SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Cahyo Hasanudin, M.Pd.
Beberapa Masalah
Kritik Sastra Indonesia Modern
Pertemuan ke-12
A. Masalah-Masalah Khusus dalam Kritik Sastra
Indonesia Modern
Masalah pertama tidak sesuainya karya
sastra dengan dasar kritik sastra atau
kriteria untuk menyaring karya sastra yang
hendak diterbitkan, yaitu dasar kritik
pragmatik yang merupakan aturan Balai
Pustaka. Contohnya kasus Salah Asuhan
dan Belenggu
Masalah kedua, pada periode Pujangga
Baru ada masalah perbedaan dasar
A. Masalah-Masalah Khusus dalam Kritik Sastra
Indonesia Modern
Kritik sastra untuk menciptakan karya
sastra. Yaitu “seni untuk seni”, “seni
bertendens”, dan “seni untuk rakyat”
Pada akhir tahun 1940-an, masuklah paham
humanisme universal dalam seni dan sastra
Indonesia. Yaitu sastra borjuis-patriotik
(Pramoedya Ananta Toer)
Pada awal tahun 1950-an ada masalah
“krisis kesusastraan” karena pada awal
A. Masalah-Masalah Khusus dalam Kritik Sastra
Indonesia Modern
tahun1950-an itu dianggap tidak ada karya-
karya sastra yang bernilai sastra tinggi
Pada periode 1950-1965 tokoh-tokoh sastra
Lekra membuat serangan terhadap karya
sastra dan sastrawan di luar Lekra secara
gencar, yaitu tentang Tenggelamnya Kapal
van der Wijck roman Hamka
Pada paro kedua tahun 1960-an, timbul
pula masalah khusus dalam kritik sastra
A. Masalah-Masalah Khusus dalam Kritik Sastra
Indonesia Modern
dengan dimuatnya cerpen Ki Pandjikusmin
yang berjudul “Langit Makin Mendung”
dalam majalah sastra
Pada paro kedua tahun 1960-an s.d. 1975
terjadi perdebatan dalam bidang metode
(teori kritik sastra) antara pengikut kritik
sastra ilmiah (kritik objektif) yang dikenal
sebagai “kritik analitik” dengan pengikut
“kritik sastra metode Ganzheit”.
A. Masalah-Masalah Khusus dalam Kritik Sastra
Indonesia Modern
Pada awal tahun 1970-an, terjadi
ketidakpuasan para penyair muda terhadap
sajak-sajak dan penyair yang sudah mapan”,
terutama yang berkubu di majalah Horizon.
Dengan demikian, timbul “puisi Mbeling”
yang dimuat dalam majalah Aktuil. “Puisi
mbeling” ini dipanglimai oleh Remy Sylado
(Japie Tambajong). Kemudian, “Puisi
mbeling” ini dikenal dengan nama “puisi
lugu”
A. Masalah-Masalah Khusus dalam Kritik Sastra
Indonesia Modern
Pada sekitar pertengahan tahun 1980-an,
terjadilah polemik sekitar masalah “sastra
kontekstual”. Polemik ini dibukukan oleh
Ariel Heryanto
Pada paro kedua tahun 1980-an, timbul
masalah kritik sastra di Indonesia, terutama
dengan timbulnya karya-karya sastra yang
menunjukkan latar belakang sosial budaya
Indonesia (nusantara) yang khusus
A. Masalah-Masalah Khusus dalam Kritik Sastra
Indonesia Modern
Pada tahun 1984, Subagio Sastrowardojo telah
menyatakan penolakan terhadap teori sastra
Barat (yang baru) untuk diterapkan begitu saja
(begitu saja) dalam mengkritik karya sastra
Indonesia
Pada awal tahun 1988 diadakan seminar kritik
dan teori sastra di Universitas Bung Hatta
Padang untuk mendorong terbentuknya teori
sastra dan kritik sastra yang sesuai dengan
karya sastra Indonesia sendiri.
B. Kasus Tenggelamnya Kapal van der Wijck
Pada mulanya Abdullah S.P. menuduh
Hamka melakukan plagiat dengan bukunya
Tenggelamnya Kapal van der Wijck
Tuduhan plagiat ini bukan hanya bersifat
kasus kritik sastra saja, melainkan juga
terkandung tujuan politik untuk
menjatuhkan lawan partai
Abdullah S.P. menuduh Hamka menjiplak
mentah-mentah buku Magdalaine karya
pujangga Mesir Manfaluthi yang
B. Kasus Tenggelamnya Kapal van der Wijck
Merupakan terjemahan karya Alphonse
Caré (nama menurut Abdullah), pujangga
Perancis
Buku Manfaluthi dalam Bahasa Arab (cet.
Ke-11), buku Hamka (cet. Ke-7), 1958.
dikemukakannya bahwa yang dijiplak
adalah tema, isi, dan napasnya. Hamka
hanya mengganti tempat kejadian dan
tokoh-tokohnya dan menggunakan warna
setempat
B. Kasus Tenggelamnya Kapal van der Wijck
Tuduhan yang bersifat poletis itu menjadi
semakin hebat setelah Pramoedya Ananta
Toer campur tangan “menolong” Abdullah
dalam membuat kerangka penelitian idea
script untuk lebih meyakinkan lagi bahwa
buku Hamka itu “jiplakan mentah-mentah”
Suara merdeka melontarkan bahwa Hamka
melakukan skandal besar dalam
kesusatraan dengan menjiplak karya orang
lain dan Suara Merdeka menginginkan
Hamka diadili
B. Kasus Tenggelamnya Kapal van der Wijck
Harian Rakyat menuduh Hamka sebagai
doktor Plagiator
Hamka memberikan keterangan kepada
wartawan Berita Minggu bahwa memang ia
terpengaruh Manfuluthi, juga dalam Gema
Islam.
Hamka mengharapkan agar Tenggelamnya
Kapal van der Wijck diteliti secara ilmiah
oleh ahli sastra untuk menentukan apakah
hasil curian, saduran, atau asli secara pasti.
B. Kasus Tenggelamnya Kapal van der Wijck
Hamka berharap dibentuk panitia
kesusatraan yang bersifat ilmiah di bawah
Fakultas Sastra Universitas Indonesia,
Hamka bersedia akan memberikan
keterangan
Tuduhan plagiat itu ditolak oleh beberapa
tokoh, diantaranya H.B. Jassin, Rusjdi, Umar
Junus, Ali Audah, dan Soewardi Idris
B. Kasus Tenggelamnya Kapal van der Wijck
Seperti dikemukakan Jassin, roman Hamka
itu bukan plagiat atau jiplakan karena
Hamka tidak hanya menerjemahkan dan
membubuhkan nama sendiri dalam
terjemahan itu, melainkan ia menciptakan
karya dengan “seluruh Kepribadiannya”.
Dengan demikian kasus Tenggelamnya
Kapal van der Wicjk itu menjadi masalah
hubungan intertekstual, bukan masalah
jiplakan.
C. Kasus “Langit Makin Mendung”
“Langit Makin Mendung” cerpen
Kipanjikusmin dimuat dalam majalah Sastra
No. 8, Tahun VI, Agustus 1968, hlm. 3-8,
Kemudian cerpen itu menimbulkan kasus
apa yang disebut Jassin “Heboh Sastra
1968”.
“Heboh Sastra 1968” adalah buku Jassin
yang merupakan pertanggungjawaban
Jassin sebagai pemimpin redaksi majalah
sastra atas pemuatan cerpen kipanjikusmin
C. Kasus “Langit Makin Mendung”
Cerita itu menimbulkan sikap pro dan
kontra di antara umat Islam dan para
sastrawan, karena pemuatan cerpen itu
majalah tersebut dilarang beredar oleh
Kejaksaan Tinggi Medan di daerah
hukumnya karena cerpen tersebut
“melukiskan suatu penghinaan terhadap
abstraksi dari ke-Tuhanan serta kemuliaan
Nabi Muhammad. Cerpen tersebut
dianggap menghina agama Islam
C. Kasus “Langit Makin Mendung”
Atas kemarahan para alim-ulama dan umat
Islam, Kipanjikusmin secara terbuka minta
maaf kepada umat Islam tanggal 24
Oktober 1968, pukul 10.30 pagi, di gedung
Departemen Penerangan, dan pernyataan
Kipanjikusmin itu secara lengkap dimuat
dalam harian Kami, 25 Oktober 1968
C. Kasus “Langit Makin Mendung”
Isi cerpen itu secara ringkas sebagai berikut:
Para pansiunan nabi di sorga mengajukan
petisi kepada Tuhan untuk mengirimkan
utusan turba ke bumi. Nabi Muhammad
ditunjuk sebagai utusan. Tuhan meminta
penjelasan kepadanya untuk apa turba ke
bumi. Muhammad menerangkan hal itu sangat
penting untuk meneliti mengapa pada akhir-
akhir ini sangat sedikit manusia yang masuk
sorga. Tuhan mengemukakan bahwa dunia
C. Kasus “Langit Makin Mendung”
Sudah boborok sekali, maka tidak ada gunanya
ditengok. Akan tetapi, akhirnya Tuhan pun
mengizinkannya dengan menyuruh malaikat
Jibril menyertainya dan memberi tunggangan
buroq. Diadakan upacara pemberangkatan
dengan pidato Nabi Adam sebagi sesepuh ahli
sorga dan atas nama seluruh ahli sorga ia
mengharapkan agar misi turba sukses. Tujuan
utama Muhammad adalah Arab, daerah
kelahirannya. Akan tetapi, di angkasa buroq
C. Kasus “Langit Makin Mendung”
Ditabrak sputnik Rusia. Sputnik dan buroq
hancur, sedangkan Muhammad dan Jibrail
terpental jatuh di atas awan di atas kota
Jakarta. Jakarta tampak sebagai bagian dari
neraka.
Jibrail menerangkan seluk-beluk Jakarta
yang sudah bobrok itu kepada Muhammad,
diterangkan tentang PBR (Pemimpin Besar
Revolusi) Bung Karno sebagai nabi palsu
dengan ide nasakomnya (nasional, agama, dan
C. Kasus “Langit Makin Mendung”
Komunis), tentang komplotan komunis yang
hendak menjatuhkan RI dengan pembunuhan
para jenderal di Lubang Buaya, peranan RRC
dalam mendorong G30S, anjuran PBB untuk
makan jagung, sagu, dan gaplek. Oleh semua
kengerian itu, nabi lupa untuk pergi ke
Mekkah, ke negeri Arab. Jibrail dan Nabi
Muhammad menyamar menjadi burung
rajawali (burung elang) untuk melihat Jakarta
yang bobrok itu lebih dekat.
C. Kasus “Langit Makin Mendung”
Bur Rasuanto menanggapi bahwa cerpen
“Langit Makin Mendung” itu versi lain cerpen
A.A. Navis “Robohnya Surau Kami”. Hanya saja,
A.A. Navis berhasil mengangkat persoalan ke
dalam karya sastra bermutu tinggi, sedangkan
Kipanjikusmin tidak.
Taufik Ismail pun menyatakan bahwa “Langit
Makin Mendung” tidak bermutu sastra, cerpen
yang buruk. Akan tetapi, secara tidak langsung
ia menyatakan bahwa cerpen itu tidak
bermaksud menghina Tuhan dan agama Islam.
D. Kasus Pengadilan Puisi
“Pengadilan puisi” telah terjadi di Bandung
tanggal 8 September 1974. Sesungguhnya
“Pengadilan Puisi” itu adalah bentuk
seminar atau diskusi sastra yang diubah
“bentuk formal”-nya menjadi semacam
pengadilan, sidang pengadilan olok-olok,
untuk kelucuan agar tidak menjemukan
“Pengadilan puisi” itu timbul akibat
ketidakpuasan sementara sastrawan muda
terhadap kehidupan sastra, khususnya puisi
D. Kasus Pengadilan Puisi
mutakhir, pada awal tahun 1970-an. Hal ini
mirip dengan masalah adanya “kriris sastra”
awal tahun 1950-an. Bedanya, pada “masalah
krisis sastra” para ahli sastra (dan kebudayaan)
pada waktu itu menganggap ada krisis sastra
Indonesia modern karena tidak ada atau tidak
terlahir karya-karya sastra bernilai, terutama
tidak ada roman (novel) yang ditulis,
sedangkan pada “pengadilan puisi” para
sastrawan (penyair) muda menganggap karya-
karya mereka yang cukup bernilai tidak atau
belum diperhitungkan oleh para kritikus pada
waktu itu.
D. Kasus Pengadilan Puisi
“Pengadilan puisi” merupakan salah satu kasus
pemberontakan angkatan muda terhadap
angkatan tua, angkatan yang sudah mapan,
ataupun pemberontakan terhadap kemapanan
sendiri, baik dalam bidang puisi (karya sastra)
maupun bidang kritik sastra yang
“mengokohkan” kemapanan itu.
Pemberontakan terhadap kemapanan itu
dalam konotasinya pemberontakan terhadap
ketradisonalan atau ukuran-ukuran (penilaian)
yang mutlak karena dogmatis.
E. Para Kritikus Asing dalam Kesusastraan Indonesia
Modern
1. A. Teeuw
A teeuw adalah mahaguru dalam bidang
bahasa dan sastra Melayu dan Indonesia pada
Universitas Leiden (secara resmi mengakhiri
masa dinasnya tanggal 1 September 1986)
Mempelajari bahasa dan sastra Indonesia di
Universitas Utrecht dan memperoleh gelar
doktor sastra di universitas itujuga dengan
disertasi yang berjudul Bhomakavya (1946).
Jadi, menurut judul disertasinya ia adalah ahli
bahasa dan sastra Jawa Kuno.
E. Para Kritikus Asing dalam Kesusastraan Indonesia
Modern
1. A. Teeuw
A teeuw selalu berhubungan dengan
Indonesia(berkunjung ke Indonesia) karena
telibat berbagai aktivitas ilmiah dalam
rangka kersa sama Indonesia-Belanda. Di
antaranya memberi penataran sastra pada
dosen-dosen Indonesia dan memberi kuliah
sastra pada program S-2. aktivitas kuliah
sastranya itu menghasilkan buku teori
sastra berjudul Sastra dan Ilmu Sastra
(1984)
E. Para Kritikus Asing dalam Kesusastraan Indonesia
Modern
1. A. Teeuw
Dalam Pokok dan Tokoh, kritik Teeuw
berjenis impresionistik, judisial, dan
cenderung kepada tipe ekspresif meskipun
karya sastranya sendiri juga dipentingkan.
Biasanya dalam pembicaraan roman secara
singkat dibuat dahulu ringkasan cerita,
sesudah itu baru dibuat komentar dan
penilaian singkat. Misalnya tampak pada
kritiknya kepada Layar Terkembang
E. Para Kritikus Asing dalam Kesusastraan Indonesia
Modern
1. A. Teeuw
Dalam menilai ia membandingkan karya
sastra yang ditinjaunya itu dengan karya
sastra lain, baik karya pengarang itu sendiri
maupun karya pengarang lain
Kriteria penilaiannya dengan dasar orientasi
mimetik, sesuai dengan aliran realisme.
E. Para Kritikus Asing dalam Kesusastraan Indonesia
Modern
2. Harry Aveling
Harry Aveling alias Swami Anand Haridas.
Paling sedikit kehadiran tulisannya di
Indonesia telah mendorong diadakannya
“Pengadilan Puisi”, setidak-tidaknya
menjadi sandaran bagi dakwaan “Penuntut
Umum”, di Bandung pada tanggal 8
September 1974
Ia berada di Indonesia pada bulan
Desember 1969 sampai Juni 1970.
E. Para Kritikus Asing dalam Kesusastraan Indonesia
Modern
2. Harry Aveling
Selama tinggal di Indonesia dan sesudahnya
dia banyak menulis kritik sastra (terapan)
dan esai tentang kesusastraan Indonesia
Modern, di antaranya dimuat dalam
majalah Horizon, Budaya Jaya, dan Basis
Sebagian tulisannya itu kemudian
dibukukan di bawah nama barunya Swami
Anand Haridas, berjudul Sastra Indonesia:
Terlibat atau Tidak? Diterbitkan oleh
penerbit Kanisius Yogyakarta, 1986
E. Para Kritikus Asing dalam Kesusastraan Indonesia
Modern
2. Harry Aveling
Dalam sampul bukunya di atas, tertulis ia
lahir di Sydney Australia 30 Maret 1942.
Lulus dari Universitas Sydney tahun 1966,
menurut pengakuannya ia mendapat gelar
M.A. Di bidang kesusastraan Indonesia dan
telah mengajar kesusastraan Indonesia
sejak tahun 1963
Pernah berkunjung ke Indonesia dan
Malaysia sebelum tahun 1969
E. Para Kritikus Asing dalam Kesusastraan Indonesia
Modern
2. Harry Aveling
Ia menerjemahkan karya-karya sastra Indonesiake
dalam bahasa Inggris. Di antaranya adalah
1. Contemporary Indonesian Poetry (1975)
2. Rendra Ballads and Blues: Poems Translated
from Indonesian
3. Kapai-kapai drama Arifin C. Noer (Moths, 1974
4. Ziarah novel Iwan Simatupang (The Pilgrim,
1975) dan Kooong (The Story of Pigeon)
5. Godlob kumpulan cerpen Danarto
(Abracadabra, 1978)
E. Para Kritikus Asing dalam Kesusastraan Indonesia
Modern
2. Harry Aveling
Ia datang dari latar belakang tradisi kritik
yang pragmatik, kurang emosional,
cenderung ke arah sinisme dan sekaligus
juga ke arah moral Inggris dan berlatar
belakang pula praktik-praktik kritik yang
didapatnya dari new criticism (karya sastra
baru dari kaum New Critics)
Corak dan jenis kritiknya bersifat akademik
E. Para Kritikus Asing dalam Kesusastraan Indonesia
Modern
3. Anthony H. Johns
Ia datang dari latar belakang tradisi kritik
yang pragmatik, kurang emosional,
cenderung ke arah sinisme dan sekaligus
juga ke arah moral Inggris dan berlatar
belakang pula praktik-praktik kritik yang
didapatnya dari new criticism (karya sastra
baru dari kaum New Critics)
Corak dan jenis kritiknya bersifat akademik

More Related Content

What's hot

Periodisasi Sastra Indonesia
Periodisasi Sastra IndonesiaPeriodisasi Sastra Indonesia
Periodisasi Sastra IndonesiaDedi Irawan
 
Modul sejarah sastra Indonesia
Modul sejarah sastra IndonesiaModul sejarah sastra Indonesia
Modul sejarah sastra IndonesiaInunks Peihhcc
 
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang WacanaContoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang WacanaAi Roudatul
 
Perkembangan filologi
Perkembangan filologiPerkembangan filologi
Perkembangan filologiArif Pradana
 
Teori strukturalisme prosa fiksi
Teori strukturalisme prosa fiksiTeori strukturalisme prosa fiksi
Teori strukturalisme prosa fiksiLaila Purnamasari
 
KRITIK DAN ESAI SASTRA
KRITIK DAN ESAI SASTRAKRITIK DAN ESAI SASTRA
KRITIK DAN ESAI SASTRAFaraz Sonia
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURNurulbanjar1996
 
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)Inunks Peihhcc
 
Analisis Gaya Bunyi dan Gaya Wacana Pada Kumpulan Sajak Sapardi Djoko Damono
Analisis Gaya Bunyi dan Gaya Wacana Pada Kumpulan Sajak Sapardi Djoko DamonoAnalisis Gaya Bunyi dan Gaya Wacana Pada Kumpulan Sajak Sapardi Djoko Damono
Analisis Gaya Bunyi dan Gaya Wacana Pada Kumpulan Sajak Sapardi Djoko DamonoWaesyTibyani
 
1. hakikat kritik sastra
1. hakikat kritik sastra1. hakikat kritik sastra
1. hakikat kritik sastraCoral Reef
 
KAIDAH KALIMAT
KAIDAH KALIMATKAIDAH KALIMAT
KAIDAH KALIMATsyoretta
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 
Aspek gramatikal wacana
Aspek gramatikal wacanaAspek gramatikal wacana
Aspek gramatikal wacanamursiaekawati
 

What's hot (20)

Periodisasi Sastra Indonesia
Periodisasi Sastra IndonesiaPeriodisasi Sastra Indonesia
Periodisasi Sastra Indonesia
 
Modul sejarah sastra Indonesia
Modul sejarah sastra IndonesiaModul sejarah sastra Indonesia
Modul sejarah sastra Indonesia
 
Pendekatan mimetis kel 1
Pendekatan mimetis kel 1Pendekatan mimetis kel 1
Pendekatan mimetis kel 1
 
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang WacanaContoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
 
Relasi makna
Relasi maknaRelasi makna
Relasi makna
 
Perkembangan filologi
Perkembangan filologiPerkembangan filologi
Perkembangan filologi
 
Teori strukturalisme prosa fiksi
Teori strukturalisme prosa fiksiTeori strukturalisme prosa fiksi
Teori strukturalisme prosa fiksi
 
KRITIK DAN ESAI SASTRA
KRITIK DAN ESAI SASTRAKRITIK DAN ESAI SASTRA
KRITIK DAN ESAI SASTRA
 
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTURTINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR
 
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
Ringkasan buku pengkajian puisi (RACHMAT DJOKO PRADOPO)
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Analisis Gaya Bunyi dan Gaya Wacana Pada Kumpulan Sajak Sapardi Djoko Damono
Analisis Gaya Bunyi dan Gaya Wacana Pada Kumpulan Sajak Sapardi Djoko DamonoAnalisis Gaya Bunyi dan Gaya Wacana Pada Kumpulan Sajak Sapardi Djoko Damono
Analisis Gaya Bunyi dan Gaya Wacana Pada Kumpulan Sajak Sapardi Djoko Damono
 
1. hakikat kritik sastra
1. hakikat kritik sastra1. hakikat kritik sastra
1. hakikat kritik sastra
 
Sastra banding
Sastra bandingSastra banding
Sastra banding
 
aliran teori sastra
aliran teori sastraaliran teori sastra
aliran teori sastra
 
Linguistik sinkronik dan linguistik diakronik
Linguistik sinkronik dan linguistik diakronikLinguistik sinkronik dan linguistik diakronik
Linguistik sinkronik dan linguistik diakronik
 
KAIDAH KALIMAT
KAIDAH KALIMATKAIDAH KALIMAT
KAIDAH KALIMAT
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Psikolinguistik ppt
Psikolinguistik  pptPsikolinguistik  ppt
Psikolinguistik ppt
 
Aspek gramatikal wacana
Aspek gramatikal wacanaAspek gramatikal wacana
Aspek gramatikal wacana
 

Similar to Kritik Sastra Modern

Kabaretisasi cerpen
Kabaretisasi cerpenKabaretisasi cerpen
Kabaretisasi cerpenDHEluvELI
 
1 SASTRA AWAL - LINTASAN KESUSASTRAAN MODERN - JACOB SUMARDJO.pptx
1 SASTRA AWAL - LINTASAN KESUSASTRAAN MODERN - JACOB SUMARDJO.pptx1 SASTRA AWAL - LINTASAN KESUSASTRAAN MODERN - JACOB SUMARDJO.pptx
1 SASTRA AWAL - LINTASAN KESUSASTRAAN MODERN - JACOB SUMARDJO.pptxAnggaTrioSanjaya1
 
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
 apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarangAjengIlla
 
Periodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesiaPeriodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesiaKhoirun Nif'an
 
Mari belajar Apresiasi sasrta, unsur intrinsik novel&pidato,khotbah&ceramah
Mari belajar Apresiasi sasrta, unsur intrinsik novel&pidato,khotbah&ceramahMari belajar Apresiasi sasrta, unsur intrinsik novel&pidato,khotbah&ceramah
Mari belajar Apresiasi sasrta, unsur intrinsik novel&pidato,khotbah&ceramahDebby Zalina
 
KANONISASI SASTRA
KANONISASI SASTRA KANONISASI SASTRA
KANONISASI SASTRA Fadia Rizqi
 
Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra
Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putraPeriodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra
Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putrarizalnugrahaputra
 
Periodisasi sastra indonesia presentasi bi
Periodisasi sastra indonesia presentasi biPeriodisasi sastra indonesia presentasi bi
Periodisasi sastra indonesia presentasi biFelicia Cile
 
Krisiskebebasan albertcamus-170821181109
Krisiskebebasan albertcamus-170821181109Krisiskebebasan albertcamus-170821181109
Krisiskebebasan albertcamus-170821181109muhammad tarmizi
 
Periodisasi sastra menurut nugroho notosusanto
Periodisasi sastra menurut nugroho notosusantoPeriodisasi sastra menurut nugroho notosusanto
Periodisasi sastra menurut nugroho notosusantoidhaparwati
 
PPT Sejarah Sastra.pptx
PPT Sejarah Sastra.pptxPPT Sejarah Sastra.pptx
PPT Sejarah Sastra.pptxmynameistika
 
Sastra Indonesia (Angkatan 30-an - Pujangga Baru)
Sastra Indonesia (Angkatan 30-an - Pujangga Baru)Sastra Indonesia (Angkatan 30-an - Pujangga Baru)
Sastra Indonesia (Angkatan 30-an - Pujangga Baru)Johanes Rionaldo Sitinjak
 
KAJIAN DRAMA ABSURD & REALIS DENGAN MODEL PENGKAJIAN SOSIOLOGI SASTRA
KAJIAN DRAMA ABSURD & REALIS DENGAN MODEL PENGKAJIAN SOSIOLOGI SASTRAKAJIAN DRAMA ABSURD & REALIS DENGAN MODEL PENGKAJIAN SOSIOLOGI SASTRA
KAJIAN DRAMA ABSURD & REALIS DENGAN MODEL PENGKAJIAN SOSIOLOGI SASTRADedi Irawan
 
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980AjengIlla
 
Balai pustaka
Balai pustakaBalai pustaka
Balai pustakamawadahws
 
sejarah sastra balai pustaka pend,.bahasa dan sastra Indonesia
sejarah sastra balai pustaka pend,.bahasa dan sastra Indonesiasejarah sastra balai pustaka pend,.bahasa dan sastra Indonesia
sejarah sastra balai pustaka pend,.bahasa dan sastra IndonesiaNailun Najah
 
Analisis latar pada cerpen
Analisis latar pada cerpenAnalisis latar pada cerpen
Analisis latar pada cerpenitsnadia
 

Similar to Kritik Sastra Modern (20)

Kabaretisasi cerpen
Kabaretisasi cerpenKabaretisasi cerpen
Kabaretisasi cerpen
 
1 SASTRA AWAL - LINTASAN KESUSASTRAAN MODERN - JACOB SUMARDJO.pptx
1 SASTRA AWAL - LINTASAN KESUSASTRAAN MODERN - JACOB SUMARDJO.pptx1 SASTRA AWAL - LINTASAN KESUSASTRAAN MODERN - JACOB SUMARDJO.pptx
1 SASTRA AWAL - LINTASAN KESUSASTRAAN MODERN - JACOB SUMARDJO.pptx
 
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
 apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
 
Aaaaaaaa
AaaaaaaaAaaaaaaa
Aaaaaaaa
 
Periodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesiaPeriodisasi sastra indonesia
Periodisasi sastra indonesia
 
Mari belajar Apresiasi sasrta, unsur intrinsik novel&pidato,khotbah&ceramah
Mari belajar Apresiasi sasrta, unsur intrinsik novel&pidato,khotbah&ceramahMari belajar Apresiasi sasrta, unsur intrinsik novel&pidato,khotbah&ceramah
Mari belajar Apresiasi sasrta, unsur intrinsik novel&pidato,khotbah&ceramah
 
KANONISASI SASTRA
KANONISASI SASTRA KANONISASI SASTRA
KANONISASI SASTRA
 
Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra
Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putraPeriodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra
Periodisasi sastra indonesia dan karyanya by : rizal n putra
 
Teori mimetik 1
Teori mimetik 1Teori mimetik 1
Teori mimetik 1
 
Periodisasi sastra indonesia presentasi bi
Periodisasi sastra indonesia presentasi biPeriodisasi sastra indonesia presentasi bi
Periodisasi sastra indonesia presentasi bi
 
Krisiskebebasan albertcamus-170821181109
Krisiskebebasan albertcamus-170821181109Krisiskebebasan albertcamus-170821181109
Krisiskebebasan albertcamus-170821181109
 
KRISIS KEBEBASAN -- ALBERT CAMUS
KRISIS KEBEBASAN -- ALBERT CAMUSKRISIS KEBEBASAN -- ALBERT CAMUS
KRISIS KEBEBASAN -- ALBERT CAMUS
 
Periodisasi sastra menurut nugroho notosusanto
Periodisasi sastra menurut nugroho notosusantoPeriodisasi sastra menurut nugroho notosusanto
Periodisasi sastra menurut nugroho notosusanto
 
PPT Sejarah Sastra.pptx
PPT Sejarah Sastra.pptxPPT Sejarah Sastra.pptx
PPT Sejarah Sastra.pptx
 
Sastra Indonesia (Angkatan 30-an - Pujangga Baru)
Sastra Indonesia (Angkatan 30-an - Pujangga Baru)Sastra Indonesia (Angkatan 30-an - Pujangga Baru)
Sastra Indonesia (Angkatan 30-an - Pujangga Baru)
 
KAJIAN DRAMA ABSURD & REALIS DENGAN MODEL PENGKAJIAN SOSIOLOGI SASTRA
KAJIAN DRAMA ABSURD & REALIS DENGAN MODEL PENGKAJIAN SOSIOLOGI SASTRAKAJIAN DRAMA ABSURD & REALIS DENGAN MODEL PENGKAJIAN SOSIOLOGI SASTRA
KAJIAN DRAMA ABSURD & REALIS DENGAN MODEL PENGKAJIAN SOSIOLOGI SASTRA
 
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
 
Balai pustaka
Balai pustakaBalai pustaka
Balai pustaka
 
sejarah sastra balai pustaka pend,.bahasa dan sastra Indonesia
sejarah sastra balai pustaka pend,.bahasa dan sastra Indonesiasejarah sastra balai pustaka pend,.bahasa dan sastra Indonesia
sejarah sastra balai pustaka pend,.bahasa dan sastra Indonesia
 
Analisis latar pada cerpen
Analisis latar pada cerpenAnalisis latar pada cerpen
Analisis latar pada cerpen
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 

Kritik Sastra Modern

  • 1. Cahyo Hasanudin, M.Pd. Beberapa Masalah Kritik Sastra Indonesia Modern Pertemuan ke-12
  • 2. A. Masalah-Masalah Khusus dalam Kritik Sastra Indonesia Modern Masalah pertama tidak sesuainya karya sastra dengan dasar kritik sastra atau kriteria untuk menyaring karya sastra yang hendak diterbitkan, yaitu dasar kritik pragmatik yang merupakan aturan Balai Pustaka. Contohnya kasus Salah Asuhan dan Belenggu Masalah kedua, pada periode Pujangga Baru ada masalah perbedaan dasar
  • 3. A. Masalah-Masalah Khusus dalam Kritik Sastra Indonesia Modern Kritik sastra untuk menciptakan karya sastra. Yaitu “seni untuk seni”, “seni bertendens”, dan “seni untuk rakyat” Pada akhir tahun 1940-an, masuklah paham humanisme universal dalam seni dan sastra Indonesia. Yaitu sastra borjuis-patriotik (Pramoedya Ananta Toer) Pada awal tahun 1950-an ada masalah “krisis kesusastraan” karena pada awal
  • 4. A. Masalah-Masalah Khusus dalam Kritik Sastra Indonesia Modern tahun1950-an itu dianggap tidak ada karya- karya sastra yang bernilai sastra tinggi Pada periode 1950-1965 tokoh-tokoh sastra Lekra membuat serangan terhadap karya sastra dan sastrawan di luar Lekra secara gencar, yaitu tentang Tenggelamnya Kapal van der Wijck roman Hamka Pada paro kedua tahun 1960-an, timbul pula masalah khusus dalam kritik sastra
  • 5. A. Masalah-Masalah Khusus dalam Kritik Sastra Indonesia Modern dengan dimuatnya cerpen Ki Pandjikusmin yang berjudul “Langit Makin Mendung” dalam majalah sastra Pada paro kedua tahun 1960-an s.d. 1975 terjadi perdebatan dalam bidang metode (teori kritik sastra) antara pengikut kritik sastra ilmiah (kritik objektif) yang dikenal sebagai “kritik analitik” dengan pengikut “kritik sastra metode Ganzheit”.
  • 6. A. Masalah-Masalah Khusus dalam Kritik Sastra Indonesia Modern Pada awal tahun 1970-an, terjadi ketidakpuasan para penyair muda terhadap sajak-sajak dan penyair yang sudah mapan”, terutama yang berkubu di majalah Horizon. Dengan demikian, timbul “puisi Mbeling” yang dimuat dalam majalah Aktuil. “Puisi mbeling” ini dipanglimai oleh Remy Sylado (Japie Tambajong). Kemudian, “Puisi mbeling” ini dikenal dengan nama “puisi lugu”
  • 7. A. Masalah-Masalah Khusus dalam Kritik Sastra Indonesia Modern Pada sekitar pertengahan tahun 1980-an, terjadilah polemik sekitar masalah “sastra kontekstual”. Polemik ini dibukukan oleh Ariel Heryanto Pada paro kedua tahun 1980-an, timbul masalah kritik sastra di Indonesia, terutama dengan timbulnya karya-karya sastra yang menunjukkan latar belakang sosial budaya Indonesia (nusantara) yang khusus
  • 8. A. Masalah-Masalah Khusus dalam Kritik Sastra Indonesia Modern Pada tahun 1984, Subagio Sastrowardojo telah menyatakan penolakan terhadap teori sastra Barat (yang baru) untuk diterapkan begitu saja (begitu saja) dalam mengkritik karya sastra Indonesia Pada awal tahun 1988 diadakan seminar kritik dan teori sastra di Universitas Bung Hatta Padang untuk mendorong terbentuknya teori sastra dan kritik sastra yang sesuai dengan karya sastra Indonesia sendiri.
  • 9. B. Kasus Tenggelamnya Kapal van der Wijck Pada mulanya Abdullah S.P. menuduh Hamka melakukan plagiat dengan bukunya Tenggelamnya Kapal van der Wijck Tuduhan plagiat ini bukan hanya bersifat kasus kritik sastra saja, melainkan juga terkandung tujuan politik untuk menjatuhkan lawan partai Abdullah S.P. menuduh Hamka menjiplak mentah-mentah buku Magdalaine karya pujangga Mesir Manfaluthi yang
  • 10. B. Kasus Tenggelamnya Kapal van der Wijck Merupakan terjemahan karya Alphonse Caré (nama menurut Abdullah), pujangga Perancis Buku Manfaluthi dalam Bahasa Arab (cet. Ke-11), buku Hamka (cet. Ke-7), 1958. dikemukakannya bahwa yang dijiplak adalah tema, isi, dan napasnya. Hamka hanya mengganti tempat kejadian dan tokoh-tokohnya dan menggunakan warna setempat
  • 11. B. Kasus Tenggelamnya Kapal van der Wijck Tuduhan yang bersifat poletis itu menjadi semakin hebat setelah Pramoedya Ananta Toer campur tangan “menolong” Abdullah dalam membuat kerangka penelitian idea script untuk lebih meyakinkan lagi bahwa buku Hamka itu “jiplakan mentah-mentah” Suara merdeka melontarkan bahwa Hamka melakukan skandal besar dalam kesusatraan dengan menjiplak karya orang lain dan Suara Merdeka menginginkan Hamka diadili
  • 12. B. Kasus Tenggelamnya Kapal van der Wijck Harian Rakyat menuduh Hamka sebagai doktor Plagiator Hamka memberikan keterangan kepada wartawan Berita Minggu bahwa memang ia terpengaruh Manfuluthi, juga dalam Gema Islam. Hamka mengharapkan agar Tenggelamnya Kapal van der Wijck diteliti secara ilmiah oleh ahli sastra untuk menentukan apakah hasil curian, saduran, atau asli secara pasti.
  • 13. B. Kasus Tenggelamnya Kapal van der Wijck Hamka berharap dibentuk panitia kesusatraan yang bersifat ilmiah di bawah Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Hamka bersedia akan memberikan keterangan Tuduhan plagiat itu ditolak oleh beberapa tokoh, diantaranya H.B. Jassin, Rusjdi, Umar Junus, Ali Audah, dan Soewardi Idris
  • 14. B. Kasus Tenggelamnya Kapal van der Wijck Seperti dikemukakan Jassin, roman Hamka itu bukan plagiat atau jiplakan karena Hamka tidak hanya menerjemahkan dan membubuhkan nama sendiri dalam terjemahan itu, melainkan ia menciptakan karya dengan “seluruh Kepribadiannya”. Dengan demikian kasus Tenggelamnya Kapal van der Wicjk itu menjadi masalah hubungan intertekstual, bukan masalah jiplakan.
  • 15. C. Kasus “Langit Makin Mendung” “Langit Makin Mendung” cerpen Kipanjikusmin dimuat dalam majalah Sastra No. 8, Tahun VI, Agustus 1968, hlm. 3-8, Kemudian cerpen itu menimbulkan kasus apa yang disebut Jassin “Heboh Sastra 1968”. “Heboh Sastra 1968” adalah buku Jassin yang merupakan pertanggungjawaban Jassin sebagai pemimpin redaksi majalah sastra atas pemuatan cerpen kipanjikusmin
  • 16. C. Kasus “Langit Makin Mendung” Cerita itu menimbulkan sikap pro dan kontra di antara umat Islam dan para sastrawan, karena pemuatan cerpen itu majalah tersebut dilarang beredar oleh Kejaksaan Tinggi Medan di daerah hukumnya karena cerpen tersebut “melukiskan suatu penghinaan terhadap abstraksi dari ke-Tuhanan serta kemuliaan Nabi Muhammad. Cerpen tersebut dianggap menghina agama Islam
  • 17. C. Kasus “Langit Makin Mendung” Atas kemarahan para alim-ulama dan umat Islam, Kipanjikusmin secara terbuka minta maaf kepada umat Islam tanggal 24 Oktober 1968, pukul 10.30 pagi, di gedung Departemen Penerangan, dan pernyataan Kipanjikusmin itu secara lengkap dimuat dalam harian Kami, 25 Oktober 1968
  • 18. C. Kasus “Langit Makin Mendung” Isi cerpen itu secara ringkas sebagai berikut: Para pansiunan nabi di sorga mengajukan petisi kepada Tuhan untuk mengirimkan utusan turba ke bumi. Nabi Muhammad ditunjuk sebagai utusan. Tuhan meminta penjelasan kepadanya untuk apa turba ke bumi. Muhammad menerangkan hal itu sangat penting untuk meneliti mengapa pada akhir- akhir ini sangat sedikit manusia yang masuk sorga. Tuhan mengemukakan bahwa dunia
  • 19. C. Kasus “Langit Makin Mendung” Sudah boborok sekali, maka tidak ada gunanya ditengok. Akan tetapi, akhirnya Tuhan pun mengizinkannya dengan menyuruh malaikat Jibril menyertainya dan memberi tunggangan buroq. Diadakan upacara pemberangkatan dengan pidato Nabi Adam sebagi sesepuh ahli sorga dan atas nama seluruh ahli sorga ia mengharapkan agar misi turba sukses. Tujuan utama Muhammad adalah Arab, daerah kelahirannya. Akan tetapi, di angkasa buroq
  • 20. C. Kasus “Langit Makin Mendung” Ditabrak sputnik Rusia. Sputnik dan buroq hancur, sedangkan Muhammad dan Jibrail terpental jatuh di atas awan di atas kota Jakarta. Jakarta tampak sebagai bagian dari neraka. Jibrail menerangkan seluk-beluk Jakarta yang sudah bobrok itu kepada Muhammad, diterangkan tentang PBR (Pemimpin Besar Revolusi) Bung Karno sebagai nabi palsu dengan ide nasakomnya (nasional, agama, dan
  • 21. C. Kasus “Langit Makin Mendung” Komunis), tentang komplotan komunis yang hendak menjatuhkan RI dengan pembunuhan para jenderal di Lubang Buaya, peranan RRC dalam mendorong G30S, anjuran PBB untuk makan jagung, sagu, dan gaplek. Oleh semua kengerian itu, nabi lupa untuk pergi ke Mekkah, ke negeri Arab. Jibrail dan Nabi Muhammad menyamar menjadi burung rajawali (burung elang) untuk melihat Jakarta yang bobrok itu lebih dekat.
  • 22. C. Kasus “Langit Makin Mendung” Bur Rasuanto menanggapi bahwa cerpen “Langit Makin Mendung” itu versi lain cerpen A.A. Navis “Robohnya Surau Kami”. Hanya saja, A.A. Navis berhasil mengangkat persoalan ke dalam karya sastra bermutu tinggi, sedangkan Kipanjikusmin tidak. Taufik Ismail pun menyatakan bahwa “Langit Makin Mendung” tidak bermutu sastra, cerpen yang buruk. Akan tetapi, secara tidak langsung ia menyatakan bahwa cerpen itu tidak bermaksud menghina Tuhan dan agama Islam.
  • 23. D. Kasus Pengadilan Puisi “Pengadilan puisi” telah terjadi di Bandung tanggal 8 September 1974. Sesungguhnya “Pengadilan Puisi” itu adalah bentuk seminar atau diskusi sastra yang diubah “bentuk formal”-nya menjadi semacam pengadilan, sidang pengadilan olok-olok, untuk kelucuan agar tidak menjemukan “Pengadilan puisi” itu timbul akibat ketidakpuasan sementara sastrawan muda terhadap kehidupan sastra, khususnya puisi
  • 24. D. Kasus Pengadilan Puisi mutakhir, pada awal tahun 1970-an. Hal ini mirip dengan masalah adanya “kriris sastra” awal tahun 1950-an. Bedanya, pada “masalah krisis sastra” para ahli sastra (dan kebudayaan) pada waktu itu menganggap ada krisis sastra Indonesia modern karena tidak ada atau tidak terlahir karya-karya sastra bernilai, terutama tidak ada roman (novel) yang ditulis, sedangkan pada “pengadilan puisi” para sastrawan (penyair) muda menganggap karya- karya mereka yang cukup bernilai tidak atau belum diperhitungkan oleh para kritikus pada waktu itu.
  • 25. D. Kasus Pengadilan Puisi “Pengadilan puisi” merupakan salah satu kasus pemberontakan angkatan muda terhadap angkatan tua, angkatan yang sudah mapan, ataupun pemberontakan terhadap kemapanan sendiri, baik dalam bidang puisi (karya sastra) maupun bidang kritik sastra yang “mengokohkan” kemapanan itu. Pemberontakan terhadap kemapanan itu dalam konotasinya pemberontakan terhadap ketradisonalan atau ukuran-ukuran (penilaian) yang mutlak karena dogmatis.
  • 26. E. Para Kritikus Asing dalam Kesusastraan Indonesia Modern 1. A. Teeuw A teeuw adalah mahaguru dalam bidang bahasa dan sastra Melayu dan Indonesia pada Universitas Leiden (secara resmi mengakhiri masa dinasnya tanggal 1 September 1986) Mempelajari bahasa dan sastra Indonesia di Universitas Utrecht dan memperoleh gelar doktor sastra di universitas itujuga dengan disertasi yang berjudul Bhomakavya (1946). Jadi, menurut judul disertasinya ia adalah ahli bahasa dan sastra Jawa Kuno.
  • 27. E. Para Kritikus Asing dalam Kesusastraan Indonesia Modern 1. A. Teeuw A teeuw selalu berhubungan dengan Indonesia(berkunjung ke Indonesia) karena telibat berbagai aktivitas ilmiah dalam rangka kersa sama Indonesia-Belanda. Di antaranya memberi penataran sastra pada dosen-dosen Indonesia dan memberi kuliah sastra pada program S-2. aktivitas kuliah sastranya itu menghasilkan buku teori sastra berjudul Sastra dan Ilmu Sastra (1984)
  • 28. E. Para Kritikus Asing dalam Kesusastraan Indonesia Modern 1. A. Teeuw Dalam Pokok dan Tokoh, kritik Teeuw berjenis impresionistik, judisial, dan cenderung kepada tipe ekspresif meskipun karya sastranya sendiri juga dipentingkan. Biasanya dalam pembicaraan roman secara singkat dibuat dahulu ringkasan cerita, sesudah itu baru dibuat komentar dan penilaian singkat. Misalnya tampak pada kritiknya kepada Layar Terkembang
  • 29. E. Para Kritikus Asing dalam Kesusastraan Indonesia Modern 1. A. Teeuw Dalam menilai ia membandingkan karya sastra yang ditinjaunya itu dengan karya sastra lain, baik karya pengarang itu sendiri maupun karya pengarang lain Kriteria penilaiannya dengan dasar orientasi mimetik, sesuai dengan aliran realisme.
  • 30. E. Para Kritikus Asing dalam Kesusastraan Indonesia Modern 2. Harry Aveling Harry Aveling alias Swami Anand Haridas. Paling sedikit kehadiran tulisannya di Indonesia telah mendorong diadakannya “Pengadilan Puisi”, setidak-tidaknya menjadi sandaran bagi dakwaan “Penuntut Umum”, di Bandung pada tanggal 8 September 1974 Ia berada di Indonesia pada bulan Desember 1969 sampai Juni 1970.
  • 31. E. Para Kritikus Asing dalam Kesusastraan Indonesia Modern 2. Harry Aveling Selama tinggal di Indonesia dan sesudahnya dia banyak menulis kritik sastra (terapan) dan esai tentang kesusastraan Indonesia Modern, di antaranya dimuat dalam majalah Horizon, Budaya Jaya, dan Basis Sebagian tulisannya itu kemudian dibukukan di bawah nama barunya Swami Anand Haridas, berjudul Sastra Indonesia: Terlibat atau Tidak? Diterbitkan oleh penerbit Kanisius Yogyakarta, 1986
  • 32. E. Para Kritikus Asing dalam Kesusastraan Indonesia Modern 2. Harry Aveling Dalam sampul bukunya di atas, tertulis ia lahir di Sydney Australia 30 Maret 1942. Lulus dari Universitas Sydney tahun 1966, menurut pengakuannya ia mendapat gelar M.A. Di bidang kesusastraan Indonesia dan telah mengajar kesusastraan Indonesia sejak tahun 1963 Pernah berkunjung ke Indonesia dan Malaysia sebelum tahun 1969
  • 33. E. Para Kritikus Asing dalam Kesusastraan Indonesia Modern 2. Harry Aveling Ia menerjemahkan karya-karya sastra Indonesiake dalam bahasa Inggris. Di antaranya adalah 1. Contemporary Indonesian Poetry (1975) 2. Rendra Ballads and Blues: Poems Translated from Indonesian 3. Kapai-kapai drama Arifin C. Noer (Moths, 1974 4. Ziarah novel Iwan Simatupang (The Pilgrim, 1975) dan Kooong (The Story of Pigeon) 5. Godlob kumpulan cerpen Danarto (Abracadabra, 1978)
  • 34. E. Para Kritikus Asing dalam Kesusastraan Indonesia Modern 2. Harry Aveling Ia datang dari latar belakang tradisi kritik yang pragmatik, kurang emosional, cenderung ke arah sinisme dan sekaligus juga ke arah moral Inggris dan berlatar belakang pula praktik-praktik kritik yang didapatnya dari new criticism (karya sastra baru dari kaum New Critics) Corak dan jenis kritiknya bersifat akademik
  • 35. E. Para Kritikus Asing dalam Kesusastraan Indonesia Modern 3. Anthony H. Johns Ia datang dari latar belakang tradisi kritik yang pragmatik, kurang emosional, cenderung ke arah sinisme dan sekaligus juga ke arah moral Inggris dan berlatar belakang pula praktik-praktik kritik yang didapatnya dari new criticism (karya sastra baru dari kaum New Critics) Corak dan jenis kritiknya bersifat akademik