Pertanian di Indonesia memiliki beberapa ciri khas yang meliputi:
1. Pertanian tropis yang dipengaruhi iklim dan tanah di daerah perkotaan
2. Terdapat pertanian dataran tinggi dan rendah serta iklim basah dan kering
3. Mencakup perikanan darat dan laut, serta pertanian di Jawa dan luar Jawa
1. CIRI-CIRI PERTANIAN
Sifat biologis produksi dalam pertanian yang sedemikian itu membawa beberapa
implikasi penting dalam pembangunan pertanian sehingga menjadikan cirri-ciri unik tersendiri
dalam pertumbuhan tanaman dan hewan . pada desarnya ada 12 ciri pertanian , antara lain:
1. Semua jenis pertanian tanaman memerlukan input fisik yang hampir serupa
Semua jenis tanaman memerlukan input yangdapat dikatakan sama, walaupun jenis
tanaman memerlukan input tersebut berbeda, dimanapun pertanian itu diusahakan, tanaman
memerlukan input-input fisik lahan yang luas, air dan unsur hara yang umumnya dalam bentuk
unsur N, P dan K.
2. Pertanian harus tetap terpencar
Karena energi untuk pertumbuhan berasal dari sinar matahari maka pertanian tidak dapat
dipusatkan dalam pabrik di kota-kota dengan meyediakan energi berupa bahan bakar atau tenaga
listrik. Pertanian akan selalu memerlukan bidang permukaan bumi yang luas dan terbuka
terhadap sorotan sinar matahari.
3. Aspek sumber daya alam
Pembahasan pertanian tidak akan lepas dari pembicaraan mengenai aspek sumber daya
alam yang meliputi matahari, lahan, air dan udara. Kondisi sumber daya alam ini akan
mengakibatkan sitem partanian yang spesifik, yang seringkali disebut dengan dengan istilah
pertanian itu spesifik menurut lokasi (spesifik location). Perbedaan iklim dan tanah ini
mengakibatkan timbulnya tanama-tanaman yang berbeda, yang telah meyesuaikan dari pada
perbedaan-perbedan keadaan lingkungan setempat.
4. Factor waktu untuk melancarkan suatu operasi usaha tani harus diselaraskan dengan
keadaan cuaca dengan serangan hama peyakit.
Produksi pertanian sangat tergantung pada cuaca dan faktor-faktor lainya, seperti bencana
serangan hama, serta peyakit yang berbeda dari waktu kewaktu dan dari tempat ketempat.
2. Beberapa pekerjaan seperti menjebak tanah hanya dapat dilakukan ketika keadaan cuaca dan
tanahnya cocok.
5. Faktor waktu pada pertumbuhan tanaman dan hewan mendorong adanya keanekaragaman
dalam pertanian
Proses biologis dasar dan pertanian memiliki ukuran waktu dan persyratan waktu
tersendiri, padi, jagung, gandum, juga tanaman lainya memiliki pola pertumbuhan masing-
masing sejak benih disebarkan sampai pemungutan hasil. Dalam siklus pertanian tersebut tenaga
manusia hanya dibutuhkan paada saat-saat tertentu saja. Apabila pada suatu usaha tani terdapat
kombinasi tanaman yang baik maka para pekerja tidak usah menganggur selama periode
menunggu tersebut
6. Interaksi yang amat kuat antara berbagai faktor fisik dan non fisik
Faktor fisik dalam pertanian adalah faktor produksi (input) berbentuk barang yang
meliputi lahan, pupuk, benih, pengairan, dan lain-lain. Factor non fisik adalah pengolahan atau
pengaturan pemakaian faktor-faktor fisik tersebut. Hubungan timbale balik antara factor tersebut
sedemikian kuatnya sehingga pengaruh suatu paket factor dapat sangat bernilai ketika faktor-
faktor tersebut diterapkan sendiri-sendiri.
7. Kebayakan usahawan dan buruh tani harus memiliki keterampilan yang lebih luas dari pada
pekerja pabrik
Pada pabrik-pabrik idustri, musim tidak memegang peranan apa pun dan tahap-terhap
proses produksi yang berbeda dapat dilaksanakan masing-masing pada saat yang bersamaan oleh
kelompok kerja yang berlainan.
8. Usaha tani dalam ukuran kecil yang lemah secara ekonomi dan pengusahaan secara
tradisional.
Petani ini memerlukan peransang dalam bentuk jaminan kepastian hasil, selain peransang
ekonomi lainnya, seperti kredit, subsidi, harga dasar, dll.
9. Komunikasi dua arah yang efektif antara aspirasi petani dan informasi birokrasi
3. Aspirasi para petani dapat tersalurkan keatas malalui hirarki birokkrasi secara efesien.
Sebaiknya informasi dari dan untuk sesama petani serta informasi dari lembaga penelitian,
pengaturan dan peyuluhan ,dll
10. Musim panen dan luar musim panen meyebapkan perlunya teknologi peyimpanan
Keadaan demikian juga meyebapkan sangat diperlukan teknologi peyimpanan agar waktu
hasil panen dapat disimpan untuk beberapa waktu sampai musim panen berikutnya.
11. Unit produksi dan unit komsumsi tidak dapat dipisahkan
Dalam usaha tani serta unit produksi dan unit komsomsi tidak dapat dipisahkan, hal
tersebut seringkali membawa kesulitan dalam analisa usaha tani. Pada keyataannya dalam usaha
tani rakyat bayak sistem bertaniyang tujuan utamanya adalah untuk memenuhi keperluan hidup
petani beserta keluarganya atau yang sering disebut “pertanian subsistem”petani subsistem hanya
akan menanami lahannya dengan tanaman yang dibutuhkan untuk kebutuhan komsumsi pangan
rumah tangganya.
12. Pertanian yang progresif selalu berubah
Dengan mengganti pola pertanian primitif dengan yang lebih maju, tidak berarti bahwa
masalah pertanian sudah di teratasi. Pemulian tanaman (plant breeding) secara ilmiah
memungkinkan untuk perbaikan tanaman pertanian menjadi sangat besar.
Ciri-ciri pertanian di indonesia
1. Pertanian tropika
Ø Sebagian besar daerah di Indonesia berada di dekat katulistiwa yang berarti merupakan daerah
tropika dengan demikian jenis tanaman, hewan, perikanan,dan hutan sangat dipengaruhi oleh
iklim tropis (pertanian tropika). Di samping itu ada pengaruh lain yang menentukan corak
pertanian kita yaitu bentuk negara berkepulauan dan topografinya yang bergunung-gunung.
Ø Letaknya yang di antara Benua Asia dan Australia serta antara Lautan Hindia dan Pasifik,
memberikan pengaruh pada suhu udara, arah angin yang berakibat adanya perbedaan iklim di
4. Indonesia, sehingga menimbulkan ciri pertanian Indonesia merupakan kelengkapan ciri-ciri
pertanian yang lain.
2. Pertanian dataran tinggi dan rendah
Ø Indonesia merupakan daerah volkano (memiliki banyak gunung), sehingga memungkinkan
mempunyai daerah yang mempunyai ketinggian dan dataran rendah. Dataran tinggi mempunyai
iklim dingin, sehingga bisa ditanami tanaman beriklim subtropis.
3. Pertanian iklim basah (Indonesia barat) dan pertanian iklim kering (Indonesia timur).
Ø Indonesia bagian barat yang (Sumatra, Kalimantan, Jawa, sebagian Sulawesi)mempunyai
iklim basah : banyak hujan, sedangkan bagian Indonesia lain terutama Indonesia bagian
timur (NTB, NTT, Maluku) iklimnya kering.
4. Adanya hutan tropika dan padang rumput.
Ø Karena iklimnya basah dan berada di daerah tropika maka banyak hujan terbentuk hutan
tropika, sedangkan di daerah kering tumbuh padang rumput.
5. Perikanan darat dan laut.
Ø Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau, sehingga daerahnya terdiri
dari darat dan perairan. Keadaan ini memungkinkan terdapatnya perikanan darat dan laut.
6. Pertanian di Jawa dan Luar Jawa.
Ø Daerah Jawa dan luar Jawa mempunyai spesifikasi yang berbeda,
Jawa umumnya : tanah subur, penduduk padat
luar Jawa umumnya : tanah kurang subur, penduduk jarang
Ø mempengaruhi corak pertanian: pertanian di jawa umumnya merupakan tanaman bahan
pangan, berskala kecil, sedangkan pertanian di luar jawa umumnya perupakan perkebunan,
kehutanan, berskala lebih luas
7. Pertanian rawa, pertanian darat/kering, pertanian beririgasi/basah
Ø Daratan Indonesia terbagi menjadi :
• tanah rawa yaitu lahan yang tergenang sepanjang masa,
• lahan kering yaitu lahan yang tidak mendapat air irigasi, dan
5. • pertanian basah yaitu lahan yang beririgasi.
8. Pertanian / tanah sawah beririgasi, tadah hujan, sawah lebak, sawah pasang surut.
• Penggolongan ini adalah penggolongan lahan yang ditanami padi. Sawah yang beririgasi
bersumberkan bendung sungai, dam/waduk, mata air, dll.
• Berdasarkan fasilitas teknisnya dibagi menjadi irigasi teknis, setengah teknis, dan
sederhana.
• Lahan/sawah tadah hujan sebenarnya juga mempunyai saluran irigasi tetapi sumber airnya
berasal dari air hujan.
• Sawah lebak mendapat air terus menerus sepanjang masa.
• Sawah pasang surut mendapat air dari air sungai yang pasang karena air laut yang sedang
pasang, sering juga terdapat saluran irigasi.
Jenis-jenis Pertanian berdasarkan pengelolaanya, pertanian dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Pertanian rakyat adalah pertanian yang diusahakan oleh rakyat. Pertanian ini bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik konsumsi sendiri maupun konsumsi lokal. Ciri-ciri:
modal kecil, lahan sempit, dikelola sederhana, tenaga kerja sederhana, tenaga kerja keluarga
sendiri, peralatan sendiri.
2. Pertanian besar adalah pertanian yang diusahakan oleh perusahaan, baik swasta maupun
BUMN. Pertanian ini bertujuan untuk keperluan ekspor atau bahan baku industri. Ciri-ciri:
modal usaha besar, lahan luas, dikelola secara modern.
Berdasarkan jenis tanamannya pertanian dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Pertanian tanaman pangan
Adalah usaha pertanian yang berupa bahan pangan. Tanaman pangan dibedakan menjadi
tiga yaitu, jenis padi-padian, jenis palawija (ketela pohon, ketela rambat, umbi-umbian, kacang
tanah dll) dan jenis holtikultura (buah dan sayuran)
b. Pertanian tanaman perkebunan
6. Adalah usaha pertanian yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan perdagangan besar.
Tanaman perkebunan dapat dibedakan menjadi tanaman perkebunan musiman (tebu, tembakau,
dll) dan tanaman perkebunan tahunan (kopi, karet, coklat,dll)
Jenis-sawah
1) Sawah irigasi, yaitu sawah yang menggunakan perairan secara teratur
2) Sawah tadah hujan, aytiu sawah yang menggunakan perairan dengan air huajan
3) Sawah lebak, yaitu sawah yang diusahakan di bantaran sungai besar saat penghujan
4) Sawah bancah, yaitu sawah yang diusahakan di daerah pantai dekat muara sungai. Sawah ini
juga dinamakan sawah pasang surut.
Berdasarkan lahannya pertanian dibedakan menjadi empat, yaitu:
1. Bersawah adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sawah dengan jenis tanaman
2. Berladang adalah usaha bercocok di lahan kering, pada saat musim hujan dan dilakukan
dengan cara berpindah-pindah
3. Bertegal, adalah usaha bercocok tanam di lahan kering dengan memanfaatkan air hujan.
Hasilnya jagung, kacang, ketela dll
4. Berkebun, adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sekitar rumah (pekarangan)