SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
SAFE WORKING PRACTICES FOR
SEAFARERS
(Tata Cara dan Prosedur Keselamatan
Bekerja dilaut)
Instruktur : Moch. Zainuddin M.Mar E
Outline:
1. SAFETY
RESPONSIBILITIES/SHIPBOARD
MANAGEMENT
1.1 IDENTIFIKASI HAZARDS
1.2 PENGECEKAN KESEHATAN
1.3 TANGGUNG JAWAB KESELAMATAN
1.4 PERALATAN PERLINDUNGAN PERSONAL
1.5 SAFETY SIGNS
1.6 MEANS OF ACCESS AND SAFE
MOVEMENT
1.7 WORK EQUIPMENT
2. PERSONAL HEALTH AND SAFETY
2.1 PERSONAL HEALTH AND SAFETY
2.2 FIRE PRECAUTIONS
2.3 EMERGENCY PROCEDURES
2.4 SECURITY ON BOARD
2.5 LIVING ON BOARD
2.6 SAFE MOVEMENT
2.7 FOOD PREPARATION AND HANDLING
3. WORK ACTIVITIES
3.1 SAFE SYSTEMS OF WORK
3.2 PERMIT TO WORK SYSTEMS
3.3 ENTERING ENCLOSED OR
CONFINED SPACES
3.4 BOARDING ARRANGEMENTS
3.5 MANUAL HANDLING
3.6 USE OF WORK EQUIPMENT
3.7 ANCHORING, MOORING AND
TOWING OPERATIONS.
3.8 HATCH COVERS AND ACCESS LIDS
3.9 HAZARDOUS SUBSTANCES
3.10 USE OF SAFETY SIGNS
4. SPECIALIST SHIPS
4.1 DRY CARGO SHIPS
4.2 TANKERS AND OTHER SHIPS
CARRYING BULK LIQUID
CARGOES
4.3 SHIPS SERVING OFFSHORE
OIL AND GAS INSTALLATIONS
4.4 SPECIALIST SHIPS – RO-RO
FERRIES
1. SAFETY RESPONSIBILITIES/SHIPBOARD MANAGEMENT
Definisi Hazards:
 Nyata dan berpotensi
 Bersifat psikis, biologis dan
perilaku (kelelahan, shock,
alcohol dan obat-obatan)
 Dapat terjadi didalam/diluar
tempat bekerja
1.1 Identifikasi Bahan Berbahaya (Hazard)
Contoh Identifikasi Hazards :
1. Background – Apakah hazards ini signifikan? Kenapa?
2. Pengurangan hazards – Apakah hazards ini bias
dihilangkan? Bagimana caranya?
3. Isolasi – Bagaimana melokalisasi/mengisolasi hazards
ini? Bagaimana caranya?
4. Meminimalisasi – Tahap apa saja yang bias dilakukan
untuk meminimalisasi hazards? Peralatan? Baju
pelindung?
5. Review dan monitoring – bagaimana memonitor
karyawan yang terekspos hazards? Contol sukses
yang digunakan?
6. Kesimpulan
Kategori Hazards:
 Hazards mekanik
 Hazards elektrik
 Hazards fisik
 Radiasi
 Substansi
 Api dan ledakan
Contoh efek berbahaya dari Hazards:
 Luka terpotong
 Luka fisik, lebam
 Iritasi mata dari debu
 Sakit kepala
 Rasa sakit yang menimbulkan
ketidaknyamanan sementara
 Disfungsi organ permanen : kanker,
gangguan pendengaran dan penglihatan,
infeksi kulit, dsb
 Amputasi
Faktor Penilaian Hazards:
 Jumlah personel terimbas efeknya
 Seberapa sering dan durasinya
 Efek kekurangan energy dan suplai air
 Efek kesalahan komponen mesin dan
alat-alat keselamatan
 Perlindungan diri pribadi dan
kelemahan2nya
 Kemungkinan dari tindakaan kurang
aman yang dilakukan personel :
 tidak tau tentang hazards
 tidak memiliki pengetahuan
 keterbatasan fisik
 Sikap menyepelekan
Penilaian
berdasarkan
kondisi
sekitar
Berbahaya Sangat Berbahaya
Sangat tidak
mungkin
Resiko bisa
ditoleransi
Resiko sedang
Tidak mungkin Resiko sedang Resiko tinggi
Kemungkinan
Tinggi
Resiko tinggi Tidak dapat
ditoleransi
Definisi: “Mengidentifikasi gejala awal dari penyakit yang disebabkan oleh
hazards sehingga akibat lebih lanjut dapat segera dicegah.”
1.2 Pengecekan Kesehatan (Health Surveillance)
Praktek Pengecekan kesehatan:
Inspeksi gejala yang telah
terdeteksi, misalnya: kerusakan
kulit karena kurangnya training
dan pengalaman
Pertanyaan2 mengenai gejala
Pengecekan pendengaran
(Audiometry)
Medical Examination/ company
health check
Pengecekan darah dan atau
urin.
Pengecekan medis yang harus dilakukan
oleh dokter/ praktisi medis, antara lain:
 Aktivitas kerja yang menyebabkan sakit
 Penyakit yang teridentifikasi disebabkan
oleh aktivitas kerja
 Metode pengecekan untuk penemuan
gejala awal penyakit
 Kemungkinan terjadinya penyakit akibat
aktivitas kerja tertenty
 Pengecekan semata-mata untuk
melindungi kesehatan karyawan
Kewajiban pihak perusahaan:
 Identifikasi hazards seccara sistematis
 Mengurangi, meminimalisasi dan mengisolasi
hazards
 Memberlakukan prosedur emergensi
 Menyediakan pakaian dan peralatan
keselamatan
 Menyediakan informasi keselamatan, training
dan supervisi
 Meregister setiap peristiwa/kecelakaan
 Melaporkan kepada pihak yang berwenang bila
menemukan hazards
 Mengontrol kesehatan karyawan dan
memastikan lingkungan kerja yang aman
1.3 Tanggung Jawab untuk Keselamatan
Kewajiban Crew :
 memastikan kondisi kesehatan sendiri dan orang lain
 Mempergunakan peralatan dan pakaian keselamatan
 Tidak melakukan hal berbahaya
 Tidak membuat situasi menjadi berbahaya
 Segera melaporkan kepada manajer bila mengetahui
adanya hazards
 Familiar dan dapat mengikuti prosedur gawat darurat
 Melaporkan penyakit, kejadian atau kecelakaan akibat
aktivitas kerja
 Mengikuti aturan dan larangan
 Menolak melakukan pekerjaan yang membahayakan
1.4 Peralatan Perlindungan Personal
Tipe Contoh
Pelindung kepala Helm, topi
Pelindung telinga Ear muff, ear plug
Pelindung wajah dan mata Masker wajah, kaca mata,
kaca mata air
Pelindung pernafasan Masker debu, alat bantu
pernafasan
Pelindung tangan dan kaki Sarung tangan, sepatu, boots
Pelindung badan Jaket, celemek, pakaian
dengan warna mencolok
Pelindung dari tenggelam Lifejackets, pelampung
Pelindung dari hipotermia Anti-exposure suit, baju
kedap air
Tanda-tanda peringatan meliputi:
 Hazards warning
 Harus mudah dimengerti oleh
siapapun walaupun dengan kru
multietnis
 Simbol berkaitan dengan
keselamatan hidup harus
menuruti aturan internasional
1.5 Safety Signs
Pihak Perusahaan bertugas:
 Memastikan tanda peringatan ada di tempat
yang benar
 Memastikan tanda peringatan mudah
dimengerti
Crew berkewajiban untuk:
 Memastikan bahwa mereka benar2benar
mengerti arti tanda tsb
 Mengerti arti coding dan warna dalam coding
system
 Bila kurang mengerti, crew harus melapor
kepada supervisor/ perusahaan
 Extra perhatian apabila: WARNA digunakan
untuk pengidentifikasian
Akses?
 Akses antara kapal dan shore, juga antara sesama kapal
harus tersedia
 Peralatan untuk akses harus tersedia di posisi yang
mudah diraih dengan penempatan yang sesuai untuk
keselamatan
 Tangga portable harus tersedia
Tangga dari tali hanya digunakan untuk kapal dengan high
free board atau low free board, atau antara kapal dengan
boat bila tidak ada upaya yang lebih aman bisa dilakukan
 Pelampung dengan lampu otomatis, juga harus memiliki
pengait sebagai akses untuk menuju onboard kapal.
 Jaring penyelamat harus tersedia dengan jumlah dan
ukuran yang memadai
1.6 Akses dan Pergerakan yang Aman
Hal-hal yang harus dipastikan Mualim/Master:
• Segala tangga, kerekan dan peralatannya telah
tersimpan dengan sesuai dan diinspeksi secara
teratur
• Semua tangga dan kerekan hanya digunakan
untuk embarkasi dan disembarkasi
navigator/master/ orang lain yang resmi saat
kapal berlabuh atau meninggalkan pelabuhan
• Tali temali tangga dan pengaitnya harus
disupervisi oleh officer yang telah ditunjuk
untuk berkomunikasi dengan jembatan navigasi
• Semua perlengkapan harus sudah diuji coba
terlebih dahulu
“Akses yang tersedia dan terjaga untuk menuju ke
suatu tempat di kapal yang dirasa aman, termasuk
area akomodasi dan tempat bekerja normal.”
 Semua permukaan deck yang digunakan untuk
transit dan jalan lewat, juga tangga harus dipelihara
dan dihindarkan dari bahan2 yang membuat orang
tersandung atau jatuh
 Area untuk load/unload kargo harus mendapat
penerangan yang cukup
 Ada tanda peringatan yang permanan dipasang di
kapal, Nampak jelas, terbaca dan tertulis dalam
Bahasa yang baik.
 Space yang terbuka dan menuju ke tempat
berbahaya harus terpagar dengan desain dan
konstruksi yang kuat
 Semua tangga harus kuat dengan material yang
aman, bebas dari kerusakan paten dan dipelihara
dengan baik
 Pegangan tangan harus tersedia di semua landing
place dari sebuah tangga permanen.
Pergerakan yang Aman
Jalan masuk ke tempat berbahaya:
Dangerous space is:
Tempat yang terisolasi yang dapat dilihat
sebelumnya dan diketahui bahwa
lingkungan didalamnya mengandung racun
atau gas yang mudah meledak, kurang
oksigen yang pada level tertentu dapat
membahayakan kesehatan dan kehidupan
bagi orang yang memasukinya.
 Master harus memastikan semua
tempat berbahaya tidak dapat diakses oleh
orang yang tidak berkepentingan
 Prosedur memasuki tempat berbahaya
harus jelas
 Master harus memastikan siapa saja yg
bisa memasuki tempat tersebut
2. PERSONAL HEALTH AND SAFETY
Prosedur darurat dan persiapan terhadap api.
Penyebab umum api onboard:
• Konslet listrik dan sirkuit
• Pembuangan rokok yang ceroboh
• Pembakaran dari kotoran terkontaminasi oli
• Tempat penyimpanan barang bekas
• Kebocoran minyak atau oli di ruang mesin
• Overheating minyak saat memasak
• Menyeterika dengan ceroboh
• Metode pengeringan baju yang salah
Semua personel harus mendapat training tentang:
Teknik untuk mempertahankan diri
Mencegah dan memadamkan api
Dasar-dasar pertolongan pertama
Keamanan pribadi dan tanggung jawab sosial
Rumah tangga kapal yang baik:
• Tempat menyimpan/gudang yang memadai
• Pintu yang aman
• Penerangan yang memadai
• Mengurangi overload dari sirkuit listik,
terutama di kabin
• Tanda-tanda yang mudah dibaca
• Pengaturan tentang pembuangan sampah,
pemisahan sampah organic dan non organic
• Hanya personel bersertifikat bisa
mengoperasikan incinerator dan compactor
Setiap personel harus:
 Memperhatikan kebersihan diri
 Menu makan yang sehat
 Cukup istirahat
 Olahraga teratur
 Menghindari kelebihan alcohol dan tembakau
 Segera merespon luka/penyakit
 Menjaga kebersihan baju bekerja dan pelindung
 Memiliki baju yang cukup untuk bekerja dan
menyesuaikan iklim cuaca
 Tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang
Health and Hygiene
(Kesehatan dan Higienitas)
Kebakaran
 Peralatan pemadam kebakaran harus ada ditempat yang
mudah dijangkau, jalan lewat atau emergency exits
 Tindakan pemadaman api harus cepat
 Alarm harus berfungsi dan komunikasi keluar harus segera
dilakukan
 Bila kapal berada di pelabuhan, pemadam kebakaran harus
dipanggil
 Alat pemadam yang berbeda digunakan untuk tipe api yang
berbeda
Pemadam menggunakan air tidak boleh membutuhkan oli
atau listrik
 Ventilasi harus tertutup untuk mengurangi udara
 Semua jalur minyak harus terisolasi
 Bahan yang mudah meledak harus dijauhkan dari api
 Semua personel harus menggunakan masker dan
menghindari api
 Melarikan diri dengan merangkak mungkin dilakukan
 Personnel dilarang memasuki tempat api tanpa proteksi
Prosedur gawat darurat
Fire drills (Latihan
kebakaran)
 Personel kapal mesin memulai pompa api
dan melihat tekanan penuh
 Pompa emergency diluar ruang mesin
juga diaktifkan, semua kru harus tau
prosedur penggunaan emergency pump
 Api dikirim ke tempat yang diinginkan
untuk latihan, dimana semua peralatan
pelindung sudah siap
 Tempat latihan sebaiknya sering berganti-
ganti
 Jumlah selang2 untuk latihan ini harus
tersebar baik
 Pelatihan biasa diperpanjang untuk
mengetes remote control kipas, fuel pump,
fuel tank valves, isolasi alat-alat listrik, dll.
Other drills (Pelatihan lain2):
 Latihan penyelamatan dengan sekoci
 Pelatihan menyelamatkan diri dari tempat
berbahaya
 Pelatihan mengamankan diri dari zat-zat
berbahaya yang tumpah atau meledak
 Pelatihan pertolongan korban tidak sadar
Hal yang perlu diperhatikan:
o Kesehatan dan higienitas
o Bekerja di iklim yang sangat panas
o Seragam bekerja yang tepat
o Kebersihan lingkungan kapal
o Bahan-bahan yang membahayakan
 asbes, debu, asap rokok
o Luka-luka yang sering ditemui:
 Luka di tangan dan kaki
 Iritasi mata
 Luka di kepala
 Luka karena terpotong
 Rokok
 Luka bakar
 Terkilir
 Luka karena sengatan listrik
Kehidupan di atas kapal
Pergerakan yang aman (SAFE MOVEMENT)
• Kemungkinan terselip/tersandung  pipa dan frames
• Selalu waspada akan kemungkinan gerakan kapal yang
dahsyat tiba-tiba
• Gunakan alas kaki yang aman, bila memakai boots,
harap berhati2 di tangga
• Dilarang berayun atau melompat dari tangga
• Deck harus tertutup bila tidak dipakai, pagar harus
diberdirikan dan warning sign harus nyala apabila
pagar terbuka
• Tumpahan minyak, sabun dan butiran2 harus segera
dibersihkan
• Lantai licin karena salju, atau es harus dibersihkan
dengan cermat
• Sampah harus segera dibuang
• Kawat dan tali temali harus diikat dengn rapi
• Tali penyelamat harus dikaitkan dengan aman
diseberang deck yang tebuka terutama saat cuaca
buruk
• Tangga harus selalu dalam kondisi baik, juga pintu
kedap air
• Tidak menghalangi akses pemadam api, dan pintu
keluar darurat
Penyimpanan makanan :
 Harus aman dari serangan jamur dan bakteri
 Makanan beku harus di defrost (sesuai suhu
ruang)
 Makanan yang telah di defrost tidak
dibekukan lagi
 Makanan mentah harus dipisahkan dari
makanan jadi
 Kurangi resiko kross kontaminasi
 Makanan mentah diletakkan dibagian bawah
pendingin, untuk mengurangi tetesan
 Makanan sebaiknya ditutup untuk
menghindari kekeringan, kontaminasi dan
penyerapan bau.
FOOD PREPARATION AND HANDLING
Kompor, perebus, deep-fat fryer
(penggorengan)
• Prosedur dari manufaktur harus diikuti
• Bagian catering tidak diperkenankan memperbaiki
peralatan dapur sendiri, harus melapor
• Peralatan rusak dilarang utntuk digunakan
• Penggunaan air di dapur harus steril
• Saat semua peralatan dapur dimatikan, semua alat2
elektronik juga harus dimatikan
• Pot dan pan tidak diisi dengan cairan dengan
volume besar yang pada saat kapal bergoyang
dapat tumpah
• Semua staff catering harus menghindari resiko
terbakar karena permukaan panas karena penyajian
makanan, steamer atau panci yang miring
• Lap atau sarung tangan memasak harus tersedia
untuk menangani masakan panas
• Tidak ada yang boleh berada di dekat oven panas
yang terbuka
• Supply tekanan untuk pemasak bertekanan dan
boiler harus dimatikan sebelum penutup dibuka
LPG
 Gas detector harus tersedia dan dilengkapi
alarm
 Tindakan yang harus dilakukan saat alarm
berbunyi/nyala
 Harus tersedia peralatan untik mematikan
gas secara otomatis
 Saat piranti gas tidak digunakan, control
harus berada di posisi off
 Sistem bekerja di dapur yang aman,
supervise dan training harus diciptakan dan
training dilakukan regular
 Kerusakan pada sambungan dan katup
harus terdeteksi dengan bau/aroma
 Staff catering tidak boleh berusaha
membetulkan kerusakan listrik, minyak atau
peralatan gas.
Pemotong, pisau dan barang tajam
lainnya:
 Tidak ditinggalkan begitu saja
 Harus disimpan ditempat yang aman
 Pisau harus dimasukkan ke bungkusnya dan
diletakkan di rak yang aman saat tidak digunakan
 Pisau dan alat pemotong harus bersih dan bebas
minyak
 Ujung pemotong harus tajam dan bersih
 Pembuka kaleng haarus dipergunakan untuk kaleng
saja
 Papan pemotong harus kokoh, area pemotongan
 Pemotongan daging harus teliti
 Papan pemotong harus kokoh
 Ada tempat yang cukup untuk pergerakan
memotong
 Perlindungan terhadap jari saat memotong harus
diperhatikan
 Pisau yang jatuh jangan ditangkap
Bekerja di area tinggi & bagian luar kapal:
 Resiko terjatuh
 Pergerakan kapal terutama saat cuaca buruk sangat berbahaya
 Tangga harus tersedia bila jangkauan tinggi diatas normal
 Personnel dengan masa kerja dibawah 12 bulan tidak boleh bekerja diketinggian kecuali diawasi
dengan yang berpengalaman
 Personel yang bekerja di ketinggian harus memakai tali penyelamat atau alat penyangga
 Sebaiknya dipasang jala keselamatan untuk menangkap orang jatuh
 Pelampung dapat juga dikenakan
 Personel tsb harus dimonitor oleh kru yang bertanggung jawab dari deck
 Bila pekerjaan ada didekat peluit kapal, pastikan powe dalam keadaan mati dan ada peringatan di
bagian jembatan dan kamar mesin
 Bila pekerjaan ada di dekat cerobong, engineer yang bertanggung jawab harus memastikan minimal
uap, gas beracun atau asap
 Bila pekerjaan di area radio, officer radio harus menginfokan tidak ada transmisi
 Bila dekat dekan scanner radar, harus dipastikan radar dan scanner terisolasi
 Pekerjaan di tempat tinggi tidak semestinya dekat dengan tempat kargo
 Personel dianjurkan untuk memakai sabuk khusus untuk meletakkan peralatan2 yang dibutuhkan
3. Safe system of works
Bekerja di kamar mesin
Suara yang sangat bising
 Gunakan pelindung telinga
 Alarm audible dan visual harus terpasang
Kebocoran minyak, tank dan lambung kapal
 Sumber kebocoran harus ditemukan dan segera diperbaiki
 Minyak bekas tidak boleh dikumpulkan di lambung kapal atau
bagian atas tank
 Kebocoran bahan bakar, pelumas dan minyak hidolik harus
dibuang berdasarkan Part 120 Marine Protection Rules
 Bagian atas tank dan lambung dicat dengan warna terang,
bersih dan memiliki penerangan yang baik disekeliling
tekanan pipa minyak sehingga kebocoran terdeteksi
 Perhatian penuh saat mengisi minyak sehingga tidak
overflow terutama di ruang mesin dimana pipa exhaust atau
permukaan panas lainnya tepat berada dibawah
 Lubang penampungan harus tersedia sehingga kelibihan
isian minyak dapat langsung dialirkan ke tempat yang aman
 Ruang mesin di lambung kapalp harus berrsih dari sampah
sehingga lumpur yang mungkin terbentuk tidak terblok
 Remote control untuk memberhentikan mesin2 atau menutup
tank harus sering diuji coba
 Aturan2 ini juga berlaku untuk ruang penyimpanan bahan
bakar sehari-hari dan tank minyak pelumas.
.
Boilers
 Instruksi operasi harus terdisplay di setiap boiler
 Informasi dati perusahaan peraltan pembakar minyak harus juga terdisplay
 Flashing up procedure harus diikuti untuk menghindari tiupan kembali saat boiler
dihidupkan
 Tidak seharusnya ada tumpahan minyak di lantai perapian
 Temperatur pemrosesan minyak harus tepat
 Perapian harus dibersihkan dengan udara
 Ledakan bias terjadi dari percobaan untuk menyalakan kembali pemanas dari brickwork
perapian
 Personel harus berdiri di satu sisi, memasukkan obor dan menyalakan pembakaran
 Harus tidak ada tetesan minyak
 Bila api tidak segera menyala, supply bahan bakar harus dimatikan dan tungku perapian
di ventilasi dengan peniupan udara selama 2-3 menit
 Selama periode ini, burner harus disingkirkan dan atomizer beserta tip diperiksa untuk
memastikan ketepatannya
 Bila terjadi kesalahan perapian, supply bahan bakar harus dihentikan
Ruang mesin tanpa awak
 Hanya personel yang mendapat ijin yang bisa masuk
Hanya bisa melakukan pekerjaan dalam waktu singkat
 Sebelum masuk ruangan, pada interval tertentu saat
masuk atau meningggalkan ruangan, harus melapor
 Metode pelaporan harus dijelaskan detil
 Bila engineer officer sendiri yang masuk, dia harus juga
melapor ke deck officer
 Tanda peringatan harus terdisplay jelas di semua jalan
masuk ruangan
 Peringatan harus diberikan karena ada kemungkinan
mesin tiba2 menyala
Harus ada penerangan yang baik (lampu)
 Saat mesin ada dibawah control bridge, harus ada
pemberitahuan tentang perubahan setting mesin oleh engine
room staff
 Informasi mengenai mesin2 pendigin harus ada
di setiap kapal berkaitan dengan pengoperasian
dan maintenancenya, karakter mesin dan
penanganan untuk keselamatannya.
 Tidak seorangpun bisa masuk ke kompartemen
beku sebelum ijin officer
 Harus ada ventilasi dan cahaya
 Supply dan exhaust fan dari dan ke kompartemen
harus selalu menyala dan tidak terhalang apapun
di bagian inlet dan outlet
 Bila ventilasi dirasa kurang, portable fan dapat
digunakan untuk mengurangi gas beracun dari
sekeliling mesin
 Bila ada zat pembeku yang bocor, hanya yang
berkompeten yang dapat memperbaiki
 Personel yang masuk harus memakai pelindung
pernafasan
 A person should be stationed
 Harus ada orang lain yang menemani disekitar
juga dengan peralatan pelindung pernafasan
Mesin pendingin
Ijin Untuk Bekerja (Permit to work system)
Contoh:
Tata cara memasuki ruang terisolasi
Hazards potensial :
Kekurangan Oksigen
 karat terjadi karena oxygen bereaksi dengan baja
 Oksigen bereaksi dengan bahan kimia
 Oksigen bereaksi dengan kargo terbawa atau gas dari cargo yang mudah menguap
telah menggantikan oksigen di tanki
 Gas hydrogen terbentuk di tanki cargo yang terlindungi secara katodik untuk
pemberat
 Oksigen tergantikan dengan karbondoksida (CO2) atau pemadam api lainnya atau
gast inert di dalam tanki
 Oksigen meter menunjukkan paling tidak 20% volume O2, barulah ijin masuk
dikeluarkan
Indikator kombustibel gas tidakbisa digunakan untuk mengecek kadar O2
Racun kargo minyak
 Gas hydrocarbon mudah meledak dan toxic, misal di kargo berisi minyak mentah
dan produknya
 Asap gas hydrocarbon mungkin muncul di ruang pompa, cofferdams, duct keels or
tempat lain yang berdekatan dengan kargo.
 Komponen dalam gas seperti benzene dan hydrogen sulfida sangat berbahaya
1. Posisi perlengkapaan boarding
2. Penerangan dan pergerakan yang aman
3. Tangga dan tali portabel
4. Jaring penyelamat
5. Maintenance perlengkapan untuk kemudahan akses
6. Kondisi tertentu
7. Tangga dan kerekan
Pengaturan saat boarding
Manual Handling Techniques
Penggunaan Perlengkapan & Peralatan Kerja
Perlengkapan sumber daya portable
 Sebelum pekerjaan dimualai, personel harus memastikan power supply dan
selang2nya di kondisi yang baik
 Saat melewati pintu, pintu harus terbuka
 Resiko sengatan listrik dpt meningkat bila ruangan lembab
 Bila kondisi lembab, mesin tenaga harus dioperasikan dari supply voltage rendah
(<50 V AC dengan maksimum 30 V ke tanah atau 50V DC)
 Bila voltage rendah tidak mungkin, gunakan trafo lokal untuk mensuplai 1 mesin
saja, grounding yang sensitive dapat digunakan sebagai pengaman
 Resiko dari alat listrik portable juga berlaku untuk lampu portable
 Supply ini tidak boleh melebihi 24 V
 Peralatan dengan dobel insulasi tidak digunakan untuk kapal karena air dapat
menyebabkan shock yang fatal
 Perlengkapan lain harus disimpan ditempat yang aman
Aksesori dan perlengkapan tidak diganti saat alat terkoneksi ke sumber daya
Abbrasive wheels
 Abbrasive wheels hanya digunakan oleh orang yang
kompeten dengan instruksi dari pabrik pembuatnya
 Abbrasive wheels sangat rapuh dan harus extra hati2
 Jenis wheels harus disesuaikan kebutuhan
 Wheel yang lembut cocok untuk materal keras, dan
sebaliknya
 Sebelum wheel dipasang, pengecekan dan
pembersihan dengan kuas/ sikat harus dilakukan
 Pengecekan dpt dilakukan dengan memegangnya
secara horizontal dan meyentuhkan ke sebuah bahan
dengan pelan2, Bila tidak ada bunyi, kemungkinan
rusak
 Pengait wheels hanya secukupnya dikuncikan untuk
menahan wheel dengan kuat
 Bagian sisi wheel tidak untuk grinding
 Personel harus menggunakan pelindung mata saat
melakukan pekerjaan ini
Tali (Rope)
Tali bisa menjadi
resisten karena
bahan kimia
Zat berbahaya (Hazardouz Substances)
Debu Asbes:
 Semua tipe asbes memiliki struktur fiber dan dapat menjadi debu berbahaya bila
permukaannya bila kontak dengan udara terganggu
 Resiko tidak terlalu nyata tapi dapat menyebabkan kanker paru-paru. Asbes tidak tidak
terlihat dengan mata telanjang
 Asbestos kering lebih mudah memproduksi debu daripada asbestos yang basah
 Asbestos lebih banyak ditemukan di kapal tua, di gasket dan jalur rem
 Pemilik kapal harus mensosialisasikan dimana asbestos mungkin ada
 Personel yang bekerja dekat asbestos harus mendapat peringatan dan melaporkan
kondisi kesehatan
 Kondisi asbestos yang sudah lama dapat dibersihkan oleh perusahaan pembersih
asbestos
 Bila diperlukan, emergency repairs berkaitan dengan asbestos dapat dilakukan saat
kapal berlayar
Penggunaan Pestisida
 Semua kru harus menggunakan baju pelindung dan pelingdung mata saat operasi
penyemprotan
 Hanya operator yang kompetent dapat melakukan penyemprotan
 Penyemprotan harus atas perintah master
 Master harus mematuhi in-transit fumigation setelah lebih dahulu melihat persyaratan
dari administrasi nasional darimana kapal berasal dan harus mendapat approval dari
pelabuhan tujuan selanjutnya
 Master harus memastikan personel penyemprot sudah mendapat training
 Personel penyemprot harus familiar dengan jenis gas tersebut, zat berbahaya
didalamnya, gejala keracunan dan pertolongan pertama akibat gas tsb
 Tanda “Fumigation Warning” harus terlihat jelas di area kargo atau area penyem[rotan
lain
Barang berbahaya (Dangerous Goods)
 Harus terklasifikasi, dipack dan dilabel
untuk transportasi sesuai peraturan
International Maritime Dangerous Goods
(IMDG) Code.
 Peraturan ini meliiputi warna, nama dan
pictogram, meliputi sifat mudah meledak,
racun dan kemudahan berkarat
.
Penggunaan Bahan Kimia
 Tidak menggunakan bahan kimia dari kemasan tanpa
label
 Mata dan kulit harus terlindungi
 Instriksi dari pabrik harus secara cermat diikuti
 Beberapa agen pembersih seperti caustic soda dan
pemutih dapat mengiritasi mata dan kulit
 Tidak mencampur bahan kimia kecuali memang
diketahui aman
Dry-cleaning operations
• Bahan dry cleaning biasanya mudah menguap
• Ventilasi harus tersedia di kompartemen dry-cleaning
• Dilarang merokok di area kompartemen dry-cleaning
• Dry cleaning dapat menyebabkan iritasi kulit,
karenanya pelindung diri harus dikenakan
• Harus ada penanggung jawab untuk keamanan dan
akses di tempat tersebut
Penggunaan Tanda Peringatan
Tanda permanen:
• Larangan, peringatan dan mandatori
• Menandai rute emesgensi dan melarikan diri
• Pertolongan pertama
• Lokasi alat pemadam api
Red signs: mean either:
 larangan
 hentikan , evakuasi
 alat pemadam api
Yellow signs
 Nasihat untuk berhati-hati
 Symbol bahan berbahaya biasanya hitam
(gambar tengkorak disilang hitam diatas
papan berwarna kuning)
Blue signs
 Mandatory (perintah)
Green signs
• Pintu darurat
• Pertolongan pertama
Contoh penggunaan warna tanda peringatan untuk
bahan kimia
Warna silinder untuk medical gas
Pipelines
 Harus ada pencatatan tentang berat gross kargo dan
property special on board atau di shipping documents
 Bila melibatkan lebih dari 1 pelabuhan untuk loading
dan unloading, cargo lebih baik diletakkan secara
berlapis sehingga mengurangi ketinggian tumpukan
 Tidak meletakkan kargo ringan diatas yang lebih
berat
 Kargo harus tersimpan bersama dengan anak tangga
yang mudah dijangkau bila diperlukan
 Berjalan atau memanjat kargo berisiko jatuh
 Hindari gap terlalu besar antar kargo yang
menyebabkan ketidakrataan
4. SPECIALIST SHIP
4.1 Dry Cargo Ships
Pengerjaan Kargo
• Harus ada alat angkat yang memadai
• Gir Kargo harus dicek rutin
• Maintenance work seperti; chipping, spray painting, shot-blasting or pengelasan tidak dilakukan saat operasi
kargo dilakukan
• Muatan yang direndahkan tidak boleh melewati orang
• Personel harus berhati-hati saat menggunakan tangga di area hatch saat ada operasi kargo
• Informasi tenang kargo meliputi massa gross atau unit kargo.
• Bila tidak terdapat tanda massa kargo, penimbangan cargo dapat dilakukan untuk informasi yang lebih akurat
(harus dilakukan oleh pengirim)
• Pemberi aba-aba harus ada di hatchway saat pengerjaan kargo, kecuali pandangan sopir crane terhalang
total
• Pemberi aba2 harus memiliki jangkauan pandang ke semua area operasi
• Pastikan pengait, pengayun dan gir gir lain sesuai dengan ukuran dan berat kargo
• Untuk merendahkan/meletakkan muatan, harus sepelan mungkin
• Muatan tray dan palet harus dikaitkan dengan sling (pengayun) berkaki 4, dan jala bila memungkinkan, untuk
menangkap barang terjatuh
• Barang berbentuk buntalan, pipa, tube harus diangkat dengan sling 2 kaki
• Sudut antara kaki dan pengayun tidak melebihi 90o untuk keamanan. Bila tidak mungkin, sudut dapat
dinaikkan sampai 120o sehingga setiap kaki dari tali pengayunmendapat tekanan yang samaa dari berat
muatan
• Saat pekerjaan terpaksa diinterupsi, kondisi hatch harus aman dan hatch cover harus diposisikan
Lighting in cargo spaces
 Hindari lampu terbuka dan warna terlalu kontras harus dihindari
 Lampu portable harus terjaga dan dihindarkan dari kerusakan
 Lampu portable tidak direndahkan atau sebagai perpanjangan dari alat
elektrik lainnya.
General precautions for
personnel
 Personel harus berhati-hati terhadap permukaan tidak rata, mungkin
juga paku
 Jala keselamatan harus dipasang di batas2 batas kargo, ditempat
yang kurang rata untuk meminimalisasi resiko jatuh
 Personel harus waspada akan adanya gas berbahaya yang
menyelinap keluar kargo
 Tangga portable harus tersedia
• Semua master, officer dan kru harus memiliki sertifikat training untuk bekerja di kapal tanker sesuai regulation
V/1 of the International Convention on Standards of Training, Certifi cation and Watchkeeping for Seafarers, 1978,
as amended in 1995.
• Emergency training harus dilakukan rutin
• Instruksi meliputi pertolongan pertama untuk menghadapi kontak dengan zat berbahaya
• Kru harus menjaga kebersihan personal saat bekerja untuk cargo handling dan pembersihan tanki
• Resiko penyakit sangaat tinggi dari kontaminasi cairan kimia terutama tanker bahan kimia dan gas
• Semua kru bertanggung jawab untuk keamanan muatan dan harus memiliki info relevan tentang karakteristik
muatan sebelum dimuat dan harus terus diperhatikan selama perjalanan
• Pelarangan ketat untuk merokok dan membawa korek
• Tumpahan dan kebocoran harus ditangani secepat mungkin
• Lap yang terkena minyak tidak bias dibuang sembarangan
• Kotoran yang mudah terbakar tidak boleh dikumpulkan
• Peralatan handling kargo, alat penguji, dan alarm otomatis harus sangat terjaga dalam standar yang tingi
• Bila ada alat elektronik di area kargo, harus mendapat persetujuan dan disertifikasi “aman”
• Orang yang tidak berkompeten dilarang menyentuh perlatan
• Kerusakan seperti hilangnya kunci penutup, karat yang parah, lampu pecah harus segera dilaporkan
• Pekerjaan di kapal yang melibatkan panas tidak dikerjakan di ruang kargo
• Kemungkinan kebocoran gas harus selalu terkontrol
4.2 TANKERS AND OTHER SHIPS CARRYING BULK LIQUID CARGOES
Kapal pembawa minyak/ minyak
mentah
 Harus disadari bahwa tankers pembawa petroleum dan
produknya sangat beresiko meledak dari sulutan uap yang pada
kondisi tertentu dapat masuk ke area tertentu di dalam kapal
 Uap dapat bersifat racun dalam konsentrasi rendahpun.
 Beberapa bahan ; (gasoline) dengan tetra-ethyl or tetra-methyl-
lead, sangat berbahaya bagi kulit
 Beberapa referensi yang dapat dibaca:
International Chamber of Shipping:
International Safety Guide for Oil Tankers and Terminals
Safety in oil tankers, a handbook for crew members.
 Harus ada aturan keamanan dari perusahaan yang selalu
diperbaharui
Liquefied gas carriers
 Harus diperhatikan bahwa pipa kargo, katup dan
koneksinya bila bocor akan mengeluarkan suhu
dingin
 Kontak dengan kebocoran dapat menghasikan
kebakaran dingin
 Tekanan harus diturunkan hati-hati dan kargo
cair harus di drained menggunakan system
transfer kargo seperti pipa discharge sebelum
pemutusan hubungan
 Beberapa kargo seperti ammonia memiliki bau
yang sangat menyengat dan dalam jumlah kecil
dapat mengiritasi mata dan membakar kulit
 Kru harus berhati-hati saat menggerakkan kapal
terutama bila sedang memanjat tangga dan
berjalan di area kargo
 Letak tempat mencuci wajah/mata/ shower
pengaman harus diketahui pasti oleh semua kru
SHIPS SERVING OFFSHORE OIL AND GAS INSTALLATIONS
(Kapal minyak dan gas lepas pantai)
 Master bertanggung jawab bahwa deck cargo diperiksa oleh
orang yang berkompeten dan sesuai dengan yang di maksudkan
untuk perjalanan
 Deck yang tidak digunakan sebagai area kargo harus jelas
 Kargo secara individual harus diikat atau secara group
 Pengikatan kargo harus praktis dan mudah dilepas
 Pengikatan kargo harus selalu dicek selama berlayar
 Personel yang bertanggung jawab harus selalu disupervisi dari
bridge terutama saat cuaca buruk
 Harus ada penerangan cukup saat malam atau cuaca buruk
 Bila memungkinkan, pipa untuk menahan pergerakan tube bisa
digunakan
 Tali yang tidak terpakai tidak boleh dibuang dilaut karena dapat
menjerat baling-baling
Approaching installation and cargo handling at installation
o Master harus merencanakan dahulu sebelum sampai ke tempat instalasi
o Bila jangkar harus diturunkan, personel tidak berdiri didekat pagar kapal
o Peralatan keselamatan harus tersedia, termasuk pelampung, hook dan
tali saat mooring dan cargo handling sedang berjalan
o Transfer kargo di laut adalah pekerjaan yang sangat sulit karena
risikonya tinggi karena barang berat harus diproses dari kombinasi
ruang deck di laut.
o Master memutuskan urutan untuk discharge kargo dari dan ke instalasi
o Saat kargo dibuka, pengikatan kargo tidak dibuka sampai barang siap
diangkat
o Setelah ikatan dilepas, kargo harus aman dari gerakan
o Personel harus waspada dengan resiko terpukul atau tersentuh kargo
yang melayang karena gerakan kapal yang tiba-tiba
Transfer of personnel by ship to
installation by “personnel baskets”
 2 orang harus stabil dengan perlengkapan saat
harus membungkuk ke deck
 Barang bawaan diamankan diantara jarring di
keranjang
 Personnel yang ditransfer harus mengenakan life
jacket dan pelindung lain
 Personel harus berdiri diluar basket dengan kaki
terpisah antara kapal dan basket dan cepat meraih
pegangan dengan kedua tangan
 Bila terlaksana dengan sempurna, basket dapat
dikeluarkan dari kapal dan dan digantungkan
secepat mungkin sebelum dikaitkan ke instalasi
 Selama operasi perlengkapan pelindung seperti
pelampung dan boathook harus ada
 Komunikasi harus terjaga antara kapal, kapal yang
standby dan instalasi
4.3 SPECIALIST SHIPS – RO-RO FERRIES
 Kru harus mudah dikenali oleh penumpang
 Komunikasi officer deck dan bridge harus jelas dan
singkat untuk menjaga keselamatan penumpang
 Harus ada control traffic tentang batas kecepatan dan
bila perlu ada pemberi aba-aba
 Kolaborasi dengan manajemen di pelabuhan harus
ada sehingga mereka dapat mengontrol pergerakan
kapal
 Signal dari gerakan tangan tidak boleh bermakna
ganda
 Penerangan yang cukup
 Bila kapal membawa kendaraan, personel yang
bertanggung jawab membawa kendaraan harus
menyingkir dari jalan yang bukan jalan kendaraan
Harus dicermati bahwa kendaraan dapat bergerak
apabila permukaan miring
Harus tersedia alarm bila kendaran bergerak tidak
semestinya
 Personel yang menggerakkan kapal harus menyadari
kemungkinan pergerakan bidang miring
Penyimpanan kendaraan
Kendaraan tidak boleh :
 Parkir permanen di jalan pejalan kaki
 Menghalangi operasi control , jalan ke buritan,
tangga, hatches, alat pemadam api
 Disimpan bersebrangan dengan korden
semprotan api, bila ada instalasi tsb
 Bila memungkinkan, kendaraan parir dengan
posisi gigi masukmenggunakan alas selama
transportasi laut
 Drum, tabung dan kemasan berdinding tipis
rentan terhadap kerusakan jika kendaraan
terombang-ambing dalam cuaca buruk, dan tidak
boleh disimpan di dek kendaraan tanpa
perlindungan memadai
Thank you
Source :
CODE OF SAFE WORKING PRACTICES FOR MERCHANT SEAFARERS
2007 Maritime New Zealand

More Related Content

Similar to 3. 3.3 Tata cara prosedur keselamatan kerja diatas kapal GAS TANKER CADET.pptx

Pendekatan-Praktis-K3-Laboratorium.ppt
Pendekatan-Praktis-K3-Laboratorium.pptPendekatan-Praktis-K3-Laboratorium.ppt
Pendekatan-Praktis-K3-Laboratorium.pptGalihPambudi8
 
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3 yoki.pptx
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3 yoki.pptxkesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3 yoki.pptx
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3 yoki.pptxyokisetyaji1
 
Modul i, 3.1 prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja
Modul i, 3.1  prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerjaModul i, 3.1  prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja
Modul i, 3.1 prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerjaAnsharWellang
 
Pengantar Keselamatan Kerja Lepas Pantai
Pengantar Keselamatan Kerja Lepas PantaiPengantar Keselamatan Kerja Lepas Pantai
Pengantar Keselamatan Kerja Lepas PantaiSyamsul Arifin
 
Ete 101 keselamatan industri
Ete 101 keselamatan industriEte 101 keselamatan industri
Ete 101 keselamatan industriChe'gu Jijan
 
Basic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdf
Basic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdfBasic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdf
Basic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdfrhamset
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Dzul Fiqri
 
presentationk3-170216142258.pdf
presentationk3-170216142258.pdfpresentationk3-170216142258.pdf
presentationk3-170216142258.pdfwiwik57
 
Dasar-Dasar k3
Dasar-Dasar k3Dasar-Dasar k3
Dasar-Dasar k3ridho0chir
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (2).pptx
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (2).pptxKeselamatan dan Kesehatan Kerja (2).pptx
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (2).pptxsandi rustandi
 
UK_1_Menerapkan_Kesehatan_dan_Keselamatan_Kerja_AWO_ok.pdf
UK_1_Menerapkan_Kesehatan_dan_Keselamatan_Kerja_AWO_ok.pdfUK_1_Menerapkan_Kesehatan_dan_Keselamatan_Kerja_AWO_ok.pdf
UK_1_Menerapkan_Kesehatan_dan_Keselamatan_Kerja_AWO_ok.pdfBabajuHymunkBanjarma
 
01. Work Habit.ppt
01. Work Habit.ppt01. Work Habit.ppt
01. Work Habit.pptSudyatno1
 
Perdalin APD KD feb 22-1.pdf
Perdalin APD KD feb 22-1.pdfPerdalin APD KD feb 22-1.pdf
Perdalin APD KD feb 22-1.pdfssuser5c598d
 

Similar to 3. 3.3 Tata cara prosedur keselamatan kerja diatas kapal GAS TANKER CADET.pptx (20)

Presentatioj twekini.ppt
Presentatioj twekini.pptPresentatioj twekini.ppt
Presentatioj twekini.ppt
 
Pendekatan-Praktis-K3-Laboratorium.ppt
Pendekatan-Praktis-K3-Laboratorium.pptPendekatan-Praktis-K3-Laboratorium.ppt
Pendekatan-Praktis-K3-Laboratorium.ppt
 
Confined Space.ppt
Confined Space.pptConfined Space.ppt
Confined Space.ppt
 
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3 yoki.pptx
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3 yoki.pptxkesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3 yoki.pptx
kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3 yoki.pptx
 
HRM K3.pdf
HRM K3.pdfHRM K3.pdf
HRM K3.pdf
 
HRM K3.pdf
HRM K3.pdfHRM K3.pdf
HRM K3.pdf
 
Modul i, 3.1 prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja
Modul i, 3.1  prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerjaModul i, 3.1  prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja
Modul i, 3.1 prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja
 
KD 1. K3.pptx
KD 1. K3.pptxKD 1. K3.pptx
KD 1. K3.pptx
 
Pengantar Keselamatan Kerja Lepas Pantai
Pengantar Keselamatan Kerja Lepas PantaiPengantar Keselamatan Kerja Lepas Pantai
Pengantar Keselamatan Kerja Lepas Pantai
 
Ete 101 keselamatan industri
Ete 101 keselamatan industriEte 101 keselamatan industri
Ete 101 keselamatan industri
 
Safety induction
Safety inductionSafety induction
Safety induction
 
Basic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdf
Basic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdfBasic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdf
Basic Keselamatan kesehatan kerja dan APD.pdf
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
 
presentationk3-170216142258.pdf
presentationk3-170216142258.pdfpresentationk3-170216142258.pdf
presentationk3-170216142258.pdf
 
Dasar-Dasar k3
Dasar-Dasar k3Dasar-Dasar k3
Dasar-Dasar k3
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (2).pptx
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (2).pptxKeselamatan dan Kesehatan Kerja (2).pptx
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (2).pptx
 
Chapter 3 - OSHA
Chapter 3 - OSHAChapter 3 - OSHA
Chapter 3 - OSHA
 
UK_1_Menerapkan_Kesehatan_dan_Keselamatan_Kerja_AWO_ok.pdf
UK_1_Menerapkan_Kesehatan_dan_Keselamatan_Kerja_AWO_ok.pdfUK_1_Menerapkan_Kesehatan_dan_Keselamatan_Kerja_AWO_ok.pdf
UK_1_Menerapkan_Kesehatan_dan_Keselamatan_Kerja_AWO_ok.pdf
 
01. Work Habit.ppt
01. Work Habit.ppt01. Work Habit.ppt
01. Work Habit.ppt
 
Perdalin APD KD feb 22-1.pdf
Perdalin APD KD feb 22-1.pdfPerdalin APD KD feb 22-1.pdf
Perdalin APD KD feb 22-1.pdf
 

Recently uploaded

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 

Recently uploaded (9)

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 

3. 3.3 Tata cara prosedur keselamatan kerja diatas kapal GAS TANKER CADET.pptx

  • 1. SAFE WORKING PRACTICES FOR SEAFARERS (Tata Cara dan Prosedur Keselamatan Bekerja dilaut) Instruktur : Moch. Zainuddin M.Mar E
  • 2. Outline: 1. SAFETY RESPONSIBILITIES/SHIPBOARD MANAGEMENT 1.1 IDENTIFIKASI HAZARDS 1.2 PENGECEKAN KESEHATAN 1.3 TANGGUNG JAWAB KESELAMATAN 1.4 PERALATAN PERLINDUNGAN PERSONAL 1.5 SAFETY SIGNS 1.6 MEANS OF ACCESS AND SAFE MOVEMENT 1.7 WORK EQUIPMENT 2. PERSONAL HEALTH AND SAFETY 2.1 PERSONAL HEALTH AND SAFETY 2.2 FIRE PRECAUTIONS 2.3 EMERGENCY PROCEDURES 2.4 SECURITY ON BOARD 2.5 LIVING ON BOARD 2.6 SAFE MOVEMENT 2.7 FOOD PREPARATION AND HANDLING
  • 3. 3. WORK ACTIVITIES 3.1 SAFE SYSTEMS OF WORK 3.2 PERMIT TO WORK SYSTEMS 3.3 ENTERING ENCLOSED OR CONFINED SPACES 3.4 BOARDING ARRANGEMENTS 3.5 MANUAL HANDLING 3.6 USE OF WORK EQUIPMENT 3.7 ANCHORING, MOORING AND TOWING OPERATIONS. 3.8 HATCH COVERS AND ACCESS LIDS 3.9 HAZARDOUS SUBSTANCES 3.10 USE OF SAFETY SIGNS 4. SPECIALIST SHIPS 4.1 DRY CARGO SHIPS 4.2 TANKERS AND OTHER SHIPS CARRYING BULK LIQUID CARGOES 4.3 SHIPS SERVING OFFSHORE OIL AND GAS INSTALLATIONS 4.4 SPECIALIST SHIPS – RO-RO FERRIES
  • 4. 1. SAFETY RESPONSIBILITIES/SHIPBOARD MANAGEMENT Definisi Hazards:  Nyata dan berpotensi  Bersifat psikis, biologis dan perilaku (kelelahan, shock, alcohol dan obat-obatan)  Dapat terjadi didalam/diluar tempat bekerja 1.1 Identifikasi Bahan Berbahaya (Hazard) Contoh Identifikasi Hazards : 1. Background – Apakah hazards ini signifikan? Kenapa? 2. Pengurangan hazards – Apakah hazards ini bias dihilangkan? Bagimana caranya? 3. Isolasi – Bagaimana melokalisasi/mengisolasi hazards ini? Bagaimana caranya? 4. Meminimalisasi – Tahap apa saja yang bias dilakukan untuk meminimalisasi hazards? Peralatan? Baju pelindung? 5. Review dan monitoring – bagaimana memonitor karyawan yang terekspos hazards? Contol sukses yang digunakan? 6. Kesimpulan
  • 5. Kategori Hazards:  Hazards mekanik  Hazards elektrik  Hazards fisik  Radiasi  Substansi  Api dan ledakan Contoh efek berbahaya dari Hazards:  Luka terpotong  Luka fisik, lebam  Iritasi mata dari debu  Sakit kepala  Rasa sakit yang menimbulkan ketidaknyamanan sementara  Disfungsi organ permanen : kanker, gangguan pendengaran dan penglihatan, infeksi kulit, dsb  Amputasi Faktor Penilaian Hazards:  Jumlah personel terimbas efeknya  Seberapa sering dan durasinya  Efek kekurangan energy dan suplai air  Efek kesalahan komponen mesin dan alat-alat keselamatan  Perlindungan diri pribadi dan kelemahan2nya  Kemungkinan dari tindakaan kurang aman yang dilakukan personel :  tidak tau tentang hazards  tidak memiliki pengetahuan  keterbatasan fisik  Sikap menyepelekan Penilaian berdasarkan kondisi sekitar Berbahaya Sangat Berbahaya Sangat tidak mungkin Resiko bisa ditoleransi Resiko sedang Tidak mungkin Resiko sedang Resiko tinggi Kemungkinan Tinggi Resiko tinggi Tidak dapat ditoleransi
  • 6. Definisi: “Mengidentifikasi gejala awal dari penyakit yang disebabkan oleh hazards sehingga akibat lebih lanjut dapat segera dicegah.” 1.2 Pengecekan Kesehatan (Health Surveillance) Praktek Pengecekan kesehatan: Inspeksi gejala yang telah terdeteksi, misalnya: kerusakan kulit karena kurangnya training dan pengalaman Pertanyaan2 mengenai gejala Pengecekan pendengaran (Audiometry) Medical Examination/ company health check Pengecekan darah dan atau urin. Pengecekan medis yang harus dilakukan oleh dokter/ praktisi medis, antara lain:  Aktivitas kerja yang menyebabkan sakit  Penyakit yang teridentifikasi disebabkan oleh aktivitas kerja  Metode pengecekan untuk penemuan gejala awal penyakit  Kemungkinan terjadinya penyakit akibat aktivitas kerja tertenty  Pengecekan semata-mata untuk melindungi kesehatan karyawan
  • 7. Kewajiban pihak perusahaan:  Identifikasi hazards seccara sistematis  Mengurangi, meminimalisasi dan mengisolasi hazards  Memberlakukan prosedur emergensi  Menyediakan pakaian dan peralatan keselamatan  Menyediakan informasi keselamatan, training dan supervisi  Meregister setiap peristiwa/kecelakaan  Melaporkan kepada pihak yang berwenang bila menemukan hazards  Mengontrol kesehatan karyawan dan memastikan lingkungan kerja yang aman 1.3 Tanggung Jawab untuk Keselamatan Kewajiban Crew :  memastikan kondisi kesehatan sendiri dan orang lain  Mempergunakan peralatan dan pakaian keselamatan  Tidak melakukan hal berbahaya  Tidak membuat situasi menjadi berbahaya  Segera melaporkan kepada manajer bila mengetahui adanya hazards  Familiar dan dapat mengikuti prosedur gawat darurat  Melaporkan penyakit, kejadian atau kecelakaan akibat aktivitas kerja  Mengikuti aturan dan larangan  Menolak melakukan pekerjaan yang membahayakan
  • 8. 1.4 Peralatan Perlindungan Personal Tipe Contoh Pelindung kepala Helm, topi Pelindung telinga Ear muff, ear plug Pelindung wajah dan mata Masker wajah, kaca mata, kaca mata air Pelindung pernafasan Masker debu, alat bantu pernafasan Pelindung tangan dan kaki Sarung tangan, sepatu, boots Pelindung badan Jaket, celemek, pakaian dengan warna mencolok Pelindung dari tenggelam Lifejackets, pelampung Pelindung dari hipotermia Anti-exposure suit, baju kedap air
  • 9. Tanda-tanda peringatan meliputi:  Hazards warning  Harus mudah dimengerti oleh siapapun walaupun dengan kru multietnis  Simbol berkaitan dengan keselamatan hidup harus menuruti aturan internasional 1.5 Safety Signs Pihak Perusahaan bertugas:  Memastikan tanda peringatan ada di tempat yang benar  Memastikan tanda peringatan mudah dimengerti Crew berkewajiban untuk:  Memastikan bahwa mereka benar2benar mengerti arti tanda tsb  Mengerti arti coding dan warna dalam coding system  Bila kurang mengerti, crew harus melapor kepada supervisor/ perusahaan  Extra perhatian apabila: WARNA digunakan untuk pengidentifikasian
  • 10. Akses?  Akses antara kapal dan shore, juga antara sesama kapal harus tersedia  Peralatan untuk akses harus tersedia di posisi yang mudah diraih dengan penempatan yang sesuai untuk keselamatan  Tangga portable harus tersedia Tangga dari tali hanya digunakan untuk kapal dengan high free board atau low free board, atau antara kapal dengan boat bila tidak ada upaya yang lebih aman bisa dilakukan  Pelampung dengan lampu otomatis, juga harus memiliki pengait sebagai akses untuk menuju onboard kapal.  Jaring penyelamat harus tersedia dengan jumlah dan ukuran yang memadai 1.6 Akses dan Pergerakan yang Aman Hal-hal yang harus dipastikan Mualim/Master: • Segala tangga, kerekan dan peralatannya telah tersimpan dengan sesuai dan diinspeksi secara teratur • Semua tangga dan kerekan hanya digunakan untuk embarkasi dan disembarkasi navigator/master/ orang lain yang resmi saat kapal berlabuh atau meninggalkan pelabuhan • Tali temali tangga dan pengaitnya harus disupervisi oleh officer yang telah ditunjuk untuk berkomunikasi dengan jembatan navigasi • Semua perlengkapan harus sudah diuji coba terlebih dahulu
  • 11. “Akses yang tersedia dan terjaga untuk menuju ke suatu tempat di kapal yang dirasa aman, termasuk area akomodasi dan tempat bekerja normal.”  Semua permukaan deck yang digunakan untuk transit dan jalan lewat, juga tangga harus dipelihara dan dihindarkan dari bahan2 yang membuat orang tersandung atau jatuh  Area untuk load/unload kargo harus mendapat penerangan yang cukup  Ada tanda peringatan yang permanan dipasang di kapal, Nampak jelas, terbaca dan tertulis dalam Bahasa yang baik.  Space yang terbuka dan menuju ke tempat berbahaya harus terpagar dengan desain dan konstruksi yang kuat  Semua tangga harus kuat dengan material yang aman, bebas dari kerusakan paten dan dipelihara dengan baik  Pegangan tangan harus tersedia di semua landing place dari sebuah tangga permanen. Pergerakan yang Aman Jalan masuk ke tempat berbahaya: Dangerous space is: Tempat yang terisolasi yang dapat dilihat sebelumnya dan diketahui bahwa lingkungan didalamnya mengandung racun atau gas yang mudah meledak, kurang oksigen yang pada level tertentu dapat membahayakan kesehatan dan kehidupan bagi orang yang memasukinya.  Master harus memastikan semua tempat berbahaya tidak dapat diakses oleh orang yang tidak berkepentingan  Prosedur memasuki tempat berbahaya harus jelas  Master harus memastikan siapa saja yg bisa memasuki tempat tersebut
  • 12. 2. PERSONAL HEALTH AND SAFETY Prosedur darurat dan persiapan terhadap api. Penyebab umum api onboard: • Konslet listrik dan sirkuit • Pembuangan rokok yang ceroboh • Pembakaran dari kotoran terkontaminasi oli • Tempat penyimpanan barang bekas • Kebocoran minyak atau oli di ruang mesin • Overheating minyak saat memasak • Menyeterika dengan ceroboh • Metode pengeringan baju yang salah Semua personel harus mendapat training tentang: Teknik untuk mempertahankan diri Mencegah dan memadamkan api Dasar-dasar pertolongan pertama Keamanan pribadi dan tanggung jawab sosial
  • 13. Rumah tangga kapal yang baik: • Tempat menyimpan/gudang yang memadai • Pintu yang aman • Penerangan yang memadai • Mengurangi overload dari sirkuit listik, terutama di kabin • Tanda-tanda yang mudah dibaca • Pengaturan tentang pembuangan sampah, pemisahan sampah organic dan non organic • Hanya personel bersertifikat bisa mengoperasikan incinerator dan compactor Setiap personel harus:  Memperhatikan kebersihan diri  Menu makan yang sehat  Cukup istirahat  Olahraga teratur  Menghindari kelebihan alcohol dan tembakau  Segera merespon luka/penyakit  Menjaga kebersihan baju bekerja dan pelindung  Memiliki baju yang cukup untuk bekerja dan menyesuaikan iklim cuaca  Tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang Health and Hygiene (Kesehatan dan Higienitas)
  • 14. Kebakaran  Peralatan pemadam kebakaran harus ada ditempat yang mudah dijangkau, jalan lewat atau emergency exits  Tindakan pemadaman api harus cepat  Alarm harus berfungsi dan komunikasi keluar harus segera dilakukan  Bila kapal berada di pelabuhan, pemadam kebakaran harus dipanggil  Alat pemadam yang berbeda digunakan untuk tipe api yang berbeda Pemadam menggunakan air tidak boleh membutuhkan oli atau listrik  Ventilasi harus tertutup untuk mengurangi udara  Semua jalur minyak harus terisolasi  Bahan yang mudah meledak harus dijauhkan dari api  Semua personel harus menggunakan masker dan menghindari api  Melarikan diri dengan merangkak mungkin dilakukan  Personnel dilarang memasuki tempat api tanpa proteksi Prosedur gawat darurat Fire drills (Latihan kebakaran)  Personel kapal mesin memulai pompa api dan melihat tekanan penuh  Pompa emergency diluar ruang mesin juga diaktifkan, semua kru harus tau prosedur penggunaan emergency pump  Api dikirim ke tempat yang diinginkan untuk latihan, dimana semua peralatan pelindung sudah siap  Tempat latihan sebaiknya sering berganti- ganti  Jumlah selang2 untuk latihan ini harus tersebar baik  Pelatihan biasa diperpanjang untuk mengetes remote control kipas, fuel pump, fuel tank valves, isolasi alat-alat listrik, dll.
  • 15. Other drills (Pelatihan lain2):  Latihan penyelamatan dengan sekoci  Pelatihan menyelamatkan diri dari tempat berbahaya  Pelatihan mengamankan diri dari zat-zat berbahaya yang tumpah atau meledak  Pelatihan pertolongan korban tidak sadar
  • 16. Hal yang perlu diperhatikan: o Kesehatan dan higienitas o Bekerja di iklim yang sangat panas o Seragam bekerja yang tepat o Kebersihan lingkungan kapal o Bahan-bahan yang membahayakan  asbes, debu, asap rokok o Luka-luka yang sering ditemui:  Luka di tangan dan kaki  Iritasi mata  Luka di kepala  Luka karena terpotong  Rokok  Luka bakar  Terkilir  Luka karena sengatan listrik Kehidupan di atas kapal Pergerakan yang aman (SAFE MOVEMENT) • Kemungkinan terselip/tersandung  pipa dan frames • Selalu waspada akan kemungkinan gerakan kapal yang dahsyat tiba-tiba • Gunakan alas kaki yang aman, bila memakai boots, harap berhati2 di tangga • Dilarang berayun atau melompat dari tangga • Deck harus tertutup bila tidak dipakai, pagar harus diberdirikan dan warning sign harus nyala apabila pagar terbuka • Tumpahan minyak, sabun dan butiran2 harus segera dibersihkan • Lantai licin karena salju, atau es harus dibersihkan dengan cermat • Sampah harus segera dibuang • Kawat dan tali temali harus diikat dengn rapi • Tali penyelamat harus dikaitkan dengan aman diseberang deck yang tebuka terutama saat cuaca buruk • Tangga harus selalu dalam kondisi baik, juga pintu kedap air • Tidak menghalangi akses pemadam api, dan pintu keluar darurat
  • 17. Penyimpanan makanan :  Harus aman dari serangan jamur dan bakteri  Makanan beku harus di defrost (sesuai suhu ruang)  Makanan yang telah di defrost tidak dibekukan lagi  Makanan mentah harus dipisahkan dari makanan jadi  Kurangi resiko kross kontaminasi  Makanan mentah diletakkan dibagian bawah pendingin, untuk mengurangi tetesan  Makanan sebaiknya ditutup untuk menghindari kekeringan, kontaminasi dan penyerapan bau. FOOD PREPARATION AND HANDLING Kompor, perebus, deep-fat fryer (penggorengan) • Prosedur dari manufaktur harus diikuti • Bagian catering tidak diperkenankan memperbaiki peralatan dapur sendiri, harus melapor • Peralatan rusak dilarang utntuk digunakan • Penggunaan air di dapur harus steril • Saat semua peralatan dapur dimatikan, semua alat2 elektronik juga harus dimatikan • Pot dan pan tidak diisi dengan cairan dengan volume besar yang pada saat kapal bergoyang dapat tumpah • Semua staff catering harus menghindari resiko terbakar karena permukaan panas karena penyajian makanan, steamer atau panci yang miring • Lap atau sarung tangan memasak harus tersedia untuk menangani masakan panas • Tidak ada yang boleh berada di dekat oven panas yang terbuka • Supply tekanan untuk pemasak bertekanan dan boiler harus dimatikan sebelum penutup dibuka
  • 18. LPG  Gas detector harus tersedia dan dilengkapi alarm  Tindakan yang harus dilakukan saat alarm berbunyi/nyala  Harus tersedia peralatan untik mematikan gas secara otomatis  Saat piranti gas tidak digunakan, control harus berada di posisi off  Sistem bekerja di dapur yang aman, supervise dan training harus diciptakan dan training dilakukan regular  Kerusakan pada sambungan dan katup harus terdeteksi dengan bau/aroma  Staff catering tidak boleh berusaha membetulkan kerusakan listrik, minyak atau peralatan gas. Pemotong, pisau dan barang tajam lainnya:  Tidak ditinggalkan begitu saja  Harus disimpan ditempat yang aman  Pisau harus dimasukkan ke bungkusnya dan diletakkan di rak yang aman saat tidak digunakan  Pisau dan alat pemotong harus bersih dan bebas minyak  Ujung pemotong harus tajam dan bersih  Pembuka kaleng haarus dipergunakan untuk kaleng saja  Papan pemotong harus kokoh, area pemotongan  Pemotongan daging harus teliti  Papan pemotong harus kokoh  Ada tempat yang cukup untuk pergerakan memotong  Perlindungan terhadap jari saat memotong harus diperhatikan  Pisau yang jatuh jangan ditangkap
  • 19. Bekerja di area tinggi & bagian luar kapal:  Resiko terjatuh  Pergerakan kapal terutama saat cuaca buruk sangat berbahaya  Tangga harus tersedia bila jangkauan tinggi diatas normal  Personnel dengan masa kerja dibawah 12 bulan tidak boleh bekerja diketinggian kecuali diawasi dengan yang berpengalaman  Personel yang bekerja di ketinggian harus memakai tali penyelamat atau alat penyangga  Sebaiknya dipasang jala keselamatan untuk menangkap orang jatuh  Pelampung dapat juga dikenakan  Personel tsb harus dimonitor oleh kru yang bertanggung jawab dari deck  Bila pekerjaan ada didekat peluit kapal, pastikan powe dalam keadaan mati dan ada peringatan di bagian jembatan dan kamar mesin  Bila pekerjaan ada di dekat cerobong, engineer yang bertanggung jawab harus memastikan minimal uap, gas beracun atau asap  Bila pekerjaan di area radio, officer radio harus menginfokan tidak ada transmisi  Bila dekat dekan scanner radar, harus dipastikan radar dan scanner terisolasi  Pekerjaan di tempat tinggi tidak semestinya dekat dengan tempat kargo  Personel dianjurkan untuk memakai sabuk khusus untuk meletakkan peralatan2 yang dibutuhkan 3. Safe system of works
  • 20. Bekerja di kamar mesin Suara yang sangat bising  Gunakan pelindung telinga  Alarm audible dan visual harus terpasang Kebocoran minyak, tank dan lambung kapal  Sumber kebocoran harus ditemukan dan segera diperbaiki  Minyak bekas tidak boleh dikumpulkan di lambung kapal atau bagian atas tank  Kebocoran bahan bakar, pelumas dan minyak hidolik harus dibuang berdasarkan Part 120 Marine Protection Rules  Bagian atas tank dan lambung dicat dengan warna terang, bersih dan memiliki penerangan yang baik disekeliling tekanan pipa minyak sehingga kebocoran terdeteksi  Perhatian penuh saat mengisi minyak sehingga tidak overflow terutama di ruang mesin dimana pipa exhaust atau permukaan panas lainnya tepat berada dibawah  Lubang penampungan harus tersedia sehingga kelibihan isian minyak dapat langsung dialirkan ke tempat yang aman  Ruang mesin di lambung kapalp harus berrsih dari sampah sehingga lumpur yang mungkin terbentuk tidak terblok  Remote control untuk memberhentikan mesin2 atau menutup tank harus sering diuji coba  Aturan2 ini juga berlaku untuk ruang penyimpanan bahan bakar sehari-hari dan tank minyak pelumas. .
  • 21. Boilers  Instruksi operasi harus terdisplay di setiap boiler  Informasi dati perusahaan peraltan pembakar minyak harus juga terdisplay  Flashing up procedure harus diikuti untuk menghindari tiupan kembali saat boiler dihidupkan  Tidak seharusnya ada tumpahan minyak di lantai perapian  Temperatur pemrosesan minyak harus tepat  Perapian harus dibersihkan dengan udara  Ledakan bias terjadi dari percobaan untuk menyalakan kembali pemanas dari brickwork perapian  Personel harus berdiri di satu sisi, memasukkan obor dan menyalakan pembakaran  Harus tidak ada tetesan minyak  Bila api tidak segera menyala, supply bahan bakar harus dimatikan dan tungku perapian di ventilasi dengan peniupan udara selama 2-3 menit  Selama periode ini, burner harus disingkirkan dan atomizer beserta tip diperiksa untuk memastikan ketepatannya  Bila terjadi kesalahan perapian, supply bahan bakar harus dihentikan
  • 22. Ruang mesin tanpa awak  Hanya personel yang mendapat ijin yang bisa masuk Hanya bisa melakukan pekerjaan dalam waktu singkat  Sebelum masuk ruangan, pada interval tertentu saat masuk atau meningggalkan ruangan, harus melapor  Metode pelaporan harus dijelaskan detil  Bila engineer officer sendiri yang masuk, dia harus juga melapor ke deck officer  Tanda peringatan harus terdisplay jelas di semua jalan masuk ruangan  Peringatan harus diberikan karena ada kemungkinan mesin tiba2 menyala Harus ada penerangan yang baik (lampu)  Saat mesin ada dibawah control bridge, harus ada pemberitahuan tentang perubahan setting mesin oleh engine room staff  Informasi mengenai mesin2 pendigin harus ada di setiap kapal berkaitan dengan pengoperasian dan maintenancenya, karakter mesin dan penanganan untuk keselamatannya.  Tidak seorangpun bisa masuk ke kompartemen beku sebelum ijin officer  Harus ada ventilasi dan cahaya  Supply dan exhaust fan dari dan ke kompartemen harus selalu menyala dan tidak terhalang apapun di bagian inlet dan outlet  Bila ventilasi dirasa kurang, portable fan dapat digunakan untuk mengurangi gas beracun dari sekeliling mesin  Bila ada zat pembeku yang bocor, hanya yang berkompeten yang dapat memperbaiki  Personel yang masuk harus memakai pelindung pernafasan  A person should be stationed  Harus ada orang lain yang menemani disekitar juga dengan peralatan pelindung pernafasan Mesin pendingin
  • 23. Ijin Untuk Bekerja (Permit to work system) Contoh:
  • 24.
  • 25. Tata cara memasuki ruang terisolasi Hazards potensial : Kekurangan Oksigen  karat terjadi karena oxygen bereaksi dengan baja  Oksigen bereaksi dengan bahan kimia  Oksigen bereaksi dengan kargo terbawa atau gas dari cargo yang mudah menguap telah menggantikan oksigen di tanki  Gas hydrogen terbentuk di tanki cargo yang terlindungi secara katodik untuk pemberat  Oksigen tergantikan dengan karbondoksida (CO2) atau pemadam api lainnya atau gast inert di dalam tanki  Oksigen meter menunjukkan paling tidak 20% volume O2, barulah ijin masuk dikeluarkan Indikator kombustibel gas tidakbisa digunakan untuk mengecek kadar O2 Racun kargo minyak  Gas hydrocarbon mudah meledak dan toxic, misal di kargo berisi minyak mentah dan produknya  Asap gas hydrocarbon mungkin muncul di ruang pompa, cofferdams, duct keels or tempat lain yang berdekatan dengan kargo.  Komponen dalam gas seperti benzene dan hydrogen sulfida sangat berbahaya
  • 26. 1. Posisi perlengkapaan boarding 2. Penerangan dan pergerakan yang aman 3. Tangga dan tali portabel 4. Jaring penyelamat 5. Maintenance perlengkapan untuk kemudahan akses 6. Kondisi tertentu 7. Tangga dan kerekan Pengaturan saat boarding
  • 28. Penggunaan Perlengkapan & Peralatan Kerja Perlengkapan sumber daya portable  Sebelum pekerjaan dimualai, personel harus memastikan power supply dan selang2nya di kondisi yang baik  Saat melewati pintu, pintu harus terbuka  Resiko sengatan listrik dpt meningkat bila ruangan lembab  Bila kondisi lembab, mesin tenaga harus dioperasikan dari supply voltage rendah (<50 V AC dengan maksimum 30 V ke tanah atau 50V DC)  Bila voltage rendah tidak mungkin, gunakan trafo lokal untuk mensuplai 1 mesin saja, grounding yang sensitive dapat digunakan sebagai pengaman  Resiko dari alat listrik portable juga berlaku untuk lampu portable  Supply ini tidak boleh melebihi 24 V  Peralatan dengan dobel insulasi tidak digunakan untuk kapal karena air dapat menyebabkan shock yang fatal  Perlengkapan lain harus disimpan ditempat yang aman Aksesori dan perlengkapan tidak diganti saat alat terkoneksi ke sumber daya
  • 29. Abbrasive wheels  Abbrasive wheels hanya digunakan oleh orang yang kompeten dengan instruksi dari pabrik pembuatnya  Abbrasive wheels sangat rapuh dan harus extra hati2  Jenis wheels harus disesuaikan kebutuhan  Wheel yang lembut cocok untuk materal keras, dan sebaliknya  Sebelum wheel dipasang, pengecekan dan pembersihan dengan kuas/ sikat harus dilakukan  Pengecekan dpt dilakukan dengan memegangnya secara horizontal dan meyentuhkan ke sebuah bahan dengan pelan2, Bila tidak ada bunyi, kemungkinan rusak  Pengait wheels hanya secukupnya dikuncikan untuk menahan wheel dengan kuat  Bagian sisi wheel tidak untuk grinding  Personel harus menggunakan pelindung mata saat melakukan pekerjaan ini
  • 30. Tali (Rope) Tali bisa menjadi resisten karena bahan kimia
  • 31. Zat berbahaya (Hazardouz Substances) Debu Asbes:  Semua tipe asbes memiliki struktur fiber dan dapat menjadi debu berbahaya bila permukaannya bila kontak dengan udara terganggu  Resiko tidak terlalu nyata tapi dapat menyebabkan kanker paru-paru. Asbes tidak tidak terlihat dengan mata telanjang  Asbestos kering lebih mudah memproduksi debu daripada asbestos yang basah  Asbestos lebih banyak ditemukan di kapal tua, di gasket dan jalur rem  Pemilik kapal harus mensosialisasikan dimana asbestos mungkin ada  Personel yang bekerja dekat asbestos harus mendapat peringatan dan melaporkan kondisi kesehatan  Kondisi asbestos yang sudah lama dapat dibersihkan oleh perusahaan pembersih asbestos  Bila diperlukan, emergency repairs berkaitan dengan asbestos dapat dilakukan saat kapal berlayar
  • 32. Penggunaan Pestisida  Semua kru harus menggunakan baju pelindung dan pelingdung mata saat operasi penyemprotan  Hanya operator yang kompetent dapat melakukan penyemprotan  Penyemprotan harus atas perintah master  Master harus mematuhi in-transit fumigation setelah lebih dahulu melihat persyaratan dari administrasi nasional darimana kapal berasal dan harus mendapat approval dari pelabuhan tujuan selanjutnya  Master harus memastikan personel penyemprot sudah mendapat training  Personel penyemprot harus familiar dengan jenis gas tersebut, zat berbahaya didalamnya, gejala keracunan dan pertolongan pertama akibat gas tsb  Tanda “Fumigation Warning” harus terlihat jelas di area kargo atau area penyem[rotan lain
  • 33. Barang berbahaya (Dangerous Goods)  Harus terklasifikasi, dipack dan dilabel untuk transportasi sesuai peraturan International Maritime Dangerous Goods (IMDG) Code.  Peraturan ini meliiputi warna, nama dan pictogram, meliputi sifat mudah meledak, racun dan kemudahan berkarat . Penggunaan Bahan Kimia  Tidak menggunakan bahan kimia dari kemasan tanpa label  Mata dan kulit harus terlindungi  Instriksi dari pabrik harus secara cermat diikuti  Beberapa agen pembersih seperti caustic soda dan pemutih dapat mengiritasi mata dan kulit  Tidak mencampur bahan kimia kecuali memang diketahui aman Dry-cleaning operations • Bahan dry cleaning biasanya mudah menguap • Ventilasi harus tersedia di kompartemen dry-cleaning • Dilarang merokok di area kompartemen dry-cleaning • Dry cleaning dapat menyebabkan iritasi kulit, karenanya pelindung diri harus dikenakan • Harus ada penanggung jawab untuk keamanan dan akses di tempat tersebut
  • 34. Penggunaan Tanda Peringatan Tanda permanen: • Larangan, peringatan dan mandatori • Menandai rute emesgensi dan melarikan diri • Pertolongan pertama • Lokasi alat pemadam api Red signs: mean either:  larangan  hentikan , evakuasi  alat pemadam api Yellow signs  Nasihat untuk berhati-hati  Symbol bahan berbahaya biasanya hitam (gambar tengkorak disilang hitam diatas papan berwarna kuning) Blue signs  Mandatory (perintah) Green signs • Pintu darurat • Pertolongan pertama
  • 35. Contoh penggunaan warna tanda peringatan untuk bahan kimia
  • 36. Warna silinder untuk medical gas
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41.
  • 42.
  • 43.
  • 44.  Harus ada pencatatan tentang berat gross kargo dan property special on board atau di shipping documents  Bila melibatkan lebih dari 1 pelabuhan untuk loading dan unloading, cargo lebih baik diletakkan secara berlapis sehingga mengurangi ketinggian tumpukan  Tidak meletakkan kargo ringan diatas yang lebih berat  Kargo harus tersimpan bersama dengan anak tangga yang mudah dijangkau bila diperlukan  Berjalan atau memanjat kargo berisiko jatuh  Hindari gap terlalu besar antar kargo yang menyebabkan ketidakrataan 4. SPECIALIST SHIP 4.1 Dry Cargo Ships
  • 45. Pengerjaan Kargo • Harus ada alat angkat yang memadai • Gir Kargo harus dicek rutin • Maintenance work seperti; chipping, spray painting, shot-blasting or pengelasan tidak dilakukan saat operasi kargo dilakukan • Muatan yang direndahkan tidak boleh melewati orang • Personel harus berhati-hati saat menggunakan tangga di area hatch saat ada operasi kargo • Informasi tenang kargo meliputi massa gross atau unit kargo. • Bila tidak terdapat tanda massa kargo, penimbangan cargo dapat dilakukan untuk informasi yang lebih akurat (harus dilakukan oleh pengirim) • Pemberi aba-aba harus ada di hatchway saat pengerjaan kargo, kecuali pandangan sopir crane terhalang total • Pemberi aba2 harus memiliki jangkauan pandang ke semua area operasi • Pastikan pengait, pengayun dan gir gir lain sesuai dengan ukuran dan berat kargo • Untuk merendahkan/meletakkan muatan, harus sepelan mungkin • Muatan tray dan palet harus dikaitkan dengan sling (pengayun) berkaki 4, dan jala bila memungkinkan, untuk menangkap barang terjatuh • Barang berbentuk buntalan, pipa, tube harus diangkat dengan sling 2 kaki • Sudut antara kaki dan pengayun tidak melebihi 90o untuk keamanan. Bila tidak mungkin, sudut dapat dinaikkan sampai 120o sehingga setiap kaki dari tali pengayunmendapat tekanan yang samaa dari berat muatan • Saat pekerjaan terpaksa diinterupsi, kondisi hatch harus aman dan hatch cover harus diposisikan
  • 46. Lighting in cargo spaces  Hindari lampu terbuka dan warna terlalu kontras harus dihindari  Lampu portable harus terjaga dan dihindarkan dari kerusakan  Lampu portable tidak direndahkan atau sebagai perpanjangan dari alat elektrik lainnya. General precautions for personnel  Personel harus berhati-hati terhadap permukaan tidak rata, mungkin juga paku  Jala keselamatan harus dipasang di batas2 batas kargo, ditempat yang kurang rata untuk meminimalisasi resiko jatuh  Personel harus waspada akan adanya gas berbahaya yang menyelinap keluar kargo  Tangga portable harus tersedia
  • 47. • Semua master, officer dan kru harus memiliki sertifikat training untuk bekerja di kapal tanker sesuai regulation V/1 of the International Convention on Standards of Training, Certifi cation and Watchkeeping for Seafarers, 1978, as amended in 1995. • Emergency training harus dilakukan rutin • Instruksi meliputi pertolongan pertama untuk menghadapi kontak dengan zat berbahaya • Kru harus menjaga kebersihan personal saat bekerja untuk cargo handling dan pembersihan tanki • Resiko penyakit sangaat tinggi dari kontaminasi cairan kimia terutama tanker bahan kimia dan gas • Semua kru bertanggung jawab untuk keamanan muatan dan harus memiliki info relevan tentang karakteristik muatan sebelum dimuat dan harus terus diperhatikan selama perjalanan • Pelarangan ketat untuk merokok dan membawa korek • Tumpahan dan kebocoran harus ditangani secepat mungkin • Lap yang terkena minyak tidak bias dibuang sembarangan • Kotoran yang mudah terbakar tidak boleh dikumpulkan • Peralatan handling kargo, alat penguji, dan alarm otomatis harus sangat terjaga dalam standar yang tingi • Bila ada alat elektronik di area kargo, harus mendapat persetujuan dan disertifikasi “aman” • Orang yang tidak berkompeten dilarang menyentuh perlatan • Kerusakan seperti hilangnya kunci penutup, karat yang parah, lampu pecah harus segera dilaporkan • Pekerjaan di kapal yang melibatkan panas tidak dikerjakan di ruang kargo • Kemungkinan kebocoran gas harus selalu terkontrol 4.2 TANKERS AND OTHER SHIPS CARRYING BULK LIQUID CARGOES
  • 48. Kapal pembawa minyak/ minyak mentah  Harus disadari bahwa tankers pembawa petroleum dan produknya sangat beresiko meledak dari sulutan uap yang pada kondisi tertentu dapat masuk ke area tertentu di dalam kapal  Uap dapat bersifat racun dalam konsentrasi rendahpun.  Beberapa bahan ; (gasoline) dengan tetra-ethyl or tetra-methyl- lead, sangat berbahaya bagi kulit  Beberapa referensi yang dapat dibaca: International Chamber of Shipping: International Safety Guide for Oil Tankers and Terminals Safety in oil tankers, a handbook for crew members.  Harus ada aturan keamanan dari perusahaan yang selalu diperbaharui
  • 49. Liquefied gas carriers  Harus diperhatikan bahwa pipa kargo, katup dan koneksinya bila bocor akan mengeluarkan suhu dingin  Kontak dengan kebocoran dapat menghasikan kebakaran dingin  Tekanan harus diturunkan hati-hati dan kargo cair harus di drained menggunakan system transfer kargo seperti pipa discharge sebelum pemutusan hubungan  Beberapa kargo seperti ammonia memiliki bau yang sangat menyengat dan dalam jumlah kecil dapat mengiritasi mata dan membakar kulit  Kru harus berhati-hati saat menggerakkan kapal terutama bila sedang memanjat tangga dan berjalan di area kargo  Letak tempat mencuci wajah/mata/ shower pengaman harus diketahui pasti oleh semua kru
  • 50. SHIPS SERVING OFFSHORE OIL AND GAS INSTALLATIONS (Kapal minyak dan gas lepas pantai)  Master bertanggung jawab bahwa deck cargo diperiksa oleh orang yang berkompeten dan sesuai dengan yang di maksudkan untuk perjalanan  Deck yang tidak digunakan sebagai area kargo harus jelas  Kargo secara individual harus diikat atau secara group  Pengikatan kargo harus praktis dan mudah dilepas  Pengikatan kargo harus selalu dicek selama berlayar  Personel yang bertanggung jawab harus selalu disupervisi dari bridge terutama saat cuaca buruk  Harus ada penerangan cukup saat malam atau cuaca buruk  Bila memungkinkan, pipa untuk menahan pergerakan tube bisa digunakan  Tali yang tidak terpakai tidak boleh dibuang dilaut karena dapat menjerat baling-baling
  • 51. Approaching installation and cargo handling at installation o Master harus merencanakan dahulu sebelum sampai ke tempat instalasi o Bila jangkar harus diturunkan, personel tidak berdiri didekat pagar kapal o Peralatan keselamatan harus tersedia, termasuk pelampung, hook dan tali saat mooring dan cargo handling sedang berjalan o Transfer kargo di laut adalah pekerjaan yang sangat sulit karena risikonya tinggi karena barang berat harus diproses dari kombinasi ruang deck di laut. o Master memutuskan urutan untuk discharge kargo dari dan ke instalasi o Saat kargo dibuka, pengikatan kargo tidak dibuka sampai barang siap diangkat o Setelah ikatan dilepas, kargo harus aman dari gerakan o Personel harus waspada dengan resiko terpukul atau tersentuh kargo yang melayang karena gerakan kapal yang tiba-tiba
  • 52. Transfer of personnel by ship to installation by “personnel baskets”  2 orang harus stabil dengan perlengkapan saat harus membungkuk ke deck  Barang bawaan diamankan diantara jarring di keranjang  Personnel yang ditransfer harus mengenakan life jacket dan pelindung lain  Personel harus berdiri diluar basket dengan kaki terpisah antara kapal dan basket dan cepat meraih pegangan dengan kedua tangan  Bila terlaksana dengan sempurna, basket dapat dikeluarkan dari kapal dan dan digantungkan secepat mungkin sebelum dikaitkan ke instalasi  Selama operasi perlengkapan pelindung seperti pelampung dan boathook harus ada  Komunikasi harus terjaga antara kapal, kapal yang standby dan instalasi
  • 53. 4.3 SPECIALIST SHIPS – RO-RO FERRIES  Kru harus mudah dikenali oleh penumpang  Komunikasi officer deck dan bridge harus jelas dan singkat untuk menjaga keselamatan penumpang  Harus ada control traffic tentang batas kecepatan dan bila perlu ada pemberi aba-aba  Kolaborasi dengan manajemen di pelabuhan harus ada sehingga mereka dapat mengontrol pergerakan kapal  Signal dari gerakan tangan tidak boleh bermakna ganda  Penerangan yang cukup  Bila kapal membawa kendaraan, personel yang bertanggung jawab membawa kendaraan harus menyingkir dari jalan yang bukan jalan kendaraan Harus dicermati bahwa kendaraan dapat bergerak apabila permukaan miring Harus tersedia alarm bila kendaran bergerak tidak semestinya  Personel yang menggerakkan kapal harus menyadari kemungkinan pergerakan bidang miring
  • 54. Penyimpanan kendaraan Kendaraan tidak boleh :  Parkir permanen di jalan pejalan kaki  Menghalangi operasi control , jalan ke buritan, tangga, hatches, alat pemadam api  Disimpan bersebrangan dengan korden semprotan api, bila ada instalasi tsb  Bila memungkinkan, kendaraan parir dengan posisi gigi masukmenggunakan alas selama transportasi laut  Drum, tabung dan kemasan berdinding tipis rentan terhadap kerusakan jika kendaraan terombang-ambing dalam cuaca buruk, dan tidak boleh disimpan di dek kendaraan tanpa perlindungan memadai
  • 55. Thank you Source : CODE OF SAFE WORKING PRACTICES FOR MERCHANT SEAFARERS 2007 Maritime New Zealand