Dokumen tersebut membahas tentang arti kata "ilah" dalam bahasa Arab. Secara harfiah, ilah berarti sesuatu yang dicari perlindungan dan ketenangannya. Namun, menurut penjelasan dalam dokumen, hanya Allah yang berhak disembah dan dijadikan ilah, karena hanya Dialah pemilik otoritas mutlak atas segala sesuatu.
4. Kata ILAH
• Terdiri atas tiga hurup: alif, laam, dan haa
• Kalau merujuk ke kamus besar bahasa Arab
maka ALIHA itu memiliki beberapa arti
–Tenang/tentram (ِهْيَلِإ َنَكَس)
–Memohon perlindungan (ِهِب َارَجَتْسِا)
–Yang dituju karena rindunya ( ْيَلِإ َاقَتْشِاِه )
–Paling dicintai/dirindukan (ِهِب َعِل ُ)و
–Mengabdi (ُهَدَبَع)
Pertemuan V 4
5. Tenang/Tentram (ِهْيَلِإ َنَكَس)
• Berarti إالهللا الإله maknanya “tidak ada yang dapat
memberikan ketenangan dan ketentraman
kecuali Allah”
• Seorang Muslim harus yakin bahwa tidak ada
yang dapat menenangkan dan menentramkan
kecuali menjalin hubungan dengan Allah
• 13:28 ُوبُلُقْال ُّنِئَمْطَت ِ هاَّلل ِرْكِذِب الَأ (Ingatlah, hanya
dengan mengingat Allah-lah hati menjadi
tenteram)
• 10:7 ridho dan merasa tenang dengan kehidupan
dunia ( واُّنَمأْواط ياْنُّدال حياةْبال ورضوابها )
Pertemuan V 5
6. Memohon Perlindungan (ِهِب َارَجَتْسِا)
• Berarti إالهللا َالإل maknanya “tidak ada yang
dapat memberikan perlindungan kecuali
Allah”
• 72:6 minta perlindungan kepada jin,
didapati adalah bencana dan dosa
• Hadits: meski semua makhluk melindungi
seseorang tapi Allah hendak menimpakan
bencana, maka akan tertimpa bencana.
Begitu pula sebaliknya
Pertemuan V 6
7. Yang Dituju Karena Rindunya (ِهْيَلِإ َاقَتْشِا)
• Berarti إالهللا الإله maknanya “tidak ada yang
dituju karena rindunya kecuali Allah”
• َانُتَيَاغ ُهللا Allah tujuan kami
• 51:50-51 larilah kamu menuju Allah
–Kalau lari, tabiatnya muka ke depan dan
tidak berpaling ke kiri dan ke kanan
–Jangan terbuai dengan dunia dan orang
lain
• 18:28 ْمُهْنَع ََاكنْيَع ُدْعَت ال َو (janganlah keduaPertemuan V 7
8. Paling Dicintai/Dirindukan (ِهِب َعِلُ)و
• Berarti إالهللا الإله maknanya “tidak ada yang dicintai
atau dirindukan kecuali Allah”
• Boleh kita cinta anak, harta, dan yang lainnya, tapi
yang paling dcintai haruslah Allah
• 2:165 kecintaan seorang mu’min kepada Allah harus
sangat cinta, bukan sama cintanya dengan kepada
selainNya
• Kenapa cintai tertinggi harus kepada Allah?
– Karena tabiat cinta itu menuntut pengorbanan
– Menuruti tuntutan anak, istri, dan lainnya tidak
boleh bertentangan dengan AllahPertemuan V 8
9. Mengabdi (ُهَدَبَع)
• Ini arti ilah yang merangkum semua arti ilah di
atas
• Karena mengabdi berarti
–Merasa tenang
–Minta perlindungan
–Menuju karena rindunya
–Mencintai
• Berarti إالهللا الإله maknanya “tidak ada yang
berhak diabdi kecuali Allah”Pertemuan V 9
10. Tuntutan Pengabdian
• Pengabdian itu tercapai kalau dilakukan
dengan
–Sempurna dalam mencintai (ِةهبَحَمْال ُلاَمَك)
• Merasa asyik bersamanya
• Berlama-lama bersamanya
–Sempurna dalam menghinakan diri ( ُلاَمَك
ِلُّلَذهت)ال
• Kerendahan yang paling rendah adalah saat
sujud
–Sempurna dalam ketundukan (ِع ْوُضُخْال ُلاَمَك)Pertemuan V 10
11. Ilah itu X
• Dari keterangan arti ilah secara bahasa, maka ilah
itu bisa apa saja ilah itu X
• X jadi ilah kalau
– Diharapkan (ُب ْوُغ ْرَمْلَا) karunia dan pahalanya
atas segala jerih payahnya
– Ditakuti (ُب ْوُه ْرَمْلَا) siksanya (intimidasi, teror,
ancaman); X biasanya punya fasilitas dunia
– Diikuti (ُع ْوُبْتَمْلَا) perintah dan larangannya yang
bertentangan dengan Allah (42:21 X buat
syariat lalu diikuti, X = ilah)
– Dicintai (ُب ْوُبْحَمْلَا) sama atau lebih tinggi dari
pada cintanya kepada AllahPertemuan V 11
12. ILAH (Ibnu Taimiyah)
ْلَقْال ُهَهَلْأَي يِذهال َوُهِبُحْال ِلُكِب ُب
ِلْجهتال َو ِْميِظْعهتال َوْي ِرْكهتال َو ِلْيِم
َن َو ِف َْوخال َو ِاءَجهالر َوَكِلَذ َوْح
Segala yang digandrungi hati dengan
segenap kecintaan, pengagungan,
penghormatan, pemuliaan, harap,
cemas, dan sederajat dengan itu
Pertemuan V 12
13. Pengabdian Kepada Allah
• Pengabdian hanyalah kepada
Allah saja karena
–Allah Pemilik otoritas
–Allah Pemilik ketaatan
–Allah Pemilik kedaulatan
Pertemuan V 13
14. Allah Pemilik Otoritas (ِةَيَالِوْال ُب ِاحَص)
• Hak memerintah dan memimpin ada di
Tangan Allah, bukan yang lain
• 7:54 ُرْاألم َو ُقَْلخْال ُهَل الَأ Ingatlah, menciptakan
dan memerintah hanyalah hak Allah
• 7:196 ِكْال َلهَزن يِذهال ُ هاَّلل َيِيِل َو هنِإهَّال هل َوَتَي َوُه َو َابَتَين ِحِلا
Sesungguhnya pelindungku ialah Allah yang
telah menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia
melindungi orang-orang yang saleh.
• Kalau ada manusia yang mengaku punya
otoritas merebut hak Allah = syirikPertemuan V 14
15. Allah Pemilik Ketaatan (ِةَعاَّالط ُب ِاحَص)
• Ketaatan yang utama adalah taat kepada Allah (4:59)
• Ketaatan kepada Rasul karena Rasul tidak pernah
ma’siyat kepada Allah, sehingga nilai ketaatannya
sama (4:80)
• Ketaatan kepada ulil amri punya syarat, ulil amri itu
taat kepada Allah
ال اامَّنِإ ٍةاي ِصْعام يِف ااةعااط اَلِوفُرْعامْلا يِف ُاةعاَّط
Tidak ada ketaatan dalam ma’siyat, ketaatan itu hanya
pada masalah ma’ruf (Muttafaq alaih)
Pertemuan V 15
16. Allah Pemilik Kedaulatan (ِةَّيِمِكاَحْال ُب ِاحَص)
• Kedaulatan ada di tangan Allah (6:57,
12:40,67)
ِ ه َِّلل الِإ ُمْكُحْال ِنِإ
Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah
• Kedaulatan rakyat bermakna
–Bagaimana umat Islam sebagai mayoritas
mendapatkan aspirasi-aspirasi yang Islami
–Memastikan bahwa negara ini adalah
negara hukum, sehingga hak-hakPertemuan V 16
17. Ilah Satu-satunya Allah SWT]
• Yang kita berikan cinta yang
sempurna, penghinaan diri yang
sempurna, ketundukan yang
sempurna hanyalah Allah
• Yang memiliki otoritas, ketaatan, dan
kedaulatan hanyalah Allah saja
• 20:14 Aku Allah maka sembahlah
Aku ( َأ الِإ َهَلِإ ال ُ هاَّلل َانَأ يِنهنِإيِنْدُبْعاَف َان )Pertemuan V 17
18. Dialog Rasul SAW dan Banu Syaiban
• BS: Kepada apa kamu menyeru kami, wahai
saudaraku Quraisy?
• Rasul: Aku menyeru agar kalian mengatakan إالهللا الإله
• BS: Kalau begitu kamu akan diperangi bangsa Arab
dan non-Arab. Kalau dengan Arab kami berani, tapi
dengan Persia tiada ampun
• Rasul: Kebaikan bagi kalian kalau kalian menerima,
dan keburukan bagi kalian jika kalian menolak.
Sesungguhnya dien Allah tidak akan menolongnya
kecuali yang meliputi seluruh sisi-sisinya
Pertemuan V 18
21. Susunan Unik إالهللا الإله
• Kalimat إالهللا الإله memiliki susunan yang
unik
ال…….إال……..
• Jadi yang dikehendaki adalah “peniadaan
semuanya (ilah) dan pengokohan satu
saja (Allah)
–Tidak kenal kompromi
Pertemuan V 21
22. Menanam Tanaman
• Ada empat kemungkinan
Pertemuan V 22
NO Awal Akhir Hasil
1 Babat Tanam Subur/baik
2 Babat Tidak
tanam
Tanaman
asal
3 Tidak
babat
Tanam Kerdil (mati)
4 Tidak Tidak Liar
23. No. 1
•Itulah gambaran kalimat
إالهللا الإله
•Hasilnya adalah keimanan
yang kokoh
Pertemuan V 23
24. No. 2
• الإله tanpa إالهللا
• Menolak kebatilan tanpa mau menerima
kebenaran
• Hasilnya kebatilan lagi
• Mungkin hanya rupanya yang berbeda, tapi
tetap kebatilan (kebatilan baru)
• Contoh: menolak kapitalisme tapi tidak
mau menerima Islam, hasilnya
sosialisme/komunisme
Pertemuan V 24
25. No. 3
• إالهللا tanpa الإله
• Mengakui kebenaran tapi tidak
mau menolak kebatilan
• Hasilnya: mencampur-adukkan
kebenaran dengan kebatilan (2:42)
َبْالِب هقَحْال واُسِبْلَت ال َوْال واُمُتْكَت َو ِلِاطهقَح
َونُمَلْعَت ْمُتْنَأ َوPertemuan V 25
26. No. 4
• Semua dibabat dan tidak
mengakui kebenaran, berarti
ATEIS
• Ateis adalah paham yang
buruk karena tidak mengakui
adanya tuhan
Pertemuan V 26
27. Pohon yang Baik (14:24-25)
• Kalimat إالهللا الإله adalah kalimat
yang baik (ًةَبِيَط ًةَمِلَك)
• Perumpamaannya seperti
pohon yang baik ( ِيَط ٍةَرَجَشَكٍةَب )
• Apa ciri-ciri pohon yang baik?
Pertemuan V 27
28. Akarnya Kokoh (تإباَث اَهُلْصَ)أ
• Ini syarat sebuah pohon bisa hidup dengan
baik
• Akar adalah tempat menyerap makanan
• Akar juga untuk mengikat pohon dengan
tanah sehingga tidak roboh
• Akar yang kokoh mampu menahan angin
yang kencang
• Iman yang kuat: akar imannya menghunjam
ke dalam hati
–Akan kokoh dan teguh dalamPertemuan V 28
29. Cabangnya (Menjulang) Ke Langit (إاءَمَّسال يإف اَهُع ْرَف)
• Karena akarnya kokoh, maka mampu menopang
cabang-cabang yang menjulang tinggi ke langit
• Ketinggian atau lebarnya cabang-cabang
menunjukkan akarnya juga seperti itu
• Ini adalah pohon yang rindang menyejukkan bagi
siapa saja yang bernaung di bawahnya
• Daunnya juga lebat: daun adalah dapurnya pohon
• Iman yang seperti itu menyenangkan siapa saja
yang bernaung di bawahnya dan memancarkan
sinarnya yang menyejukkan
Pertemuan V 29
30. Produktivitas Tinggi ( ْذإإإب ٍين إح َّلُك اَهَلُكُأ يإتْؤُتاَهإب ََ إن )
• Kokoh, tinggi dan rindang takkan berarti
apa-apa kalau tidak berbuah
• Karena buah itulah yang ditunggu orang
yang menanamnya
• Iman yang seperti ini menghasilkan amal
shalih yang terus-menerus tidak mengenal
musim
• Tidak seperti kebanyakan muslimin yang
beramal banyak kalau Ramadhan saja
(katanya Ramadhan musim taat)Pertemuan V 30
31. Kalimat yang Buruk (14:26)
• Selain إالهللا الإله adalah kalimat yang buruk
( ٍةَثيِبَخ ٍةَمِلَك)
• Mereka seperti pohon yang buruk ( ٍةَرَجَشَك
ٍةَثيِبَخ)
• Cirinya tidak perlu banyak, cukup satu saja:
akarnya tercerabut dari bumi ( َف ْنِم ْتهثُتْاجِق ْو
ِض ْ)األر
–Tidak akan kokoh ( ٍارَرَق ْنِم اَهَل اَم)
–Tidak akan menjulang ke langit dahannya
Pertemuan V 31
32. Rincian Kalimat إالهللا َالإل
• Kalimat إالهللا الإله terdiri atas empat
kata
1.ال
2.إله
3.إال
4.هللا
• Masing-masing memiliki fungsiPertemuan V 32
33. Berlepas Diri (ُءاَرَبْلَا)
–ال fungsinya adalah meniadakan (ُيْفهنلَا)
• Atau makna yang sejenis:
menghancurkan, meruntuhkan,
membabat, menghilangkan
–إله fungsinya sebagai yang ditiadakan
(ُّيِفْنَمْلَا)
• Pembahasannya sudah diuraikan di A03
Ma’nal Ilah
–Keduanya mengandung maksud bahwaPertemuan V 33
34. Maksud ُءاَرَبْلَا
• Ada empat makna yang dimaksud oleh kata al-
bara’
–Mengingkari atau menolak (ُرْفُكْلَا)
–Memusuhi (ُة َاوَدَعْلَا)
–Membenci ( ُضْغُبْلَا)
–Memutuskan atau mengisolir (ُةَلََّاَفُمْلَا)
• Jadi memutuskan hubungan dengan semua
ilah disertai pengingkaran, permusuhan dan
kebencian Pertemuan V 34
36. Setia (ُءَال َوْلَا)
• هالِإ fungsi sebagai pengecualian
(ُءَانْثِتْسِ)اإل tapi karena ada ال
(meniadakan) maka fungsinya
sebagai ُاتَبْثِإلَا (mengokohkan)
• هللَا adalah Dzat yang dikokohkan
(ُتَبْثُمْلَا)
• Keduanya mengandungkan maksud
agar kita memberikan kesetiaan kitaPertemuan V 36
37. Maksud ُءَال َوْلَا
• Seperti al-Bara, maka al-Wala juga
mengandung empat unsur
–Mematuhi (ُةَعاهلطَا)
–Mencintai (ُةهبَحَمْلَا)
–Menolong (ُةرَّْهنلَا)
–Dekat (ُب ْرُقْلَا)
• Setia dan loyal kepada Allah disertai ketaatan,
cinta, pertolongan dan kedekatan kepadaNya
Pertemuan V 37
38. Menghancurkan (ُمْدَهْلَا)
• Kalau kita memusuhi dan membencinya,
maka pasti kita tidak ingin lagi ia wujud
• Maka akan menghancurkannya, dengan
penghancuran total, sampai ke akar-
akarnya!
• Kita lucuti hak-hak Allah dari perampas-
perampasnya, yakni para tiran
Pertemuan V 38
39. Membina (ُءَانإبْلَا)
• Kalau kita mencintaiNya, mentaatiNya,
menolongNya dan selalu ingin dekat
denganNya, maka tentu kita akan terus
membina kesucianNya
• Siapa pun yang hendak
menggangguNya, maka kita siap maju
pantang mundur membelaNya
• Kita siap menjadi tentaraNya
Pertemuan V 39
40. IKHLAS
• Ikhlas tercapai manakala semua ilah lain
selain Allah dihancurkan, hanya Allah saja
yang dikokohkan
• Seorang yang baik إالهللا الإله –nya, maka pasti
akan menjadi MUKHLIS
• Ini juga berarti hanya orang ikhlas sajalah
yang bisa membangun, sementara yang
lainnya pasti melakukan kerusakan (2:11-
12)
Pertemuan V 40
41. Tentara Fikrah dan Akidah
• Imam Syahid Hasan al-Banna mengartikan
ikhlas dengan menjadi tentara fikrah dan
akidah ( اةدْيِقاعاو ةارْكِف يِدْنُج)
• Setiap kata-kata, aktivitas, dan jihadnya,
semua harus dimaksudkan semata-mata
untuk mencari ridha Allah dan pahala-Nya,
tanpa mempertimbangkan aspek kekayaan,
penampilan, pangkat, gelar, kemajuan, atau
keterbelakangan
Pertemuan V 41
42. Wala dan Bara Harus Nyunnah
• Dalam melaksanakan Wala dan Bara harus
sesuai dengan apa yang telah dilakukan
Rasulullah SAW
• Ini adalah konsekuensi dari kalimat
syahadat yang kedua ِهللا ُل ْوُسَر ٌدهمَحُم
• Hal ini penting agar kita tidak terjebak pada
pelaksanaan yang ekstrem, berada di luar
yang telah dicontohkan Rasul SAW
Pertemuan V 42
43. Wala Kepada Tiga Pihak (5:55)
او ُهُلوُساراو ُ َّاَّلل ُمُكُّيِلاو اامَّنِإُي اينِذَّلا واُنامآ اينِذَّلااونُميِق
ار ْمُهاو اةااكَّالز اونُتْؤُياو اةالَّصالاونُعِكا
• Kata اَمهنِإ berfungsi sebagai alat untuk
membatasi ( ِرََّْحْال ُةاَدَ)أ hanya tiga pihak
yang disebut itu saja yang boleh diberikan
wala, di luar itu tidak boleh
• Tiga pihak itu adalah ALLAH, RASUL, dan
ORANG-ORANG BERIMAN
• Hanya kepada tiga pihak itu saja kaitanPertemuan V 43
44. Syarat Orang Beriman Jadi Wali
• Orang-orang beriman yang bisa berikan
kepadanya wala kita memiliki syarat-
syarat:
–Mendirikan shalat
–Menunaikan zakat
–Tunduk (kepada Allah)
• Kalau tidak memenuhi persyaratan
tersebut, tidak berhak mendapatkan
Pertemuan V 44
45. Minhaj Wala dan Bara ( َبْال َو إءَال َوْال ُجاَهْنإمإاءَر )
• Allah SWT sebagai sumber wala
(اًرَدََّْم)
• Rasul SAW sebagai contoh tatacara
pelaksanaan wala (ًةهيِفْيَك)
• Orang-orang beriman (yang
memenuhi syarat) sebagai
pelaksana wala (اًذْيِفْنَت)
Pertemuan V 45
46. Tatacara Penghancuran dan Pengokohan
(إَاءنإبْال َو إمْدَهْال ُةَّيإفْيَك)
• Dari minhaj wala dan bara itu
kita rumuskan tatacara
pelaksanaan penghancuran dan
pengokohan
• Sirah Nabawiyah memberikan
penjelasan yang rinci tentang
masalah ini Pertemuan V 46
47. Persoalan
• Bolehkah minta perlindungan kepada orang kafir?
– Rasul SAW minta perlindungan kepada Al-
Muth’im bin Adi ketika masuk Mekkah setelah
dari Thaif. Perlindungan ini tanpa syarat apapun
• Bolehkah menjadi orang kafir sebagai pembantu
dakwah?
– Rasul SAW menjadikan Abdullah bin Uraiqizh
sebagai penunjuk jalan saat hijrah
• Bolehkah melakukan perjanjian dengan orang-orang
kafir, dan apa syaratnya?
– Piagam Madinah, Perjanjian Hudhaibiyah
– Syaratnya posisi Islam kuat, sehingga perjanjianPertemuan V 47
48. Keharusan Ittiba’ (Ikut Sunnah)
• Konsekuensi dari syahadat kedua
adalah kewajiban akan ittiba’ kepada
Rasul SAW
• Fudhail bin ‘Iyadh menafsirkan ahsanu
‘amala (67:2) sebagai
–Yang paling ikhlas (ُهََُّلْ)أخ
–Yang paling sesuai dengan sunnah (ُهُب َوََّْ)أ
• Inilah inti kalimat syahadatain
Pertemuan V 48
52. Islam vs Non-Islam
• Islam memiliki ungkapan,
pernyataan, ketetapan, dan konsepsi
yang berbeda dengan Non-Islam
• Merujuk pada materi “Al-Wala wal-
Bara”, maka Islam telah
membersihkan dirinya sebersih-
bersihnya dari segala kotoran Non-
Islam Pertemuan V 52
53. Syahadatain vs Ideologi Jahiliyah
• Ungkapan, pernyataan, ketetapan, dan konsepsi
Islam yang bersih itu bersumber dari syahadatain
• Sedangkan Non-Islam berasal dari pemikiran-
pemikiran atau ideologi jahiliyah
– Ideologi yang tumbuh dari tumpukan dosa-dosa
– Padahal dosa itu menimbulkan bintik hitam ( ٌةاتْكُن
ُءااد ْواس) dalam hati (83:14)
– Apabila tidak dibersihkan dengan taubat, maka
akan menutupi hati (2:7)
– Akhirnya dosa itu ditetapkan sebagai hukum
Pertemuan V 53
54. Hadits Nuktah Sauda
ًةَئيَِطخ َأَطْخَأ اَذِإ َدْبَعْال هنِإُن ِهِبْلَق يِف ْتَتِكُنٌةَتْك
َتْسا َو َعََزن َوُه اَذِإَف ُءاَد ْوَسَق َلِقُس َابَت َو َرَفْغُهُبْل
ْعَت هتَح اَهيِف َدي ِز َداَع ْنِإ َوهالر َوُه َو ُهَبْلَق َوُلُان
ُ هاَّلل َرَكَذ يِذهال {ُق َلَع َانَر ْلَب هَّلَكاَم ْمِهِبوُل
َونُبِسْكَي واُناَك}
“Sesungguhnya hamba apabila melakukan
kesalahan, maka dititikkan di dalam hatinya
titik hitam. Apabila dia menghilangkan dan
beristighfar serta bertaubat, maka bersihlah
hatinya. Apabila kembali (berdosa)Pertemuan V 54
55. 6 Konsep Utama
• Ada 6 konsep utama yang diluruskan oleh Islam
1. Konsep ketuhanan
2. Konsep kerasulan
3. Konsep ibadah
4. Konsep alam semesta
5. Konsep manusia
6. Konsep kehidupan
• 6 konsep yang didasarkan pada pemikiran-
pemikiran jahiliyah bisa melenceng jauh dari yang
sebenarnya Pertemuan V 55
56. Contoh: Konsep Hidup (45:24)
ُمان اايْنُّدال اانُتااياح ََّلِإ ايِه اام واُلااقاوِإ اانُكِلْهُي ااماو اايْحاناو ُوتََّل
ُه ْنِإ ٍمْلِع ْنِم اكِلاذِب ْمُهال ااماو ُرْهَّدالاونُّنُُاي ََّلِإ ْم
Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain
hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati
dan kita hidup dan tidak ada yang
membinasakan kita selain masa", dan
mereka sekali-kali tidak mempunyai
pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain
hanyalah menduga-duga saja.
• Ada 4 kesalahan konsep yang didasarkan
pemikiran jahiliyahPertemuan V 56
57. Bagaimana dengan DEMOKRASI?
• Bukankah demokrasi juga hasil pemikiran non-
Islam?
• Dari ke-6 konsep utama tadi, demokrasi masuk yang
mana?
• Nampaknya bukan kedalam salah satu yang enam
itu, tapi masuk kedalam masalah MUAMALAH
• Dalam masalah ini para ulama berbeda pendapat,
masing-masing memiliki hujjah
• Tapi para ulama fiqh dakwah berpandangan bahwa
prinsip demokrasi masih lebih dekat dengan syuro,
dibandingkan dengan prinsip otoriter
• Di dalam alam demokrasi adalah kebebasan danPertemuan V 57
58. Tidak Hantam Kromo
• Dalam memandang hasil pemikiran di luar
Islam kita tidak bersikap hantam kromo:
pokoknya yang dari luar Islam berarti jahiliyah!
• Karena hikmah adalah milik orang-orang
beriman, di mana pun mereka menemuinya
mereka lebih berhak mendapatkanya
• Tapi ketika berkaitan dengan enam konsep
utama tadi, kita harus lebih kritis
Pertemuan V 58
59. Kalimat Allah vs Kalimat Orang Kafir
• Syahadatain itu adalah Kalimat Allah (9:40),
berasal dari Allah SWT
• Sedangkan ideologi jahiliyah bersumber
dari ungkapan, pernyataan, ketetapan, dan
konsepsi orang-orang kafir (9:40, 74)
–Mereka bagaikan berada di samudra
yang dalam, gelap, ombak bergulung-
gulung, tidak bisa melihat apapun
bahkan dirinya sendiri pun tidak (24:40)
Pertemuan V 59
60. Kalimat Allah itu Tinggi
• Kalimat Allah itulah yang tinggi,
mulia (9:40)
–Karena semua kemuliaan memang
hanya milik Allah (10:65)
• Sedangkan kalimat orang-orang kafir
itu rendah, hina (9:40, 95:5 َلَفْسَأ
َينِلِفاَس, 98:6 ِةهي ِرَبْال َُّرش ْمُه)
Pertemuan V 60
61. Kalimat Tauhid vs Kalimat Syirik
• Kalimat Allah yang tinggi dan mulia itu adalah
kalimat tauhid: هللا إال الإله
• Sedangkan kalimat orang-orang kafir yang rendah
itu adalah kalimat syirik
– Kemusyrikan bagaikan jatuh dari langit lalu
dicerai-beraikan oleh burung akhirnya jatuh di
tempat yang jauh (22:31)
– Kemusyrikan menyebabkan terpecahnya
kepribadian, karena tidak fokus dalam
pengabdian (39:29)
Pertemuan V 61
62. Kalimat Taqwa vs Kesombongan Jahiliyah
• Kalimat tauhid itu adalah kalimat taqwa, yang
menghantarkan seseorang kepada ketaqwaan
(48:26)
• Sedangkan kalimat syirik menghantarkan
seseorang kepada kesombongan jahiliyah (48:26)
– Suhail bin Amru ketika masih kafir dalam
Perjanjian Hudhaibiyah menolak kalimat
basmalah dan rasulullah (setelah Islam ia
sahabat yang gigih membela Islam terutama
saat menghadapi orang-orang murtad)
– Sombong itu menolak kebenaran dan
ْ
Pertemuan V 62
63. Kalimat Baik vs Kalimat Buruk
• Kalimat taqwa adalah kalimat yang
baik (14:24)
• Sedangkan kesombongan jahiliyah
adalah kalimat yang buruk (14:26)
–Tidak memberikan manfaat bagi
manusia
–Didengar pun tidak enak
Pertemuan V 63
64. Kokoh vs Tidak Kokoh
• Kalimat yang baik pasti kokoh (14:24-25,27), karena
– Akar menghunjam kedalam bumi
– Cabang-cabangnya menjulang ke langit
– Buahnya ada sepanjang tahun
– Akan diucapkan kembali ketika di dalam kubur
– Segala yang bermanfaat akan tetap di bumi
(13:17)
• Sedangkan kalimat yang buruk pasti tidak kokoh
(14:26)
– Akarnya tercerabut dari bumiPertemuan V 64
65. Kuat vs Lemah
• Jadi syahadatain itu kuat
–Pasti menang (58:21)
ِلسرَِوَََنأَََِّبلْغِأل َِّاَّللَبَتَكٌِيززَِعٌّيوَقََِِّاَّللَّنيِإ
• Sedangkan ideologi jahiliyah itu lemah
–Pasti kalah dan hancur (17:81 اًقوُهَ)ز
Pertemuan V 65
68. Syahadatain Menghasilkan Cinta
• Syahadatain yang diucapkan harus
menghasilkan cinta. Kenapa?
• Karena “ilah” itu artinya yang dianut (panutan)
• Orang tidak akan manut/taat kalau tidak setia
(loyal)
• Tidak akan setia kalau tidak cinta
• Jadi tuntutan syahadatain: adanya cinta
• Cinta seperti apa?
Pertemuan V 68
69. Cinta yang Dituntut (إبُحال ُاتَيَضَتْقُم)
• Cinta yang sempurna (ِبُحال ُلاَمَك)
• Mencintai apa yang dicintai Allah dan
RasulNya ( َر َو ُهللا ُههبَحَأ اَم ُةهبَحَمُهُل ْوُس )
• Membenci apa yang dibenci Allah dan
RasulNya ( َر َو ُهللا ُهُضَغْبَأ اَم ُضْغُبُهُل ْوُس )
Pertemuan V 69
70. Cinta yang sempurna (إبُحال ُلاَمَك)
• Allah dan RasulNya lebih dicintai dari pada yang
lain (9:24 dan 2:165)
– Tidak boleh SAMA CINTAnya ( ِبُحَك ْمُهَنُّوب ِحُيِ هاَّلل )
– Tidak boleh LEBIH CINTA kepada yang lain ( هبَحَأ
َس يِف ٍداَه ِج َو ِهِلوُس َر َو ِ هاَّلل َنِم ْمُكْيَلِإِهِليِب )
– Harus SANGAT CINTAnya kepada Allah ( بُح ُّدَشَأا
ِ ه ِ)َّلل
• ْيَلِإ هبَحَأ َونُكَأ هتَح ْمُكُدَحَأ ُنِمْؤُي َالِاسهنال َو ِهِدَل َو َو ِهِدِلا َو ْنِم ِه
َينِعَمْجَأ
• “Tidak beriman seseorang dari kalian hingga
menjadikan aku lebih dia cintai dari orang tuanya,Pertemuan V 70
71. Mencintai Apa yang Dicintai
Allah dan Rasulnya ( ْوُس ََ َو ُهللا ََُّبَحَأ اَم ُةَّبَحَمَُُل )
• Adanya penyesuaian dalam kecintaan
• Karena belum tentu yang kita cintai, pun
dicintai Allah dan RasulNya, seperti perang
(2:216)
• Ulama berkata:
• َمَت ْنِم ِب ْوُبْحَمْال ِب ْوُبْحَم ُةهبَحَمِب ْوُبْحَمْال ِةهبَحَم ِام
• “Mencintai yang dicintai kekasih adalah
tanda kesempurnaan cintainya kepada
kekasih” Pertemuan V 71
72. Membenci Apa Yang Dibenci
Allah dan Rasulnya ( ْوُس ََ َو ُهللا َُُضَغْبَأ اَم ُضْغُبَُُل )
• Allah dan RasulNya membenci perbuatan
(َِاءشْحَفْ,)ال kemungkaran ( ِرَكْنُمْ)ال dan
permusuhan (ِيْغَبْ)ال 16:90 kita pun
membencinya
• Sungguh akan membuatnya tersinggung
apabila kekasih membenci sesuatu tapi kita
malah menyukainya
Pertemuan V 72
73. Tanda-tanda Cinta (إةَّبَحَمال ُاتَي)آ
• Mengikuti Rasul SAW (ِل ْوُسهالر ُعاَبِتِإ)
– 3:31 هتاَف َ هاَّلل َُّونب ِحُت ْمُتْنُك ْنِإ ْلُقيِنوُعِب
• Berjihad di jalan Allah (ِهللا ِلْيِبَس يِف ُداَه ِجْ)ال
– 49:15 bukti iman yang kokoh adalah jihad di
jalan Allah
– Berani menanggung resiko
– Kata Ulama:
– َمَتْاحِب الِإ ُلَانُت َال ِب ْوُبْحَمْال ُةهبَحَمِةَه ْوُرْكَمْال ِلا
– “Mencintai kekasih tidak akan tercapai kecauli
dengan menanggung segala resiko”Pertemuan V 73
74. Ridho (ىَض إلرَا)
• Kalau cintanya sangat tinggi, tentu dia akan
RIDHO
• Apapun yang dikehendaki oleh yang dicintai
tentu ia ridho menerimanya
• Siapa yang harus kita ridhoi?
–Allah sebagai Robb kita
–Islam sebagai agama kita
–Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul
kita Pertemuan V 74
75. Bermula dari Ridho kepada Allah
• Kalau kita ridho kepada Allah, maka harus
ridho kepada agama yang telah diturunkan
oleh Allah (ISLAM)
• Ridho kepada Islam menuntut untuk ridho
kepada yang membawa Islam, yakni
Muhammad SAW sebagai nabi dan Rasul
• Ridho kepada Allah juga berarti harus ridho
kepada orang yang diutus oleh Allah, yaitu
Muhammad SAW
Pertemuan V 75
76. Hadits Ridho
اي ِضار ْنام ِاناميِْاْل امْعاط ااقاذاًّبار ِ َّاَّللِب
َّماحُمِباو اًنيِد ِم االْسِْاْلِباوًوَلُسار ٍد
“Akan merasakan kelezatan iman, orang
yang ridho Allah sebagai Robb, Islam
sebagai agama, dan Muhammad
sebagai Rasul” (HR Muslim)
Pertemuan V 76
77. Pendalaman dan Perluasan Materi
• Masalah ridho akan diperdalam pada
materi khusus tentang ridho (A08)
• Masalah ridho juga akan diperluas di materi
–Ma’rifatullah : ridho kepada
Allah
–Ma’rifatul Islam : ridho kepada Islam
–Ma’rifaturrasul : ridho kepada Rasul
SAW
• Sedangkan tentang manusia akan diperluasPertemuan V 77
78. Cetakan Allah (إ َّاَلل َةَغْب إ)ص
• Kalau sudah ridho kepada Allah, Islam, dan
Rasul, maka ia akan ridho segala
aktivitasnya, detak jantungnya, cara
berpikirnya, DIWARNAI OLEH ALLAH, ISLAM
DAN RASUL SAW
• Ia ridho dicetak atau dicelup dengan
cetakan/celupan Allah (ِ هاَّلل َةَغْب َِّ)
• 2:138 celupan Allah adalah celupan yang
terbaik
Pertemuan V 78
79. Celupan/Cetakan
• Celupan harus meliputi luar dan dalam
–Jangan seperti kapur tulis yang dicelup
kedalam tinta: hanya luarnya saja yang kena
celupan. Dalamnya masih belum
• Cetakan harus membentuk sesuai dengan
bentuk cetakannya
• Adanya tuntutan untuk TOTALITAS ISLAM
(2:208)
• Yang dicelup/dicetak adalah hati, akal, dan
jasad kita
Pertemuan V 79
80. HATI (اًبْلَق)
• Hati yang telah dicelup dengan celupan Allah
hati yang yakin kepada Allah, Islam dan Rasul SAW
(ًاداَقِتْعِإ)
• Hati yang yakin akan memiliki dorongan yang
sangat kuat untuk mengamalkan nilai-nilai Islam
(ًةهيِن)
– Tidak lapuk oleh hujan, tidak lekang oleh panas
– Tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi
– Bukan seperti kerupuk
• 3:146 tidak lemah karena bencana, tidak lesu, dan
tidak menyerah kepada musuhPertemuan V 80
81. AKAL (ًلْقَع)
• Akal yang tershibghah dengan shibghah
Allah akan memiliki POLA PIKIR ISLAMI
(ًةَرْكِف)
• Segala sesuatunya ditimbang dengan
timbangan Islam
• Mengetahui segala rencana jahat dari
musuh-musuh Islam
• Orang yang memiliki fikrah tidak akan
terpengaruh dengan agresi pemikiran-
pemikiran lain yang tidak IslamiPertemuan V 81
82. Islam sebagai Minhaj
• Orang yang telah memiliki fikrah: nilai-nilai
Islam sudah menjadi darah dagingnya
• Islam menjadi jalan hidupnya (اًجاَهْنِ)م
• Ia tidak akan menempuh jalan lain selain jalan
Islam (6:153)
Pertemuan V 82
املستقيم اطرالص
83. JASAD (ًادَسَج)
• Jasad yang tershibghah dengan shibghah
Allah akan AKTIF DENGAN AMAL ISLAMI
(ًَّلَمَع)
• Tidak pasif dan malas
• Perumpamaan: seperti pohon yang terus-
menerus berbuah tanpa kenal musim
(14:24-25)
• Keaktifan amalnya sampai ke tingkat
MOBILE (اًذْيِفْنَت)
Pertemuan V 83
84. Satu atau Dua Bulan
• Kadang-kadang seorang Al-Akh menghabiskan
waktu satu atau dua bulan di tempat yang jauh dari
keluarga, rumah, istri, dan anak-anaknya untuk
berdakwah.
• Di malam hari ia menjadi penceramah, sedangkan
di siang hari menjadi perantau.
• Sehari berada di bukit, hari berikutnya sudah di
lembah.
• Ia menyampaikan enam puluh kali ceramah dari
wilayah di ujung timur sampai di ujung barat.
• Acara-acara itu kadang-kadang mampuPertemuan V 84
85. Syahadatain untuk Perubahan (ُْريإيْغَّت)ال
• Syahadatain yang benar mampu
merubah seseorang: berubah menjadi
pribadi baru
• Berubah dari pribadi biasa menjadi
PRIBADI YANG ISLAMI ( ْسِاإل ُةهي َِّْخهشالُةهيِمََّل )
–Pribadi yang diwarnai dengan warna
syahadatain
–Pribadi yang punya sikap hidup tauhid
Pertemuan V 85