Makalah ini membahas tentang filsafat olahraga meliputi pengertian filsafat olahraga, cabang-cabangnya seperti ontologi, epistemologi dan aksiologi, aliran-alirannya seperti idealisme, realisme, pragmatisme dan naturalisme, serta kedudukan filsafat olahraga sebagai ilmu induk."
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
Sport Philosophy
1. Makalah Filsafat Olahraga
"Sport Philosophy"
(FILOSOFI OLAHRAGA)
Dosen: Dr. Made Pramono, S.S,. S.Hum
Disusun Oleh:
Muhammad Rifqi Agytya Wibowo
(23060484042)
PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2. KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah filsafat olahraga
"Pelanggaran Aturan".
Makalah filsafat olahraga ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah filsafat olahraga ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah filsafat olahraga
tentang "Pengantar Filsafat Olahraga" dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
Surabaya, 01 September 2023
3. DAFTAR ISI
HALAMAN UTAMA 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I
Latar Belakang 4
PENDAHULUAN 4
BAB II
PEMBAHASAN 5
A. Arti dari filsafat Olahraga 5
B. Cabang Filsafat Olahraga 6
C. Aliran Filsafat Olahraga 7
D. Kedudukan Filsafat Olahraga 8
E. Periodisasi Filsafat Ohhraga 9
BAB III KESIMPULAN 10
Daftar Pustaka 11
4. BAB I
Latar Belakang
PENDAHULUAN
Manusia mempunyai pengetahuan, binatang mempunyai pengetahuan, malaikat juga
mempunyai pengetahuan. Mahhuk schin manusia pengetahuannya bersifat statis, dari masa
ke masa tetap begitu saja. Tetapi pengetahuan yang dimilki manusia bersifat dinamis, terus
berkembang dari zaman ke zaman, karena manusia mempunyai kemampuan mencema
pengalaman, merenung merefleksi, meralar, dan meneliti dalam upaya memahami
lingkungannya.
Kemampuan tersebut dimiliki manusia disebabkan manusia dibekali okh Tuhan
berupa akal atau rasio untuk berpikir, sementara mahluk lainnya tidak. Manusia berpikir
dengan akalnya. Dengan akalnya manusia mempunyai rasa ingin tahu (curiosity). Dari rasa
ingin tahu inilah manusia selalu mempertanyakan segala hal yang dipikirkannya,
menyangsikan segala apa yang dilihat, dan mencari segala bentuk permasalahan yang
dihadapi. Manusia berusaha menjawab semua pertanyaan yang dihadapi dan mengajukan
alternatif pemecahan suatu masalah.
Rumusan Masalah
● Apa arti dari filsafat olahraga?
● Apa saja cabang filsafat olahraga?
● Apa aliran filsafat olahraga?
● Apa saja kedudukan filsafat olahraga?
● Apa saja periodisasi filsafat olahraga?
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti dari filsafat Olahraga
Olahraga di masyarakat kita adalah bagian dari kegiatan sehari-hari yang umum dan
juga merupakan seni kompetisi Berbagai aspek yang terlibat dalam acara-acara olahraga
seperti sumber daya manusia, bangman, investasi, peralatan, dan kebutuhan lainya. Masalah
internal seperti upaya untuk mendapatkan yang terbaik posisi dalam acara lokal, nasional, dan
internasional melibatkan begitu banyak masalah lain. Disamping masalah tersebut, olahraga
berkembang dalam kajian ilmiah seperti Psikologi Olahraga, Politik Sport, Hukum Studi
Sport, dll. Sema dari mereka studi imah adalah dimensi olahraga yang membutuhkan hati
mani akademik dalam menyelidiki landasan filosofis olahraga sebagai ilmu.
Lahirnya filsafat dan ilmu pengetahuan bermula dari aktivitas berpikir. Karena inti
dari berfilsafat adalh berpikir. Namun, tidak sema aktivitas berpikir dapat disebut berfilsafat
Berfilsafat adalah berpikir yang mempunyai tujuan. Tujuannya adalah memperoleh
pengetahuan, yakni pengetahuan yang menyangkut kebenaran. Sehingga dengan berfilsafat
manusia dapat sampai pada kebenaran.
Secara etimologis kata "filsafat" merupakan kata turunan dari "philosophia" dalam
bahasa Yunani. la merupakan kata majemuk dari "philos" yang berarti cinta atau "philia"
yang memiliki arti "persahabatan" atau "tertarik kepada" dan "sophos" yang berarti
kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, dan intelegensi. Singkatnya,
"philosophia" ialah cinta kebijaksanaan atau sahabat pengetahuan. Istilah "philosophia" telah
di-indonesiakan menjadi "filsafat", yang mempunyai ajektiva atau kata sifat "filsafati", dan
"filsuf" yang merupakan kata untuk menunjuk pada orangnya. Ada juga orang yang lebih
menyukai sebutan "filosofi", yang memiliki kata sifat "filosofis", dan "filosof" untuk
mengacu kepada orangnya.
Secara historis, istilah filsafat digunakan oleh Phytagoras (sekitar abad ke-6 SM). Saat
diajukan pertanyaan apakah ia seorang yang bijaksana, dengan penuh kerendahan hati
Phytagoras menjawab bahwa ia hanyalah "philosophos" atau orang yang mencintai kearifan
Naman keabsahan kisah tersebut diragukan karena pribadi dan kegiatan Phytagoras
6. bercampur dengan berbagai legenda. Berdasarkan sumber hin, Heraklitus dianggap sebagai
orang yang pertama mempergunakan istilah "philosophos" tersebut.. Terlepas dari perdebatan
kapan pertama kali istilah "philosophia" atau "philosophos" pertama kali dipergunakan dan
diperkenalkan oleh seseorang yang jelas istilah kedua istilah tersebut, telah populer
dipergunakan oleh masyarakat Yunani pada masa Sokrates dan Plato
Akar Eksistensi Olahraga
Olahraga, sebagaimana yang dikatakan Richard Scaht (1998: 124), sepertihalnya sex,
terlalu penting untuk dikacaukan dengan tema lain. Ini tidak hanyatentang latihan demi
kesehatan. Tidak hanya permainan untuk hiburan, ataumenghabiskan waktu luang, atau untuk
kombinasi dari maksud sosial danrekreasional Olahraga adalah aktivitas yang memiliki akar
eksistensi ontologissangat alami, yang dapat diamati sejak bayi dalam kandungan sampai
dengan bentuk-bentuk gerakan terlatih.Olahraga juga adalah permainan, senada dengan
eksistensi manusiawisebagai makhluk bermain (homo ludens-nya Huizing). Olahraga
adalahtontonan, yang memiliki akar sejarah yang panjang, sejak jaman Yunani
Kunodenganarete, agon, pentathlon sampai dengan Olympic Games di masa modem,di mana
dalam sejarahnya, perang dan damai selalu mengawal peristiwakeolahragaan itu Olahraga
adalah fenomena multidimensi, seperti halnyamanusia itu sendiri. Mitos dan agama Yunani
awal menampilkan suatu pandangan dunia yangmembantu perkembangan kesalinghubungan
intrinsik antara makna olahraga
dan budaya dasar. Keduanya juga merefleksikan kondisi terbatas dari
eksistensikeduniaan, dan bukan sebagai kerajaan transenden dari pembebasan.
Nuansakeduniawian tampak puli pada ekspresi naratif tentang kehidupan, rentang has
pengalaman manusiawi, situasionalnya dan suka dukanya. Manifestasi kesakralanterwujud
dalam prestasi dan kekuasaan duniawi, kecantikan visual dan campurandari daya persaingan
mempengaruhi situasi kemanusiaan (Hatab, 1998: 98)
B. Cabang Filsafat Olahraga
Filsafit, dalam hal ini dianggap memiliki tanggung jawab penting dalam
mempersatukan berbagai kajian ilmu untuk dirumuskan secara terpadu dan mengakar menuju
im olahraga dalam 3 dimensi ilmiahnya (ontologi, epistemologi, aksiologi) yang kokoh dan
sejajar dengan ilmu lain. Ontologi membahas tentang apa yang ingin diketahui atau dengan
kata lain merupakan pengkajian mengenai teori tentang ada. Dasar ontologi dari ilmu
berhubungan dengan materi yang menjadi objek penelaahan ilmu, ciri-ciri essensial objek itu
yang berlaku unam Ontologi berperan dalam perbincangan mengenai pengembangan ilmu,
asumsi dasar ilmu dan konsekuensinya pada penerapan immu Ontologi merupakan sarana
7. ilah untuk menemukan penanganan jalan masalah secara ilmiah. Dalam hal ini, ontologi
berperan dalam proses konsistensi ekstensif dan intensif dalam pengembangan ilmu
(Pramono, 2005: BB).
Epistemologi membahas secara mendalam segenap proses yang terlibat dalam usaha
untuk memperoleh pengetahuan. Ini berkaitan dengan metode keilmuan dan sistematika isi
im Metode keilmuan merupakan suatu prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran,
pola kerja, cara teknis, dan tata langkah untuk memperoleh pengetahuan baru atau
mengembangkan yang telah ada. Sistematisasi isi ilmu dalam hal ini berkaitan dengan batang
tubuh iimu, dimana peta dasar dan pengembangan ilmu pokok dan ilmu cabang dibahas disini
Aksiologi, ilmu membahas tentang manfaat vang diperoleh manusia dari pengetahuan
yang didapatnya. Bila persoalan value free and value bound ilmu mendominasi fokus
perhatian aksiologi pada umumnya, maka dalam hal pengebangan ilmu baru seperti olahraga
ini, dimensi aksiologi diperkas lagi sehingga secara inheren mencakup dimensi nilai
kehidupan manusia seperti etika, estetika, religius (sisi dalam aksiologis), dan juga interrelasi
ilmu dengan aspek aspek kehidupan manusia dengan sosialitasnya (sisi hul aksiologis).
Keduanya merupakan aspek transfer dari permasalahan transfer pengetahuan.
C. Aliran Filsafat Olahraga
Ada beberapa macam macam aliran dari filsafat olahraga
1. IDEALISME
Adalah sebagai pusat kehidupan manusia.
Pandangan Idealisme, yaitu:
1. Pendidikan jasmani mengembangkan fisik dan jiwa secara simakan.
2. Aktivitas fisik dapat mengembangkan kesegaran jasmani dan kepribadian.
3. Pengembangan kualitas pribadi.
4. Guru pendidikan Jasmuni sebagai Model
2. REALISME
Adalah kebenaran dapat ditentukan dengan baik melalui metode ilmiah.
Pandangan Realisme, yaitu:
1. Pendangan pendidikan jasmani bagian penting kurikulum.
2. Kesegaran jasmani berpengaruh pada produktifitas. Pengembangan pendidikan
jasmani secara ilmiah.
3. Latihan memegang peranan penting
4. Kemengan pertandingan bukan tujuan utama.
8. 5. Permainan dan rekreasi dapat membantu anak berprestasi.
3. PRAGMATISME
Adalah pengalaman manusia dapat mengubah konsep atau kenyataan.
Pandangan Pragmatisme, yaitu:
1. Pengajaran pendidikan jasmani bervariasi
2. Kegiatan pendidikan jasmani memiliki nilai social
3. Program pendidikan jasmani berdasarkan kebutuhan dan minat anak.
4. Belajar pendidikan jasmani dengan metode pemecahan masalah.
5. Guru sebagai motivator.
4. NATURALISME
Adalah sesuatu pada dasarnya memiliki nilai yang aktual dan fisikal (jasmani).
Pandangan Naturalisme, yaitu:
1. Pendidikan jasmani menekankan manusia seutuhnya.
2. Belajar harus melalui aktifitas mandiri.
3. Bermain bagian penting pendidikan jasmani
4. Olahraga kompetitif tidak dianjurkan.
D. Kedudukan Filsafat Olahraga
Terkait dengan kedudukan Fikafat sebagai ilmu, Filsafat adalah ilmu yang dinilai
"stimewa". Keistimewaannya adalah pertama, karena dilihat dari umurnya. Filsafat adalah
ilmu yang paling tua sehingga disebut sebagai induk dari segala macam ilmu khusus dan
kedua sebagai ilmu, Filsafat mempunyai ruang lingkup pembahasan atau Kajian yang sangat
luas, objek materialnya, atau lapangan penyelidikannya, mencakup "segala sesuatu yang ada"
dan "yang mungkin ada" Dilihat dari objek materialnya ini, terlihat bahwa filsafat juga
menangani objek material yang dipelajari oich ilmu-ilmu khusus. Antropologi, Biologi, dan
Sosiologi misalnya, ketiganya membahas objek material yang sama yakni manusia. Filsafat
pun juga demikan. Contoh lain, Fisika membahas tentang alam, dan begitu pula halnya
dengan Filsafat. Dicakupnya berbagai macam objek material ilmu khusus oleh Filsafat ini
menjadi salah satu bukti bahwa Filsafat memang memiliki ruang lingkup kajian atau
lapangan penyelidikan yang sangat luas.
9. Kattsoff (1989: 95) menyatakan bahwa persoalan-persoalan Filsafat di samping
mempunyai ciri-ciri tertentu sehingga berbeda dengan persoalan ilmiah, juga dapat
digolongkan menurut jenis-jenisnya. Keluasan ruang lingkup kajian Filsafat dapat dibagi atau
disistematisasi menjadi tiga cabang utama, yaitu metafisika, epistemologi, dan aksiologi
Metafisika adalah cabang Filsafat yang berusaha menangkap kenyataan terdalam dari segala
sesuatu yang ada; epistemologi adalah cabang Filsafat yang berusaha menelaah sumber,
watak, dan kebenaran pengetahuan dan aksiologi adalah cabang Filsafat yang berusaha
menelaah tentang hakikat nilai
E. Periodisasi Filsafat Ohhraga
1. Zaman Prasejarah
Ragam olahraga terkait erat dengan kondisi akimiahnya, yakni untuk bertahan hidup
(survive); menombak, berlari, melempar, melompat. Belum ada peraturan yang jelas Semata-
mata untuk kesenangan
2. Zaman Yunani, Mesir, dan China kuno
Untuk Upacara dan Persembahan. Titik tekan utama pada sisi fisik ditujukan untuk
memperkuat kemampuan militer
3. Zaman Socratic
Mencari keselarasan Jiwa dan Fisik; olahraga tidak semata untuk kekuatan fisik
belaka,
namun sebagai sarana mencari harmony/ keselarasan hidup
4. Zaman Abad Pertengahan
10. Semua kehidupan hanyalah untuk penghambaan pada Tuhan. Fisik tidak penting,
yang lebih penting adalah spirit jiwa.
5. Zaman Renaisance
Kembalinya dominasi akal budi. Kebenaran bukan lagi hanya disandarkan pada
wahyu, tetapi pada manusia. Kehidupan dunia menjadi suatu hal yang berharga dan penting
untuk dinikmati. Mendambakan keselaran jiwa dan tubuh
6. Zaman Modern
Modern Awal: Hampir sama dengan pada zaman renaisance
Modern Pertengahan: hampir seluruh olahraga dunia dilanda perang (PDI/II) ditujukan bagi
kesiapan militer
BAB III KESIMPULAN
Jadi kita harus banyak belajar filsafat untuk mengetahui hal hal yang ada di sekeliling
kita, dan kita harus mengetahui sejarah sejarah dari zaman ke zaman. Karena filsafat
merupakan ilmu yang dinilai istimewa dilat dari umurnya sehingga disebut sebagai ilmu
khusus. Antropologi, Biologi dan Sosiologi sama sama membahas tentang mamusia.
11. Daftar Pustaka
Pramono, Made. 2015. Filsafat Ilmu Keolahragaan Surabaya: Unesa University Press.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-muhammad-hamid-anwar-m-
phil/pengantar-filsafa fat-olahraga.pdf
http:/badrun08arhun.blogspot.co.id/2011/05/filsafat-olahraga.html
https://rheinaldyy2 likesrin.wordpress.com/2010/08/26/pengantar-ilmu-filsafat/