3. PROGRAM PRIORITAS
Peneguhan paham dan ideologi Sertifikasi Amil, Baitul Arqom, Darul
Aqrom, dan pengkaderan fungsional
Diseminasi Islam berkemajuan Sinergi dan Kolaborasi Bersama MLO
Gerakan Jamaan & Dakwah Jamaah Inovasi Sosial berbasis Pengembangan
Kawasan
Dakwah Inklusif, lintas generasi dan kaum
muda
Edukasi sadar ZISKA
Reformasi sistem organisasi dan
digitalisasi
1.Pemisahan secara tegas antara Lazismu
sebagai Laznas dan Lazis sebagai UPP;
2. Optimalisasi teknologi digital
Internasionalisasi Memperkuat kemitraan dengan Lembaga
Internasional
OPERASIONALISASI ISLAM BERKEMAJUAN
4. FOKUS GERAKAN AMIL KELEMBAGAAN
DAKWAH Peningkatan Kapasitas Amil
terintegrasi dengan sistem
pengkaderan Muhammadiyah
Sosialisasi sadar ZISKA melalui
Masjid, jaringan, dan jamaah
Muhammadiyah
TAJDID Mendorong perubahan perilaku
ZISKA Muhammadiyah secara
kolektif dan komprehensif
Kebijakan Muhammadiyah untuk
mendukung pengelolaan ZISKA
melalui LAZISMU
ILMU Akselerasi Sertifikasi Amil Digitalisasi untuk mewujudkan Big
Data LAZISMU
AMAL Perencanaan, penghimpunan,
pengelolaan, pendayagunaan dan
pendistribusian sesuai syariah dan
amanah regulasi
Penguatan tata Kelola ZISKA yang
berkemajuan
OPERASIONALISASI ISLAM BERKEMAJUAN
6. TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR 48 MUHAMMADIYAH
PROGRAM PENGEMBANGAN
SISTEM GERAKAN Peningkatan kesadaran berzakat dan berderma
Standarisasi administrasi
Optimalisasi Penggunaan Teknologi digital
Peningkatan Kapasitas Amil
Pencapaian SDG’s
ORGANISASI KEPEMIMPINAN Peningkatan Budaya Organisasi dan Tata Kelola
SIM ZISKA Terintegrasi
JARINGAN Kemitraan nasional, regional, dan internasional
SUMBER DAYA Peningkatan mutu dan profesionalisme SDA
AKSI PELAYANAN Produktivitas pemanfaatan ZISKA melalui 6 pilar program
11. MATRIKS PP MUHAMMADIYAH
FUNDRAISING
Jumlah Muzaki dan Donatur
Jumlah Penghimpunan dana ZIS
Jumlah Database Muzaki
Jumlah Database Mustahik
Jumlah Mitra Kerjasama
Jumlah Perjanjian (MoU/MoA)
PENDAYAGUNAAN & PENDISTRIBUSIAN
Lokasi Inovasi Sosial
Persentase Pertalian umat terhadap LAZISMU
Jumlah Penyaluran
Persentase pemanfaatan dana ZIS dalam 6 pilar
Jumlah asset produktif dikelola ZIS
Penanganan layanan kemanusiaan Internasional
Mitra MLO
Mitra Eksternal Muhammadiyah
12. MATRIKS PP MUHAMMADIYAH
KELEMBAGAAN DAN SUMBER DAYA AMIL
Tingkat Kepuasan Layanan
Jumlah Lokasi Kantor Layanan
Jumlah Sertifikasi Keahlian
Jumlah Sertifikasi Sumber Daya Amil
Persentase Kelengkapan infrastruktur
manajemen LAZISMU
Persentase Kepuasan Kinera dan rekognisi
Kepemimpinan
Tingkat Pencapaian Kepuasan Layanan
Tingkat Pencapaian target layanan LAZISMU
Peningkatan kapasitas Pemahaman Amil
tentang SDG’s
AUDIT KEPATUHAN
Audit Laporan Keuangan
Sistem Keuangan LAZISMU yang terintegrasi
DIGITALISASI
Integrasi Sistem informasi
Persentase pengembangan standar SIM ZIS
Rata-rata penggunaan standar SIM ZIS
Ketersediaan sistem informasi lazismu yang
terintegrasi
Pengembangan Big Data
13. OUTPUT RAKERNAS
1. Lokasi Program Inovasi Sosial berbasis Pengembangan
Kawasan di setiap wilayah
2. Kenaikan perolehan dana ZISKA
3. Kenaikan jumlah Muzaki dan Donatur
4. Kenaikan jumlah Amil bersertifikat
5. Kenaikan jumlah kantor dan kantor mengikuti Audit
6. Kenaikan jumlah penerima manfaat
7. Program yang berdampak, terukur, dan berkelanjutan
8. Peningkatan kapasitas pemahaman amil tentang SDG’s
14. INOVASI SOSIAL UNTUK PENCAPAIAN SDG’S
DEFINISI
Pendekatan sosial untuk memperluas kesejahteraan masyarakat dalam mengatasi
berbagai masalah sosial yang berdampak, terukur dan berkesinambungan.
TUJUAN
Memperkuat Daya Pikir Amil Untuk Menemukan Solusi-solusi Baru.
Meningkatkan kreativitas Amil dalam menyelesaikan masalah dengan cara baru yang
lebih efektif
Memproduksi inovator-inovator muda
Memperluas kemitraan
Memperkuat basis kewilayahan dalam melakukan perubahan
18. INOVASI SOSIAL BERBASIS PENGEMBANGAN KAWASAN
PELIBATAN MAJELIS, LEMBAGA, ORTOM, PENERIMA MANFAAT, DAN MITRA EKSTERNAL
(dalam penyaluran dan penghimpunan)
19. KAMPUNG BERKEMAJUAN
Kampung Berkemajuan adalah program pemberdayaan
masyarakat yang melibatkan partisipasi warga melalui
aktivasi kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan,
ekonomi, dakwah sosial, kemanusiaan, dan lingkungan
sesuai dengan potensinya masing-masing.
Program ini dilaksanakan bekerjasama dengan Majelis,
Lembaga dan Ortom di Muhammadiyah, Masyarakat
penerima manfaat, serta Mitra-mitra Eksternal.
Pendekatan partisipatoris dilakukan untuk menjawab
masalah kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat agar tujuan pemberdayan melalui gerakan
ZISKA dapat tercapai.
Dalam pelaksanaanya melibatkan para pemangku
kepentingan (stakeholders) sehingga akses pendampingan
dapat menyentuh persoalan yang dirasakan masyarakat
yang perlu perhatian dan konsentrasi semua pihak.
“Berdampak, terukur, dan
berkelanjutan”.
24. OPTIMALISASI DANA ZAKAT
merealisasikan target
penghimpunan dana
zakat yang telah
direncanakan
optimalisasi
penghimpunan dana
zakat agar dapat
mencapai visi dan misi
yang ada di LAZISMU
optimalisasi penghimpunan dana
zakat yang dilakukan LAZISMU
memiliki tujuan yang ingin dicapai
yaitu guna menjalankan program-
program penditribusian yang telah
direncanakan yang harus segera
direalisasikan
Optimalisasi penghimpunan
dana zakat LAZISMU
agar dapat lebih banyak
membantu masyarakat
Optimalisasi : suatu usaha, proses atau kegiatan yang
diarahkan untuk mendapat pencapaian atau hasil yang terbaik
25. PROSES OPTIMALISASI PENGHIMPUNAN DANA ZAKAT
1. Analisis kebutuhan : meliputi keseuaian dengan syariat, laporan dan pertanggung
jawaban, manfaat bagi kesejahteran umat, pelayanan yang berkulaitas,
silahturahmi dan komunikasi.
2. Segmentasi muzakki : menentukan calon muzakki (orang muhammadiyah,
simpatisan muhammadiyah, dan orang-orang di luar Muhammadiyah atau
masyarakat umum.
3. Identifikasi Calon Muzakki : dengan memanfaatkan relasi para amil, dapatkan data
calon muzakki yang sudah wajib membayar zakat kemudian disosialisasikan, ajak
orang diluar muhammadiyah membayar zakat secara masif.
4. Produk : menawarkan produk yang dimiliki LAZISMU guna memudahkan muzakki
membayarkan zakatnya. (menawarkan produk penghimpunan LAZISMU dengan
menawarkan beberapa sistem pembayaran zakat seperti, jemput zakat dengan
mendatangi rumah muzakki atau dapat juga melalui transfer serta dapat juga
membayarkan zakatnya langsung ke kantor LAZISMU).
26. Strategi Penghimpunan Dana Zakat LAZISMU
1. Analisis Lingkungan : analisis lingkungan bertujuan mengetahui gambaran tentang
keadaan LAZISMU dengan tujuan memantau lingkungan LAZISMU Banyumas karena
dapat mempengaruhi pencapaiaan tujuan yang ingin dicapai
27. Strategi Penghimpunan Dana Zakat LAZISMU
2. Formulasi Strategi: Sosialisasi, layanan konter di kantor LAZISMU
dan Kantor Layanan, layanan transfer dan QR (Quick Response) dengan
dukungan media, layanan jemput donasi, dan melakukan Maintenance
kepada para muzakki
28. Strategi Penghimpunan Dana Zakat LAZISMU
3. Implementasi strategi
a) Sosialisasi : Sosialisasi merupakan pengimplementasian dari strategi fundraising
dialogue fundraising yaitu dimana dalam menjalankan strategi ini melibatkan
langsung calon muzakki dalam suatu percakapan atau dengan bertemu
langsung dengan calon muzakki. Sosialisasi yang dilakukan LAZISMU dengan
melakukan presentasi kepada instansi, amal usaha Muhammadiyah, dan jamaah
pengajian. dengan dilaksanakannya sosisalisasi kepada para calon muzakki
diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai zakat serta dapat
menumbuhkan keinginana calon muzakki untuk membayarkan zakat dan agar
menarik calon muzakki
b) Direct Mail : dalam mendapatkan muzakki biasanya menggunakan pengiriman
surat langsung kepada calon muzakki, dalam surat sebenarnya berisi mengenai
kesediaan untuk menjadi donatur zakat, infak, dan sedekah.
c) Pembayaran Langsung ke Kantor LAZISMU : metode pembayaran dana zakat
yang di tawarkan dengan cara pembayaran dana zakat secara langsung ke
kantor LAZISMU
29. Strategi Penghimpunan Dana Zakat LAZISMU
3. Implementasi strategi
d) Jemput Donasi : Strategi jemput donasi adalah bagian dari strategi dialogue
fundraising yaitu strategi door to door dimana zakat dihimpun di alamat
muzakki atau KL
e) Pembentukan Kantor Layanan LAZISMU (KL) : Pembentukan kantor layanan
LAZISMU merupakan bentuk implementasi dari strategi community fundraising
dimana dalam proses penghimpunan dana melibatkan partisipasi dari satu atau
lebih komunitas yang memiliki tujuan sama yaitu menyalurkan donasi melalui
organisasi pelayanan sosial.