SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Prevalensi angka kecacingan di Indonesia masih cukup tinggi, antara 45 – 65%,
bahkan pada daerah –daerah tertentu yang kondisi lingkungannya buruk bisa mencapai 80%,
angka tersebut tergolong tinggi. Di beberapa daerah di Indonesia terutama di daerah pedalam
belum semua
mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak, kasus infeksi cacing yang kronik banyak
ditemukan di daerah pedalaman yang secara latar belakang pengetahuan kesehatan dan
pendidikan rendah.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingginya angka kecacingan pada
masyarakat Indonesia selain karena kondisi lingkungan geografis, juga karena factor
kersadaran untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat, rendahnya pengetahuan kesehatan,
dan kurangnya penyuluhan kepada masyarakat terutama di daerah terpencil memberi
kontribusi tingginya angka kecacingan di Indonesia.
Apabila dicermati lebih lanjut, infeksi cacing ini sepele, tetapi pengaruhnya bisa
sangat mengganggu terutama pada anak-anak yang dalam masa pertumbuhan, infeksi ringan
mengakhibatkan anemia dengan berbagai manifestasi kilinis, baik yang terlihat secara nyata
maupun yang tidak terlihat. Kasus infeksi yang sedang sampai berat bisa mengakhibatkan
adanya gangguan penyerapan pada usus dan gangguan beberapa fungsi organ dalam. Apabila
hal ini terjadi pada masa anak-anak terutama disekolah, maka akan sangat mengganggu
proses belajar mengajar, secara nyata anak bisa mengalami kemunduran prestasi, yang
disadari atau tidak hal tersebut mempengaruhi masa depan mereka. Kasus infeksi pada orang
dewasa biasanya tidak disadari, contoh kasus pada infeksi filaria, membutuhkan waktu yang
cukup panjang dari infeksi sampai terjadinya elephantiasis (Kaki gajah) beberapa kasus
menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi mengetahui bahwa dirinya terkena elephantiasis
setelah kakinya membesar.
Fenomena infeksi cacing ini seperti gunging es, yang muncul ke permukaan kecil,
tetapi sebenarnya banyak kasus dan kejadian infeksi cacing yang tidak terekspos. Kita
sebagai warga masyarakat kesehatan yang mengetahui tentang hal ini idealnya turut memberi
sumbangan terhadap peningkatan derajat kesehatan, dalam hal ini adalah menekan kejadian
infeksi cacing.
Penyakit yang sering terjadi ini sangat menganggu tumbuh kembang anak. Sehingga
sangat penting untuk mengenali dan mencegah penyakit cacing pada anak sejak dini.
Gagguan yan ditimbulkan mulai dari yang ringan tanpa gejala hingga sampai yang berat
bahkan sampai mengancam jiwa. Secara umum gangguan nutrisi atau anmeia dapat terjadi
pada penderita. Hal ini secara tidak langsung akan mengakibatkan gangguan kecerdasan pada
anak.
Sekitar 60 persen orang Indonesia mengalami infeksi cacing. Kelompok umur
terbanyak adalah pada usia 5-14 tahun. Angka prevalensi 60 persen itu, 21 persen di
antaranya menyerang anak usia SD dan rata-rata kandungan cacing per orang enam ekor.
Data tersebut diperoleh melalui survei dan penelitian yang dilakukan di beberapa provinsi
pada tahun 2006.
Hasil penelitian sebelumnya (2002-2003), pada 40 SD di 10 provinsi menunjukkan
prevalensi antara 2,2 persen hingga 96,3 persen. Sekitar 220 juta penduduk Indonesia
cacingan, dengan kerugian lebih dari Rp 500 miliar atau setara dengan 20 juta liter darah per
tahun. Penderita tersebar di seluruh daerah, baik di pedesaan maupun perkotaan. Karena itu,
cacingan masih menjadi masalah kesehatan mendasar di negeri ini.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan kami bahas pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian cacingan
2. Cacing-cacing apa sajakah yang menyebabkan caingan ?
3. Bagaimana gejala-gejala jika manusia mengalami cacingan ?
4. Bagaimana dampak dari cacingan ?
5. Bagaimana cara penularan cacingan ?
6. Bagaimana cara pencegahan agar terhindar dari penyakit cacingan ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
1. Pembaca dapat memahami dan mengerti apa yang dimaksud dengan penyakit
cacingan.
2. Pembaca dapat mengetahui dan memahami jenis-jenis cacing yang menyebabkan
cacingan.
3. Dapat mengetahui gejala-gejala pada manusia jika mengidap penyakit cacingan.
4. Mengetahui dampak dari penyakit cacingan.
5. Mengetahui cara pencegahan untuk menghindari penyakit cacingan.
.
1.4 Manfaat
Bagi pembaca :
Dapat mengetahui dan memahami mengenai penyakit cacingan, sehingga dapat
mencegah untuk terpapar penyakit cacingan. Makalah ini juga dapat dijadika referensi
bagi makalah selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam infeksi
yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya dengan cara
menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi daritubuh
inangnya. Pada kasus cacingan, maka cacing tersebut bahkan dapat melemahkantubuh inangnya
danmenyebabkan gangguan kesehatan.
Cacinganbiasanya terjadikarena kurangnya kesadaranakankebersihanbaik terhadap diri sendiri
ataupun terhadap lingkungannya. Cacingan dapat menular melalui larva/telur yang tertelan &
masuk ke dalam tubuh. Cacing merupakan hewan tidak bertulang yang berbentuk lonjong &
panjang yang berawaldari telur/larva hingga berubah menjadi bentuk cacing dewasa. Cacing dapat
menginfeksibagian tubuh manapun yang ditinggalinya seperti pada kulit, otot, paru-paru,
ataupun usus/saluran pencernaan Penyakit cacingan, khususnya pada anak sering dianggap
sebagai penyakit yang sepeleoleh sebagian besar kalangan masyarakat. Padahal penyakit ini
bisa menurunkan tingkatkesehatan anak. Di antaranya, menyebabkan anemia, IQ menurun,
lemas tak bergairah,ngantuk, malas beraktivitas serta berat badan rendah.
2.2 Jenis-Jenis Cacing
Cacing pada manusia pun banyak jenisnya, ada cacing gelang, cacing pita dan
cacing pipih. Berikut jenis-jenis cacing :
1. CACIN G GELAN G (Ascaris lumbrico ides)
Warna :Merah muda atau putih
Besarnya : 20 - 30 cm
Hidup di : Usus kecil
Cara Penularannya:
· Telur cacing masuk melalui mulut
· Menetas di usus kecil menjadi larva
· Larva dibawa oleh aliran darah ke paru-paru melalui hati
· Bila larva ini sampai ke tenggorokan dan tertelan, mereka masuk ke dalam usus kecil
danmenjadi dewasa disana.
· Cacing gelang dapat mengisap 0,14 gr karbohidrat setiap hari.
2. CACIN G CAMBUK (Tric ur is Trichiura )
Warna :Merah muda atau abu-abu
Besarnya : 3 - 5 cm
Hidup di : Usus besar
Cara Penularannya:
· Telur cacing tertelan bersama dengan air atau makanan
· Menetas di usus kecil dan tinggal di usus besar
· Telur cacing keluar melalui kotoran danjika telur ini tertelan, terulanglah siklus ini.
3. CACIN G TAMBAN G(Anc ylosto m ia s is )
Warna :MerahBesarnya : 8 - 13 mm
Hidup di : Usus keciL
Cara Penularannya:
· Larva menembus kulit kaki
· Melalui saluran darah larva dibawa keparu-paru yang menyebabkan batuk
· Larva yang ditelan menjadi dewasa pada usus kecil dimana mereka menancapkan dirinya untuk
mengisap darah.
· Cacing tambang merupakan infeksi cacing yang paling merugikan
kesehatan anak-anak.Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan anemia (kurang darah).
Cacing tambang dapatmengisap darah 10-12mililiter setiap hari.
4. CACING KREMI (Enterobius Vermicularis)
Warna :PutihBesarnya : 1 cm
Hidup di : Usus besar
Cara Penularannya:
· Cacing betina bertelur pada malam hari di anus
· Anus menjadi gatal, garukan pada anus membawa telur cacing ini
menyebar. Melaluikontak dengan tempat tidur, bantal, sprei, pakaian, telur cacing kremi
dibawa ke tempatlain.
· Jika telur-telur ini termakan, terunglah siklus ini.
2.3. Dampak
Anak-anak akan mengalami berbagai dampak psikologis bila mereka terkena penyakit
cacingan. Dampak psikologis yang terjadi pada si anak bila menderita penyakit
cacing kremi, si anak akan merasakan gatal di anusnya pada malam hari sehingga si anak
akan menagis dan terganggu waktu tidurnya. Pada anak yag menderita penyakit karena
cacing tambang, Cacing tambang ini merupakan infeksi cacing yang paling merugikan
kesehatan anak-anak. Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan anemia (kurang darah),
sehingga sianak akan lemas untuk beraktivitas jadi terganggu aktivitas sehari-harinya,
Konsetrasi dan daya ingat anak yang menurun sehingga anak sulit mencerna pelajaran di
sekolah.
Penderita cacingan di kalangan anak sekolah juga cukup tinggi. Menurut
survei yang pernah dilakukan di Jakarta, terutama pada anak Sekolah Dasar (SD)
menyebutkan sekitar 49,5 persen dari 3.160 siswa di 13 SD ternyata menderita cacingan.
Siswa perempuan memiliki prevalensi lebih tinggi, yaitu 51,5 persen dibandingkan dengan
siswa laki-laki yang hanya 48,5 persen. Biasanya seorang siswa yang terinfeksi cacing akan
mengalami kekurangan hemoglobin (Hb) hingga 12 gr persen, dan akan berdampak
terhadapkemampuan darah membawa oksigen ke berbagai jaringan tubuh, termasuk ke otak.
Akibatnya, penderita cacingan terserang penurunan daya tahan tubuh serta
metabolisme jaringan otak. Bahkan, dalam jangka panjang, penderita akan mengalami
kelemahan fisik dan intelektualitas. Kategori infeksi cacing ditentukan dari jumlah cacing
yang dikandungnya. Jika anak-anak itu sudah terinfeksi cacing, biasanya akan menunjukkan
gejala keterlambatan fisik, mental dan seksual.
Infeksi usus akibat cacingan, juga berakibat menurunnya status gizi penderita yang
menyebabkan daya tahan tubuh menurun, sehingga memudahkan terjadinya infeksi penyakit
lain, termasuk HIV/AIDS, Tuberkulosis dan Malaria. Jenis penyakit parasit ini kecil sekali
perhatiannya dari pemerintah bila dibandingkan dengan HIV/AIDS yang menyedot anggaran
cukup besar, padahal semua bentuk penyakit sama pentingnya dan sikap masyarakat sendiri
juga tak peduli terhadap penyakit jenis ini.
2.5 Cara Penularan
Cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang tercemar
telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus yang banyak berisi
makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar. Penularan penyakit cacing dapat lewat
berbagai cara, telur cacing bisa masuk dan tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat
makanan atau minuman yang dimasak menggunakan air yang tercemar. Jika air yang telah
tercemar itu dipakai untuk menyirami tanaman, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air
mengering, mereka menempel pada butiran debu. Telur yang menumpang pada debu itu bisa
menempel pada makanan dan minuman yang dijajakan di pinggir jalan atau terbang ke
tempat-tempat yang sering dipegang manusia. Mereka juga bisa berpindah dari satu tangan ke
tangan lain. Setelah masuk ke dalam usus manusia, cacing akan berkembang biak,
membentuk koloni dan menyerap habis sari-sari makanan. Cacing mencuri zat gizi, termasuk
protein untuk membangun otak.
Setiap satu cacing gelang memakan 0,14 gram karbohidrat dan 0,035 protein per
hari. Cacing cambuk menghabiskan 0,005 milimeter darah per hari dan cacing tambang
minum 0,2 milimeter darah per hari. Kalau jumlahnya ratusan, berapa besar kehilangan zat
gizi dan darah yang digeogotinya. Seekor cacing gelang betina dewasa bisa menghasilkan
200.000 telur setiap hari. Bila di dalam perut ada tiga ekor saja, dalam sehari mereka sanggup
memproduksi 600.000 telur.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
· Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam infeksi yang di
sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya dengan cara
menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi daritubuh
inangnya.
· Jenis-jenis cacing yang dapat menginfeksi adalah
CACING GELANG: (Ascaris lumbricoides)
CACINGCAMBUK: (Tricuris Trichiura)
CACINGTAMBANG: (Ancylostomiasis)
CACINGKREMI: (Enterobius Vermicularis)
· Gejala umumjika terinfeksicacingadalahtimbulnya rasa mual, lemas, hilangnya nafsu makan, rasa sakit
di bagian perut, diare, dan turunnya berat badan karena penyerapan nutrisi yang tidak
mencukupi dari makanan. Pada infeksi yang lebih lanjut apabila cacing sudah berpindah
tempat dari usus ke organlain, sehingga menimbulkan kerusakan organ & jaringan, dapat
timbul gejala demam, adanya benjolan di organ/jaringan tersebut, dapat timbul reaksi alergi
terhadap larva cacing, infeksi bakteri, kejang atau gejala gangguan syaraf apabila organ otak sudah
terkena.
· Penderita cacingan akan mengalami penurunan daya tahan tubuh serta
metabolisme jaringan otak. Bahkan, dalam jangka panjang, penderita akan mengalami
kelemahan fisik dan intelektualitas. Kategori infeksi cacing ditentukan dari jumlah cacing
yang dikandungnya. Jika anak-anak itu sudah terinfeksi cacing, biasanya akan menunjukkan
gejala keterlambatan fisik, mental dan seksual. Infeksi usus akibat cacingan, juga
berakibat menurunnya status gizi penderita yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun,
sehingga memudahkan terjadinya infeksi penyakit lain, termasuk HIV/AIDS, Tuberkulosis
dan Malaria.
· Penularan cacing : cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman
yang tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus yang
banyak berisi makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar.
· Pencegahan infeksi ini relative mudah, yaitu dengan pola hidup bersih dan sehat, menjaga
kesehatan diri dan lingkungan, mengkonsumsi obat cacing setiap 6 bulan sekali, dan
konsultasi kesehatan apabila ada gejala yang tidak beres di dalam tubuh kita dan keluarga
kita.
3.2 Saran
Sebaiknya pengobatan diberikan kepada seluruh anggota keluarga untuk mencegah
atau mewaspadai terjadinya cacingan tersebut. Selama masa pengobatan hindari penularan
cacingan ke anggota keluarga lain dengan cara mencuci tangan dengan sabun setiap habis ke
toilet atau sebelum menyentuh makanan, hindari juga untuk menutup mulut
dengan tangan yang belum dicuci. Menjaga kebersihan diri adalah salah satu kunci
untuk mencegah timbulnya cacingan kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Aivi. 2012. Penyakit Kecacingan. http://aivi-blogger-remaja.blogspot.com/, diakses pada
tanggal 09 April 2013.
Judarwanto, Widodo. 2013. Permasalahan Penyakit Cacing Pada Anak.
http://clinicforchild.wordpress.com/, diakses pada 13 April 2013.
NN. 2011. Kecacingan. http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/, diakses pada tanggal 13
April 2013.
NN. 2011. Kecacingan. http://id.wikipedia.org/, diakses pada tanggal 09 April 2013.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. 1 Pengertian
B. Jenis-Jenis Cacing
C. Dampak
D. Cara Penularan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

More Related Content

What's hot

Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Makalah konstipasi
Makalah konstipasiMakalah konstipasi
Makalah konstipasiGiesella24
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airTidar University
 
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU Riskymessyana99
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiTidar University
 
Cacing tambang klp 77
Cacing tambang klp 77Cacing tambang klp 77
Cacing tambang klp 77sinupid
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiGoogle
 
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan PengendaliannyaKutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannyasiska fiany
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Warnet Raha
 
Laporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi TikusLaporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi Tikusdanivita
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaFransiska Puteri
 
Reproduksi Hewan 1
Reproduksi Hewan 1Reproduksi Hewan 1
Reproduksi Hewan 1lombkTBK
 

What's hot (20)

Makalah leukosit
Makalah leukositMakalah leukosit
Makalah leukosit
 
Homeostasis
HomeostasisHomeostasis
Homeostasis
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Makalah Kardiovaskuler
Makalah KardiovaskulerMakalah Kardiovaskuler
Makalah Kardiovaskuler
 
Makalah konstipasi
Makalah konstipasiMakalah konstipasi
Makalah konstipasi
 
Asam urat tinggi
Asam urat tinggiAsam urat tinggi
Asam urat tinggi
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
 
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Cacing tambang klp 77
Cacing tambang klp 77Cacing tambang klp 77
Cacing tambang klp 77
 
Makalah pencemaran air
Makalah pencemaran airMakalah pencemaran air
Makalah pencemaran air
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
 
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan PengendaliannyaKutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
 
Ppt urine
Ppt urinePpt urine
Ppt urine
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
 
Memahami Autoimun
Memahami AutoimunMemahami Autoimun
Memahami Autoimun
 
Laporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi TikusLaporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi Tikus
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
 
Reproduksi Hewan 1
Reproduksi Hewan 1Reproduksi Hewan 1
Reproduksi Hewan 1
 
Uji Xantoprotein
Uji XantoproteinUji Xantoprotein
Uji Xantoprotein
 

Viewers also liked

Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiWarnet Raha
 
Amplop undangan panitia peringatan hari besar islam
Amplop undangan panitia peringatan hari besar islamAmplop undangan panitia peringatan hari besar islam
Amplop undangan panitia peringatan hari besar islamWarnet Raha
 
258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereenWarnet Raha
 
369 pengumuman pendamping_
369 pengumuman pendamping_369 pengumuman pendamping_
369 pengumuman pendamping_Warnet Raha
 
Anatomi dasar kepala
Anatomi dasar kepalaAnatomi dasar kepala
Anatomi dasar kepalaWarnet Raha
 
Amplop undangan panitia peringatan hari besar islam (2)
Amplop undangan panitia peringatan hari besar islam (2)Amplop undangan panitia peringatan hari besar islam (2)
Amplop undangan panitia peringatan hari besar islam (2)Warnet Raha
 
72.konsep nilai ekonomi total dan metode penilaian sumberdaya hutan(1)
72.konsep nilai ekonomi total dan metode penilaian sumberdaya hutan(1)72.konsep nilai ekonomi total dan metode penilaian sumberdaya hutan(1)
72.konsep nilai ekonomi total dan metode penilaian sumberdaya hutan(1)Warnet Raha
 
Makalah penanganan malaria
Makalah penanganan malariaMakalah penanganan malaria
Makalah penanganan malariaWarnet Raha
 
1 pengetian patologi
1 pengetian patologi1 pengetian patologi
1 pengetian patologiWarnet Raha
 
8113 16022-1-sm(2)
8113 16022-1-sm(2)8113 16022-1-sm(2)
8113 16022-1-sm(2)Warnet Raha
 
252354655 makalah-persamaan-reaksi
252354655 makalah-persamaan-reaksi252354655 makalah-persamaan-reaksi
252354655 makalah-persamaan-reaksiWarnet Raha
 
Dongeng singa dan tikus
Dongeng singa dan tikusDongeng singa dan tikus
Dongeng singa dan tikusWarnet Raha
 
Analisis usaha agroindustri keripik
Analisis usaha agroindustri keripikAnalisis usaha agroindustri keripik
Analisis usaha agroindustri keripikWarnet Raha
 
25080620 makalah-wawasan-nusantara
25080620 makalah-wawasan-nusantara25080620 makalah-wawasan-nusantara
25080620 makalah-wawasan-nusantaraWarnet Raha
 
61360831 rpp-penjaskes-sma-x-semester-1
61360831 rpp-penjaskes-sma-x-semester-161360831 rpp-penjaskes-sma-x-semester-1
61360831 rpp-penjaskes-sma-x-semester-1Warnet Raha
 
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatifWarnet Raha
 

Viewers also liked (20)

Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksi
 
Amplop undangan panitia peringatan hari besar islam
Amplop undangan panitia peringatan hari besar islamAmplop undangan panitia peringatan hari besar islam
Amplop undangan panitia peringatan hari besar islam
 
258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen
 
369 pengumuman pendamping_
369 pengumuman pendamping_369 pengumuman pendamping_
369 pengumuman pendamping_
 
B.inggris
B.inggrisB.inggris
B.inggris
 
Anatomi dasar kepala
Anatomi dasar kepalaAnatomi dasar kepala
Anatomi dasar kepala
 
Amplop undangan panitia peringatan hari besar islam (2)
Amplop undangan panitia peringatan hari besar islam (2)Amplop undangan panitia peringatan hari besar islam (2)
Amplop undangan panitia peringatan hari besar islam (2)
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
72.konsep nilai ekonomi total dan metode penilaian sumberdaya hutan(1)
72.konsep nilai ekonomi total dan metode penilaian sumberdaya hutan(1)72.konsep nilai ekonomi total dan metode penilaian sumberdaya hutan(1)
72.konsep nilai ekonomi total dan metode penilaian sumberdaya hutan(1)
 
Makalah penanganan malaria
Makalah penanganan malariaMakalah penanganan malaria
Makalah penanganan malaria
 
1 pengetian patologi
1 pengetian patologi1 pengetian patologi
1 pengetian patologi
 
8113 16022-1-sm(2)
8113 16022-1-sm(2)8113 16022-1-sm(2)
8113 16022-1-sm(2)
 
252354655 makalah-persamaan-reaksi
252354655 makalah-persamaan-reaksi252354655 makalah-persamaan-reaksi
252354655 makalah-persamaan-reaksi
 
Devi perawat
Devi perawatDevi perawat
Devi perawat
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Dongeng singa dan tikus
Dongeng singa dan tikusDongeng singa dan tikus
Dongeng singa dan tikus
 
Analisis usaha agroindustri keripik
Analisis usaha agroindustri keripikAnalisis usaha agroindustri keripik
Analisis usaha agroindustri keripik
 
25080620 makalah-wawasan-nusantara
25080620 makalah-wawasan-nusantara25080620 makalah-wawasan-nusantara
25080620 makalah-wawasan-nusantara
 
61360831 rpp-penjaskes-sma-x-semester-1
61360831 rpp-penjaskes-sma-x-semester-161360831 rpp-penjaskes-sma-x-semester-1
61360831 rpp-penjaskes-sma-x-semester-1
 
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif
 

Similar to Makalah cacing

Foodborne/Waterborne Bacteria
Foodborne/Waterborne BacteriaFoodborne/Waterborne Bacteria
Foodborne/Waterborne BacteriaAmanyMufida
 
196910295 sl-ff-diare-pada-balita
196910295 sl-ff-diare-pada-balita196910295 sl-ff-diare-pada-balita
196910295 sl-ff-diare-pada-balitahomeworkping3
 
PENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptx
PENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptxPENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptx
PENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptxRirinDwiAngraeni
 
Pengaruh fasciolopsis buski terhadap anemi di desa kalumpang dalam
Pengaruh fasciolopsis buski terhadap anemi di desa  kalumpang dalamPengaruh fasciolopsis buski terhadap anemi di desa  kalumpang dalam
Pengaruh fasciolopsis buski terhadap anemi di desa kalumpang dalamNana Noviana Nadarsyah
 
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...AlbarFirdaus
 
Jurnal ari prastiono
Jurnal ari prastionoJurnal ari prastiono
Jurnal ari prastionosapakademik
 
Konsep penularan penyakit
Konsep penularan penyakitKonsep penularan penyakit
Konsep penularan penyakitanwar marzuki
 
KESEHATAN DAN ILMU PENYAKIT
KESEHATAN DAN ILMU PENYAKITKESEHATAN DAN ILMU PENYAKIT
KESEHATAN DAN ILMU PENYAKITEDIS BLOG
 
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangSyscha Lumempouw
 
ancylostama duodenale .ppt
ancylostama duodenale .pptancylostama duodenale .ppt
ancylostama duodenale .pptbismelkasrihanza
 

Similar to Makalah cacing (20)

Bab 1 fix
Bab 1 fixBab 1 fix
Bab 1 fix
 
Foodborne/Waterborne Bacteria
Foodborne/Waterborne BacteriaFoodborne/Waterborne Bacteria
Foodborne/Waterborne Bacteria
 
196910295 sl-ff-diare-pada-balita
196910295 sl-ff-diare-pada-balita196910295 sl-ff-diare-pada-balita
196910295 sl-ff-diare-pada-balita
 
PENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptx
PENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptxPENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptx
PENYAKIT KECACINGAN (klp.7).pptx
 
Pengaruh fasciolopsis buski terhadap anemi di desa kalumpang dalam
Pengaruh fasciolopsis buski terhadap anemi di desa  kalumpang dalamPengaruh fasciolopsis buski terhadap anemi di desa  kalumpang dalam
Pengaruh fasciolopsis buski terhadap anemi di desa kalumpang dalam
 
Helmintologi
 Helmintologi Helmintologi
Helmintologi
 
Helmintologi
 Helmintologi Helmintologi
Helmintologi
 
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...
Analisis Situasi Berdasarkan Evidence Besed Dengan Pendekatan Ilmu Kesehatan ...
 
Jurnal ari prastiono
Jurnal ari prastionoJurnal ari prastiono
Jurnal ari prastiono
 
penyakit polio
penyakit poliopenyakit polio
penyakit polio
 
Peran remaja
Peran remajaPeran remaja
Peran remaja
 
What is Epidemic?
What is Epidemic?What is Epidemic?
What is Epidemic?
 
Konsep penularan penyakit
Konsep penularan penyakitKonsep penularan penyakit
Konsep penularan penyakit
 
KESEHATAN DAN ILMU PENYAKIT
KESEHATAN DAN ILMU PENYAKITKESEHATAN DAN ILMU PENYAKIT
KESEHATAN DAN ILMU PENYAKIT
 
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB I Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
ancylostama duodenale .ppt
ancylostama duodenale .pptancylostama duodenale .ppt
ancylostama duodenale .ppt
 
Klb
KlbKlb
Klb
 
Epidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDSEpidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDS
 
PD3I Nusantara Sehat
PD3I Nusantara SehatPD3I Nusantara Sehat
PD3I Nusantara Sehat
 

More from Warnet Raha

Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanWarnet Raha
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet Raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselWarnet Raha
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluargaWarnet Raha
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Warnet Raha
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohWarnet Raha
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaWarnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramataWarnet Raha
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaWarnet Raha
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Warnet Raha
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

Makalah cacing

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prevalensi angka kecacingan di Indonesia masih cukup tinggi, antara 45 – 65%, bahkan pada daerah –daerah tertentu yang kondisi lingkungannya buruk bisa mencapai 80%, angka tersebut tergolong tinggi. Di beberapa daerah di Indonesia terutama di daerah pedalam belum semua mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak, kasus infeksi cacing yang kronik banyak ditemukan di daerah pedalaman yang secara latar belakang pengetahuan kesehatan dan pendidikan rendah. Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingginya angka kecacingan pada masyarakat Indonesia selain karena kondisi lingkungan geografis, juga karena factor kersadaran untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat, rendahnya pengetahuan kesehatan, dan kurangnya penyuluhan kepada masyarakat terutama di daerah terpencil memberi kontribusi tingginya angka kecacingan di Indonesia. Apabila dicermati lebih lanjut, infeksi cacing ini sepele, tetapi pengaruhnya bisa sangat mengganggu terutama pada anak-anak yang dalam masa pertumbuhan, infeksi ringan mengakhibatkan anemia dengan berbagai manifestasi kilinis, baik yang terlihat secara nyata maupun yang tidak terlihat. Kasus infeksi yang sedang sampai berat bisa mengakhibatkan adanya gangguan penyerapan pada usus dan gangguan beberapa fungsi organ dalam. Apabila hal ini terjadi pada masa anak-anak terutama disekolah, maka akan sangat mengganggu proses belajar mengajar, secara nyata anak bisa mengalami kemunduran prestasi, yang disadari atau tidak hal tersebut mempengaruhi masa depan mereka. Kasus infeksi pada orang dewasa biasanya tidak disadari, contoh kasus pada infeksi filaria, membutuhkan waktu yang cukup panjang dari infeksi sampai terjadinya elephantiasis (Kaki gajah) beberapa kasus menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi mengetahui bahwa dirinya terkena elephantiasis setelah kakinya membesar. Fenomena infeksi cacing ini seperti gunging es, yang muncul ke permukaan kecil, tetapi sebenarnya banyak kasus dan kejadian infeksi cacing yang tidak terekspos. Kita sebagai warga masyarakat kesehatan yang mengetahui tentang hal ini idealnya turut memberi sumbangan terhadap peningkatan derajat kesehatan, dalam hal ini adalah menekan kejadian infeksi cacing. Penyakit yang sering terjadi ini sangat menganggu tumbuh kembang anak. Sehingga sangat penting untuk mengenali dan mencegah penyakit cacing pada anak sejak dini. Gagguan yan ditimbulkan mulai dari yang ringan tanpa gejala hingga sampai yang berat bahkan sampai mengancam jiwa. Secara umum gangguan nutrisi atau anmeia dapat terjadi
  • 2. pada penderita. Hal ini secara tidak langsung akan mengakibatkan gangguan kecerdasan pada anak. Sekitar 60 persen orang Indonesia mengalami infeksi cacing. Kelompok umur terbanyak adalah pada usia 5-14 tahun. Angka prevalensi 60 persen itu, 21 persen di antaranya menyerang anak usia SD dan rata-rata kandungan cacing per orang enam ekor. Data tersebut diperoleh melalui survei dan penelitian yang dilakukan di beberapa provinsi pada tahun 2006. Hasil penelitian sebelumnya (2002-2003), pada 40 SD di 10 provinsi menunjukkan prevalensi antara 2,2 persen hingga 96,3 persen. Sekitar 220 juta penduduk Indonesia cacingan, dengan kerugian lebih dari Rp 500 miliar atau setara dengan 20 juta liter darah per tahun. Penderita tersebar di seluruh daerah, baik di pedesaan maupun perkotaan. Karena itu, cacingan masih menjadi masalah kesehatan mendasar di negeri ini. 1.2 Rumusan Masalah Adapun masalah yang akan kami bahas pada makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apa pengertian cacingan 2. Cacing-cacing apa sajakah yang menyebabkan caingan ? 3. Bagaimana gejala-gejala jika manusia mengalami cacingan ? 4. Bagaimana dampak dari cacingan ? 5. Bagaimana cara penularan cacingan ? 6. Bagaimana cara pencegahan agar terhindar dari penyakit cacingan ? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini adalah 1. Pembaca dapat memahami dan mengerti apa yang dimaksud dengan penyakit cacingan. 2. Pembaca dapat mengetahui dan memahami jenis-jenis cacing yang menyebabkan cacingan. 3. Dapat mengetahui gejala-gejala pada manusia jika mengidap penyakit cacingan. 4. Mengetahui dampak dari penyakit cacingan. 5. Mengetahui cara pencegahan untuk menghindari penyakit cacingan. . 1.4 Manfaat Bagi pembaca : Dapat mengetahui dan memahami mengenai penyakit cacingan, sehingga dapat mencegah untuk terpapar penyakit cacingan. Makalah ini juga dapat dijadika referensi bagi makalah selanjutnya.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam infeksi yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya dengan cara menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi daritubuh inangnya. Pada kasus cacingan, maka cacing tersebut bahkan dapat melemahkantubuh inangnya danmenyebabkan gangguan kesehatan. Cacinganbiasanya terjadikarena kurangnya kesadaranakankebersihanbaik terhadap diri sendiri ataupun terhadap lingkungannya. Cacingan dapat menular melalui larva/telur yang tertelan & masuk ke dalam tubuh. Cacing merupakan hewan tidak bertulang yang berbentuk lonjong & panjang yang berawaldari telur/larva hingga berubah menjadi bentuk cacing dewasa. Cacing dapat menginfeksibagian tubuh manapun yang ditinggalinya seperti pada kulit, otot, paru-paru, ataupun usus/saluran pencernaan Penyakit cacingan, khususnya pada anak sering dianggap sebagai penyakit yang sepeleoleh sebagian besar kalangan masyarakat. Padahal penyakit ini bisa menurunkan tingkatkesehatan anak. Di antaranya, menyebabkan anemia, IQ menurun, lemas tak bergairah,ngantuk, malas beraktivitas serta berat badan rendah. 2.2 Jenis-Jenis Cacing Cacing pada manusia pun banyak jenisnya, ada cacing gelang, cacing pita dan cacing pipih. Berikut jenis-jenis cacing : 1. CACIN G GELAN G (Ascaris lumbrico ides) Warna :Merah muda atau putih Besarnya : 20 - 30 cm Hidup di : Usus kecil Cara Penularannya: · Telur cacing masuk melalui mulut · Menetas di usus kecil menjadi larva · Larva dibawa oleh aliran darah ke paru-paru melalui hati · Bila larva ini sampai ke tenggorokan dan tertelan, mereka masuk ke dalam usus kecil danmenjadi dewasa disana. · Cacing gelang dapat mengisap 0,14 gr karbohidrat setiap hari. 2. CACIN G CAMBUK (Tric ur is Trichiura ) Warna :Merah muda atau abu-abu Besarnya : 3 - 5 cm Hidup di : Usus besar Cara Penularannya:
  • 4. · Telur cacing tertelan bersama dengan air atau makanan · Menetas di usus kecil dan tinggal di usus besar · Telur cacing keluar melalui kotoran danjika telur ini tertelan, terulanglah siklus ini. 3. CACIN G TAMBAN G(Anc ylosto m ia s is ) Warna :MerahBesarnya : 8 - 13 mm Hidup di : Usus keciL Cara Penularannya: · Larva menembus kulit kaki · Melalui saluran darah larva dibawa keparu-paru yang menyebabkan batuk · Larva yang ditelan menjadi dewasa pada usus kecil dimana mereka menancapkan dirinya untuk mengisap darah. · Cacing tambang merupakan infeksi cacing yang paling merugikan kesehatan anak-anak.Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan anemia (kurang darah). Cacing tambang dapatmengisap darah 10-12mililiter setiap hari. 4. CACING KREMI (Enterobius Vermicularis) Warna :PutihBesarnya : 1 cm Hidup di : Usus besar Cara Penularannya: · Cacing betina bertelur pada malam hari di anus · Anus menjadi gatal, garukan pada anus membawa telur cacing ini menyebar. Melaluikontak dengan tempat tidur, bantal, sprei, pakaian, telur cacing kremi dibawa ke tempatlain. · Jika telur-telur ini termakan, terunglah siklus ini. 2.3. Dampak Anak-anak akan mengalami berbagai dampak psikologis bila mereka terkena penyakit cacingan. Dampak psikologis yang terjadi pada si anak bila menderita penyakit cacing kremi, si anak akan merasakan gatal di anusnya pada malam hari sehingga si anak akan menagis dan terganggu waktu tidurnya. Pada anak yag menderita penyakit karena cacing tambang, Cacing tambang ini merupakan infeksi cacing yang paling merugikan kesehatan anak-anak. Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan anemia (kurang darah), sehingga sianak akan lemas untuk beraktivitas jadi terganggu aktivitas sehari-harinya, Konsetrasi dan daya ingat anak yang menurun sehingga anak sulit mencerna pelajaran di sekolah. Penderita cacingan di kalangan anak sekolah juga cukup tinggi. Menurut survei yang pernah dilakukan di Jakarta, terutama pada anak Sekolah Dasar (SD) menyebutkan sekitar 49,5 persen dari 3.160 siswa di 13 SD ternyata menderita cacingan. Siswa perempuan memiliki prevalensi lebih tinggi, yaitu 51,5 persen dibandingkan dengan
  • 5. siswa laki-laki yang hanya 48,5 persen. Biasanya seorang siswa yang terinfeksi cacing akan mengalami kekurangan hemoglobin (Hb) hingga 12 gr persen, dan akan berdampak terhadapkemampuan darah membawa oksigen ke berbagai jaringan tubuh, termasuk ke otak. Akibatnya, penderita cacingan terserang penurunan daya tahan tubuh serta metabolisme jaringan otak. Bahkan, dalam jangka panjang, penderita akan mengalami kelemahan fisik dan intelektualitas. Kategori infeksi cacing ditentukan dari jumlah cacing yang dikandungnya. Jika anak-anak itu sudah terinfeksi cacing, biasanya akan menunjukkan gejala keterlambatan fisik, mental dan seksual. Infeksi usus akibat cacingan, juga berakibat menurunnya status gizi penderita yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun, sehingga memudahkan terjadinya infeksi penyakit lain, termasuk HIV/AIDS, Tuberkulosis dan Malaria. Jenis penyakit parasit ini kecil sekali perhatiannya dari pemerintah bila dibandingkan dengan HIV/AIDS yang menyedot anggaran cukup besar, padahal semua bentuk penyakit sama pentingnya dan sikap masyarakat sendiri juga tak peduli terhadap penyakit jenis ini. 2.5 Cara Penularan Cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus yang banyak berisi makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar. Penularan penyakit cacing dapat lewat berbagai cara, telur cacing bisa masuk dan tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat makanan atau minuman yang dimasak menggunakan air yang tercemar. Jika air yang telah tercemar itu dipakai untuk menyirami tanaman, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air mengering, mereka menempel pada butiran debu. Telur yang menumpang pada debu itu bisa menempel pada makanan dan minuman yang dijajakan di pinggir jalan atau terbang ke tempat-tempat yang sering dipegang manusia. Mereka juga bisa berpindah dari satu tangan ke tangan lain. Setelah masuk ke dalam usus manusia, cacing akan berkembang biak, membentuk koloni dan menyerap habis sari-sari makanan. Cacing mencuri zat gizi, termasuk protein untuk membangun otak. Setiap satu cacing gelang memakan 0,14 gram karbohidrat dan 0,035 protein per hari. Cacing cambuk menghabiskan 0,005 milimeter darah per hari dan cacing tambang minum 0,2 milimeter darah per hari. Kalau jumlahnya ratusan, berapa besar kehilangan zat gizi dan darah yang digeogotinya. Seekor cacing gelang betina dewasa bisa menghasilkan 200.000 telur setiap hari. Bila di dalam perut ada tiga ekor saja, dalam sehari mereka sanggup memproduksi 600.000 telur.
  • 6. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan · Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam infeksi yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya dengan cara menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi daritubuh inangnya. · Jenis-jenis cacing yang dapat menginfeksi adalah CACING GELANG: (Ascaris lumbricoides) CACINGCAMBUK: (Tricuris Trichiura) CACINGTAMBANG: (Ancylostomiasis) CACINGKREMI: (Enterobius Vermicularis) · Gejala umumjika terinfeksicacingadalahtimbulnya rasa mual, lemas, hilangnya nafsu makan, rasa sakit di bagian perut, diare, dan turunnya berat badan karena penyerapan nutrisi yang tidak mencukupi dari makanan. Pada infeksi yang lebih lanjut apabila cacing sudah berpindah tempat dari usus ke organlain, sehingga menimbulkan kerusakan organ & jaringan, dapat timbul gejala demam, adanya benjolan di organ/jaringan tersebut, dapat timbul reaksi alergi terhadap larva cacing, infeksi bakteri, kejang atau gejala gangguan syaraf apabila organ otak sudah terkena. · Penderita cacingan akan mengalami penurunan daya tahan tubuh serta metabolisme jaringan otak. Bahkan, dalam jangka panjang, penderita akan mengalami kelemahan fisik dan intelektualitas. Kategori infeksi cacing ditentukan dari jumlah cacing yang dikandungnya. Jika anak-anak itu sudah terinfeksi cacing, biasanya akan menunjukkan gejala keterlambatan fisik, mental dan seksual. Infeksi usus akibat cacingan, juga berakibat menurunnya status gizi penderita yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun, sehingga memudahkan terjadinya infeksi penyakit lain, termasuk HIV/AIDS, Tuberkulosis dan Malaria. · Penularan cacing : cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus yang banyak berisi makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar. · Pencegahan infeksi ini relative mudah, yaitu dengan pola hidup bersih dan sehat, menjaga kesehatan diri dan lingkungan, mengkonsumsi obat cacing setiap 6 bulan sekali, dan konsultasi kesehatan apabila ada gejala yang tidak beres di dalam tubuh kita dan keluarga kita.
  • 7. 3.2 Saran Sebaiknya pengobatan diberikan kepada seluruh anggota keluarga untuk mencegah atau mewaspadai terjadinya cacingan tersebut. Selama masa pengobatan hindari penularan cacingan ke anggota keluarga lain dengan cara mencuci tangan dengan sabun setiap habis ke toilet atau sebelum menyentuh makanan, hindari juga untuk menutup mulut dengan tangan yang belum dicuci. Menjaga kebersihan diri adalah salah satu kunci untuk mencegah timbulnya cacingan kembali.
  • 8. DAFTAR PUSTAKA Aivi. 2012. Penyakit Kecacingan. http://aivi-blogger-remaja.blogspot.com/, diakses pada tanggal 09 April 2013. Judarwanto, Widodo. 2013. Permasalahan Penyakit Cacing Pada Anak. http://clinicforchild.wordpress.com/, diakses pada 13 April 2013. NN. 2011. Kecacingan. http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/, diakses pada tanggal 13 April 2013. NN. 2011. Kecacingan. http://id.wikipedia.org/, diakses pada tanggal 09 April 2013.
  • 9. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan BAB II PEMBAHASAN A. 1 Pengertian B. Jenis-Jenis Cacing C. Dampak D. Cara Penularan BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA