SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Oleh
Adv. Ujang Hermansyah, SH
SENGKETA INFORMASI
 Sengketa informasi publik adalah
sengketa yang terjadi antara Badan
Publik dan Pengguna informasi
publik yang berkaitan dengan hak
memperoleh dan menggunakan
informasi berdasarkan perundang-
undangan (Ketentuan Umum UU
KIP/UU No. 14 Tahun 2008 Tentang
Keterbukaan Informasi Publik).
 Hukum acara atau tatacara dalam
persidangan di KIP mengacu pada PERKI
No. 1 Tahun 2010 tentang prosedur
penyelesaian sengketa informasi, namun
sejalan dengan perkembangannya kemudian
mengacu kepada PERKI No. 1 Tahun 2013
tentang prosedur penyelesaian sengketa
informasi.
 Perbedaannya adalah Perki No. 1 tahun
2010, hukum acara atau tata caranya
persidangannya mengadopsi hukum acara
pada Peradilan Tata Usaha Negara, sedang
pada Perki No. 1 Tahun 2013 sebagaimana
hukum acara pada peradilan umum.
ASAS DAN TUJUAN
 Proses penyelesaian Sengketa Informasi
Publik dilakukan berdasarkan asas
cepat, tepat, biaya ringan, dan
sederhana (Pasal 2).
 Permohonan penyelesaian sengketa
informasi publik dilakukan semata mata
untuk memenuhi hak atas informasi
publik (Pasal 3).
PEMBAHASAN POKOK POKOK TATA CARA
PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI
(HUKUM ACARA) MELIPUTI:
Berpedoman pada Peraturan Komisi Informasi
(PERKI) No. 1 Tahun 2013 Tentang Prosedur
Penyelesaian Sengketa informasi.
 Pengajuan Permohonan
 Jangka waktu pengajuan permohonan
 Penetapan dan pemanggilan para pihak
para pihak
 Proses Ajudikasi
 Prinsip
 Tata cara Persidangan
 Pemeriksaan awal
 Mediasi
 Pembuktian
 Pemeriksaan setempat
 Kesimpulan para pihak
 Putusan
 Para pihak dalam Permohonan
 Kewenangan untuk mengadili
 Acara Perdamaian
 Acara eksepsi
 Acara gugatan dinyatakan verstek
 Pembuktian
 Putusan
Permohonan
Formil Pokok permohonan:
 Memuat identitas
 Uraian mengenai alasan pengajuan
Permohonan (posita)
 Hal yang dimohonkan untuk diputus
oleh Komisi Informasi (petitum)
Sebagaimana ketentuan Pasal 10 Perki
No. 1 Tahun 2013
Pengajuan Permohonan
 Permohonan diajukan oleh Pemohon atau kuasanya
kepada Komisi Informasi yang berwenang sesuai
ketentuan dalam Pasal 6.
 Permohonan diajukan secara tertulis baik dengan
mengisi formulir Permohonan atau mengirimkan surat
Permohonan.
 Permohonan lisan hanya dapat diajukan dengan
datang langsung oleh Pemohon yang memiliki
kebutuhan khusus.
 Petugas membantu Pemohon menuangkan
Permohonan dalam formulir yang telah disediakan
terhadap permohonan yang diajukan secara lisan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
Jangka Waktu Pengajuan
Permohonan
Permohonan diajukan selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kerja sejak:
 tanggapan tertulis atas keberatan dari atasan
PPID diterima oleh Pemohon; atau
 berakhirnya jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
kerja untuk atasan PPID dalam memberikan
tanggapan tertulis.
(Pasal 13)
Percabutan Permohonan
 Permohonan dapat dicabut oleh Pemohon
sebelum sidang putusan berdasarkan
pertimbangan Majelis Komisioner.
 Pencabutan permohonan sebagaimana
dimaksud dilakukan secara tertulis.
(Pasal 14)
Pembatalan registrasi terhadap pencabutan
permohonan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mengakibatkan Permohonan tidak
dapat diajukan kembali. Pasal 15 ayat (4)
Pemanggilan para pihak para
pihak
 Panitera Pengganti menyampaikan Surat
Panggilan kepada para pihak secara langsung
atau melalui surat tercatat.
 Surat Panggilan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus sudah diterima oleh para pihak
atau kuasanya selambat-lambatnya 3 (tiga) hari
kerja sebelum hari pertama ajudikasi dan
mediasi. (Pasal 24)
 Termohon dapat menyerahkan jawaban tertulis
kepada Majelis Komisioner melalui Panitera
Pengganti sebelum hari pertama ajudikasi.
(Pasal 25)
Proses Ajudikasi
 Prinsip
 Tata cara Persidangan
 Pemeriksaan awal
 Mediasi
 Pembuktian
 Pemeriksaan setempat
 Kesimpulan para pihak
 Putusan
Prinsip
 Sidang ajudikasi bersifat terbuka untuk
umum kecuali dalam hal Majelis
Komisioner melakukan pemeriksaan
yang berkaitan dengan dokumen-
dokumen yang dikecualikan
 Majelis Komisioner bersifat aktif dalam
proses persidangan.
(Pasal 26 Perki No. 1 Tahun 2013)
Tata Cara Persidangan
Persidangan dilakukan untuk memeriksa:
 keterangan Pemohon atau kuasanya;
 keterangan Termohon atau kuasanya;
 surat-surat;
 keterangan saksi, apabila diperlukan;
 keterangan ahli, apabila diperlukan;
 rangkaian data, keterangan, perbuatan, keadaan, atau
peristiwa yang bersesuaian dengan alat-alat bukti lain
yang dapat dijadikan petunjuk, apabila diperlukan;
dan/atau
 kesimpulan dari Para Pihak, apabila ada.
(Pasal 27 Perki No. 1 Tahun 2013)
 Persidangan dilakukan melalui pertemuan
langsung ataupun tidak langsung (Pasal 28)
 Pada hari pertama sidang ajudikasi, Majelis
Komisioner mewajibkan para pihak untuk
menempuh proses penyelesaian sengketa
melalui mediasi terlebih dahulu (Pasal 29)
 Dalam hal Pemohon dan/atau kuasanya tidak
hadir dalam persidangan selama 2 (dua) kali
tanpa alasan yang jelas, Permohonan
dinyatakan gugur. (Pasal 30)
 Dalam hal Termohon dan/atau kuasanya tidak
hadir dalam persidangan, Majelis Komisioner
dapat memeriksa dan memutus sengketa tanpa
kehadiran Termohon. (Pasal 31)
Pemeriksaan Awal
 Ketua Majelis Komisioner membuka
persidangan dengan menyatakan sidang
terbuka untuk umum dan memeriksa identitas
para pihak atau kuasanya.
 Setelah memeriksa identitas para pihak, Ketua
Majelis Komisioner membacakan ringkasan
Permohonan dan keterangan Termohon serta
memberikan kesempatan kepada para pihak
untuk menambahkan keterangan.
 Dalam hal Termohon belum memberikan
keterangan tertulis sebelum persidangan, Ketua
Majelis Komisioner memerintahkan Termohon
untuk memberikan keterangan singkat secara
lisan terkait Permohonan Pemohon. (Pasal 35)
Pada hari pertama sidang, Majelis Komisioner memeriksa:
a. kewenangan Komisi Informasi;
b. kedudukan hukum (legal standing) Pemohon untuk
mengajukan permohonan penyelesaian sengketa
informasi;
c. kedudukan hukum Termohon sebagai Badan Publik di
dalam sengketa informasi;
d. batas waktu pengajuan permohonan penyelesaian
sengketa informasi.
Dalam hal permohonan tidak memenuhi salah satu ketentuan
sebagaimana dimaksud,
 Majelis Komisioner dapat menjatuhkan putusan sela untuk
menerima ataupun menolak permohonan.
 Dalam hal Majelis berpendapat tidak perlu menjatuhkan
putusan sela, maka proses pemeriksaan dapat dilanjutkan
dan diputus bersamaan dengan putusan akhir. (Pasal 36)
Mediasi
 Mediasi dipimpin oleh mediator yang ditetapkan
oleh Ketua Komisi Informasi.
 Proses mediasi bersifat tertutup kecuali para
pihak menghendaki lain.
(Pasal 38)
 Jangka waktu mediasi adalah 14 (empat belas)
hari kerja sejak pertemuan mediasi pertama.
 Apabila diperlukan, atas dasar kesepakatan
para pihak mediasi dapat diperpanjang 1 (satu)
kali dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja.
(Pasal 41)
 Dalam hal Pemohon atau kuasanya tidak hadir
2 (dua) kali tanpa alasan yang jelas, maka
permohonan dinyatakan gugur melalui
penetapan Komisi Informasi. (Pasal 45)
 Dalam hal Para Pihak bersepakat, Mediator
membantu para pihak merumuskan
kesepakatan mediasi.
 Kesepakatan mediasi setidak-tidaknya memuat:
a. tempat dan tanggal kesepakatan; b. nomor
registrasi; c. identitas lengkap para pihak; d.
kedudukan para pihak; e. kesepakatan yang
diperoleh; f. nama mediator; dan g. tanda
tangan para pihak dan mediator. (Pasal 46)
Dalam hal mediasi dinyatakan gagal, mediator
membuat Pernyataan Mediasi Gagal yang
sekurang-kurangnya memuat:
a. tempat dan tanggal;
b. nomor registrasi;
c. identitas lengkap para pihak;
d. alasan mediasi gagal;
e. nama mediator;
f. tanda tangan para pihak. (Pasal 48)
Mediator menyampaikan pernyataan mediasi
gagal kepada Ketua Majelis Komisioner yang
memeriksa sengketa informasi. Pasal 49 ayat (1)
Pembuktian
 Alat bukti yang dapat diajukan untuk diperiksa
di persidangan sebagai berikut:
 surat;
 keterangan saksi;
 keterangan ahli;
 keterangan Pemohon dan Termohon;
 petunjuk yang diperoleh dari rangkaian data,
keterangan, perbuatan, keadaan, atau peristiwa
yang bersesuaian dengan alat bukti lain;
dan/atau
 informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima
atau disimpan secara elektronik dengan alat
optik atau yang serupa dengan itu. (Pasal 51)
Pemeriksaan Setempat
 Majelis Komisioner dapat melakukan
pemeriksaan setempat untuk memperoleh
bukti dengan didampingi oleh Panitera dan
dapat didampingi oleh Pemohon dan/atau
Termohon atas pertimbangan Majelis
Komisioner.
 Dalam hal pemeriksaan setempat dilakukan
untuk memeriksa dokumen yang memuat
informasi yang dikecualikan, pemeriksaan
dilakukan tanpa kehadiran Pemohon. (Pasal
56)
Kesimpulan Para Pihak
 Para pihak dapat menyampaikan kesimpulan
baik secara lisan maupun tertulis.
 Para pihak dapat menyampaikan kesimpulan
secara tertulis dalam jangka waktu yang
ditentukan Majelis Komisioner setelah tahap
pembuktian dinyatakan selesai.
 Kesimpulan sebagaimana dimaksud
disampaikan paling lambat 3 (tiga) hari kerja
sebelum sidang putusan. (Pasal 57)
Putusan
 Putusan Majelis Komisioner diucapkan
dalam sidang terbuka untuk umum. Pasal 59
ayat (1)
 Salinan putusan diberikan kepada para pihak
dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga)
hari kerja sejak putusan dibacakan. Pasal 59
ayat (4)
 Segera setelah salinan putusan diberikan
kepada para pihak, putusan dimasukkan ke
dalam situs resmi Komisi Informasi. Pasal 59
ayat (5)
HukumAcaraSengketaInfo
HukumAcaraSengketaInfo
HukumAcaraSengketaInfo

More Related Content

What's hot

hukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyotohukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyotoDnr Creatives
 
Bantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdataBantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdataindra wijaya
 
slide share presentasi Upaya hukum
slide share presentasi Upaya hukumslide share presentasi Upaya hukum
slide share presentasi Upaya hukumUndip
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaIca Diennissa
 
7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun
7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun
7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tunMoel Ryadhie
 
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi DELA ASFARINA
 
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014 Dasar praperadilan 21 puu xii-2014
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014 EK KN
 
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikanGradeAlfonso
 
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Putusan Pengadilan
Putusan PengadilanPutusan Pengadilan
Putusan Pengadilanntii_meiian
 

What's hot (17)

hukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyotohukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyoto
 
Bantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdataBantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdata
 
Acaraperdata
AcaraperdataAcaraperdata
Acaraperdata
 
Makalah praperadilan
Makalah praperadilanMakalah praperadilan
Makalah praperadilan
 
slide share presentasi Upaya hukum
slide share presentasi Upaya hukumslide share presentasi Upaya hukum
slide share presentasi Upaya hukum
 
Putusan
Putusan Putusan
Putusan
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidana
 
7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun
7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun
7. eksekusi dan peninjauan kembali putusan tun
 
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
 
praktik peradilan perdata
praktik peradilan perdatapraktik peradilan perdata
praktik peradilan perdata
 
Perwujudan Keadilan HAM
Perwujudan Keadilan HAMPerwujudan Keadilan HAM
Perwujudan Keadilan HAM
 
Pelaksanaan putusan
Pelaksanaan putusanPelaksanaan putusan
Pelaksanaan putusan
 
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014 Dasar praperadilan 21 puu xii-2014
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014
 
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
 
10 surat dakwaan
10 surat dakwaan10 surat dakwaan
10 surat dakwaan
 
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Konsep dasar surat kuasa (Idik Saeful Bahri)
 
Putusan Pengadilan
Putusan PengadilanPutusan Pengadilan
Putusan Pengadilan
 

Similar to HukumAcaraSengketaInfo

Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara mahkamah konstitusi presentari
Hukum acara mahkamah konstitusi presentariHukum acara mahkamah konstitusi presentari
Hukum acara mahkamah konstitusi presentariferdhynasution8
 
MATERI KULIAH HUKUM ACARA MK.ppt
MATERI KULIAH HUKUM ACARA MK.pptMATERI KULIAH HUKUM ACARA MK.ppt
MATERI KULIAH HUKUM ACARA MK.pptJyLalahi
 
PRINSIP-PRINSIP HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI .ppt
PRINSIP-PRINSIP  HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI .pptPRINSIP-PRINSIP  HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI .ppt
PRINSIP-PRINSIP HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI .pptWahyuNurRohman4
 
Prosedur penyelesaian sengketa melalui arbitrase
Prosedur penyelesaian sengketa melalui arbitraseProsedur penyelesaian sengketa melalui arbitrase
Prosedur penyelesaian sengketa melalui arbitraseettykogoyo
 
Hk Acara PHPU-Revisi.pptx
Hk Acara PHPU-Revisi.pptxHk Acara PHPU-Revisi.pptx
Hk Acara PHPU-Revisi.pptxAwaliyahsalam31
 
Peran sekretariat dalam musyawarah sengketa pemilihan
Peran sekretariat dalam musyawarah sengketa pemilihanPeran sekretariat dalam musyawarah sengketa pemilihan
Peran sekretariat dalam musyawarah sengketa pemilihanAhsanul Minan
 
Hukum Acara Pemilu dan Pilkada - Univ Balitar 14 Januari 2024.pptx
Hukum Acara Pemilu dan Pilkada - Univ Balitar 14 Januari 2024.pptxHukum Acara Pemilu dan Pilkada - Univ Balitar 14 Januari 2024.pptx
Hukum Acara Pemilu dan Pilkada - Univ Balitar 14 Januari 2024.pptxdnsstore
 
Upaya Hukum (Pengertian dan Aplikasi)
Upaya Hukum (Pengertian dan Aplikasi)Upaya Hukum (Pengertian dan Aplikasi)
Upaya Hukum (Pengertian dan Aplikasi)ntii_meiian
 
HAPTUN UPAYA_HUKUM (1).pdf
HAPTUN UPAYA_HUKUM (1).pdfHAPTUN UPAYA_HUKUM (1).pdf
HAPTUN UPAYA_HUKUM (1).pdfAchmadHasanBasri
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdatasesukakita
 

Similar to HukumAcaraSengketaInfo (20)

Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Idik Saeful Bahri)
 
UPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.pptUPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.ppt
 
UPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.pptUPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.ppt
 
UPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.pptUPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.ppt
 
upayahukum.ppt
upayahukum.pptupayahukum.ppt
upayahukum.ppt
 
Hukum acara mahkamah konstitusi presentari
Hukum acara mahkamah konstitusi presentariHukum acara mahkamah konstitusi presentari
Hukum acara mahkamah konstitusi presentari
 
MATERI KULIAH HUKUM ACARA MK.ppt
MATERI KULIAH HUKUM ACARA MK.pptMATERI KULIAH HUKUM ACARA MK.ppt
MATERI KULIAH HUKUM ACARA MK.ppt
 
PRINSIP-PRINSIP HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI .ppt
PRINSIP-PRINSIP  HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI .pptPRINSIP-PRINSIP  HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI .ppt
PRINSIP-PRINSIP HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI .ppt
 
Prosedur penyelesaian sengketa melalui arbitrase
Prosedur penyelesaian sengketa melalui arbitraseProsedur penyelesaian sengketa melalui arbitrase
Prosedur penyelesaian sengketa melalui arbitrase
 
Undang-undang penyelesaian sengketa
Undang-undang penyelesaian sengketaUndang-undang penyelesaian sengketa
Undang-undang penyelesaian sengketa
 
Hk Acara PHPU-Revisi.pptx
Hk Acara PHPU-Revisi.pptxHk Acara PHPU-Revisi.pptx
Hk Acara PHPU-Revisi.pptx
 
Peran sekretariat dalam musyawarah sengketa pemilihan
Peran sekretariat dalam musyawarah sengketa pemilihanPeran sekretariat dalam musyawarah sengketa pemilihan
Peran sekretariat dalam musyawarah sengketa pemilihan
 
Hukum Acara Pemilu dan Pilkada - Univ Balitar 14 Januari 2024.pptx
Hukum Acara Pemilu dan Pilkada - Univ Balitar 14 Januari 2024.pptxHukum Acara Pemilu dan Pilkada - Univ Balitar 14 Januari 2024.pptx
Hukum Acara Pemilu dan Pilkada - Univ Balitar 14 Januari 2024.pptx
 
PPS - Arbiter.pptx
PPS - Arbiter.pptxPPS - Arbiter.pptx
PPS - Arbiter.pptx
 
Gugatan Pratun Staf UI
Gugatan Pratun Staf UIGugatan Pratun Staf UI
Gugatan Pratun Staf UI
 
Praperadilan
PraperadilanPraperadilan
Praperadilan
 
Upaya Hukum (Pengertian dan Aplikasi)
Upaya Hukum (Pengertian dan Aplikasi)Upaya Hukum (Pengertian dan Aplikasi)
Upaya Hukum (Pengertian dan Aplikasi)
 
HAPTUN UPAYA_HUKUM (1).pdf
HAPTUN UPAYA_HUKUM (1).pdfHAPTUN UPAYA_HUKUM (1).pdf
HAPTUN UPAYA_HUKUM (1).pdf
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
 
Tugas 2 Hukum Acara Pidana.docx
Tugas 2 Hukum Acara Pidana.docxTugas 2 Hukum Acara Pidana.docx
Tugas 2 Hukum Acara Pidana.docx
 

Recently uploaded

Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnisilhamsumartoputra
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 

Recently uploaded (11)

Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 

HukumAcaraSengketaInfo

  • 2. SENGKETA INFORMASI  Sengketa informasi publik adalah sengketa yang terjadi antara Badan Publik dan Pengguna informasi publik yang berkaitan dengan hak memperoleh dan menggunakan informasi berdasarkan perundang- undangan (Ketentuan Umum UU KIP/UU No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik).
  • 3.  Hukum acara atau tatacara dalam persidangan di KIP mengacu pada PERKI No. 1 Tahun 2010 tentang prosedur penyelesaian sengketa informasi, namun sejalan dengan perkembangannya kemudian mengacu kepada PERKI No. 1 Tahun 2013 tentang prosedur penyelesaian sengketa informasi.  Perbedaannya adalah Perki No. 1 tahun 2010, hukum acara atau tata caranya persidangannya mengadopsi hukum acara pada Peradilan Tata Usaha Negara, sedang pada Perki No. 1 Tahun 2013 sebagaimana hukum acara pada peradilan umum.
  • 4. ASAS DAN TUJUAN  Proses penyelesaian Sengketa Informasi Publik dilakukan berdasarkan asas cepat, tepat, biaya ringan, dan sederhana (Pasal 2).  Permohonan penyelesaian sengketa informasi publik dilakukan semata mata untuk memenuhi hak atas informasi publik (Pasal 3).
  • 5. PEMBAHASAN POKOK POKOK TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI (HUKUM ACARA) MELIPUTI: Berpedoman pada Peraturan Komisi Informasi (PERKI) No. 1 Tahun 2013 Tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa informasi.  Pengajuan Permohonan  Jangka waktu pengajuan permohonan  Penetapan dan pemanggilan para pihak para pihak  Proses Ajudikasi  Prinsip  Tata cara Persidangan
  • 6.  Pemeriksaan awal  Mediasi  Pembuktian  Pemeriksaan setempat  Kesimpulan para pihak  Putusan  Para pihak dalam Permohonan  Kewenangan untuk mengadili  Acara Perdamaian  Acara eksepsi  Acara gugatan dinyatakan verstek  Pembuktian  Putusan
  • 7. Permohonan Formil Pokok permohonan:  Memuat identitas  Uraian mengenai alasan pengajuan Permohonan (posita)  Hal yang dimohonkan untuk diputus oleh Komisi Informasi (petitum) Sebagaimana ketentuan Pasal 10 Perki No. 1 Tahun 2013
  • 8. Pengajuan Permohonan  Permohonan diajukan oleh Pemohon atau kuasanya kepada Komisi Informasi yang berwenang sesuai ketentuan dalam Pasal 6.  Permohonan diajukan secara tertulis baik dengan mengisi formulir Permohonan atau mengirimkan surat Permohonan.  Permohonan lisan hanya dapat diajukan dengan datang langsung oleh Pemohon yang memiliki kebutuhan khusus.  Petugas membantu Pemohon menuangkan Permohonan dalam formulir yang telah disediakan terhadap permohonan yang diajukan secara lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
  • 9. Jangka Waktu Pengajuan Permohonan Permohonan diajukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak:  tanggapan tertulis atas keberatan dari atasan PPID diterima oleh Pemohon; atau  berakhirnya jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja untuk atasan PPID dalam memberikan tanggapan tertulis. (Pasal 13)
  • 10. Percabutan Permohonan  Permohonan dapat dicabut oleh Pemohon sebelum sidang putusan berdasarkan pertimbangan Majelis Komisioner.  Pencabutan permohonan sebagaimana dimaksud dilakukan secara tertulis. (Pasal 14) Pembatalan registrasi terhadap pencabutan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan Permohonan tidak dapat diajukan kembali. Pasal 15 ayat (4)
  • 11. Pemanggilan para pihak para pihak  Panitera Pengganti menyampaikan Surat Panggilan kepada para pihak secara langsung atau melalui surat tercatat.  Surat Panggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sudah diterima oleh para pihak atau kuasanya selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sebelum hari pertama ajudikasi dan mediasi. (Pasal 24)  Termohon dapat menyerahkan jawaban tertulis kepada Majelis Komisioner melalui Panitera Pengganti sebelum hari pertama ajudikasi. (Pasal 25)
  • 12. Proses Ajudikasi  Prinsip  Tata cara Persidangan  Pemeriksaan awal  Mediasi  Pembuktian  Pemeriksaan setempat  Kesimpulan para pihak  Putusan
  • 13. Prinsip  Sidang ajudikasi bersifat terbuka untuk umum kecuali dalam hal Majelis Komisioner melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan dokumen- dokumen yang dikecualikan  Majelis Komisioner bersifat aktif dalam proses persidangan. (Pasal 26 Perki No. 1 Tahun 2013)
  • 14. Tata Cara Persidangan Persidangan dilakukan untuk memeriksa:  keterangan Pemohon atau kuasanya;  keterangan Termohon atau kuasanya;  surat-surat;  keterangan saksi, apabila diperlukan;  keterangan ahli, apabila diperlukan;  rangkaian data, keterangan, perbuatan, keadaan, atau peristiwa yang bersesuaian dengan alat-alat bukti lain yang dapat dijadikan petunjuk, apabila diperlukan; dan/atau  kesimpulan dari Para Pihak, apabila ada. (Pasal 27 Perki No. 1 Tahun 2013)
  • 15.  Persidangan dilakukan melalui pertemuan langsung ataupun tidak langsung (Pasal 28)  Pada hari pertama sidang ajudikasi, Majelis Komisioner mewajibkan para pihak untuk menempuh proses penyelesaian sengketa melalui mediasi terlebih dahulu (Pasal 29)  Dalam hal Pemohon dan/atau kuasanya tidak hadir dalam persidangan selama 2 (dua) kali tanpa alasan yang jelas, Permohonan dinyatakan gugur. (Pasal 30)  Dalam hal Termohon dan/atau kuasanya tidak hadir dalam persidangan, Majelis Komisioner dapat memeriksa dan memutus sengketa tanpa kehadiran Termohon. (Pasal 31)
  • 16. Pemeriksaan Awal  Ketua Majelis Komisioner membuka persidangan dengan menyatakan sidang terbuka untuk umum dan memeriksa identitas para pihak atau kuasanya.  Setelah memeriksa identitas para pihak, Ketua Majelis Komisioner membacakan ringkasan Permohonan dan keterangan Termohon serta memberikan kesempatan kepada para pihak untuk menambahkan keterangan.  Dalam hal Termohon belum memberikan keterangan tertulis sebelum persidangan, Ketua Majelis Komisioner memerintahkan Termohon untuk memberikan keterangan singkat secara lisan terkait Permohonan Pemohon. (Pasal 35)
  • 17. Pada hari pertama sidang, Majelis Komisioner memeriksa: a. kewenangan Komisi Informasi; b. kedudukan hukum (legal standing) Pemohon untuk mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi; c. kedudukan hukum Termohon sebagai Badan Publik di dalam sengketa informasi; d. batas waktu pengajuan permohonan penyelesaian sengketa informasi. Dalam hal permohonan tidak memenuhi salah satu ketentuan sebagaimana dimaksud,  Majelis Komisioner dapat menjatuhkan putusan sela untuk menerima ataupun menolak permohonan.  Dalam hal Majelis berpendapat tidak perlu menjatuhkan putusan sela, maka proses pemeriksaan dapat dilanjutkan dan diputus bersamaan dengan putusan akhir. (Pasal 36)
  • 18. Mediasi  Mediasi dipimpin oleh mediator yang ditetapkan oleh Ketua Komisi Informasi.  Proses mediasi bersifat tertutup kecuali para pihak menghendaki lain. (Pasal 38)  Jangka waktu mediasi adalah 14 (empat belas) hari kerja sejak pertemuan mediasi pertama.  Apabila diperlukan, atas dasar kesepakatan para pihak mediasi dapat diperpanjang 1 (satu) kali dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja. (Pasal 41)
  • 19.  Dalam hal Pemohon atau kuasanya tidak hadir 2 (dua) kali tanpa alasan yang jelas, maka permohonan dinyatakan gugur melalui penetapan Komisi Informasi. (Pasal 45)  Dalam hal Para Pihak bersepakat, Mediator membantu para pihak merumuskan kesepakatan mediasi.  Kesepakatan mediasi setidak-tidaknya memuat: a. tempat dan tanggal kesepakatan; b. nomor registrasi; c. identitas lengkap para pihak; d. kedudukan para pihak; e. kesepakatan yang diperoleh; f. nama mediator; dan g. tanda tangan para pihak dan mediator. (Pasal 46)
  • 20. Dalam hal mediasi dinyatakan gagal, mediator membuat Pernyataan Mediasi Gagal yang sekurang-kurangnya memuat: a. tempat dan tanggal; b. nomor registrasi; c. identitas lengkap para pihak; d. alasan mediasi gagal; e. nama mediator; f. tanda tangan para pihak. (Pasal 48) Mediator menyampaikan pernyataan mediasi gagal kepada Ketua Majelis Komisioner yang memeriksa sengketa informasi. Pasal 49 ayat (1)
  • 21. Pembuktian  Alat bukti yang dapat diajukan untuk diperiksa di persidangan sebagai berikut:  surat;  keterangan saksi;  keterangan ahli;  keterangan Pemohon dan Termohon;  petunjuk yang diperoleh dari rangkaian data, keterangan, perbuatan, keadaan, atau peristiwa yang bersesuaian dengan alat bukti lain; dan/atau  informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu. (Pasal 51)
  • 22. Pemeriksaan Setempat  Majelis Komisioner dapat melakukan pemeriksaan setempat untuk memperoleh bukti dengan didampingi oleh Panitera dan dapat didampingi oleh Pemohon dan/atau Termohon atas pertimbangan Majelis Komisioner.  Dalam hal pemeriksaan setempat dilakukan untuk memeriksa dokumen yang memuat informasi yang dikecualikan, pemeriksaan dilakukan tanpa kehadiran Pemohon. (Pasal 56)
  • 23. Kesimpulan Para Pihak  Para pihak dapat menyampaikan kesimpulan baik secara lisan maupun tertulis.  Para pihak dapat menyampaikan kesimpulan secara tertulis dalam jangka waktu yang ditentukan Majelis Komisioner setelah tahap pembuktian dinyatakan selesai.  Kesimpulan sebagaimana dimaksud disampaikan paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum sidang putusan. (Pasal 57)
  • 24. Putusan  Putusan Majelis Komisioner diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum. Pasal 59 ayat (1)  Salinan putusan diberikan kepada para pihak dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak putusan dibacakan. Pasal 59 ayat (4)  Segera setelah salinan putusan diberikan kepada para pihak, putusan dimasukkan ke dalam situs resmi Komisi Informasi. Pasal 59 ayat (5)