia(10a)
Properti(10b)
Lingkungan
(10c)
PenggunaJasa
Pelabuhan(10d)
1
(A)
Tabrakan
Semua
kapal
Tabrakan
disekitar
pelabuhan
Tabrakan
terjadi antara
kapal yang
mau masuk
dan keluar
pelabuhan
Tidak mematuhi peraturan
tentang pencegahan tabrakan.
Kesalahan manusia : salah
melakukan pemantauan, kurang
komunikasi, radio kurang berfungsi,
peralatan rusak, kesulitan
komunikasi,
banyak kapal di tempat tersebut
sehingga
pandangan jadi kurang baik.
Terjadi senggolan
antar kedua
kapal.kerusakn kecil
pada kapal, Terjadi
penundaan
keberangkatan atau
tambat.
6 6 0 6
Kerusakan serius
pada kapal, ada korban jiwa,
terjadi polusi karena tumpahan
minyak, terjadi ledakan dan
kebakaran, penutupan
pelabuhan
9 9 6 8
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 93
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8a) (8b) (8c) (8d) (9) (10a) (10b) (10c) (10d)
2
(B)
Tenggelam
Semua
kapal
Kapal
tenggelam
Kapal
tenggelam
setelah
kemasukan air
laut
Kebocoran kulit lambung, kondisi
bakap yang sudah tua, sistem ballast
yang tidak berfungsi, kelebihan
muatan, kecakapan ABK tentang
ilmu muat kurang. Ketidak mauan
ABK menghitung stabilitas kapal.
Seachest
rusak, kualitas kapal yang mal
standar, plat baja non marine
Kapal tenggelam
sebagian, muatan
rusak, bisa dilakukan
pengangkatan kembali
3 6 0 3
Kapal tenggelam,
terjadi polusi karena tumpahan
minyak, terjadi korban jiwa,
pelabuhan ditutup sementara
7 7 3 6
3
(C)
Kebakaran
Semua
kapal
Kapal
terbakar
Kapal
mengalami
kebakaran baik
saat berlayar
dialur maupun
saat sandar
didermaga
Mentalitas ABK yang rendah,
peralatan
pemadam kebakaran tidak
ada/kurang, kurang terawatnya alat
pemadam, ABK kurang mendapat
pelatihan, ABK meninggalkan nyala
api yang masih kecil dan tidak
melakukan pemadam segera
Terbakar dalam
sekala kecil,
penumpang/ ABK
luka ringan,
penundaan
pemberangkatn atau
tambat
6 6 0 3
Terbakar skala besar,
kemungkinan tenggelam, timbul
korban jiwa, terjadi polusi
karena tumpahan disekitar
pelabuhan
8 8 6 6
4
(D)
Lain-lain
Semua
kapal
- - - - 6 6 0 6 - 8 8 7 7
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 94
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8a) (8b) (8c) (8d) (9) (10a) (10b) (10c) (10d)
5
(E)
Kandas
Semua
kapal
Kandas di
Alur
pelabuhan
Pada saat kapal
Memasuki atau
meninggalkan
pelabuhan
kapal
mengalami
kandas
Kurang tepat dalam
memperkirakan draft kapal dan
kedalaman, adanya
sisa-sisa kontruksi dermaga yang
membuat dangkal, alur yang
umumnya sempit, pendangkalan
karena endapan lumpur, kurang
cakap
dalam mengolah gerakkan kapal,
cuaca jelek ( arus dan angin
kencang)
dan rambu-rambu bahaya kurang.
Terjadi Lekukan
dibawah kapal,
kerusakan pada plat
yang
memungkinkan air
masuk, serta
penundaan
3 6 0 3
Bocornya plat pada
hull. Terjadi kebocoran dan
Peningkatan draft.
Harus ada
penarikan untuk melepaskan
kapal, kapal terdampar,
kemungkinan terjadi kerusakan
muatan pada saat mesin tidak
berfungsi
7 7 3 6
Sumber: Hasil Analisa
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 90
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 95
Dari tabel nilai skor pada masing-masing konsekuensi diatas, dapat
diperjelas nilai risiko awal jenis-jenis kecelakaan dengan tabel berikut:
Tabel 5.16 Nilai Risiko Awal Jenis Kecelakaan
Kemungkinan Besar Konsekuensi Kemungkinan Konsekuensi Terburuk
Kejadian
Manusia Properti Lingkungan
Pengguna
Jasa
Pelabuhan
Manusia Prorerti Lingkungan
Pengguna
Jasa
Pelabuhan
Tabrakan 6 6 0 6 9 9 6 8
Tenggelam 3 6 0 3 7 7 0 6
Kebakaran 6 6 0 3 8 8 6 6
Lain-lain 6 6 0 6 8 8 7 7
Kandas 3 6 0 3 7 7 0 6
Sumber: Hasil Analisa
Tabel 5.17 Nilai Pembobotan Keselamatan
No Jenis Keselamatan PEMBOBOTAN
1 Manusia 0.55
2 Properti 0.13
3 Lingkungan 0.12
4 Pengguna Jasa Pelabuhan 0.10
JUMLAH 1.0
Sumber: Hasil Analisa
Pemberian bobot 0.55 cukup rasional jika kita menempatkan keselamatan
nyawa manusia sebagai prioritas utama, diikuti dengan pemberian bobot 0.13 pada
keselamatan property sebagai prioritas keselamatan kedua lalu bobot 0.12 pada
lingkungan dan bobot 0.10 pada pengguna jasa pelabuhan.
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 96
Tabel 5.18 Pemberian Bobot Dampak Bahaya
Kemungkinan Konsekuensi Besar Kemungkinan Konsekuensi Terburuk
Jumlah Urutan
Kecelakaan Manusia Properti Lingkungan
Pengguna
Jasa
Pelabuhan
Manusia Prorerti Lingkungan
Pengguna
Jasa
Pelabuhan
Tabrakan 3.3 0.78 0 0.6 4.95 1.17 0.72 0.8 12.32 1
Tenggelam 3.3 0.78 0 0.3 4.4 1.04 0.72 0.6 11.14 3
Kebakaran 3.3 0.78 0 0.6 4.4 1.04 0.84 0.7 11.66 2
Lain- lain 1.65 0.78 0 0.3 3.85 0.91 0 0.6 8.09 5
Kandas 1.65 0.78 0 0.3 3.85 0.91 0 0.6 8.09 4
Sumber: Hasil Analisa
Dari hasil diatas menunjukan tingkat risiko paling tinggi hingga paling rendah adalah tabrakan, kebakaran, tenggelam, kandas,
dan yang terakhir lain-lain yang dapat mengancam jiwa dan materi.
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 97
Tabel 5.19 Nilai Penurunan Risiko
Kecelakaan
Risiko Awal PSP PPA PPM PAP PPB
Manusia
Properti
Lingkungan
PenggunaJasa
Pelabuhan
Manusia
Properti
Lingkungan
PenggunaJasa
Pelabuhan
Manusia
Properti
Lingkungan
PenggunaJasa
Pelabuhan
Manusia
Properti
Lingkungan
PenggunaJasa
Pelabuhan
Manusia
Properti
Lingkungan
PenggunaJasa
Pelabuhan
Manusia
Properti
Lingkungan
PenggunaJasa
Pelabuhan
Tabrakan 6 6 0 6 4 4 0 4 3 3 0 3 - - - - 2 2 0 2 - - - -
Tenggelam 3 6 0 3 2 5 0 2 - - - - - - - - 1 4 0 1 0 3 0 0
Kebakaran 6 6 0 3 3 3 0 0 - - - - 3 3 0 0 - - - - - - - -
Kandas 3 6 0 3 2 5 0 2 2 5 0 2 - - - - - - - - - - - -
Lain-lain 6 6 0 6 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 0 2
Sumber: Hasil Analisa
Dari perhitungan penurunan risiko diatas dan melihat risiko awal yang terbesar adalah Manusia, maka didapat bahwa Pelatihan
dan Sertifikasi Pelaut (PSP) mendapat nilai paling besar, sehingga penurunan risiko kecelakaan lebih terfokus pada Pelatihan dan
Sertifikasi Pelaut (PSP) dengan jenis kecelakaan Tabrakan.
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 98
Tabel 5.20 Biaya Menurunkan Risiko
No Penanggulangan
Biaya
Penanggulangan
(∆C)
Manfaat (∆B)
Kandas Kebakaran Tabrakan Tenggelam Lain-lain
1
Pelatihan dan Sertifikasi
Pelaut (PSP)
± Rp.9 M Rp.300 juta Rp.250 juta Rp.250 juta Rp.150 juta Rp.150 juta
2
Patroli Rutin dan
Pemasangan Rambu Alur
Pelayaran (PPA)
± Rp.7 M Rp.350 juta - - Rp.600 juta Rp.350 juta
3
Pelatihan Penyelamatan
Manusia (PPM)
± Rp.9 M - - Rp. 500 juta - Rp.450 juta
4
Perketat Area pelabuhan
(PAP)
± Rp.7 M Rp.30 juta Rp.70 juta - - Rp.45 juta
5
Perketat Pengawasan
Ijin Berlayar (PPB)
± Rp.7 M - Rp.500 juta - - Rp. 500 juta
Sumber: Hasil Analisa
Data biaya penanggulangan (∆C) PSP dan PPM sebesar Rp.18 M didapat dari data dan perhitungan lampiran 1, sedangkan
untuk data biaya manfaat (∆B) PSP dan PPM yang bervariasi nilai biayanya didapat dari laporan akhir Menteri Perhubungan oleh
Badan Penelitian Dan Pengembangan dalam judul laporannya yaitu Kajian Risiko Pelayaran Di APBS (Alur Pelayaran Barat
Surabaya/Selat Madura) Didasarkan Pada Data Pergerakan Lalu Lintas Kapal, dalam melakukan perhitungan PSP dan PPM digabung
karena kedua penanggulangan tersebut sifatnya sama yaitu dalam bentuk pelatihan (training) yang dilakukan oleh lembaga diklat.
Data biaya penanggulangan (∆C) (PPA), (PAP) dan (PPB) sebesar Rp.21 M didapat dari data dan perhitungan lampiran 2
sedangkan untuk data biaya manfaat (∆B) (PPA), (PAP) dan (PPB) yang bervariasi nilai biayanya didapat dari laporan akhir Menteri
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 99
Perhubungan oleh Badan Penelitian Dan Pengembangan dalam judul laporannya yaitu Kajian Risiko Pelayaran Di APBS (Alur
Pelayaran Barat Surabaya/Selat Madura) Didasarkan Pada Data Pergerakan Lalu Lintas Kapal. Dalam melakukan perhitungan (PPA),
(PAP) dan (PPB) digabung karena ketiga penanggulangan tersebut sifatnya sama yaitu dalam bentuk pengadaan barang. Dari kedua
data ini (∆C) dan (∆B) maka dapat diketahui Indeks Biaya penurunan risiko (ICAR) dengan menggunakan persamaan 2.1 sebagai
berikut:
Tabel 5.21 Indeks Biaya penurunan risiko (ICAR)
No. Penanggulangan
Penurunan Indeks Biaya penurunan risiko (ICAR)
A B C D E A B C D E
1
Pelatihan dan Sertifikasi
Pelaut (PSP)
2 1 3 1 4 Rp.4.5 M Rp.8.75 M Rp.2.92 M Rp.8.85 M Rp.2.21 M
2
Patroli Rutin dan
Pemasangan Rambu Alur
Pelayaran (PPA)
3 - - 1 4 Rp.2.22 M - - Rp.6.4 M Rp.1.66 M
3
Pelatihan Penyelamatan
Manusia (PPM)
- - 3 - 4 - - Rp.2.83 M - Rp.2.14 M
4
Perketat Area pelabuhan
(PAP)
4 2 - - 4 Rp.1.74 M Rp.3.47 M - - Rp.1.79 M
5
Perketat Pengawasan Ijin
Berlayar (PPB)
- 3 - - 4 - Rp.2.17 M - - Rp.1.63 M
Keterangan : A : Tabrakan B : Tenggelam C : Kebakaran D : Kandas E : Lain-lain
Dengan menggunakan persamaan rumus 2.1 dan data yang telah dianalisis sebelumnya didapat perhitungan Indeks Biaya
penurunan risiko (ICAR) untuk masing-masing ICAR dari setiap jenis penanggulangan.
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 94
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 100
5.5 Analisa Kuesioner
Hasil dari analisa responden melalui kuesioner Sarana dan Pelayanan
Keselamatan di Alur Pelayaran Barat Surabaya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.22 Penilaian Responden Terhadap Keselamatan Pelayaran Di APBS
No Variabel Pertanyaan Nilai
1 a Bagaimana sarana bantu navigasi pelayaran di APBS? 4.0
2 b
Bagaimana tindakan yang dilakukan oleh otoritas
pelabuhan APBS jika terjadi kecelakaan kapal?
3.5
3 c
Bagaimana kepatuhan kapal-kapal yang melewati area
APBS?
3.5
4 d
Bagaimana kondisi perairan (kedalaman dan lebar) di
APBS?
3.5
5 e Bagaimana olah gerak kapal pada perairan APBS? 4.0
6 f Bagaimana Kondisi lalu lintas kapal pada APBS? 4.0
7 g
Bagaimana penataan lokasi perairan (kolam labuh,
rambu-rambu perairan dsb) APBS?
4.0
8 h
Bagaimana keadaan perairan APBS setelah dilakukan
revitalisasi?
4.0
9 i
Revitalisasi yang dilakukan apakan sudah cukup atau
masih kurang?
3.5
10 j
Pelayanan kapal pandu bagi kapal yang keluar masuk
APBS
3.0
11 k
Pelayanan POLAIRUD terhadap kapal-kapal di sekitar
APBS
4.0
JUMLAH 41.0
Sumber: Hasil Analisa
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Variabel j memiliki nilai paling kecil
yaitu sebesar 3.0 dari skala 5.0. variabel j adalah pelayanan pandu bagi kapal yang
keluar/masuk APBS, jadi dapat disimpulkan bahwa pelayanan kapal pandu adalah
variabel yang perlu di tinjau ulang.
TUGAS AKHIR
YOGA DWI SAPUTRA (2013310019)
TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 101
Sumber: Hasil Analisa
Gambar 5.7 Grafik Penilaian Responden Terhadap Keselamatan Pelayaran Di
APBS
Dari grafik diatas dapat dijabarkan bahwa nilai terendah berada pada
variabel j dan tertinggi yaitu variabel a, e, f, g dan k dengan nilai rata-rata
keseluruhan adalah 3.7 dari skala 5.0 dan total keseluruhan nilai adalah 41.0.
Dari hasil kuesioner yang dinilai oleh responden menerangkan bahwa
Pandu di perairan APBS masih belum sepenuhnya dijalankan, sehingga banyak
faktor manusia yang menyebabkan kecelakaan di APBS, faktor manusia ini yang
paling utama adalah pada Pandu.

More Related Content

What's hot

Tugas merancang kapal ii floodable length
Tugas merancang kapal ii    floodable lengthTugas merancang kapal ii    floodable length
Tugas merancang kapal ii floodable lengthYogga Haw
 
Tugas merancang kapal ii rencana umum
Tugas merancang kapal ii   rencana umumTugas merancang kapal ii   rencana umum
Tugas merancang kapal ii rencana umumYogga Haw
 
BAB III METODOLOGI - TRANSPORTASI LAUT
BAB III METODOLOGI - TRANSPORTASI LAUTBAB III METODOLOGI - TRANSPORTASI LAUT
BAB III METODOLOGI - TRANSPORTASI LAUTYogga Haw
 
BAB I TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB I TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB I TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB I TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAYogga Haw
 
BAB V ANALISIS DATA - TRANSPORTASI LAUT
BAB V ANALISIS DATA - TRANSPORTASI LAUTBAB V ANALISIS DATA - TRANSPORTASI LAUT
BAB V ANALISIS DATA - TRANSPORTASI LAUTYogga Haw
 
Tugas merancang kapal ii lambung timbul
Tugas merancang kapal ii    lambung timbulTugas merancang kapal ii    lambung timbul
Tugas merancang kapal ii lambung timbulYogga Haw
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - KATA PENGANTAR
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - KATA PENGANTARPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - KATA PENGANTAR
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - KATA PENGANTARYogga Haw
 
DAFTAR PUSTAKA TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
DAFTAR PUSTAKA TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYADAFTAR PUSTAKA TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
DAFTAR PUSTAKA TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAYogga Haw
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IV
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IVPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IV
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IVYogga Haw
 
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIMTUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIMYogga Haw
 
#Gaguk suhardjito worksheet tgs desain rencana garis
#Gaguk suhardjito   worksheet tgs desain  rencana garis#Gaguk suhardjito   worksheet tgs desain  rencana garis
#Gaguk suhardjito worksheet tgs desain rencana garisGaguk Suhardjito
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB I
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB I
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IYogga Haw
 
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)Yogga Haw
 
Its undergraduate-6924-3104100042-perencanaan detil pembangunan dermaga dan t...
Its undergraduate-6924-3104100042-perencanaan detil pembangunan dermaga dan t...Its undergraduate-6924-3104100042-perencanaan detil pembangunan dermaga dan t...
Its undergraduate-6924-3104100042-perencanaan detil pembangunan dermaga dan t...Syafizal Thaher Syaf
 
Moda Transportasi, Routing & Scheduling _ Materi Training "LOGISTICS MANAGEMENT"
Moda Transportasi, Routing & Scheduling _ Materi Training "LOGISTICS MANAGEMENT"Moda Transportasi, Routing & Scheduling _ Materi Training "LOGISTICS MANAGEMENT"
Moda Transportasi, Routing & Scheduling _ Materi Training "LOGISTICS MANAGEMENT"Kanaidi ken
 
Kuliah 6 rll bundaran mkji
Kuliah  6 rll   bundaran mkjiKuliah  6 rll   bundaran mkji
Kuliah 6 rll bundaran mkjibangkit bayu
 
Kapasitas jalan raya
Kapasitas jalan rayaKapasitas jalan raya
Kapasitas jalan rayanovirma_sari
 
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanAli Asnan
 

What's hot (20)

Tugas merancang kapal ii floodable length
Tugas merancang kapal ii    floodable lengthTugas merancang kapal ii    floodable length
Tugas merancang kapal ii floodable length
 
Tugas merancang kapal ii rencana umum
Tugas merancang kapal ii   rencana umumTugas merancang kapal ii   rencana umum
Tugas merancang kapal ii rencana umum
 
BAB III METODOLOGI - TRANSPORTASI LAUT
BAB III METODOLOGI - TRANSPORTASI LAUTBAB III METODOLOGI - TRANSPORTASI LAUT
BAB III METODOLOGI - TRANSPORTASI LAUT
 
BAB I TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB I TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB I TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB I TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
 
BAB V ANALISIS DATA - TRANSPORTASI LAUT
BAB V ANALISIS DATA - TRANSPORTASI LAUTBAB V ANALISIS DATA - TRANSPORTASI LAUT
BAB V ANALISIS DATA - TRANSPORTASI LAUT
 
Tugas merancang kapal ii lambung timbul
Tugas merancang kapal ii    lambung timbulTugas merancang kapal ii    lambung timbul
Tugas merancang kapal ii lambung timbul
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - KATA PENGANTAR
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - KATA PENGANTARPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - KATA PENGANTAR
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - KATA PENGANTAR
 
DAFTAR PUSTAKA TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
DAFTAR PUSTAKA TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYADAFTAR PUSTAKA TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
DAFTAR PUSTAKA TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IV
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IVPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IV
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IV
 
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIMTUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
 
#Gaguk suhardjito worksheet tgs desain rencana garis
#Gaguk suhardjito   worksheet tgs desain  rencana garis#Gaguk suhardjito   worksheet tgs desain  rencana garis
#Gaguk suhardjito worksheet tgs desain rencana garis
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB I
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB IPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB I
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB I
 
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)
 
Its undergraduate-6924-3104100042-perencanaan detil pembangunan dermaga dan t...
Its undergraduate-6924-3104100042-perencanaan detil pembangunan dermaga dan t...Its undergraduate-6924-3104100042-perencanaan detil pembangunan dermaga dan t...
Its undergraduate-6924-3104100042-perencanaan detil pembangunan dermaga dan t...
 
Moda Transportasi, Routing & Scheduling _ Materi Training "LOGISTICS MANAGEMENT"
Moda Transportasi, Routing & Scheduling _ Materi Training "LOGISTICS MANAGEMENT"Moda Transportasi, Routing & Scheduling _ Materi Training "LOGISTICS MANAGEMENT"
Moda Transportasi, Routing & Scheduling _ Materi Training "LOGISTICS MANAGEMENT"
 
Kuliah 6 rll bundaran mkji
Kuliah  6 rll   bundaran mkjiKuliah  6 rll   bundaran mkji
Kuliah 6 rll bundaran mkji
 
Pengembangan pelabuhan
Pengembangan pelabuhanPengembangan pelabuhan
Pengembangan pelabuhan
 
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14) (1)
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14) (1)Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14) (1)
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14) (1)
 
Kapasitas jalan raya
Kapasitas jalan rayaKapasitas jalan raya
Kapasitas jalan raya
 
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
 

Similar to BAB V TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA

Format laporan lines plan (nsp) Ship Building Engineering 2015 Politeknik Neg...
Format laporan lines plan (nsp) Ship Building Engineering 2015 Politeknik Neg...Format laporan lines plan (nsp) Ship Building Engineering 2015 Politeknik Neg...
Format laporan lines plan (nsp) Ship Building Engineering 2015 Politeknik Neg...politeknik negeri madura
 
7 bab 5 analis pembangunan pelabuhan
7 bab 5 analis pembangunan pelabuhan7 bab 5 analis pembangunan pelabuhan
7 bab 5 analis pembangunan pelabuhandrestajumena1
 
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Randy Wrihatnolo
 
FGD Dishub Provinsi Jateng 220322.pptx
FGD Dishub Provinsi Jateng 220322.pptxFGD Dishub Provinsi Jateng 220322.pptx
FGD Dishub Provinsi Jateng 220322.pptxTitis Efrindu Bawono
 
6-PPT LA TRANSLA IKN-KAJIAN STRATEGIS 09012024.pptx
6-PPT LA TRANSLA IKN-KAJIAN STRATEGIS 09012024.pptx6-PPT LA TRANSLA IKN-KAJIAN STRATEGIS 09012024.pptx
6-PPT LA TRANSLA IKN-KAJIAN STRATEGIS 09012024.pptxGurusu
 
Perencanaan Bandar Udara Internasional El Tari Kupang
Perencanaan Bandar Udara Internasional El Tari KupangPerencanaan Bandar Udara Internasional El Tari Kupang
Perencanaan Bandar Udara Internasional El Tari KupangAhmadZulfadli4
 
SKB Pengaturan Lalu Lintas Jalan
SKB Pengaturan Lalu Lintas JalanSKB Pengaturan Lalu Lintas Jalan
SKB Pengaturan Lalu Lintas JalanCIkumparan
 
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan strukturDevian Tri Andriana
 
laporan Tugas Rencana Garis
laporan Tugas Rencana Garislaporan Tugas Rencana Garis
laporan Tugas Rencana GarisNisa Rofiah
 
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiyDevelopment of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiyIndonesia Infrastructure Initiative
 
66989-ID-perencanaan-struktur-perkerasan-landas-p.pdf
66989-ID-perencanaan-struktur-perkerasan-landas-p.pdf66989-ID-perencanaan-struktur-perkerasan-landas-p.pdf
66989-ID-perencanaan-struktur-perkerasan-landas-p.pdfAinulFadhillah
 
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambutPerbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambutTanya Andjani
 
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...Tanya Andjani
 
Tugas pjr kelompok 1 perkerasan lentur dan kaku
Tugas pjr kelompok 1 perkerasan lentur dan kakuTugas pjr kelompok 1 perkerasan lentur dan kaku
Tugas pjr kelompok 1 perkerasan lentur dan kakuSeptina Nurrohmah
 

Similar to BAB V TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA (20)

Format laporan lines plan (nsp) Ship Building Engineering 2015 Politeknik Neg...
Format laporan lines plan (nsp) Ship Building Engineering 2015 Politeknik Neg...Format laporan lines plan (nsp) Ship Building Engineering 2015 Politeknik Neg...
Format laporan lines plan (nsp) Ship Building Engineering 2015 Politeknik Neg...
 
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14)
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14)Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14)
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14)
 
7 bab 5 analis pembangunan pelabuhan
7 bab 5 analis pembangunan pelabuhan7 bab 5 analis pembangunan pelabuhan
7 bab 5 analis pembangunan pelabuhan
 
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
Kebijakan Publik - Bagian IV Studi Kasus Rencana Pengembangan Bandara Jabodet...
 
FGD Dishub Provinsi Jateng 220322.pptx
FGD Dishub Provinsi Jateng 220322.pptxFGD Dishub Provinsi Jateng 220322.pptx
FGD Dishub Provinsi Jateng 220322.pptx
 
6-PPT LA TRANSLA IKN-KAJIAN STRATEGIS 09012024.pptx
6-PPT LA TRANSLA IKN-KAJIAN STRATEGIS 09012024.pptx6-PPT LA TRANSLA IKN-KAJIAN STRATEGIS 09012024.pptx
6-PPT LA TRANSLA IKN-KAJIAN STRATEGIS 09012024.pptx
 
15507056 bangun fiqri-utami_l.
15507056 bangun fiqri-utami_l.15507056 bangun fiqri-utami_l.
15507056 bangun fiqri-utami_l.
 
Bab 1 sondir
Bab 1 sondirBab 1 sondir
Bab 1 sondir
 
Perencanaan Bandar Udara Internasional El Tari Kupang
Perencanaan Bandar Udara Internasional El Tari KupangPerencanaan Bandar Udara Internasional El Tari Kupang
Perencanaan Bandar Udara Internasional El Tari Kupang
 
Konsinyering rpjm sektor ka bogor 080514 rustam
Konsinyering rpjm sektor ka  bogor 080514 rustamKonsinyering rpjm sektor ka  bogor 080514 rustam
Konsinyering rpjm sektor ka bogor 080514 rustam
 
SKB Pengaturan Lalu Lintas Jalan
SKB Pengaturan Lalu Lintas JalanSKB Pengaturan Lalu Lintas Jalan
SKB Pengaturan Lalu Lintas Jalan
 
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
 
Raker komisi v kemenhub dengan dpr ri Transportasi 2018
Raker komisi v kemenhub dengan dpr ri Transportasi 2018Raker komisi v kemenhub dengan dpr ri Transportasi 2018
Raker komisi v kemenhub dengan dpr ri Transportasi 2018
 
laporan Tugas Rencana Garis
laporan Tugas Rencana Garislaporan Tugas Rencana Garis
laporan Tugas Rencana Garis
 
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiyDevelopment of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
Development of multimodal transportation and inter regional connectivitiy
 
66989-ID-perencanaan-struktur-perkerasan-landas-p.pdf
66989-ID-perencanaan-struktur-perkerasan-landas-p.pdf66989-ID-perencanaan-struktur-perkerasan-landas-p.pdf
66989-ID-perencanaan-struktur-perkerasan-landas-p.pdf
 
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambutPerbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut
 
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...
 
Presentasi Kondisi Jembatan Cisomang Tol Jakarta - Bandung
Presentasi Kondisi Jembatan Cisomang Tol Jakarta - BandungPresentasi Kondisi Jembatan Cisomang Tol Jakarta - Bandung
Presentasi Kondisi Jembatan Cisomang Tol Jakarta - Bandung
 
Tugas pjr kelompok 1 perkerasan lentur dan kaku
Tugas pjr kelompok 1 perkerasan lentur dan kakuTugas pjr kelompok 1 perkerasan lentur dan kaku
Tugas pjr kelompok 1 perkerasan lentur dan kaku
 

More from Yogga Haw

BAB III TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB III TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB III TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB III TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAYogga Haw
 
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAYogga Haw
 
ABSTRAK TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
ABSTRAK TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAABSTRAK TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
ABSTRAK TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAYogga Haw
 
COVER TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
COVER TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYACOVER TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
COVER TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAYogga Haw
 
Kracht design of bulbous bows
Kracht design of bulbous bowsKracht design of bulbous bows
Kracht design of bulbous bowsYogga Haw
 
Floodable length
Floodable lengthFloodable length
Floodable lengthYogga Haw
 
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPAL
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPALTUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPAL
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPALYogga Haw
 
Tugas merancang kapal ii surat permohonan sidang tugas merancang
Tugas merancang kapal ii   surat permohonan sidang tugas merancangTugas merancang kapal ii   surat permohonan sidang tugas merancang
Tugas merancang kapal ii surat permohonan sidang tugas merancangYogga Haw
 
Tugas merancang kapal ii daftar isi
Tugas merancang kapal ii   daftar isiTugas merancang kapal ii   daftar isi
Tugas merancang kapal ii daftar isiYogga Haw
 
Tugas merancang kapal ii cover
Tugas merancang kapal ii   coverTugas merancang kapal ii   cover
Tugas merancang kapal ii coverYogga Haw
 
Tugas merancang kapal ii capacity plan
Tugas merancang kapal ii   capacity planTugas merancang kapal ii   capacity plan
Tugas merancang kapal ii capacity planYogga Haw
 
Tugas merancang kapal ii kesimpulan
Tugas merancang kapal ii   kesimpulanTugas merancang kapal ii   kesimpulan
Tugas merancang kapal ii kesimpulanYogga Haw
 
Juknis penyusunan rencana induk pelabuhan
Juknis penyusunan rencana induk pelabuhanJuknis penyusunan rencana induk pelabuhan
Juknis penyusunan rencana induk pelabuhanYogga Haw
 
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)Yogga Haw
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN II
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN IIPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN II
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN IIYogga Haw
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN I
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN IPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN I
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN IYogga Haw
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - DAFTAR PUSTAKA
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - DAFTAR PUSTAKAPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - DAFTAR PUSTAKA
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - DAFTAR PUSTAKAYogga Haw
 

More from Yogga Haw (17)

BAB III TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB III TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB III TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB III TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
 
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYABAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
BAB II TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
 
ABSTRAK TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
ABSTRAK TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYAABSTRAK TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
ABSTRAK TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
 
COVER TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
COVER TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYACOVER TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI  ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
COVER TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA
 
Kracht design of bulbous bows
Kracht design of bulbous bowsKracht design of bulbous bows
Kracht design of bulbous bows
 
Floodable length
Floodable lengthFloodable length
Floodable length
 
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPAL
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPALTUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPAL
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPAL
 
Tugas merancang kapal ii surat permohonan sidang tugas merancang
Tugas merancang kapal ii   surat permohonan sidang tugas merancangTugas merancang kapal ii   surat permohonan sidang tugas merancang
Tugas merancang kapal ii surat permohonan sidang tugas merancang
 
Tugas merancang kapal ii daftar isi
Tugas merancang kapal ii   daftar isiTugas merancang kapal ii   daftar isi
Tugas merancang kapal ii daftar isi
 
Tugas merancang kapal ii cover
Tugas merancang kapal ii   coverTugas merancang kapal ii   cover
Tugas merancang kapal ii cover
 
Tugas merancang kapal ii capacity plan
Tugas merancang kapal ii   capacity planTugas merancang kapal ii   capacity plan
Tugas merancang kapal ii capacity plan
 
Tugas merancang kapal ii kesimpulan
Tugas merancang kapal ii   kesimpulanTugas merancang kapal ii   kesimpulan
Tugas merancang kapal ii kesimpulan
 
Juknis penyusunan rencana induk pelabuhan
Juknis penyusunan rencana induk pelabuhanJuknis penyusunan rencana induk pelabuhan
Juknis penyusunan rencana induk pelabuhan
 
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN II
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN IIPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN II
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN II
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN I
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN IPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN I
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - CONTOH PETA PELABUHAN I
 
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - DAFTAR PUSTAKA
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - DAFTAR PUSTAKAPERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - DAFTAR PUSTAKA
PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - DAFTAR PUSTAKA
 

Recently uploaded

MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 

BAB V TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA

  • 1. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 74 BAB V ANALISIS 5.1 Proyeksi Alur Pelayaran Barat Surabaya Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada Kantor Syahbandar Utama Tanjung Perak Surabaya kunjungan kapal selama lima tahun terakhir atau dari tahun 2012 sampai 2016 yang dijelaskan pada Bab IV Tabel 4.1 dapat diproyeksikan untuk 20 tahun mendatang dengan rumus pendekatan Metode Kuadrat Kecil (Least Square Method). Dari formulasi ini didapat hasil perhitungan proyeksi kunjungan kapal sebagai berikut: 5.1.1 Proyeksi Kunjungan Kapal Berdasarkan Jumlah Kapal Tabel 5.1 Proyeksi Kunjungan Kapal Berdasarkan Jumlah Kapal No Tahun Kunjungan Kapal 1 2018 11,715 2 2019 11,266 3 2020 10,817 4 2021 10,368 5 2022 9,919 6 2023 9,470 7 2024 9,021 8 2025 8,572 9 2026 8,123 10 2027 7,674 11 2028 7225 12 2029 6,776 13 2030 6,327 14 2031 5,878 15 2032 5,429 16 2033 4,980 17 2034 4,531 18 2035 4,082 19 2036 3,633 20 2037 3,184 Sumber: Hasil Analisa
  • 2. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 75 Sumber: Hasil Analisa Gambar 5.1 Grafik Proyeksi Kunjungan Kapal Berdasarkan Jumlah Kapal Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa proyeksi kunjungan kapal yang berdasarkan jumlah kapal yang melewati APBS selama 20 tahun kedepan mengalami penurunan kurang lebih sekitar 5% per tahun. 5.1.2 Proyeksi Kunjungan Kapal Berdasarkan DWT Kapal Tabel 5.2 Proyeksi Kunjungan Kapal Berdasarkan Jumlah Kapal No. (1) Tahun (2) DWT (3) 1 2018 101,377,011 2 2019 104,730,939 3 2020 108,084,867 4 2021 111,438,795 5 2022 114,792,723 6 2023 118,146,651 7 2024 121,500,579 8 2025 124,854,507 9 2026 128,208,435 10 2027 131,562,363 11 2028 134,916,291 12 2029 138,270,219 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 JUMLAH(UNIT) TAHUN PROYEKSIKUNJUNGAN KAPAL
  • 3. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 76 (1) (2) (3) 13 2030 141,624,147 14 2031 144,978,075 15 2032 148,332,003 16 2033 151,685,931 17 2034 155,039,859 18 2035 158,393,787 19 2036 161,747,715 20 2037 165,101,643 Sumber: Hasil Analisa Sumber: Hasil Analisa Gambar 5.2 Grafik Proyeksi Kunjungan Kapal Berdasarkan DWT Kapal Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa proyeksi kunjungan kapal yang berdasarkan DWT kapal yang melewati APBS selama 20 tahun kedepan mengalami kenaikan kurang lebih sekitar 5% per tahun. 5.1.3 Proyeksi Kunjungan Kapal Berdasarkan GRT Kapal Tabel 5.3 Proyeksi Kunjungan Kapal Berdasarkan GRT Kapal No (1) Tahun (2) GRT (3) 1 2018 85,829,856 2 2019 89,183,784 - 20,000,000 40,000,000 60,000,000 80,000,000 100,000,000 120,000,000 140,000,000 160,000,000 180,000,000 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 JUMLAHTON TAHUN PROYEKSIDWT KAPAL
  • 4. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 77 (1) (2) (3) 3 2020 92,537,712 4 2021 95,891,640 5 2022 99,245,568 6 2023 102,599,496 7 2024 105,953,424 8 2025 109,307,352 9 2026 112,661,280 10 2027 116,015,208 11 2028 119,369,136 12 2029 122,723,064 13 2030 126,076,992 14 2031 129,430,920 15 2032 132,784,848 16 2033 136,138,776 17 2034 139,492,704 18 2035 142,846,632 19 2036 146,200,560 20 2037 149,554,488 Sumber: Hasil Analisa Sumber: Hasil Analisa Gambar 5.3 Grafik Proyeksi Kunjungan Kapal Berdasarkan GRT Kapal 0 20000000 40000000 60000000 80000000 100000000 120000000 140000000 160000000 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 JUMLAHGRT TAHUN PROYEKSIGRT KAPAL
  • 5. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 78 Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa proyeksi kunjungan kapal yang berdasarkan GRT kapal yang melewati APBS selama 20 tahun kedepan mengalami kenaikan kurang lebih sekitar 5% per tahun. 5.1.4 Proyeksi Pemanduan Pemanduan merupakan hal wajib dilakukan di APBS terutama untuk kapal diatas GRT 500 dan untuk dibawah GRT 500 berdasarkan area perairan yang dilewatinya, perairan wajib pandu di APBS dimulai dari koordinat 06 46’ 40” S/112 38’ 00”T menuju perairan pelabuhan Tanjung Perak melalui Alur Pelayaran Barat sampai dengan koordinat 07 24’ 55” LS/112 59’ 00” BT pada Alur Pelayaran Timur Surabaya. Berdasarkan data yang diambil dari Pelindo III Cabang Tanjung Perak tahun 2017, pandu dan kapal pandu yang beroperasi di APBS berjumlah 16 kapal pandu dengan daya 3000HP – 4200HP dan 6 unit kapal RIB (Rubber Inflatabel Boat) dengan jumlah personil pandu 64 orang. Lalu dengan menggunakan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No.57 Tahun 2015 Tentang Pemamduan dan Penundaan Kapal serta memasukan rumus metode kuadrat kecil pada hasil proyeksi dimensi kapal yang memasuki APBS maka didapat perhitungan Pemamduan dan Penundaan Kapala sebagai berikut: Tabel 5.4 Proyeksi Kapal Pandu No Panjang Kapal (m) Jumlah Kapal Tunda per Kapal Minimal Jumlah Daya Kapal Tunda Minimal (HP) Jumlah Gaya Tarik/Bollard Pull Minimal (Ton) 1 295 3 Unit 12,980 148 2 330 3 Unit 14,520 165 3 365 3 Unit 16,060 183 4 400 3 Unit 17,600 200 Sumber: Hasil Analisa Tabel diatas menjelaskan jumlah kapal pandu yang melayani satu kapal wajib pandu yang melewati perairan APBS dengan Power yang berbeda-beda sesuai dengan panjang dan dimensi kapal.
  • 6. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 79 5.2 Penentuan Dimensi APBS Alur Pelayaran Barat Surabaya yang sebagai salah satu pintu masuk ke berbagai pelabuhan yang berada di pelabuhan tanjung perak berperan penting dalam menunjang keselamatan pelayaran. Oleh karena itu perencanaan dimensi APBS sangat berperan penting dalam menunjang kelancaran dan keselamatan semua kapal yang melewati APBS tersebut. Alur pelayaran biasanya terdiri dari satu jalur atau dua jalur, satu jalur artinya setiap kapal yang akan melewati alur pelayaran hanya bisa satu per satu untuk keluar/masuk pelabuhan sehingga apabila ada kapal lain yang akan memasuki alur pelayaran harus menunggu hingga kapal pertama selesai melewati alur pelayaran tersebut, sedangkan alur pelayaran yang terdiri dari dua alur artinya kapal bisa masuk/keluar berbarengan dalam satu waktu. Penentuan lebar alur pelayaran harus memperhitungkan kapal yang terbesar masuk melewati alur pelayaran baik dari segi dimensi panjang, lebar maupun bobot kapal, Alur Pelayaran Barat Surabaya sendiri menggunakan alur pelayaran dua jalur untuk sistem lalu lintas perairan pelabuhannya dengan lebar eksisting sekitar 150m dengan panjang alur sekitar 46 km. Dari proyeksi yang telah dilakukan diatas dapat diperhitungkan untuk Alur Pelayaran Barat Surabaya dijangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Untuk menetapkan kedalaman alur pelayaran yang aman untuk dilayari harus memperhatikan kedalaman air surut terendah (LWS) dengan kapal bermuatan penuh yang melewati alur tersebut, disamping itu kedalaman alur pelayaran juga harus memperhatikan jarak toleransi dari gerakan kapal yang diakibatkan oleh faktor gelombang, angina dan arus pada alur tersebut. Dari informasi yang terkait dengan APBS menerangkan bahwa kondisi kedalaman alur pelayaran sebelum revitalisasi adalah 9.5 LWS sebelum tahun 2015 dan setelah dilakukan revitalisasi adalah 13 LWS setelah tahun 2015. Dalam menentukan dimensi APBS, maka sebelumnya ditentukan terlebih dahulu ukuran kapal terbesar yang akan melewati APBS lalu diproyeksikan, dari ukuran kapal terbesar yang diproyeksikan itu dapat ditentukan lebar dan kedalaman alur pelayaran pada jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Sebelumnya sudah ditentukan diatas proyeksi dalam 20 tahun kedepan atau pada
  • 7. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 80 tahun 2037 berapa besar kapal yang diperkirakan akan memasuki APBS adalah sebagai berikut: Tabel 5.5 Proyeksi Dimensi Kapal Berdasarkan Tahun, Jumlah, DWT, dan GRT Kapal No Tahun Jumlah DWT GRT Dimensi Rata-Rata Per Kapal (m) LOA Draft Lebar 1 2017 12,164 98,023,083 82,475,928 245 11 28 2 2022 10,817 114,792,723 99,245,568 295 14 31 3 2027 8,123 131,562,363 116,015,208 330 16 34 4 2032 5,429 148,332,003 132,784,848 365 18 37 5 2037 3,184 165,101,643 149,554,488 400 20 40 Sumber: Hasil Analisa Dari tabel diatas dapat dikalkulasikan bahwa untuk setiap kapal yang memasuki APBS rata-rata berbobot 51,854 Ton dengan GRT per kapal rata-rata 46,971. Lalu dengan melihat kemungkinan kapal terbesar yang menyinggahi pelabuhan di Tanjung Perak seperti yang terjadi pada bulan Desember 2017 kapal pesiar Genting Dreams dari Hong Kong, dengan GT 150,695, panjang 335.33m, lebar 39.7m dan sarat air 8.3m sandar pada pelabuhan penumpang, dapat di perkirakan pada tahun 2036 kapal yang terbesar dapat melebihi GT 180 ribu. Tabel tersebut diatas juga menerangkan bahwa untuk nomor 1 adalah proyeksi jangka pendek yaitu 5 tahun kedepan, nomor 2 dan nomor 3 adalah proyeksi jangka menengah yaitu 10 tahun dan 15 tahun kedepan, dan nomor 4 adalah proyeksi jangka panjang yaitu 20 tahun kedepan. Tabel paling kanan menerangkan dimensi per kapal yang memasuki APBS untuk setiap proyeksi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
  • 8. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 81 5.2.1 Penentuan Dimensi APBS Jangka Pendek Skala 1 : 110 Sumber: Hasil Analisa Gambar 5.4 Lebar dan Kedalaman Alur Jangka Pendek
  • 9. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 82 5.2.2 Penentuan Dimensi APBS Jangka Menengah Skala 1 : 120 Sumber: Hasil Analisa Gambar 5.5 Lebar dan Kedalaman Alur Jangka Menengah
  • 10. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 83 5.2.3 Penentuan Dimensi APBS Jangka Panjang Skala 1 : 130 Sumber: Hasil Analisa Gambar 5.6 Lebar dan Kedalaman Alur Jangka Panjang
  • 11. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 78
  • 12. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 84 Dari gambar penentuan dimensi APBS jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dapat dijelaskan bahwa pendalaman dan pelebaran alur pelayaran harus dilakukan untuk menunjang keselamatan dan menunjang kapal- kapal yang setiap tahun semakin besar ukuran lebar dan sarat airnya. Dari uraian ini dapat disimpulkan dengan tabel sebagai berikut: Tabel 5.6 Dimensi APBS Berdasarkan Proyeksi No Proyeksi Dimensi APBS Lebar Alur (m) Kedalaman Alur (LWS-m) 1 Kondisi Existing 150.0 13.0 2 Jangka Pendek 266.6 16.1 3 Jangka Menengah 292.4 20.7 4 Jangka Panjang 344.0 23.0 Sumber: Hasil Analisa 5.3 Faktor-Faktor Kecelakaan Kapal Penilaian faktor risiko kecelakaan dalam evaluasi yang digunakan pada Alur Pelayaran Barat Surabaya dilakukan dengan metode AHP, adapun faktor risiko yang dapat menyebabkan kecelakaan di APBS terdapat 4 kategori sebagaimana yang telah dijabarkan pada Gambar 3.2 Struktur AHP pada APBS yaitu faktor manusia, faktor kapal, faktor lingkungan dan faktor manajemen APBS. Sebagai salah satu alur pelayaran terpenting di Indonesia dengan tingkat kepadatan lalu lintas kapal yang tinggi, area APBS merupakan daerah yang rawan kecelakaan. Terhitung dari lima tahun terakhir sudah terjadi sekitar 67 kecelakaan di APBS dengan jenis kecelakaan terbanyak yaitu tubrukan kapal, dari sekian banyak kecelakaan kapal yang terjadi di APBS penyebab kecelakaan tersebut didominasi oleh faktor manusia Kejadian tersebut disebabkan oleh human failure yang beragam, seperti kesalahan operasi, prosedur yang tidak tepat, kesalahan membaca instrumen, dan sebagainya, dengan demikian tinjauan ulang mengenai tingkat keandalan manusia perlu dilakukan.
  • 13. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 85 Untuk meninjau hal tersebut, AHP dilakukan untuk mencari tujuan solusi yang didasari dengan kriteria-kriteria yang fokuskan pada alternatif-alternatif pilihan dari setiap kriteria tersebut. Adapun penjelasan mengenai AHP dapat dijabarkan sebai berikut: Tabel 5.7 Pair Comparation Matrix Untuk Setiap Kriteria Kriteria Manusia Kapal Lingkungan Manajemen Priority Vektor Manusia 1.00 6.00 4.00 3.00 0.57 Kapal 0.17 1.00 0.67 0.50 0.10 Lingkungan 0.25 1.50 1.00 0.75 0.14 Manajemen 0.33 2.00 1.33 1.00 0.19 Jumlah 1.75 10.50 7.00 5.25 1.00 Principle Eigen Value 4.00 Consistency Index (CI) 0.00 Consistency Ratio (CR) 0.00 % Sumber: Hasil Analisa Dari tabel diatas dapat dilihat pada kolom Priority Vector menunjukan bobot dari setiap kriteria, dalam hal ini bobot terbesar adalah kriteria manusia dengan angka 0.57 dari skala 1 dan bobot terkecil adalah kriteria kapal dengan angka 0.10 dari skala 1. Dari nilai Consistency Index (CI) menunjukan angka nol yang berarti pembobotan yang dilakukan sangat konsisten dan nilai Consistency Ratio (CR) menunjukan angka 0.00% dimana nilai ini bisa diterima karena nilai yang ditentukan harus lebih kecil atau sama dengan 10%.
  • 14. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 86 Tabel 5.8 Pair Comparation Matrix Kriteria Manusia Manusia Kualifikasi Pengalaman Kesadaran Keselamatan Priority Vektor Kualifiksi 1.00 0.40 2.00 0.25 Pengalaman 2.50 1.00 5.00 0.63 Kesadaran Keselamatan 0.50 0.20 1.00 0.13 Jumlah 4.00 1.60 8.00 1.00 Principle Eigen Value 3.00 Consistency Index (CI) 0.00 Consistency Ratio (CR) 0.00 % Sumber: Hasil Analisa Dari tabel diatas dapat dilihat pada kolom Priority Vector menunjukan bobot dari kriteria manusia, dalam hal ini bobot terbesar adalah pengalaman dengan angka 0.63 dari skala 1 dan bobot terkecil adalah kesadaran manusia dengan angka 0.13 dari skala 1. Dari nilai Consistency Index (CI) menunjukan angka nol yang berarti pembobotan yang dilakukan sangat konsisten dan nilai Consistency Ratio (CR) menunjukan angka 0.00% dimana nilai ini bisa diterima karena nilai yang ditentukan harus lebih kecil atau sama dengan 10%. Tabel 5.9 Pair Comparation Matrix Kriteria Kapal Kapal Laik Laut Umur Tonnage Priority Vektor Laik laut 1.00 3.50 4.50 0.66 Umur 0.29 1.00 1.29 0.19 Tonnage 0.22 0.78 1.00 0.15 Jumlah 1.51 5.28 6.79 1.00 Principle Eigen Value 3.00 Consistency Index (CI) 0.00 Consistency Ratio (CR) 0.00 % Sumber: Hasil Analisa
  • 15. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 87 Dari tabel diatas dapat dilihat pada kolom Priority Vector menunjukan bobot dari kriteria kapal, dalam hal ini bobot terbesar adalah laik laut dengan angka 0.66 dari skala 1 dan bobot terkecil adalah tonnage dengan angka 0.15 dari skala 1. Dari nilai Consistency Index (CI) menunjukan angka nol yang berarti pembobotan yang dilakukan sangat konsisten dan nilai Consistency Ratio (CR) menunjukan angka 0.00% dimana nilai ini bisa diterima karena nilai yang ditentukan harus lebih kecil atau sama dengan 10%. Tabel 5.10 Pair Comparation Matrix Kriteria Manajemen Manajemen Pemilik kapal Manajemen Keamanan Priority Vektor Pemilik kapal 1.00 0.29 0.22 Manajemen keamanan 3.50 1.00 0.78 Jumlah 4.50 1.29 1.00 Principle Eigen Value 2.00 Consistency Index (CI) 0.00 Consistency Ratio (CR) 0.00 % Sumber: Hasil Analisa Dari tabel diatas dapat dilihat pada kolom Priority Vector menunjukan bobot dari kriteria manajemen, dalam hal ini bobot terbesar adalah manajemen keamanan dengan angka 0.78 dari skala 1 dan bobot terkecil adalah pemilik kapal dengan angka 0.22 dari skala 1. Dari nilai Consistency Index (CI) menunjukan angka nol yang berarti pembobotan yang dilakukan sangat konsisten dan nilai Consistency Ratio (CR) menunjukan angka 0.00% dimana nilai ini bisa diterima karena nilai yang ditentukan harus lebih kecil atau sama dengan 10%.
  • 16. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 88 Tabel 5.11 Pair Comparation Matrix Kriteria Lingkungan Lingkunagn Alam Navigasi Priority Vektor Alam 1.00 2.00 0.67 Navgasi 0.50 1.00 0.33 Jumlah 1.50 3.00 1.00 Principle Eigen Value 2.00 Consistency Index (CI) 0.00 Consistency Ratio (CR) 0.00 % Sumber: Hasil Analisa Dari tabel diatas dapat dilihat pada kolom Priority Vector menunjukan bobot dari kriteria lingkungan, dalam hal ini bobot terbesar adalah alam dengan angka 0.63 dari skala 1 dan bobot terkecil adalah navigasi dengan angka 0.33 dari skala 1. Dari nilai Consistency Index (CI) menunjukan angka nol yang berarti pembobotan yang dilakukan sangat konsisten dan nilai Consistency Ratio (CR) menunjukan angka 0.00% dimana nilai ini bisa diterima karena nilai yang ditentukan harus lebih kecil atau sama dengan 10%. Dari perhitungan yang dilakukan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa penyebab utama kecelakaan pada APBS terlekatak pada Human Faktor (Faktor Manusia) dengan prosentase sebesar 57%. Dalam hal ini kriteria faktor manusia adalah yang menyebabkan manusia sebagai faktor utama dalam kecelakaan di APBS adalah faktor pengalaman dengan prosentase sebesar 63%. Dengan demikian bahwa pengalaman merupakan unsur penting dalam meningkatkan keselamatan di APBS. 5.4 Penanggulangan Kecelakaan Kapal di APBS Untuk mengurangi risiko yang ada, sekaligus meningkatkan keselamatan pelayaran (marine safety), yang mencakup perlindungan terhadap jiwa (life), kesehatan (health), lingkungan perairan (marine environment), dan hak milik (property) maka FSA adalah metode yang sangat cocok digunakan dalam menentukan peningkatan keselamatan di APBS. Adapun kajian dan analisa dari metode FSA adalah sebagai berikut:
  • 17. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 89 5.4.1 Menentukan Nilai Kriteria Konsekuensi Tabel 5.12 Kriteria Konsekuensi Skala Manusia Kepemilikan Lingkungan Pengguna Pelabuhan C0 Tidak signifikan (kemungkinan sangat kecil luka- luka) (0-15 juta) Tidak signifikan (Rp.0 – Rp.1M) Tidak signifikan (kerusakan tidak berarti) (Rp.0 – Rp.1M) Tidak signifikan (Rp.0 – Rp.1M) C1 Kecil (Satu luka ringan) (Rp.15 juta – Rp.150 juta) Kecil (Rp.1M – Rp.50M ) Kecil (Sedikit tumpahan operasional) (Rp.1M – Rp.50M ) Kecil Kerugian pemasukan jangka pendek (Rp.1M – Rp.50M ) C2 Sedang (banya k luka-luka kecil atau satu kejadian luka berat) (Rp.150 Juta – Rp.350 juta) Sedang (Rp.50M – Rp.150M) Sedang (tumpahan yang mampu menyebar di daerah pelabuhan) (Rp.50M – Rp.150M ) Sedang (Terhentinya pelayaran sementara atau perpanjangan pembatas an pelayaran) (Rp.50M – Rp.150M ) C3 Berat (Banyak luka berat atau satu kematian) (Rp.350 juta – Rp.625 juta) Besar (Rp.150M – Rp.323.5M ) Besar (Polusi yang dapat keluar dari pelabuhan yang berpotensi kerusakan lingkungan ) (Rp.150M – Rp.323.5M) Besar Ruang lingkup nasional, Pelabuhan ditutup sementara dari pelayaran untukbeberapa hari. (Rp.150M – Rp.323.5M) C4 Catastr ophic/benc ana besar (Banyak menim bulkan kematian (>Rp.625 Juta) Bencana besar (> Rp.323.5M) Bencana (terjadi tumpahan minyak berskala besar/antar negara yang sangat merusak lingkungan) (>Rp.323.5M) Bencana (Ruang lingkupnya sudah internasional, pelabuhan tutup, pelayaran terganggu untuk periode yang lama. (>Rp.323.5M) Sumber: Hasil Analisa
  • 18. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 90 Tabel diatas menjelaskan kriteria konsekuensi dengan skala terendah yaitu C0 dan skala tertinggi C4. C0 adalah skala konsekuensi kecelakaan terendah atau tingkat kemungkinan sangat kecil dengan kerugian <1M, C4 adalah konsekuensi kecelakaan terbesar atau kemungkinan kecelakaan terbesar yang terjadi di APBS dengan kerugian >323.5M. kerugian terbesar didasarkan pada bobot kapal dan rata- rata harga kapal yang melintasi APBS dalam 5 tahun terakhir. Tabel 5.13 Kriteria Frekuensi Kategori Deskripsi Defenisi F1 Frequent/ Sering Suatu kejadian terjadi sekali dalam seminggu sampai sekali dalam setahun operasi F2 Likely/ mungkin Suatu kejadian terjadi sekali dalam setahun sampai sekali dalam 10 tahun operasi F3 Possible Suatu kejadian terjadi sekali dalam 10 tahun operasi sampai sekali dalam 100 tahun operasi F4 Unlikely Suatu kejadian terjadi kurang dari 1 kali dalam 100 tahun operesi F5 Rare (Jarang) Kejadian kurang dari 1000 tahun operasi (misalnya: Kemungkinan terjadi pada pelabuhan ditempat lain didunia). Sumber : (Polski Rejestr Statkow,Formal Safety Assesment Metthodology (FSA),07 Nopember 2002,Polandia,GDANSK) Tabel diatas menjelaskan frekuensi kecelakaan di APBS dengan kategori terbesar yaitu F1 dengan frekuensi kecelakaan sekali dalam seminggu sampai sekali dalam setahun operasi, dan frekuensi terkecil yaitu F5 dengan frekuensi kecelakaan sekali dalam 1000 tahun operasi.
  • 19. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 91 Tabel 5.14 Matriks Risiko Konsekuensi C4 5 6 7 8 10 C3 4 5 6 7 9 C2 3 3 4 6 8 C1 1 2 2 3 6 C0 0 0 0 0 0 Frekuensi F5 F4 F3 F2 F1 Sumber : (Polski Rejestr Statkow,Formal Safety Assesment Metthodology (FSA),07 Nopember 2002,Polandia,GDANSK) Keterangan : 0 & 1 : Risiko yang dapat diabaikan 2 & 3 : Risiko rendah 4 & 5 : Risiko sedang 6 : Risiko semakin tinggi 7 & 8 : Risiko yang signifikan 9 & 10 : Risiko tinggi Tabel diatas menunjukan tingkat konsekuensi kecelakaan (Matriks) berdasarkan tingkat risiko yang dapat diabaikan hingga tingkat risiko tinggi, tingkat paling rendah yaitu F5 – C0 dan tertinggi F1 – C4, tabel konsekuensi diatas juga dilengkapi dengan warna yang sisesuaikan denga tingkat risiko kecelakaan, tingkat risiko yang paling rendah ditandai dengan warna hijau muda dan tingkat risiko yang paling tinggi ditandai dengan warna merah tua.
  • 20. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 92 5.4.2 Penentuan Bobot Penentuan bobot dari masing-masing konsekuensi menentukan mana konsekuensi terbesar yang menyebabkan kecelakaan di APBS serta menentukan konsekuensi yang berpeluang terbesar dan kemungkinan konsekuensi terburuk. Tabel 5.15 Nilai Skor Pada Masing-masing Konsekuensi No (1) Jenis Bahaya (2) Jenis Kapal (3) Nama Bahaya (4) Detail Bahaya (5) Kemungkinan Penyebab (6) Konsekuensi yang Berpeluang Terbesar (7-8) Kemungkinan Konsekuensi Terburuk (9-10) Jenis Bahaya (7) Penilaian Dampak Bahaya (8) Jenis Bahaya (9) Penilaian Dampak Bahaya (10) Manusia(8a) Properti(8b) Lingkungan(8c) PenggunaJasa Pelabuhan(8d) Manusia(10a) Properti(10b) Lingkungan (10c) PenggunaJasa Pelabuhan(10d) 1 (A) Tabrakan Semua kapal Tabrakan disekitar pelabuhan Tabrakan terjadi antara kapal yang mau masuk dan keluar pelabuhan Tidak mematuhi peraturan tentang pencegahan tabrakan. Kesalahan manusia : salah melakukan pemantauan, kurang komunikasi, radio kurang berfungsi, peralatan rusak, kesulitan komunikasi, banyak kapal di tempat tersebut sehingga pandangan jadi kurang baik. Terjadi senggolan antar kedua kapal.kerusakn kecil pada kapal, Terjadi penundaan keberangkatan atau tambat. 6 6 0 6 Kerusakan serius pada kapal, ada korban jiwa, terjadi polusi karena tumpahan minyak, terjadi ledakan dan kebakaran, penutupan pelabuhan 9 9 6 8
  • 21. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 93 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8a) (8b) (8c) (8d) (9) (10a) (10b) (10c) (10d) 2 (B) Tenggelam Semua kapal Kapal tenggelam Kapal tenggelam setelah kemasukan air laut Kebocoran kulit lambung, kondisi bakap yang sudah tua, sistem ballast yang tidak berfungsi, kelebihan muatan, kecakapan ABK tentang ilmu muat kurang. Ketidak mauan ABK menghitung stabilitas kapal. Seachest rusak, kualitas kapal yang mal standar, plat baja non marine Kapal tenggelam sebagian, muatan rusak, bisa dilakukan pengangkatan kembali 3 6 0 3 Kapal tenggelam, terjadi polusi karena tumpahan minyak, terjadi korban jiwa, pelabuhan ditutup sementara 7 7 3 6 3 (C) Kebakaran Semua kapal Kapal terbakar Kapal mengalami kebakaran baik saat berlayar dialur maupun saat sandar didermaga Mentalitas ABK yang rendah, peralatan pemadam kebakaran tidak ada/kurang, kurang terawatnya alat pemadam, ABK kurang mendapat pelatihan, ABK meninggalkan nyala api yang masih kecil dan tidak melakukan pemadam segera Terbakar dalam sekala kecil, penumpang/ ABK luka ringan, penundaan pemberangkatn atau tambat 6 6 0 3 Terbakar skala besar, kemungkinan tenggelam, timbul korban jiwa, terjadi polusi karena tumpahan disekitar pelabuhan 8 8 6 6 4 (D) Lain-lain Semua kapal - - - - 6 6 0 6 - 8 8 7 7
  • 22. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 94 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8a) (8b) (8c) (8d) (9) (10a) (10b) (10c) (10d) 5 (E) Kandas Semua kapal Kandas di Alur pelabuhan Pada saat kapal Memasuki atau meninggalkan pelabuhan kapal mengalami kandas Kurang tepat dalam memperkirakan draft kapal dan kedalaman, adanya sisa-sisa kontruksi dermaga yang membuat dangkal, alur yang umumnya sempit, pendangkalan karena endapan lumpur, kurang cakap dalam mengolah gerakkan kapal, cuaca jelek ( arus dan angin kencang) dan rambu-rambu bahaya kurang. Terjadi Lekukan dibawah kapal, kerusakan pada plat yang memungkinkan air masuk, serta penundaan 3 6 0 3 Bocornya plat pada hull. Terjadi kebocoran dan Peningkatan draft. Harus ada penarikan untuk melepaskan kapal, kapal terdampar, kemungkinan terjadi kerusakan muatan pada saat mesin tidak berfungsi 7 7 3 6 Sumber: Hasil Analisa
  • 23. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 90
  • 24. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 95 Dari tabel nilai skor pada masing-masing konsekuensi diatas, dapat diperjelas nilai risiko awal jenis-jenis kecelakaan dengan tabel berikut: Tabel 5.16 Nilai Risiko Awal Jenis Kecelakaan Kemungkinan Besar Konsekuensi Kemungkinan Konsekuensi Terburuk Kejadian Manusia Properti Lingkungan Pengguna Jasa Pelabuhan Manusia Prorerti Lingkungan Pengguna Jasa Pelabuhan Tabrakan 6 6 0 6 9 9 6 8 Tenggelam 3 6 0 3 7 7 0 6 Kebakaran 6 6 0 3 8 8 6 6 Lain-lain 6 6 0 6 8 8 7 7 Kandas 3 6 0 3 7 7 0 6 Sumber: Hasil Analisa Tabel 5.17 Nilai Pembobotan Keselamatan No Jenis Keselamatan PEMBOBOTAN 1 Manusia 0.55 2 Properti 0.13 3 Lingkungan 0.12 4 Pengguna Jasa Pelabuhan 0.10 JUMLAH 1.0 Sumber: Hasil Analisa Pemberian bobot 0.55 cukup rasional jika kita menempatkan keselamatan nyawa manusia sebagai prioritas utama, diikuti dengan pemberian bobot 0.13 pada keselamatan property sebagai prioritas keselamatan kedua lalu bobot 0.12 pada lingkungan dan bobot 0.10 pada pengguna jasa pelabuhan.
  • 25. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 96 Tabel 5.18 Pemberian Bobot Dampak Bahaya Kemungkinan Konsekuensi Besar Kemungkinan Konsekuensi Terburuk Jumlah Urutan Kecelakaan Manusia Properti Lingkungan Pengguna Jasa Pelabuhan Manusia Prorerti Lingkungan Pengguna Jasa Pelabuhan Tabrakan 3.3 0.78 0 0.6 4.95 1.17 0.72 0.8 12.32 1 Tenggelam 3.3 0.78 0 0.3 4.4 1.04 0.72 0.6 11.14 3 Kebakaran 3.3 0.78 0 0.6 4.4 1.04 0.84 0.7 11.66 2 Lain- lain 1.65 0.78 0 0.3 3.85 0.91 0 0.6 8.09 5 Kandas 1.65 0.78 0 0.3 3.85 0.91 0 0.6 8.09 4 Sumber: Hasil Analisa Dari hasil diatas menunjukan tingkat risiko paling tinggi hingga paling rendah adalah tabrakan, kebakaran, tenggelam, kandas, dan yang terakhir lain-lain yang dapat mengancam jiwa dan materi.
  • 26. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 97 Tabel 5.19 Nilai Penurunan Risiko Kecelakaan Risiko Awal PSP PPA PPM PAP PPB Manusia Properti Lingkungan PenggunaJasa Pelabuhan Manusia Properti Lingkungan PenggunaJasa Pelabuhan Manusia Properti Lingkungan PenggunaJasa Pelabuhan Manusia Properti Lingkungan PenggunaJasa Pelabuhan Manusia Properti Lingkungan PenggunaJasa Pelabuhan Manusia Properti Lingkungan PenggunaJasa Pelabuhan Tabrakan 6 6 0 6 4 4 0 4 3 3 0 3 - - - - 2 2 0 2 - - - - Tenggelam 3 6 0 3 2 5 0 2 - - - - - - - - 1 4 0 1 0 3 0 0 Kebakaran 6 6 0 3 3 3 0 0 - - - - 3 3 0 0 - - - - - - - - Kandas 3 6 0 3 2 5 0 2 2 5 0 2 - - - - - - - - - - - - Lain-lain 6 6 0 6 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 0 2 Sumber: Hasil Analisa Dari perhitungan penurunan risiko diatas dan melihat risiko awal yang terbesar adalah Manusia, maka didapat bahwa Pelatihan dan Sertifikasi Pelaut (PSP) mendapat nilai paling besar, sehingga penurunan risiko kecelakaan lebih terfokus pada Pelatihan dan Sertifikasi Pelaut (PSP) dengan jenis kecelakaan Tabrakan.
  • 27. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 98 Tabel 5.20 Biaya Menurunkan Risiko No Penanggulangan Biaya Penanggulangan (∆C) Manfaat (∆B) Kandas Kebakaran Tabrakan Tenggelam Lain-lain 1 Pelatihan dan Sertifikasi Pelaut (PSP) ± Rp.9 M Rp.300 juta Rp.250 juta Rp.250 juta Rp.150 juta Rp.150 juta 2 Patroli Rutin dan Pemasangan Rambu Alur Pelayaran (PPA) ± Rp.7 M Rp.350 juta - - Rp.600 juta Rp.350 juta 3 Pelatihan Penyelamatan Manusia (PPM) ± Rp.9 M - - Rp. 500 juta - Rp.450 juta 4 Perketat Area pelabuhan (PAP) ± Rp.7 M Rp.30 juta Rp.70 juta - - Rp.45 juta 5 Perketat Pengawasan Ijin Berlayar (PPB) ± Rp.7 M - Rp.500 juta - - Rp. 500 juta Sumber: Hasil Analisa Data biaya penanggulangan (∆C) PSP dan PPM sebesar Rp.18 M didapat dari data dan perhitungan lampiran 1, sedangkan untuk data biaya manfaat (∆B) PSP dan PPM yang bervariasi nilai biayanya didapat dari laporan akhir Menteri Perhubungan oleh Badan Penelitian Dan Pengembangan dalam judul laporannya yaitu Kajian Risiko Pelayaran Di APBS (Alur Pelayaran Barat Surabaya/Selat Madura) Didasarkan Pada Data Pergerakan Lalu Lintas Kapal, dalam melakukan perhitungan PSP dan PPM digabung karena kedua penanggulangan tersebut sifatnya sama yaitu dalam bentuk pelatihan (training) yang dilakukan oleh lembaga diklat. Data biaya penanggulangan (∆C) (PPA), (PAP) dan (PPB) sebesar Rp.21 M didapat dari data dan perhitungan lampiran 2 sedangkan untuk data biaya manfaat (∆B) (PPA), (PAP) dan (PPB) yang bervariasi nilai biayanya didapat dari laporan akhir Menteri
  • 28. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 99 Perhubungan oleh Badan Penelitian Dan Pengembangan dalam judul laporannya yaitu Kajian Risiko Pelayaran Di APBS (Alur Pelayaran Barat Surabaya/Selat Madura) Didasarkan Pada Data Pergerakan Lalu Lintas Kapal. Dalam melakukan perhitungan (PPA), (PAP) dan (PPB) digabung karena ketiga penanggulangan tersebut sifatnya sama yaitu dalam bentuk pengadaan barang. Dari kedua data ini (∆C) dan (∆B) maka dapat diketahui Indeks Biaya penurunan risiko (ICAR) dengan menggunakan persamaan 2.1 sebagai berikut: Tabel 5.21 Indeks Biaya penurunan risiko (ICAR) No. Penanggulangan Penurunan Indeks Biaya penurunan risiko (ICAR) A B C D E A B C D E 1 Pelatihan dan Sertifikasi Pelaut (PSP) 2 1 3 1 4 Rp.4.5 M Rp.8.75 M Rp.2.92 M Rp.8.85 M Rp.2.21 M 2 Patroli Rutin dan Pemasangan Rambu Alur Pelayaran (PPA) 3 - - 1 4 Rp.2.22 M - - Rp.6.4 M Rp.1.66 M 3 Pelatihan Penyelamatan Manusia (PPM) - - 3 - 4 - - Rp.2.83 M - Rp.2.14 M 4 Perketat Area pelabuhan (PAP) 4 2 - - 4 Rp.1.74 M Rp.3.47 M - - Rp.1.79 M 5 Perketat Pengawasan Ijin Berlayar (PPB) - 3 - - 4 - Rp.2.17 M - - Rp.1.63 M Keterangan : A : Tabrakan B : Tenggelam C : Kebakaran D : Kandas E : Lain-lain Dengan menggunakan persamaan rumus 2.1 dan data yang telah dianalisis sebelumnya didapat perhitungan Indeks Biaya penurunan risiko (ICAR) untuk masing-masing ICAR dari setiap jenis penanggulangan.
  • 29. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 94
  • 30. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 100 5.5 Analisa Kuesioner Hasil dari analisa responden melalui kuesioner Sarana dan Pelayanan Keselamatan di Alur Pelayaran Barat Surabaya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.22 Penilaian Responden Terhadap Keselamatan Pelayaran Di APBS No Variabel Pertanyaan Nilai 1 a Bagaimana sarana bantu navigasi pelayaran di APBS? 4.0 2 b Bagaimana tindakan yang dilakukan oleh otoritas pelabuhan APBS jika terjadi kecelakaan kapal? 3.5 3 c Bagaimana kepatuhan kapal-kapal yang melewati area APBS? 3.5 4 d Bagaimana kondisi perairan (kedalaman dan lebar) di APBS? 3.5 5 e Bagaimana olah gerak kapal pada perairan APBS? 4.0 6 f Bagaimana Kondisi lalu lintas kapal pada APBS? 4.0 7 g Bagaimana penataan lokasi perairan (kolam labuh, rambu-rambu perairan dsb) APBS? 4.0 8 h Bagaimana keadaan perairan APBS setelah dilakukan revitalisasi? 4.0 9 i Revitalisasi yang dilakukan apakan sudah cukup atau masih kurang? 3.5 10 j Pelayanan kapal pandu bagi kapal yang keluar masuk APBS 3.0 11 k Pelayanan POLAIRUD terhadap kapal-kapal di sekitar APBS 4.0 JUMLAH 41.0 Sumber: Hasil Analisa Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Variabel j memiliki nilai paling kecil yaitu sebesar 3.0 dari skala 5.0. variabel j adalah pelayanan pandu bagi kapal yang keluar/masuk APBS, jadi dapat disimpulkan bahwa pelayanan kapal pandu adalah variabel yang perlu di tinjau ulang.
  • 31. TUGAS AKHIR YOGA DWI SAPUTRA (2013310019) TINJAUAN KESELAMATAN PELAYARAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA 101 Sumber: Hasil Analisa Gambar 5.7 Grafik Penilaian Responden Terhadap Keselamatan Pelayaran Di APBS Dari grafik diatas dapat dijabarkan bahwa nilai terendah berada pada variabel j dan tertinggi yaitu variabel a, e, f, g dan k dengan nilai rata-rata keseluruhan adalah 3.7 dari skala 5.0 dan total keseluruhan nilai adalah 41.0. Dari hasil kuesioner yang dinilai oleh responden menerangkan bahwa Pandu di perairan APBS masih belum sepenuhnya dijalankan, sehingga banyak faktor manusia yang menyebabkan kecelakaan di APBS, faktor manusia ini yang paling utama adalah pada Pandu.