SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWAT
DARURATAN PADA SISTEM ENDOKRIN :
HIPOGLIKEMI
KELOMPOK 8
ASRI R011231098
MARIA IMAKULATA DUA NONA R011231128
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS
HASANUDDIN
2023
i
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR............................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang………………………………………………………………..… 1
B. Tujuan.................................................................................................................. 2
1. Tujuan Umum................................................................................................. 2
2. Tujuan Khusus ................................................................................................ 2
BAB II. TINJAUAN TEORI................................................................................................ . 3
A. Konsep Dasar Penyakit ....................................................................................... 3
1. Pengertian..................................................................................................... 3
2. Patofisiologi.................................................................................................. 3
3. Klasifikasi Klinis Hipoglekimia ................................................................... 4
4. Tanda dan Gejala.......................................................................................... 5
5. Patofisiologi.................................................................................................. 5
6. Pathway………………………………………………………………......... 6
7. Komplikasi…………………………………………………………............ 7
8. Pemeriksaan Penunjang…………………………………………………… 7
9. Penatalksanaan…………………………………………………………...... 7
BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN............................................................................... 8
A. Pengkajian........................................................................................................... 8
B. Diagnosa Keperawatan........................................................................................ 12
C. Intervensi Keperawatan....................................................................................... 12
D. Implementasi Keperawatan................................................................................. 17
E. Evaluasi Keperawatan................................................................................... ..... .. 17
BAB I V . PENUTUP ............................................................................................................. 18
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 18
B. Saran.................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami haturkan kepada Allah Swt. atas segala rahmat-Nya, sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Kelompok Asuhan Keperawatan gawat darurat
Pada Pasien Hipoglikemia” dan dengan harapan semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
menjadikan referensi bagi kita sehingga lebih mengenal tentang Asuhan Keperawatan gawat
darurat pada pasien hipoglikemi. Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Keperawatan gawat darurat. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman
dan semua pihak yang sudah membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami masih memiliki keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, sehingga masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi para pembaca makalah dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kami juga memohon maaf apabila terdapat kesalahan tulisanmaupun apa yang telah kami
cantumkan pada makalah ini.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Makasar, 09 November 2023
Penyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipoglikemia adalah keadaan dimana konsentrasi gula darah ˂60 mg/dl atau ˂80
mg/dl disertai gejala klinis. Hipoglikeia dapat terjadi pada pasien diabetes milletus (DM)
maupun non DM (Tanto, dkk. 2018).
Hipoglikemia merupakan komplikasi akut dari DM yang memberikan manifestasi
klinis adanya penurunan fungsi fisik sementara yang dirasakan oleh penyandang DM.
Penurunan fungsi fisik tersebutdirasakan sementara jika penyandang DM mendapatkan
pertolongan sesegera mungkin dari dirinya sendiri (serangan ringan dan sedang) atau
membutuhkan bantuan dari orang lain (serangan berat). Hal sebaliknya dapat terjadi jika
penyandang DM mendapat serangan berat tetapi tidak diketahui oleh orang lain sehingga
berdampak terhadap kematian. Hasil studi pasien DM di Hongkong yang mendapatkan
terapi insulin dan pernah mengalami hipoglikemia menemukan hasil kontradiktif
terhadap strategi pencegahan hipoglikemia tersebut. Penelitian yang dilakukan pada 120
pasien DM di Hongkong yang mendapatkan terapi insulin, menemukan bahwa 18
responden (15%) mengalami peningkatan ketakutan dan kekhawatiran terhadap
pengalaman hipoglikemia. Pada penelitian tersebut, 42,5% dari total sampel dilaporkan
melakukan kontrol gula darah secara ru- tin. Menariknya, dari 18 responden yang
mengalami ketakutan dan kekhawatiran terhadap pengalaman hipoglikemia, ditemukan 8
responden melakukan kontrol gula darah secara rutin.
Studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti pada 12 orang penyandang
DM di kota Depok dan seorang pasien DM yang sedang mengalami perawatan di salah
satu RS di Jakarta diperoleh bahwa hipoglikemia pada pasien sering terjadi pada saat
pasien lupa makan tetapi tetap mengkonsumsi obat jenis sulfonylurea. Hipoglikemia di
luar rumah sakit cukup tinggi yakni mencapai lebih dari setengah dari keseluruhan pasien
yang menjalani rawat jalan. Sur- vey ini melibatkan 2530 orang diabetesi dengan DM
tipe 2 selama dua bulan dan menemukan 55% pasien mengalami hipoglikemia di luar
rumah sakit. Dari kejadian tersebut mayoritas pasien yang mengalami hipoglikemia
adalah saat sedang aktif beraktivitas, yakni saat bekerja (42%), berolahraga (26%), dan
mengemudi(19%). Dengan begitu banyak masalah yang dihadapi penyandang DM maka
upaya yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap
serangan hipoglikemia dengan mengenali tanda dan gejala awal serangan tersebut
(Sutawardana, 2016). Pasien yang menjalani rawat jalan. Sur- vey ini melibatkan 2530
orang diabetesi dengan DM tipe 2 selama dua bulan dan menemukan 55% pasien
mengalami hipoglikemia di luar rumah sakit.
2
Dari kejadian tersebut mayoritas pasien yang mengalami hipoglikemia adalah saat
sedang aktif beraktivitas, yakni saat bekerja (42%), berolahraga (26%), dan mengemudi
(19%). Dengan begitu banyak masalah yang dihadapi penyandang DM maka upaya yang
harus dilakukan adalah dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan
hipoglikemia dengan mengenali tanda dan gejala awal serangan tersebut (Sutawardana,
2016).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui ilmu teori tentang hipoglikemia dan melakukan
asuhan keperawatan gawat darurat pada penderita hipoglikemia
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien
hipoglikemia, meliputi :
1. Mengetahui definisi hipoglikemia.
2. Mengetahui etiologi hipoglikemia.
3. Mengetahui klasifikasi hipoglikemia.
4. Mengetahui patofisiologi dan patway hipoglikemia.
5. Mengetahui manifestasi hipoglikemia.
6. Mengetahui pemeriksaan penunjang, komplikasi danpenatalaksanaan hipoglikemia.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Hipoglikemia (shock insulin) adalah suatu sindrome yang komplek berawal dari
suatu gangguan metabolisme glukosa, dimana konsentrasi serumglukosa menurun sampai
tidak dapat memenuhi kebutuhan metabolisme sistem saraf. Hipoglikemia merupakan
keadaan dimana kadar gula darahrendah secara abnormal, terjadi jika gula darah turun
dibawah 50-60mg/dl(2,7 sampai 3,3 mmol/L) (Smelltzer & Bare, 2009).
Hipoglikemia merupakan komplikasi yang paling sering muncul pada penderita
diabetes mellitus. Hipoglikemia adalah menurunnya kadar glukosa darah yang
menyebabkan kebutuhan metabolik yang diperlukan oleh sistem saraf tidak cukup
sehingga timbul berbagai keluhan dan gejala klinik (Admin, 2012). Hipoglikemia
berdampak serius pada morbiditas, mortalitas dan kualitas hidup. The diabetes Control
and Complication Trial (DCCT) melaporkan diperkirakan 2-4% kematian orang dengan
diabetes tipe 1 berkaitan dengan hipoglikemia. Hipoglikemia juga umum terjadi pada
penderita diabetes tipe 2, dengan tingkat prevalensi 70-80% (Setyohadi, 2011).
Hipoglikemia merupakan penyakit kegawatdaruratan yang membutuhkan pertolongan
segera, karena hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak
yang permanen, hipoglikemia juga dapat menyebabkan koma sampai dengan kematian
(Kedia, 2011).
B. Etiologi
1. Usia
Penderita diabetes usia lanjut memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami
hipoglikemia daripadaa penderita diabetes usia lanjut yang sehat dan memiliki fungsi
yang baik.
2. Kelebihan (ekses) Insulin
Dosis insulin atau obat penurun gula darah yang terlalu tinggi, konsumsi glukosa
yang berkurang, produksi glukosa endogen berkurang misalnya setelah konsumsi
alkohol, peningkatan penggunaan glukosa oleh tubuh misalnya setelah berolahraga,
peningkatan sensitivitas terhadap insulin, penurunan ekskresi insulin misalnya pada
gagal ginjal.
3. Ekses Insulin Disertai Mekanisme Kontra Regulasi Glukosa yang Terganggu
Hipoglikemi merupakan interaksi antara kelebihan (ekses) insulin dan
terganggunya mekanisme kontra regulasi glukosa. Kejadian ekses insulin saja belum
tentu menyebabkan terjadinya hipoglikemia.
4
4. Frekuensi Hipoglikemia
Pasien yang sering mengalami hipoglikemi akan mentoleransi kadar gula darah
yang rendah dan mengalami gejala hipoglikemia pada kadar gula darah yang lebih
rendah daripada orang normal
5. Obat Hipoglikemi Oral yang Berisiko Menyebabkan Hipoglikemia
Penggunaan obat hipoglikemik oral yang memiliki cara kerjameningkatkan
sekresi insulin pada pankreas dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia. Obat- obat
tersebut antara lain dipeptydil peptidase-4 inhibitor, glucagon-like peptide-1, golongan
glinide, golongan sulfonylurea: glibenclamide, glimepiride.
6. Terapi Salisilat
Salisilat menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan sekresi insulin yang
distimulasi glukosa (glucose-stimulated insulin secretion) pada orang normal dan
pasien diabetes
7. Terapi Insulin
Terapi insulin dapat menyebabkan hipoglikemia karena apabilakadar gula darah
turun melampaui batas normal, tidak terjadi fisiologi penurunan kadar insulin dan
pelepasan glukagon, dan juga refleks simpato adrenal.
8. Aktivitas Fisik/ Olahraga
Aktivitas fisik atau olahraga berperan dalam pencegahan dan penanganan
diabetes. Olahraga dapat memicu penurunan berat badan, meningkatkan sensitivitas
insulin pada jaringan hepar dan perifer, meningkatkan pemakaian glukosa, dan
kesehatan sistem kardiovaskuler.
9. Keterlambatan Asupan Glukosa
Berkurangnya asupan karbohidrat atau glukosa pada pasien hiperglikemia karena
terlambat makan atau menjalani puasa dengan tidak mengurangi dosis obat – obatan
antidiabetes, dapat terjadi hipoglikemia karena berkurangnya asupan glukosa dari
saluran cerna.
10. Gangguan Ginjal
Hipoglikemia pada gangguan fungsi ginjal dapat diakibatkan oleh penurunan
glukoneogenesis, kerja insulin yang berlebih atau berkurangnya asupan kalori.
(Lefebvre PJ & Scheen AJ, 2003; Soeatmadji, 2008; Younk LM, Mikeladze M, Tate
D, & Davis SN, 2011)
5
C. Klasifikasi Klinis Hipoglikemia
Selain itu Hipoglikemia juga dapat diklasifikasikan sebagai :
1. Hipoglikemi Ringan (glukosa darah 50-60 mg/dL)
Terjadi jika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf simpatik akan terangsang.
Pelimpahan adrenalin ke dalam darah menyebabkan gejala seperti tremor,
takikardi,palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar.
2. Hipoglikemi Sedang (glukosa darah <50 mg/dL)
Penurunan kadar glukosa dapat menyebabkan sel- sel otak tidakmemperolehbahan
bakar untuk bekerja dengan baik. Tanda- tanda gangguan fungsi pada sistem saraf
pusat mencakup keetidakmampuan berkonsentrasi, sakit kepala, vertigo, konfusi,
penurunan daya ingat, bicara pelo, gerakan tidak terkoordinasi, penglihatan ganda dan
perasaan ingin pingsan.
3. Hipoglikemi Berat (glukosa darah <35 mg /dL)
Terjadi gangguan pada sistem saraf pusat sehingga pasien memerlukan
pertolongan orang lain untuk mengatasi hipoglikeminya. Gejalanya mencakup
disorientasi,serangan kejang, sulit dibangunkan bahkan kehilangan kesadaran
(Setyohadi, 2012)
D. Tanda dan Gejala (Manifestasi Klinis)
1. Adrenergik
Pucat, keringat dingin, takikardi, gemetar, lapar, cemas, gelisah, sakitkepala,
mengantuk.
2. Neuroglikopenia
Bingung, bicara tidak jelas, perubahan sikap perilaku, lemah, disorientasi,penurunan
kesadaran, kejang, penurunan terhadap stimulus bahaya. (Setyohadi, 2012)
E. Patofisiologi
Ketergantungan otak menit demi menit pada suplai glukosa melalui sirkulasi
diakibatkan oleh ketidakmampuan otak untuk membakar asam lemak bebas rantai
panjang, kekurangan kadar cadangan glukosa sebagai glikogen di dalam otak orang
dewasa, dan ketidaktersediaan keton. Otak mengenali defisiensi energi tersebut ketika
kadar glukosa serum turun secara tiba-tiba sampai kadar sekitar 45mg/ dl.
Gejala ditimbulkan dari respon sistem saraf simpatik terhadap hipoglikemia atau
dari respon neurogliopenik. Hipotalamus bereaksi terhadap kadar glukosa yang rendah
untuk meningkatkan respons adrenergik, yang mencakup takikardia, palpitasi, tremor,
dan kecemasan. Tujuannya adalah mengaktifkan hormon pengatur keseimbangan
(glukagon, katekolamin, kortisol, hormon pertumbuhan) untuk meningkatkan kadar
glukosa darah dan melindungi organ-organ vital dari hipoglikemia. Hal ini dicapai
dengan glikogenolisis dan glukoneogenesis. (Morton, Fontaine, Hudak, & Gallo, 2013)
6
F. Pathway
Sel Beta Pankreas rusak/ terganggu
Produksi Insulin Menurun
Glukosa Meningkat
Dosis insulin terlalu tinggi Diabetes Melitus
HIPOGLIKEMIA
Puasa/ intake
kurang
Glukagon meningkat
Glikogenolisis
Epineprin meningkat
Ketidaksetabilan
kadar glukosa darah
Defisit glikogen pada hepar
Penurunan nutrisi jaringan otak
Mual, Muntah
Gula darah menurun <60 mg/dl Defisit Nutris
Respon Sistem Saraf Pusat
Respon Otak Respon Vegatif
Vegetatif
Kortek serebri kurang suplai energi <60 mg/dl
Respon Sistem Saraf Pusat
Resiko gangguan sirkulasi spontan
Pola napas tidak efektif
Hiperventilasi
Dispnea
Penurunan darah & O2 ke paru-paru
Adrenalin
Penuaan, Keturunan, Infeksi, Gaya Hidup, Hehamilan, Obesitas
7
G. Komplikasi
Komplikasi dari hipoglikemia pada gangguan tingkat kesadaran yangberubah selalu
dapat menyebabkan gangguan pernafasan, juga dapatmengakibatkan kerusakan
otak akut. Hipoglikemia berkepanjangan parahbahkan dapat menyebabkan gangguan
neuropsikologis sedang sampai dengan gangguan neuropsikologis berat karena efek
hipoglikemia berkaitan dengan sistem saraf pusat yang biasanya ditandai oleh perilaku
dan pola bicara yang abnormal (Jevon, 2010) dan menurut Kedia (2011)
hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang
permanen, koma sampai kematian.
H. Pemeriksaan penunjang
1. Gula Darah Puasa
Diperiksa untuk mengetahui kadar gula darah puasa sebelum diberiglukosa 75 jam
gram oral dan nilai normalnya antara 70-110mg/ dl
2. Hemoglobin Glikosilasi (HbAIc)
Memberikan indeks rata-rata pengendalian glukosa darah selama 2-3 bulan
sebelumnya, target 7% atau kurang
3. Glukosa darah 2 jam post prandial (normal < 140 mg/dl/2 jam), kreatinin
4. Skrining lipid, target kadar kolesterol total <5,2 mmol/L dan trigliseridapuasa <2,0
mmol/L
5. Urin untuk mencari albumin dan mikroalbumin, serta leukositosis (Rubenstein, Wayne,
& Bradley, 2007)
I. Penatalaksanaan
Menurut Kedia (2011), pengobatan hipoglikemia tergantung pada keparahan dari
hipoglikemia. Hipoglikemia ringan mudah diobati dengan asupan karbohidrat seperti
minuman yang mengandung glukosa, tablet glukosa, atau mengkonsumsi makanan rigan.
Dalam Setyohadi (2011), pada minuman yang mengandung glukosa, dapat diberikan
larutan glukosa murni 20- 30 gram (1 ½ - 2 sendok makan). Pada hipoglikemia berat
membutuhkan bantuan eksternal, antara lain (Kedia, 2011) :
1. Dekstrosa
Untuk pasien yang tidak mampu menelan glukosa oral karena pingsan, kejang, atau
perubahan status mental, pada keadaan darurat dapat pemberian dekstrosa dalam air
pada konsentrasi 50% adalah dosis biasanya diberikan kepada orang dewasa,
sedangkankonsentrasi 25% biasanya diberikankepada anak-anak.
2. Glukagon
Sebagai hormon kontra-regulasi utama terhadap insulin, glucagon adalah pengobatan
pertama yang dapat dilakukan untuk hipoglikemia berat.
8
Tidak seperti dekstrosa, yang harus diberikan secara intravena dengan perawatan
kesehatan yang berkualitas profesional, glucagon dapat diberikan oleh subkutan (SC)
atau intramuskular (IM) injeksi oleh orang tua atau pengasuh terlatih. Hal ini dapat
mencegah keterlambatan dalam memulai pengobatan yang dapat dilakukan secara
darurat.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a) Pengkajian primer
Pengkajian primer merupakan pengkajian yang dilakukan untuk menentukan
masalah yang mengancam nyawa seseorang, dimana dalam proses pengkajian harus
dengan cepat. Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk mengidentifikasi dan
memperbaiki dengan segera masalah yang mengancam kehidupan (Fluide, 2009).
Tahapan dalam pengkajian primer:
1. Airway
Menilai akan kepatenan jalan nafas meliputi pemeriksaan mengenai adanya
obstruksi atau sumbatan jalan nafas akibat penumpukan sekret akibat dari
kelemahan reflek batuk. Jika terdapat obstruksi maka melakukan suction, chin lift/
jaw trust, intubasi trakhea dengan leher ditahan. Lihat adanya edema tracheal atau
faringeal, reflek menelan dan batuk menurun. Selain itu dilakukan pula pengkajian
adanya suara nafas tambahan seperti snoring.
2. Breathing
Mengkaji fungsi pernafasan dengan menilai frekuensi nafas, apakah ada
penggunaan otot bantu pernafasan, retraksi dinding dada dan adanya sesak nafas.
Palpasi pengembangan paru, auskultasi suaran nafas, kaji adanya suara napas
tambahan, dan kaji adanya trauma pada dadi. Jika napas tidak memadai maka
lakukan pemberian oksigen dan posisi semifowler.
3. Circulation
Pengkajian meliputi status hemodinamik, warna kulit, dan nadi.
4. Disability
Menilai tingkat kesadaran menurut GCS, ukuran dan reaksi pupil, serta fungsi
neuromuskuler.
5. Exposure
Mengkaji kontrol terhadap lingkungan, lihat adanya luka/ jejas. (Thim, Krarup,
Grove, Rohde, & Lofgren, 2012)
9
b) Pengkajian Sekunder
Pengkajian sekunder dilakukan setelah melakukan pengkajian primer. Pengkajian
sekunder dilakukan ketika klien tidak mengalami syok atau kondisinya mulai
membaik. Pengkajian ini meliputi:
1. Status Kesehatan
a) Status Kesehatan Saat Ini
 Saat MRS
Keluhan Utama yang dialami pada pasien dengan hipoglikemia pasien
akan mengeluh pusing mata kabur, lemas, yang menyertai keluhan lain
sebelumnya seperti asfiksia, kejang, sepsis.
 Saat Pengkajian
Alasan MRS Pasien masuk rumah sakit biasanya dengan keluhan
keidakmampuan dalam mentoleransi keluhan utama di atas.
 Upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi
Begitu keluhan mulai dirasakan pasien memilih penanganan kesehatan
yang dianggapnya baik dan dapat mengatasi masalah kesehatannya. Namun
apabila penanganan tersebut termyata tidak efektif, pasiien akhirm ya
memilih untuk MRS. Disinilah perlu untuk dikaji oleh perawat penanganan
apa saja yang telah ditempuh oleh pasien guna mengetahui sejauh mana
tingkat perkembangan masalah kesehatan pasien.
b) Status Kesehatan Masa Lalu
 Penyakit Yang Permah Dialami
Penyakit-penyakit kelainan endokrin lainnya, seperti ketoasidosis,
atau riwayat hipertensi.
 Penah Dirawat
 Alergi obat/makanan
 Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang
ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan
pasien untuk menanggulanginya.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien dulu pernah menderita penyakit seperti iniatau penyakit kelainan
metabolic lainnya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Adanya keluarga yang pernah menderita penyakitseperti ini atau penyakit
metabollik, kardiovaskuler.
10
d. Riwayat Psikososial
Pasien merasakan kecemasan yang berlebihan atausedang mengalami stress
yang berkepanjangan.
e. Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan seperti merokok aktivitas berlebihan dan lain-lain.
2. Pengkajian nyeri (PQRST)
3. Riwayat penyakit/ pengkajian SAMPLE
a. S (Signs and Symptoms)
Tanda dan gejala terjadinya hipoglikemia.
b. A (Allergies)
Memastikan ada atau tidaknya alergi pada klien, seperti obat-obatan, plester dan
makanan tertentu.
c. M (Medications)
Obat-obatan yang dikonsumsi seperti sedang menjalani pengobatan penyakit
tertentu, dosis atau penyalahgunaan obat.
d. P (Past Illness)
Riwayat kesehatan klien misalnya penyakit yang pernah diderita, obat yang
pernah dikonsumsi, dan pengalaman penggunaan obat-obat herbal.
e. L (Last meal)
Obat atau makanan yang baru saja dikonsumsi, rentang waktu konsumsi dengan
kejadian, dan periode menstruasi bagi perempuan.
f. E (Event leading to injury or illness)
Hal-hal yang berasal dari luar dan bersangkutan dengan sebab cedera (kejadian
yang menyebabkan adanya keluhan utama)
4. Pemeriksaan fisik (Head to toe) (Graham & Parke, 2004)
1) Kepala : mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada hematoma, tidak adanyeri tekan
2) Rambut : warna hitam, kusut, tidak ada kebotakan
3) Mata : pengelihatan normal, diameter pupil 3, sclera ikterik,konjungtiva anemis,
pupil isokor
4) Hidung : bentuk simertis, tidak ada perdarahan, tidak ada secret,terpasang O2
nasal 5 liter/menit
5) Telinga : bentuk normal, pendengaran normal, tidak ada secret,tidak ada
perdarahan
6) Mulut dan gigi : mukosa kering, mulut bersih
7) Leher : tidak ada pembesaran tyroid, nadi karotis teraba, tidak ada
pembesaran limfoid
11
8) Thorax :
I : ekspansi dada tidak simetris,tidak ada luka,frekuensi nafas tidak teratur
P : tidak ada udema pulmo
P : ada nyeri tekan dada kiri
A : bunyi jantung S1,S2 tunggal, bunyi paru ronchi
9) Abdomen :
I : tidak ada luka, tidak ada asites
A : bising usus normal 10 x/menit
P : suara timpani
P : ada pembesaran hati, tidak ada nyeri tekan
10) Genitalia : terpasang DC, tidak ada darah
11) Eksteremitas : kekuatan otot 3 3
3 3
ROM : penuh, Akral hangat, tidak ada edema, terpasang infuse RLdi
lengan kanan
12) Pola pemenuhan kebutuhan dasar Virginia Handerson :
1) Pola oksigenasi
Sebelum sakit : pasien bernafas secara normal, tidak
menderita penyakit pernafasan
Saat dikaji : pasien sesak nafas, RR 22x/ menit
2) Pola nutrisi
Sebelum sakit : pasien makan 3x sehari (nasi, sayur, dan lauk)pasien
suka makan yang mengandungkolesterol tinggi, minum
6-8 gelas/hari
Saat dikaji : pasien makan sesuai diit yang telah diberikan,
minum 4-5 gelas/hari
3) Pola eliminasi
Sebelum sakit : pasien BAK 4-6x/hari dan BAB 1x/hari Saat dikaji :
pasien BAK 3-5x/hari dan BAB 1x/hari
4) Pola aktivitas/ bekerja
Sebelum sakit : pasien melakukan aktivitas secara mandiri, bekerja
sebagai wiraswasta
Saat dikaji : aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan tidak dapat
bekerja.
12
5) Pola istirahat
Sebelum sakit : pasien istirahat/ tidur 8-10 jam/hariSaat dikaji :
pasien istirahat/ tidur 7-9jam/hari
6) Pola suhu
Sebelum sakit : pasien tidak pernah demam (suhu normal)Saat dikaji :
suhu pasien normal 360
C
7) Pola gerak dan keseimbangan
Sebelum sakit : pasien dapat melakukan gerak bebas sesuaikeinginannya
Saat dikaji : pasien hanya melakukan gerak-gerak terbatas
karenasesak dan nyeri dada kiri
8) Pola berpakaian
Sebelum sakit : pasien dapat mengenakan pakaiannya secara mandiri
danmemakai pakaian kesayangannya
Saat dikaji : pasien menggunakan pakaian seadaanya dan dibantu
keluarga saat mengganti pakaiannya
9) Pola personal hygine
Sebelum sakit : pasien biasa mandi 2xsehari dengan airbersih dan sabun
mandi tanpa bantuan keluarganya
Saat dikaji : pasien mandi dengan cara diseka dan dibantu keluarganya
10) Pola komunikasi
Sebelum sakit : pasien berkomunikasi dengan lancar, memakai bahasa
daerah
Saat dikaji : pasien berkomunikasi dengan lancar, memakai bahasa
daerah
11) Pola spiritual
Sebelum sakit : pasien beribadah sesuai agamanya
Saat dikaji : pasien terganggu dalam melakukan ibadah (sholat)
12) Pola aman & nyaman
Sebelum sakit : pasien merasa aman dan nyaman hidup bersama
keluarga
Saat dikaji : pasien merasa gelisah dirawat di rumahsakit
13) Pola rekreasi
Sebelum sakit : pasien kadang-kadang berekreasi ke tempat- tempat
wisata
Saat dikaji : pasien tidak dapat berekreasi, hanya tiduran di
tempat tidur dan cenderung diam
13
B. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Pola nafas tidak efektif (D.0005)
2. Risiko gangguan sirkulasi spontan (D.0010)
3. Defisit nutrisi (D.0019)
4. Ketidakstabilan kadar glukosa darah (D.0027)
C. Intervensi keperawatan
1. Diagnosa 1 : Pola nafas tidak efektif (D.0005)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkanpola
nafas membaik.
kriteria hasil :
a. Frekuensi napas membaik, RR 16-20 kali/ menit
b. Penggunaan otot bantu pernapasan menurun
c. pernapasan cupping hidung menurun
d. Saturasi oksigen dalam batas normal
Interveni keperawatan:
1. Manajemen Napas Buatan (1.01012)
Observasi
a. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
b. Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi,weezing, ronkhi kering)
c. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik
a. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt danchin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma cervical)
b. Posisikan semi-Fowler atau Fowler
c. Berikan minum hangat
d. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
e. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
f. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
g. Penghisapan endotrakeal
h. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsepMcGill
i. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
a. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidakkontraindikasi.
b. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,mukolitik, jika perlu
2. Pemantauan Respirasi (I.01014)
Observasi
a. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
b. Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, Kussmaul,
Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
14
c. Monitor kemampuan batuk efektif
d. Monitor adanya produksi sputum
e. Monitor adanya sumbatan jalan napas
f. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
g. Auskultasi bunyi napas
h. Monitor saturasi oksigen
i. Monitor nilai AGD
j. Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
a. Atur interval waktu pemantauan respirasi sesuai kondisipasien
b. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
b. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
2. Diagnosa 2 : Risiko gangguan sirkulasi spontan (D.0010)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan sirkulasi
spontan meningkat
Kriteria hasil :
a. Tingkat kesadaran meningkat
b. Frekuensi nadi menurun
c. Tekanan darah menurun
d. Frekuensi napas menurunIntervensi :
1. Pemantauan tanda vital (1.02060)
Observasi
1. Memonitor tekanan darah
2. Memonitor nadi (frekuensi, kekuatan, irama)
3. Memonitor pernapasan (frekuensi, kedalaman)
4. Memonitor suhu tubuh
5. Memonitor oksimetri nadi
6. Identifikasi penyebab perubahan tanda vital
7. Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien
8. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Terapeutik
a. Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien
b. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
b. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
15
3. Diagnosa 3 : Ketidakstabilan kadar glukosa darah (D.0027)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan
kestabilan kadar glukosa darah meningkat
Kriteria hasil :
a. Kesadaran meningkat
b. Lelah / lesu menurun
c. Pusing menurun
d. Kadar glukosa dalam darah membaikIntervensi :
1. Manajemen Hipoglikemia (I.03113)
Observasi
a. Identifkasi tanda dan gejala hipoglikemia
b. Identifikasi kemungkinan penyebab hipoglikemia
Terapeutik
a. Berikan karbohidrat sederhana, jika perlu
b. Batasi glucagon, jika perlu
c. Berikan karbohidrat kompleks dan protein sesuai diet
d. Pertahankan kepatenan jalan nafas
e. Pertahankan akses IV, jika perlu
f. Hubungi layanan medis, jika perlu
Edukasi
a. Anjurkan membawa karbohidrat sederhana setiap saat
b. Anjurkan memakai identitas darurat yang tepat
c. Anjurkan monitor kadar glukosa darah
d. Anjurkan berdiskusi dengan tim perawatan diabetes tentangpenyesuaian program
pengobatan
e. Jelaskan interaksi antara diet, insulin/agen oral, dan olahraga
f. Anjurkan pengelolaan hipoglikemia(tanda dan gejala, faktorrisiko dan pengobatan
hipoglikemia)
g. Ajarkan perawatan mandiri untuk mencegah hipoglikemia(mis. mengurangi insulin
atau agen oral dan/atau meningkatkan asupan makanan untuk berolahraga
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian dextros, jika perlu
b. Kolaborasi pemberian glukagon, jika perlu
16
4. Diagnosa 4 : Defisit nutrisi (D.0019)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkanstatus
nutrisi membaik
Kriteria hasil :
a. Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
b. Nafsu makan membaik
c. Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat meningkatIntervensi :
1. Manajemen Nutrisi (I. 03119)
a. Identifikasi status nutrisi
b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c. Identifikasi makanan yang disukai
d. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
e. Idetifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
f. Monitor asupan makanan
g. Monitor berat badan
h. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
a. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
b. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramidamakanan)
c. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
d. Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
e. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
f. Berikan suplemen makanan, jika perlu
g. Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jikaasupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
a. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
b. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik),
jika perlu
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu
17
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi
keperawatan. Implementasi merupakan langkahkeempa tdari proses keperawatan yang
telah direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan dalam rangka membantu klien untuk
mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak atau respons yang ditimbulkan oleh
masalah keperawatan dan kesehatan (Ali 2016).
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa
jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses
menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, tindakan dan evaluasi (Ali 2016). Evaluasi merupakan tahap akhir
yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai
atau tidak untuk mengatasi suatu masalah. Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana
:
S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh keluarga
setelah diberikan implementasi keperawatan
O : Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pemantauan
objektif
A : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif
P : Perencanaan selanjutnya stelah perawat melakukan analisis
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipoglikemia adalah Keadaan dimanakadar glukosa plasma lebih rendah dari 45 mg/
dl – 50 mfg/dl. Dosis Pemberian insulin yang kurang tepat kurangnya asupan karbohidrat
karena menunda atau melewatkan makan, konsumsi Alkohol, peningkatan pemanfaatan
karbohidrat karena latihan atau penurunan berat badan merupkan penyebab terjadinya
hipoglikemia ( Kedia, 2011 ). Beberapa faktor resiko penyebab hipoglikemia seperti
pengurangan / ketelambatan makan, kesalahan dosis obat, latihan jasmani yang berlebihan,
penurunan kebutuhan insulin.Klasifikasi hipoglikemia dibagi dalam tingkatan
ringan,sedang dan berat. Maniifestasi klinis yang sering kita jumpai pada penderita
hipoglikemia ini yaitu sering lemas, lesu,letih, tidak fokus pada sesuatu, dan mengalami
penurunan berat badan.Pemeriksaan pununjang yang utama yaitu pemeriksaan gula darah
yang apabila di dapat hasil kurang dari normal yaitu < 50 mg/ dl. Tujuan dilakukan
tatalaksana hipoglikemia yaitu untuk memenuhi kadar gula darah dalam otak agar tidak
terjadi kerusakan irreversibel, serta tidak menggganggu rugulasi DM dan mengarahkan
agar kadar glukosa plasma berada dalam batas normal orang puasa yaitu 120 mg/dl.
Komplikasi yang dapat terjadi yakni kerusakan pada otak, kematian, koma dsb.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan dari isi makalah ini yakni diharapakan dapat
menigkatkan kinerja perawat dan dapat memeberikan Asuhan keperawatan
kegawatdaruratan khususnya pada pasien hipoglikemia secara cepat dan tepat. Dan
diharapakan bagi Mahasiswa untuk dapat menggunkan kesempatanini sebaik mungkin
untuk serius mencari pengetahuandalam perawatan penderita hipoglikemia.
19
DAFTAR PUSTAKA
Dochterman, J. M. (2008). Nursing Interventions Classification (NIC) (5th ed.).
Mosby: Elseiver.
Fluide, G. (2009). Emergency Medicine (5th ed.). Australia: Elseiver.
Graham, C. ., & Parke, T. R. . (2004). Critical Care in The Emergency
Department: Shock and Circulatory Support. Emerg Med, 22(1), 17–21.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis Keperawatan dan Klasifikasi2015-2017.
Jakarta: EGC.
Lefebvre PJ, & Scheen AJ. (2003). Hypoglycemia (6th ed.). New York: Mc GrawHill.
Morton, P. ., Fontaine, D., Hudak, C. ., & Gallo, B. . (2013). Keperawatan Kritis
(8th ed.). Jakarta: EGC.
Nurarif, A. ., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkanDiagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Media Action.
Rubenstein, D., Wayne, D., & Bradley, J. (2007). Kedokteran Klinis. Jakarta: Erlangga.
Setyohadi, D. (2012). Kegawatdaruratan Penyakit Dalam ( Emergency in Internal
Medicine). Jakarta: pusat penerbit ilmu penyakit dalam internapublishing.
Smelltzer, S. ., & Bare, B. . (2009). Textbook of Medical Surgical Nursing.
Lippincot: Williams & wilkins.
Soeatmadji, D. (2008). Hipoglikemia Iatrogenik (5th ed.). Jakarta: PusatPenerbitan Depa
rtemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Thim, T., Krarup, N. ., Grove, E. ., Rohde, C. ., & Lofgren, B. (2012). Initial
20
Assesment and Treatment with the Airway, Breathing,
Circulation,Disability, Exposure (ABCDE) Approach.
Younk LM, Mikeladze M, Tate D, & Davis SN. (2011).
Exercise-Related Hypoglycemia in Diabetes Mellitus.
Expert Review End Ocrinology Metabolism, 6, 93–108.

More Related Content

What's hot (20)

Kti nurkhalida
Kti nurkhalidaKti nurkhalida
Kti nurkhalida
 
Stroke non hemoragik
Stroke non hemoragikStroke non hemoragik
Stroke non hemoragik
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
 
Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional
 
Askep anemia 1
Askep anemia 1Askep anemia 1
Askep anemia 1
 
LP CHF.doc
LP CHF.docLP CHF.doc
LP CHF.doc
 
askep diabetes melitus
askep diabetes melitusaskep diabetes melitus
askep diabetes melitus
 
Askep gangguan berbicara
Askep gangguan berbicaraAskep gangguan berbicara
Askep gangguan berbicara
 
Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA
 
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
 
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
 
HIPERTENSI
HIPERTENSIHIPERTENSI
HIPERTENSI
 
5. asuhan keperawatan pada hernia
5. asuhan keperawatan pada hernia5. asuhan keperawatan pada hernia
5. asuhan keperawatan pada hernia
 
Analisa data ggk
Analisa data ggkAnalisa data ggk
Analisa data ggk
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Lp anc benar
Lp anc benarLp anc benar
Lp anc benar
 
Presus diare
Presus diarePresus diare
Presus diare
 
Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Perumusan Masalah dan Tujuan PenelitianPerumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
PPT Sempro kian ARYA.pptx
PPT Sempro kian ARYA.pptxPPT Sempro kian ARYA.pptx
PPT Sempro kian ARYA.pptx
 

Similar to Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada Hipoglikemia

Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...
Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...
Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...Rini Wahyuni
 
Final exam case study(studi kasus)
Final exam case study(studi kasus)Final exam case study(studi kasus)
Final exam case study(studi kasus)tara nusa
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...Rini Wahyuni
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bNorniStg
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bNorniStg
 
Jurnal deni asnawi
Jurnal deni asnawiJurnal deni asnawi
Jurnal deni asnawisapakademik
 
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1cHubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1cFaradhillah Adi Suryadi
 
78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangren78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangrenkhriesna
 
Jurnal buk dewi 1
Jurnal buk dewi 1Jurnal buk dewi 1
Jurnal buk dewi 1EggaRafika
 
EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT INSULIN PENbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.docx
EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT INSULIN PENbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.docxEVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT INSULIN PENbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.docx
EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT INSULIN PENbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.docxBETTERMAN9
 
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetesPengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetesNiakhairani
 
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnnAllyaNurKhalifah1
 

Similar to Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada Hipoglikemia (20)

Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...
Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...
Makalah Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan Tentang Estimasi Jumlah Pen...
 
Farmasi Klinik
Farmasi KlinikFarmasi Klinik
Farmasi Klinik
 
DIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUSDIABETES MELLITUS
DIABETES MELLITUS
 
Final exam case study(studi kasus)
Final exam case study(studi kasus)Final exam case study(studi kasus)
Final exam case study(studi kasus)
 
Diabetes
DiabetesDiabetes
Diabetes
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
 
5349-8492-1-SM.pdf
5349-8492-1-SM.pdf5349-8492-1-SM.pdf
5349-8492-1-SM.pdf
 
2c
2c2c
2c
 
81 141-1-sm
81 141-1-sm81 141-1-sm
81 141-1-sm
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks b
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks b
 
Jurnal deni asnawi
Jurnal deni asnawiJurnal deni asnawi
Jurnal deni asnawi
 
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1cHubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
 
78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangren78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangren
 
BAB 1 - BAB 5 AENI.docx
BAB 1 - BAB 5 AENI.docxBAB 1 - BAB 5 AENI.docx
BAB 1 - BAB 5 AENI.docx
 
Hipoglikemi
HipoglikemiHipoglikemi
Hipoglikemi
 
Jurnal buk dewi 1
Jurnal buk dewi 1Jurnal buk dewi 1
Jurnal buk dewi 1
 
EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT INSULIN PENbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.docx
EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT INSULIN PENbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.docxEVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT INSULIN PENbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.docx
EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT INSULIN PENbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.docx
 
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetesPengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
 
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
367727836-PPT-DM.pptxjnnnnjnnnñnnnnnnnnnnn
 

Recently uploaded

PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 

Recently uploaded (18)

PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada Hipoglikemia

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN PADA SISTEM ENDOKRIN : HIPOGLIKEMI KELOMPOK 8 ASRI R011231098 MARIA IMAKULATA DUA NONA R011231128 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2023
  • 2. i DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ i DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii KATA PENGANTAR............................................................................................................. iii BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................................... 1 A. Latar Belakang………………………………………………………………..… 1 B. Tujuan.................................................................................................................. 2 1. Tujuan Umum................................................................................................. 2 2. Tujuan Khusus ................................................................................................ 2 BAB II. TINJAUAN TEORI................................................................................................ . 3 A. Konsep Dasar Penyakit ....................................................................................... 3 1. Pengertian..................................................................................................... 3 2. Patofisiologi.................................................................................................. 3 3. Klasifikasi Klinis Hipoglekimia ................................................................... 4 4. Tanda dan Gejala.......................................................................................... 5 5. Patofisiologi.................................................................................................. 5 6. Pathway………………………………………………………………......... 6 7. Komplikasi…………………………………………………………............ 7 8. Pemeriksaan Penunjang…………………………………………………… 7 9. Penatalksanaan…………………………………………………………...... 7 BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN............................................................................... 8 A. Pengkajian........................................................................................................... 8 B. Diagnosa Keperawatan........................................................................................ 12 C. Intervensi Keperawatan....................................................................................... 12 D. Implementasi Keperawatan................................................................................. 17 E. Evaluasi Keperawatan................................................................................... ..... .. 17 BAB I V . PENUTUP ............................................................................................................. 18 A. Kesimpulan ......................................................................................................... 18 B. Saran.................................................................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA
  • 3. ii KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur kami haturkan kepada Allah Swt. atas segala rahmat-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Kelompok Asuhan Keperawatan gawat darurat Pada Pasien Hipoglikemia” dan dengan harapan semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita sehingga lebih mengenal tentang Asuhan Keperawatan gawat darurat pada pasien hipoglikemi. Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Keperawatan gawat darurat. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman dan semua pihak yang sudah membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Kami masih memiliki keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, sehingga masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca makalah dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Kami juga memohon maaf apabila terdapat kesalahan tulisanmaupun apa yang telah kami cantumkan pada makalah ini. Wasalamualaikum Wr. Wb. Makasar, 09 November 2023 Penyusun
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipoglikemia adalah keadaan dimana konsentrasi gula darah ˂60 mg/dl atau ˂80 mg/dl disertai gejala klinis. Hipoglikeia dapat terjadi pada pasien diabetes milletus (DM) maupun non DM (Tanto, dkk. 2018). Hipoglikemia merupakan komplikasi akut dari DM yang memberikan manifestasi klinis adanya penurunan fungsi fisik sementara yang dirasakan oleh penyandang DM. Penurunan fungsi fisik tersebutdirasakan sementara jika penyandang DM mendapatkan pertolongan sesegera mungkin dari dirinya sendiri (serangan ringan dan sedang) atau membutuhkan bantuan dari orang lain (serangan berat). Hal sebaliknya dapat terjadi jika penyandang DM mendapat serangan berat tetapi tidak diketahui oleh orang lain sehingga berdampak terhadap kematian. Hasil studi pasien DM di Hongkong yang mendapatkan terapi insulin dan pernah mengalami hipoglikemia menemukan hasil kontradiktif terhadap strategi pencegahan hipoglikemia tersebut. Penelitian yang dilakukan pada 120 pasien DM di Hongkong yang mendapatkan terapi insulin, menemukan bahwa 18 responden (15%) mengalami peningkatan ketakutan dan kekhawatiran terhadap pengalaman hipoglikemia. Pada penelitian tersebut, 42,5% dari total sampel dilaporkan melakukan kontrol gula darah secara ru- tin. Menariknya, dari 18 responden yang mengalami ketakutan dan kekhawatiran terhadap pengalaman hipoglikemia, ditemukan 8 responden melakukan kontrol gula darah secara rutin. Studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti pada 12 orang penyandang DM di kota Depok dan seorang pasien DM yang sedang mengalami perawatan di salah satu RS di Jakarta diperoleh bahwa hipoglikemia pada pasien sering terjadi pada saat pasien lupa makan tetapi tetap mengkonsumsi obat jenis sulfonylurea. Hipoglikemia di luar rumah sakit cukup tinggi yakni mencapai lebih dari setengah dari keseluruhan pasien yang menjalani rawat jalan. Sur- vey ini melibatkan 2530 orang diabetesi dengan DM tipe 2 selama dua bulan dan menemukan 55% pasien mengalami hipoglikemia di luar rumah sakit. Dari kejadian tersebut mayoritas pasien yang mengalami hipoglikemia adalah saat sedang aktif beraktivitas, yakni saat bekerja (42%), berolahraga (26%), dan mengemudi(19%). Dengan begitu banyak masalah yang dihadapi penyandang DM maka upaya yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan hipoglikemia dengan mengenali tanda dan gejala awal serangan tersebut (Sutawardana, 2016). Pasien yang menjalani rawat jalan. Sur- vey ini melibatkan 2530 orang diabetesi dengan DM tipe 2 selama dua bulan dan menemukan 55% pasien mengalami hipoglikemia di luar rumah sakit.
  • 5. 2 Dari kejadian tersebut mayoritas pasien yang mengalami hipoglikemia adalah saat sedang aktif beraktivitas, yakni saat bekerja (42%), berolahraga (26%), dan mengemudi (19%). Dengan begitu banyak masalah yang dihadapi penyandang DM maka upaya yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan hipoglikemia dengan mengenali tanda dan gejala awal serangan tersebut (Sutawardana, 2016). B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu mengetahui ilmu teori tentang hipoglikemia dan melakukan asuhan keperawatan gawat darurat pada penderita hipoglikemia 2. Tujuan Khusus Mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien hipoglikemia, meliputi : 1. Mengetahui definisi hipoglikemia. 2. Mengetahui etiologi hipoglikemia. 3. Mengetahui klasifikasi hipoglikemia. 4. Mengetahui patofisiologi dan patway hipoglikemia. 5. Mengetahui manifestasi hipoglikemia. 6. Mengetahui pemeriksaan penunjang, komplikasi danpenatalaksanaan hipoglikemia.
  • 6. 3 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Hipoglikemia (shock insulin) adalah suatu sindrome yang komplek berawal dari suatu gangguan metabolisme glukosa, dimana konsentrasi serumglukosa menurun sampai tidak dapat memenuhi kebutuhan metabolisme sistem saraf. Hipoglikemia merupakan keadaan dimana kadar gula darahrendah secara abnormal, terjadi jika gula darah turun dibawah 50-60mg/dl(2,7 sampai 3,3 mmol/L) (Smelltzer & Bare, 2009). Hipoglikemia merupakan komplikasi yang paling sering muncul pada penderita diabetes mellitus. Hipoglikemia adalah menurunnya kadar glukosa darah yang menyebabkan kebutuhan metabolik yang diperlukan oleh sistem saraf tidak cukup sehingga timbul berbagai keluhan dan gejala klinik (Admin, 2012). Hipoglikemia berdampak serius pada morbiditas, mortalitas dan kualitas hidup. The diabetes Control and Complication Trial (DCCT) melaporkan diperkirakan 2-4% kematian orang dengan diabetes tipe 1 berkaitan dengan hipoglikemia. Hipoglikemia juga umum terjadi pada penderita diabetes tipe 2, dengan tingkat prevalensi 70-80% (Setyohadi, 2011). Hipoglikemia merupakan penyakit kegawatdaruratan yang membutuhkan pertolongan segera, karena hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen, hipoglikemia juga dapat menyebabkan koma sampai dengan kematian (Kedia, 2011). B. Etiologi 1. Usia Penderita diabetes usia lanjut memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami hipoglikemia daripadaa penderita diabetes usia lanjut yang sehat dan memiliki fungsi yang baik. 2. Kelebihan (ekses) Insulin Dosis insulin atau obat penurun gula darah yang terlalu tinggi, konsumsi glukosa yang berkurang, produksi glukosa endogen berkurang misalnya setelah konsumsi alkohol, peningkatan penggunaan glukosa oleh tubuh misalnya setelah berolahraga, peningkatan sensitivitas terhadap insulin, penurunan ekskresi insulin misalnya pada gagal ginjal. 3. Ekses Insulin Disertai Mekanisme Kontra Regulasi Glukosa yang Terganggu Hipoglikemi merupakan interaksi antara kelebihan (ekses) insulin dan terganggunya mekanisme kontra regulasi glukosa. Kejadian ekses insulin saja belum tentu menyebabkan terjadinya hipoglikemia.
  • 7. 4 4. Frekuensi Hipoglikemia Pasien yang sering mengalami hipoglikemi akan mentoleransi kadar gula darah yang rendah dan mengalami gejala hipoglikemia pada kadar gula darah yang lebih rendah daripada orang normal 5. Obat Hipoglikemi Oral yang Berisiko Menyebabkan Hipoglikemia Penggunaan obat hipoglikemik oral yang memiliki cara kerjameningkatkan sekresi insulin pada pankreas dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia. Obat- obat tersebut antara lain dipeptydil peptidase-4 inhibitor, glucagon-like peptide-1, golongan glinide, golongan sulfonylurea: glibenclamide, glimepiride. 6. Terapi Salisilat Salisilat menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan sekresi insulin yang distimulasi glukosa (glucose-stimulated insulin secretion) pada orang normal dan pasien diabetes 7. Terapi Insulin Terapi insulin dapat menyebabkan hipoglikemia karena apabilakadar gula darah turun melampaui batas normal, tidak terjadi fisiologi penurunan kadar insulin dan pelepasan glukagon, dan juga refleks simpato adrenal. 8. Aktivitas Fisik/ Olahraga Aktivitas fisik atau olahraga berperan dalam pencegahan dan penanganan diabetes. Olahraga dapat memicu penurunan berat badan, meningkatkan sensitivitas insulin pada jaringan hepar dan perifer, meningkatkan pemakaian glukosa, dan kesehatan sistem kardiovaskuler. 9. Keterlambatan Asupan Glukosa Berkurangnya asupan karbohidrat atau glukosa pada pasien hiperglikemia karena terlambat makan atau menjalani puasa dengan tidak mengurangi dosis obat – obatan antidiabetes, dapat terjadi hipoglikemia karena berkurangnya asupan glukosa dari saluran cerna. 10. Gangguan Ginjal Hipoglikemia pada gangguan fungsi ginjal dapat diakibatkan oleh penurunan glukoneogenesis, kerja insulin yang berlebih atau berkurangnya asupan kalori. (Lefebvre PJ & Scheen AJ, 2003; Soeatmadji, 2008; Younk LM, Mikeladze M, Tate D, & Davis SN, 2011)
  • 8. 5 C. Klasifikasi Klinis Hipoglikemia Selain itu Hipoglikemia juga dapat diklasifikasikan sebagai : 1. Hipoglikemi Ringan (glukosa darah 50-60 mg/dL) Terjadi jika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf simpatik akan terangsang. Pelimpahan adrenalin ke dalam darah menyebabkan gejala seperti tremor, takikardi,palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar. 2. Hipoglikemi Sedang (glukosa darah <50 mg/dL) Penurunan kadar glukosa dapat menyebabkan sel- sel otak tidakmemperolehbahan bakar untuk bekerja dengan baik. Tanda- tanda gangguan fungsi pada sistem saraf pusat mencakup keetidakmampuan berkonsentrasi, sakit kepala, vertigo, konfusi, penurunan daya ingat, bicara pelo, gerakan tidak terkoordinasi, penglihatan ganda dan perasaan ingin pingsan. 3. Hipoglikemi Berat (glukosa darah <35 mg /dL) Terjadi gangguan pada sistem saraf pusat sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lain untuk mengatasi hipoglikeminya. Gejalanya mencakup disorientasi,serangan kejang, sulit dibangunkan bahkan kehilangan kesadaran (Setyohadi, 2012) D. Tanda dan Gejala (Manifestasi Klinis) 1. Adrenergik Pucat, keringat dingin, takikardi, gemetar, lapar, cemas, gelisah, sakitkepala, mengantuk. 2. Neuroglikopenia Bingung, bicara tidak jelas, perubahan sikap perilaku, lemah, disorientasi,penurunan kesadaran, kejang, penurunan terhadap stimulus bahaya. (Setyohadi, 2012) E. Patofisiologi Ketergantungan otak menit demi menit pada suplai glukosa melalui sirkulasi diakibatkan oleh ketidakmampuan otak untuk membakar asam lemak bebas rantai panjang, kekurangan kadar cadangan glukosa sebagai glikogen di dalam otak orang dewasa, dan ketidaktersediaan keton. Otak mengenali defisiensi energi tersebut ketika kadar glukosa serum turun secara tiba-tiba sampai kadar sekitar 45mg/ dl. Gejala ditimbulkan dari respon sistem saraf simpatik terhadap hipoglikemia atau dari respon neurogliopenik. Hipotalamus bereaksi terhadap kadar glukosa yang rendah untuk meningkatkan respons adrenergik, yang mencakup takikardia, palpitasi, tremor, dan kecemasan. Tujuannya adalah mengaktifkan hormon pengatur keseimbangan (glukagon, katekolamin, kortisol, hormon pertumbuhan) untuk meningkatkan kadar glukosa darah dan melindungi organ-organ vital dari hipoglikemia. Hal ini dicapai dengan glikogenolisis dan glukoneogenesis. (Morton, Fontaine, Hudak, & Gallo, 2013)
  • 9. 6 F. Pathway Sel Beta Pankreas rusak/ terganggu Produksi Insulin Menurun Glukosa Meningkat Dosis insulin terlalu tinggi Diabetes Melitus HIPOGLIKEMIA Puasa/ intake kurang Glukagon meningkat Glikogenolisis Epineprin meningkat Ketidaksetabilan kadar glukosa darah Defisit glikogen pada hepar Penurunan nutrisi jaringan otak Mual, Muntah Gula darah menurun <60 mg/dl Defisit Nutris Respon Sistem Saraf Pusat Respon Otak Respon Vegatif Vegetatif Kortek serebri kurang suplai energi <60 mg/dl Respon Sistem Saraf Pusat Resiko gangguan sirkulasi spontan Pola napas tidak efektif Hiperventilasi Dispnea Penurunan darah & O2 ke paru-paru Adrenalin Penuaan, Keturunan, Infeksi, Gaya Hidup, Hehamilan, Obesitas
  • 10. 7 G. Komplikasi Komplikasi dari hipoglikemia pada gangguan tingkat kesadaran yangberubah selalu dapat menyebabkan gangguan pernafasan, juga dapatmengakibatkan kerusakan otak akut. Hipoglikemia berkepanjangan parahbahkan dapat menyebabkan gangguan neuropsikologis sedang sampai dengan gangguan neuropsikologis berat karena efek hipoglikemia berkaitan dengan sistem saraf pusat yang biasanya ditandai oleh perilaku dan pola bicara yang abnormal (Jevon, 2010) dan menurut Kedia (2011) hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen, koma sampai kematian. H. Pemeriksaan penunjang 1. Gula Darah Puasa Diperiksa untuk mengetahui kadar gula darah puasa sebelum diberiglukosa 75 jam gram oral dan nilai normalnya antara 70-110mg/ dl 2. Hemoglobin Glikosilasi (HbAIc) Memberikan indeks rata-rata pengendalian glukosa darah selama 2-3 bulan sebelumnya, target 7% atau kurang 3. Glukosa darah 2 jam post prandial (normal < 140 mg/dl/2 jam), kreatinin 4. Skrining lipid, target kadar kolesterol total <5,2 mmol/L dan trigliseridapuasa <2,0 mmol/L 5. Urin untuk mencari albumin dan mikroalbumin, serta leukositosis (Rubenstein, Wayne, & Bradley, 2007) I. Penatalaksanaan Menurut Kedia (2011), pengobatan hipoglikemia tergantung pada keparahan dari hipoglikemia. Hipoglikemia ringan mudah diobati dengan asupan karbohidrat seperti minuman yang mengandung glukosa, tablet glukosa, atau mengkonsumsi makanan rigan. Dalam Setyohadi (2011), pada minuman yang mengandung glukosa, dapat diberikan larutan glukosa murni 20- 30 gram (1 ½ - 2 sendok makan). Pada hipoglikemia berat membutuhkan bantuan eksternal, antara lain (Kedia, 2011) : 1. Dekstrosa Untuk pasien yang tidak mampu menelan glukosa oral karena pingsan, kejang, atau perubahan status mental, pada keadaan darurat dapat pemberian dekstrosa dalam air pada konsentrasi 50% adalah dosis biasanya diberikan kepada orang dewasa, sedangkankonsentrasi 25% biasanya diberikankepada anak-anak. 2. Glukagon Sebagai hormon kontra-regulasi utama terhadap insulin, glucagon adalah pengobatan pertama yang dapat dilakukan untuk hipoglikemia berat.
  • 11. 8 Tidak seperti dekstrosa, yang harus diberikan secara intravena dengan perawatan kesehatan yang berkualitas profesional, glucagon dapat diberikan oleh subkutan (SC) atau intramuskular (IM) injeksi oleh orang tua atau pengasuh terlatih. Hal ini dapat mencegah keterlambatan dalam memulai pengobatan yang dapat dilakukan secara darurat. BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian a) Pengkajian primer Pengkajian primer merupakan pengkajian yang dilakukan untuk menentukan masalah yang mengancam nyawa seseorang, dimana dalam proses pengkajian harus dengan cepat. Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk mengidentifikasi dan memperbaiki dengan segera masalah yang mengancam kehidupan (Fluide, 2009). Tahapan dalam pengkajian primer: 1. Airway Menilai akan kepatenan jalan nafas meliputi pemeriksaan mengenai adanya obstruksi atau sumbatan jalan nafas akibat penumpukan sekret akibat dari kelemahan reflek batuk. Jika terdapat obstruksi maka melakukan suction, chin lift/ jaw trust, intubasi trakhea dengan leher ditahan. Lihat adanya edema tracheal atau faringeal, reflek menelan dan batuk menurun. Selain itu dilakukan pula pengkajian adanya suara nafas tambahan seperti snoring. 2. Breathing Mengkaji fungsi pernafasan dengan menilai frekuensi nafas, apakah ada penggunaan otot bantu pernafasan, retraksi dinding dada dan adanya sesak nafas. Palpasi pengembangan paru, auskultasi suaran nafas, kaji adanya suara napas tambahan, dan kaji adanya trauma pada dadi. Jika napas tidak memadai maka lakukan pemberian oksigen dan posisi semifowler. 3. Circulation Pengkajian meliputi status hemodinamik, warna kulit, dan nadi. 4. Disability Menilai tingkat kesadaran menurut GCS, ukuran dan reaksi pupil, serta fungsi neuromuskuler. 5. Exposure Mengkaji kontrol terhadap lingkungan, lihat adanya luka/ jejas. (Thim, Krarup, Grove, Rohde, & Lofgren, 2012)
  • 12. 9 b) Pengkajian Sekunder Pengkajian sekunder dilakukan setelah melakukan pengkajian primer. Pengkajian sekunder dilakukan ketika klien tidak mengalami syok atau kondisinya mulai membaik. Pengkajian ini meliputi: 1. Status Kesehatan a) Status Kesehatan Saat Ini  Saat MRS Keluhan Utama yang dialami pada pasien dengan hipoglikemia pasien akan mengeluh pusing mata kabur, lemas, yang menyertai keluhan lain sebelumnya seperti asfiksia, kejang, sepsis.  Saat Pengkajian Alasan MRS Pasien masuk rumah sakit biasanya dengan keluhan keidakmampuan dalam mentoleransi keluhan utama di atas.  Upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi Begitu keluhan mulai dirasakan pasien memilih penanganan kesehatan yang dianggapnya baik dan dapat mengatasi masalah kesehatannya. Namun apabila penanganan tersebut termyata tidak efektif, pasiien akhirm ya memilih untuk MRS. Disinilah perlu untuk dikaji oleh perawat penanganan apa saja yang telah ditempuh oleh pasien guna mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan masalah kesehatan pasien. b) Status Kesehatan Masa Lalu  Penyakit Yang Permah Dialami Penyakit-penyakit kelainan endokrin lainnya, seperti ketoasidosis, atau riwayat hipertensi.  Penah Dirawat  Alergi obat/makanan  Riwayat Penyakit a. Riwayat Penyakit Sekarang Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya. b. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien dulu pernah menderita penyakit seperti iniatau penyakit kelainan metabolic lainnya. c. Riwayat Penyakit Keluarga Adanya keluarga yang pernah menderita penyakitseperti ini atau penyakit metabollik, kardiovaskuler.
  • 13. 10 d. Riwayat Psikososial Pasien merasakan kecemasan yang berlebihan atausedang mengalami stress yang berkepanjangan. e. Kebiasaan Pasien memiliki kebiasaan seperti merokok aktivitas berlebihan dan lain-lain. 2. Pengkajian nyeri (PQRST) 3. Riwayat penyakit/ pengkajian SAMPLE a. S (Signs and Symptoms) Tanda dan gejala terjadinya hipoglikemia. b. A (Allergies) Memastikan ada atau tidaknya alergi pada klien, seperti obat-obatan, plester dan makanan tertentu. c. M (Medications) Obat-obatan yang dikonsumsi seperti sedang menjalani pengobatan penyakit tertentu, dosis atau penyalahgunaan obat. d. P (Past Illness) Riwayat kesehatan klien misalnya penyakit yang pernah diderita, obat yang pernah dikonsumsi, dan pengalaman penggunaan obat-obat herbal. e. L (Last meal) Obat atau makanan yang baru saja dikonsumsi, rentang waktu konsumsi dengan kejadian, dan periode menstruasi bagi perempuan. f. E (Event leading to injury or illness) Hal-hal yang berasal dari luar dan bersangkutan dengan sebab cedera (kejadian yang menyebabkan adanya keluhan utama) 4. Pemeriksaan fisik (Head to toe) (Graham & Parke, 2004) 1) Kepala : mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada hematoma, tidak adanyeri tekan 2) Rambut : warna hitam, kusut, tidak ada kebotakan 3) Mata : pengelihatan normal, diameter pupil 3, sclera ikterik,konjungtiva anemis, pupil isokor 4) Hidung : bentuk simertis, tidak ada perdarahan, tidak ada secret,terpasang O2 nasal 5 liter/menit 5) Telinga : bentuk normal, pendengaran normal, tidak ada secret,tidak ada perdarahan 6) Mulut dan gigi : mukosa kering, mulut bersih 7) Leher : tidak ada pembesaran tyroid, nadi karotis teraba, tidak ada pembesaran limfoid
  • 14. 11 8) Thorax : I : ekspansi dada tidak simetris,tidak ada luka,frekuensi nafas tidak teratur P : tidak ada udema pulmo P : ada nyeri tekan dada kiri A : bunyi jantung S1,S2 tunggal, bunyi paru ronchi 9) Abdomen : I : tidak ada luka, tidak ada asites A : bising usus normal 10 x/menit P : suara timpani P : ada pembesaran hati, tidak ada nyeri tekan 10) Genitalia : terpasang DC, tidak ada darah 11) Eksteremitas : kekuatan otot 3 3 3 3 ROM : penuh, Akral hangat, tidak ada edema, terpasang infuse RLdi lengan kanan 12) Pola pemenuhan kebutuhan dasar Virginia Handerson : 1) Pola oksigenasi Sebelum sakit : pasien bernafas secara normal, tidak menderita penyakit pernafasan Saat dikaji : pasien sesak nafas, RR 22x/ menit 2) Pola nutrisi Sebelum sakit : pasien makan 3x sehari (nasi, sayur, dan lauk)pasien suka makan yang mengandungkolesterol tinggi, minum 6-8 gelas/hari Saat dikaji : pasien makan sesuai diit yang telah diberikan, minum 4-5 gelas/hari 3) Pola eliminasi Sebelum sakit : pasien BAK 4-6x/hari dan BAB 1x/hari Saat dikaji : pasien BAK 3-5x/hari dan BAB 1x/hari 4) Pola aktivitas/ bekerja Sebelum sakit : pasien melakukan aktivitas secara mandiri, bekerja sebagai wiraswasta Saat dikaji : aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan tidak dapat bekerja.
  • 15. 12 5) Pola istirahat Sebelum sakit : pasien istirahat/ tidur 8-10 jam/hariSaat dikaji : pasien istirahat/ tidur 7-9jam/hari 6) Pola suhu Sebelum sakit : pasien tidak pernah demam (suhu normal)Saat dikaji : suhu pasien normal 360 C 7) Pola gerak dan keseimbangan Sebelum sakit : pasien dapat melakukan gerak bebas sesuaikeinginannya Saat dikaji : pasien hanya melakukan gerak-gerak terbatas karenasesak dan nyeri dada kiri 8) Pola berpakaian Sebelum sakit : pasien dapat mengenakan pakaiannya secara mandiri danmemakai pakaian kesayangannya Saat dikaji : pasien menggunakan pakaian seadaanya dan dibantu keluarga saat mengganti pakaiannya 9) Pola personal hygine Sebelum sakit : pasien biasa mandi 2xsehari dengan airbersih dan sabun mandi tanpa bantuan keluarganya Saat dikaji : pasien mandi dengan cara diseka dan dibantu keluarganya 10) Pola komunikasi Sebelum sakit : pasien berkomunikasi dengan lancar, memakai bahasa daerah Saat dikaji : pasien berkomunikasi dengan lancar, memakai bahasa daerah 11) Pola spiritual Sebelum sakit : pasien beribadah sesuai agamanya Saat dikaji : pasien terganggu dalam melakukan ibadah (sholat) 12) Pola aman & nyaman Sebelum sakit : pasien merasa aman dan nyaman hidup bersama keluarga Saat dikaji : pasien merasa gelisah dirawat di rumahsakit 13) Pola rekreasi Sebelum sakit : pasien kadang-kadang berekreasi ke tempat- tempat wisata Saat dikaji : pasien tidak dapat berekreasi, hanya tiduran di tempat tidur dan cenderung diam
  • 16. 13 B. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul 1. Pola nafas tidak efektif (D.0005) 2. Risiko gangguan sirkulasi spontan (D.0010) 3. Defisit nutrisi (D.0019) 4. Ketidakstabilan kadar glukosa darah (D.0027) C. Intervensi keperawatan 1. Diagnosa 1 : Pola nafas tidak efektif (D.0005) Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkanpola nafas membaik. kriteria hasil : a. Frekuensi napas membaik, RR 16-20 kali/ menit b. Penggunaan otot bantu pernapasan menurun c. pernapasan cupping hidung menurun d. Saturasi oksigen dalam batas normal Interveni keperawatan: 1. Manajemen Napas Buatan (1.01012) Observasi a. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas) b. Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi,weezing, ronkhi kering) c. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma) Terapeutik a. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt danchin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma cervical) b. Posisikan semi-Fowler atau Fowler c. Berikan minum hangat d. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu e. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik f. Lakukan hiperoksigenasi sebelum g. Penghisapan endotrakeal h. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsepMcGill i. Berikan oksigen, jika perlu Edukasi a. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidakkontraindikasi. b. Ajarkan teknik batuk efektif Kolaborasi a. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,mukolitik, jika perlu 2. Pemantauan Respirasi (I.01014) Observasi a. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas b. Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
  • 17. 14 c. Monitor kemampuan batuk efektif d. Monitor adanya produksi sputum e. Monitor adanya sumbatan jalan napas f. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru g. Auskultasi bunyi napas h. Monitor saturasi oksigen i. Monitor nilai AGD j. Monitor hasil x-ray toraks Terapeutik a. Atur interval waktu pemantauan respirasi sesuai kondisipasien b. Dokumentasikan hasil pemantauan Edukasi a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan b. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu 2. Diagnosa 2 : Risiko gangguan sirkulasi spontan (D.0010) Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan sirkulasi spontan meningkat Kriteria hasil : a. Tingkat kesadaran meningkat b. Frekuensi nadi menurun c. Tekanan darah menurun d. Frekuensi napas menurunIntervensi : 1. Pemantauan tanda vital (1.02060) Observasi 1. Memonitor tekanan darah 2. Memonitor nadi (frekuensi, kekuatan, irama) 3. Memonitor pernapasan (frekuensi, kedalaman) 4. Memonitor suhu tubuh 5. Memonitor oksimetri nadi 6. Identifikasi penyebab perubahan tanda vital 7. Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien 8. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan Terapeutik a. Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien b. Dokumentasikan hasil pemantauan Edukasi a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan b. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
  • 18. 15 3. Diagnosa 3 : Ketidakstabilan kadar glukosa darah (D.0027) Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan kestabilan kadar glukosa darah meningkat Kriteria hasil : a. Kesadaran meningkat b. Lelah / lesu menurun c. Pusing menurun d. Kadar glukosa dalam darah membaikIntervensi : 1. Manajemen Hipoglikemia (I.03113) Observasi a. Identifkasi tanda dan gejala hipoglikemia b. Identifikasi kemungkinan penyebab hipoglikemia Terapeutik a. Berikan karbohidrat sederhana, jika perlu b. Batasi glucagon, jika perlu c. Berikan karbohidrat kompleks dan protein sesuai diet d. Pertahankan kepatenan jalan nafas e. Pertahankan akses IV, jika perlu f. Hubungi layanan medis, jika perlu Edukasi a. Anjurkan membawa karbohidrat sederhana setiap saat b. Anjurkan memakai identitas darurat yang tepat c. Anjurkan monitor kadar glukosa darah d. Anjurkan berdiskusi dengan tim perawatan diabetes tentangpenyesuaian program pengobatan e. Jelaskan interaksi antara diet, insulin/agen oral, dan olahraga f. Anjurkan pengelolaan hipoglikemia(tanda dan gejala, faktorrisiko dan pengobatan hipoglikemia) g. Ajarkan perawatan mandiri untuk mencegah hipoglikemia(mis. mengurangi insulin atau agen oral dan/atau meningkatkan asupan makanan untuk berolahraga Kolaborasi a. Kolaborasi pemberian dextros, jika perlu b. Kolaborasi pemberian glukagon, jika perlu
  • 19. 16 4. Diagnosa 4 : Defisit nutrisi (D.0019) Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkanstatus nutrisi membaik Kriteria hasil : a. Porsi makanan yang dihabiskan meningkat b. Nafsu makan membaik c. Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat meningkatIntervensi : 1. Manajemen Nutrisi (I. 03119) a. Identifikasi status nutrisi b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan c. Identifikasi makanan yang disukai d. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient e. Idetifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik f. Monitor asupan makanan g. Monitor berat badan h. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium Terapeutik a. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu b. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramidamakanan) c. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai d. Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi e. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein f. Berikan suplemen makanan, jika perlu g. Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jikaasupan oral dapat ditoleransi Edukasi a. Anjurkan posisi duduk, jika mampu b. Ajarkan diet yang diprogramkan Kolaborasi a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik), jika perlu b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
  • 20. 17 D. Implementasi Keperawatan Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan. Implementasi merupakan langkahkeempa tdari proses keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan dalam rangka membantu klien untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak atau respons yang ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan (Ali 2016). E. Evaluasi Keperawatan Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan dan evaluasi (Ali 2016). Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah. Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana : S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan O : Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pemantauan objektif A : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif P : Perencanaan selanjutnya stelah perawat melakukan analisis
  • 21. 18 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Hipoglikemia adalah Keadaan dimanakadar glukosa plasma lebih rendah dari 45 mg/ dl – 50 mfg/dl. Dosis Pemberian insulin yang kurang tepat kurangnya asupan karbohidrat karena menunda atau melewatkan makan, konsumsi Alkohol, peningkatan pemanfaatan karbohidrat karena latihan atau penurunan berat badan merupkan penyebab terjadinya hipoglikemia ( Kedia, 2011 ). Beberapa faktor resiko penyebab hipoglikemia seperti pengurangan / ketelambatan makan, kesalahan dosis obat, latihan jasmani yang berlebihan, penurunan kebutuhan insulin.Klasifikasi hipoglikemia dibagi dalam tingkatan ringan,sedang dan berat. Maniifestasi klinis yang sering kita jumpai pada penderita hipoglikemia ini yaitu sering lemas, lesu,letih, tidak fokus pada sesuatu, dan mengalami penurunan berat badan.Pemeriksaan pununjang yang utama yaitu pemeriksaan gula darah yang apabila di dapat hasil kurang dari normal yaitu < 50 mg/ dl. Tujuan dilakukan tatalaksana hipoglikemia yaitu untuk memenuhi kadar gula darah dalam otak agar tidak terjadi kerusakan irreversibel, serta tidak menggganggu rugulasi DM dan mengarahkan agar kadar glukosa plasma berada dalam batas normal orang puasa yaitu 120 mg/dl. Komplikasi yang dapat terjadi yakni kerusakan pada otak, kematian, koma dsb. B. Saran Saran yang dapat disampaikan dari isi makalah ini yakni diharapakan dapat menigkatkan kinerja perawat dan dapat memeberikan Asuhan keperawatan kegawatdaruratan khususnya pada pasien hipoglikemia secara cepat dan tepat. Dan diharapakan bagi Mahasiswa untuk dapat menggunkan kesempatanini sebaik mungkin untuk serius mencari pengetahuandalam perawatan penderita hipoglikemia.
  • 22. 19 DAFTAR PUSTAKA Dochterman, J. M. (2008). Nursing Interventions Classification (NIC) (5th ed.). Mosby: Elseiver. Fluide, G. (2009). Emergency Medicine (5th ed.). Australia: Elseiver. Graham, C. ., & Parke, T. R. . (2004). Critical Care in The Emergency Department: Shock and Circulatory Support. Emerg Med, 22(1), 17–21. Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis Keperawatan dan Klasifikasi2015-2017. Jakarta: EGC. Lefebvre PJ, & Scheen AJ. (2003). Hypoglycemia (6th ed.). New York: Mc GrawHill. Morton, P. ., Fontaine, D., Hudak, C. ., & Gallo, B. . (2013). Keperawatan Kritis (8th ed.). Jakarta: EGC. Nurarif, A. ., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkanDiagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Media Action. Rubenstein, D., Wayne, D., & Bradley, J. (2007). Kedokteran Klinis. Jakarta: Erlangga. Setyohadi, D. (2012). Kegawatdaruratan Penyakit Dalam ( Emergency in Internal Medicine). Jakarta: pusat penerbit ilmu penyakit dalam internapublishing. Smelltzer, S. ., & Bare, B. . (2009). Textbook of Medical Surgical Nursing. Lippincot: Williams & wilkins. Soeatmadji, D. (2008). Hipoglikemia Iatrogenik (5th ed.). Jakarta: PusatPenerbitan Depa rtemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia Thim, T., Krarup, N. ., Grove, E. ., Rohde, C. ., & Lofgren, B. (2012). Initial
  • 23. 20 Assesment and Treatment with the Airway, Breathing, Circulation,Disability, Exposure (ABCDE) Approach. Younk LM, Mikeladze M, Tate D, & Davis SN. (2011). Exercise-Related Hypoglycemia in Diabetes Mellitus. Expert Review End Ocrinology Metabolism, 6, 93–108.