SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Abstrak- Percobaan kali ini berjudul penggunaan alat
ukur yang bertujuan untuk mempelajari karakteristik
VOM pada pengukuran tegangan arus searah dan bolak
balik serta menggunakan VOM untuk mengukur
hambatan , tegangan dan arus. Dan percobaan ini
dilakukan dengan 3 metode percobaan yakni mengukur
tegangan pada DC, arus DC serta tegangan AC. Cara yang
igunakan pada pengukran tegangan yakni VOM di
paralelkan dengan resistor yang akan di cari tegangannya ,
lalu di amati besarnya dan divariasi dengan sumber
tegangan input bereda. Serta untuk mengukur arus maka
Vom du seri dengan resitor lalu di catat nilai arus dan
divariasi dengan sumber tegangan berbeda Kesimpulan dari
percobaan penggunaan alat ukur yakni karakterisitik VOM
pada tegangan searah dan Bolak balik yakni VOM
pengukur DC meiliki kepekaan yang lebih tinggi dari pada
di AC sehingga di AC di guanakan komponen tambahan
pada VOM yakni penyearah tegangan. dan penggunakan
VOM untuk mengukur tegangan yakni di paralel dengan
beban, untuk mengukur arus, VOM di seri dengan beban
serta untuk mengukur hambatan VOM di paralel kan
dengan beban ( resistor) namun tanpa di hubungkan dengan
sumber teganagn.
Kata kunci – VOM, tegangan, arus , resitor, seri, paralel
I. PENDAHULUAN
VOM ( Volt-Ohm-Miliamper) atau multitester atau
multimeter merupakan peralatan listrik yang sering
dijumpai bila bekerja yang berhubungan dengan
kelistrikan. Alat ini digunakan untuk mengukur tegangan
(V), arus (i), serta hambatan (R) pada suatu rangkaian
listrik. Namun hal yang terpenting disamping fungsinya
adalah cara kerja alat tersebut sehingga bisa melakukan
pengukuran tegangan, arus serta hambatan. Sehingga
dalam percobaan ini akan dipelajari karakteristik VOM
pada pengukuran tegangan, arus searah dan bolak balik,
serta menggunakan VOM untuk mengukur hambatan,
tegangan serta Arus.
VOM tersusun utama atas kumparan putar atau meter
d’arsonval yang memiliki nilai kepekaan sendiri yakni
mengenai kepekaan arus pada alat ini, misal alat ini
terbaca kepekaan 100 mikro A, maka jarum ini akan
menunjukkan nilai maksimum ketika di aliri arus 100
mikro A, untuk mengukur arus yang lebih besar maka
pada meter d’arsonval dipasang resistor paralel ( shunt)
dengan meter sehingga hanya sebagian arus yang diukur
masuk ke dalam meter[1].
Atau dalam istilah lain untuk mengukur arus yang
lebih besar , sebuah resistor dipasang paralel dengan
galvanometer. Dengan demikian ammeter terdiri atas
galvanometer yang paralel dengan resitor yang disebut
resistor shunt. Shunt berarti “paralel dengan”. Hambatan
shunt adalah R dan hambatan kumparan galvanometer
(yang membawa arus) adalah r. Nilai R dipilih
menurut penyimpangan skala penuh yang di inginkan dan
biasanya ketika R sangat kecil maka hambatan dalam
ammeter sangat kecil pula[2]
Sehingga untuk mengukur tegangan maka VOM
harus diparalel dengan beban pada rangkaian listrik,
untuk mengukur arus VOM dirangakai seri dengan beban
serta untuk mengukur hambatan maka dirangakai paralel
langsung dengan beban tanpa terhubung pada
rangkaian[3].
Tujuan dari percobaan ini yakni mempelajari
karakteristik VOM pada pengukuran tegangan arus searah
dan bolak balik serta menggunakan VOM untuk
mengukur hambatan , tegangan dan arus.
II. METODE
Percobaan penggunaan alat ukur ini di lakukan
dengan tiga macam percobaan yakni yang pertama
percobaan pengukuran tegangan searah . langkah pertama
alat dan bahan dipersiapkan di antaranya sumber
tegangan DC 5/12 volt, resistor R1 = 200 ohm, R2 = 100
ohm, VOM. Lalu alat dirangkai sebagai berikut.
Gambar 1. Rangkaian percobaan 1
Setelah itu di ukur tegangan pada R1 dan R2
dengan 2 range tegangan VOM berbeda pada setiap
tegangan. Lalu di lakukan untuk variasi tegangan sumber
5 volt dan 12 volt.
Lalu untuk percobaan yang kedua yakni
pengukuran arus DC. Langkah pertama di persiapkan alat
dan bahan yakni sumber tegangan DC 5 volt / 12 volt,
Penggunaan Alat Ukur (E1)
Aris Widodo, Indah Ayu P, lyla yuwana
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
VOM, Resistor R3 = 470 ohm. Lalu peralatan dirangkai
sebagai berikut.
Gambar 2. Rangkaian percobaan 2
Setelah itu di ukur arus pada rangkaian dan dicatat
besar arus. Setelah itu divariasi tegangan sumber yakni 5
volt dan 10 volt.
Lalu untuk percobaan ketiga yakni pengukuran
tegangan bolak balik. Langkah pertama yang dilakukan
yakn i di persiapkan alat dan bahan di antaranya
transformator, sumber tegangan AC 12 volt /15 volt.
Resistor R4 = 200 ohm, R5 = 100 ohm, R6=R7 = 470
ohm, VOM. Lalu peralatan dirangkai sebagai beikut
Gambar 3. Rangkaian percobaan 3
Setelah itu di ukur tegangan pada R4 dan R5 lalu
dicatat besar tegangannya , lalu percobaan divariasi untuk
tegangan sumber 12 volt dan 15 volt.
Untuk pengolahan data pada percobaan satu di cari
nilai V max dan V min dengan persamaan
sumberV
RbRa
Ra
Va
)( minmax
max
max
+
= (1)
sumberV
RbRa
Ra
Va
)( maxmin
min
min
+
= (2)
Lalu di cari V hitung disetiap resistor dengan rumus
sumberV
RbRa
Ra
Va
)( +
= (3)
Setelah itu dicari besar error nya dengan persamaan.
%100x
V
VV
error
hitung
hitungukur −
= (4)
Untuk percobaan kedua di cari I max , i min, R in, I
hitung.
min
max
R
V
I sumber
= (5)
max
min
R
V
I sumber
= (6)
R
V
I sumber
hitung = (7)
ukur
sumber
par
I
V
R = (8)
Sehingga
rangkaianparin RRR −= (9)
Untuk mencari error digunakan persamaan
%100x
I
II
error
hitung
hitungukur −
= (10)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan ini di dapatkan data percobaan
sebagai berikut.
Tabel1. Data percobaan 1
V
input
(volt)
range
vom
R1
(ohm)
R2
(ohm)
V1
ukur
(volt)
V2 ukur
(volt)
5
10 200 100 3,9 2,1
50 200 100 3,5 2
12 10 200 100 8,1 4,2
50 200 100 8 4
Tabel.2 Data percobaan 2
V input
(volt)
range
vom R (ohm)
I ukur
(A)
5
25 470 0,011
500 470 0,01
12
25 470 0,024
500 470 0,025
Tabel.3 Data percobaan 3
V
input
(volt)
range
vom
R4
(Ω)
R6
(Ω)
V4
ukur
(volt)
R5
(Ω)
R7
(Ω)
V5
ukur
(volt)
12
10 200 470 3,2 100 470 2
50 200 470 3 100 470 2
15
10 200 470 4,2 100 470 2,5
50 200 470 4 100 470 2
Untuk per cobaan 1 di cari besar v min da v max
yakni dengan menggunkan persamaan (1) dan (2)
Tabel 4. V min dan V max dari V1
V
Rang
e
vom
R1
max
R1
min
R2
max
R2
min
v 1
ukur maks min
5
10 210 190 105 95 3,9 3,44 3,22
50 210 190 105 95 3,5 3,44 3,22
12
10 210 190 105 95 8,1 8,26 7,73
50 210 190 105 95 8 8,26 7,73
Tabel 5. V min dan V max dari V2
V
range
vom
R1
max
R1
min
R2
max
R2
min
V 2
ukur max min
5
10 210 190 105 95 2,1 1,78 1,56
50 210 190 105 95 2 1,78 1,56
12
10 210 190 105 95 4,2 4,27 3,74
50 210 190 105 95 4 4,27 3,74
Untuk V1 dan V 2 hitung digunakan persamaan (3)
sehingga dihasilkan data sebagai berikut
Tabel 6. V1 dan V2 hitung
V
(volt)
R1
(Ω)
R2
(Ω) R total
V1
(volt)
V2
(volt)
5
20
0
10
0 300 3,33 1,67
12
20
0
10
0 300
8,00 4,00
Lalu untuk error di cari dengan persamaan (4)
sehingga dihasilkan,
Tabel 7. Error V1 dan V2
V1 ukur
(volt)
V2 ukur
(volt) V1 V1
error
V 1
error V
2
3,9 2,1 3,33 1,67 17% 26%
3,5 2 3,33 1,67 5% 20%
8,1 4,2 8 4 1% 5%
8 4 8 4 0% 0%
Setelah itu Untuk percobaan 2 di cari i min dan i
max dengan menggunakan persamaan (5) dan (6)
sehingga dihasilkan data sebagai berikut.
Tabel 7. I min dan I max
V
range
vom
R1
max
R1
min I ukur I min I max
5
25 493,5 446,5 0,011 0,010 0,011
500 493,5 446,5 0,010 0,010 0,011
12
25 493,5 446,5 0,024 0,024 0,027
500 493,5 446,5 0,025 0,024 0,027
Lalu dicari nilia I hitung dengan menggunkan
persamaan (7) sehingga dihasilkan sebagai berikut.
Tabel 8. I hitung
V (volt) R1 (Ω)
I
Hitung
(A)
5 470 0,011
12 470 0,025
setelah itu dicari nilai R par dan R in dengan
penggunaan persamaan (8) dan (9) sehingga dihasilkkan
daat sebagai berikut.
Tabel 9. R par dan R in
R par R rangkaian R in hitung
454,55 470,00 -15,45
500,00 470,00 30,00
446,50 470,00 -23,50
480,00 470,00 10,00
Setelah itu di cari nilai error dari I dengan
menggunakan persamaan (10). Sehingga dihasilkan data
sebagai berikut.
Tabel 10. I min dan Imax
V
range
vom I ukur I hitung error
5
25 0,011 0,011 3,40%
500 0,010 0,011 6,00%
12
25 0,024 0,026 6,00%
500 0,025 0,026 2,08%
Untuk per cobaan 3 di cari besar v min da v
max yakni dengan menggunkan persamaan (1) dan (2)
Tabel 11. V min dan V max dari V4
V
Rang
e
vom
R4
max
R4
min
R6
max
R6
min
V 4
ukur maks min
1
2
10 210 190
493,
5
446,
5 3,2 3,84 3,34
50 210 190
493,
5
446,
5 3 3,84 3,34
1
5
10 210 190
493,
5
446,
5 4,2 4,80 4,17
50 210 190
493,
5
446,
5 4 4,80 4,17
Untuk V4 hitung digunakan persamaan (3) sehingga
dihasilkan data sebagai berikut
Tabel 12. V1 dan V4 hitung
V (volt) R4 R6 R total V4(volt)
12 200 470 670 3,58
15 200 470 670 4,48
Lalu untuk error di cari dengan persamaan (4)
sehingga dihasilkan
Tabel 13. Error V4
V
range
vom V4 ukur
V4
hitung
error
v 4
12
10 3,2 3,58209 11%
50 3 3,58209 16%
15
10 4,2
4,47761
2 6%
50 4
4,47761
2 11%
Untuk per cobaan 3 di cari besar v min da v
max yakni dengan menggunkan persamaan (1) dan (2)
Tabel 14. V min dan V max dari V5
V
Rang
e
vom
R5
max
R5
min
R7
max
R7
min
v 5
ukur maks min
1
2
10 105 95
493,
5
446,
5 2 2,28 1,94
50 105 95
493,
5
446,
5 2 2,28 1,94
1
5
10 105 95
493,
5
446,
5 2,5 2,86 2,42
50 105 95
493,
5
446,
5 2 2,86 2,42
Untuk V5 hitung digunakan persamaan (3) sehingga
dihasilkan data sebagai berikut
Tabel 15. V1 dan V5 hitung
V (volt) R4 R6 R total V5(volt)
12 100 470 570 2,11
15 100 470 570 2,63
Lalu untuk error di cari dengan persamaan (4)
sehingga dihasilkan
Tabel 16. Error V5
V
range
vom V5 ukur V5hitung
Error
V5
12
10 2 2,105 5%
50 2 2,105 5%
15
10 2,5 2,632 5%
50 2 2,632 24%
Dari data yang dihasilkan dapat di analisa bahwa
besar tegangan atau arus yang dihasilkan dengan
menggunakan besar range VOM yang berbeda
memberikan hasil yang berbeda pula, hal ini di karenakan
semakain besar rentang skala maka nilai ketelitiannya
semakin kecil sehingga nilai yang terbaca untuk range
vom yang besar kan terjadi pembulatan nilai dari range
VOM yang kecil sehingga hasilnya tidak akurai sehinnga
berbeda di antara keduanya. Untuk data tegangan pada
hambatan a misalnya dapat di analisa bahwa semakin
besar hamabatannya maka semakin besar pula tegannya
karena V ~R namun pada Besar arus (I) pada data dapat
di analisa bahwa bergantung pada tegangan sumber
semakin besar tegangan sumber maka semakin besar arus
listriknya karena V~I.
Untuk analisa perhitungan dapat di analisa
bahwa yang pertama tentangb V min dan V max serta I
min dan I max, dapat dianalisa bahwa nilai tersebut dapat
digunaka sebagai validasi data ukur tegangan maupun
arus , kalau sesuai range antara batas min dan max maka
data tersebut bernilai benar, karena nilai V min dan V
max pada dasrnya terbentuk karena komponen listrik
yang terlibat meilki nilai toleransi misal resistor sehingga
akan muincul nilai tersebut sehingga batas range V max
dan V min bergantung pada besar toleransi pada resitor
tersebut. Untuk analisa R in pada rangkaian didapat
bahwa nilai R in pada setiap percobaan di hasilkan
berbeda-beda hal ini di karenakan Hambatan dalam R in
pada alat Vom mensesuaikan dengan arus yang diukur
bilai arus besar maka R in akan berniali kecil sehingga
nilai yang terbaca pada jarum VOM tidak mengalami
presisi yang cukup besar,.Untuk analisa nilai error baik
tegangan dan arus dpa t di analisa bahwa pada percobaan
satu didaptkan nilai error yang cukup besar pada V 1ukur
5 volt , V2 ukur 5 volt, pada percobaan 2 ,V 4 12 volt
serta V5 , 15 volt . hal ini dikarenakan hasil pengukuran
dan hasil hitung meiliki nilai selisih yang besar bila di
analisa secara mendalam bahwa penyebab utamnya pada
V ukur dan I ukur.
Bila dihubungkan nilai errordengan kesesuaian
data V uku dan I ukur dengan nilai batas V max dan V
min bahwa data yang memiliki error besar tadi yang telah
disebutkan tadi ternya nilainya keluar dari batas range V
max dan V min. Penyebab utama terjadinya kejadinya ini
yakni cara pembacaan yang tidak tegak lurus dengan
jarum yang ditunjukkan pada VOM pada pengamat
(human error) sehingga terjadi pergeseran pembacaan ,
lalau faktor yang lain yakni penggunaan skala range
VOM yang tepat, kalau semakin tepat skala yang
digunakan maka nilai akurasi hasil semakin kelihatan
sehingga error atau nilai yang diluar ambang batasa range
v max dan v min atau I max dan I min bisa di di
minimalisir.
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan penggunaan alat ukur
yakni karakterisitik VOM pada tegangan searah dan
Bolak balik yakni VOM pengukur DC meiliki kepekaan
yang lebih tinggi dari pada di AC sehingga di AC di
guanakan komponen tambahan pada VOM yakni
penyearah tegangan. dan penggunakan VOM untuk
mengukur tegangan yakni di paralel dengan beban, untuk
mengukur arus, VOM di seri dengan beban serta untuk
mengukur hambatan VOM di paralel kan dengan beban
( resistor) namun tanpa di hubungkan dengan sumber
teganagn.
V. DAFTAR PUSTAKA
[1] Sutrisno, Elektronika Teori dasar dan
penerapannya.Bandung:penerbit ITB,1986.
[2] D. Halliday,Fundamentals Of Physics 9th Edition.USA:John
willey& sons,inc.,2011.
[3] Tipler, Fisika untuk sains dan teknik.Jakarta:Erlangga,2001.
Dari data yang dihasilkan dapat di analisa bahwa
besar tegangan atau arus yang dihasilkan dengan
menggunakan besar range VOM yang berbeda
memberikan hasil yang berbeda pula, hal ini di karenakan
semakain besar rentang skala maka nilai ketelitiannya
semakin kecil sehingga nilai yang terbaca untuk range
vom yang besar kan terjadi pembulatan nilai dari range
VOM yang kecil sehingga hasilnya tidak akurai sehinnga
berbeda di antara keduanya. Untuk data tegangan pada
hambatan a misalnya dapat di analisa bahwa semakin
besar hamabatannya maka semakin besar pula tegannya
karena V ~R namun pada Besar arus (I) pada data dapat
di analisa bahwa bergantung pada tegangan sumber
semakin besar tegangan sumber maka semakin besar arus
listriknya karena V~I.
Untuk analisa perhitungan dapat di analisa
bahwa yang pertama tentangb V min dan V max serta I
min dan I max, dapat dianalisa bahwa nilai tersebut dapat
digunaka sebagai validasi data ukur tegangan maupun
arus , kalau sesuai range antara batas min dan max maka
data tersebut bernilai benar, karena nilai V min dan V
max pada dasrnya terbentuk karena komponen listrik
yang terlibat meilki nilai toleransi misal resistor sehingga
akan muincul nilai tersebut sehingga batas range V max
dan V min bergantung pada besar toleransi pada resitor
tersebut. Untuk analisa R in pada rangkaian didapat
bahwa nilai R in pada setiap percobaan di hasilkan
berbeda-beda hal ini di karenakan Hambatan dalam R in
pada alat Vom mensesuaikan dengan arus yang diukur
bilai arus besar maka R in akan berniali kecil sehingga
nilai yang terbaca pada jarum VOM tidak mengalami
presisi yang cukup besar,.Untuk analisa nilai error baik
tegangan dan arus dpa t di analisa bahwa pada percobaan
satu didaptkan nilai error yang cukup besar pada V 1ukur
5 volt , V2 ukur 5 volt, pada percobaan 2 ,V 4 12 volt
serta V5 , 15 volt . hal ini dikarenakan hasil pengukuran
dan hasil hitung meiliki nilai selisih yang besar bila di
analisa secara mendalam bahwa penyebab utamnya pada
V ukur dan I ukur.
Bila dihubungkan nilai errordengan kesesuaian
data V uku dan I ukur dengan nilai batas V max dan V
min bahwa data yang memiliki error besar tadi yang telah
disebutkan tadi ternya nilainya keluar dari batas range V
max dan V min. Penyebab utama terjadinya kejadinya ini
yakni cara pembacaan yang tidak tegak lurus dengan
jarum yang ditunjukkan pada VOM pada pengamat
(human error) sehingga terjadi pergeseran pembacaan ,
lalau faktor yang lain yakni penggunaan skala range
VOM yang tepat, kalau semakin tepat skala yang
digunakan maka nilai akurasi hasil semakin kelihatan
sehingga error atau nilai yang diluar ambang batasa range
v max dan v min atau I max dan I min bisa di di
minimalisir.
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan penggunaan alat ukur
yakni karakterisitik VOM pada tegangan searah dan
Bolak balik yakni VOM pengukur DC meiliki kepekaan
yang lebih tinggi dari pada di AC sehingga di AC di
guanakan komponen tambahan pada VOM yakni
penyearah tegangan. dan penggunakan VOM untuk
mengukur tegangan yakni di paralel dengan beban, untuk
mengukur arus, VOM di seri dengan beban serta untuk
mengukur hambatan VOM di paralel kan dengan beban
( resistor) namun tanpa di hubungkan dengan sumber
teganagn.
V. DAFTAR PUSTAKA
[1] Sutrisno, Elektronika Teori dasar dan
penerapannya.Bandung:penerbit ITB,1986.
[2] D. Halliday,Fundamentals Of Physics 9th Edition.USA:John
willey& sons,inc.,2011.
[3] Tipler, Fisika untuk sains dan teknik.Jakarta:Erlangga,2001.

More Related Content

What's hot

Hukum ohm simulation based laboratory
Hukum ohm simulation based laboratoryHukum ohm simulation based laboratory
Hukum ohm simulation based laboratoryFajar Baskoro
 
voltmeter dan ampermeter
voltmeter dan ampermetervoltmeter dan ampermeter
voltmeter dan ampermeterZara Neur
 
Tugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukurTugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukurRizki Annisa
 
1 laporan praktikum alat pengukur
1 laporan praktikum alat pengukur1 laporan praktikum alat pengukur
1 laporan praktikum alat pengukurDhea Intan Patya
 
Cara membaca multimeter bagian ii
Cara membaca multimeter bagian iiCara membaca multimeter bagian ii
Cara membaca multimeter bagian iiMuchsin Muchsin
 
Makalah Wattmeter
Makalah Wattmeter Makalah Wattmeter
Makalah Wattmeter Uchiha Setya
 
1 soal-semester-gasal-kelas-x1
1 soal-semester-gasal-kelas-x11 soal-semester-gasal-kelas-x1
1 soal-semester-gasal-kelas-x1Sunarya Jaya
 
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaBab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaAgus Subowo
 
Cara menggunakan multimeter analog
Cara menggunakan multimeter analogCara menggunakan multimeter analog
Cara menggunakan multimeter analogSyamsul Arif
 
6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balikSimon Patabang
 

What's hot (20)

Multi 2
Multi 2Multi 2
Multi 2
 
Hukum ohm simulation based laboratory
Hukum ohm simulation based laboratoryHukum ohm simulation based laboratory
Hukum ohm simulation based laboratory
 
voltmeter dan ampermeter
voltmeter dan ampermetervoltmeter dan ampermeter
voltmeter dan ampermeter
 
Tugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukurTugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukur
 
Alat Ukur Elektronik
Alat Ukur ElektronikAlat Ukur Elektronik
Alat Ukur Elektronik
 
1 laporan praktikum alat pengukur
1 laporan praktikum alat pengukur1 laporan praktikum alat pengukur
1 laporan praktikum alat pengukur
 
Cara membaca multimeter bagian ii
Cara membaca multimeter bagian iiCara membaca multimeter bagian ii
Cara membaca multimeter bagian ii
 
Modul 02
Modul 02Modul 02
Modul 02
 
Makalah Wattmeter
Makalah Wattmeter Makalah Wattmeter
Makalah Wattmeter
 
1 soal-semester-gasal-kelas-x1
1 soal-semester-gasal-kelas-x11 soal-semester-gasal-kelas-x1
1 soal-semester-gasal-kelas-x1
 
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaBab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
 
Avo meter-word1
Avo meter-word1Avo meter-word1
Avo meter-word1
 
Makalah voltmeter
Makalah voltmeterMakalah voltmeter
Makalah voltmeter
 
Alat Ukur Listrik
Alat Ukur ListrikAlat Ukur Listrik
Alat Ukur Listrik
 
Cara menggunakan multimeter analog
Cara menggunakan multimeter analogCara menggunakan multimeter analog
Cara menggunakan multimeter analog
 
6 refriza andriani
6 refriza andriani6 refriza andriani
6 refriza andriani
 
6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik
 
Alat ukur komponen elektronik
Alat ukur komponen elektronikAlat ukur komponen elektronik
Alat ukur komponen elektronik
 
Avometer
AvometerAvometer
Avometer
 
8 pengukuran tahanan
8 pengukuran tahanan8 pengukuran tahanan
8 pengukuran tahanan
 

Viewers also liked

Retire Ready Presentation-NEAFCS-06-13-short-54 slides
Retire Ready Presentation-NEAFCS-06-13-short-54 slidesRetire Ready Presentation-NEAFCS-06-13-short-54 slides
Retire Ready Presentation-NEAFCS-06-13-short-54 slidesBarbara O'Neill
 
Unfranchise Business Presentation
Unfranchise Business Presentation Unfranchise Business Presentation
Unfranchise Business Presentation sekonashop
 
Jim MInges' Retirement Party Top 10 List
Jim MInges' Retirement Party Top 10 ListJim MInges' Retirement Party Top 10 List
Jim MInges' Retirement Party Top 10 ListPatti Poe
 
Shopping Annuity Presentation
Shopping Annuity PresentationShopping Annuity Presentation
Shopping Annuity PresentationLester Faison
 
The Rule of 72 WealthBuilders Investment Network Roseville, CA
The Rule of 72 WealthBuilders Investment Network Roseville, CAThe Rule of 72 WealthBuilders Investment Network Roseville, CA
The Rule of 72 WealthBuilders Investment Network Roseville, CAWealthBuilders Investment Network
 
Retirement Presentation
Retirement PresentationRetirement Presentation
Retirement PresentationMLZ
 
Rule of 72
Rule of 72Rule of 72
Rule of 72yzero8
 
The Rule of 72
The Rule of 72The Rule of 72
The Rule of 72Levi IMG
 
Discover why 95% of Retirement Plans FAIL
Discover why 95% of Retirement Plans FAILDiscover why 95% of Retirement Plans FAIL
Discover why 95% of Retirement Plans FAILJaime
 
The Rule of Thirds
The Rule of ThirdsThe Rule of Thirds
The Rule of ThirdsLeoDR123
 
Funny retirement slides
Funny retirement slidesFunny retirement slides
Funny retirement slidesPatti Poe
 
Retirement Planning PPT
Retirement Planning PPTRetirement Planning PPT
Retirement Planning PPTmbachnak
 

Viewers also liked (15)

Retire Ready Presentation-NEAFCS-06-13-short-54 slides
Retire Ready Presentation-NEAFCS-06-13-short-54 slidesRetire Ready Presentation-NEAFCS-06-13-short-54 slides
Retire Ready Presentation-NEAFCS-06-13-short-54 slides
 
Unfranchise Business Presentation
Unfranchise Business Presentation Unfranchise Business Presentation
Unfranchise Business Presentation
 
Jim MInges' Retirement Party Top 10 List
Jim MInges' Retirement Party Top 10 ListJim MInges' Retirement Party Top 10 List
Jim MInges' Retirement Party Top 10 List
 
Shopping Annuity Presentation
Shopping Annuity PresentationShopping Annuity Presentation
Shopping Annuity Presentation
 
The Rule of 72 WealthBuilders Investment Network Roseville, CA
The Rule of 72 WealthBuilders Investment Network Roseville, CAThe Rule of 72 WealthBuilders Investment Network Roseville, CA
The Rule of 72 WealthBuilders Investment Network Roseville, CA
 
Retirement Presentation
Retirement PresentationRetirement Presentation
Retirement Presentation
 
Rule of 72
Rule of 72Rule of 72
Rule of 72
 
Tata retirement presentation
Tata retirement   presentationTata retirement   presentation
Tata retirement presentation
 
The Rule of 72
The Rule of 72The Rule of 72
The Rule of 72
 
Retirement Planning
Retirement PlanningRetirement Planning
Retirement Planning
 
Farewell powerpoint 2
Farewell powerpoint 2Farewell powerpoint 2
Farewell powerpoint 2
 
Discover why 95% of Retirement Plans FAIL
Discover why 95% of Retirement Plans FAILDiscover why 95% of Retirement Plans FAIL
Discover why 95% of Retirement Plans FAIL
 
The Rule of Thirds
The Rule of ThirdsThe Rule of Thirds
The Rule of Thirds
 
Funny retirement slides
Funny retirement slidesFunny retirement slides
Funny retirement slides
 
Retirement Planning PPT
Retirement Planning PPTRetirement Planning PPT
Retirement Planning PPT
 

Similar to Penggunaan Alat Ukur (VOM)

Rangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri ParalelRangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri ParalelAris Widodo
 
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1Annisa Icha
 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterKhairul Amri
 
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm121
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm121Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm121
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm121Polytechnic State Semarang
 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMdenson siburian
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmNurul Hanifah
 
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimenEksperimen soal eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimenanggawibisono91
 
63050515 7. hukum ohm
63050515 7. hukum ohm63050515 7. hukum ohm
63050515 7. hukum ohmNeda Rahayu
 
Laporan hukum ohm praktikum elektronika analog
Laporan hukum ohm praktikum elektronika analogLaporan hukum ohm praktikum elektronika analog
Laporan hukum ohm praktikum elektronika analogwahyuadnyana_dw
 
Pengaruh Batas Ukur Terhadap Hasil Pengukuran.pptx
Pengaruh Batas Ukur Terhadap Hasil Pengukuran.pptxPengaruh Batas Ukur Terhadap Hasil Pengukuran.pptx
Pengaruh Batas Ukur Terhadap Hasil Pengukuran.pptxMArifRamadhan2
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
2 b 59_utut muhammad_laporan_rspumammuhammad27
 
Macam2 alat ukur_penggunaanya
Macam2 alat ukur_penggunaanyaMacam2 alat ukur_penggunaanya
Macam2 alat ukur_penggunaanyasayidah mafisah
 

Similar to Penggunaan Alat Ukur (VOM) (20)

Rangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri ParalelRangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri Paralel
 
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
 
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohmLaporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm
 
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm121
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm121Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm121
Laporan praktikum rangkaian listrik hukum ohm121
 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
 
1806068 ibrohim - pte a
1806068   ibrohim - pte a1806068   ibrohim - pte a
1806068 ibrohim - pte a
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
 
pengukuran dasar listrik
pengukuran dasar listrikpengukuran dasar listrik
pengukuran dasar listrik
 
Soal eks osn2009-final
Soal eks osn2009-finalSoal eks osn2009-final
Soal eks osn2009-final
 
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimenEksperimen soal eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimen
 
G hukum-ohm
G hukum-ohmG hukum-ohm
G hukum-ohm
 
63050515 7. hukum ohm
63050515 7. hukum ohm63050515 7. hukum ohm
63050515 7. hukum ohm
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
Laporan hukum ohm praktikum elektronika analog
Laporan hukum ohm praktikum elektronika analogLaporan hukum ohm praktikum elektronika analog
Laporan hukum ohm praktikum elektronika analog
 
Pengaruh Batas Ukur Terhadap Hasil Pengukuran.pptx
Pengaruh Batas Ukur Terhadap Hasil Pengukuran.pptxPengaruh Batas Ukur Terhadap Hasil Pengukuran.pptx
Pengaruh Batas Ukur Terhadap Hasil Pengukuran.pptx
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
 
Macam2 alat ukur_penggunaanya
Macam2 alat ukur_penggunaanyaMacam2 alat ukur_penggunaanya
Macam2 alat ukur_penggunaanya
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptxRANGKAIAN  ARUS SEARAH.pptx
RANGKAIAN ARUS SEARAH.pptx
 

More from Aris Widodo

Karakteristik dioda
Karakteristik diodaKarakteristik dioda
Karakteristik diodaAris Widodo
 
Presentasi Elektronika Dasar 2
Presentasi Elektronika Dasar 2Presentasi Elektronika Dasar 2
Presentasi Elektronika Dasar 2Aris Widodo
 
Identifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometriIdentifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometriAris Widodo
 
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)Aris Widodo
 
Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan
Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan
Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan Aris Widodo
 
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Aris Widodo
 
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif Aris Widodo
 
PPT spektrometer
PPT spektrometerPPT spektrometer
PPT spektrometerAris Widodo
 
PPT elektronika dasar 1
PPT elektronika dasar 1PPT elektronika dasar 1
PPT elektronika dasar 1Aris Widodo
 

More from Aris Widodo (16)

Transistor
TransistorTransistor
Transistor
 
Karakteristik dioda
Karakteristik diodaKarakteristik dioda
Karakteristik dioda
 
Presentasi Elektronika Dasar 2
Presentasi Elektronika Dasar 2Presentasi Elektronika Dasar 2
Presentasi Elektronika Dasar 2
 
Polarimeter
PolarimeterPolarimeter
Polarimeter
 
Osilasi teredam
Osilasi teredamOsilasi teredam
Osilasi teredam
 
Kisi difraksi
Kisi difraksiKisi difraksi
Kisi difraksi
 
Identifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometriIdentifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometri
 
Tetes milikan
Tetes milikanTetes milikan
Tetes milikan
 
Spektrometer
SpektrometerSpektrometer
Spektrometer
 
Photovoltaic
PhotovoltaicPhotovoltaic
Photovoltaic
 
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
Deteksi Radioaktif (Geiger Muller)
 
Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan
Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan
Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan
 
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
 
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
 
PPT spektrometer
PPT spektrometerPPT spektrometer
PPT spektrometer
 
PPT elektronika dasar 1
PPT elektronika dasar 1PPT elektronika dasar 1
PPT elektronika dasar 1
 

Recently uploaded

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

Penggunaan Alat Ukur (VOM)

  • 1. Abstrak- Percobaan kali ini berjudul penggunaan alat ukur yang bertujuan untuk mempelajari karakteristik VOM pada pengukuran tegangan arus searah dan bolak balik serta menggunakan VOM untuk mengukur hambatan , tegangan dan arus. Dan percobaan ini dilakukan dengan 3 metode percobaan yakni mengukur tegangan pada DC, arus DC serta tegangan AC. Cara yang igunakan pada pengukran tegangan yakni VOM di paralelkan dengan resistor yang akan di cari tegangannya , lalu di amati besarnya dan divariasi dengan sumber tegangan input bereda. Serta untuk mengukur arus maka Vom du seri dengan resitor lalu di catat nilai arus dan divariasi dengan sumber tegangan berbeda Kesimpulan dari percobaan penggunaan alat ukur yakni karakterisitik VOM pada tegangan searah dan Bolak balik yakni VOM pengukur DC meiliki kepekaan yang lebih tinggi dari pada di AC sehingga di AC di guanakan komponen tambahan pada VOM yakni penyearah tegangan. dan penggunakan VOM untuk mengukur tegangan yakni di paralel dengan beban, untuk mengukur arus, VOM di seri dengan beban serta untuk mengukur hambatan VOM di paralel kan dengan beban ( resistor) namun tanpa di hubungkan dengan sumber teganagn. Kata kunci – VOM, tegangan, arus , resitor, seri, paralel I. PENDAHULUAN VOM ( Volt-Ohm-Miliamper) atau multitester atau multimeter merupakan peralatan listrik yang sering dijumpai bila bekerja yang berhubungan dengan kelistrikan. Alat ini digunakan untuk mengukur tegangan (V), arus (i), serta hambatan (R) pada suatu rangkaian listrik. Namun hal yang terpenting disamping fungsinya adalah cara kerja alat tersebut sehingga bisa melakukan pengukuran tegangan, arus serta hambatan. Sehingga dalam percobaan ini akan dipelajari karakteristik VOM pada pengukuran tegangan, arus searah dan bolak balik, serta menggunakan VOM untuk mengukur hambatan, tegangan serta Arus. VOM tersusun utama atas kumparan putar atau meter d’arsonval yang memiliki nilai kepekaan sendiri yakni mengenai kepekaan arus pada alat ini, misal alat ini terbaca kepekaan 100 mikro A, maka jarum ini akan menunjukkan nilai maksimum ketika di aliri arus 100 mikro A, untuk mengukur arus yang lebih besar maka pada meter d’arsonval dipasang resistor paralel ( shunt) dengan meter sehingga hanya sebagian arus yang diukur masuk ke dalam meter[1]. Atau dalam istilah lain untuk mengukur arus yang lebih besar , sebuah resistor dipasang paralel dengan galvanometer. Dengan demikian ammeter terdiri atas galvanometer yang paralel dengan resitor yang disebut resistor shunt. Shunt berarti “paralel dengan”. Hambatan shunt adalah R dan hambatan kumparan galvanometer (yang membawa arus) adalah r. Nilai R dipilih menurut penyimpangan skala penuh yang di inginkan dan biasanya ketika R sangat kecil maka hambatan dalam ammeter sangat kecil pula[2] Sehingga untuk mengukur tegangan maka VOM harus diparalel dengan beban pada rangkaian listrik, untuk mengukur arus VOM dirangakai seri dengan beban serta untuk mengukur hambatan maka dirangakai paralel langsung dengan beban tanpa terhubung pada rangkaian[3]. Tujuan dari percobaan ini yakni mempelajari karakteristik VOM pada pengukuran tegangan arus searah dan bolak balik serta menggunakan VOM untuk mengukur hambatan , tegangan dan arus. II. METODE Percobaan penggunaan alat ukur ini di lakukan dengan tiga macam percobaan yakni yang pertama percobaan pengukuran tegangan searah . langkah pertama alat dan bahan dipersiapkan di antaranya sumber tegangan DC 5/12 volt, resistor R1 = 200 ohm, R2 = 100 ohm, VOM. Lalu alat dirangkai sebagai berikut. Gambar 1. Rangkaian percobaan 1 Setelah itu di ukur tegangan pada R1 dan R2 dengan 2 range tegangan VOM berbeda pada setiap tegangan. Lalu di lakukan untuk variasi tegangan sumber 5 volt dan 12 volt. Lalu untuk percobaan yang kedua yakni pengukuran arus DC. Langkah pertama di persiapkan alat dan bahan yakni sumber tegangan DC 5 volt / 12 volt, Penggunaan Alat Ukur (E1) Aris Widodo, Indah Ayu P, lyla yuwana Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
  • 2. VOM, Resistor R3 = 470 ohm. Lalu peralatan dirangkai sebagai berikut. Gambar 2. Rangkaian percobaan 2 Setelah itu di ukur arus pada rangkaian dan dicatat besar arus. Setelah itu divariasi tegangan sumber yakni 5 volt dan 10 volt. Lalu untuk percobaan ketiga yakni pengukuran tegangan bolak balik. Langkah pertama yang dilakukan yakn i di persiapkan alat dan bahan di antaranya transformator, sumber tegangan AC 12 volt /15 volt. Resistor R4 = 200 ohm, R5 = 100 ohm, R6=R7 = 470 ohm, VOM. Lalu peralatan dirangkai sebagai beikut Gambar 3. Rangkaian percobaan 3 Setelah itu di ukur tegangan pada R4 dan R5 lalu dicatat besar tegangannya , lalu percobaan divariasi untuk tegangan sumber 12 volt dan 15 volt. Untuk pengolahan data pada percobaan satu di cari nilai V max dan V min dengan persamaan sumberV RbRa Ra Va )( minmax max max + = (1) sumberV RbRa Ra Va )( maxmin min min + = (2) Lalu di cari V hitung disetiap resistor dengan rumus sumberV RbRa Ra Va )( + = (3) Setelah itu dicari besar error nya dengan persamaan. %100x V VV error hitung hitungukur − = (4) Untuk percobaan kedua di cari I max , i min, R in, I hitung. min max R V I sumber = (5) max min R V I sumber = (6) R V I sumber hitung = (7) ukur sumber par I V R = (8) Sehingga rangkaianparin RRR −= (9) Untuk mencari error digunakan persamaan %100x I II error hitung hitungukur − = (10) III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari percobaan ini di dapatkan data percobaan sebagai berikut. Tabel1. Data percobaan 1 V input (volt) range vom R1 (ohm) R2 (ohm) V1 ukur (volt) V2 ukur (volt) 5 10 200 100 3,9 2,1 50 200 100 3,5 2 12 10 200 100 8,1 4,2
  • 3. 50 200 100 8 4 Tabel.2 Data percobaan 2 V input (volt) range vom R (ohm) I ukur (A) 5 25 470 0,011 500 470 0,01 12 25 470 0,024 500 470 0,025 Tabel.3 Data percobaan 3 V input (volt) range vom R4 (Ω) R6 (Ω) V4 ukur (volt) R5 (Ω) R7 (Ω) V5 ukur (volt) 12 10 200 470 3,2 100 470 2 50 200 470 3 100 470 2 15 10 200 470 4,2 100 470 2,5 50 200 470 4 100 470 2 Untuk per cobaan 1 di cari besar v min da v max yakni dengan menggunkan persamaan (1) dan (2) Tabel 4. V min dan V max dari V1 V Rang e vom R1 max R1 min R2 max R2 min v 1 ukur maks min 5 10 210 190 105 95 3,9 3,44 3,22 50 210 190 105 95 3,5 3,44 3,22 12 10 210 190 105 95 8,1 8,26 7,73 50 210 190 105 95 8 8,26 7,73 Tabel 5. V min dan V max dari V2 V range vom R1 max R1 min R2 max R2 min V 2 ukur max min 5 10 210 190 105 95 2,1 1,78 1,56 50 210 190 105 95 2 1,78 1,56 12 10 210 190 105 95 4,2 4,27 3,74 50 210 190 105 95 4 4,27 3,74 Untuk V1 dan V 2 hitung digunakan persamaan (3) sehingga dihasilkan data sebagai berikut Tabel 6. V1 dan V2 hitung V (volt) R1 (Ω) R2 (Ω) R total V1 (volt) V2 (volt) 5 20 0 10 0 300 3,33 1,67 12 20 0 10 0 300 8,00 4,00 Lalu untuk error di cari dengan persamaan (4) sehingga dihasilkan, Tabel 7. Error V1 dan V2 V1 ukur (volt) V2 ukur (volt) V1 V1 error V 1 error V 2 3,9 2,1 3,33 1,67 17% 26% 3,5 2 3,33 1,67 5% 20% 8,1 4,2 8 4 1% 5% 8 4 8 4 0% 0% Setelah itu Untuk percobaan 2 di cari i min dan i max dengan menggunakan persamaan (5) dan (6) sehingga dihasilkan data sebagai berikut. Tabel 7. I min dan I max V range vom R1 max R1 min I ukur I min I max 5 25 493,5 446,5 0,011 0,010 0,011 500 493,5 446,5 0,010 0,010 0,011 12 25 493,5 446,5 0,024 0,024 0,027 500 493,5 446,5 0,025 0,024 0,027 Lalu dicari nilia I hitung dengan menggunkan persamaan (7) sehingga dihasilkan sebagai berikut. Tabel 8. I hitung V (volt) R1 (Ω) I Hitung (A) 5 470 0,011 12 470 0,025 setelah itu dicari nilai R par dan R in dengan penggunaan persamaan (8) dan (9) sehingga dihasilkkan daat sebagai berikut. Tabel 9. R par dan R in R par R rangkaian R in hitung 454,55 470,00 -15,45 500,00 470,00 30,00 446,50 470,00 -23,50 480,00 470,00 10,00
  • 4. Setelah itu di cari nilai error dari I dengan menggunakan persamaan (10). Sehingga dihasilkan data sebagai berikut. Tabel 10. I min dan Imax V range vom I ukur I hitung error 5 25 0,011 0,011 3,40% 500 0,010 0,011 6,00% 12 25 0,024 0,026 6,00% 500 0,025 0,026 2,08% Untuk per cobaan 3 di cari besar v min da v max yakni dengan menggunkan persamaan (1) dan (2) Tabel 11. V min dan V max dari V4 V Rang e vom R4 max R4 min R6 max R6 min V 4 ukur maks min 1 2 10 210 190 493, 5 446, 5 3,2 3,84 3,34 50 210 190 493, 5 446, 5 3 3,84 3,34 1 5 10 210 190 493, 5 446, 5 4,2 4,80 4,17 50 210 190 493, 5 446, 5 4 4,80 4,17 Untuk V4 hitung digunakan persamaan (3) sehingga dihasilkan data sebagai berikut Tabel 12. V1 dan V4 hitung V (volt) R4 R6 R total V4(volt) 12 200 470 670 3,58 15 200 470 670 4,48 Lalu untuk error di cari dengan persamaan (4) sehingga dihasilkan Tabel 13. Error V4 V range vom V4 ukur V4 hitung error v 4 12 10 3,2 3,58209 11% 50 3 3,58209 16% 15 10 4,2 4,47761 2 6% 50 4 4,47761 2 11% Untuk per cobaan 3 di cari besar v min da v max yakni dengan menggunkan persamaan (1) dan (2) Tabel 14. V min dan V max dari V5 V Rang e vom R5 max R5 min R7 max R7 min v 5 ukur maks min 1 2 10 105 95 493, 5 446, 5 2 2,28 1,94 50 105 95 493, 5 446, 5 2 2,28 1,94 1 5 10 105 95 493, 5 446, 5 2,5 2,86 2,42 50 105 95 493, 5 446, 5 2 2,86 2,42 Untuk V5 hitung digunakan persamaan (3) sehingga dihasilkan data sebagai berikut Tabel 15. V1 dan V5 hitung V (volt) R4 R6 R total V5(volt) 12 100 470 570 2,11 15 100 470 570 2,63 Lalu untuk error di cari dengan persamaan (4) sehingga dihasilkan Tabel 16. Error V5 V range vom V5 ukur V5hitung Error V5 12 10 2 2,105 5% 50 2 2,105 5% 15 10 2,5 2,632 5% 50 2 2,632 24%
  • 5. Dari data yang dihasilkan dapat di analisa bahwa besar tegangan atau arus yang dihasilkan dengan menggunakan besar range VOM yang berbeda memberikan hasil yang berbeda pula, hal ini di karenakan semakain besar rentang skala maka nilai ketelitiannya semakin kecil sehingga nilai yang terbaca untuk range vom yang besar kan terjadi pembulatan nilai dari range VOM yang kecil sehingga hasilnya tidak akurai sehinnga berbeda di antara keduanya. Untuk data tegangan pada hambatan a misalnya dapat di analisa bahwa semakin besar hamabatannya maka semakin besar pula tegannya karena V ~R namun pada Besar arus (I) pada data dapat di analisa bahwa bergantung pada tegangan sumber semakin besar tegangan sumber maka semakin besar arus listriknya karena V~I. Untuk analisa perhitungan dapat di analisa bahwa yang pertama tentangb V min dan V max serta I min dan I max, dapat dianalisa bahwa nilai tersebut dapat digunaka sebagai validasi data ukur tegangan maupun arus , kalau sesuai range antara batas min dan max maka data tersebut bernilai benar, karena nilai V min dan V max pada dasrnya terbentuk karena komponen listrik yang terlibat meilki nilai toleransi misal resistor sehingga akan muincul nilai tersebut sehingga batas range V max dan V min bergantung pada besar toleransi pada resitor tersebut. Untuk analisa R in pada rangkaian didapat bahwa nilai R in pada setiap percobaan di hasilkan berbeda-beda hal ini di karenakan Hambatan dalam R in pada alat Vom mensesuaikan dengan arus yang diukur bilai arus besar maka R in akan berniali kecil sehingga nilai yang terbaca pada jarum VOM tidak mengalami presisi yang cukup besar,.Untuk analisa nilai error baik tegangan dan arus dpa t di analisa bahwa pada percobaan satu didaptkan nilai error yang cukup besar pada V 1ukur 5 volt , V2 ukur 5 volt, pada percobaan 2 ,V 4 12 volt serta V5 , 15 volt . hal ini dikarenakan hasil pengukuran dan hasil hitung meiliki nilai selisih yang besar bila di analisa secara mendalam bahwa penyebab utamnya pada V ukur dan I ukur. Bila dihubungkan nilai errordengan kesesuaian data V uku dan I ukur dengan nilai batas V max dan V min bahwa data yang memiliki error besar tadi yang telah disebutkan tadi ternya nilainya keluar dari batas range V max dan V min. Penyebab utama terjadinya kejadinya ini yakni cara pembacaan yang tidak tegak lurus dengan jarum yang ditunjukkan pada VOM pada pengamat (human error) sehingga terjadi pergeseran pembacaan , lalau faktor yang lain yakni penggunaan skala range VOM yang tepat, kalau semakin tepat skala yang digunakan maka nilai akurasi hasil semakin kelihatan sehingga error atau nilai yang diluar ambang batasa range v max dan v min atau I max dan I min bisa di di minimalisir. IV. KESIMPULAN Kesimpulan dari percobaan penggunaan alat ukur yakni karakterisitik VOM pada tegangan searah dan Bolak balik yakni VOM pengukur DC meiliki kepekaan yang lebih tinggi dari pada di AC sehingga di AC di guanakan komponen tambahan pada VOM yakni penyearah tegangan. dan penggunakan VOM untuk mengukur tegangan yakni di paralel dengan beban, untuk mengukur arus, VOM di seri dengan beban serta untuk mengukur hambatan VOM di paralel kan dengan beban ( resistor) namun tanpa di hubungkan dengan sumber teganagn. V. DAFTAR PUSTAKA [1] Sutrisno, Elektronika Teori dasar dan penerapannya.Bandung:penerbit ITB,1986. [2] D. Halliday,Fundamentals Of Physics 9th Edition.USA:John willey& sons,inc.,2011. [3] Tipler, Fisika untuk sains dan teknik.Jakarta:Erlangga,2001.
  • 6. Dari data yang dihasilkan dapat di analisa bahwa besar tegangan atau arus yang dihasilkan dengan menggunakan besar range VOM yang berbeda memberikan hasil yang berbeda pula, hal ini di karenakan semakain besar rentang skala maka nilai ketelitiannya semakin kecil sehingga nilai yang terbaca untuk range vom yang besar kan terjadi pembulatan nilai dari range VOM yang kecil sehingga hasilnya tidak akurai sehinnga berbeda di antara keduanya. Untuk data tegangan pada hambatan a misalnya dapat di analisa bahwa semakin besar hamabatannya maka semakin besar pula tegannya karena V ~R namun pada Besar arus (I) pada data dapat di analisa bahwa bergantung pada tegangan sumber semakin besar tegangan sumber maka semakin besar arus listriknya karena V~I. Untuk analisa perhitungan dapat di analisa bahwa yang pertama tentangb V min dan V max serta I min dan I max, dapat dianalisa bahwa nilai tersebut dapat digunaka sebagai validasi data ukur tegangan maupun arus , kalau sesuai range antara batas min dan max maka data tersebut bernilai benar, karena nilai V min dan V max pada dasrnya terbentuk karena komponen listrik yang terlibat meilki nilai toleransi misal resistor sehingga akan muincul nilai tersebut sehingga batas range V max dan V min bergantung pada besar toleransi pada resitor tersebut. Untuk analisa R in pada rangkaian didapat bahwa nilai R in pada setiap percobaan di hasilkan berbeda-beda hal ini di karenakan Hambatan dalam R in pada alat Vom mensesuaikan dengan arus yang diukur bilai arus besar maka R in akan berniali kecil sehingga nilai yang terbaca pada jarum VOM tidak mengalami presisi yang cukup besar,.Untuk analisa nilai error baik tegangan dan arus dpa t di analisa bahwa pada percobaan satu didaptkan nilai error yang cukup besar pada V 1ukur 5 volt , V2 ukur 5 volt, pada percobaan 2 ,V 4 12 volt serta V5 , 15 volt . hal ini dikarenakan hasil pengukuran dan hasil hitung meiliki nilai selisih yang besar bila di analisa secara mendalam bahwa penyebab utamnya pada V ukur dan I ukur. Bila dihubungkan nilai errordengan kesesuaian data V uku dan I ukur dengan nilai batas V max dan V min bahwa data yang memiliki error besar tadi yang telah disebutkan tadi ternya nilainya keluar dari batas range V max dan V min. Penyebab utama terjadinya kejadinya ini yakni cara pembacaan yang tidak tegak lurus dengan jarum yang ditunjukkan pada VOM pada pengamat (human error) sehingga terjadi pergeseran pembacaan , lalau faktor yang lain yakni penggunaan skala range VOM yang tepat, kalau semakin tepat skala yang digunakan maka nilai akurasi hasil semakin kelihatan sehingga error atau nilai yang diluar ambang batasa range v max dan v min atau I max dan I min bisa di di minimalisir. IV. KESIMPULAN Kesimpulan dari percobaan penggunaan alat ukur yakni karakterisitik VOM pada tegangan searah dan Bolak balik yakni VOM pengukur DC meiliki kepekaan yang lebih tinggi dari pada di AC sehingga di AC di guanakan komponen tambahan pada VOM yakni penyearah tegangan. dan penggunakan VOM untuk mengukur tegangan yakni di paralel dengan beban, untuk mengukur arus, VOM di seri dengan beban serta untuk mengukur hambatan VOM di paralel kan dengan beban ( resistor) namun tanpa di hubungkan dengan sumber teganagn. V. DAFTAR PUSTAKA [1] Sutrisno, Elektronika Teori dasar dan penerapannya.Bandung:penerbit ITB,1986. [2] D. Halliday,Fundamentals Of Physics 9th Edition.USA:John willey& sons,inc.,2011. [3] Tipler, Fisika untuk sains dan teknik.Jakarta:Erlangga,2001.