2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
KEMITRAAN LINTAS SEKTOR
1. KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanganan Indonesia
Darurat Narkoba
Jakarta, 4 Februari 2015
Oleh:
DEPUTI BIDANG POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN DAN KEAMANAN
PENANGANAN KONDISI DARURAT NARKOBA MELALUI
SKEMA PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM
PEMBANGUNAN LINTAS SEKTOR
2. OUTLINE PAPARAN
Slide - 2
I. PENDAHULUAN
II. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGANAN
PERMASALAHAN NARKOBA
III. PEMBANGUNAN LINTAS SEKTOR DALAM
PENANGANAN PERMASALAHAN NARKOBA
6. KONDISI UMUM DARURAT NARKOBA
Apabila tidak ada upaya
pencegahan dan
penanggulangan,
diproyeksikan pada akhir
tahun 2019 akan mencapat
angka sebesar 4,9 persen
setara dengan 7,4 juta orang.
Sementara dari aspek
penegakan hukum, pada tahun
2013 jumlah penghuni lapas
Indonesia sebanyak 159.882
orang, sekitar 60 persen
(95.000 orang) adalah
penyalahguna/pencandu
narkoba.
Menurut amanat UU No.
35/2009, pemerintah
berkewajiban melakukan
rehabilitasi korban
penyalahgunaan/pecandu
narkoba.
7. • 2025: Diperkirakan GDP negara-negara kawasan Asia berkontribusi 60% terhadap GDP dunia
• Kontribusi tertinggi adalah China dan India masing-masing 30% dan 12,5% tehadap GDP dunia.
TINGKAT PERTUMBUHAN GDP NEGARA-NEGARA ASIA TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI ASIA TERHADAP DUNIA
THE RISE OF ASIA
8. GROWING CONSUMER MARKETS OF ASIA
Australia memandang Asia sebagai “peluang” dalam segala bidang (a.l kesehatan, pendidikan, perdagangan dan
sosial budaya), karena jumlah penduduk dalam middle income class di Asia adalah 60% dari total middle income
class dunia di 2030.
• Middle income class Asia meningkat 6x lipat 525 juta orang (2009) menjadi 3,23 milyar orang (2030)
9. KONTEKS: MENUJU INDONESIA EMAS 2045?
• Bonus Demografi (BD) dimulai sejak 2012, titik terendah rasio
ketergantungan terjadi 2028-2031.
• Potensi BD: meningkatnya angkatan kerja usia produktif,
disertai tabungan masyarakat sumber pertumbuhan
ekonomi.
BD tidak otomatis,
harus ada kebijakan
tepat, terutama:
– Peningkatan
kesehatan
– Pendidikan dan
pengembangan
keterampilan
– Pengendalian laju
pertumbuhan (KB)
– Kebijakan ekonomi
yang mendukung
fleksibilitas tenaga
kerja dan pasar,
keterbukaan
perdagangan dan
saving
SDM yang
produktif dan
bebas dari
pengaruh narkoba
11. NAWACITA BIDANG
PEMBERANTASAN NARKOBA
NAWACITA 4:
“Kami akan menolak Negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat dan terpercaya. Kami akan memprioritaskan … Pemberantasan narkoba dan psikotropika ….”
AGENDA STRATEGIS BERDAULAT DI BIDANG POLITIK 11:
“Kami berkomitmen untuk mewujudkan sistem dan penegakan hukum yang berkeadilan”
v. Kami akan mendorong Badan Narkotika Nasional (BNN) perlu lebih memfokuskan operasi pemberantasan
Narkoba dan Psikotropika, terutama pada sumber-sumber; pada produsen dan transaksi bahan baku
narkoba dan psikotropika nasional maupun transnasional.
w. Kami berkomitmen untuk mendukung upaya program percepatan misi Indonesia bebas Narkoba dengan
sosialisasi bahaya narkoba kepada masyarakat umum harus dilakukan secara terus menerus, dan perlu
dimasukkan ke dalam kurikulum pengetahuan siswa sejak Sekolah Dasar sampai dengan mahasiswa.
x. Kami akan menyiapkan sarana dan anggaran yang memadai bagi rehabilitasi pengguna Narkoba dan
psikotropika.
12. ISU STRATEGIS BIDANG HANKAM 2015-2019
ALUTSISTA TNI , ALMATSUS-POLRI DAN PEMBERDAYAAN INDUSTRI PERTAHANAN
KESEJAHTERAAN DAN PROFESIONALISME PRAJURIT
PROFESIONALISME POLRI
INTELIJEN DAN KONTRA INTELIJEN
GANGGUAN KEAMANAN LAUT DAN PELANGGARAN HUKUM LAUT DI WILAYAH
PERBATASAN DARAT
PREVALENSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA
SISTEM KEAMANAN NASIONAL YANG INTEGRATIF
12
ISU STRATEGIS: PENINGKATAN KAPASITAS PERTAHANAN DAN STABILITAS KEAMANAN
NASIONAL
SUB
ISU
STRATEGIS
SASARAN
Menguatnya
pencegahan dan
penanggulangan
penyalahgunaan
narkoba
13. ARAH KEBIJAKAN PREVALENSI
PENYALAHGUNAAN NARKOBA
1.Mengintensifkan upaya sosialisasi bahaya narkoba
(demand side);
2.Meningkatkan upaya terapi dan rehabilitasi korban
penyalahguna narkoba (demand side);
3.Meningkatkan efektifitas pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (supply
side).
14. STRATEGI/KEBIJAKAN POKOK PREVALENSI
PENYALAHGUNAAN NARKOBA
1.Optimalisasi pelaksanaan P4GN di daerah;
2.Pelibatan lembaga pemerintah dan seluruh komponen
masyarakat dalam P4GN;
3.Penyebarluasan informasi tentang bahaya narkoba
melalui berbagai media;
4.Penguatan lembaga rehabilitasi pecandu dan korban
penyalahgunaan narkoba;
5.Penegakan hukum kejahatan narkoba.
15. KELUARAN POKOK PREVALENSI
PENYALAHGUNAAN NARKOBA
1) Pelaksanaan P4GN di daerah
2) Pembinaan lingkungan bersih narkoba di lembaga pemerintah dan
masyarakat
3) Peningkatan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap
bahaya narkoba
4) Penguatan lembaga rehabilitasi instansi pemerintah
5) Peningkatan layanan rehabilitasi pecandu dan korban
penyalahgunaan narkoba
6) Pengungkapan jaringan sindikat tindak pidana narkoba
7) Laju peningkatan prevalensi penyalahgunaan narkoba sebesar 0.05%
per tahun
16. KEGIATAN PRIORITAS P4GN
Bappenas mengalokasikan pagu indikatif kepada BNN sebesar: Rp. 3,7
Trilyun*) selama 5 tahun ke depan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
prioritas P4GN, diantaranya adalah :
1) Pelaksanaan dan Peningkatan Kapasitas P4GN di Daerah
2) Pelaksanaan Intelijen Berbasis Teknologi
3) Pelaksanaan Interdiksi Wilayah Udara, Laut, Darat, dan Lintas Darat
4) Penguatan Lembaga Rehabilitasi Instansi Pemerintah
5) Pelaksanaan Rehabilitasi Penyalah Guna dan/atau Pecandu Narkoba
*) Di luar komponen belanja 001 (Belanja Pegawai) dan 002 (Belanja Barang Penyelenggaraan Satker)
18. LOGICAL FRAME
“Indonesia Darurat Narkoba”
Pidato Presiden dalam
Musrenbangnas Penyusunan
RPJMN 2015-2019
• Prioritas Pemerintahan
Presiden Joko Widodo
• Prioritas Bidang Hankam
dalam RPJMN 2015-2019
A. Penanganan Lintas Sektor
B. Mainstreaming
Pembangunan Berwawasan Anti-Narkoba
Pemberantasan
Keamanan dan
Penegakan Hukum
Pencegahan
Pendidikan dan Kebudayaan,
Kepemudaan, Agama,
Badan POM dll
19. A.PENANGANAN LINTAS SEKTOR
BAPPENAS :
KOORDINASI
PERENCANAAN
MENKO : KOORDINASI
PELAKSANAAN
Indonesia
Darurat
Narkoba
Sosialisasi
Bahaya
Narkoba
Pemberantasan
Narkoba
Rehabilitasi
Pecandu &
Penyalahguna
Narkoba
Internal
(Aparatur
Bebas
Narkoba)
Eksternal
(Masyrakat
Bebas Narkoba)
• BNN
• Kemkominfo
• Kemendagri
• Pemda
• Kemdikdasmenbud
• Kemristekdikti
• Kemenpora
• K/L dan komponen
masyarakat lainnya.
Kurikulum
SD-PT
• BNN
• POLRI
• MA
• Kemenkumham
• Kejaksaan
• Badan POM
• Kemkumham
Assessment
Rutan/
Lapas
• BNN
• Kemsos
• Kemkes
• Pemda
• Pusat Rehabilitasi
Komponen
Masyarakat
• Seluruh K/L dan
Pemda
UU No. 35/2009
Fokus pada sumber dan
produsen serta transaksi
narkoba
Rehabilitasi Sosial
Rehabilitasi Medis:
Peningkatan mutu
dan akses
pelayanan
kesehatan
Partisipasi
kader pemuda
dalam
pengembangan
ketahanan
nasional
Pengawasan narkotika,
psikotropika, prekursor
dan zat adiktif
20. B. PENGARUSUTAMAAN
Memasukkan
“PembangunanBerwawasan
Anti-Narkoba”
Sebagai salah satu program
tematik dalam skema
Pertemuan Tiga Pihak ?
(Penyusunan Perencanaan
Pembangunan / RKP)
Pengadaan tes
penggunaan
narkoba secara
berkala di
lingkungan K/L
Information-
sharing dan
advokasi tentang
P4GNdi
lingkungan K/L
Usulan Kegiatan,
antara lain:
21. PERAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
BNN
KEMENKOPOLHUKAM
Komunikasi
Koordinasi
K/L DALAM KEMITRAAN LINTAS SEKTOR