SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Jurnal Keperawatan Bina Husada
Studi Fenomenologi : Sikap dan Perilaku pada Penderita Diabetes Mellitus yang... ...Egga Rafika dan Amar Muntaha 1
ABSTRAK
Diabetes mellitus merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi glukosa darah. Hipoglikemia
dapat terjadi akibat perilaku seseorang yang lupa maupun terlambat makan, seseorang yang puasa, atau akibat latihan fisik
yang terlalu berat dari biasanya. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, tehnik pengambilan menggunakan tehnik
purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Jumlah informan dalam
penelitian ini enam informan. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Pus kesmas Sekip Palembang tahun 2017
pada tanggal 23 Februari – 30 mei 2017. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan derajat kepercayaan
(credibillity). Analisis data dengan Colaizzi sehingga diperoleh empat tema yaitu sikap informan dalam merespon
hipoglikemia dengan kategori pengetahuan tentang hipoglikemia dan kecenderungan untuk bertindak, perilaku informan
dalam merespon hipoglikemia dengan kategori perasaan traumatis dan pengobatan alternatif, respon dalam mengatasi
hipoglikemia dengan kategori perubahan makan atau pemenuhan gizi dan perubahan pola hidup, dan kesadaran diri untuk
mencegah hipoglikemia dengan kategori monitoring gula darah dan harapan informan terkait kondisi sakit. Berdasarkan hasil
penelitian ini, diharapkan bagi Puskesmas Sekip Palembang dapat melakukan pemeriksaan secara dini dan berfokus pada
kemandirian dalam penanganan hipoglikemia. Diharapkan juga untuk STIK Bina Husada Palembang agar bisa melakukan
pengabdian ke masyarakat dengan mengadakan penyuluhan tentang diabetes mellitus.
Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hipoglikemia, Fenomenologi, Perilaku, Sikap
ABSTRACT
Diabetes mellitus is a chronic condition characterized by an increase in blood glucose concentration. Hypoglycemia occurs
when a person skip or delays meals, fasts, or excessive physical exercise. The research used qualitative methode with
purposive sampling technique. The data were collected through in-depth interview to six informers. This research was
conduced at Working Area of Public Health Center Sekip Palembang in 2017 on February 23 – May 30, 2017.Validity of
data in this study using the degree of trust (credibillity). The data were analyzed by using Colaizzi. The result of the
test showed there were four variables of informer’s attitude toward hypoglycemia namely, knowledge about Hypoglycemia
and tendency to act, traumatic feeling and alternative medication, change of eating habit or fullfilment or nutrition and
change of lifestyle, and self-awareness to prevent hypoglycemia by controlling glucose level and informers expectation
related to the condition of the ilness. Based on the results of this study, it is expected that Community Health Center Sekip
Palembang can conduct early detection that focus on independence in handling hypoglycemia. It is also expected to Higher
School of Health Sciences (STIK) Bina Husada Palembang organizes public service to the community by condusing
counseling about diabetes mellitus.
Keywords : Diabetes Mellitus, Hypoglycemia, Phenomenology, Behavior, Attitude
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan gaya hidup pada dewasa ini sudah
menjadi tren dalam kehidupan, akan tetapi tanpa
disadari dari pola ini membawa dampak negatif.
Tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru
dan mengganti sel yang rusak, disamping itu tubuh
juga memerlukan energi supaya sel tubuh dapat
berfungsi dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh
tubuh berasal dari bahan makanan yang kita makan
setiap hari. Bahan makanan tersebut terdiri dari unsur
karbohidrat, lemak dan protein. (Rendy&Margareth,
2012)
Diabetes mellitus merupakan kondisi kronis
yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi glukosa
darah disertai munculnya gejala utama yang khas,
yakni urine yang berasa manis dalam jumlah yang
besar.(Bilous&Donelly, 2015) Jika tidak ditangani
dengan tepat diabetes mellitus bisa menimbulkan
komplikasi akut.
STUDI FENOMENOLGI : SIKAP DAN PERILAKU PADA PENDERITA
DIABETES MELLITUS YANG MENGALAMI HIPOGLIKEMIA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SEKIP PALEMBANG
TAHUN 2017
Oleh
Egga Rafika Romadona1 dan Amar Muntaha2
1Mahasiswa S-1 Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
Email : egaarafika.er@gmail.com
2Dosen Program Studi Pasca Sarjana STIK Bina Husada Palembang
Email : amr_muntaha@yahoo.co.id
Jurnal Keperawatan Bina Husada
Studi Fenomenologi : Sikap dan Perilaku pada Penderita Diabetes Mellitus yang... ...Egga Rafika dan Amar Muntaha 2
Komplikasi akut seperti ini merupakan keadaan
gawat darurat sehingga perlu pertolongan pertama.
(Tandra, 2014)
Hipoglikemia dapat terjadi akibat perilaku
pasien yang lupa maupun terlambat makan, pasien
yang puasa, atau akibat latihan fisik yang terlalu berat
dari biasanya tanpa adanya asupan kalori dan paling
tersering akibat penurunan dosis insulin atau
penggunaan terapi insulin yang berlebihan
Hipoglikemia dapat dicegah dengan mengikuti
pola makan, penyuntikan insulin dan latihan fisik yang
teratur. Secara umum, pasien harus menghadapi saat
puncak kerja insulin dengan mengkonsumsi camilan
dan makanan tambahan pada saat melakukan aktivitas
fisik dengan intensitas yang lebih besar. (Dian, 2013)
WHO melaporkan, jumlah kematian akibat
penyakit ini diseluruh dunia adalah 3,2 juta orang per
tahun. Itu artinya, setiap menit, 6 orang meninggal
dunia akibat diabetes.
Prevelensi kasus diabetes di seluruh dunia
adalah tingginya proporsi lansia (> 65 tahun).
Sedangkan 5,9% sampai 7,1% (246 – 380) juta jiwa
diseluruh dunia pada kelompok usia 20 – 79 tahun
yang kejadian angkanya meningkat 55%.
Bilous&Donelly, 2015).
Penyebaran diabetesi di Asia Tenggara sebagai
berikut : Singapura (tahun 1992) 10,4 % penduduk,
Thailand (1995) 11,9 %, Malaysia (1997) 8%, dan
Indonesia (1992) 5,7% penduduk. (Tandra, 2014)
Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada
tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di
Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Sedangkan hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,
diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat
DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah
perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan
daerah pedesaan, diabetes melitus menduduki ranking
ke-6 yaitu 5,8%. (Dinkes, 2009)
Berdasarkan data surveilans terpadu penyakit
tidak menular (PTM) berbasis masyarakat dari Dinas
Kesehatan Kota Palembang didapatkan pada tahun
2016 penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit
dengan tingkat yang tinggi setelah hipertensi dan
penyakit jantung. Penderita diabetes mellitus
mencapai 4442 orang dilihat dari usia 5-9thn
berjumlah 3 orang (Lk), usia 10 – 14thn berjumlah 5
orang (Pr), usia 15-19thn berjumlah 12 orang (Lk) dan
14 orang (pr), usia 20-24thn berjumlah 134 orang (Lk)
234 orang (Pr), usia 45-54thn 430 orang (Lk) 729
orang (Pr), usia 55-59thn berjumlah 485 orang (Lk)
602 orang (Pr), usia 60-69thn berjumlah 520 orang
(Lk) 714 orang (Pr), usia 70+ berjumlah 252 orang
(Lk) dan 308 orang (Pr), sedangkan kasus baru pada
diabetes mellitus untuk laki – laki mencapai 1836
penderita dan untuk perempuan sebanyak 2606
penderita. (Dinkes Kota Palembang, 2013)
Data penderita diabetes mellitus yang di
dapatkan di Puskesmas Sekip Palembang dari bulan
Januari sampai desember tahun 2016 ada 92 orang
dengan hasil pasien perempuan lebih beresiko dengan
jumlah 67 orang dan 25 penderita laki – laki.
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum
Diketahuinya informasi yang mendalam
tentang Studi Fenomenologi : Sikap dan Perilaku Pada
Penderita Diabetes Mellitus Yang Mengalami
Hipoglikemia di Wilayah Kerja Puskesmas Sekip
Palembang Tahun 2017.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Diperoleh informasi mendalam tentang
sikap pasien diabetes mellitus yang
pernah mengalami hipoglikemia
2. Diperoleh informasi mendalam tentang
perilaku pasien diabetes mellitus yang
pernah mengalami hipoglikemia
3 Diperoleh informasi mendalam tentang
pasien mengatasi hipoglikemia yang
dialami
4 Diperoleh informasi mendalam tentang
kesadaran diri pasien dalam mencegah
hipoglikemia
1.3 Manfaat Penelitian
1.3.1 Manfaat Bagi Puskesmas Sekip
Palembang
Menjadi bahan masukan bagi pelayanan
kesehatan untuk memberikan gambaran tentang
bagaimana sikap dan perilaku pasien diabetes mellitus
mengatasi kadar gula darah yang rendah
(hipoglikemia).
1.3.2 Manfaat Bagi STIK Bina Husada
Palembang
Sebagai sumber referensi dan informasi yang
bermanfaat guna untuk pengembangan ilmu
keperawatan tentang penyakit yang sering terjadi di
masyarakat dalam departemen keperawatan khusunya
keperawatan komunitas kedalam kurikulum
pembelajaran.
1.3.3 Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya
Menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai Sikap dan Perilaku Pada Penderita Diabetes
Mellitus Yang Mengalami Hipoglikemia di Wilayah
Kerja Puskesmas Sekip Palembang Tahun 2017. Serta
dapat digunakan sebagai referensi yang berfokus pada
penderita diabetes mellitus yang mengalami gula
darah yang rendah.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
dengan menggunakan pendekatan fenomenologi.
Informan dalam penelitian ini adalah pasien diabetes
mellitus yang pernah mengalami hipoglikemia
berjumlah 6 orang yang dipilih dengan menggunakan
tehnik purposive sampling sesuai dengan kriteria yang
sudah ditentukan. Data dalam penelitian ini
didapatkan dengan melakukan wawancara langsung
kepada informan penelitian. Selanjutnya setelah
semua informan terkumpul dilakukan pengambilan
tema dengan menggunakan analisis Colaizzi untuk
Jurnal Keperawatan Bina Husada
Studi Fenomenologi : Sikap dan Perilaku pada Penderita Diabetes Mellitus yang... ...Egga Rafika dan Amar Muntaha 3
mendapatkan hasil penelitian dengan cara membaca
transkrip secara berulang, menentukan kata kunci,
membuat kategori, serta menentukan tema dan sub
tema. Penelitian ini dilakukan Pada bulan Maret 2017
– 30 Mei 2017 di Wilayah Kerja Puskesmas Sekip
Palembang Tahun 2017.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Sikap dalam Merespons Hipoglikemia
Hasil penelitian pada informan yang
mengalami diabetes mellitus tentang pengetahuan
mereka terhadap hipoglikemia adalah 4 dari 6
informan tersebut mengetahui apa pengertian dari
hipoglikemia, apa yang menyebabkan hipoglikemia,
dan apa saja gejala yang timbul ketika hipoglikemia
itu terjadi. Berdasarkan dari tema dan kategori dapat
disimpulkan menurut 4 dari 6 informan yang
diwawancara bahwa pengertian tentang hipoglikemia
adalah kadar gula darah memiliki nilai yang rendah
nilai tersebut dibawah 90 mg/dL. Penyebab yang
mengakibatkan hipoglikemia timbul adalah adanya
rasa takut untuk makan terlalu banyak bisa
mengakibatkan gula darah menjadi tinggi, dan jadwal
makan yang tidak teratur menjadi faktor utama
hipoglikemia bisa terjadi. Ke enam informan
mengatakan bahwa gejala yang timbul dari episode
hipoglikemia adalah bisa berupa keringat dingin, rasa
lapar yang berlebih, badan bergemetar, dan kepala
pusing.
Hal lain yang sejalan dengan hasil wawancara
yang didapatkan yaitu adanya teori tentang pengertian,
penyebab, dan gejala yang timbul dari hipoglikemia.
Pengertian hipoglikemia adalah glukosa darah rendah,
tergantung pada kadar gula atau glukosa di dalam
tubuh lebih rendah dari kebutuhan tubuh, (Padila,
2012)
Terjadinya hipoglikemia dapat disebabkan
karena pemakaian obat OAD (Obat Anti Diabetes)
dimana pemakaian obat ini bisa menghambat absorpsi
karbohidrat dan menghambat glukoneogenesis di hati.
(Hasdianah, 2012)
Pemberian insulin dimana pemberian insulin
terjadi apabila kadar glukosa darah dibawah 60
mg/100ml, karena kelebihan dosis insulin atau
terlambat makan sementara pasien sudah diberikan
insulin, aktivitas yang berlebihan. Kelebihan
pemberian dosis biasanya terjadi akibat kesalahan
menggunakan alat suntik insulin dengan ukuran 40
U/ml atau 100 U/ml dan terlambat makan atau tidak
makan apa – apa, sementara tubuh melakukan
pembakaran atau olahraga yang melebihi porsi
biasanya.(Tandra, 2014)
Sedangkan menurut penelitian sebelumnya
yang membahas tentang pengetahuan dan sikap untuk
merespon hipoglikemia adalah sebagai berikut yaitu
menurut penelitian yang dilakukan (Ernawati, 2010),
Pengetahuan pasien diabetes tentang penyakit diabetes
mellitus dan pemberian pendidikan kesehatan
memegang peranan penting dalam mengontrol kadar
gula darah. Asupan karbohidrat dan serat yang esuai
dengan kebutuhan pasien dapat membantu
mengendalikan kadar gula darah dalam batas normal
dan pemberian pendidikan kesehatan tentang
hipoglikemia seperti pengertian, penyebab, dan gejala
dari hipoglikemia hendaknya dilakukan secara dini
sejak pasien terdeteksi diabetes dan berfokus pada
kemandirian dalam mendeteksi dan penanganan
hipoglikemia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
(Ali Hasan,2013) mengatakan sikap optimis
ditunjukkan dengan sikap yang tidak mudah menyerah
dalam menghadapi permasalahan, memiliki ekspektasi
yang baik terhadap masa depan dalam kehidupannya
dan memiliki cara berfikir yang positif dan realistis
dalam memandang suatu masalah. Penderita diabetes
mellitus diharapkan memiliki optimisme agar
penderita diabetes mellitus berperilaku lebih sehat
guna mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya, serta memperkecil resiko komplikasi
salah satunya hipoglikemia.
Berdasarakan hasil wawancara, teori, dan
penelitian yang terkait maka peneliti memiliki asumsi
sendiri mengenai pengetahuan tentang hipoglikemia.
Menurut peneliti pengertian dari hipoglikemia adalah
suatu kadar gula darah yang rendah dalam tubuh
seseorang nilai gula darah dalam darah bisa sampai 60
mg/dL atau bahkan bisa sampai 40 mg/dL,
hipoglikemia bisa terjadi karena pola makan yang
tidak teratur, adanya persepsi pada diri seseorang jika
makan terlalu banyak akan menyebabkan gula darah
dalam darah menjadi tinggi, atau bahkan karena
tingkat stress yang tinggi sehingga menyebabkan
seseorang kehilangan nafsu makan. Gejala yang
ditimbulkan dari hipoglikemia juga tergantung dengan
bagaimana respon tubuh seseorang dalam mengenali
kejadian hipoglikemia, tetapi biasanya gejala yang
paling sering timbul yaitu keringat dingin, tubuh
merasa letih dan lemas, perut mual, kepala pusing,
sempoyongan, dan tubuh gemetar. Pemberian
pendidikan kesehatan tentang penyakit yang sedang
dialami menjadi peranan penting bagi tenaga
kesehatan yang berada disekitar masyarakat untuk
memberikan penyuluhan agar penderita diabetes
mellitus mengetahui bagaimana seseorang tersebut
mengatasi dengan cepat ketika hipoglikemia itu
terjadi, semakin cepat penanganan yang dilakukan
maka semakin cepat pula proses hipoglikemia teratasi.
Penanganan sederhana yang bisa dilakukan yaitu
cukup dengan mengkonsumsi makanan atau minuman
yang mudah untuk dicerna oleh lambung contohnya
biskuit, jus buah, buah – buahan manis. minuman
manis, permen, dan roti.
3.2 Perilaku dalam Mengatasi Hipoglikemia
Hasil penelitian mengenai perilaku informan
dalam merespon hipoglikemia didapatkan ke -6
informan yang diwawancara memiliki perasaan
traumatis. Ke – 6 informan merasa cemas dan trauma
jika hipoglikemia itu terulang kembali karena gejala
yang ditimbulkan seperti keringat dingin, kepala
pusing, badan gemetar, mual, dan lemas. Keadaan
tersebut dipersepsikan mereka sebagai suatu gejala
Jurnal Keperawatan Bina Husada
Studi Fenomenologi : Sikap dan Perilaku pada Penderita Diabetes Mellitus yang... ...Egga Rafika dan Amar Muntaha 4
yang sudah parah karena kondisi tersebut
menyebabkan suatu ketidaknyamanan dan perasaan
trauma bagi informan yang mengalaminya.
Menurut teori perasaan traumatis bisa timbul
karena adanya perasaan cemas dan takut yang
berlebihan. (Manurung, 2016)
Menurut penelitian terkait (Hafan, 2016)
mengatakan bahwa penyandang diabetes mellitus akan
menghadapi situasi dilematik dimana mereka
ddiharuskan memperoleh terapi obat penurun gula
darah untuk mengontrol kadar gula darah tetap
normal, namun juga menghadapi kekhawatiran akan
efek samping dari terapi tersebut yang dapat
mengakibatkan komplikasi berupa hipoglikemia.
Situasi tersebut akan berdampak secara psikologis
yaitu ketakutan akan serangan ulang hipoglikemia
yang menciptakan perasaan traumatis bagi
penyandang diabetes mellitus.
Berdasarakan hasil wawancara, teori, dan
penelitian yang terkait maka peneliti memiliki asumsi
perasaan trauma yang timbul pada setiap informan
bisa dipersepsikan bahwa keadaan tersebut merupakan
keadaan yang belum pernah dialami sebelumnya,
kurangnya pengetahuan untuk mengatasi kejadian
hipoglikemia, sehingga ketika pertama kali merasakan
keadaan yang buruk maka tubuh seseorang
mempersepsikan kejadian tersebut menjadi kejadian
yang menakutkan sehingga terus terbayang dan
menimbulkan trauma dan penggunaan obat herbal atau
melakukan pengobatan alternatif merupakan tindakan
yang bisa dilakukan asalkan seseorang yang
mengkonsumsi obat herbal tersebut tahu apa efek
samping dan cara penggunaan obat tersebut dengan
benar.
3.3 Respon dalam Mengatasi Hipoglikemia
Dari hasil wawancara yang dilakukan
didapatkan tema respon dalam mengatasi
hipoglikemia dengan kategori perubahan pola makan
atau pemenuhan gizi dan perubahan pola hidup.
Mengenai perubahan pola makan dan pemenuhan gizi
didapatkan bahwa ke -6 informan melakukan
perubahan pola makan dan pemenuhan gizi, karena
perubahan pola makan harus dilakukan untuk menjaga
agar kadar gula darah tidak terlampau tinggi ataupun
terlampau rendah.
Ketika seorang individu menerima suatu
penyakit tersebut maka individu itu mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan, misalnya
saja mau untuk melakukan perubahan pola hidup yang
lebih sehat dan melakukan pemenuhan gizi pada
kehidupan sehari – harinya. Berdasarkan teori dan
penelitian terbaru menunjukkan bahwa pola makan
nabati yang rendah atau mengkonsumsi sayuran dapat
lebih efektif menurunkan berat badan, pengendalian
gula darah, dan pengurangan faktor resiko
kardiovaskular, terutama kolesterol darah.(Hasdianah,
2012)
Sedangkan menurut penelitian terkait
(Sumangkut, 2013) beranggapan bahwa pola makan
merupakan gambaran mengenai macam-macam,
jumlah dan komposisi bahan makanan yang dimakan
tiap hari oleh seseorang. Gaya hidup dengan pola diet
yang tinggi lemak, garam, dan gula mengakibatkan
masyarakat cenderung mengkonsumsi makanan secara
berlebihan.
Berdasarakan hasil wawancara, teori, dan
penelitian yang terkait maka peneliti memiliki asumsi
bahwa pola makan yang buruk bisa mengakibatkan
penderita diabetes mellitus mengalami masalah pada
kadar gula darah. Oleh sebab itu perubahan pola
makan dan pemenuhan gizi yang sehat sangat
dianjurkan untuk mengurangi resiko kadar gula darah
yang terlampau rendah maupun terlampau tinggi,
perubahan pola makan tersebut bisa dilakukan dengan
mengatur jadwal makan agar tetap teratur, lalu
mengkonsumsi makanan yang rendah gula, sayuran
dan buah – buahan serta melakukan latihan fisik atau
olahraga sangat baik dilakukan bukan saja untuk
penderita diabetes mellitus tetapi bagi setiap orang
baik dalam keadaan sehat maupun sakit, selain
memberikan manfaat untuk meningkatkan
metabolisme tubuh olahraga juga dapat memberikan
dampak positif untuk psikologis seseorang karena
tubuh yang kuat akan berdampak untuk hati yang
sehat.
3.4 Kesadaran Diri untuk Mencegah
Hipoglikemia
Berdasarkan dari hasil wawancara didapatkan
ke – 6 informan memliki kesadaran dalam mencegah
agar hipoglikemia tidak timbul kembali, mengontrol
gula darah juga dapat dilakukan secara mandiri tanpa
harus kepelayanan kesehatan meskipun ada beberapa
informan yang tetap percaya dengan pelayanan
kesehatan, semua itu dilakukan informan karena sadar
akan bahaya hipoglikemia jika tidak mendapatkan
penanganan dengan benar.
Hal ini sejalan dengan teori yang menjelaskan
bahwa kesadaran diri dalam mencegah penyakit bisa
berupa usaha – usaha seseorang untuk memelihara dan
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk
penyembuhan jika sakit. (Notoadmojo, 2012)
Sedangkan menurut penelitian terkait (Hafan,
2016) beranggapan bahwa pengalaman penyandang
diabetes mellitus yang pernah mengalami
hipoglikemia bisa menimbulkan kesadaran untuk
melakukan pencegahan agar kejadian hipoglikemia
tidak terulang kembali.
Berdasarakan hasil wawancara, teori, dan
penelitian yang terkait maka peneliti memiliki asumsi
bahwa kesadaran penyandang diabetes melitus dalam
mengontrol gula darah berguna sebagai pencegahan
agar hipoglikemia tidak terulang kembali, kesadaran
tersebut juga tumbuh dari pemahamannya mengenali
penyebab hipoglikemia dan perasaan traumatis
terhadap serangan pertama yang pernah dialami.
Pengalaman tersebut membuat informan sadar akan
bahaya hipoglikemia jika tidak mendapatkan
penanganan dengan benar. Bayangan akan dampak
kematian yang bisa dialami akibat hipoglikemia
membuat informan selalu menjaga dan
mempersiapkan diri jika hipoglikemia itu akan
Jurnal Keperawatan Bina Husada
Studi Fenomenologi : Sikap dan Perilaku pada Penderita Diabetes Mellitus yang... ...Egga Rafika dan Amar Muntaha 5
kembali menyerang dikemudian hari. Respon
kewaspadaan terhadap episode hipoglikemia dan
kemandirian dalam mengatur gaya hidup pribadi.
Setelah adanya respon kesadaran diri dalammencegah
hipoglikemia timbul harapan penyandang diabetes
melitus untuk kembali sembuh. Setiap orang yang
sakit pasti memiliki harapan untuk sembuh dan dapat
beraktivas seperti biasanya, berbagai cara dilakukan
dengan cara menjaga pola makan, mengubah pola
hidup agar lebih sehat, hingga mencoba pengobatan
herbal. Semua upaya dan usaha yang dilakukan
tersebut dilakukan demi tercapainya kondisi tubuh
yang sehat.
4. SIMPULAN DAN SARAN
4.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
sikap dan perilaku yang dilakukan klien diabetes
mellitus yang pernah mengalami episode
hipoglikemia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut
:
4.1.1Sikap Dalam Merespon Hipoglikemia
Sikap dalam merespon hipoglikemia harus
didasari dengan pengetahuan terhadap hipoglikemia
itu sendiri, mulai dari apa itu hipoglikemia, penyebab
bahkan gejala yang akan timbul sebelum hipoglikemia
terjadi. Pemahaman informan terhadap penyebab
hipoglikemia berbeda-beda walaupun latar belakang
pendidikan tinggi tidak menjamin seseorang tidak
mengalami hipoglikemia kembali.
Dalam menghadapi kondisi hipoglikemia karena
dengan menumbuhkan keyakinan yang kuat untuk
tetap belajar, mengenali gejala awal hipoglikemia
maka kejadian hipoglikemia akan dapat dicegah.
Perilaku individu yang tetap tenang dan cekatan dalam
mengatasi kejadian hipoglikemia sangat berperan
penting dalam penanganan yang cepat dan tepat akan
sehingga akan membantu dalam mengatasi
hipoglikemia yang dirasakan saat darurat.
4.1.2 Perilaku dalam Merespon Hipoglikemia
Beragam perilaku individu dalam merespon
hipoglikemia salah satunya adalah perasaan traumatis.
Perasaan traumatis merupakan stressor bagi
penyandang diabetes mellitus yang pernah memiliki
pengalaman hipoglikemia. Perasaan traumatis
merupakan suatu perasaan yang menyakitkan, hal ini
bisa disebabkan karena ketakutan yang berlebihan
menanggapi hipoglikemia yang dianggap ancaman
dalam kehidupan. Sehingga menimbulkan pemikiran
bagi seseorang yang menderita diabetes mellitus untuk
mencari pengobatan alternatif, tujuan pencarian
pengobatan alternatif merupakan cara lain untuk
mengatasi penyakit yang dialami, pengobatan
alternatif atau herbal menjadi pilihan kedua setelah
obat yang diberikan oleh dokter jika dirasakan tidak
ada pengaruh bagi tubuh, usaha untuk menggunakan
pengobatan alternatif dilakukan untuk tercapainya
suatu harapan baru bagi informan agar penyakit yang
dialami berkurang atau bahkan sembuh total.
4.1.3 Respon dalam Mengatasi Hipoglikemia
Respon dalam mengatasi hipoglikemia berawal
dari perasaan trauma yang sudah pernah mengalami
hipoglikemia hingga timbul respon dari tubuh untuk
meningkatkan kebutuhan jasmani dan rohani dengan
lebih baik lagi yaitu merubah pola hidup dan asupan
gizi seperti sayur dan buah – buahan agar episode
hipoglikemia tidak terulang kembali. Selain perubahan
pola makan dan asupan gizi yang terpenuhi dilakukan
juga perubahan pola hidup karena adanya respon
untuk melakukan pencegahan agar hipoglikemia tidak
terulang kembali, olahraga atau latihan fisik berguna
untuk meningkatkan metabolisme tubuh, menurunkan
berat badan, menjaga agar tubuh tetap sehat dan
bugar.
4.1.4Kesadaran Diri untuk Mencegah
Hipoglikemia
Adanya keharusan dalam penanganan yang cepat
dan tepat dalam mengatasi hipoglikemia yang
dirasakan ketika saat darurat salah satunya deengan
cara melakukan kontrol gula darah, penanganan
tersebut bisa dilakukan dengan mandiri atau bahkan ke
pelayanan kesehatan. Kesadaran untuk melakukan
pencegahan hipoglikemia akan muncul setelah
penyandang diabetes mellitus mengalami
hipoglikemia terlebih dahulu. Setelah itu baru ada
kesadaran untuk melakukan perilaku hidup yang sehat
dengan keyakinan dan harapan untuk sembuh
merupakan sumber koping yang paling utama bagi
penyandang diabetes melitus.
4.2 SARAN
4.2.1 Bagi Puskesmas SekipPalembang
Diharapakan pihak puskesmas lebih
meningkatkan pelayanan dengan memberikan
pendidikan kesehatan terhadap pasien diabetes
mellitus terutama pasien yang mengalami
hipoglikemia, hendaknya dilakukan secara dini sejak
pasien terdeteksi diabetes mellitus dan berfokus pada
kemandirian dalam mendeteksi dan penanganan
hipoglikemia. Serta memberikan media pendukung
pendidikan kesehatan lainnya guna untuk membantu
pendidikan kesehatan agar dapat meningkatkan derajat
kesehatan pasien dan perlu adanya kegiatan atau
program terbaru terkait penyakit diabetes mellitus
seperti senam diabetik atau pengecekan secara rutin
yang dilakukan satu minggu sekali dalam untuk
memeriksa kadar gula darah penderita diabetes
mellitus agar kadar gula darah terkontrol dan
mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia dan
hiperglikemia.
4.2.2 Bagi STIK Bina Husada Palembang
Diharapkan bagi STIK Bina Husada, untuk
memperbanyak referensi buku – buku yang membahas
tentang klasifikasi dari diabetes mellitus terutama
hipoglikemia.
Selain itu, diharapkan juga untuk STIK Bina
Husada Palembang agar bisa mengajak mahasiswa
dan mahasiswi untuk melakukan pengabdian ke
masyarakat dengan mengadakan penyuluhan atau
Jurnal Keperawatan Bina Husada
Studi Fenomenologi : Sikap dan Perilaku pada Penderita Diabetes Mellitus yang... ...Egga Rafika dan Amar Muntaha 6
pemeriksaan secara dini terkait penyakit diabetes
mellitus.
4.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar
dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk
melakukan penelitian tentang diabetes mellitus
terutama tentang hipoglikemia.
Selain itu juga agar peneliti selanjutnya lebih
memfokuskan penelitian pada penderita dengan
diabetes mellitus yang mengalami hipoglikemia
dengan mengangkat tema tentang penatalaksanaan diet
pada penderita yang hipoglikemia karena referensi
buku cukup banyak membahas tentang tema tersebut
dan fenomenologi yang terjadi dimasyarakat cukup
menarik untuk dijadikan bahan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Bilous, Rudi MD & Richard Donelly. 2015.
Buku Pegangan Diabetes Mellitus Edisi Ke 4.
Jakarta : Bumi Medika
Dian, Moch.2013.
Perilaku Pasien Diabetes Mellitus Dalam
Pencegahan Hipoglikemia Di Poli Penyakit
Dalam Rsud Dr. Harjono Ponorogo, (Dari
http://repository.unej.ac.id. Volume 2 No. 2,
diakses 15 Februari 2017).
Dinas Kesehatan.(2009).
Provil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2013.
Data Surveilans Terpadu Penyakit Tidak
Menular (PTM) Berbasis Masyarakat Dari
Dinas Kesehatan Kota Palembang. Palembang.
Ernawati. 2010.
Kemampuan Melakukan Penatalaksanaan
Hipoglikemia Berdasarkan Karakteristik Dan
Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus, (Dari
http://eprints.umpo.ac.id. Volume 1 No. 1,
diakses 27 Februari 2017 pukul 13:10 WIB).
Hafan, Jon Sutawardana, Yulia, Agung Waluyo. 2016.
Studi Fenomenologi Pengalaman Penyandang
Diabetes Melitus Yang Pernah Mengalami
Episode Hipoglikemia di Kota Depok, (dari
http://jurnal.unej.ac.id. Volume 1 No. 1,
diakses 27 Februari 2017 pukul 10:15 WIB).
Hasan, Ali. 2013.
Hubungan Antara Penerimaan dan Diri
Dengan Optimisme Pada Penderita Diabetes
Mellitus Anggota Aktif PERSADIA (Persatuan
Diabetes Indonesia) Cabang Surakarta, (dari
http://candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id.
Volume 2 No. 2, diakses 03 Juli 2017 pukul
20:14 WIB).
Hasdianah, H.R. 2012.
Mengenal Diabetes Mellitus Pada Orang
Dewasa Dan Anak – Anak Dengan Solusi
Herbal. Yogjakarta : Nuha Medika.
Manurung, Nixon. 2016.
Terapi Reminiscene Solusi Pendekatan Sebagai
Upaya Tindakan Keperawatan Dalam
Menurunkan Stress Dan Depresi.Jakarta : CV.
Trans Info Media.
Notoadmojo, Soekidjo. 2012.
Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta : Rineka Cipta.
Padila.2012.
Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Rendy, M.C & Margareth TH. (2012). Asuhan
keperawatan Medikal Bedah Penyakit Dalam.
Yogjakarta : Nuha Medika.
Sumangkut, Sartika, Wenny Supit, Franly Onibala.
2013.
Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian
Penyakit Diabetes Melitus Tipe-2 Di Poli
Interna Blu.Rsup. Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado, (dari https://ejournal. unsrat.ac.id.
Volume 1 No. 1, diakses 03 Juli 2017 pukul
23:38 WIB).
Tandra, Hans. 2014.
Strategi Mengalahkan Komplikasi Diabetes
Dari Kepala Sampai Kaki. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.

More Related Content

What's hot

Jurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensiJurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensinrukmana rukmana
 
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docxmetodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docxSissi Syifa Meidia
 
7751 17090-1-sm
7751 17090-1-sm7751 17090-1-sm
7751 17090-1-smMuflihun24
 
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1cHubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1cFaradhillah Adi Suryadi
 
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014Ns. Lutfi
 
Jurnal Fitria Ramadani
Jurnal Fitria RamadaniJurnal Fitria Ramadani
Jurnal Fitria Ramadanisapakademik
 
25944 73088-2-pb (1)
25944 73088-2-pb (1)25944 73088-2-pb (1)
25944 73088-2-pb (1)Muflihun24
 
Skripsi hubungngan motivasi dengan perilaku mengontrol kadar
Skripsi hubungngan motivasi dengan perilaku mengontrol kadarSkripsi hubungngan motivasi dengan perilaku mengontrol kadar
Skripsi hubungngan motivasi dengan perilaku mengontrol kadarSujana Pkm
 
Hubungan imt dengan gd2 pp ivan ho
Hubungan imt dengan gd2 pp ivan hoHubungan imt dengan gd2 pp ivan ho
Hubungan imt dengan gd2 pp ivan hoivanho86
 
6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)
6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)
6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)Muflihun24
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bNorniStg
 
Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...
Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...
Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...Rini Wahyuni
 
459 1123-2-pb (1)
459 1123-2-pb (1)459 1123-2-pb (1)
459 1123-2-pb (1)Muflihun24
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...Rini Wahyuni
 

What's hot (16)

2c
2c2c
2c
 
Jurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensiJurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensi
 
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docxmetodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
 
Ipi186703
Ipi186703Ipi186703
Ipi186703
 
7751 17090-1-sm
7751 17090-1-sm7751 17090-1-sm
7751 17090-1-sm
 
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1cHubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
Hubungan tingkat kepatuhan minum obat penderita DM tipe 2 terhadap kadar hb a1c
 
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
 
Jurnal Fitria Ramadani
Jurnal Fitria RamadaniJurnal Fitria Ramadani
Jurnal Fitria Ramadani
 
25944 73088-2-pb (1)
25944 73088-2-pb (1)25944 73088-2-pb (1)
25944 73088-2-pb (1)
 
Skripsi hubungngan motivasi dengan perilaku mengontrol kadar
Skripsi hubungngan motivasi dengan perilaku mengontrol kadarSkripsi hubungngan motivasi dengan perilaku mengontrol kadar
Skripsi hubungngan motivasi dengan perilaku mengontrol kadar
 
Hubungan imt dengan gd2 pp ivan ho
Hubungan imt dengan gd2 pp ivan hoHubungan imt dengan gd2 pp ivan ho
Hubungan imt dengan gd2 pp ivan ho
 
6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)
6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)
6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks b
 
Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...
Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...
Slide Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Peny...
 
459 1123-2-pb (1)
459 1123-2-pb (1)459 1123-2-pb (1)
459 1123-2-pb (1)
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan tentang Jumlah Penderita Diabetes M...
 

Similar to Jurnal buk dewi 1

EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT INSULIN PENbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.docx
EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT INSULIN PENbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.docxEVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT INSULIN PENbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.docx
EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT INSULIN PENbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.docxBETTERMAN9
 
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...Aji Wibowo
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bNorniStg
 
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Aji Wibowo
 
PPT Sempro kian ARYA.pptx
PPT Sempro kian ARYA.pptxPPT Sempro kian ARYA.pptx
PPT Sempro kian ARYA.pptxTriGunawan17
 
PPT SEMPRO SAMSURI DIABETES MELLITUS.pptx
PPT SEMPRO SAMSURI DIABETES MELLITUS.pptxPPT SEMPRO SAMSURI DIABETES MELLITUS.pptx
PPT SEMPRO SAMSURI DIABETES MELLITUS.pptxridiputra
 
36-Article Text-70-1-10-20190930(1).pdf
36-Article Text-70-1-10-20190930(1).pdf36-Article Text-70-1-10-20190930(1).pdf
36-Article Text-70-1-10-20190930(1).pdfaisyahfathanhaikalai
 
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMILPERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMILnrukmana rukmana
 
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamilJurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamilnrukmana rukmana
 
Bab i pendahuluan hmmmm
Bab i pendahuluan hmmmmBab i pendahuluan hmmmm
Bab i pendahuluan hmmmmCeria Pradana
 
5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdf
5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdf5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdf
5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdfkamesyworo1
 
PPT SIDANG.pptx
PPT SIDANG.pptxPPT SIDANG.pptx
PPT SIDANG.pptxnovia65
 
Daftar jurnal sharing dm 2 new
Daftar jurnal sharing dm 2 newDaftar jurnal sharing dm 2 new
Daftar jurnal sharing dm 2 newarif rakhman
 
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DM
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DMPharmaceutical Care untuk Penyakit DM
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DMSainal Edi Kamal
 

Similar to Jurnal buk dewi 1 (20)

Jurper1 1-nas 2
Jurper1 1-nas 2Jurper1 1-nas 2
Jurper1 1-nas 2
 
Jurper1 1-nas 3
Jurper1 1-nas 3Jurper1 1-nas 3
Jurper1 1-nas 3
 
EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT INSULIN PENbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.docx
EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT INSULIN PENbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.docxEVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT INSULIN PENbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.docx
EVALUASI PELAYANAN INFORMASI OBAT INSULIN PENbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.docx
 
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...
 
5349-8492-1-SM.pdf
5349-8492-1-SM.pdf5349-8492-1-SM.pdf
5349-8492-1-SM.pdf
 
Tugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks bTugas empimediologi norni eks b
Tugas empimediologi norni eks b
 
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
 
PPT Sempro kian ARYA.pptx
PPT Sempro kian ARYA.pptxPPT Sempro kian ARYA.pptx
PPT Sempro kian ARYA.pptx
 
PPT SEMPRO SAMSURI DIABETES MELLITUS.pptx
PPT SEMPRO SAMSURI DIABETES MELLITUS.pptxPPT SEMPRO SAMSURI DIABETES MELLITUS.pptx
PPT SEMPRO SAMSURI DIABETES MELLITUS.pptx
 
36-Article Text-70-1-10-20190930(1).pdf
36-Article Text-70-1-10-20190930(1).pdf36-Article Text-70-1-10-20190930(1).pdf
36-Article Text-70-1-10-20190930(1).pdf
 
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMILPERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
 
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamilJurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
 
Bab i pendahuluan hmmmm
Bab i pendahuluan hmmmmBab i pendahuluan hmmmm
Bab i pendahuluan hmmmm
 
5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdf
5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdf5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdf
5889-Article Text-69856-1-10-20230824.pdf
 
2159 3918-1-sm
2159 3918-1-sm2159 3918-1-sm
2159 3918-1-sm
 
Reny hartikasari
Reny hartikasariReny hartikasari
Reny hartikasari
 
PPT SIDANG.pptx
PPT SIDANG.pptxPPT SIDANG.pptx
PPT SIDANG.pptx
 
Daftar jurnal sharing dm 2 new
Daftar jurnal sharing dm 2 newDaftar jurnal sharing dm 2 new
Daftar jurnal sharing dm 2 new
 
Ph care-dm
Ph care-dmPh care-dm
Ph care-dm
 
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DM
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DMPharmaceutical Care untuk Penyakit DM
Pharmaceutical Care untuk Penyakit DM
 

Recently uploaded

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 

Recently uploaded (18)

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 

Jurnal buk dewi 1

  • 1. Jurnal Keperawatan Bina Husada Studi Fenomenologi : Sikap dan Perilaku pada Penderita Diabetes Mellitus yang... ...Egga Rafika dan Amar Muntaha 1 ABSTRAK Diabetes mellitus merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi glukosa darah. Hipoglikemia dapat terjadi akibat perilaku seseorang yang lupa maupun terlambat makan, seseorang yang puasa, atau akibat latihan fisik yang terlalu berat dari biasanya. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, tehnik pengambilan menggunakan tehnik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Jumlah informan dalam penelitian ini enam informan. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Pus kesmas Sekip Palembang tahun 2017 pada tanggal 23 Februari – 30 mei 2017. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan derajat kepercayaan (credibillity). Analisis data dengan Colaizzi sehingga diperoleh empat tema yaitu sikap informan dalam merespon hipoglikemia dengan kategori pengetahuan tentang hipoglikemia dan kecenderungan untuk bertindak, perilaku informan dalam merespon hipoglikemia dengan kategori perasaan traumatis dan pengobatan alternatif, respon dalam mengatasi hipoglikemia dengan kategori perubahan makan atau pemenuhan gizi dan perubahan pola hidup, dan kesadaran diri untuk mencegah hipoglikemia dengan kategori monitoring gula darah dan harapan informan terkait kondisi sakit. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan bagi Puskesmas Sekip Palembang dapat melakukan pemeriksaan secara dini dan berfokus pada kemandirian dalam penanganan hipoglikemia. Diharapkan juga untuk STIK Bina Husada Palembang agar bisa melakukan pengabdian ke masyarakat dengan mengadakan penyuluhan tentang diabetes mellitus. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hipoglikemia, Fenomenologi, Perilaku, Sikap ABSTRACT Diabetes mellitus is a chronic condition characterized by an increase in blood glucose concentration. Hypoglycemia occurs when a person skip or delays meals, fasts, or excessive physical exercise. The research used qualitative methode with purposive sampling technique. The data were collected through in-depth interview to six informers. This research was conduced at Working Area of Public Health Center Sekip Palembang in 2017 on February 23 – May 30, 2017.Validity of data in this study using the degree of trust (credibillity). The data were analyzed by using Colaizzi. The result of the test showed there were four variables of informer’s attitude toward hypoglycemia namely, knowledge about Hypoglycemia and tendency to act, traumatic feeling and alternative medication, change of eating habit or fullfilment or nutrition and change of lifestyle, and self-awareness to prevent hypoglycemia by controlling glucose level and informers expectation related to the condition of the ilness. Based on the results of this study, it is expected that Community Health Center Sekip Palembang can conduct early detection that focus on independence in handling hypoglycemia. It is also expected to Higher School of Health Sciences (STIK) Bina Husada Palembang organizes public service to the community by condusing counseling about diabetes mellitus. Keywords : Diabetes Mellitus, Hypoglycemia, Phenomenology, Behavior, Attitude 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup pada dewasa ini sudah menjadi tren dalam kehidupan, akan tetapi tanpa disadari dari pola ini membawa dampak negatif. Tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan mengganti sel yang rusak, disamping itu tubuh juga memerlukan energi supaya sel tubuh dapat berfungsi dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari bahan makanan yang kita makan setiap hari. Bahan makanan tersebut terdiri dari unsur karbohidrat, lemak dan protein. (Rendy&Margareth, 2012) Diabetes mellitus merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi glukosa darah disertai munculnya gejala utama yang khas, yakni urine yang berasa manis dalam jumlah yang besar.(Bilous&Donelly, 2015) Jika tidak ditangani dengan tepat diabetes mellitus bisa menimbulkan komplikasi akut. STUDI FENOMENOLGI : SIKAP DAN PERILAKU PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG MENGALAMI HIPOGLIKEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEKIP PALEMBANG TAHUN 2017 Oleh Egga Rafika Romadona1 dan Amar Muntaha2 1Mahasiswa S-1 Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang Email : egaarafika.er@gmail.com 2Dosen Program Studi Pasca Sarjana STIK Bina Husada Palembang Email : amr_muntaha@yahoo.co.id
  • 2. Jurnal Keperawatan Bina Husada Studi Fenomenologi : Sikap dan Perilaku pada Penderita Diabetes Mellitus yang... ...Egga Rafika dan Amar Muntaha 2 Komplikasi akut seperti ini merupakan keadaan gawat darurat sehingga perlu pertolongan pertama. (Tandra, 2014) Hipoglikemia dapat terjadi akibat perilaku pasien yang lupa maupun terlambat makan, pasien yang puasa, atau akibat latihan fisik yang terlalu berat dari biasanya tanpa adanya asupan kalori dan paling tersering akibat penurunan dosis insulin atau penggunaan terapi insulin yang berlebihan Hipoglikemia dapat dicegah dengan mengikuti pola makan, penyuntikan insulin dan latihan fisik yang teratur. Secara umum, pasien harus menghadapi saat puncak kerja insulin dengan mengkonsumsi camilan dan makanan tambahan pada saat melakukan aktivitas fisik dengan intensitas yang lebih besar. (Dian, 2013) WHO melaporkan, jumlah kematian akibat penyakit ini diseluruh dunia adalah 3,2 juta orang per tahun. Itu artinya, setiap menit, 6 orang meninggal dunia akibat diabetes. Prevelensi kasus diabetes di seluruh dunia adalah tingginya proporsi lansia (> 65 tahun). Sedangkan 5,9% sampai 7,1% (246 – 380) juta jiwa diseluruh dunia pada kelompok usia 20 – 79 tahun yang kejadian angkanya meningkat 55%. Bilous&Donelly, 2015). Penyebaran diabetesi di Asia Tenggara sebagai berikut : Singapura (tahun 1992) 10,4 % penduduk, Thailand (1995) 11,9 %, Malaysia (1997) 8%, dan Indonesia (1992) 5,7% penduduk. (Tandra, 2014) Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Sedangkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan, diabetes melitus menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. (Dinkes, 2009) Berdasarkan data surveilans terpadu penyakit tidak menular (PTM) berbasis masyarakat dari Dinas Kesehatan Kota Palembang didapatkan pada tahun 2016 penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit dengan tingkat yang tinggi setelah hipertensi dan penyakit jantung. Penderita diabetes mellitus mencapai 4442 orang dilihat dari usia 5-9thn berjumlah 3 orang (Lk), usia 10 – 14thn berjumlah 5 orang (Pr), usia 15-19thn berjumlah 12 orang (Lk) dan 14 orang (pr), usia 20-24thn berjumlah 134 orang (Lk) 234 orang (Pr), usia 45-54thn 430 orang (Lk) 729 orang (Pr), usia 55-59thn berjumlah 485 orang (Lk) 602 orang (Pr), usia 60-69thn berjumlah 520 orang (Lk) 714 orang (Pr), usia 70+ berjumlah 252 orang (Lk) dan 308 orang (Pr), sedangkan kasus baru pada diabetes mellitus untuk laki – laki mencapai 1836 penderita dan untuk perempuan sebanyak 2606 penderita. (Dinkes Kota Palembang, 2013) Data penderita diabetes mellitus yang di dapatkan di Puskesmas Sekip Palembang dari bulan Januari sampai desember tahun 2016 ada 92 orang dengan hasil pasien perempuan lebih beresiko dengan jumlah 67 orang dan 25 penderita laki – laki. 1.2 Tujuan Penelitian 1.2.1 Tujuan Umum Diketahuinya informasi yang mendalam tentang Studi Fenomenologi : Sikap dan Perilaku Pada Penderita Diabetes Mellitus Yang Mengalami Hipoglikemia di Wilayah Kerja Puskesmas Sekip Palembang Tahun 2017. 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Diperoleh informasi mendalam tentang sikap pasien diabetes mellitus yang pernah mengalami hipoglikemia 2. Diperoleh informasi mendalam tentang perilaku pasien diabetes mellitus yang pernah mengalami hipoglikemia 3 Diperoleh informasi mendalam tentang pasien mengatasi hipoglikemia yang dialami 4 Diperoleh informasi mendalam tentang kesadaran diri pasien dalam mencegah hipoglikemia 1.3 Manfaat Penelitian 1.3.1 Manfaat Bagi Puskesmas Sekip Palembang Menjadi bahan masukan bagi pelayanan kesehatan untuk memberikan gambaran tentang bagaimana sikap dan perilaku pasien diabetes mellitus mengatasi kadar gula darah yang rendah (hipoglikemia). 1.3.2 Manfaat Bagi STIK Bina Husada Palembang Sebagai sumber referensi dan informasi yang bermanfaat guna untuk pengembangan ilmu keperawatan tentang penyakit yang sering terjadi di masyarakat dalam departemen keperawatan khusunya keperawatan komunitas kedalam kurikulum pembelajaran. 1.3.3 Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Sikap dan Perilaku Pada Penderita Diabetes Mellitus Yang Mengalami Hipoglikemia di Wilayah Kerja Puskesmas Sekip Palembang Tahun 2017. Serta dapat digunakan sebagai referensi yang berfokus pada penderita diabetes mellitus yang mengalami gula darah yang rendah. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Informan dalam penelitian ini adalah pasien diabetes mellitus yang pernah mengalami hipoglikemia berjumlah 6 orang yang dipilih dengan menggunakan tehnik purposive sampling sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. Data dalam penelitian ini didapatkan dengan melakukan wawancara langsung kepada informan penelitian. Selanjutnya setelah semua informan terkumpul dilakukan pengambilan tema dengan menggunakan analisis Colaizzi untuk
  • 3. Jurnal Keperawatan Bina Husada Studi Fenomenologi : Sikap dan Perilaku pada Penderita Diabetes Mellitus yang... ...Egga Rafika dan Amar Muntaha 3 mendapatkan hasil penelitian dengan cara membaca transkrip secara berulang, menentukan kata kunci, membuat kategori, serta menentukan tema dan sub tema. Penelitian ini dilakukan Pada bulan Maret 2017 – 30 Mei 2017 di Wilayah Kerja Puskesmas Sekip Palembang Tahun 2017. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Sikap dalam Merespons Hipoglikemia Hasil penelitian pada informan yang mengalami diabetes mellitus tentang pengetahuan mereka terhadap hipoglikemia adalah 4 dari 6 informan tersebut mengetahui apa pengertian dari hipoglikemia, apa yang menyebabkan hipoglikemia, dan apa saja gejala yang timbul ketika hipoglikemia itu terjadi. Berdasarkan dari tema dan kategori dapat disimpulkan menurut 4 dari 6 informan yang diwawancara bahwa pengertian tentang hipoglikemia adalah kadar gula darah memiliki nilai yang rendah nilai tersebut dibawah 90 mg/dL. Penyebab yang mengakibatkan hipoglikemia timbul adalah adanya rasa takut untuk makan terlalu banyak bisa mengakibatkan gula darah menjadi tinggi, dan jadwal makan yang tidak teratur menjadi faktor utama hipoglikemia bisa terjadi. Ke enam informan mengatakan bahwa gejala yang timbul dari episode hipoglikemia adalah bisa berupa keringat dingin, rasa lapar yang berlebih, badan bergemetar, dan kepala pusing. Hal lain yang sejalan dengan hasil wawancara yang didapatkan yaitu adanya teori tentang pengertian, penyebab, dan gejala yang timbul dari hipoglikemia. Pengertian hipoglikemia adalah glukosa darah rendah, tergantung pada kadar gula atau glukosa di dalam tubuh lebih rendah dari kebutuhan tubuh, (Padila, 2012) Terjadinya hipoglikemia dapat disebabkan karena pemakaian obat OAD (Obat Anti Diabetes) dimana pemakaian obat ini bisa menghambat absorpsi karbohidrat dan menghambat glukoneogenesis di hati. (Hasdianah, 2012) Pemberian insulin dimana pemberian insulin terjadi apabila kadar glukosa darah dibawah 60 mg/100ml, karena kelebihan dosis insulin atau terlambat makan sementara pasien sudah diberikan insulin, aktivitas yang berlebihan. Kelebihan pemberian dosis biasanya terjadi akibat kesalahan menggunakan alat suntik insulin dengan ukuran 40 U/ml atau 100 U/ml dan terlambat makan atau tidak makan apa – apa, sementara tubuh melakukan pembakaran atau olahraga yang melebihi porsi biasanya.(Tandra, 2014) Sedangkan menurut penelitian sebelumnya yang membahas tentang pengetahuan dan sikap untuk merespon hipoglikemia adalah sebagai berikut yaitu menurut penelitian yang dilakukan (Ernawati, 2010), Pengetahuan pasien diabetes tentang penyakit diabetes mellitus dan pemberian pendidikan kesehatan memegang peranan penting dalam mengontrol kadar gula darah. Asupan karbohidrat dan serat yang esuai dengan kebutuhan pasien dapat membantu mengendalikan kadar gula darah dalam batas normal dan pemberian pendidikan kesehatan tentang hipoglikemia seperti pengertian, penyebab, dan gejala dari hipoglikemia hendaknya dilakukan secara dini sejak pasien terdeteksi diabetes dan berfokus pada kemandirian dalam mendeteksi dan penanganan hipoglikemia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Ali Hasan,2013) mengatakan sikap optimis ditunjukkan dengan sikap yang tidak mudah menyerah dalam menghadapi permasalahan, memiliki ekspektasi yang baik terhadap masa depan dalam kehidupannya dan memiliki cara berfikir yang positif dan realistis dalam memandang suatu masalah. Penderita diabetes mellitus diharapkan memiliki optimisme agar penderita diabetes mellitus berperilaku lebih sehat guna mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya, serta memperkecil resiko komplikasi salah satunya hipoglikemia. Berdasarakan hasil wawancara, teori, dan penelitian yang terkait maka peneliti memiliki asumsi sendiri mengenai pengetahuan tentang hipoglikemia. Menurut peneliti pengertian dari hipoglikemia adalah suatu kadar gula darah yang rendah dalam tubuh seseorang nilai gula darah dalam darah bisa sampai 60 mg/dL atau bahkan bisa sampai 40 mg/dL, hipoglikemia bisa terjadi karena pola makan yang tidak teratur, adanya persepsi pada diri seseorang jika makan terlalu banyak akan menyebabkan gula darah dalam darah menjadi tinggi, atau bahkan karena tingkat stress yang tinggi sehingga menyebabkan seseorang kehilangan nafsu makan. Gejala yang ditimbulkan dari hipoglikemia juga tergantung dengan bagaimana respon tubuh seseorang dalam mengenali kejadian hipoglikemia, tetapi biasanya gejala yang paling sering timbul yaitu keringat dingin, tubuh merasa letih dan lemas, perut mual, kepala pusing, sempoyongan, dan tubuh gemetar. Pemberian pendidikan kesehatan tentang penyakit yang sedang dialami menjadi peranan penting bagi tenaga kesehatan yang berada disekitar masyarakat untuk memberikan penyuluhan agar penderita diabetes mellitus mengetahui bagaimana seseorang tersebut mengatasi dengan cepat ketika hipoglikemia itu terjadi, semakin cepat penanganan yang dilakukan maka semakin cepat pula proses hipoglikemia teratasi. Penanganan sederhana yang bisa dilakukan yaitu cukup dengan mengkonsumsi makanan atau minuman yang mudah untuk dicerna oleh lambung contohnya biskuit, jus buah, buah – buahan manis. minuman manis, permen, dan roti. 3.2 Perilaku dalam Mengatasi Hipoglikemia Hasil penelitian mengenai perilaku informan dalam merespon hipoglikemia didapatkan ke -6 informan yang diwawancara memiliki perasaan traumatis. Ke – 6 informan merasa cemas dan trauma jika hipoglikemia itu terulang kembali karena gejala yang ditimbulkan seperti keringat dingin, kepala pusing, badan gemetar, mual, dan lemas. Keadaan tersebut dipersepsikan mereka sebagai suatu gejala
  • 4. Jurnal Keperawatan Bina Husada Studi Fenomenologi : Sikap dan Perilaku pada Penderita Diabetes Mellitus yang... ...Egga Rafika dan Amar Muntaha 4 yang sudah parah karena kondisi tersebut menyebabkan suatu ketidaknyamanan dan perasaan trauma bagi informan yang mengalaminya. Menurut teori perasaan traumatis bisa timbul karena adanya perasaan cemas dan takut yang berlebihan. (Manurung, 2016) Menurut penelitian terkait (Hafan, 2016) mengatakan bahwa penyandang diabetes mellitus akan menghadapi situasi dilematik dimana mereka ddiharuskan memperoleh terapi obat penurun gula darah untuk mengontrol kadar gula darah tetap normal, namun juga menghadapi kekhawatiran akan efek samping dari terapi tersebut yang dapat mengakibatkan komplikasi berupa hipoglikemia. Situasi tersebut akan berdampak secara psikologis yaitu ketakutan akan serangan ulang hipoglikemia yang menciptakan perasaan traumatis bagi penyandang diabetes mellitus. Berdasarakan hasil wawancara, teori, dan penelitian yang terkait maka peneliti memiliki asumsi perasaan trauma yang timbul pada setiap informan bisa dipersepsikan bahwa keadaan tersebut merupakan keadaan yang belum pernah dialami sebelumnya, kurangnya pengetahuan untuk mengatasi kejadian hipoglikemia, sehingga ketika pertama kali merasakan keadaan yang buruk maka tubuh seseorang mempersepsikan kejadian tersebut menjadi kejadian yang menakutkan sehingga terus terbayang dan menimbulkan trauma dan penggunaan obat herbal atau melakukan pengobatan alternatif merupakan tindakan yang bisa dilakukan asalkan seseorang yang mengkonsumsi obat herbal tersebut tahu apa efek samping dan cara penggunaan obat tersebut dengan benar. 3.3 Respon dalam Mengatasi Hipoglikemia Dari hasil wawancara yang dilakukan didapatkan tema respon dalam mengatasi hipoglikemia dengan kategori perubahan pola makan atau pemenuhan gizi dan perubahan pola hidup. Mengenai perubahan pola makan dan pemenuhan gizi didapatkan bahwa ke -6 informan melakukan perubahan pola makan dan pemenuhan gizi, karena perubahan pola makan harus dilakukan untuk menjaga agar kadar gula darah tidak terlampau tinggi ataupun terlampau rendah. Ketika seorang individu menerima suatu penyakit tersebut maka individu itu mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan, misalnya saja mau untuk melakukan perubahan pola hidup yang lebih sehat dan melakukan pemenuhan gizi pada kehidupan sehari – harinya. Berdasarkan teori dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa pola makan nabati yang rendah atau mengkonsumsi sayuran dapat lebih efektif menurunkan berat badan, pengendalian gula darah, dan pengurangan faktor resiko kardiovaskular, terutama kolesterol darah.(Hasdianah, 2012) Sedangkan menurut penelitian terkait (Sumangkut, 2013) beranggapan bahwa pola makan merupakan gambaran mengenai macam-macam, jumlah dan komposisi bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh seseorang. Gaya hidup dengan pola diet yang tinggi lemak, garam, dan gula mengakibatkan masyarakat cenderung mengkonsumsi makanan secara berlebihan. Berdasarakan hasil wawancara, teori, dan penelitian yang terkait maka peneliti memiliki asumsi bahwa pola makan yang buruk bisa mengakibatkan penderita diabetes mellitus mengalami masalah pada kadar gula darah. Oleh sebab itu perubahan pola makan dan pemenuhan gizi yang sehat sangat dianjurkan untuk mengurangi resiko kadar gula darah yang terlampau rendah maupun terlampau tinggi, perubahan pola makan tersebut bisa dilakukan dengan mengatur jadwal makan agar tetap teratur, lalu mengkonsumsi makanan yang rendah gula, sayuran dan buah – buahan serta melakukan latihan fisik atau olahraga sangat baik dilakukan bukan saja untuk penderita diabetes mellitus tetapi bagi setiap orang baik dalam keadaan sehat maupun sakit, selain memberikan manfaat untuk meningkatkan metabolisme tubuh olahraga juga dapat memberikan dampak positif untuk psikologis seseorang karena tubuh yang kuat akan berdampak untuk hati yang sehat. 3.4 Kesadaran Diri untuk Mencegah Hipoglikemia Berdasarkan dari hasil wawancara didapatkan ke – 6 informan memliki kesadaran dalam mencegah agar hipoglikemia tidak timbul kembali, mengontrol gula darah juga dapat dilakukan secara mandiri tanpa harus kepelayanan kesehatan meskipun ada beberapa informan yang tetap percaya dengan pelayanan kesehatan, semua itu dilakukan informan karena sadar akan bahaya hipoglikemia jika tidak mendapatkan penanganan dengan benar. Hal ini sejalan dengan teori yang menjelaskan bahwa kesadaran diri dalam mencegah penyakit bisa berupa usaha – usaha seseorang untuk memelihara dan menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan jika sakit. (Notoadmojo, 2012) Sedangkan menurut penelitian terkait (Hafan, 2016) beranggapan bahwa pengalaman penyandang diabetes mellitus yang pernah mengalami hipoglikemia bisa menimbulkan kesadaran untuk melakukan pencegahan agar kejadian hipoglikemia tidak terulang kembali. Berdasarakan hasil wawancara, teori, dan penelitian yang terkait maka peneliti memiliki asumsi bahwa kesadaran penyandang diabetes melitus dalam mengontrol gula darah berguna sebagai pencegahan agar hipoglikemia tidak terulang kembali, kesadaran tersebut juga tumbuh dari pemahamannya mengenali penyebab hipoglikemia dan perasaan traumatis terhadap serangan pertama yang pernah dialami. Pengalaman tersebut membuat informan sadar akan bahaya hipoglikemia jika tidak mendapatkan penanganan dengan benar. Bayangan akan dampak kematian yang bisa dialami akibat hipoglikemia membuat informan selalu menjaga dan mempersiapkan diri jika hipoglikemia itu akan
  • 5. Jurnal Keperawatan Bina Husada Studi Fenomenologi : Sikap dan Perilaku pada Penderita Diabetes Mellitus yang... ...Egga Rafika dan Amar Muntaha 5 kembali menyerang dikemudian hari. Respon kewaspadaan terhadap episode hipoglikemia dan kemandirian dalam mengatur gaya hidup pribadi. Setelah adanya respon kesadaran diri dalammencegah hipoglikemia timbul harapan penyandang diabetes melitus untuk kembali sembuh. Setiap orang yang sakit pasti memiliki harapan untuk sembuh dan dapat beraktivas seperti biasanya, berbagai cara dilakukan dengan cara menjaga pola makan, mengubah pola hidup agar lebih sehat, hingga mencoba pengobatan herbal. Semua upaya dan usaha yang dilakukan tersebut dilakukan demi tercapainya kondisi tubuh yang sehat. 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sikap dan perilaku yang dilakukan klien diabetes mellitus yang pernah mengalami episode hipoglikemia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 4.1.1Sikap Dalam Merespon Hipoglikemia Sikap dalam merespon hipoglikemia harus didasari dengan pengetahuan terhadap hipoglikemia itu sendiri, mulai dari apa itu hipoglikemia, penyebab bahkan gejala yang akan timbul sebelum hipoglikemia terjadi. Pemahaman informan terhadap penyebab hipoglikemia berbeda-beda walaupun latar belakang pendidikan tinggi tidak menjamin seseorang tidak mengalami hipoglikemia kembali. Dalam menghadapi kondisi hipoglikemia karena dengan menumbuhkan keyakinan yang kuat untuk tetap belajar, mengenali gejala awal hipoglikemia maka kejadian hipoglikemia akan dapat dicegah. Perilaku individu yang tetap tenang dan cekatan dalam mengatasi kejadian hipoglikemia sangat berperan penting dalam penanganan yang cepat dan tepat akan sehingga akan membantu dalam mengatasi hipoglikemia yang dirasakan saat darurat. 4.1.2 Perilaku dalam Merespon Hipoglikemia Beragam perilaku individu dalam merespon hipoglikemia salah satunya adalah perasaan traumatis. Perasaan traumatis merupakan stressor bagi penyandang diabetes mellitus yang pernah memiliki pengalaman hipoglikemia. Perasaan traumatis merupakan suatu perasaan yang menyakitkan, hal ini bisa disebabkan karena ketakutan yang berlebihan menanggapi hipoglikemia yang dianggap ancaman dalam kehidupan. Sehingga menimbulkan pemikiran bagi seseorang yang menderita diabetes mellitus untuk mencari pengobatan alternatif, tujuan pencarian pengobatan alternatif merupakan cara lain untuk mengatasi penyakit yang dialami, pengobatan alternatif atau herbal menjadi pilihan kedua setelah obat yang diberikan oleh dokter jika dirasakan tidak ada pengaruh bagi tubuh, usaha untuk menggunakan pengobatan alternatif dilakukan untuk tercapainya suatu harapan baru bagi informan agar penyakit yang dialami berkurang atau bahkan sembuh total. 4.1.3 Respon dalam Mengatasi Hipoglikemia Respon dalam mengatasi hipoglikemia berawal dari perasaan trauma yang sudah pernah mengalami hipoglikemia hingga timbul respon dari tubuh untuk meningkatkan kebutuhan jasmani dan rohani dengan lebih baik lagi yaitu merubah pola hidup dan asupan gizi seperti sayur dan buah – buahan agar episode hipoglikemia tidak terulang kembali. Selain perubahan pola makan dan asupan gizi yang terpenuhi dilakukan juga perubahan pola hidup karena adanya respon untuk melakukan pencegahan agar hipoglikemia tidak terulang kembali, olahraga atau latihan fisik berguna untuk meningkatkan metabolisme tubuh, menurunkan berat badan, menjaga agar tubuh tetap sehat dan bugar. 4.1.4Kesadaran Diri untuk Mencegah Hipoglikemia Adanya keharusan dalam penanganan yang cepat dan tepat dalam mengatasi hipoglikemia yang dirasakan ketika saat darurat salah satunya deengan cara melakukan kontrol gula darah, penanganan tersebut bisa dilakukan dengan mandiri atau bahkan ke pelayanan kesehatan. Kesadaran untuk melakukan pencegahan hipoglikemia akan muncul setelah penyandang diabetes mellitus mengalami hipoglikemia terlebih dahulu. Setelah itu baru ada kesadaran untuk melakukan perilaku hidup yang sehat dengan keyakinan dan harapan untuk sembuh merupakan sumber koping yang paling utama bagi penyandang diabetes melitus. 4.2 SARAN 4.2.1 Bagi Puskesmas SekipPalembang Diharapakan pihak puskesmas lebih meningkatkan pelayanan dengan memberikan pendidikan kesehatan terhadap pasien diabetes mellitus terutama pasien yang mengalami hipoglikemia, hendaknya dilakukan secara dini sejak pasien terdeteksi diabetes mellitus dan berfokus pada kemandirian dalam mendeteksi dan penanganan hipoglikemia. Serta memberikan media pendukung pendidikan kesehatan lainnya guna untuk membantu pendidikan kesehatan agar dapat meningkatkan derajat kesehatan pasien dan perlu adanya kegiatan atau program terbaru terkait penyakit diabetes mellitus seperti senam diabetik atau pengecekan secara rutin yang dilakukan satu minggu sekali dalam untuk memeriksa kadar gula darah penderita diabetes mellitus agar kadar gula darah terkontrol dan mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia dan hiperglikemia. 4.2.2 Bagi STIK Bina Husada Palembang Diharapkan bagi STIK Bina Husada, untuk memperbanyak referensi buku – buku yang membahas tentang klasifikasi dari diabetes mellitus terutama hipoglikemia. Selain itu, diharapkan juga untuk STIK Bina Husada Palembang agar bisa mengajak mahasiswa dan mahasiswi untuk melakukan pengabdian ke masyarakat dengan mengadakan penyuluhan atau
  • 6. Jurnal Keperawatan Bina Husada Studi Fenomenologi : Sikap dan Perilaku pada Penderita Diabetes Mellitus yang... ...Egga Rafika dan Amar Muntaha 6 pemeriksaan secara dini terkait penyakit diabetes mellitus. 4.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian tentang diabetes mellitus terutama tentang hipoglikemia. Selain itu juga agar peneliti selanjutnya lebih memfokuskan penelitian pada penderita dengan diabetes mellitus yang mengalami hipoglikemia dengan mengangkat tema tentang penatalaksanaan diet pada penderita yang hipoglikemia karena referensi buku cukup banyak membahas tentang tema tersebut dan fenomenologi yang terjadi dimasyarakat cukup menarik untuk dijadikan bahan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Bilous, Rudi MD & Richard Donelly. 2015. Buku Pegangan Diabetes Mellitus Edisi Ke 4. Jakarta : Bumi Medika Dian, Moch.2013. Perilaku Pasien Diabetes Mellitus Dalam Pencegahan Hipoglikemia Di Poli Penyakit Dalam Rsud Dr. Harjono Ponorogo, (Dari http://repository.unej.ac.id. Volume 2 No. 2, diakses 15 Februari 2017). Dinas Kesehatan.(2009). Provil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2013. Data Surveilans Terpadu Penyakit Tidak Menular (PTM) Berbasis Masyarakat Dari Dinas Kesehatan Kota Palembang. Palembang. Ernawati. 2010. Kemampuan Melakukan Penatalaksanaan Hipoglikemia Berdasarkan Karakteristik Dan Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus, (Dari http://eprints.umpo.ac.id. Volume 1 No. 1, diakses 27 Februari 2017 pukul 13:10 WIB). Hafan, Jon Sutawardana, Yulia, Agung Waluyo. 2016. Studi Fenomenologi Pengalaman Penyandang Diabetes Melitus Yang Pernah Mengalami Episode Hipoglikemia di Kota Depok, (dari http://jurnal.unej.ac.id. Volume 1 No. 1, diakses 27 Februari 2017 pukul 10:15 WIB). Hasan, Ali. 2013. Hubungan Antara Penerimaan dan Diri Dengan Optimisme Pada Penderita Diabetes Mellitus Anggota Aktif PERSADIA (Persatuan Diabetes Indonesia) Cabang Surakarta, (dari http://candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id. Volume 2 No. 2, diakses 03 Juli 2017 pukul 20:14 WIB). Hasdianah, H.R. 2012. Mengenal Diabetes Mellitus Pada Orang Dewasa Dan Anak – Anak Dengan Solusi Herbal. Yogjakarta : Nuha Medika. Manurung, Nixon. 2016. Terapi Reminiscene Solusi Pendekatan Sebagai Upaya Tindakan Keperawatan Dalam Menurunkan Stress Dan Depresi.Jakarta : CV. Trans Info Media. Notoadmojo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Padila.2012. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika. Rendy, M.C & Margareth TH. (2012). Asuhan keperawatan Medikal Bedah Penyakit Dalam. Yogjakarta : Nuha Medika. Sumangkut, Sartika, Wenny Supit, Franly Onibala. 2013. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Penyakit Diabetes Melitus Tipe-2 Di Poli Interna Blu.Rsup. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, (dari https://ejournal. unsrat.ac.id. Volume 1 No. 1, diakses 03 Juli 2017 pukul 23:38 WIB). Tandra, Hans. 2014. Strategi Mengalahkan Komplikasi Diabetes Dari Kepala Sampai Kaki. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.