SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Percobaan 2 
(Dioda sebagai Penyearah) 
2.1 Tujuan Percobaan 
1. Mengetahui karakteristik dioda sebagai penyearah 
2. Mengetahui cara kerja dioda sebagai penyearah 
3. Mengenal sifat-sifat yang dimiliki oleh dioda sebagai penyearah 
4. Dapat merangkai rangkaian dioda sebagai penyearah 
5. Mengetahui pengaruh tapis terhadap rangkaian dioda penyearah 
2.2 Alat &Bahan 
1. Osiloskop 
2. Transformator CT 220V/12V 
3. Dioda silicon 1N 4002 
4. Resistor 470Ω,20kΩ, dan 82kΩ 
5. Kabel jumper 
6. Kapasitor 100μF, 220μF, 470μF 
7. Protoboard 
2.3 Gambar Rangkaian 
 Rangkaian penyearah setengah gelombang tanpa tapis. 
Variasi Tahanan 470Ω, 20kΩ, 82kΩ. 
AC CT R 
Gambar 2.1 Rangkaian penyearah setengah gelombang tanpa tapis
 Rangkaian Penyearah setengah gelombang dengan tapis. 
Variasi Tahanan 470Ω, 20kΩ, 82kΩ. 
Variasi Tapis 100μF, 220μF, 470μF. 
AC CT C R 
Gambar 2.2 Rangkaian penyearah setengah gelombang dengan tapis 
 Rangkaian Penyearah gelombang penuh tanpa tapis. 
Variasi Tahanan 470Ω, 20kΩ, 82kΩ. 
AC CT R 
Gambar 2.3 Rangkaian penyearah gelombang penuh tanpa tapis 
 Rangkaian Penyearah gelombang penuh dengan tapis. 
Variasi Tahanan 470Ω, 20kΩ, 82kΩ. 
Variasi Tapis 100μF, 220μF, 470μF. 
AC CT 
C R 
Gambar 2.4 Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan tapis
2.4 Langkah Percobaan 
2.4.1 Penyearah Setengah Gelombang 
2.4.1.1 Tanpa Tapis 
1. Menyalakan dan mengkalibrasi osiloskop 
2. Merangkai rangkaian sesuai Gambar 2.1 
3. Mengatur tegangan masukan dan mengamati gelombangnya 
pada osiloskop 
4. Mengukur tegangan pada resistor dan mengamati 
gekombangnya padaosiloskop 
5. Mencatat hasil pengukuran 
6. Melakukan langkah 1 – 5 untuk variasi resistor yang lain 
2.4.1.2 Dengan Tapis 
1. Menyalakan dan mengkalibrasi osiloskop 
2. Merangkai rangkaian sesuai Gambar 2.2 
3. Mengatur tegangan masukan dan mengamati gelombangnya 
pada osiloskop 
4. Mengukur tegangan pada resistor dan mengamati 
gekombangnya padaosiloskop 
5. Mengukur tegangan pada resistor untuk variasi tapis yang 
lain 
6. Mencatat hasil pengukuran 
7. Melakukan langkah 1 – 6untuk variasi resistor yang lain
2.4.2 Penyearah Gelombang Penuh 
2.4.2.1 Tanpa Tapis 
1. Menyalakan dan mengkalibrasi osiloskop 
2. Merangkai rangkaian sesuai Gambar 2.3 
3. Mengatur tegangan masukan dan mengamati gelombangnya 
pada osiloskop 
4. Mengukur tegangan pada resistor dan mengamati 
gekombangnya padaosiloskop 
5. Mencatat hasil pengukuran 
6. Melakukan langkah 1 – 5 untuk variasi resistor yang lain 
2.4.2.2 Dengan Tapis 
1. Menyalakan dan mengkalibrasi osiloskop 
2. Merangkai rangkaian sesuai Gambar 2.4 
3. Mengatur tegangan masukan dan mengamati gelombangnya 
pada osiloskop 
4. Mengukur tegangan pada resistor dan mengamati 
gekombangnya padaosiloskop 
5. Mengukur tegangan pada resistor untuk variasi tapis yang 
lain 
6. Mencatat hasil pengukuran 
7. Melakukan langkah 1 – 6 untuk variasi resistor yang lain
2.5 Data Percobaan 
2.5.1 Penyearah Setengah Gelombang 
Tabel 2.1 Data Percobaan Penyearah Setengah Gelombang 
No 
R 
(Ω) 
Tegangan 
Masukan 
(푉퐼) 
Tegangan 
Beban 
Tanpa tapis 
(푉퐿) 
C = 0μF 
Tegangan 
Beban 
Dengan tapis 
(푉퐿) 
C = 100μF 
Tegangan 
Beban 
Tanpa tapis 
(푉퐿) 
C = 220 μF 
Tegangan 
Beban 
Dengan tapis 
(푉퐿) 
C = 470 μF 
1 470 
Tinggi = 3 
Lebar = 4 
V/div = 5 V 
t/div = 5 ms 
Tinggi = 5 
Lebar = 4 
V/div = 5 V 
t/div = 5 ms 
Tinggi = 2,5 
Lebar = 4 
V/div = 1 V 
t/div = 5 ms 
Tinggi = 2,5 
Lebar = 4 
V/div = 0,5 V 
t/div = 5 ms 
Tinggi = 3 
Lebar = 4 
V/div = 0,2 V 
t/div = 5 ms 
2 20k 
Tinggi = 3 
Lebar = 4 
V/div = 5 V 
t/div = 5 ms 
Tinggi = 4 
Lebar = 4 
V/div = 2 V 
t/div = 5 ms 
Tinggi = 4 
Lebar = 4 
V/div = 20mV 
t/div =5 ms 
Tinggi = 2 
Lebar = 4 
V/div = 20mV 
t/div =5 ms 
Tinggi = 2 
Lebar = 4 
V/div = 10mV 
t/div =5 ms 
3 82k 
Tinggi = 3 
Lebar = 4 
V/div = 5 V 
t/div = 5 ms 
Tinggi = 4 
Lebar = 4 
V/div = 2 v 
t/div =5 ms 
Tinggi = 4 
Lebar = 4 
V/div = 5 V 
t/div = 5 ms 
Tinggi = 2 
Lebar = 4 
V/div = 5mV 
t/div = 5 ms 
Tinggi = 1 
Lebar = 4 
V/div = 5mV 
t/div = 5 ms
2.5.2 Penyearah Gelombang Penuh 
Tabel 2.2Data Percobaan Penyearah Gelombang Penuh 
No 
R 
(Ω) 
Tegangan 
Masukan 
(푉퐼) 
Tegangan 
Beban 
Tanpa tapis 
(푉퐿) 
C = 0μF 
Tegangan 
Beban 
Dengan tapis 
(푉퐿) 
C = 100μF 
Tegangan 
Beban 
Tanpa tapis 
(푉퐿) 
C = 220 μF 
Tegangan 
Beban 
Dengan tapis 
(푉퐿) 
C = 470 μF 
1 470 
Tinggi = 3 
Lebar = 4 
V/div = 5 V 
t/div = 5 ms 
Tinggi = 3,5 
Lebar = 4 
V/div = 2 V 
t/div = 5 ms 
Tinggi = 2 
Lebar = 4 
V/div = 0,5 V 
t/div =5 ms 
Tinggi = 2.5 
Lebar = 4 
V/div =0,2 V 
t/div = 5 ms 
Tinggi = 1,5 
Lebar = 4 
V/div = 0,2 V 
t/div = 5 ms 
2 20k 
Tinggi = 3 
Lebar = 4 
V/div = 5 V 
t/div = 5 ms 
Tinggi = 3,5 
Lebar = 4 
V/div = 2 V 
t/div = 5 ms 
Tinggi = 2 
Lebar = 4 
V/div = 20mV 
t/div = 5 ms 
Tinggi = 2 
Lebar = 4 
V/div = 10mV 
t/div = 5 ms 
Tinggi = 2 
Lebar = 4 
V/div =5 mV 
t/div = 5 ms 
3 82k 
Tinggi = 3 
Lebar = 4 
V/div = 5 V 
t/div = 10 ms 
Tinggi = 3 
Lebar = 4 
V/div = 2 V 
t/div = 5 ms 
Tinggi = 2 
Lebar = 4 
V/div = 5mV 
t/div = 5 ms 
Tinggi = 2 
Lebar = 4 
V/div = 2mV 
t/div = 5 ms 
Tinggi = 5 
Lebar = 4 
V/div = 2mV 
t/div = 2 ms
2.6 Analisa Dan Pembahasan 
2.6.1 Penyearah Setengah Gelombang Tanpa Tapis 
2.6.1.1 Gambar Rangkaian 
AC CT R 
Gambar 2.5 Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang Tanpa Tapis 
2.6.1.2 Prinsip Kerja 
Pada saat setengah periode positif tegangan AC bertemu anoda 
dioda, maka dioda akan aktif dan menghantarkan arus ke 
resistor,sedangkan saat setengah periode berikutnya (negatif) 
bertemu anoda dioda, maka dioda akan mati dan tidak meneruskan 
arus listrik. Sehingga hanya sinyal listrik dengan polaritas positif 
yang akan dihantarkan dioda, sedangkan liistrik dengan polaritas 
yang sama adalah listrk DC. 
2.6.1.3 Gambar Gelombang 
Gambar 2.6 Konversi AC – DC tanpa Tapis
2.6.1.4 Penjelasan Gambar 
Pada awalnya tegangan AC (sinusoidal) memiliki dua polaritas 
yang berubah secara periodik. Saat gelombang dengan polaritas 
positif mengenai anoda dioda, maka dioda nyala dan meneruskan 
arus,sedangkan gelombang polaritas negatif tidak menyalakan dioda, 
sehingga tidak ada arus yang mengalir. Akibatnya arus yang 
diteruskan hanya pada satu polaritas saja (positif). 
2.6.1.5 Penjelasan Rumus 
Tegangan masukan 
푉푝푝 = 푉푖푛 = 푉. 푉푑푖푣 
Tegangan Maksimal 
푉푚 = 
푉푖푛 
2 
Tegangan efektif 
푉푒푓푓 = 
푣푚 
√2 
Tegangan Keluaran 
푉퐷퐶 = 
푉푚 
휋 
2.6.1.6 Contoh Perhitungan 
Tegangan Masukkan 
푉푖푛 = 푉. 푉푑푖푣 
푉푖푛 = 5 . 3 = 15 V 
푉푚 = 
푉푖푛 
2 
= 
15 
2 
= 7,5푉 
Tegangan Keluaran Tanpa Tapis 
푉푖푛 = 푉. 푉푑푖푣 
푉푖푛 = 5 . 5 = 25V 
푉푚 = 
푉푖푛 
2 
= 
25 
2 
= 12,5푉 
푉퐷퐶 = 
푉푚 
휋 
= 
12,5 
3,14 
= 3,98 V
2.6.1.7 Tabel Perbandingan 푽풊풏&푽푫푪 
Dengan cara yang sama, diperoleh tabel berikut. 
Tabel 2.3Perbandingan 푉푖푛 dan 푉퐷퐶 Penyearah Setengah Gelombang tanpa Tapis 
No Resistor (Ω) 
Tegangan Input 
(푉푒푓푓) 
Tegangan Output (푉퐷퐶) 
1 470 7,5 V 3,98 V 
2 20k 7,5 V 1,27 V 
3 82k 7,5 V 1,27 V 
2.6.1.8 Analisa 
Pada grafik diatas dapat diamati bahwa hubungan 푉푖푛 dan 푉퐷퐶 
pada rangkaian penyearah setengah gelombang tanpa tapis adalah 
sama besar. Dengan tegangan input yang sama dan berbagai variasi 
resistor, dihasilkan tegangan output yang sama juga. 
Idealnya,semakin tinggi 푉푖푛 (AC), maka 푉표푢푡(DC) cenderung 
semakin tinggi. Perbedaan ini disebabkan karena beberapa faktor 
seperti alat yang kurang presisi, kesalahan praktikan dalam 
melakukan praktikum, dll. 
2.6.2 Penyearah Setengah Gelombang dengan Tapis 
2.6.2.1 Gambar Rangkaian 
AC CT C R 
Gambar 2.8 Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang dengan Tapis 
2.6.2.2 Prinsip Kerja 
Rangkaian penyearah setengah gelombang dengan tapis bekerja 
dengan cara yang samadengan rangkaian tanpa tapis. Perbedaannya 
ada pada kapasitor yang dirangkai secara pararel dengan resistor. 
Pada dasarnya gelombang keluaran rangkaian tanpa tapis masih
memiliki komponen AC. Penambahan kapasitor ini akanmengurangi 
komponen AC pada tegangan keluaran, sehinngga didapatkan 
gelombang keluaran yang lebih halus. 
2.6.2.3 Gambar Gelombang 
Gambar 2.9 Gelombang Keluaran Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang 
dengan Tapis 
2.6.2.4 Penjelasan Gambar 
Gambar diatas adalah gambar gelombang keluaran setelah dipasang 
kapasitor sebagai tapis.Terlihat bentuk gelombang yang semakin 
halus dibandingkan dengan penyearah tanpa tapis. Idealnya makin 
besar kapasitor yang digunakan, maka gelombang keluaran akan 
semakin halus mendekati garis lurus. 
2.6.2.5 Penjelasan Rumus 
Dalam praktikum ini, digunakan osiloskop, sehingga nilai Vm dan 
Vl dapat ditentukan. 
Tegangan masukan 
푉푖푛 = 푉. 푉푑푖푣 
Tegangan Maksimal 
푉푚 = 
푉푖푛 
2 
Tegangan efektif 
푉푒푓푓 = 
푣푚 
√2
Tegangan Keluaran 
푉퐷퐶 = 푉푖푛 − 
푉푙 
2 
2.6.2.6 Contoh Perhitungan 
Pada beban 470 ohm 
Tegangan Masukkan 
푉푖푛 = 푉. 푉푑푖푣 
푉푖푛 = 5 . 3 = 15 V 
푉푚 = 
푉푖푛 
2 
= 
15 
2 
= 7,5푉 
Tegangan Keluaran dengan Tapis 100 uF 
푉퐷퐶 = 푉푚 − 
푉푙 
2 
= 7,5 − 1,25 
= 6,25 푉 
2.6.2.7 Tabel Perbandingan 푽풊풏&푽푫푪 
Dengan cara yang sama, diperoleh tabel berikut. 
Tabel 2.4Perbandingan 푉푖푛dan 푉퐷퐶 Penyearah Setengah Gelombang dengan Tapis 
No R (Ω) 
Tegangan 
Input 
(푉푒푓푓) 
Tegangan 
Output 
(푉퐷퐶) 
C = 100μF 
Tegangan 
Output 
(푉퐷퐶) 
C = 220μF 
Tegangan 
Output 
(푉퐷퐶) 
C = 440μF 
1 470 7,5 V 6,25 6,875 7,2 
2 20k 7,5 V 7,46 7,48 7,49 
3 82k 7,5 V 7,49 7,495 7,4975 
2.6.2.8 Analisa 
Pada grafik diatas dapat diamati bahwa hubungan 푉푖푛dan 푉퐷퐶pada 
rangkaian penyearah setengah gelombang dengan tapis adalah
berbanding lurus.Semakin tinggi 푉푖푛(AC), maka푉표푢푡 (DC) 
cenderung semakin tinggi. 
2.6.3 Penyearah Gelombang Penuh Tanpa Tapis 
2.6.4.1 Gambar Rangkaian 
AC CT R 
Gambar 2.11 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh Tanpa Tapis 
2.6.4.2 Prinsip Kerja 
Prinsip kerja penyearah diatas adalah dengan memanfaatkan dua 
buah dioda untuk dapat meneruskan kedua polaritas listrik AC 
sepenuhnya ke listrik DC.Ketika setengah periode pertama (positif), 
maka hanya satu dioda (menyala) yang dapat meneruskan arus listik 
ke resistor. Kemudian pada setengah periode berikutnya (negatif), 
arus listrik juga akan dialirkan ke resistor, tetapi menggunakan dioda 
lainnya. Sederhananya, kedua dioda bekerja (menyala) mengalirkan 
arus secara bergantian, sesuai dengan perubahan polaritas sinyal 
masukan AC. 
2.6.4.3 Gambar Gelombang
Gambar 2.12 Gelombang Keluaran Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh 
Tanpa Tapis 
2.6.4.4 Penjelasan Gambar 
Pada gambar di atas terlihat pengubahan gelombang dari AC ke DC 
oleh dua dioda. Dioda D1 akan hidup saat gelombang AC positif 
masuk, dan mengalirkan arus, sedangkan D2 mati. Kemudian saat 
gelombang AC negatif masuk, dioda D2 menyala dan mengairkan 
arus, sedangkan D1 mati. Polaritas negatif AC akan dibalik pada 
rangkaian ini sehingga keluarannya ada satu gelombang penuh 
dengan polaritas yang sama. 
2.6.4.5 Penjelasan Rumus 
Tegangan masukan 
푉푖푛 = 푉. 푉푑푖푣 
Tegangan Maksimal 
푉푚 = 
푉푖푛 
2 
Tegangan efektif 
푉푒푓푓 = 
푣푚 
√2 
Tegangan Keluaran 
푉퐷퐶 = 2 
푉푚 
휋 
2.6.4.6 Contoh Perhitungan 
Pada hambatan 470Ohm 
Tegangan Masukkan 
푉푖푛 = 푉. 푉푑푖푣 
푉푖푛 = 5 . 3 = 15 V 
푉푚 = 
푉푖푛 
2 
= 
15 
2 
= 7,5푉 
Tegangan Keluaran Tanpa Tapis 
푉푖푛 = 푉. 푉푑푖푣 
푉푖푛 = 2 .3,5 = 7 V
푉푚 = 
푉푖푛 
2 
= 
7 
2 
= 3,5 푉 
푉퐷퐶 = 2 
푉푚 
휋 
= 
7 
3,14 
= 2,23 V 
2.6.4.7 Tabel Perbandingan 푽풊풏&푽푫푪 
Dengan cara yang sama, diperoleh tabel berikut. 
Tabel 2.5Perbandingan 푉푖푛 dan 푉퐷퐶 Penyearah Gelombang Penuh tanpa Tapis 
No Resistor (Ω) Tegangan Input (푉푖푛) Tegangan Output (푉퐷퐶) 
1 470 7,5 V 2,23 V 
2 20k 7,5 V 2,23 V 
3 82k 7,5 V 1,91 V 
2.6.4.8 Analisa 
Pada grafik diatas dapat diamati bahwa hubungan 푉푖푛 dan 푉퐷퐶 
pada rangkaian penyearah gelombang penuh tanpa tapis adalah sama 
besar. Dengan tegangan input yang sama dan berbagai variasi 
resistor, dihasilkan tegangan output yang sama juga. 
Idealnya,semakin tinggi 푉푖푛 (AC), maka 푉표푢푡(DC) cenderung 
semakin tinggi. Perbedaan ini disebabkan karena beberapa faktor 
seperti alat yang kurang presisi, kesalahan praktikan dalam 
melakukan praktikum, dll. 
2.6.4 Penyearah Gelombang Penuh dengan Tapis 
2.6.4.1 Gambar Rangkaian 
AC CT 
C R 
Gambar 2.14 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh dengan Tapis 
2.6.4.2 Prinsip Kerja
Prinsip kerja rangkaian ini, sepenuhnya sama dengan rangkaian 
penyearah gelombang penuh tanpa tapis. Hanya saja tapis yang 
dirangkai pararel dengan beban akan mengurangi komponen AC 
yang ada pada sinyal keluaran pada resistor, sehingga didapatkan 
gelombang keluaran yang lebih halus. 
2.6.4.3 Gambar Gelombang 
Gambar 2.15 Gelombang Keluaran Rangkaian Penyearah Gelombang 
Penuh dengan Tapis 
2.6.4.4 Penjelasan Gambar 
Gambar diatas menunjukkan bentuk perubahan gelombang setelah 
dipasang tapis kapasitor.Pada gambar diatas terlihat bentuk 
gelombang yang semakin halus mendekati gelombang DC ideal. 
2.6.4.5 Penjelasan Rumus 
Tegangan masukan 
푉푖푛 = 푉. 푉푑푖푣 
Tegangan Maksimal 
푉푚 = 
푉푖푛 
2 
Tegangan efektif 
푉푒푓푓 = 
푣푚 
√2 
Tegangan Keluaran 
푉퐷퐶 = 푉푚 − 
푉푙 
2
2.6.4.6 Contoh Perhitungan 
Pada beban 470 ohm 
Tegangan Masukkan 
푉푖푛 = 푉. 푉푑푖푣 
푉푖푛 = 5 . 3 = 15 V 
푉푚 = 
푉푖푛 
2 
= 
15 
2 
= 7,5푉 
Tegangan Keluaran dengan Tapis 100 uF 
푉퐷퐶 = 푉푖푛 − 
푉푙 
2 
= 7,5 − 1 
= 14 푉 
2.6.4.7 Tabel Perbandingan 푽풊풏&푽푫푪 
Dengan cara yang sama, diperoleh tabel berikut. 
Tabel 2.6Perbandingan 푉푖푛dan 푉퐷퐶 Penyearah Gelombang Penuh dengan Tapis 
No R (Ω) 
Tegangan 
Input (푉푖푛) 
Tegangan 
Output 
(푉퐷퐶) 
C = 100μF 
Tegangan 
Output 
(푉퐷퐶) 
C = 220μF 
Tegangan 
Output 
(푉퐷퐶) 
C = 440μF 
1 20k 7,5 V 7 7,25 7,35 
2 82k 7,5 V 7,48 7,49 7,495 
3 470 7,5 V 7,495 7,498 7,495 
2.6.4.8 Analisa 
Pada grafik diatas dapat diamati bahwa hubungan 푉푖푛dan 
푉표푢푡pada rangkaian penyearah gelombang penuh dengan tapis adalah 
berbanding lurus.Semakin tinggi 푉푖푛 (AC), maka 푉표푢푡 (DC) 
cenderung semakin tinggi.Perbedaan ini disebabkan karena beberapa
faktor seperti alat yang kurang presisi, kesalahan praktikan dalam 
melakukan praktikum, dll. 
2.7 Kesimpulan 
Dari percobaan tentang dioda sebagai penyearah yang telah dilakukan, 
dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya: 
1. Dioda dapat digunakan sebagai penyearah arus AC menjadi DC, baik 
penyearah setengah gelombang ataupun gelombang penuh. 
2. Untuk menyearahkan setengah gelombang, hanya diperlukan 1 buah dioda. 
3. Untuk menyearahkan satu gelombang penuh, maka diperlukan 2 buah 
dioda yang dirangkai secara paralel satu sama lain. 
4. Tapis kapasitor berfungsi untuk memperhalus sinyal keluaran dari dioda 
dengan mengurangi komponen AC pada sinyal keluaran. 
5. Semakin besar kapasitas tapis kapasitor yang digunakan, maka gelombang 
keluarannya akan semakin halus. 
6. Tegangan masukan berbanding lurus dengan tegangan keluaran. Sehingga 
semakin besar tegangan masukkan (AC), maka tegangan keluaran (DC) 
semakin besar. 
7. Dari hasil percobaan, tegangan masukan dan tegangan keluaran pada 
penyearah setengah gelombang maupun gelombang penuh tanpa tapis 
bernilai sama, belum sesuai dengan keadaan idealnya.

More Related Content

What's hot

Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)FEmi1710
 
Tugas forum diskusi kb 3
Tugas forum diskusi kb 3Tugas forum diskusi kb 3
Tugas forum diskusi kb 3UrangGayo
 
Laporan transistor common emitor
Laporan transistor common emitorLaporan transistor common emitor
Laporan transistor common emitorwahyuadnyana_dw
 
PPT elektronika dasar 1
PPT elektronika dasar 1PPT elektronika dasar 1
PPT elektronika dasar 1Aris Widodo
 
Modul praktikum rl2
Modul praktikum rl2Modul praktikum rl2
Modul praktikum rl2heri santosa
 
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Faizin Pass
 
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)Moh Ali Fauzi
 
Laporan Praktikum rangkaian RC
Laporan Praktikum rangkaian RC Laporan Praktikum rangkaian RC
Laporan Praktikum rangkaian RC Annisa Icha
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum OhmLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohmyudhodanto
 
192970736 lapres-common-base
192970736 lapres-common-base192970736 lapres-common-base
192970736 lapres-common-baseNessya Mila Putri
 
Rangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCRangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCWahyu Pratama
 
rangkaian resistor by Resty Annisa
rangkaian resistor by Resty Annisarangkaian resistor by Resty Annisa
rangkaian resistor by Resty AnnisaResty annisa
 
Presentasi Elektronika Dasar 2
Presentasi Elektronika Dasar 2Presentasi Elektronika Dasar 2
Presentasi Elektronika Dasar 2Aris Widodo
 
Percobaan 3 (Common Emitter)
Percobaan 3 (Common Emitter)Percobaan 3 (Common Emitter)
Percobaan 3 (Common Emitter)Moh Ali Fauzi
 
Penyearah Setengah Gelombang
Penyearah Setengah GelombangPenyearah Setengah Gelombang
Penyearah Setengah GelombangWahyu Pratama
 
Laporan 3 gelombang penuh
Laporan 3 gelombang penuhLaporan 3 gelombang penuh
Laporan 3 gelombang penuhridwan35
 

What's hot (20)

Hukum ohm
Hukum ohmHukum ohm
Hukum ohm
 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
 
Tugas forum diskusi kb 3
Tugas forum diskusi kb 3Tugas forum diskusi kb 3
Tugas forum diskusi kb 3
 
Laporan transistor common emitor
Laporan transistor common emitorLaporan transistor common emitor
Laporan transistor common emitor
 
PPT elektronika dasar 1
PPT elektronika dasar 1PPT elektronika dasar 1
PPT elektronika dasar 1
 
Modul praktikum rl2
Modul praktikum rl2Modul praktikum rl2
Modul praktikum rl2
 
Laporan praktikum elektronika
Laporan praktikum elektronikaLaporan praktikum elektronika
Laporan praktikum elektronika
 
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
 
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
 
Laporan Praktikum rangkaian RC
Laporan Praktikum rangkaian RC Laporan Praktikum rangkaian RC
Laporan Praktikum rangkaian RC
 
03. bab 4
03. bab 403. bab 4
03. bab 4
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum OhmLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
 
192970736 lapres-common-base
192970736 lapres-common-base192970736 lapres-common-base
192970736 lapres-common-base
 
Laporan 1
Laporan 1Laporan 1
Laporan 1
 
Rangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCRangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RC
 
rangkaian resistor by Resty Annisa
rangkaian resistor by Resty Annisarangkaian resistor by Resty Annisa
rangkaian resistor by Resty Annisa
 
Presentasi Elektronika Dasar 2
Presentasi Elektronika Dasar 2Presentasi Elektronika Dasar 2
Presentasi Elektronika Dasar 2
 
Percobaan 3 (Common Emitter)
Percobaan 3 (Common Emitter)Percobaan 3 (Common Emitter)
Percobaan 3 (Common Emitter)
 
Penyearah Setengah Gelombang
Penyearah Setengah GelombangPenyearah Setengah Gelombang
Penyearah Setengah Gelombang
 
Laporan 3 gelombang penuh
Laporan 3 gelombang penuhLaporan 3 gelombang penuh
Laporan 3 gelombang penuh
 

Similar to DIODA PENYEARAH

Laporan Counter Elektronika Digital
Laporan Counter Elektronika DigitalLaporan Counter Elektronika Digital
Laporan Counter Elektronika DigitalSiti Suryanah
 
Acar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahayaAcar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahayaYuwan Kilmi
 
Modul 3 arif wibi lp
Modul 3 arif wibi lpModul 3 arif wibi lp
Modul 3 arif wibi lpFaishal Adlan
 
Laporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan cLaporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan cRidwan Satria
 
Penyearah naris
Penyearah narisPenyearah naris
Penyearah narisNaris Hito
 
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...Dana Mezzi
 
Unit 3 comparator dan detector
Unit 3 comparator dan detectorUnit 3 comparator dan detector
Unit 3 comparator dan detectorBeni Putra
 
Laporan praktikum elka deui
Laporan praktikum elka deuiLaporan praktikum elka deui
Laporan praktikum elka deuiRandi Setiawan
 
Laporan Percobaan 4 (Common Collector)
Laporan Percobaan 4 (Common Collector)Laporan Percobaan 4 (Common Collector)
Laporan Percobaan 4 (Common Collector)Moh Ali Fauzi
 
Jembatan wheat stone
Jembatan  wheat stoneJembatan  wheat stone
Jembatan wheat stoneRiyan Riyan
 
Laporan praktikum lr03 angga
Laporan praktikum lr03 anggaLaporan praktikum lr03 angga
Laporan praktikum lr03 anggaAndina Zata Dini
 
Elektronikadasar 110927064702-phpapp01
Elektronikadasar 110927064702-phpapp01Elektronikadasar 110927064702-phpapp01
Elektronikadasar 110927064702-phpapp01yogi aditiya
 
Karakteristik dioda
Karakteristik diodaKarakteristik dioda
Karakteristik diodajumranjum
 
Rev Karakteristik transistor
Rev Karakteristik transistorRev Karakteristik transistor
Rev Karakteristik transistorfatkhurouf
 

Similar to DIODA PENYEARAH (20)

Laporan Counter Elektronika Digital
Laporan Counter Elektronika DigitalLaporan Counter Elektronika Digital
Laporan Counter Elektronika Digital
 
Acar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahayaAcar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahaya
 
Modul 3 arif wibi lp
Modul 3 arif wibi lpModul 3 arif wibi lp
Modul 3 arif wibi lp
 
Modul 6
Modul 6Modul 6
Modul 6
 
Unit7
Unit7Unit7
Unit7
 
Laporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan cLaporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan c
 
Penyearah naris
Penyearah narisPenyearah naris
Penyearah naris
 
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...
 
Unit 3 comparator dan detector
Unit 3 comparator dan detectorUnit 3 comparator dan detector
Unit 3 comparator dan detector
 
Laporan praktikum elka deui
Laporan praktikum elka deuiLaporan praktikum elka deui
Laporan praktikum elka deui
 
Laporan dioda
Laporan diodaLaporan dioda
Laporan dioda
 
Laporan Percobaan 4 (Common Collector)
Laporan Percobaan 4 (Common Collector)Laporan Percobaan 4 (Common Collector)
Laporan Percobaan 4 (Common Collector)
 
Ppt listrik dinamis
Ppt listrik dinamisPpt listrik dinamis
Ppt listrik dinamis
 
Rangkaian Ps
Rangkaian PsRangkaian Ps
Rangkaian Ps
 
Jembatan wheat stone
Jembatan  wheat stoneJembatan  wheat stone
Jembatan wheat stone
 
Laporan praktikum lr03 angga
Laporan praktikum lr03 anggaLaporan praktikum lr03 angga
Laporan praktikum lr03 angga
 
Elektronikadasar 110927064702-phpapp01
Elektronikadasar 110927064702-phpapp01Elektronikadasar 110927064702-phpapp01
Elektronikadasar 110927064702-phpapp01
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
Karakteristik dioda
Karakteristik diodaKarakteristik dioda
Karakteristik dioda
 
Rev Karakteristik transistor
Rev Karakteristik transistorRev Karakteristik transistor
Rev Karakteristik transistor
 

DIODA PENYEARAH

  • 1. Percobaan 2 (Dioda sebagai Penyearah) 2.1 Tujuan Percobaan 1. Mengetahui karakteristik dioda sebagai penyearah 2. Mengetahui cara kerja dioda sebagai penyearah 3. Mengenal sifat-sifat yang dimiliki oleh dioda sebagai penyearah 4. Dapat merangkai rangkaian dioda sebagai penyearah 5. Mengetahui pengaruh tapis terhadap rangkaian dioda penyearah 2.2 Alat &Bahan 1. Osiloskop 2. Transformator CT 220V/12V 3. Dioda silicon 1N 4002 4. Resistor 470Ω,20kΩ, dan 82kΩ 5. Kabel jumper 6. Kapasitor 100μF, 220μF, 470μF 7. Protoboard 2.3 Gambar Rangkaian  Rangkaian penyearah setengah gelombang tanpa tapis. Variasi Tahanan 470Ω, 20kΩ, 82kΩ. AC CT R Gambar 2.1 Rangkaian penyearah setengah gelombang tanpa tapis
  • 2.  Rangkaian Penyearah setengah gelombang dengan tapis. Variasi Tahanan 470Ω, 20kΩ, 82kΩ. Variasi Tapis 100μF, 220μF, 470μF. AC CT C R Gambar 2.2 Rangkaian penyearah setengah gelombang dengan tapis  Rangkaian Penyearah gelombang penuh tanpa tapis. Variasi Tahanan 470Ω, 20kΩ, 82kΩ. AC CT R Gambar 2.3 Rangkaian penyearah gelombang penuh tanpa tapis  Rangkaian Penyearah gelombang penuh dengan tapis. Variasi Tahanan 470Ω, 20kΩ, 82kΩ. Variasi Tapis 100μF, 220μF, 470μF. AC CT C R Gambar 2.4 Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan tapis
  • 3. 2.4 Langkah Percobaan 2.4.1 Penyearah Setengah Gelombang 2.4.1.1 Tanpa Tapis 1. Menyalakan dan mengkalibrasi osiloskop 2. Merangkai rangkaian sesuai Gambar 2.1 3. Mengatur tegangan masukan dan mengamati gelombangnya pada osiloskop 4. Mengukur tegangan pada resistor dan mengamati gekombangnya padaosiloskop 5. Mencatat hasil pengukuran 6. Melakukan langkah 1 – 5 untuk variasi resistor yang lain 2.4.1.2 Dengan Tapis 1. Menyalakan dan mengkalibrasi osiloskop 2. Merangkai rangkaian sesuai Gambar 2.2 3. Mengatur tegangan masukan dan mengamati gelombangnya pada osiloskop 4. Mengukur tegangan pada resistor dan mengamati gekombangnya padaosiloskop 5. Mengukur tegangan pada resistor untuk variasi tapis yang lain 6. Mencatat hasil pengukuran 7. Melakukan langkah 1 – 6untuk variasi resistor yang lain
  • 4. 2.4.2 Penyearah Gelombang Penuh 2.4.2.1 Tanpa Tapis 1. Menyalakan dan mengkalibrasi osiloskop 2. Merangkai rangkaian sesuai Gambar 2.3 3. Mengatur tegangan masukan dan mengamati gelombangnya pada osiloskop 4. Mengukur tegangan pada resistor dan mengamati gekombangnya padaosiloskop 5. Mencatat hasil pengukuran 6. Melakukan langkah 1 – 5 untuk variasi resistor yang lain 2.4.2.2 Dengan Tapis 1. Menyalakan dan mengkalibrasi osiloskop 2. Merangkai rangkaian sesuai Gambar 2.4 3. Mengatur tegangan masukan dan mengamati gelombangnya pada osiloskop 4. Mengukur tegangan pada resistor dan mengamati gekombangnya padaosiloskop 5. Mengukur tegangan pada resistor untuk variasi tapis yang lain 6. Mencatat hasil pengukuran 7. Melakukan langkah 1 – 6 untuk variasi resistor yang lain
  • 5. 2.5 Data Percobaan 2.5.1 Penyearah Setengah Gelombang Tabel 2.1 Data Percobaan Penyearah Setengah Gelombang No R (Ω) Tegangan Masukan (푉퐼) Tegangan Beban Tanpa tapis (푉퐿) C = 0μF Tegangan Beban Dengan tapis (푉퐿) C = 100μF Tegangan Beban Tanpa tapis (푉퐿) C = 220 μF Tegangan Beban Dengan tapis (푉퐿) C = 470 μF 1 470 Tinggi = 3 Lebar = 4 V/div = 5 V t/div = 5 ms Tinggi = 5 Lebar = 4 V/div = 5 V t/div = 5 ms Tinggi = 2,5 Lebar = 4 V/div = 1 V t/div = 5 ms Tinggi = 2,5 Lebar = 4 V/div = 0,5 V t/div = 5 ms Tinggi = 3 Lebar = 4 V/div = 0,2 V t/div = 5 ms 2 20k Tinggi = 3 Lebar = 4 V/div = 5 V t/div = 5 ms Tinggi = 4 Lebar = 4 V/div = 2 V t/div = 5 ms Tinggi = 4 Lebar = 4 V/div = 20mV t/div =5 ms Tinggi = 2 Lebar = 4 V/div = 20mV t/div =5 ms Tinggi = 2 Lebar = 4 V/div = 10mV t/div =5 ms 3 82k Tinggi = 3 Lebar = 4 V/div = 5 V t/div = 5 ms Tinggi = 4 Lebar = 4 V/div = 2 v t/div =5 ms Tinggi = 4 Lebar = 4 V/div = 5 V t/div = 5 ms Tinggi = 2 Lebar = 4 V/div = 5mV t/div = 5 ms Tinggi = 1 Lebar = 4 V/div = 5mV t/div = 5 ms
  • 6. 2.5.2 Penyearah Gelombang Penuh Tabel 2.2Data Percobaan Penyearah Gelombang Penuh No R (Ω) Tegangan Masukan (푉퐼) Tegangan Beban Tanpa tapis (푉퐿) C = 0μF Tegangan Beban Dengan tapis (푉퐿) C = 100μF Tegangan Beban Tanpa tapis (푉퐿) C = 220 μF Tegangan Beban Dengan tapis (푉퐿) C = 470 μF 1 470 Tinggi = 3 Lebar = 4 V/div = 5 V t/div = 5 ms Tinggi = 3,5 Lebar = 4 V/div = 2 V t/div = 5 ms Tinggi = 2 Lebar = 4 V/div = 0,5 V t/div =5 ms Tinggi = 2.5 Lebar = 4 V/div =0,2 V t/div = 5 ms Tinggi = 1,5 Lebar = 4 V/div = 0,2 V t/div = 5 ms 2 20k Tinggi = 3 Lebar = 4 V/div = 5 V t/div = 5 ms Tinggi = 3,5 Lebar = 4 V/div = 2 V t/div = 5 ms Tinggi = 2 Lebar = 4 V/div = 20mV t/div = 5 ms Tinggi = 2 Lebar = 4 V/div = 10mV t/div = 5 ms Tinggi = 2 Lebar = 4 V/div =5 mV t/div = 5 ms 3 82k Tinggi = 3 Lebar = 4 V/div = 5 V t/div = 10 ms Tinggi = 3 Lebar = 4 V/div = 2 V t/div = 5 ms Tinggi = 2 Lebar = 4 V/div = 5mV t/div = 5 ms Tinggi = 2 Lebar = 4 V/div = 2mV t/div = 5 ms Tinggi = 5 Lebar = 4 V/div = 2mV t/div = 2 ms
  • 7. 2.6 Analisa Dan Pembahasan 2.6.1 Penyearah Setengah Gelombang Tanpa Tapis 2.6.1.1 Gambar Rangkaian AC CT R Gambar 2.5 Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang Tanpa Tapis 2.6.1.2 Prinsip Kerja Pada saat setengah periode positif tegangan AC bertemu anoda dioda, maka dioda akan aktif dan menghantarkan arus ke resistor,sedangkan saat setengah periode berikutnya (negatif) bertemu anoda dioda, maka dioda akan mati dan tidak meneruskan arus listrik. Sehingga hanya sinyal listrik dengan polaritas positif yang akan dihantarkan dioda, sedangkan liistrik dengan polaritas yang sama adalah listrk DC. 2.6.1.3 Gambar Gelombang Gambar 2.6 Konversi AC – DC tanpa Tapis
  • 8. 2.6.1.4 Penjelasan Gambar Pada awalnya tegangan AC (sinusoidal) memiliki dua polaritas yang berubah secara periodik. Saat gelombang dengan polaritas positif mengenai anoda dioda, maka dioda nyala dan meneruskan arus,sedangkan gelombang polaritas negatif tidak menyalakan dioda, sehingga tidak ada arus yang mengalir. Akibatnya arus yang diteruskan hanya pada satu polaritas saja (positif). 2.6.1.5 Penjelasan Rumus Tegangan masukan 푉푝푝 = 푉푖푛 = 푉. 푉푑푖푣 Tegangan Maksimal 푉푚 = 푉푖푛 2 Tegangan efektif 푉푒푓푓 = 푣푚 √2 Tegangan Keluaran 푉퐷퐶 = 푉푚 휋 2.6.1.6 Contoh Perhitungan Tegangan Masukkan 푉푖푛 = 푉. 푉푑푖푣 푉푖푛 = 5 . 3 = 15 V 푉푚 = 푉푖푛 2 = 15 2 = 7,5푉 Tegangan Keluaran Tanpa Tapis 푉푖푛 = 푉. 푉푑푖푣 푉푖푛 = 5 . 5 = 25V 푉푚 = 푉푖푛 2 = 25 2 = 12,5푉 푉퐷퐶 = 푉푚 휋 = 12,5 3,14 = 3,98 V
  • 9. 2.6.1.7 Tabel Perbandingan 푽풊풏&푽푫푪 Dengan cara yang sama, diperoleh tabel berikut. Tabel 2.3Perbandingan 푉푖푛 dan 푉퐷퐶 Penyearah Setengah Gelombang tanpa Tapis No Resistor (Ω) Tegangan Input (푉푒푓푓) Tegangan Output (푉퐷퐶) 1 470 7,5 V 3,98 V 2 20k 7,5 V 1,27 V 3 82k 7,5 V 1,27 V 2.6.1.8 Analisa Pada grafik diatas dapat diamati bahwa hubungan 푉푖푛 dan 푉퐷퐶 pada rangkaian penyearah setengah gelombang tanpa tapis adalah sama besar. Dengan tegangan input yang sama dan berbagai variasi resistor, dihasilkan tegangan output yang sama juga. Idealnya,semakin tinggi 푉푖푛 (AC), maka 푉표푢푡(DC) cenderung semakin tinggi. Perbedaan ini disebabkan karena beberapa faktor seperti alat yang kurang presisi, kesalahan praktikan dalam melakukan praktikum, dll. 2.6.2 Penyearah Setengah Gelombang dengan Tapis 2.6.2.1 Gambar Rangkaian AC CT C R Gambar 2.8 Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang dengan Tapis 2.6.2.2 Prinsip Kerja Rangkaian penyearah setengah gelombang dengan tapis bekerja dengan cara yang samadengan rangkaian tanpa tapis. Perbedaannya ada pada kapasitor yang dirangkai secara pararel dengan resistor. Pada dasarnya gelombang keluaran rangkaian tanpa tapis masih
  • 10. memiliki komponen AC. Penambahan kapasitor ini akanmengurangi komponen AC pada tegangan keluaran, sehinngga didapatkan gelombang keluaran yang lebih halus. 2.6.2.3 Gambar Gelombang Gambar 2.9 Gelombang Keluaran Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang dengan Tapis 2.6.2.4 Penjelasan Gambar Gambar diatas adalah gambar gelombang keluaran setelah dipasang kapasitor sebagai tapis.Terlihat bentuk gelombang yang semakin halus dibandingkan dengan penyearah tanpa tapis. Idealnya makin besar kapasitor yang digunakan, maka gelombang keluaran akan semakin halus mendekati garis lurus. 2.6.2.5 Penjelasan Rumus Dalam praktikum ini, digunakan osiloskop, sehingga nilai Vm dan Vl dapat ditentukan. Tegangan masukan 푉푖푛 = 푉. 푉푑푖푣 Tegangan Maksimal 푉푚 = 푉푖푛 2 Tegangan efektif 푉푒푓푓 = 푣푚 √2
  • 11. Tegangan Keluaran 푉퐷퐶 = 푉푖푛 − 푉푙 2 2.6.2.6 Contoh Perhitungan Pada beban 470 ohm Tegangan Masukkan 푉푖푛 = 푉. 푉푑푖푣 푉푖푛 = 5 . 3 = 15 V 푉푚 = 푉푖푛 2 = 15 2 = 7,5푉 Tegangan Keluaran dengan Tapis 100 uF 푉퐷퐶 = 푉푚 − 푉푙 2 = 7,5 − 1,25 = 6,25 푉 2.6.2.7 Tabel Perbandingan 푽풊풏&푽푫푪 Dengan cara yang sama, diperoleh tabel berikut. Tabel 2.4Perbandingan 푉푖푛dan 푉퐷퐶 Penyearah Setengah Gelombang dengan Tapis No R (Ω) Tegangan Input (푉푒푓푓) Tegangan Output (푉퐷퐶) C = 100μF Tegangan Output (푉퐷퐶) C = 220μF Tegangan Output (푉퐷퐶) C = 440μF 1 470 7,5 V 6,25 6,875 7,2 2 20k 7,5 V 7,46 7,48 7,49 3 82k 7,5 V 7,49 7,495 7,4975 2.6.2.8 Analisa Pada grafik diatas dapat diamati bahwa hubungan 푉푖푛dan 푉퐷퐶pada rangkaian penyearah setengah gelombang dengan tapis adalah
  • 12. berbanding lurus.Semakin tinggi 푉푖푛(AC), maka푉표푢푡 (DC) cenderung semakin tinggi. 2.6.3 Penyearah Gelombang Penuh Tanpa Tapis 2.6.4.1 Gambar Rangkaian AC CT R Gambar 2.11 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh Tanpa Tapis 2.6.4.2 Prinsip Kerja Prinsip kerja penyearah diatas adalah dengan memanfaatkan dua buah dioda untuk dapat meneruskan kedua polaritas listrik AC sepenuhnya ke listrik DC.Ketika setengah periode pertama (positif), maka hanya satu dioda (menyala) yang dapat meneruskan arus listik ke resistor. Kemudian pada setengah periode berikutnya (negatif), arus listrik juga akan dialirkan ke resistor, tetapi menggunakan dioda lainnya. Sederhananya, kedua dioda bekerja (menyala) mengalirkan arus secara bergantian, sesuai dengan perubahan polaritas sinyal masukan AC. 2.6.4.3 Gambar Gelombang
  • 13. Gambar 2.12 Gelombang Keluaran Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh Tanpa Tapis 2.6.4.4 Penjelasan Gambar Pada gambar di atas terlihat pengubahan gelombang dari AC ke DC oleh dua dioda. Dioda D1 akan hidup saat gelombang AC positif masuk, dan mengalirkan arus, sedangkan D2 mati. Kemudian saat gelombang AC negatif masuk, dioda D2 menyala dan mengairkan arus, sedangkan D1 mati. Polaritas negatif AC akan dibalik pada rangkaian ini sehingga keluarannya ada satu gelombang penuh dengan polaritas yang sama. 2.6.4.5 Penjelasan Rumus Tegangan masukan 푉푖푛 = 푉. 푉푑푖푣 Tegangan Maksimal 푉푚 = 푉푖푛 2 Tegangan efektif 푉푒푓푓 = 푣푚 √2 Tegangan Keluaran 푉퐷퐶 = 2 푉푚 휋 2.6.4.6 Contoh Perhitungan Pada hambatan 470Ohm Tegangan Masukkan 푉푖푛 = 푉. 푉푑푖푣 푉푖푛 = 5 . 3 = 15 V 푉푚 = 푉푖푛 2 = 15 2 = 7,5푉 Tegangan Keluaran Tanpa Tapis 푉푖푛 = 푉. 푉푑푖푣 푉푖푛 = 2 .3,5 = 7 V
  • 14. 푉푚 = 푉푖푛 2 = 7 2 = 3,5 푉 푉퐷퐶 = 2 푉푚 휋 = 7 3,14 = 2,23 V 2.6.4.7 Tabel Perbandingan 푽풊풏&푽푫푪 Dengan cara yang sama, diperoleh tabel berikut. Tabel 2.5Perbandingan 푉푖푛 dan 푉퐷퐶 Penyearah Gelombang Penuh tanpa Tapis No Resistor (Ω) Tegangan Input (푉푖푛) Tegangan Output (푉퐷퐶) 1 470 7,5 V 2,23 V 2 20k 7,5 V 2,23 V 3 82k 7,5 V 1,91 V 2.6.4.8 Analisa Pada grafik diatas dapat diamati bahwa hubungan 푉푖푛 dan 푉퐷퐶 pada rangkaian penyearah gelombang penuh tanpa tapis adalah sama besar. Dengan tegangan input yang sama dan berbagai variasi resistor, dihasilkan tegangan output yang sama juga. Idealnya,semakin tinggi 푉푖푛 (AC), maka 푉표푢푡(DC) cenderung semakin tinggi. Perbedaan ini disebabkan karena beberapa faktor seperti alat yang kurang presisi, kesalahan praktikan dalam melakukan praktikum, dll. 2.6.4 Penyearah Gelombang Penuh dengan Tapis 2.6.4.1 Gambar Rangkaian AC CT C R Gambar 2.14 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh dengan Tapis 2.6.4.2 Prinsip Kerja
  • 15. Prinsip kerja rangkaian ini, sepenuhnya sama dengan rangkaian penyearah gelombang penuh tanpa tapis. Hanya saja tapis yang dirangkai pararel dengan beban akan mengurangi komponen AC yang ada pada sinyal keluaran pada resistor, sehingga didapatkan gelombang keluaran yang lebih halus. 2.6.4.3 Gambar Gelombang Gambar 2.15 Gelombang Keluaran Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh dengan Tapis 2.6.4.4 Penjelasan Gambar Gambar diatas menunjukkan bentuk perubahan gelombang setelah dipasang tapis kapasitor.Pada gambar diatas terlihat bentuk gelombang yang semakin halus mendekati gelombang DC ideal. 2.6.4.5 Penjelasan Rumus Tegangan masukan 푉푖푛 = 푉. 푉푑푖푣 Tegangan Maksimal 푉푚 = 푉푖푛 2 Tegangan efektif 푉푒푓푓 = 푣푚 √2 Tegangan Keluaran 푉퐷퐶 = 푉푚 − 푉푙 2
  • 16. 2.6.4.6 Contoh Perhitungan Pada beban 470 ohm Tegangan Masukkan 푉푖푛 = 푉. 푉푑푖푣 푉푖푛 = 5 . 3 = 15 V 푉푚 = 푉푖푛 2 = 15 2 = 7,5푉 Tegangan Keluaran dengan Tapis 100 uF 푉퐷퐶 = 푉푖푛 − 푉푙 2 = 7,5 − 1 = 14 푉 2.6.4.7 Tabel Perbandingan 푽풊풏&푽푫푪 Dengan cara yang sama, diperoleh tabel berikut. Tabel 2.6Perbandingan 푉푖푛dan 푉퐷퐶 Penyearah Gelombang Penuh dengan Tapis No R (Ω) Tegangan Input (푉푖푛) Tegangan Output (푉퐷퐶) C = 100μF Tegangan Output (푉퐷퐶) C = 220μF Tegangan Output (푉퐷퐶) C = 440μF 1 20k 7,5 V 7 7,25 7,35 2 82k 7,5 V 7,48 7,49 7,495 3 470 7,5 V 7,495 7,498 7,495 2.6.4.8 Analisa Pada grafik diatas dapat diamati bahwa hubungan 푉푖푛dan 푉표푢푡pada rangkaian penyearah gelombang penuh dengan tapis adalah berbanding lurus.Semakin tinggi 푉푖푛 (AC), maka 푉표푢푡 (DC) cenderung semakin tinggi.Perbedaan ini disebabkan karena beberapa
  • 17. faktor seperti alat yang kurang presisi, kesalahan praktikan dalam melakukan praktikum, dll. 2.7 Kesimpulan Dari percobaan tentang dioda sebagai penyearah yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya: 1. Dioda dapat digunakan sebagai penyearah arus AC menjadi DC, baik penyearah setengah gelombang ataupun gelombang penuh. 2. Untuk menyearahkan setengah gelombang, hanya diperlukan 1 buah dioda. 3. Untuk menyearahkan satu gelombang penuh, maka diperlukan 2 buah dioda yang dirangkai secara paralel satu sama lain. 4. Tapis kapasitor berfungsi untuk memperhalus sinyal keluaran dari dioda dengan mengurangi komponen AC pada sinyal keluaran. 5. Semakin besar kapasitas tapis kapasitor yang digunakan, maka gelombang keluarannya akan semakin halus. 6. Tegangan masukan berbanding lurus dengan tegangan keluaran. Sehingga semakin besar tegangan masukkan (AC), maka tegangan keluaran (DC) semakin besar. 7. Dari hasil percobaan, tegangan masukan dan tegangan keluaran pada penyearah setengah gelombang maupun gelombang penuh tanpa tapis bernilai sama, belum sesuai dengan keadaan idealnya.