SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Analisis gaya bunyi dan gaya wacana pada kumpulan sajak karya
Sapardi Djoko Damono
Waesy Tibyani, Ds. Nogoraji Rt 04 Rw05 Kec. Buayan, Kebumen, 54474
waesykarisma@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini membahas gaya bahasa Sapardi Djoko Damono dalam sajak “Aku Ingin”, “Pada Suatu Hari Nanti”,
“Hanya”, “Sajak-sajak Kecil tentang Cinta”, dan “Menjenguk Wajah di Kolam”. Pemilihan sajak tersebut dalam
analisis dilatarbelakangi atas penggunaan gaya bahasa yang lebih dominan. Berdasarkan hal itu, penelitian ini
bertujuan untuk menguraikan isi dari setiap sajak. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teori stilistika
yang mencakup unsur-unsur gaya bahasa, di antaranya adalah gaya bunyi dan gaya wacana. Berdasarkan unsur-
unsur gaya bahasa tersebut,pada penelitian ini didapatkan efek dan pemaknaan dari kelima sajak Sapardi Djoko
Damono tersebut.
Kata kunci: Gaya bunyi, Gaya wacana, Sajak, Stilistika, Sapardi Djoko Damono.
Pendahuluan
Gaya merupakan cara penggungkapan pikiran
yang yang berbeda dengan lainnya. Penyimpangan
ini dapat bertujuan untuk keindahan, seperti yang
ada dalam karya sastra. Sastra adalah karya tulis
yang mengandung unsur estetisatau keindahan dan
imajinatif. Oleh karena itu, dalam karya sastra
banyak dijumpai gaya yang berbeda-beda yang
bergantung pada penulisnya. Tidak hanya indah,
bahasa dalam karya sastra juga mengandung makna
tertentu sesuai dengan maksud yang ingin
disampaikan oleh penulis melalui karyanya
(Endraswara, 2003:71).
Dalam sebuah karya tulis baik sastra maupun
nonsatra, seorang penyair maupun penulis pasti
mempunyagaya penulisannya masing-masing.Gaya
tersebut bisa berupa penggunaan kosa kata asing,
kata yang tabu, vulgar, ada pula penggunaan kata
yang penuh dengan metafora.
Pada penelitian ini, karya sastra yang
dianalisis adalah sajak atau puisi. Karya sastra puisi
dapat dianalisis dalam hal gaya bahasanya. Hal
tersebut karena di balik puisi mengandung berbagai
makna yang dapat diteliti. Terkadang, makna
tersebut dapat berbeda-beda walaupun yang
dianalisis hanya satu buah puisi. Dalam hal ini, yang
akan dianalisis adalah gaya bahasa yang digunakan
oleh penulis untuk menyampaikan maksud dari
puisinya. Jenis-jenis gaya bahasa itu sendiri dapat
dibedakan menjadi intonasi, gaya bunyi, gaya kata
atau leksikal, dan gaya kalimat (Pradopo, 2005:55).
Akan tetapi, yang akan dibahas pada penelitian ini
hanya gaya bunyi dan gaya wacana.
Penelitian ini difokuskan pada kumpulan
sajak karya SapardiDjoko Damono yaitu, sajak “Aku
Ingin”, “Pada Suatu Hari Nanti”, “Hanya”, “Sajak-
sajak Kecil Tentang Cinta”, dan “Menjenguk Wajah
di kolam”. Dipilihnya lima sajak tersebut karena
dianggap mempunyai penggunaan gaya bahasa
yang dominan.
Stilistika ataustylistics adalahilmu tentang
gaya bahasa. Stylistics berhubungan dengan kata
style yang berarti gaya. Menurut Kridalaksana
(2011:227), stilistika adalah penerapan linguistik
pada penelitian gayabahasa.Selain itu, Kridalaksana
juga menyebutkanbahwa stilistika adalah ilmu yang
menyelidiki bahasa yang digunakan dalam karya
sastra.
Masing-masing penulis dalam
menyapaikan pemikirannnya, ia akan menggunakan
gaya bahasa yang yang paling mewakili apa yang
dipikirkan. Menurut Pradopo (dalam Endraswara,
2003:72), nilai sebuah karya sastra terletak pada
gaya bahasa yang digunakannya. Gorys Keraf
(2007:113) juga berpendapat bahwa gaya bahasa
adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa
secara khas yang memperlihatkankepribadian
penulisnya.
Gaya bahasa pada karya sastra dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu stilistika deskriptif
dan stilistika genetis. Stilistika deskriptif adalah
gaya bahasa berfungsi sebagai keseluruhan ekspresi
kejiwaan yang terkandung dalam suatu bahasa dan
meneliti nilai-nilai ekspresivitas yang terkandung di
dalamnyasecara morfologis,sintaksis,dan semantis.
Stilistika genetis memandang gaya bahasa sebagai
ungkapan yang khas pribadi seorang penulis
(Endraswara, 2003:73). Jenis-jenis gaya bahasa itu
sendiri dapat dibedakan menjadi intonasi, gaya
bunyi, kata atau leksikal, dan gaya kalimat. Akan
tetapi, intonasi hanya ada dalam bahasa lisan
(Pradopo, 2005:55).
Stilistika dimaksudkan untuk menungkapkan
berbagai makna gaya bahasa dan efeknya. Stilistika
berusaha mengungkapkan bagaimana unsur-unsur
estetis bergabung untuk menyampaikan suatu
pesan dari pengarang kepada pembacanya. Hal ini
BAHASTRA |2
sesuai dengan sastra sebagai sarana komunikasi
antara pembaca dan penulis (Sudjiman, 1993:7).
Teeuw (dalam Sudjiman, 1993:12) mengatakan
bahwa dalam memberi makna terhadapsuatu karya
sastra, diperlukan pengetahuan terhadap tiga
macam kode, yaitu kode bahasa, kode sastra, dan
kode budaya. Kode bahasa adalah hal yang paling
penting karena suatu karya sastra tidak akan dapat
dipahami apabila tidak memahami bahasa yang
digunakan dalamkarya tersebut.Setelahmemahami
kode bahasa, terdapat kode-kode lain dalam sastra
yang harus dipahami yang membedakannyadengan
karya nonsastra, misalnya rima sebagai kode dalam
puisi. Setelah memahami kode sastra, untuk dapat
menangkap makna karya sastra, tidak dapat lepas
dari konteks budaya yang melingkupi karya sastra
karena karya sastra adalah suatu produk
masyarakat (Sudjiman, 1993:12).
Pada umumnya, pengkajian stilistika
diterapkan pada karya sastra puisi karena metafor
yang ada di dalamnya sangat kental atau dominan.
Selain itu, struktur puisi yang ringkas juga
memudahkan pembahasan. Oleh karena itu,
penelitian ini menggunakan teori stilistika sebagai
teori utama dalam menganalisis gaya bahasa
Sapardi Djoko Damono pada sajak-sajaknya.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian
deksriptif kualitatif dengan menjabarkan dan
mendeskripsikan hasil analisis data secara informal
atau menggunakan kalimat-kalimat. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini berupa sumber
data tertulis, yakni sajak “Aku Ingin”, “Pada Suatu
Hari Nanti”, “Hanya”, “Sajak-sajak Kecil tentang
Cinta”, dan “Menjenguk wajah di kolam”. Teknik
analisis data pada penelitian ini adalah dengan
menganalisis gaya bunyi dan gaya wacana dengan
menggunakan teori stilistika.
Hasil dan pembahasan
Hasil dari penelitian ini yaitu, didapatkan
efek dan pemaknaan dari kelima sajak karya Sapardi
Djoko Damono tersebut. Efek dan makna tersebut
didapatkan denganhasil yang dijabarkan dari kedua
gaya bahasa, yaitu gaya bunyi dan gaya wacana.
a. Data
Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Pada Suatu Hari Nanti
Pada suatu hari nanti,
Jasadku tak akan ada lagi,
Tapi dalam bait-bait sajak ini,
Kau tak akan kurelakan sendiri.
Pada suatu hari nanti,
Suaraku tak terdengar lagi,
Tapi di antara larik-larik sajak ini.
Kau akan tetap kusiasati,
Pada suatu hari nanti,
Impianku pun tak dikenal lagi,
Namun di sela-sela huruf sajak ini,
Kau tak akan letih-letihnya kucari
Hanya
Hanya suara burung yang kau dengar
Dan tak pernah kaulihat burung itu
Tapi tahu burung itu ada di sana
Hanya desir angin yang kaurasa
Dan tak pernah kaulihat angin itu
Tapi percaya angin itu di sekitarmu
Hanya doaku yang bergetar malam ini
Dan tak pernah kaulihat siapa aku
Tapi yakin aku ada dalam dirimu”
Sajak-Sajak Kecil tentang Cinta
Mencintai angin
Harus menjadi siut
Mencintai air
Harus menjadi ricik
Mencintai gunung
Harus menjadi terjal
Mencintai api
Harus menjadi jilat
Mencintai cakrawala
Harus menebas jarak
Mencintai-Mu
Harus menjelma aku
Menjenguk Wajah di Kolam
Jangan kauulang lagi
Menjenguk
Wajah yang merasa
Sia-sia, yang putih
Yang pasi
Itu.
Jangan sekali-
BAHASTRA |3
Kali membayangkan
Wajahmu sebagai
Rembulan.
Ingat,
Jangan sekali-
Kali. Jangan.
Baik, Tuan.
b. Gaya Bunyi
Gaya bunyi (fonem) merupakan unsur lingual
terkecl dalam suatu bahasa yang dapat menimbulkan
dan/ atau membedakan arti tertentu. Fonem terbagi
menjdi vokal (bunyi hidup seperti a,i,e,o,u) dan
konsonan (bunyi mati seperti b, f, g, h, j, l, k dan
sebagainya) dalam (Al-Ma’ruf, 2009:47). Timbul
irama yang indah yang tercipta dalam puisis,
misalnya karena adanya asonansi dan aliterasi itu
akan menimbulkan orkestrasibunyi yang meniptakan
nada dan suasana tertentu. Asonansi adalah
pengulangan bunyi vokal yang sama pada rangkaian
kata yang berdekatan dalam satu baris. Adapun
pengulangan bunyi konsonan yang sama pada
rangkaian kata yang berdekatan dalam satu baris
disebut Aliterasi (Al-Ma’ruf, 2009:47). Efoni adalah
bunyi-bunyi yang merdu dan menyenangkan yang
menciptakan musikalisasi bunyi yang indah. Adapun
bunyi-bunyi parau, aneh, berata. Kasar, terkadang
tidak menyenangkan dan tidak menimbulkan
musikalisasi bunyi disebut kakafoni. (Al-Ma’ruf,
2009:48).
Berikut dipaparkan sajak “ Aku Ingin” beserta
analisisnya.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya
tiada
Pada bait pertama, didominasi bunyi vokal
(a,e) yang merupakan bunyi efoni. Efek yang
ditimbulkan dari dominasi bunyi puisis adalah
kesederhanan, pengorbanan. Bunyi efoni yang ada
menggambarkan keseriusan penyair mengenai
keinginannya. Keseriusan dalam hal mencintai yang
diibaratkan langsung oleh penyair melalui larik
kedua dan ketiga.Larik tersebut menjelaskan bahwa
seseorang yang ingin mencintai dengancara dirinya
sendiri yang sederhana. Sederhana yang
dimagsudkan adalah bukti nyata dari semua
tindakan yang penyair lakukan.
rela berkorban dan tanpa banyak omong kosong.
Pada bait kedua didominasi konsonan (t,n)
yang merupakan bunyi kakafoni. Menggambarkan
keseriusan penyair mengenai keinginannya.
Keseriusan dalam hal mencintai yang diibaratkan
langsung oleh penyair melalui larik kedua dan
ketiga. Pada larik tersebut memaknai bahwa
seseorang yang ingin mencintai dengancara dirinya
sendiri yang sederhana. Sederhana yang
dimagsudkan penyair adalah rela berkorban dalam
mencintai.
Berikut dipaparkan “Pada Suatau Hari Nanti”
beserta analisisnya.
Pada suatu hari nanti,
Jasadku tak akan ada lagi,
Tapi dalam bait-bait sajak ini,
Kau tak akan kurelakan sendiri.
Pada suatu hari nanti,
Suaraku tak terdengar lagi,
Tapi di antara larik-larik sajak ini.
Kau akan tetap kusiasati,
Pada suatu hari nanti,
Impianku pun tak dikenal lagi,
Namun di sela-sela huruf sajak ini,
Kau tak akan letih-letihnya kucari.
Pada bait pertama, didominasi bunyi vokal
(a,i,u) yang merupakan bunyi efoni. Bunyi efoni
yang ada menggambarkan kesedihan dan
kekawatiran. Makna yang terdapat alam bait
pertama menggambarkan mengenai kehidupan
yang akan datang , ketika raga sudah tidak ada atau
sudah mengalami kematian. Namun pada larik ke-3
menjelaskan pertentangan bahwa ketika “aku”
sudah mengalami akhir dari kehidupan ia ingin
tetap menemani seorang “kau”. Bukan melalui
raganya namun melalui bait-bait yang iya tuliskan.
Pada bait kedua pun di dominasi oleh
bunyi vokal (a,i,u) yang merupakan bunyi efoni.
Efek dan makna yang terdapat dalam bait kedua
menggambarkan mengenai kehidupan yang akan
datang, ketika suara sudah tidak ada lagi untuk
didengar. Namun pertentangan terhadap kematian
terjadi pada larik ketiga dan keempat, yaitu dengan
ia meletakkan jejak kehidupannya dalam larik-larik
dalam sajak yang ia buat. Ia melakukan apapun
supaya jejak kehidupaannya akan tetap ada dalam
karya-karyanya. Sehingga orang yang mencintai
akan selalu merasakan kehadiran jiwa penyair ketika
sudah tidak ada di dunia.
Pada bait ketiga pun di dominasi oleh
bunyi vokal (a,i,u) yang merupakan bunyi efoni.
Efek dan makna yang terdapat dalam bait ketiga
menggambarkan mengenai kehidupan yang akan
datang, ketika impiannya tidak akan bisa diraih
setelah kematian. Namun pertentangan terhadap
kematian terjadi pada larik ketiga dan keemmpat,
yaitu walaupun impiannya sudah tidak dapat ia
BAHASTRA |4
usahakan karena kematian, tetapi penyair berusaha
agar impian-impiannya kekal “disela-sela sajak ini”
yang merupakan hasil dari impiannya yaitu karya
yang ia cipatakan.
Berikut dipaparkan “Hanya” beserta
analisisnya.
Hanya suara burung yang kau dengar
Dan tak pernah kaulihat burung itu
Tapi tahu burung itu ada di sana
Hanya desir angin yang kau rasa
Dan tak pernah kaulihat angin itu
Tapi percaya angin itu di sekitarmu
Hanya doaku yang bergetar malam ini
Dan tak pernah kaulihat siapa aku
Tapi yakin aku ada dalam dirimu
Pada bait pertama didominasi vokal a dan
u yang merupakan bunyi efoni. Bunyi efoni yang
ada menggambarkan keyakinan. Makna yang ada
dalam bait pertama menjelaskan tentang sesuatu
yang belum pernah dilihat. Namunsebenanya “kau”
mengetahui bahwa sesuatu itu ada di suatu tempat
yang ia tahu. Hal ini bisa ditafsirkan seperti jodoh,
jodoh yang sesungguhnya sudah ditetapkan oleh
Tuhan kepada setiap manusia. Seseorang pastilah
mempunyai jodoh, di sini jodoh seperti sesuatu
yang belum pernah dilihat. Akan tetapikita percaya
bahwa jodoh itu sebenarnya ada berama kita di
bumi.
Pada bait kedua didominasi vokal a dan u
yang merupakan bunyi efoni. Bunyi efoni yang ada
menggambarkan keyakinan. Makna yang ada dalam
bait kedua yaitu mengenai sesuatu yang belum
pernah dilihat. Namun, sebenanya itu ada di
sekitarmu. Pada bait keetiga didominasi
vokal u yang merupakan bunyi efoni. Bunyi efoni
yang ada menggambarkan keyakinan. Makna yang
ada dalam bait ketiga yaitu mengenai kemampuan
yang saat ini hanya bisa ia lakukan. Bahwa hanya
doa yang mampu iya panjatkan dan penyair yakin
bahwa “aku” lah jodoh yang Tuhan tetapkan untuk
seorang “kau”. Larik kedua menegaskan kembali
mengenaisesuatuyang belumpernah seorang “kau”
lihat. Lalu, penyair meyakinkan bahwa “aku” ada
dalam diri sesseorang.
Berikut dipaparkan sajak “Sajak-Sajak Kecil
tentang Cinta” beserta analisisnya.
Mencintai angin
Harus menjadi siut
Mencintai air
Harus menjadi ricik
Mencintai gunung
Harus menjadi terjal
Mencintai api
Harus menjadi jilat
Mencintai cakrawala
Harus menebas jarak
Mencintai-Mu
Harus menjelma aku
Pada bait pertama didominasi konsonan
(t,d) yang merupakan bunyi kakafoni. Efek yang
dicapai dari keseluruhan bait pertama yaitu
menggambarkan bahwa ketika seseorang sudah
yakin untuk menjalin cinta atau ikatan,ia harus siap
akan semua hal yang akan ia di hadapi (renungan).
Larik pertama mempunyai makna bahwa ia harus
siap akan kesusahan atau kesengsaraan. larik kedua
mempunai makna bahwa dalam menjalin cinta ia
harus siapa akan semua omongan yang harus
diterimanya. Larik ketiga mempunyi makna bahwa
ia harus siap dengan keterjalan, rintangan, dan
kesusahan. Larik keempat mempunyai makna
bahwa ia harus siap merasakan semua hal dalam
hidup. Larik kelima mempunai makna, harus siap
akan jarak dan waktu.
Pada bait kedua tidak ada dominasi bunyi
yang ditimbulkan. Namun , ada efek yang dicapai
dari bait kedua yaitu renungan.Mempunyai makna,
bahwa untuk mencintai suatu hal seseorang harus
siap menjadi bagiandari apa yang kita cintai. Di sini
digambbarkan mengenai mencintai sang pencipta.
Artinya seseorang harus menjadi seperti yang
diinginkan oleh sang pencipta.
Berikut dipaparkan sajak “Menjenguk
Wajah di Kolam” beserta analisisnya.
Jangan kauulang lagi
Menjenguk
Wajah yang merasa
Sia-sia, yang putih
Yang pasi
Itu.
Jangan sekali-
Kali membayangkan
Wajahmu sebagai
Rembulan.
Ingat,
Jangan sekali-
Kali. Jangan.
Baik, Tuan.
Pada bait pertama didominasi konsosnan
(g,k) yang merupakan bunyi kakafoni. Bunyi
kakafoni yang didapatkan diakibatkan ketidak
utuhan kalimat yang ada dalam setiap larik atau
terpenggal-penggal ke larik selanjutnya. Efek yang
BAHASTRA |5
dicapai yakni larangan dan kesedihan. Mempunyai
makna bahwa penyair melarang kepada seorang
“kau” untuk tidak melihat wajah yang pucat dan
jangan merasa hidupnya sia-sia. Mungkin disini
karena terserang sebuah penyakit, yang
mengharuskan seorang kau hanya terbaring dan
berjalan-jaln ditemani penyair. Larangan yang di
lakukan penyair adalah hal baik, supaya “kau” tidak
merasa hidupnya sia-sia.
Pada bait kedua pun didominasi
konsosnan (k,g) yang merupakan bunyi kakafoni.
Bunyi kakafoni yang didapatkan diakibatkan ketidak
utuhan kalimat yang ada dalam setiap larik atau
terpenggal-penggal ke larik selanjutnya. Efek yang
dicapai disini merupakan penegasan efek pertama,
yakni larangan. Mempunyai makna bahwa penyair
melarang ia membayangkan wajahnya seperti
rembulan, yang dilihat dari jauh nampak cantik,
namun ketika di dekati begitu buruk.
Pada bait ketiga dan keempat merupakan
bunyi kakafoni. Bunyi kakafoni yang didapatkan
diakibatkan ketidak utuhan kalimat yang ada dalam
setiap larik. Efek yang dicapai yakni mempertegas
kembali, harus diingat bahwa jangan pernah
melakukan itu. Bait terakhir merupakan jawaban
dari seorang “kau” sebagai bentuk patuhnya kepada
penyair.
c. Gaya Wacana
Wacana ialah satuan bahasa terlengkap,
yang memeiliki hierarki terttinggi dalam gramatika
(Kridalaksana, 1988: 179). Dalam Al-Ma-ruf, gaya
wacana ialah gaya bahasa denganpenggunaanlebih
dari satu kalimat, kombinasi kalimat, baik dalam
prosa maupun puisi. Gaya wacana dapat berupa
paragraf (dalam prosa atau fiksi), bait (dalam
puisi/sajak). Keseluruhan karya sastra baik prosa
seperti novel dan cerpen, maupun keseluruhan
puisi (Al-Ma’ruf 2009: 58). Termasuk dalam gaya
wacana dalam sastra adalah gaya wacana dengan
pemanfaatan sarna retorika seperti repetisi,
paralisme, klimaks, antiklimaks, dan hiperbola,serta
gaya wacana campur kode dan alih kode (Pradopo,
2004: 12). Kedua gaya itu –campur kode dan alih
kode— digunakan untuk memperolehefek tertentu
sesuai dengan unsur-unsur bahasa yag digunakan,
misalnya untuk menciptakanefek atau setting lokal,
nasional, dan internasional atau universal (Al-
Ma’ruf 2009: 59).
Berikut dipaparkan sajak “ Aku Ingin”
beserta analisisnya.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat
disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya
tiada
Gaya wacana yang menonjol dalam puisi
“Aku Ingin” yaitu repetisi (pengulangan).
Pengulangan terjadi pada larik pertama bait
pertamadan kedua. Pengulangan Efek penekanan
tersebut menunjukan, bahwa keinginan penyair
dalam hal mencintai ia tidak ingin tidak
berlebihan. Makna yang muncul akibat
pengulangan ini yaitu keseriusan si “aku” dalam
hal mencintai seseorang.
Berikut dipaparkan sajak “Pada Suatau Hari
Nanti” beserta analisisnya.
Pada suatu hari nanti,
Jasadku tak akan ada lagi,
Tapi dalam bait-bait sajak ini,
Kau tak akan kurelakan sendiri.
Pada suatu hari nanti,
Suaraku tak terdengar lagi,
Tapi di antara larik-larik sajak ini.
Kau akan tetap kusiasati,
Pada suatu hari nanti,
Impianku pun tak dikenal lagi,
Namun di sela-sela huruf sajak ini,
Kau tak akan letih-letihnya kucari
Gaya wacana yang menonjol pada puisi “
Pada Suatu Hari Nanti “ yaitu repetisi
(pengulangan). Pengulangan terjadi pada larik
pertama bait kedua dan larik kedua bait ketiga.
Efek penekanan tersebut menunjukan bahwa
ungkapan penyair akan waktu kedepannya.
pemaknaan yang timbul dari pengulangan larik
/Pada suatu hari nanti/ merupakan peikiran
penyair ketika ia sudah tidak ada lagi di dunia.
Berikut dipaparkan sajak “Hanya” beserta
analisisnya.
Hanya suara burung yang kau dengar
Dan tak pernah kaulihat burung itu
Tapi tahu burung itu ada di sana
Hanya desir angin yang kaurasa
Dan tak pernah kaulihat angin itu
Tapi percaya angin itu di sekitarmu
Hanya doaku yang bergetar malam ini
Dan tak pernah kaulihat siapa aku
Tapi yakin aku ada dalam dirimu
Gaya wacana yang menonjol pada puisi “
Hanya“ yaitu repetisi (pengulangan). Pengulangan
terjadi pada larik kesatu,dua, dan tiga pada ketiga
BAHASTRA |6
bait puisi yaitu Hanya .../Dan tak pernah kaulihat
.../Tapi .../. Pengulangan kata Hanya menunjukan
penekanan penyair terhadap konteks yang ingin
dihadirkan kepada pembaca. Efek penekanan
tersebut memaknai satu-satunya hal yang ada saat
itu. Pengulangan kata Dan tak pernah kaulihat
menimbulkan efek penekanan bahwa “kau” tidak
pernah melihat hal itu. Pengulangan kata Tapi
menimbulkan efek penekanan mengenai suatu
keyakinan dalam puisi tersebut.
Berikut dipaparkan sajak “Sajak-Sajak Kecil
tentang Cinta” beserta analisisnya.
Mencintai angin
Harus menjadi siut
Mencintai air
Harus menjadi ricik
Mencintai gunung
Harus menjadi terjal
Mencintai api
Harus menjadi jilat
Mencintai cakrawala
Harus menebas jarak
Mencintai-Mu
Harus menjelma aku
Gaya wacana yang menonjol pada puisi
“Sajak-Sajak Kecil tentang Cinta“ yaitu paralelisme
(kesejajaran). Kesejajaran kata Mencintai dan harus
menjadi menunjukan penekanan penyair terhadap
konteks yang ingin dihadirkan kepada pembaca.
Efek penekanan tersebut juga menunjukkan bahwa
penyair menekankan bahwa mencintai haruslah
mampu menjadi bagian dari apa yang dicintainya,
serta adanyasuatu keharusan yang harus dilakukan.
Berikut dipaparkan sajak “Menjenguk
Wajah di Kolam” beserta analisisnya.
Jangan kauulang lagi
Menjenguk
Wajah yang merasa
Sia-sia, yang putih
Yang pasi
Itu.
Jangan sekali-
Kali membayangkan
Wajahmu sebagai
Rembulan.
Ingat,
Jangan sekali-
Kali. Jangan.
Baik, Tuan.
Gaya wacana yang menonjol pada puisi
“Menjenguk Wajah di Kolam “ yaitu repetisi
(pengulangan). Pengulangan terjadi pada bait
pertama dari ketiga bait puisi. Pengulangan kata
Jangan dan Jangan sekali-kali menunjukan
penekanan penyair terhadap konteks yang ingin
dihadirkan kepada pembaca. Efek penekanan
tersebut menunjukan bahwa penyair menekankan
kepada “kau” supaya tidak melakukan hal yang
penyair larang. Bahkwan pada bait 2 dan 3 penyair
menambahkan kata sekali-kali yang bisa di artikan
larangan yang sangat keras untuk melakukan hal
itu.
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang
dipaparkan, ditemukan beberapa kesimpulan
mengenai gaya bahasa Sapardi Djoko Damono
dalam sajak “Aku Ingin”, “Pada Suatu Hari Nanti”,
“Hanya”, “Sajak-sajak Kecil tentang Cinta”, dan
“Menjenguk Wajah di Kolam”. Terdapat efek dan
makna dalam kelima sajak tersebut, baik dari segi
gaya bunyi maupun gaya wacana. Berdasarkan gaya
bunyinya , pada puisi “Aku ingin” ditemukan bunyi
efoni dan kakafoni. Berdasarkan gaya wacananya,
ditemukan gaya repetisi. Pada sajak “Pada Suatu
Hari Nanti” dan sajak “Hanya” ditemukan bunyi
efoni dan tidak ditemukannya bunyi kakafoni.
Berdasarkan gaya wacananya, ditemukan gaya
repetisi. Pada sajak “ Sajak-sajak Kecil tentang
Cinta” ditemukan bunyi kakafoni. Berdasarkan gaya
wacananya, ditemukan gaya paralelisme. Pada sajak
“Menjenguk Wajah di Kolam” ditemukan bunyi
kafoni Berdasarkan gaya wacananya, ditemukan
gaya repetisi. Hal tersebut menunjukan bahwa gaya
bahasa pada penulisannya bervariasi untuk
mencapai suatu efek dan pemaknaan tertentu.
Persantunan
Puji dan syukur, kepada Allah SWT yang
telah memberikan kesehatanfisik dan akal sehingga
mampu menyelesaikan penulisan artikel.
Selanjutnya ucapan terima kasih kepada kedua
orang tua yang telah menyemangati penulis sampai
saat ini. Lalu, tidak lupa ucapan terimakasih kepada
Ibu Yosi Wulandari dosen mata kuliah stilistika.
Atas semua ilmu yang diajarkan beliau sehingga
penulis mampu untuk memahamidan menganalisis
suatu karya sastra menggunakan teori stilistika.
Terakhir kepada semua teman-teman yang sudah
membersamai dalam menuntut ilmu.
Daftar Pustaka
Al- Ma’ruf, Ali Imron.2009. Stilistika Teori,Metode,
dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa.
Surakarta: Cakra Books.
BAHASTRA |7
Endraswara, Suwardi. (2003). MetodologiPenelitian
Sastra: Epistemologi, Model, Teori, dan
Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Keraf, Gorys. (2007). Diksi dan Gaya Bahasa.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kridalaksana, Harimurti. (2011). Kamus Linguistik.
Edisi Keempat.Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Nurgiyantoro,Burhan. (2014). Stilistika. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Pradopo, Rachmat Djoko. (2005). Kajian Stilistika.
Tidak Diterbitkan.
Sudjiman, Panuti. (1993). Bunga Rampai Stilistika.
Jakarta: Grafiti.
(2016,26 Oktober) www.gramedia.com.Dikutip23
Juli 2019 dari:
https://www.gramedia.com/blog/5-
kumpulan-puisi-cinta-sapardi-djoko-
damono-paling-romantis/#
www.goodreads.com. Dikutip 23 Juli 2019 dari:
https://www.goodreads.com/quotes/675657-
sajak-kecil-tentang-cinta-mencintai-angin-
harus-menjadi-siut-mencintai.
www.goodreads.com. Dikutip 23 Juli 2019 dari:
https://www.goodreads.com/quotes/28444-
aku-ingin-mencintaimu-dengan-sederhana-
dengan-kata-yang-tak-sempat

More Related Content

What's hot

Teori strukturalisme prosa fiksi
Teori strukturalisme prosa fiksiTeori strukturalisme prosa fiksi
Teori strukturalisme prosa fiksiLaila Purnamasari
 
Kritik sastra
Kritik sastraKritik sastra
Kritik sastraPenulis
 
KAJIAN DRAMA ABSURD & REALIS DENGAN MODEL PENGKAJIAN SOSIOLOGI SASTRA
KAJIAN DRAMA ABSURD & REALIS DENGAN MODEL PENGKAJIAN SOSIOLOGI SASTRAKAJIAN DRAMA ABSURD & REALIS DENGAN MODEL PENGKAJIAN SOSIOLOGI SASTRA
KAJIAN DRAMA ABSURD & REALIS DENGAN MODEL PENGKAJIAN SOSIOLOGI SASTRADedi Irawan
 
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Drama)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Drama) Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Drama)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Drama) fifinfadriah
 
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)Inunks Peihhcc
 
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang WacanaContoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang WacanaAi Roudatul
 
Aliran aliran drama
Aliran aliran dramaAliran aliran drama
Aliran aliran dramaweny maniez
 
1. hakikat kritik sastra
1. hakikat kritik sastra1. hakikat kritik sastra
1. hakikat kritik sastraCoral Reef
 
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistikPengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistikkholid harras
 
KRITIK DAN ESAI SASTRA
KRITIK DAN ESAI SASTRAKRITIK DAN ESAI SASTRA
KRITIK DAN ESAI SASTRAFaraz Sonia
 
Modul sejarah sastra Indonesia
Modul sejarah sastra IndonesiaModul sejarah sastra Indonesia
Modul sejarah sastra IndonesiaInunks Peihhcc
 
Prosa, Puisi, dan Drama
Prosa, Puisi, dan DramaProsa, Puisi, dan Drama
Prosa, Puisi, dan DramaIfwhar Yuhono
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURNurulbanjar1996
 
8. beberapa masalah kritik sastra indonesia modern
8. beberapa masalah kritik sastra indonesia modern8. beberapa masalah kritik sastra indonesia modern
8. beberapa masalah kritik sastra indonesia modernCoral Reef
 
Contoh sastra pada masa angkatan 45
Contoh sastra pada masa angkatan 45Contoh sastra pada masa angkatan 45
Contoh sastra pada masa angkatan 45Inka Kania Nurandari
 

What's hot (20)

Teori strukturalisme prosa fiksi
Teori strukturalisme prosa fiksiTeori strukturalisme prosa fiksi
Teori strukturalisme prosa fiksi
 
Kritik sastra
Kritik sastraKritik sastra
Kritik sastra
 
Materi prosa
Materi prosaMateri prosa
Materi prosa
 
Kritik sastra ppt (2)
Kritik sastra ppt (2)Kritik sastra ppt (2)
Kritik sastra ppt (2)
 
KAJIAN DRAMA ABSURD & REALIS DENGAN MODEL PENGKAJIAN SOSIOLOGI SASTRA
KAJIAN DRAMA ABSURD & REALIS DENGAN MODEL PENGKAJIAN SOSIOLOGI SASTRAKAJIAN DRAMA ABSURD & REALIS DENGAN MODEL PENGKAJIAN SOSIOLOGI SASTRA
KAJIAN DRAMA ABSURD & REALIS DENGAN MODEL PENGKAJIAN SOSIOLOGI SASTRA
 
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Drama)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Drama) Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Drama)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Drama)
 
Teori mimetik 1
Teori mimetik 1Teori mimetik 1
Teori mimetik 1
 
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
 
Makalah semantik
Makalah semantikMakalah semantik
Makalah semantik
 
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang WacanaContoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
 
Aliran aliran drama
Aliran aliran dramaAliran aliran drama
Aliran aliran drama
 
1. hakikat kritik sastra
1. hakikat kritik sastra1. hakikat kritik sastra
1. hakikat kritik sastra
 
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistikPengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistik
 
KRITIK DAN ESAI SASTRA
KRITIK DAN ESAI SASTRAKRITIK DAN ESAI SASTRA
KRITIK DAN ESAI SASTRA
 
Modul sejarah sastra Indonesia
Modul sejarah sastra IndonesiaModul sejarah sastra Indonesia
Modul sejarah sastra Indonesia
 
Prosa, Puisi, dan Drama
Prosa, Puisi, dan DramaProsa, Puisi, dan Drama
Prosa, Puisi, dan Drama
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
 
8. beberapa masalah kritik sastra indonesia modern
8. beberapa masalah kritik sastra indonesia modern8. beberapa masalah kritik sastra indonesia modern
8. beberapa masalah kritik sastra indonesia modern
 
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa IndonesiaKonsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Contoh sastra pada masa angkatan 45
Contoh sastra pada masa angkatan 45Contoh sastra pada masa angkatan 45
Contoh sastra pada masa angkatan 45
 

Similar to GAYA BAHASA

Gaya bahasa dalam lirik lagu
Gaya bahasa dalam lirik laguGaya bahasa dalam lirik lagu
Gaya bahasa dalam lirik laguDeny Pranata
 
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISIANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISIBella Kriwangko
 
Bacaan 2 struktur fisik puisi
Bacaan 2 struktur fisik puisiBacaan 2 struktur fisik puisi
Bacaan 2 struktur fisik puisiBeits Setyawan
 
PPT INTERAKTIF (TUGAS02).pptx
PPT INTERAKTIF (TUGAS02).pptxPPT INTERAKTIF (TUGAS02).pptx
PPT INTERAKTIF (TUGAS02).pptxDapodikSMANepam
 
Power point materi pembelajaran bahasa indonesia
Power point materi pembelajaran bahasa indonesiaPower point materi pembelajaran bahasa indonesia
Power point materi pembelajaran bahasa indonesiaPKBMARRIZKY
 
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofia
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofiaKelompok 4 bahasa indo thifal sofia
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofiaMAN 11 JAKARTA
 
Memahami puisi-dalam-lirik-lagu-siti-nurhaliza
Memahami puisi-dalam-lirik-lagu-siti-nurhalizaMemahami puisi-dalam-lirik-lagu-siti-nurhaliza
Memahami puisi-dalam-lirik-lagu-siti-nurhalizaOzone Gote
 
Pgjrn Puisi Mly Moden
Pgjrn Puisi Mly ModenPgjrn Puisi Mly Moden
Pgjrn Puisi Mly ModenAwang Kelabu
 
4. aspek aspek kritik sastra
4. aspek aspek kritik sastra4. aspek aspek kritik sastra
4. aspek aspek kritik sastraCoral Reef
 
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptx
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptxKelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptx
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptxRashaHuwaHasanun
 
Kreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdf
Kreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdfKreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdf
Kreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdfNikkaShrimp
 
Bin 8 bab 4 indahnya berpuisi
Bin 8 bab 4 indahnya berpuisiBin 8 bab 4 indahnya berpuisi
Bin 8 bab 4 indahnya berpuisiSMPK Stella Maris
 
Mengenal Apa Itu Puisi.pptx
Mengenal Apa Itu Puisi.pptxMengenal Apa Itu Puisi.pptx
Mengenal Apa Itu Puisi.pptxNina Arthayasa
 

Similar to GAYA BAHASA (20)

Gaya bahasa dalam lirik lagu
Gaya bahasa dalam lirik laguGaya bahasa dalam lirik lagu
Gaya bahasa dalam lirik lagu
 
Pengertian Puisi.docx
Pengertian Puisi.docxPengertian Puisi.docx
Pengertian Puisi.docx
 
Bmm3116
Bmm3116Bmm3116
Bmm3116
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISIANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI
 
Bacaan 2 struktur fisik puisi
Bacaan 2 struktur fisik puisiBacaan 2 struktur fisik puisi
Bacaan 2 struktur fisik puisi
 
PPT INTERAKTIF (TUGAS02).pptx
PPT INTERAKTIF (TUGAS02).pptxPPT INTERAKTIF (TUGAS02).pptx
PPT INTERAKTIF (TUGAS02).pptx
 
Power point materi pembelajaran bahasa indonesia
Power point materi pembelajaran bahasa indonesiaPower point materi pembelajaran bahasa indonesia
Power point materi pembelajaran bahasa indonesia
 
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofia
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofiaKelompok 4 bahasa indo thifal sofia
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofia
 
Memahami puisi-dalam-lirik-lagu-siti-nurhaliza
Memahami puisi-dalam-lirik-lagu-siti-nurhalizaMemahami puisi-dalam-lirik-lagu-siti-nurhaliza
Memahami puisi-dalam-lirik-lagu-siti-nurhaliza
 
Pgjrn Puisi Mly Moden
Pgjrn Puisi Mly ModenPgjrn Puisi Mly Moden
Pgjrn Puisi Mly Moden
 
seminar proposal.pptx
seminar proposal.pptxseminar proposal.pptx
seminar proposal.pptx
 
4. aspek aspek kritik sastra
4. aspek aspek kritik sastra4. aspek aspek kritik sastra
4. aspek aspek kritik sastra
 
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptx
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptxKelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptx
Kelompok_4_bahasa_dan_satra[1].pptx
 
Puisi Lama
Puisi Lama Puisi Lama
Puisi Lama
 
Kreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdf
Kreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdfKreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdf
Kreatif Mengungkap rasa dan realitas dalam berpuisi.pdf
 
Bin 8 bab 4 indahnya berpuisi
Bin 8 bab 4 indahnya berpuisiBin 8 bab 4 indahnya berpuisi
Bin 8 bab 4 indahnya berpuisi
 
Gazali bhs. indonesia
Gazali bhs. indonesiaGazali bhs. indonesia
Gazali bhs. indonesia
 
Analisis PUISI
Analisis PUISIAnalisis PUISI
Analisis PUISI
 
Mengenal Apa Itu Puisi.pptx
Mengenal Apa Itu Puisi.pptxMengenal Apa Itu Puisi.pptx
Mengenal Apa Itu Puisi.pptx
 

Recently uploaded

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 

GAYA BAHASA

  • 1. Analisis gaya bunyi dan gaya wacana pada kumpulan sajak karya Sapardi Djoko Damono Waesy Tibyani, Ds. Nogoraji Rt 04 Rw05 Kec. Buayan, Kebumen, 54474 waesykarisma@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini membahas gaya bahasa Sapardi Djoko Damono dalam sajak “Aku Ingin”, “Pada Suatu Hari Nanti”, “Hanya”, “Sajak-sajak Kecil tentang Cinta”, dan “Menjenguk Wajah di Kolam”. Pemilihan sajak tersebut dalam analisis dilatarbelakangi atas penggunaan gaya bahasa yang lebih dominan. Berdasarkan hal itu, penelitian ini bertujuan untuk menguraikan isi dari setiap sajak. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teori stilistika yang mencakup unsur-unsur gaya bahasa, di antaranya adalah gaya bunyi dan gaya wacana. Berdasarkan unsur- unsur gaya bahasa tersebut,pada penelitian ini didapatkan efek dan pemaknaan dari kelima sajak Sapardi Djoko Damono tersebut. Kata kunci: Gaya bunyi, Gaya wacana, Sajak, Stilistika, Sapardi Djoko Damono. Pendahuluan Gaya merupakan cara penggungkapan pikiran yang yang berbeda dengan lainnya. Penyimpangan ini dapat bertujuan untuk keindahan, seperti yang ada dalam karya sastra. Sastra adalah karya tulis yang mengandung unsur estetisatau keindahan dan imajinatif. Oleh karena itu, dalam karya sastra banyak dijumpai gaya yang berbeda-beda yang bergantung pada penulisnya. Tidak hanya indah, bahasa dalam karya sastra juga mengandung makna tertentu sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan oleh penulis melalui karyanya (Endraswara, 2003:71). Dalam sebuah karya tulis baik sastra maupun nonsatra, seorang penyair maupun penulis pasti mempunyagaya penulisannya masing-masing.Gaya tersebut bisa berupa penggunaan kosa kata asing, kata yang tabu, vulgar, ada pula penggunaan kata yang penuh dengan metafora. Pada penelitian ini, karya sastra yang dianalisis adalah sajak atau puisi. Karya sastra puisi dapat dianalisis dalam hal gaya bahasanya. Hal tersebut karena di balik puisi mengandung berbagai makna yang dapat diteliti. Terkadang, makna tersebut dapat berbeda-beda walaupun yang dianalisis hanya satu buah puisi. Dalam hal ini, yang akan dianalisis adalah gaya bahasa yang digunakan oleh penulis untuk menyampaikan maksud dari puisinya. Jenis-jenis gaya bahasa itu sendiri dapat dibedakan menjadi intonasi, gaya bunyi, gaya kata atau leksikal, dan gaya kalimat (Pradopo, 2005:55). Akan tetapi, yang akan dibahas pada penelitian ini hanya gaya bunyi dan gaya wacana. Penelitian ini difokuskan pada kumpulan sajak karya SapardiDjoko Damono yaitu, sajak “Aku Ingin”, “Pada Suatu Hari Nanti”, “Hanya”, “Sajak- sajak Kecil Tentang Cinta”, dan “Menjenguk Wajah di kolam”. Dipilihnya lima sajak tersebut karena dianggap mempunyai penggunaan gaya bahasa yang dominan. Stilistika ataustylistics adalahilmu tentang gaya bahasa. Stylistics berhubungan dengan kata style yang berarti gaya. Menurut Kridalaksana (2011:227), stilistika adalah penerapan linguistik pada penelitian gayabahasa.Selain itu, Kridalaksana juga menyebutkanbahwa stilistika adalah ilmu yang menyelidiki bahasa yang digunakan dalam karya sastra. Masing-masing penulis dalam menyapaikan pemikirannnya, ia akan menggunakan gaya bahasa yang yang paling mewakili apa yang dipikirkan. Menurut Pradopo (dalam Endraswara, 2003:72), nilai sebuah karya sastra terletak pada gaya bahasa yang digunakannya. Gorys Keraf (2007:113) juga berpendapat bahwa gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkankepribadian penulisnya. Gaya bahasa pada karya sastra dapat dibedakan menjadi dua, yaitu stilistika deskriptif dan stilistika genetis. Stilistika deskriptif adalah gaya bahasa berfungsi sebagai keseluruhan ekspresi kejiwaan yang terkandung dalam suatu bahasa dan meneliti nilai-nilai ekspresivitas yang terkandung di dalamnyasecara morfologis,sintaksis,dan semantis. Stilistika genetis memandang gaya bahasa sebagai ungkapan yang khas pribadi seorang penulis (Endraswara, 2003:73). Jenis-jenis gaya bahasa itu sendiri dapat dibedakan menjadi intonasi, gaya bunyi, kata atau leksikal, dan gaya kalimat. Akan tetapi, intonasi hanya ada dalam bahasa lisan (Pradopo, 2005:55). Stilistika dimaksudkan untuk menungkapkan berbagai makna gaya bahasa dan efeknya. Stilistika berusaha mengungkapkan bagaimana unsur-unsur estetis bergabung untuk menyampaikan suatu pesan dari pengarang kepada pembacanya. Hal ini
  • 2. BAHASTRA |2 sesuai dengan sastra sebagai sarana komunikasi antara pembaca dan penulis (Sudjiman, 1993:7). Teeuw (dalam Sudjiman, 1993:12) mengatakan bahwa dalam memberi makna terhadapsuatu karya sastra, diperlukan pengetahuan terhadap tiga macam kode, yaitu kode bahasa, kode sastra, dan kode budaya. Kode bahasa adalah hal yang paling penting karena suatu karya sastra tidak akan dapat dipahami apabila tidak memahami bahasa yang digunakan dalamkarya tersebut.Setelahmemahami kode bahasa, terdapat kode-kode lain dalam sastra yang harus dipahami yang membedakannyadengan karya nonsastra, misalnya rima sebagai kode dalam puisi. Setelah memahami kode sastra, untuk dapat menangkap makna karya sastra, tidak dapat lepas dari konteks budaya yang melingkupi karya sastra karena karya sastra adalah suatu produk masyarakat (Sudjiman, 1993:12). Pada umumnya, pengkajian stilistika diterapkan pada karya sastra puisi karena metafor yang ada di dalamnya sangat kental atau dominan. Selain itu, struktur puisi yang ringkas juga memudahkan pembahasan. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan teori stilistika sebagai teori utama dalam menganalisis gaya bahasa Sapardi Djoko Damono pada sajak-sajaknya. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif kualitatif dengan menjabarkan dan mendeskripsikan hasil analisis data secara informal atau menggunakan kalimat-kalimat. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa sumber data tertulis, yakni sajak “Aku Ingin”, “Pada Suatu Hari Nanti”, “Hanya”, “Sajak-sajak Kecil tentang Cinta”, dan “Menjenguk wajah di kolam”. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan menganalisis gaya bunyi dan gaya wacana dengan menggunakan teori stilistika. Hasil dan pembahasan Hasil dari penelitian ini yaitu, didapatkan efek dan pemaknaan dari kelima sajak karya Sapardi Djoko Damono tersebut. Efek dan makna tersebut didapatkan denganhasil yang dijabarkan dari kedua gaya bahasa, yaitu gaya bunyi dan gaya wacana. a. Data Aku Ingin Aku ingin mencintaimu dengan sederhana Dengan kata yang tak sempat diucapkan Kayu kepada api yang menjadikannya abu Aku ingin mencintaimu dengan sederhana Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada Pada Suatu Hari Nanti Pada suatu hari nanti, Jasadku tak akan ada lagi, Tapi dalam bait-bait sajak ini, Kau tak akan kurelakan sendiri. Pada suatu hari nanti, Suaraku tak terdengar lagi, Tapi di antara larik-larik sajak ini. Kau akan tetap kusiasati, Pada suatu hari nanti, Impianku pun tak dikenal lagi, Namun di sela-sela huruf sajak ini, Kau tak akan letih-letihnya kucari Hanya Hanya suara burung yang kau dengar Dan tak pernah kaulihat burung itu Tapi tahu burung itu ada di sana Hanya desir angin yang kaurasa Dan tak pernah kaulihat angin itu Tapi percaya angin itu di sekitarmu Hanya doaku yang bergetar malam ini Dan tak pernah kaulihat siapa aku Tapi yakin aku ada dalam dirimu” Sajak-Sajak Kecil tentang Cinta Mencintai angin Harus menjadi siut Mencintai air Harus menjadi ricik Mencintai gunung Harus menjadi terjal Mencintai api Harus menjadi jilat Mencintai cakrawala Harus menebas jarak Mencintai-Mu Harus menjelma aku Menjenguk Wajah di Kolam Jangan kauulang lagi Menjenguk Wajah yang merasa Sia-sia, yang putih Yang pasi Itu. Jangan sekali-
  • 3. BAHASTRA |3 Kali membayangkan Wajahmu sebagai Rembulan. Ingat, Jangan sekali- Kali. Jangan. Baik, Tuan. b. Gaya Bunyi Gaya bunyi (fonem) merupakan unsur lingual terkecl dalam suatu bahasa yang dapat menimbulkan dan/ atau membedakan arti tertentu. Fonem terbagi menjdi vokal (bunyi hidup seperti a,i,e,o,u) dan konsonan (bunyi mati seperti b, f, g, h, j, l, k dan sebagainya) dalam (Al-Ma’ruf, 2009:47). Timbul irama yang indah yang tercipta dalam puisis, misalnya karena adanya asonansi dan aliterasi itu akan menimbulkan orkestrasibunyi yang meniptakan nada dan suasana tertentu. Asonansi adalah pengulangan bunyi vokal yang sama pada rangkaian kata yang berdekatan dalam satu baris. Adapun pengulangan bunyi konsonan yang sama pada rangkaian kata yang berdekatan dalam satu baris disebut Aliterasi (Al-Ma’ruf, 2009:47). Efoni adalah bunyi-bunyi yang merdu dan menyenangkan yang menciptakan musikalisasi bunyi yang indah. Adapun bunyi-bunyi parau, aneh, berata. Kasar, terkadang tidak menyenangkan dan tidak menimbulkan musikalisasi bunyi disebut kakafoni. (Al-Ma’ruf, 2009:48). Berikut dipaparkan sajak “ Aku Ingin” beserta analisisnya. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana Dengan kata yang tak sempat diucapkan Kayu kepada api yang menjadikannya abu Aku ingin mencintaimu dengan sederhana Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada Pada bait pertama, didominasi bunyi vokal (a,e) yang merupakan bunyi efoni. Efek yang ditimbulkan dari dominasi bunyi puisis adalah kesederhanan, pengorbanan. Bunyi efoni yang ada menggambarkan keseriusan penyair mengenai keinginannya. Keseriusan dalam hal mencintai yang diibaratkan langsung oleh penyair melalui larik kedua dan ketiga.Larik tersebut menjelaskan bahwa seseorang yang ingin mencintai dengancara dirinya sendiri yang sederhana. Sederhana yang dimagsudkan adalah bukti nyata dari semua tindakan yang penyair lakukan. rela berkorban dan tanpa banyak omong kosong. Pada bait kedua didominasi konsonan (t,n) yang merupakan bunyi kakafoni. Menggambarkan keseriusan penyair mengenai keinginannya. Keseriusan dalam hal mencintai yang diibaratkan langsung oleh penyair melalui larik kedua dan ketiga. Pada larik tersebut memaknai bahwa seseorang yang ingin mencintai dengancara dirinya sendiri yang sederhana. Sederhana yang dimagsudkan penyair adalah rela berkorban dalam mencintai. Berikut dipaparkan “Pada Suatau Hari Nanti” beserta analisisnya. Pada suatu hari nanti, Jasadku tak akan ada lagi, Tapi dalam bait-bait sajak ini, Kau tak akan kurelakan sendiri. Pada suatu hari nanti, Suaraku tak terdengar lagi, Tapi di antara larik-larik sajak ini. Kau akan tetap kusiasati, Pada suatu hari nanti, Impianku pun tak dikenal lagi, Namun di sela-sela huruf sajak ini, Kau tak akan letih-letihnya kucari. Pada bait pertama, didominasi bunyi vokal (a,i,u) yang merupakan bunyi efoni. Bunyi efoni yang ada menggambarkan kesedihan dan kekawatiran. Makna yang terdapat alam bait pertama menggambarkan mengenai kehidupan yang akan datang , ketika raga sudah tidak ada atau sudah mengalami kematian. Namun pada larik ke-3 menjelaskan pertentangan bahwa ketika “aku” sudah mengalami akhir dari kehidupan ia ingin tetap menemani seorang “kau”. Bukan melalui raganya namun melalui bait-bait yang iya tuliskan. Pada bait kedua pun di dominasi oleh bunyi vokal (a,i,u) yang merupakan bunyi efoni. Efek dan makna yang terdapat dalam bait kedua menggambarkan mengenai kehidupan yang akan datang, ketika suara sudah tidak ada lagi untuk didengar. Namun pertentangan terhadap kematian terjadi pada larik ketiga dan keempat, yaitu dengan ia meletakkan jejak kehidupannya dalam larik-larik dalam sajak yang ia buat. Ia melakukan apapun supaya jejak kehidupaannya akan tetap ada dalam karya-karyanya. Sehingga orang yang mencintai akan selalu merasakan kehadiran jiwa penyair ketika sudah tidak ada di dunia. Pada bait ketiga pun di dominasi oleh bunyi vokal (a,i,u) yang merupakan bunyi efoni. Efek dan makna yang terdapat dalam bait ketiga menggambarkan mengenai kehidupan yang akan datang, ketika impiannya tidak akan bisa diraih setelah kematian. Namun pertentangan terhadap kematian terjadi pada larik ketiga dan keemmpat, yaitu walaupun impiannya sudah tidak dapat ia
  • 4. BAHASTRA |4 usahakan karena kematian, tetapi penyair berusaha agar impian-impiannya kekal “disela-sela sajak ini” yang merupakan hasil dari impiannya yaitu karya yang ia cipatakan. Berikut dipaparkan “Hanya” beserta analisisnya. Hanya suara burung yang kau dengar Dan tak pernah kaulihat burung itu Tapi tahu burung itu ada di sana Hanya desir angin yang kau rasa Dan tak pernah kaulihat angin itu Tapi percaya angin itu di sekitarmu Hanya doaku yang bergetar malam ini Dan tak pernah kaulihat siapa aku Tapi yakin aku ada dalam dirimu Pada bait pertama didominasi vokal a dan u yang merupakan bunyi efoni. Bunyi efoni yang ada menggambarkan keyakinan. Makna yang ada dalam bait pertama menjelaskan tentang sesuatu yang belum pernah dilihat. Namunsebenanya “kau” mengetahui bahwa sesuatu itu ada di suatu tempat yang ia tahu. Hal ini bisa ditafsirkan seperti jodoh, jodoh yang sesungguhnya sudah ditetapkan oleh Tuhan kepada setiap manusia. Seseorang pastilah mempunyai jodoh, di sini jodoh seperti sesuatu yang belum pernah dilihat. Akan tetapikita percaya bahwa jodoh itu sebenarnya ada berama kita di bumi. Pada bait kedua didominasi vokal a dan u yang merupakan bunyi efoni. Bunyi efoni yang ada menggambarkan keyakinan. Makna yang ada dalam bait kedua yaitu mengenai sesuatu yang belum pernah dilihat. Namun, sebenanya itu ada di sekitarmu. Pada bait keetiga didominasi vokal u yang merupakan bunyi efoni. Bunyi efoni yang ada menggambarkan keyakinan. Makna yang ada dalam bait ketiga yaitu mengenai kemampuan yang saat ini hanya bisa ia lakukan. Bahwa hanya doa yang mampu iya panjatkan dan penyair yakin bahwa “aku” lah jodoh yang Tuhan tetapkan untuk seorang “kau”. Larik kedua menegaskan kembali mengenaisesuatuyang belumpernah seorang “kau” lihat. Lalu, penyair meyakinkan bahwa “aku” ada dalam diri sesseorang. Berikut dipaparkan sajak “Sajak-Sajak Kecil tentang Cinta” beserta analisisnya. Mencintai angin Harus menjadi siut Mencintai air Harus menjadi ricik Mencintai gunung Harus menjadi terjal Mencintai api Harus menjadi jilat Mencintai cakrawala Harus menebas jarak Mencintai-Mu Harus menjelma aku Pada bait pertama didominasi konsonan (t,d) yang merupakan bunyi kakafoni. Efek yang dicapai dari keseluruhan bait pertama yaitu menggambarkan bahwa ketika seseorang sudah yakin untuk menjalin cinta atau ikatan,ia harus siap akan semua hal yang akan ia di hadapi (renungan). Larik pertama mempunyai makna bahwa ia harus siap akan kesusahan atau kesengsaraan. larik kedua mempunai makna bahwa dalam menjalin cinta ia harus siapa akan semua omongan yang harus diterimanya. Larik ketiga mempunyi makna bahwa ia harus siap dengan keterjalan, rintangan, dan kesusahan. Larik keempat mempunyai makna bahwa ia harus siap merasakan semua hal dalam hidup. Larik kelima mempunai makna, harus siap akan jarak dan waktu. Pada bait kedua tidak ada dominasi bunyi yang ditimbulkan. Namun , ada efek yang dicapai dari bait kedua yaitu renungan.Mempunyai makna, bahwa untuk mencintai suatu hal seseorang harus siap menjadi bagiandari apa yang kita cintai. Di sini digambbarkan mengenai mencintai sang pencipta. Artinya seseorang harus menjadi seperti yang diinginkan oleh sang pencipta. Berikut dipaparkan sajak “Menjenguk Wajah di Kolam” beserta analisisnya. Jangan kauulang lagi Menjenguk Wajah yang merasa Sia-sia, yang putih Yang pasi Itu. Jangan sekali- Kali membayangkan Wajahmu sebagai Rembulan. Ingat, Jangan sekali- Kali. Jangan. Baik, Tuan. Pada bait pertama didominasi konsosnan (g,k) yang merupakan bunyi kakafoni. Bunyi kakafoni yang didapatkan diakibatkan ketidak utuhan kalimat yang ada dalam setiap larik atau terpenggal-penggal ke larik selanjutnya. Efek yang
  • 5. BAHASTRA |5 dicapai yakni larangan dan kesedihan. Mempunyai makna bahwa penyair melarang kepada seorang “kau” untuk tidak melihat wajah yang pucat dan jangan merasa hidupnya sia-sia. Mungkin disini karena terserang sebuah penyakit, yang mengharuskan seorang kau hanya terbaring dan berjalan-jaln ditemani penyair. Larangan yang di lakukan penyair adalah hal baik, supaya “kau” tidak merasa hidupnya sia-sia. Pada bait kedua pun didominasi konsosnan (k,g) yang merupakan bunyi kakafoni. Bunyi kakafoni yang didapatkan diakibatkan ketidak utuhan kalimat yang ada dalam setiap larik atau terpenggal-penggal ke larik selanjutnya. Efek yang dicapai disini merupakan penegasan efek pertama, yakni larangan. Mempunyai makna bahwa penyair melarang ia membayangkan wajahnya seperti rembulan, yang dilihat dari jauh nampak cantik, namun ketika di dekati begitu buruk. Pada bait ketiga dan keempat merupakan bunyi kakafoni. Bunyi kakafoni yang didapatkan diakibatkan ketidak utuhan kalimat yang ada dalam setiap larik. Efek yang dicapai yakni mempertegas kembali, harus diingat bahwa jangan pernah melakukan itu. Bait terakhir merupakan jawaban dari seorang “kau” sebagai bentuk patuhnya kepada penyair. c. Gaya Wacana Wacana ialah satuan bahasa terlengkap, yang memeiliki hierarki terttinggi dalam gramatika (Kridalaksana, 1988: 179). Dalam Al-Ma-ruf, gaya wacana ialah gaya bahasa denganpenggunaanlebih dari satu kalimat, kombinasi kalimat, baik dalam prosa maupun puisi. Gaya wacana dapat berupa paragraf (dalam prosa atau fiksi), bait (dalam puisi/sajak). Keseluruhan karya sastra baik prosa seperti novel dan cerpen, maupun keseluruhan puisi (Al-Ma’ruf 2009: 58). Termasuk dalam gaya wacana dalam sastra adalah gaya wacana dengan pemanfaatan sarna retorika seperti repetisi, paralisme, klimaks, antiklimaks, dan hiperbola,serta gaya wacana campur kode dan alih kode (Pradopo, 2004: 12). Kedua gaya itu –campur kode dan alih kode— digunakan untuk memperolehefek tertentu sesuai dengan unsur-unsur bahasa yag digunakan, misalnya untuk menciptakanefek atau setting lokal, nasional, dan internasional atau universal (Al- Ma’ruf 2009: 59). Berikut dipaparkan sajak “ Aku Ingin” beserta analisisnya. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana Dengan kata yang tak sempat diucapkan Kayu kepada api yang menjadikannya abu Aku ingin mencintaimu dengan sederhana Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada Gaya wacana yang menonjol dalam puisi “Aku Ingin” yaitu repetisi (pengulangan). Pengulangan terjadi pada larik pertama bait pertamadan kedua. Pengulangan Efek penekanan tersebut menunjukan, bahwa keinginan penyair dalam hal mencintai ia tidak ingin tidak berlebihan. Makna yang muncul akibat pengulangan ini yaitu keseriusan si “aku” dalam hal mencintai seseorang. Berikut dipaparkan sajak “Pada Suatau Hari Nanti” beserta analisisnya. Pada suatu hari nanti, Jasadku tak akan ada lagi, Tapi dalam bait-bait sajak ini, Kau tak akan kurelakan sendiri. Pada suatu hari nanti, Suaraku tak terdengar lagi, Tapi di antara larik-larik sajak ini. Kau akan tetap kusiasati, Pada suatu hari nanti, Impianku pun tak dikenal lagi, Namun di sela-sela huruf sajak ini, Kau tak akan letih-letihnya kucari Gaya wacana yang menonjol pada puisi “ Pada Suatu Hari Nanti “ yaitu repetisi (pengulangan). Pengulangan terjadi pada larik pertama bait kedua dan larik kedua bait ketiga. Efek penekanan tersebut menunjukan bahwa ungkapan penyair akan waktu kedepannya. pemaknaan yang timbul dari pengulangan larik /Pada suatu hari nanti/ merupakan peikiran penyair ketika ia sudah tidak ada lagi di dunia. Berikut dipaparkan sajak “Hanya” beserta analisisnya. Hanya suara burung yang kau dengar Dan tak pernah kaulihat burung itu Tapi tahu burung itu ada di sana Hanya desir angin yang kaurasa Dan tak pernah kaulihat angin itu Tapi percaya angin itu di sekitarmu Hanya doaku yang bergetar malam ini Dan tak pernah kaulihat siapa aku Tapi yakin aku ada dalam dirimu Gaya wacana yang menonjol pada puisi “ Hanya“ yaitu repetisi (pengulangan). Pengulangan terjadi pada larik kesatu,dua, dan tiga pada ketiga
  • 6. BAHASTRA |6 bait puisi yaitu Hanya .../Dan tak pernah kaulihat .../Tapi .../. Pengulangan kata Hanya menunjukan penekanan penyair terhadap konteks yang ingin dihadirkan kepada pembaca. Efek penekanan tersebut memaknai satu-satunya hal yang ada saat itu. Pengulangan kata Dan tak pernah kaulihat menimbulkan efek penekanan bahwa “kau” tidak pernah melihat hal itu. Pengulangan kata Tapi menimbulkan efek penekanan mengenai suatu keyakinan dalam puisi tersebut. Berikut dipaparkan sajak “Sajak-Sajak Kecil tentang Cinta” beserta analisisnya. Mencintai angin Harus menjadi siut Mencintai air Harus menjadi ricik Mencintai gunung Harus menjadi terjal Mencintai api Harus menjadi jilat Mencintai cakrawala Harus menebas jarak Mencintai-Mu Harus menjelma aku Gaya wacana yang menonjol pada puisi “Sajak-Sajak Kecil tentang Cinta“ yaitu paralelisme (kesejajaran). Kesejajaran kata Mencintai dan harus menjadi menunjukan penekanan penyair terhadap konteks yang ingin dihadirkan kepada pembaca. Efek penekanan tersebut juga menunjukkan bahwa penyair menekankan bahwa mencintai haruslah mampu menjadi bagian dari apa yang dicintainya, serta adanyasuatu keharusan yang harus dilakukan. Berikut dipaparkan sajak “Menjenguk Wajah di Kolam” beserta analisisnya. Jangan kauulang lagi Menjenguk Wajah yang merasa Sia-sia, yang putih Yang pasi Itu. Jangan sekali- Kali membayangkan Wajahmu sebagai Rembulan. Ingat, Jangan sekali- Kali. Jangan. Baik, Tuan. Gaya wacana yang menonjol pada puisi “Menjenguk Wajah di Kolam “ yaitu repetisi (pengulangan). Pengulangan terjadi pada bait pertama dari ketiga bait puisi. Pengulangan kata Jangan dan Jangan sekali-kali menunjukan penekanan penyair terhadap konteks yang ingin dihadirkan kepada pembaca. Efek penekanan tersebut menunjukan bahwa penyair menekankan kepada “kau” supaya tidak melakukan hal yang penyair larang. Bahkwan pada bait 2 dan 3 penyair menambahkan kata sekali-kali yang bisa di artikan larangan yang sangat keras untuk melakukan hal itu. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data yang dipaparkan, ditemukan beberapa kesimpulan mengenai gaya bahasa Sapardi Djoko Damono dalam sajak “Aku Ingin”, “Pada Suatu Hari Nanti”, “Hanya”, “Sajak-sajak Kecil tentang Cinta”, dan “Menjenguk Wajah di Kolam”. Terdapat efek dan makna dalam kelima sajak tersebut, baik dari segi gaya bunyi maupun gaya wacana. Berdasarkan gaya bunyinya , pada puisi “Aku ingin” ditemukan bunyi efoni dan kakafoni. Berdasarkan gaya wacananya, ditemukan gaya repetisi. Pada sajak “Pada Suatu Hari Nanti” dan sajak “Hanya” ditemukan bunyi efoni dan tidak ditemukannya bunyi kakafoni. Berdasarkan gaya wacananya, ditemukan gaya repetisi. Pada sajak “ Sajak-sajak Kecil tentang Cinta” ditemukan bunyi kakafoni. Berdasarkan gaya wacananya, ditemukan gaya paralelisme. Pada sajak “Menjenguk Wajah di Kolam” ditemukan bunyi kafoni Berdasarkan gaya wacananya, ditemukan gaya repetisi. Hal tersebut menunjukan bahwa gaya bahasa pada penulisannya bervariasi untuk mencapai suatu efek dan pemaknaan tertentu. Persantunan Puji dan syukur, kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatanfisik dan akal sehingga mampu menyelesaikan penulisan artikel. Selanjutnya ucapan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah menyemangati penulis sampai saat ini. Lalu, tidak lupa ucapan terimakasih kepada Ibu Yosi Wulandari dosen mata kuliah stilistika. Atas semua ilmu yang diajarkan beliau sehingga penulis mampu untuk memahamidan menganalisis suatu karya sastra menggunakan teori stilistika. Terakhir kepada semua teman-teman yang sudah membersamai dalam menuntut ilmu. Daftar Pustaka Al- Ma’ruf, Ali Imron.2009. Stilistika Teori,Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Surakarta: Cakra Books.
  • 7. BAHASTRA |7 Endraswara, Suwardi. (2003). MetodologiPenelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama. Keraf, Gorys. (2007). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, Harimurti. (2011). Kamus Linguistik. Edisi Keempat.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Nurgiyantoro,Burhan. (2014). Stilistika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pradopo, Rachmat Djoko. (2005). Kajian Stilistika. Tidak Diterbitkan. Sudjiman, Panuti. (1993). Bunga Rampai Stilistika. Jakarta: Grafiti. (2016,26 Oktober) www.gramedia.com.Dikutip23 Juli 2019 dari: https://www.gramedia.com/blog/5- kumpulan-puisi-cinta-sapardi-djoko- damono-paling-romantis/# www.goodreads.com. Dikutip 23 Juli 2019 dari: https://www.goodreads.com/quotes/675657- sajak-kecil-tentang-cinta-mencintai-angin- harus-menjadi-siut-mencintai. www.goodreads.com. Dikutip 23 Juli 2019 dari: https://www.goodreads.com/quotes/28444- aku-ingin-mencintaimu-dengan-sederhana- dengan-kata-yang-tak-sempat