2. 22
Aspek global Kehamilan tidakAspek global Kehamilan tidak
diinginkan (KTD) dan Aborsidiinginkan (KTD) dan Aborsi
Di abad ke-21 ini, dimana peradaban dunia sudahDi abad ke-21 ini, dimana peradaban dunia sudah
menjunjung tinggi harkat dan hak hidup perempuan,menjunjung tinggi harkat dan hak hidup perempuan,
serta kemajuan teknologi kesehatan reproduksi sudahserta kemajuan teknologi kesehatan reproduksi sudah
dapat meminimalkan tindakan kekerasan padadapat meminimalkan tindakan kekerasan pada
Aborsi;Aborsi;
Maka seharusnya:Maka seharusnya:
Dunia Kedokteran menyediakan akses pelayananDunia Kedokteran menyediakan akses pelayanan
aborsi yang aman, yang memberikan pilihan padaaborsi yang aman, yang memberikan pilihan pada
laki-laki dan perempuan dalam merencanakanlaki-laki dan perempuan dalam merencanakan
kehamilan dan jarak antara persalinan satu dengankehamilan dan jarak antara persalinan satu dengan
lainnya.lainnya.
4. 4
Sebab Langsung Kematian Ibu
Perdarahan,
30%
Eklamsia, 25%
Infeksi, 12%
Abortus, 5%
P. Lama/Macet,
5%
Emboli Obst,
3%
Kompl
masapuepureu
m, 8%
Lain-lain, 12%
5. 5
Sebab Tidak Langsung Kematian Ibu
* Tingkat pendidikan kaum ibu rendah
* Tingkat sosial ekonomi (sosek) kaum ibu
rendah
* Keadaan sosial budaya tidak mendukung
* Status gizi ibu hamil rendah (anemia 40%)
* Kedudukan dan peranan kaum ibu tidak
menguntungkan
* Transportasi tidak mendukung
6. 6
Sebab Tidak Langsung Kematian
Ibu
Sisi Suplay
* Jumlah dan penyebaran sarana
pelayanan maternal tidak
menguntungkan
* Kualitas dan efektifitas pelayanan
maternal belum memadai
* Sistem rujukan maternal belum
mantap
7. 7
Kehamilan Tidak DiinginkanKehamilan Tidak Diinginkan
• Pada saat ini, karena pegaruh
pelbagai faktor, jumlah anggota
masyarakat dengan Kehamilan Tidak
Diinginkan (KTD) tampak semakin
meningkat
• Untuk mengatasinya, tersedia
beberapa solusi. Salah satu
diantaranya pengguguran kandungan
(aborsi)
8. 8
ABORSI
Aborsi adalah keluarnya hasil konsepsi
sebelum usia kehamilan berumur 20
minggu
Jika ditinjau dari peristiwa terjadinya,
dapat dibedakan atas dua macam :
Aborsi Spontan
Aborsi buatan
9. 9
Aborsi BuatanAborsi Buatan
Alasan Medis:Alasan Medis:
Dilakukan untuk keselamatan jiwa ibu: hamil di luarDilakukan untuk keselamatan jiwa ibu: hamil di luar
kandungan, kelaianan jantung berat, kelaianan jiwa berat,kandungan, kelaianan jantung berat, kelaianan jiwa berat,
komplikasi kehamilan(gestosis), infeksi, perdarahan.komplikasi kehamilan(gestosis), infeksi, perdarahan.
Dilakukan atas indikasi janin/mudigah dengan kelainanDilakukan atas indikasi janin/mudigah dengan kelainan
kromosom, genetikakromosom, genetika
Alasan non Medis:Alasan non Medis:
Dilakukan bukan untuk keselamatan jiwa ibu: kegagalanDilakukan bukan untuk keselamatan jiwa ibu: kegagalan
kontrasepsi, korban perkosaan, riwayat kehamilan berisiko,kontrasepsi, korban perkosaan, riwayat kehamilan berisiko,
dan psikososial termasuk alasan sosio-ekonomi.dan psikososial termasuk alasan sosio-ekonomi.
10. 10
Aspek HukumAspek Hukum
NasionalNasional
KUHP Pidana: Aborsi ilegal, baik untuk alasanKUHP Pidana: Aborsi ilegal, baik untuk alasan
medis maupun alasan non medis:pasal 347 ayat 1&2,medis maupun alasan non medis:pasal 347 ayat 1&2,
pasal 348 ayat 1&2, pasal 349pasal 348 ayat 1&2, pasal 349
UU No 23/1992: Aborsi legal, hanya untuk alasanUU No 23/1992: Aborsi legal, hanya untuk alasan
medis (pasal 15). Tetapi masih ditemukan kerancuanmedis (pasal 15). Tetapi masih ditemukan kerancuan
pada pengertian tindakan medis tertentu untukpada pengertian tindakan medis tertentu untuk
menyelamatkan jiwa janin (penjelasan pasal 15)menyelamatkan jiwa janin (penjelasan pasal 15)
11. 11
Aborsi di Indonesia
Masalah serius: 2, 3 juta/tahun
Alasan utama
Kehamilan tidak diinginkan, karena alasan
kesehatan
gagal kontrasepsi
Hamil diluar rencana
Korban perkosaan
Psikososial
12. 12
Aborsi di Indonesia
Status perkawinan
Menikah (91%)
Belum menikah (9%)
Umur
< 20 th (15%)
20-29 th (51%)
30 th (34%)
13. 13
Aborsi di Indonesia
Pelaksanaan
Kota: dokter (24-57%), bidan/perawat (16-
28%), dukun (19-25%), sendiri (18-24%)
Desa: dokter (13-26%), bidan/perawat (18-
26%), dukun (31-47%), sendiri (17-22%)
14. 1414
DAMPAK ABORSIDAMPAK ABORSI
Dampak aborsi yang bersifat ilegalDampak aborsi yang bersifat ilegal
Pengawasan dan pemantauan sulitPengawasan dan pemantauan sulit mempengaruhimempengaruhi
standardisasi dan mutustandardisasi dan mutu
Objek pemerasanObjek pemerasan mempengaruhi biayamempengaruhi biaya
Biaya tinggiBiaya tinggi memberatkan pasienmemberatkan pasien mempengaruhimempengaruhi
waktu memperoleh pertolonganwaktu memperoleh pertolongan
Mendorong penggunaan tenaga tradisional/nonMendorong penggunaan tenaga tradisional/non
profesionalprofesional
Dampak aborsi yang dilakukan oleh tenaga nonDampak aborsi yang dilakukan oleh tenaga non
profesionalprofesional
Pengawasan dan pemantauan sulitPengawasan dan pemantauan sulit
Tidak sesuai dengan kaedah kedokteranTidak sesuai dengan kaedah kedokteran komplikasi dankomplikasi dan
kematian tinggikematian tinggi
15. 15
Kontribusi Aborsi
Keduanya berpengaruh pada tingginya AKI
Kontribusi aborsi terhadap AKI
Data resmi (SKRT 2001): 5%
Tetapi jika diketahui:
Angka aborsi cukup tinggi (2,3 juta/th)
Banyak kasus aborsi yang tidak dilaporkan (terkait dengan status
yang ilegal)
Banyak dilakukan oleh tenaga non profesional (dukun atau diri
sendiri): sekitar 20% atau 460.000/th
Jika kematian karena aborsi oleh tenaga tidak profesional
diperkirakan hanya 2% maka jumlah ibu meninggal setahun
sebanyak 9.200 orang
Jika diketahui jumlah ibu meninggal karena peristiwa maternal
setahun sebanyak 18.300 orang, maka berarti kontribusi aborsi
terhadap AKI Indonesia adalah tinggi yakni sekitar 50%
16. 16
Alasan Upaya klien
sebelum ke
Klinik
Konseling
Pra dan
Skrining
Medis
Pelayanan IH diterima/ditunda/
ditolak
DitolakDitundaDiterima
Aman
Tidak
Aman
Pelayanan Pasca Tindakan
Konseling pasca IH
Kontrasepsi
Pelayanan Tindak Lanjut
Dirujuk
• Alur Pelayanan Pemulihan Haid (PH)
17. 17
Penutup
• Sekitar 90% dari negara-negara di dunia sudah mempunyai
kebijakan untuk membolehkan tindakan ABORSI dengan tujuan
menyelamatkan nyawa perempuan (FCI, 1999:18)
• Namun, kerancuan antara pemahaman awam tentang
“ABORSI” dan definisi kedokteran ABORSI menyebabkan
terjadinya stigmatisasi di masyarakat.
• Akibatnya, masih sangat tinggi presentase perempuan yang
melakukan ABORSI TIDAK AMAN (mulai dari jamu peluntur,
ramuan ragi-nanas, sampai dipijat atau dimasukkan benda
asing ke mulut rahim untuk merangsang kontraksi, infeksi dan
perdarahan).
• Diperlukan adanya perundang-undangan yang memberikan
opsi untuk pertolongan aborsi atas indikasi kesehatan
perempuan sebagai hak reproduksi, hak individual dan hak
untuk hidup.