konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
Jurnal buk dewi 1
1. Jurnal Keperawatan Bina Husada
Studi Fenomenologi : Sikap dan Perilaku pada Penderita Diabetes Mellitus yang... ...Egga Rafika dan Amar Muntaha 1
ABSTRAK
Diabetes mellitus merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi glukosa darah. Hipoglikemia
dapat terjadi akibat perilaku seseorang yang lupa maupun terlambat makan, seseorang yang puasa, atau akibat latihan fisik
yang terlalu berat dari biasanya. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, tehnik pengambilan menggunakan tehnik
purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Jumlah informan dalam
penelitian ini enam informan. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Pus kesmas Sekip Palembang tahun 2017
pada tanggal 23 Februari – 30 mei 2017. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan derajat kepercayaan
(credibillity). Analisis data dengan Colaizzi sehingga diperoleh empat tema yaitu sikap informan dalam merespon
hipoglikemia dengan kategori pengetahuan tentang hipoglikemia dan kecenderungan untuk bertindak, perilaku informan
dalam merespon hipoglikemia dengan kategori perasaan traumatis dan pengobatan alternatif, respon dalam mengatasi
hipoglikemia dengan kategori perubahan makan atau pemenuhan gizi dan perubahan pola hidup, dan kesadaran diri untuk
mencegah hipoglikemia dengan kategori monitoring gula darah dan harapan informan terkait kondisi sakit. Berdasarkan hasil
penelitian ini, diharapkan bagi Puskesmas Sekip Palembang dapat melakukan pemeriksaan secara dini dan berfokus pada
kemandirian dalam penanganan hipoglikemia. Diharapkan juga untuk STIK Bina Husada Palembang agar bisa melakukan
pengabdian ke masyarakat dengan mengadakan penyuluhan tentang diabetes mellitus.
Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hipoglikemia, Fenomenologi, Perilaku, Sikap
ABSTRACT
Diabetes mellitus is a chronic condition characterized by an increase in blood glucose concentration. Hypoglycemia occurs
when a person skip or delays meals, fasts, or excessive physical exercise. The research used qualitative methode with
purposive sampling technique. The data were collected through in-depth interview to six informers. This research was
conduced at Working Area of Public Health Center Sekip Palembang in 2017 on February 23 – May 30, 2017.Validity of
data in this study using the degree of trust (credibillity). The data were analyzed by using Colaizzi. The result of the
test showed there were four variables of informer’s attitude toward hypoglycemia namely, knowledge about Hypoglycemia
and tendency to act, traumatic feeling and alternative medication, change of eating habit or fullfilment or nutrition and
change of lifestyle, and self-awareness to prevent hypoglycemia by controlling glucose level and informers expectation
related to the condition of the ilness. Based on the results of this study, it is expected that Community Health Center Sekip
Palembang can conduct early detection that focus on independence in handling hypoglycemia. It is also expected to Higher
School of Health Sciences (STIK) Bina Husada Palembang organizes public service to the community by condusing
counseling about diabetes mellitus.
Keywords : Diabetes Mellitus, Hypoglycemia, Phenomenology, Behavior, Attitude
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan gaya hidup pada dewasa ini sudah
menjadi tren dalam kehidupan, akan tetapi tanpa
disadari dari pola ini membawa dampak negatif.
Tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru
dan mengganti sel yang rusak, disamping itu tubuh
juga memerlukan energi supaya sel tubuh dapat
berfungsi dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh
tubuh berasal dari bahan makanan yang kita makan
setiap hari. Bahan makanan tersebut terdiri dari unsur
karbohidrat, lemak dan protein. (Rendy&Margareth,
2012)
Diabetes mellitus merupakan kondisi kronis
yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi glukosa
darah disertai munculnya gejala utama yang khas,
yakni urine yang berasa manis dalam jumlah yang
besar.(Bilous&Donelly, 2015) Jika tidak ditangani
dengan tepat diabetes mellitus bisa menimbulkan
komplikasi akut.
STUDI FENOMENOLGI : SIKAP DAN PERILAKU PADA PENDERITA
DIABETES MELLITUS YANG MENGALAMI HIPOGLIKEMIA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SEKIP PALEMBANG
TAHUN 2017
Oleh
Egga Rafika Romadona1 dan Amar Muntaha2
1Mahasiswa S-1 Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
Email : egaarafika.er@gmail.com
2Dosen Program Studi Pasca Sarjana STIK Bina Husada Palembang
Email : amr_muntaha@yahoo.co.id
2. Jurnal Keperawatan Bina Husada
Studi Fenomenologi : Sikap dan Perilaku pada Penderita Diabetes Mellitus yang... ...Egga Rafika dan Amar Muntaha 2
Komplikasi akut seperti ini merupakan keadaan
gawat darurat sehingga perlu pertolongan pertama.
(Tandra, 2014)
Hipoglikemia dapat terjadi akibat perilaku
pasien yang lupa maupun terlambat makan, pasien
yang puasa, atau akibat latihan fisik yang terlalu berat
dari biasanya tanpa adanya asupan kalori dan paling
tersering akibat penurunan dosis insulin atau
penggunaan terapi insulin yang berlebihan
Hipoglikemia dapat dicegah dengan mengikuti
pola makan, penyuntikan insulin dan latihan fisik yang
teratur. Secara umum, pasien harus menghadapi saat
puncak kerja insulin dengan mengkonsumsi camilan
dan makanan tambahan pada saat melakukan aktivitas
fisik dengan intensitas yang lebih besar. (Dian, 2013)
WHO melaporkan, jumlah kematian akibat
penyakit ini diseluruh dunia adalah 3,2 juta orang per
tahun. Itu artinya, setiap menit, 6 orang meninggal
dunia akibat diabetes.
Prevelensi kasus diabetes di seluruh dunia
adalah tingginya proporsi lansia (> 65 tahun).
Sedangkan 5,9% sampai 7,1% (246 – 380) juta jiwa
diseluruh dunia pada kelompok usia 20 – 79 tahun
yang kejadian angkanya meningkat 55%.
Bilous&Donelly, 2015).
Penyebaran diabetesi di Asia Tenggara sebagai
berikut : Singapura (tahun 1992) 10,4 % penduduk,
Thailand (1995) 11,9 %, Malaysia (1997) 8%, dan
Indonesia (1992) 5,7% penduduk. (Tandra, 2014)
Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada
tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di
Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Sedangkan hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,
diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat
DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah
perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan
daerah pedesaan, diabetes melitus menduduki ranking
ke-6 yaitu 5,8%. (Dinkes, 2009)
Berdasarkan data surveilans terpadu penyakit
tidak menular (PTM) berbasis masyarakat dari Dinas
Kesehatan Kota Palembang didapatkan pada tahun
2016 penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit
dengan tingkat yang tinggi setelah hipertensi dan
penyakit jantung. Penderita diabetes mellitus
mencapai 4442 orang dilihat dari usia 5-9thn
berjumlah 3 orang (Lk), usia 10 – 14thn berjumlah 5
orang (Pr), usia 15-19thn berjumlah 12 orang (Lk) dan
14 orang (pr), usia 20-24thn berjumlah 134 orang (Lk)
234 orang (Pr), usia 45-54thn 430 orang (Lk) 729
orang (Pr), usia 55-59thn berjumlah 485 orang (Lk)
602 orang (Pr), usia 60-69thn berjumlah 520 orang
(Lk) 714 orang (Pr), usia 70+ berjumlah 252 orang
(Lk) dan 308 orang (Pr), sedangkan kasus baru pada
diabetes mellitus untuk laki – laki mencapai 1836
penderita dan untuk perempuan sebanyak 2606
penderita. (Dinkes Kota Palembang, 2013)
Data penderita diabetes mellitus yang di
dapatkan di Puskesmas Sekip Palembang dari bulan
Januari sampai desember tahun 2016 ada 92 orang
dengan hasil pasien perempuan lebih beresiko dengan
jumlah 67 orang dan 25 penderita laki – laki.
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum
Diketahuinya informasi yang mendalam
tentang Studi Fenomenologi : Sikap dan Perilaku Pada
Penderita Diabetes Mellitus Yang Mengalami
Hipoglikemia di Wilayah Kerja Puskesmas Sekip
Palembang Tahun 2017.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Diperoleh informasi mendalam tentang
sikap pasien diabetes mellitus yang
pernah mengalami hipoglikemia
2. Diperoleh informasi mendalam tentang
perilaku pasien diabetes mellitus yang
pernah mengalami hipoglikemia
3 Diperoleh informasi mendalam tentang
pasien mengatasi hipoglikemia yang
dialami
4 Diperoleh informasi mendalam tentang
kesadaran diri pasien dalam mencegah
hipoglikemia
1.3 Manfaat Penelitian
1.3.1 Manfaat Bagi Puskesmas Sekip
Palembang
Menjadi bahan masukan bagi pelayanan
kesehatan untuk memberikan gambaran tentang
bagaimana sikap dan perilaku pasien diabetes mellitus
mengatasi kadar gula darah yang rendah
(hipoglikemia).
1.3.2 Manfaat Bagi STIK Bina Husada
Palembang
Sebagai sumber referensi dan informasi yang
bermanfaat guna untuk pengembangan ilmu
keperawatan tentang penyakit yang sering terjadi di
masyarakat dalam departemen keperawatan khusunya
keperawatan komunitas kedalam kurikulum
pembelajaran.
1.3.3 Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya
Menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai Sikap dan Perilaku Pada Penderita Diabetes
Mellitus Yang Mengalami Hipoglikemia di Wilayah
Kerja Puskesmas Sekip Palembang Tahun 2017. Serta
dapat digunakan sebagai referensi yang berfokus pada
penderita diabetes mellitus yang mengalami gula
darah yang rendah.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
dengan menggunakan pendekatan fenomenologi.
Informan dalam penelitian ini adalah pasien diabetes
mellitus yang pernah mengalami hipoglikemia
berjumlah 6 orang yang dipilih dengan menggunakan
tehnik purposive sampling sesuai dengan kriteria yang
sudah ditentukan. Data dalam penelitian ini
didapatkan dengan melakukan wawancara langsung
kepada informan penelitian. Selanjutnya setelah
semua informan terkumpul dilakukan pengambilan
tema dengan menggunakan analisis Colaizzi untuk
3. Jurnal Keperawatan Bina Husada
Studi Fenomenologi : Sikap dan Perilaku pada Penderita Diabetes Mellitus yang... ...Egga Rafika dan Amar Muntaha 3
mendapatkan hasil penelitian dengan cara membaca
transkrip secara berulang, menentukan kata kunci,
membuat kategori, serta menentukan tema dan sub
tema. Penelitian ini dilakukan Pada bulan Maret 2017
– 30 Mei 2017 di Wilayah Kerja Puskesmas Sekip
Palembang Tahun 2017.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Sikap dalam Merespons Hipoglikemia
Hasil penelitian pada informan yang
mengalami diabetes mellitus tentang pengetahuan
mereka terhadap hipoglikemia adalah 4 dari 6
informan tersebut mengetahui apa pengertian dari
hipoglikemia, apa yang menyebabkan hipoglikemia,
dan apa saja gejala yang timbul ketika hipoglikemia
itu terjadi. Berdasarkan dari tema dan kategori dapat
disimpulkan menurut 4 dari 6 informan yang
diwawancara bahwa pengertian tentang hipoglikemia
adalah kadar gula darah memiliki nilai yang rendah
nilai tersebut dibawah 90 mg/dL. Penyebab yang
mengakibatkan hipoglikemia timbul adalah adanya
rasa takut untuk makan terlalu banyak bisa
mengakibatkan gula darah menjadi tinggi, dan jadwal
makan yang tidak teratur menjadi faktor utama
hipoglikemia bisa terjadi. Ke enam informan
mengatakan bahwa gejala yang timbul dari episode
hipoglikemia adalah bisa berupa keringat dingin, rasa
lapar yang berlebih, badan bergemetar, dan kepala
pusing.
Hal lain yang sejalan dengan hasil wawancara
yang didapatkan yaitu adanya teori tentang pengertian,
penyebab, dan gejala yang timbul dari hipoglikemia.
Pengertian hipoglikemia adalah glukosa darah rendah,
tergantung pada kadar gula atau glukosa di dalam
tubuh lebih rendah dari kebutuhan tubuh, (Padila,
2012)
Terjadinya hipoglikemia dapat disebabkan
karena pemakaian obat OAD (Obat Anti Diabetes)
dimana pemakaian obat ini bisa menghambat absorpsi
karbohidrat dan menghambat glukoneogenesis di hati.
(Hasdianah, 2012)
Pemberian insulin dimana pemberian insulin
terjadi apabila kadar glukosa darah dibawah 60
mg/100ml, karena kelebihan dosis insulin atau
terlambat makan sementara pasien sudah diberikan
insulin, aktivitas yang berlebihan. Kelebihan
pemberian dosis biasanya terjadi akibat kesalahan
menggunakan alat suntik insulin dengan ukuran 40
U/ml atau 100 U/ml dan terlambat makan atau tidak
makan apa – apa, sementara tubuh melakukan
pembakaran atau olahraga yang melebihi porsi
biasanya.(Tandra, 2014)
Sedangkan menurut penelitian sebelumnya
yang membahas tentang pengetahuan dan sikap untuk
merespon hipoglikemia adalah sebagai berikut yaitu
menurut penelitian yang dilakukan (Ernawati, 2010),
Pengetahuan pasien diabetes tentang penyakit diabetes
mellitus dan pemberian pendidikan kesehatan
memegang peranan penting dalam mengontrol kadar
gula darah. Asupan karbohidrat dan serat yang esuai
dengan kebutuhan pasien dapat membantu
mengendalikan kadar gula darah dalam batas normal
dan pemberian pendidikan kesehatan tentang
hipoglikemia seperti pengertian, penyebab, dan gejala
dari hipoglikemia hendaknya dilakukan secara dini
sejak pasien terdeteksi diabetes dan berfokus pada
kemandirian dalam mendeteksi dan penanganan
hipoglikemia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
(Ali Hasan,2013) mengatakan sikap optimis
ditunjukkan dengan sikap yang tidak mudah menyerah
dalam menghadapi permasalahan, memiliki ekspektasi
yang baik terhadap masa depan dalam kehidupannya
dan memiliki cara berfikir yang positif dan realistis
dalam memandang suatu masalah. Penderita diabetes
mellitus diharapkan memiliki optimisme agar
penderita diabetes mellitus berperilaku lebih sehat
guna mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya, serta memperkecil resiko komplikasi
salah satunya hipoglikemia.
Berdasarakan hasil wawancara, teori, dan
penelitian yang terkait maka peneliti memiliki asumsi
sendiri mengenai pengetahuan tentang hipoglikemia.
Menurut peneliti pengertian dari hipoglikemia adalah
suatu kadar gula darah yang rendah dalam tubuh
seseorang nilai gula darah dalam darah bisa sampai 60
mg/dL atau bahkan bisa sampai 40 mg/dL,
hipoglikemia bisa terjadi karena pola makan yang
tidak teratur, adanya persepsi pada diri seseorang jika
makan terlalu banyak akan menyebabkan gula darah
dalam darah menjadi tinggi, atau bahkan karena
tingkat stress yang tinggi sehingga menyebabkan
seseorang kehilangan nafsu makan. Gejala yang
ditimbulkan dari hipoglikemia juga tergantung dengan
bagaimana respon tubuh seseorang dalam mengenali
kejadian hipoglikemia, tetapi biasanya gejala yang
paling sering timbul yaitu keringat dingin, tubuh
merasa letih dan lemas, perut mual, kepala pusing,
sempoyongan, dan tubuh gemetar. Pemberian
pendidikan kesehatan tentang penyakit yang sedang
dialami menjadi peranan penting bagi tenaga
kesehatan yang berada disekitar masyarakat untuk
memberikan penyuluhan agar penderita diabetes
mellitus mengetahui bagaimana seseorang tersebut
mengatasi dengan cepat ketika hipoglikemia itu
terjadi, semakin cepat penanganan yang dilakukan
maka semakin cepat pula proses hipoglikemia teratasi.
Penanganan sederhana yang bisa dilakukan yaitu
cukup dengan mengkonsumsi makanan atau minuman
yang mudah untuk dicerna oleh lambung contohnya
biskuit, jus buah, buah – buahan manis. minuman
manis, permen, dan roti.
3.2 Perilaku dalam Mengatasi Hipoglikemia
Hasil penelitian mengenai perilaku informan
dalam merespon hipoglikemia didapatkan ke -6
informan yang diwawancara memiliki perasaan
traumatis. Ke – 6 informan merasa cemas dan trauma
jika hipoglikemia itu terulang kembali karena gejala
yang ditimbulkan seperti keringat dingin, kepala
pusing, badan gemetar, mual, dan lemas. Keadaan
tersebut dipersepsikan mereka sebagai suatu gejala
4. Jurnal Keperawatan Bina Husada
Studi Fenomenologi : Sikap dan Perilaku pada Penderita Diabetes Mellitus yang... ...Egga Rafika dan Amar Muntaha 4
yang sudah parah karena kondisi tersebut
menyebabkan suatu ketidaknyamanan dan perasaan
trauma bagi informan yang mengalaminya.
Menurut teori perasaan traumatis bisa timbul
karena adanya perasaan cemas dan takut yang
berlebihan. (Manurung, 2016)
Menurut penelitian terkait (Hafan, 2016)
mengatakan bahwa penyandang diabetes mellitus akan
menghadapi situasi dilematik dimana mereka
ddiharuskan memperoleh terapi obat penurun gula
darah untuk mengontrol kadar gula darah tetap
normal, namun juga menghadapi kekhawatiran akan
efek samping dari terapi tersebut yang dapat
mengakibatkan komplikasi berupa hipoglikemia.
Situasi tersebut akan berdampak secara psikologis
yaitu ketakutan akan serangan ulang hipoglikemia
yang menciptakan perasaan traumatis bagi
penyandang diabetes mellitus.
Berdasarakan hasil wawancara, teori, dan
penelitian yang terkait maka peneliti memiliki asumsi
perasaan trauma yang timbul pada setiap informan
bisa dipersepsikan bahwa keadaan tersebut merupakan
keadaan yang belum pernah dialami sebelumnya,
kurangnya pengetahuan untuk mengatasi kejadian
hipoglikemia, sehingga ketika pertama kali merasakan
keadaan yang buruk maka tubuh seseorang
mempersepsikan kejadian tersebut menjadi kejadian
yang menakutkan sehingga terus terbayang dan
menimbulkan trauma dan penggunaan obat herbal atau
melakukan pengobatan alternatif merupakan tindakan
yang bisa dilakukan asalkan seseorang yang
mengkonsumsi obat herbal tersebut tahu apa efek
samping dan cara penggunaan obat tersebut dengan
benar.
3.3 Respon dalam Mengatasi Hipoglikemia
Dari hasil wawancara yang dilakukan
didapatkan tema respon dalam mengatasi
hipoglikemia dengan kategori perubahan pola makan
atau pemenuhan gizi dan perubahan pola hidup.
Mengenai perubahan pola makan dan pemenuhan gizi
didapatkan bahwa ke -6 informan melakukan
perubahan pola makan dan pemenuhan gizi, karena
perubahan pola makan harus dilakukan untuk menjaga
agar kadar gula darah tidak terlampau tinggi ataupun
terlampau rendah.
Ketika seorang individu menerima suatu
penyakit tersebut maka individu itu mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan, misalnya
saja mau untuk melakukan perubahan pola hidup yang
lebih sehat dan melakukan pemenuhan gizi pada
kehidupan sehari – harinya. Berdasarkan teori dan
penelitian terbaru menunjukkan bahwa pola makan
nabati yang rendah atau mengkonsumsi sayuran dapat
lebih efektif menurunkan berat badan, pengendalian
gula darah, dan pengurangan faktor resiko
kardiovaskular, terutama kolesterol darah.(Hasdianah,
2012)
Sedangkan menurut penelitian terkait
(Sumangkut, 2013) beranggapan bahwa pola makan
merupakan gambaran mengenai macam-macam,
jumlah dan komposisi bahan makanan yang dimakan
tiap hari oleh seseorang. Gaya hidup dengan pola diet
yang tinggi lemak, garam, dan gula mengakibatkan
masyarakat cenderung mengkonsumsi makanan secara
berlebihan.
Berdasarakan hasil wawancara, teori, dan
penelitian yang terkait maka peneliti memiliki asumsi
bahwa pola makan yang buruk bisa mengakibatkan
penderita diabetes mellitus mengalami masalah pada
kadar gula darah. Oleh sebab itu perubahan pola
makan dan pemenuhan gizi yang sehat sangat
dianjurkan untuk mengurangi resiko kadar gula darah
yang terlampau rendah maupun terlampau tinggi,
perubahan pola makan tersebut bisa dilakukan dengan
mengatur jadwal makan agar tetap teratur, lalu
mengkonsumsi makanan yang rendah gula, sayuran
dan buah – buahan serta melakukan latihan fisik atau
olahraga sangat baik dilakukan bukan saja untuk
penderita diabetes mellitus tetapi bagi setiap orang
baik dalam keadaan sehat maupun sakit, selain
memberikan manfaat untuk meningkatkan
metabolisme tubuh olahraga juga dapat memberikan
dampak positif untuk psikologis seseorang karena
tubuh yang kuat akan berdampak untuk hati yang
sehat.
3.4 Kesadaran Diri untuk Mencegah
Hipoglikemia
Berdasarkan dari hasil wawancara didapatkan
ke – 6 informan memliki kesadaran dalam mencegah
agar hipoglikemia tidak timbul kembali, mengontrol
gula darah juga dapat dilakukan secara mandiri tanpa
harus kepelayanan kesehatan meskipun ada beberapa
informan yang tetap percaya dengan pelayanan
kesehatan, semua itu dilakukan informan karena sadar
akan bahaya hipoglikemia jika tidak mendapatkan
penanganan dengan benar.
Hal ini sejalan dengan teori yang menjelaskan
bahwa kesadaran diri dalam mencegah penyakit bisa
berupa usaha – usaha seseorang untuk memelihara dan
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk
penyembuhan jika sakit. (Notoadmojo, 2012)
Sedangkan menurut penelitian terkait (Hafan,
2016) beranggapan bahwa pengalaman penyandang
diabetes mellitus yang pernah mengalami
hipoglikemia bisa menimbulkan kesadaran untuk
melakukan pencegahan agar kejadian hipoglikemia
tidak terulang kembali.
Berdasarakan hasil wawancara, teori, dan
penelitian yang terkait maka peneliti memiliki asumsi
bahwa kesadaran penyandang diabetes melitus dalam
mengontrol gula darah berguna sebagai pencegahan
agar hipoglikemia tidak terulang kembali, kesadaran
tersebut juga tumbuh dari pemahamannya mengenali
penyebab hipoglikemia dan perasaan traumatis
terhadap serangan pertama yang pernah dialami.
Pengalaman tersebut membuat informan sadar akan
bahaya hipoglikemia jika tidak mendapatkan
penanganan dengan benar. Bayangan akan dampak
kematian yang bisa dialami akibat hipoglikemia
membuat informan selalu menjaga dan
mempersiapkan diri jika hipoglikemia itu akan
5. Jurnal Keperawatan Bina Husada
Studi Fenomenologi : Sikap dan Perilaku pada Penderita Diabetes Mellitus yang... ...Egga Rafika dan Amar Muntaha 5
kembali menyerang dikemudian hari. Respon
kewaspadaan terhadap episode hipoglikemia dan
kemandirian dalam mengatur gaya hidup pribadi.
Setelah adanya respon kesadaran diri dalammencegah
hipoglikemia timbul harapan penyandang diabetes
melitus untuk kembali sembuh. Setiap orang yang
sakit pasti memiliki harapan untuk sembuh dan dapat
beraktivas seperti biasanya, berbagai cara dilakukan
dengan cara menjaga pola makan, mengubah pola
hidup agar lebih sehat, hingga mencoba pengobatan
herbal. Semua upaya dan usaha yang dilakukan
tersebut dilakukan demi tercapainya kondisi tubuh
yang sehat.
4. SIMPULAN DAN SARAN
4.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
sikap dan perilaku yang dilakukan klien diabetes
mellitus yang pernah mengalami episode
hipoglikemia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut
:
4.1.1Sikap Dalam Merespon Hipoglikemia
Sikap dalam merespon hipoglikemia harus
didasari dengan pengetahuan terhadap hipoglikemia
itu sendiri, mulai dari apa itu hipoglikemia, penyebab
bahkan gejala yang akan timbul sebelum hipoglikemia
terjadi. Pemahaman informan terhadap penyebab
hipoglikemia berbeda-beda walaupun latar belakang
pendidikan tinggi tidak menjamin seseorang tidak
mengalami hipoglikemia kembali.
Dalam menghadapi kondisi hipoglikemia karena
dengan menumbuhkan keyakinan yang kuat untuk
tetap belajar, mengenali gejala awal hipoglikemia
maka kejadian hipoglikemia akan dapat dicegah.
Perilaku individu yang tetap tenang dan cekatan dalam
mengatasi kejadian hipoglikemia sangat berperan
penting dalam penanganan yang cepat dan tepat akan
sehingga akan membantu dalam mengatasi
hipoglikemia yang dirasakan saat darurat.
4.1.2 Perilaku dalam Merespon Hipoglikemia
Beragam perilaku individu dalam merespon
hipoglikemia salah satunya adalah perasaan traumatis.
Perasaan traumatis merupakan stressor bagi
penyandang diabetes mellitus yang pernah memiliki
pengalaman hipoglikemia. Perasaan traumatis
merupakan suatu perasaan yang menyakitkan, hal ini
bisa disebabkan karena ketakutan yang berlebihan
menanggapi hipoglikemia yang dianggap ancaman
dalam kehidupan. Sehingga menimbulkan pemikiran
bagi seseorang yang menderita diabetes mellitus untuk
mencari pengobatan alternatif, tujuan pencarian
pengobatan alternatif merupakan cara lain untuk
mengatasi penyakit yang dialami, pengobatan
alternatif atau herbal menjadi pilihan kedua setelah
obat yang diberikan oleh dokter jika dirasakan tidak
ada pengaruh bagi tubuh, usaha untuk menggunakan
pengobatan alternatif dilakukan untuk tercapainya
suatu harapan baru bagi informan agar penyakit yang
dialami berkurang atau bahkan sembuh total.
4.1.3 Respon dalam Mengatasi Hipoglikemia
Respon dalam mengatasi hipoglikemia berawal
dari perasaan trauma yang sudah pernah mengalami
hipoglikemia hingga timbul respon dari tubuh untuk
meningkatkan kebutuhan jasmani dan rohani dengan
lebih baik lagi yaitu merubah pola hidup dan asupan
gizi seperti sayur dan buah – buahan agar episode
hipoglikemia tidak terulang kembali. Selain perubahan
pola makan dan asupan gizi yang terpenuhi dilakukan
juga perubahan pola hidup karena adanya respon
untuk melakukan pencegahan agar hipoglikemia tidak
terulang kembali, olahraga atau latihan fisik berguna
untuk meningkatkan metabolisme tubuh, menurunkan
berat badan, menjaga agar tubuh tetap sehat dan
bugar.
4.1.4Kesadaran Diri untuk Mencegah
Hipoglikemia
Adanya keharusan dalam penanganan yang cepat
dan tepat dalam mengatasi hipoglikemia yang
dirasakan ketika saat darurat salah satunya deengan
cara melakukan kontrol gula darah, penanganan
tersebut bisa dilakukan dengan mandiri atau bahkan ke
pelayanan kesehatan. Kesadaran untuk melakukan
pencegahan hipoglikemia akan muncul setelah
penyandang diabetes mellitus mengalami
hipoglikemia terlebih dahulu. Setelah itu baru ada
kesadaran untuk melakukan perilaku hidup yang sehat
dengan keyakinan dan harapan untuk sembuh
merupakan sumber koping yang paling utama bagi
penyandang diabetes melitus.
4.2 SARAN
4.2.1 Bagi Puskesmas SekipPalembang
Diharapakan pihak puskesmas lebih
meningkatkan pelayanan dengan memberikan
pendidikan kesehatan terhadap pasien diabetes
mellitus terutama pasien yang mengalami
hipoglikemia, hendaknya dilakukan secara dini sejak
pasien terdeteksi diabetes mellitus dan berfokus pada
kemandirian dalam mendeteksi dan penanganan
hipoglikemia. Serta memberikan media pendukung
pendidikan kesehatan lainnya guna untuk membantu
pendidikan kesehatan agar dapat meningkatkan derajat
kesehatan pasien dan perlu adanya kegiatan atau
program terbaru terkait penyakit diabetes mellitus
seperti senam diabetik atau pengecekan secara rutin
yang dilakukan satu minggu sekali dalam untuk
memeriksa kadar gula darah penderita diabetes
mellitus agar kadar gula darah terkontrol dan
mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia dan
hiperglikemia.
4.2.2 Bagi STIK Bina Husada Palembang
Diharapkan bagi STIK Bina Husada, untuk
memperbanyak referensi buku – buku yang membahas
tentang klasifikasi dari diabetes mellitus terutama
hipoglikemia.
Selain itu, diharapkan juga untuk STIK Bina
Husada Palembang agar bisa mengajak mahasiswa
dan mahasiswi untuk melakukan pengabdian ke
masyarakat dengan mengadakan penyuluhan atau
6. Jurnal Keperawatan Bina Husada
Studi Fenomenologi : Sikap dan Perilaku pada Penderita Diabetes Mellitus yang... ...Egga Rafika dan Amar Muntaha 6
pemeriksaan secara dini terkait penyakit diabetes
mellitus.
4.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar
dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk
melakukan penelitian tentang diabetes mellitus
terutama tentang hipoglikemia.
Selain itu juga agar peneliti selanjutnya lebih
memfokuskan penelitian pada penderita dengan
diabetes mellitus yang mengalami hipoglikemia
dengan mengangkat tema tentang penatalaksanaan diet
pada penderita yang hipoglikemia karena referensi
buku cukup banyak membahas tentang tema tersebut
dan fenomenologi yang terjadi dimasyarakat cukup
menarik untuk dijadikan bahan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Bilous, Rudi MD & Richard Donelly. 2015.
Buku Pegangan Diabetes Mellitus Edisi Ke 4.
Jakarta : Bumi Medika
Dian, Moch.2013.
Perilaku Pasien Diabetes Mellitus Dalam
Pencegahan Hipoglikemia Di Poli Penyakit
Dalam Rsud Dr. Harjono Ponorogo, (Dari
http://repository.unej.ac.id. Volume 2 No. 2,
diakses 15 Februari 2017).
Dinas Kesehatan.(2009).
Provil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2013.
Data Surveilans Terpadu Penyakit Tidak
Menular (PTM) Berbasis Masyarakat Dari
Dinas Kesehatan Kota Palembang. Palembang.
Ernawati. 2010.
Kemampuan Melakukan Penatalaksanaan
Hipoglikemia Berdasarkan Karakteristik Dan
Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus, (Dari
http://eprints.umpo.ac.id. Volume 1 No. 1,
diakses 27 Februari 2017 pukul 13:10 WIB).
Hafan, Jon Sutawardana, Yulia, Agung Waluyo. 2016.
Studi Fenomenologi Pengalaman Penyandang
Diabetes Melitus Yang Pernah Mengalami
Episode Hipoglikemia di Kota Depok, (dari
http://jurnal.unej.ac.id. Volume 1 No. 1,
diakses 27 Februari 2017 pukul 10:15 WIB).
Hasan, Ali. 2013.
Hubungan Antara Penerimaan dan Diri
Dengan Optimisme Pada Penderita Diabetes
Mellitus Anggota Aktif PERSADIA (Persatuan
Diabetes Indonesia) Cabang Surakarta, (dari
http://candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id.
Volume 2 No. 2, diakses 03 Juli 2017 pukul
20:14 WIB).
Hasdianah, H.R. 2012.
Mengenal Diabetes Mellitus Pada Orang
Dewasa Dan Anak – Anak Dengan Solusi
Herbal. Yogjakarta : Nuha Medika.
Manurung, Nixon. 2016.
Terapi Reminiscene Solusi Pendekatan Sebagai
Upaya Tindakan Keperawatan Dalam
Menurunkan Stress Dan Depresi.Jakarta : CV.
Trans Info Media.
Notoadmojo, Soekidjo. 2012.
Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta : Rineka Cipta.
Padila.2012.
Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Rendy, M.C & Margareth TH. (2012). Asuhan
keperawatan Medikal Bedah Penyakit Dalam.
Yogjakarta : Nuha Medika.
Sumangkut, Sartika, Wenny Supit, Franly Onibala.
2013.
Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian
Penyakit Diabetes Melitus Tipe-2 Di Poli
Interna Blu.Rsup. Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado, (dari https://ejournal. unsrat.ac.id.
Volume 1 No. 1, diakses 03 Juli 2017 pukul
23:38 WIB).
Tandra, Hans. 2014.
Strategi Mengalahkan Komplikasi Diabetes
Dari Kepala Sampai Kaki. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.