1. PSMS
PAMA SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
SISTEM PENGELOLAAN K3&LH PAMA
DI PT PAMAPERSADA NUSANTARA
presented by :
Satria Fauzana
Agus Setiawan
2. Daftar Elemen PSMS
1. Organisasi dan Kepemimpinan
2. Komunikasi
3. Inspeksi
4. Observasi Tugas
5. Investigasi Insiden dan Analisa
6. Standar, Prosedur, Peraturan dan Disiplin
7. Kesiapan Dalam Keadaan Darurat
8. Pelatihan
9. Kesehatan Pekerjaan dan Ergonomi
10. Desain Rekayasa, Manajemen Plant dan Peralatan, Pengendalian
Pembelian dan Metode
11. Seleksi dan Penempatan
12. Alat Pelindung Diri (APD)
13. Sistem Evaluasi
14. Monitor dan Perlindungan Lingkungan
15. Keselamatan Di Luar Pekerjaan
3. Kebijakan Dasar K3&LH
• Tujuan:
Untuk memberikan pernyataan publik dari keinginan dari Top
Management bagi semua stakeholders, mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan Keselamatan, Kesehatan Kerja, &
Lingkungan Hidup.
• Hal-hal penting yang berkaitan dengan kebijakan dasar:
- Disusun oleh SHE Division HO
- Meliputi aspek-aspek yang relevan terhadap K3&LH
- Ditandatangani oleh Presiden Direktur yang menjabat
- Di-review setiap tahun pada Rapat Komite Keselamatan
4. Elemen 6 Standar, Prosedur,
Peraturan, & Disiplin
NOMOR STANDAR JUMLAH STANDAR
SHE / 98 / 06.01 / STD Pengendalian, Review dan
Penyebarluasan Standar, Prosedur dan
Peraturan Keselamatan
SHE / 98 / 06.02 / STD Surat Izin Bekerja dan Label Tanda Bahaya
SHE / 98 / 06.03 / STD Sistem dan Penggunaan “Lock-Out”
SHE / 98 / 06.04 / STD Tanda-tanda Simbol Keselamatan,
Pengumuman, Pelabelan, Kode Warna
dan Demarkasi
SHE / 98 / 06.05 / STD Pemenuhan Standar dan Prosedur
Kedisiplinan
5. 6.2 Surat Izin Bekerja & Label Tanda Bahaya
Surat Izin Bekerja
• Pekerjaan apapun yang dilakukan di dalam Ruang Tertutup
(Lingkungan kurang oksigen),
• Pekerjaan dengan Panas (Bahan mudah terbakar),
• Bekerja dekat sumber radiasi,
• Pada pekerjaan di instalasi listrik tegangan tinggi,
• Pekerjaan penggalian, kemungkinan ada kabel,pipa,
• Bekerja di ketinggian (di atas 5 meter),
• Pada tugas-tugas tertentu “yang luar biasa” dimana ada
kemungkinan terkena resiko serius
6. 6.3 Sistem dan Penggunaan
Lock Out dan Tag Out
Tujuan
Memastikan terdapat format standar untuk “Lock-Out”,
pengaturan “Alat Lock-Out”, & semua sumber energi dalam
“Potensial Nol” sebelum pekerjaan diteruskan, agar mencegah
cedera pada karyawan dan karyawan dari sub-kontraktor.
Identifikasi Bahaya
Survei harus mencakup sumber energi:
1. listrik
2. mekanik
3. hidrolik
4. pneumatik
7. • Sistem Lock Out & Tag Out (LOTO)
Adalah alat pengisolasi energi, untuk memastikan agar
peralatan dikendalikan, tidak bisa dijalankan sampai Lock dan
Tag dicabut. LOTO terdiri dari Danger Tag dan Gembok
Standar (1 set) yang digunakan secara bersama-sama (tidak
terpisah).
• LOTO diperlukan dalam:
- Sistem penyala kendaraan, mesin, atau peralatan yang sedang
rusak, tidak dalam keadaan aman untuk dioperasikan (kecuali
perkakas tangan),
- Sistem penyala kendaraan, mesin, atau bagian peralatan yang
sedang dalam proses pemeliharaan, dan
- Semua benda, bagian peralatan atau perkakas yang tidak
aman untuk dioperasikan.
8. 6.4 Tanda-tanda Simbol K3&LH, Pengumuman,
Pelabelan, Kode Warna, dan Demarkasi
PAPAN KETERANGAN KODE WARNA
Daerah Asal Pekerjaan
Daerah Bebas dari Barang untuk Pemadam Api
Area Aman untuk Jalan
Pembatas Demarkasi
Daerah Tempat Sampah dan Barang Bekas
Daerah Penumpukan dan Penyimpanan
Daerah Bebas dari Barang untuk Peralatan Listrik
STANDAR KODE WARNA (DEMARKASI LANTAI)
9. 6.4 Tanda-tanda Simbol K3&LH, Pengumuman,
Pelabelan, Kode Warna, dan Demarkasi
STANDAR KODE WARNA (DEMARKASI LANTAI)
AIR MINUM
AIR TIDAK BISA DIMINUM
OLI
UDARA
SOLAR
10. 6.5 Pemenuhan Standar dan
Prosedur Pendisiplinan
PELANGGARAN SARAN PEMBERIAN SANKSI
Tidak Menggunakan APD
(Alat Pelindung Diri)
Minimum Surat Peringatan Kedua
Mengendarai Mobil
Tanpa SIMPER
Pemutusan Hubungan Kerja
Melepas “Tanda Bahaya”
Tanpa Izin
Minimum Surat Peringatan Kedua
Melepas “Alat Pengaman”
Tanpa Izin
Pemutusan Hubungan Kerja
Mengendarai Melebihi
Kecepatan
Minimum Surat Peringatan Kedua
Mengendarai Mobil
Dalam Keadaan Mabuk
Minimum Surat Peringatan Kedua
Mengendarai Mobil
dengan Sembrono
Minimum Surat Peringatan Kedua
11. Elemen 7 Persiapan Dalam
Keadaan Darurat
NOMOR STANDAR JUMLAH STANDAR
SHE / 98 / 07.01 / STD
Identifikasi Bahaya dan
Penilaian Resiko (IBPR)
SHE / 98 / 07.02 / STD Manual Prosedur Keadaan
Darurat Site
SHE / 98 / 07.03 / STD Latihan Keadaan
Darurat Sistem Alarm
SHE / 98 / 07.04 / STD Peralatan P3K Fasilitas,
dan Pelatihan
SHE / 98 / 07.05 / STD
Sistem, Pencegahan, Perlindungan
Kebakaran, Fasilitas dan
Perawatan
SHE / 98 / 07.06 / STD
Sistem Keamanan
12. 7.1 Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
(IBPR)
• Definisi bahaya & resiko
Bahaya adalah benda, bahan (zat), aktifitas, atau kondisi yang
potensial menyebabkan cedera, kerusakan, atau kerugian
dalam derajat apapun.
1. Benda (benda fisik: meja, kursi, truk, ban, dll),
2. Zat (zat kimia: diesel, minyak, debu, gas, dll),
3. Aktivitas (tindakan: tidak memakai APD, dll),
4. Kondisi (kondisi berbahaya: lantai, jalan licin, dll).
Resiko adalah Kesempatan/kemungkinan bertemunya satu
bahaya atau lebih yang dapat mengakibatkan kerugian dalam
derajat apapun(Near Miss, kerusakan harta benda atau
kerugian prematur.
13. KODE
BAHAYA
POTENSI
RESIKO
TINGKAT
RESIKO
KEMUNGKINAN AKIBAT
TINDAKAN
DIPERLUKAN
AA 75 < 125
RESIKO
KRITIKAL
Kemungkinan / Kerugian
Besar > US$ 10.000
STOP DAN
PERBAIKI
A 32 < 74
RESIKO
TINGGI
LTI Serius / Kerugian Barang
US$ 5.000 to US$ 10.000
PERBAIKI
12 JAM
B 18 < 31
RESIKO
SEDANG
LTI Serius / Kerugian Barang
US$ 1.000 to US$ 5.000
PERBAIKI
3 HARI
C 2 < 17
RESIKO
RENDAH
Cedera Ringan / Kerugian
Barang Ringan
PERBAIKI JIKA
DAPAT
MATRIKS RESIKO & KODE BAHAYA
RISK MATRIX & HAZARD CODE
14. 7.2 Manual Prosedur Keadaan Darurat Site
Beberapa keadaan darurat:
• Kebakaran (kebakaran alat-alat, bangunan, dan semak
belukar),
• Kecelakaan (cedera, kerusakan dan kerugian harta benda),
• Getaran tanah (dinding runtuh, longsor),
• Banjir (banjir di area penambangan karena hujan atau air
yang menguap dan banjir di tempat lain),
• Peledakan (peledakan tak terduga, peledakan prematur
bahan peledak),
• Pemberontakan dari pekerja atau penduduk (demonstrasi,
pemogokan)
• Kecelakaan bis / taxi
• Kecelakaan Kapal / Pesawat
15. 7.4 Peralatan P3K, Fasilitas, dan Pelatihan
TIPE PERALATAN LOKASI
Perlengkapan Alat Pertolongan Pertama
terdiri dari:
- Satu kantong respons emergency
(ransel) yang standar,
- Satu usungan keranjang dan,
- Satu selimut
- Pos pertolongan pertama setiap
penambang,
- Di setiap blok kantor tambang (pit),
- Di setiap tempat kerja tambang atau di
lapangan kerja yang luas,
- Di setiap camp site / mess,
“ Apabila lokasi diatas atau dibawah 500
m dengan yang lain, diberi kebebasan /
keleluasaan untuk menempatkan pusat
perangkat P3K”
Kantong Pertolongan Pertama :
- Hanya sebuah kantong pertolongan
pertama
-Simpan di dalam kabin di semua
kendaraan yang disiapkan untuk
supervisor,
- Dibawa oleh semua karyawan yang
bekerja di tempat terpencil
LOKASI DAN PENEMPATAN
PERALATAN PERTOLONGAN PERTAMA
16. 7.5 Sistem Pencegahan, Perlindungan
Kebakaran, Fasilitas, dan Perawatan
• Sistem Perlindungan kebakaran terdiri dari:
1. Alarm kebakaran,
2. Pemadam kebakaran portable,
3. Peralatan / perlengkapan pemadam kebakaran,
4. Alat pendeteksi panas dan asap,
5. Sistem pemadam api otomatis,
6. Truk pemadam (truk air) & tim pemadam kebakaran.
• Sosialisasi dan Pelatihan:
- Sedikitnya 10% dari karyawan di setiap departemen harus menjalankan
training memadamkan api secara praktis,
- Semua karyawan di Departemen Security harus menjalankan Training
Memadamkan api praktis,
- Ada sistem resmi, untuk memastikan bahwa semua karyawan (termasuk
sub-kontraktor), diberi sosialisasi sistem dan fasilitas pencegahan dan
perlindungan,
17. Klasifikasi Kebakaran & Seleksi Peralatan Kebakaran
JENIS
KEBAKARAN
DESKRIPSI KELOMPOK TIPE PEMADAM
A
Kebakaran disebabkan bahan padat yang mudah
terbakar (batubara, kertas, sedotan, kayu, kain,
karet, dan plastik)
Air, bubuk kering,
busa
AC
Kebakaran disebabkan Kebakaran jenis A +
berhubungan dengan sumber tenaga listrik, kabel
listrik, generator, trafo dan saklar
Bubuk kering, gas
(Co2)
B
Kebakaran disebabkan oleh cairan & gas yang
mudah terbakar & cairan dari benda padat yang
berubah menjadi cairan
Bubuk kering, busa
BC
Kebakaran disebabkan Kebakaran jenis B +
berhubungan dengan sumber tenaga listrik, kabel
listrik, generator, trafo dan saklar
Bubuk kering, gas
(Co2)
ABC
Kebakaran disebabkan Kebakaran jenis A + B +
berhubungan dengan sumber tenaga listrik, kabel
listrik, generator, trafo dan saklar
Bubuk kering, gas
(Co2)
D
Kebakaran disebabkan logam, terbakar pada
temperatur tinggi
Gas (Co2)
18. Klasifikasi Alat Pemadam Berdasarkan Area Kerja
AREA KERJA (RUANGAN) TIPE PEMADAM API YANG DIPLIH
Kantor umum, ruang komputer Gas (Co2)
Bengkel, gudang, penyimpanan alat Bubuk kering (ABC)
Area penyimpanan minyak / diesel Bubuk kering (ABC)
Alat bermotor (truk / excavator) Bubuk kering (ABC), supresi auto
Mess, dapur, tempat tinggal Bubuk kering (ABC)
Lingkungan umum (semak, rumput) Air (truk & pipa karet)
Penempatan Alat Pemadam Api :
-Di posisi yang mudah terlihat,
- Ketinggian 1,5 meter dari atas lantai,
- Ditempatkan dekat pintu keluar yang biasa atau darurat,
- Harus ditandai dengan “kain merah putih berbentuk segitiga” dibalik papan,
- Harus diletakkan sengaja dekat dengan tempat yang beresiko,
- Tidak diletakkan pada tempat bertemperatur yang ekstrim (lebih rendah dari
0oC atau lebih tinggi dari 55oC
19. ELEMEN 9 KESEHATAN KERJA DAN ERGONOMI
NOMOR STANDAR JUMLAH STANDAR
SHE / 98 / 09.01 / STD
Sistem Identifikasi Bahaya, Penlaian
Resiko, dan Pengendalian Bahaya
Resiko Kesehatan dan Higiene
Komprehensif
SHE / 98 / 09.02 / STD Sistem Perawatan, Pelayanan dan
Bantuan Kesehatan
SHE / 98 / 09.03 / STD Pengujian Kesehatan dan Perawatan
Kesehatan (Baru / Tahunan / Khusus)
SHE / 98 / 09.04 / STD Sistem Pengelolaan dan survey
ergonomi
SHE / 98 / 09.05 / STD
Sanitasi dan Higiene Fasilitas Site
SHE / 98 / 09.06 / STD
Catatan Medis (Kesehatan Kerja)
SHE / 98 / 09.06 / STD Standar Air Minum dan Penawaran
Kualitas Air Minum
20. 9.4 Sistem Pengelolaan dan Survey Ergonomi
• Survey Ergonomi
Cakupan survey:
1. Semua aktifitas antar orang / mesin,
2. Semua kabin peralatan tambang,
3. Semua kabin kendaraan lain,
4. Semua meja kerja di workshop / lokasi perbaikan,
5. Semua area kantor / tempat kerja,
6. Semua dapur dan kantin,
7. Gudang dan tempat penyimpanan barang,
8. Semua kamar tidur di wilayah mess,
9. Semua tugas penanganan manual.
21. • Penanganan Manual:
Hal harus diobservasi saat menilai penanganan manual:
1. Desain alur kerja, kondisi dalam lingkungan kerja,
2. Sikap tubuh, tindakan, gerakan yang diperlukan,
3. Bentuk, ukuran, berat, jenis benda yang ditangani,
4. Jarak benda perlu diangkat,
5. Usia dan kesehatan orang yang mengangkatnya,
6. Ketersediaan, kesesuaian alat bantu mekanik,
7. Studi mengenai persyaratan aplikasi tenaga,
8. Studi mengenai kebutuhan pemakaian energi.
22.
23. ELEMEN 10 BENTUK PERENCANAAN, PLANT
MANAGEMENT, PEMBELIAN DAN METODE
PEMBELIAN
NOMOR STANDAR JUMLAH STANDAR
SHE / 98 / 10.01 / STD
Pengelolaan dan pengendalian
semua perkakas dan peralatan lain
(termasuk : Kartu Kelayakan
Peralatan)
SHE / 98 / 10.02 / STD
Pengelolaan dan pengendalian
peralatan rumah tangga, tangga
bangunan, daerah-jalan, perancah
dan bekerja di ketinggian
SHE / 98 / 10.03 / STD Sistem dan alat-alat peringatan pada
kendaraan / peralatan
SHE / 98 / 10.04 / STD Pengelolaan dan pengendalian alat
angkat dan peralatan angkat
24. 10.5 Pengelolaan dan Pengendalian,
Perlindungan pada Mesin
• Pelindung Mesin adalah penghalang tetap atau peralatan lain, yang
menghalangi bagian tubuh menjangkau di bawah, di atas, sekeliling, atau
melalui pelindung selama mesin beroperasi normal. Termasuk juga semua
peralatan yang menghalangi seseorang memasuki daerah berbahaya.
• Persyaratan keselamatan yang perlu diperhatikan:
1. Tidak boleh ada yang bekerja pada atau di dekat mesin yang mempunyai
bagian bergerak, sementara ia memakai pakaian longgar, dasi atau
selendang.
2. Semua mesin dengan bagian berputar yang terbuka / terpapar harus
dimatikan pada waktu melakukan pekerjaan pemberian oli, pelumasan
atau perawatan.
3. Mesin dengan bagian berputar hanya boleh diberi oli atau dilumasi saat
bergerak oleh orang yang ahli (terlatih).
4. Tidak ada yang boleh memasang atau melepas sabuk penggerak (V-belt)
saat mesin sedang bergerak. Untuk melakukan pekerjaan ini mesin harus
dimatikan, dihentikan, dan di lock-out.
25. 10.6 Pengelolaan dan Pengendalian Semua Bejana
Bertekanan dan Tabung Silinder Terkompresi
• Penyimpanan Tabung Gas:
1. Semua tabung harus diperiksa saat datang dari suplier untuk bahaya
kebocoran atau kerusakan,
2. Tabung yang ada kebocoran tidak boleh diterima dan harus dikembalikan
pada suplier,
3. Semua tabung harus disimpan dalam ‘Penyimpanan Tabung Gas’ yang
khusus,
4. Gas-gas yang mudah terbakar dan pengoksidasi tidak boleh disimpan
bersama-sama,
5. Tabung harus disimpan dalam posisi tegak (vertikal),
6. Setiap tabung harus dirantai secara individual ,
7. Penyimpanan bebas dari bahan mudah terbakar,
8. Tabung penuh disimpan terpisah dari dari yang kosong,
9. Penyerahan / pengambilan tabung harus terkontrol.
26. 10.7 Pengelolaan dan Pengendalian Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
• Klasifikasi Tempat Berbahaya
Sebuah zona adalah daerah berbahaya dimana terdapat bahaya gas
mudah terbakar / gas atau uap. Klasifikasinya adalah sebagai berikut:
1. Zona 0 : Atmosfir di zona jenis ini adalah yang terus menerus eksplosif,
2. Zona 1 : Atmosfir di zona jenis ini adalah cenderung eksplosif dibawah
kondisi operasi normal. Gas bisa bersifat toksik atau beracun,
3. Zona 2 : Atmosfir di zona jenis ini cenderung eksplosif dibawah kondisi
abnormal
4. Zona 21 : Atmosfir di zona jenis ini cenderung mengandung debu / serat
yang mudah menyala dengan konsentrasi mudah menyala dibawah
kondisi operasi normal, dan
5. Zona 22 : Atmosfir di zona jenis ini mengandung debu / serat yang mudah
terbakar tapi tidak dalam kondisi yang mudah menyala
27. 10.9 Pengelolaan dan Pengendalian Semua Instalasi
Listrik, Pentanahan, dan Peralatan Portabel
• Daerah Kerja / Kerja Resiko Tinggi :
1. Semua sub-stasiun dan mini-sub (terutama dengan panel terbuka) harus
digolongkan dalam ‘Daerah Kerja Resiko Tonggi’ (DKRT),
2. Semua daerah transformer dengan paking terbuka harus digolongkan
dalam DKRT,
3. Semua panel 380 V yang tidak terisolasi harus digolongkan dalam DKRT,
4. Semua instalasi 525 V, 3.3 kV, 6.6 kV, 11 kV dan 22 kV (atau kV lebih
tinggi) harus digolongkan dalam DKRT,
5. Semua pekerjaan ‘Switching’, ‘Phasing’ dan perawatan di daerah tersebut
harus digolongkan dalam DKRT,
28. • Saat bekerja di ‘Daerah Kerja Resiko Tinggi’, beberapa hal berikut harus
diikuti :
1. Bekerja di semua daerah ini harus selalu dibawah pengawasan langsung
dari atasan,
2. APD yang diperlukan harus selalu dipakai,
3. Persyaratan dari standar yang menyangkut ‘Izin Kerja’ dan ‘Locking-out’
harus dipatuhi,
4. Daerah-daerah ini harus diventilasikan dengan baik.
• APD untuk bekerja di DKRT :
1. Topeng pelindung muka (bukan goggle / kacamata),
2. Sarung tangan kulit chrome panjang (30 cm),
3. Jas katun (pakaian),
4. Perlengkapan switching khusus
• Polaritas & Pembumian (grounding) :
Harus diperiksa secara teratur pada waktu inspeksi berkala 6 bulanan
29. • Daerah Voltase Tinggi (tingkat kV) :
1. Semua instalasi listrik 3.3 kV, 6.6 kV, 11 kV dan 22 kV (atau kV yang lebih
tinggi) harus dilengkapi denga alat switching tipe kendali jarak jauh,
2. Semua pekerjaan switching atau phasing pada instalasi ini harus
dilakukan dari jauh dan dibawah supervisi Kepala Seksi terkait,
3. Jika pekerjaan switching atau phasing pada instalasi ini tidak dapat
dilakukan dari jauh, ‘pencegahan safety khusus’ harus digunakan, yaitu
dengan penggunaan ‘kasa khusus’, memakai ‘pakaian khusus’, memakai
pelindung muka’, sera memakai sarung tangan kulit chrome panjang,
4. Sebelum dilakukan pekerjaan apapun pada instalasi ini, instalasi harus
dibumikan,
5. Orang yang bertanggung jawab harus mencatat ‘High Voltage Log Book’
yang ‘up to date’
30. 10.9 Pengelolaan dan Pengendalian Peralatan Tangga,
Tangga Bangunan, Daerah-jalan, Perancah
dan Bekerja di Ketinggian
• Bekerja di tangga :
1. Memberikan tips safety & petunjuk sebelum melakukan tugas bekerja di
tangga,
2. APD yang diperlukan harus selalu dipakai (sabuk pengaman / tali
penyelamat, safety helmet, safety shoes),
3. Tangga khusus non-konduski harus digunakan (fiberglass / kayu) jika
bekerja di daerah kabel listrik / konduktor / instalasi listrik terbuka,
4. Sebelum memanjat, pemanjat harus memastikan posisi tangga telah
benar dan aman. Di ujung atas tangga harus diikat pada bangunan untuk
memastikan kestabilan,
5. Anak tangga harus masuk ke sisi tangga (bukan denga sekrup atau paku),
6. Tinggi maks untuk tangga lipat adalah 2 m, untuk tangga yang dapat
diperpanjang maks 9 m,
7. Hanya boleh satu orang yang diperbolehkan berada di tangga yang sama
31. • Scaffolding / perancah :
adalah struktur sementara yang terbuat dari bahan perancah (besi / kayu /
bambu / papan / dsb) dan memberikan landasan untuk pekerjaan di
tempat tinggi untu konstruksi atau memberikan akses bagi pekerjaan di
tempat dengan ketinggian
32. Bekerja pada perancah :
1. Memberikan tips safety & petunjuk
sebelum melakukan tugas bekerja
di tangga,
2. APD yang diperlukan harus selalu
dipakai (sabuk pengaman / tali
penyelamat),
3. Perancah tidak boleh digunakan di
daerah kabel listrik / konduktor /
instalasi listrik terbuka. Lebih baik
gunakan tangga.
4. Perancah harus diikat pada
bangunan / struktur atau pada tali
jangkar untu memastikan
kestabilan,
5. Rangka dari perancah harus terjulur
1 meter di atas dari platform kerja
(untuk membentuk susuran tangan)
33. 10.12 Sistem dan Alat-alat Peringatan pada
Kendaraan / Peralatan
Semua kendaraan dan peralatan dalam armada perusahaan harus
dilengkapi dengan klakson yang selalu dapat berfungsi dengan baik.
• Klakson Kendaraan :
1. Sebelum pengemudi menjalankan kendaraannya, ia harus berjalan
mengitari kendaraan untuk memastikan daerah di sekeliling kendaraan
bebas dari hambatan, bahaya, dan orang,
2. Bunyi klakson satu kali saat menyalakan kendaraan : untuk
mengingatkan orang-orang yang ada di sekitar kendaraan bahwa
operator menghidupkan mesin,
3. Bunyi klakson dua kali sebelum mengemudikan kendaraan untuk
bergerak maju : untuk mengingatkan orang-orang yang ada di sekitar
kendaraan bahwa kendaraan akan maju,
4. Untuk kendaraan akan mudur tidak perlu menyalakan klakson karena
sudah ada sistem alarm mundur, tapi jika sistem alarm tidak berfungsi
maka bunyikan klakson tiga kali sebagai sinyal kendaraan akan mundur
34.
35.
36.
37. ELEMEN 12 ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
NOMOR STANDAR JUMLAH STANDAR
SHE / 98 / 12.01 / STD
Penilaian resiko alat pelindung diri
(APD) Analisis kebutuhan, Standar
APD, per jabatan dan tugas
spesifikasi standaar untuk semua
jenis APD
SHE / 98 / 12.02 / STD
Sistem pemberian, pengendalian,
dan sistem pencatatan APD dan
penekanan standar APD
38. 12.1 Spesifikasi Standar APD (jenis)
NO. NAMA ALAT
PELINDUNG DIRI
DESKRIPSI AALAT PELINDUNG DIRI
1. Safety / Hard
Helmet (Helm
Pelindung Kepala)
Berfungsi mencegah dan menghindari
terjadinya luka pada bagian kepala akibat
terbentur, kejatuhan, tertimpa, yang dapat
timbul akibat ketidaksengajaan. Safety
helmet wajib dipakai di semua area
tambang, workshop, dan ketika keluar dari
cabin unit.
2. Safety shoes Berfungsi untuk mencegah kecelakaan
yang menimpa kaki karena tertimpa benda
tajam atau berat, benda panas, cairan
kimia dll. Safety shoes wajib dipakai di
semua area proyek, kecuali area tidak wajib
(office)
39. NO. NAMA ALAT
PELINDUNG DIRI
DESKRIPSI AALAT PELINDUNG DIRI
3. Ear Plugs & Ear
Muffs
Wajib dipakai ketika masuk area yang
menimbulkan tingkat kebisingan tinggi,
disekitar orang yang melakukan pekerjaan
gauging, impact, memukul dengan
hammer, di area pompa / multiflow, dll
4. Dust Masker
(Masker Debu)
Berfungsi untuk melindungi saluran
pernafasan dari kemasukan benda asing
seperti debu. Wajib dipakai ketika pekerja
berada di area yang mempunyai resiko
terhirupnya debu ke saluran pernapasan.
5. Safety Glasses
(Kacamata
Pelindung)
Berfungsi melindungi mata dari percikan
benda asing yang datangnya dari depan,
samping bawah, dan atas. Wajib dipakai
ketika bekerja pada pekerjaan yang
mempunyai resiko terkena percikan benda
/ bahan dari semua arah, misal gerinda.
6. Leather Gloves
(Sarung Tangan
Kulit)
Berfungsi melindungi tangan dari resiko
tangan terbakar. Wajib dipakai untuk
pekerjaan yang menimbulkan percikan api
atau mempunyai resiko tangan terbakar,
misal pekerjaan las.
40. NO. NAMA ALAT
PELINDUNG DIRI
DESKRIPSI AALAT PELINDUNG DIRI
7. Leather Gloves
(Sarung Tangan
Kulit)
Berfungsi melindungi tangan dari resiko
terluka oleh benda kerja. Wajib dipakai
untuk pekerjaan-pekerjaan manual, misal
pekerjaan pengangkatan benda, pekerjaan
mekanik, dan pekerjaan manual lainnya.
8. PVC / Nitrile Gloves Berfungsi melindungi tangan dari resiko
terkena bahan kimia. Wajib dipakai untuk
pekerjaan yang terkait dengan penanganan
bahan kimia
9. Chemical Mask Berfungsi melindungi kemungkinan
masuknya bahan kimia berbahaya ke
sistem pernapasan. Wajib dipaki untuk
pekerjaan kegiatan bahan kimia, seperti
pengecatan, pendempulan, dll.
10. Leather Apron Alat pelindung khusus dan wajib digunakan
welder berfungsi untuk melindungi radiasi
sinar las. Apron harus terbuat dari kulit
(tidak boleh dari plastik / kain) dan harus
menutupi dada secara keseluruhan sampai
ke kaki bagian atas welder.
41. NO. NAMA ALAT
PELINDUNG DIRI
DESKRIPSI AALAT PELINDUNG DIRI
11. Reflective Vest
(Rompi Reflektif)
Reflective Vest wajib dipakai oleh pekerja
baik siang maupun malam hari yang berada
di daerah terbuka dan disekitarnya
terdapat aktifitas kendaraan / alat berat
sedang bekerja, seperti di mining, coal
hauling, field workshop, dll.
12. Full Body Harness Safety harness wajib dipakai oleh pekerja
yang bekerja di atas ketinggian lebih dari
1.8 meter, seperti diatas atap bangunan ,
di atas tiang listrik, repair di boom /arm
excavator, dll.
13. Face Shield
(Pelindung Muka)
Berfungsi secara prinsip untuk melindungi
wajah dan mata dari benda-benda asing
yang dapat merugikan. Face shield
digunakan saat melakukan pekerjaan
menggerinda, melakukan pencucian
dengan kecepatan tinggi, dan bekerja
dengan bahan kimia yang kemungkinan
dapat memercikkan bahan kimia ke arah
muka / mata.
42. NO. NAMA ALAT
PELINDUNG DIRI
DESKRIPSI AALAT PELINDUNG DIRI
14. Welding Helmet
(Helm Las)
Berfungsi melindungi wajah dan mata,
baik dari percikan api las, bahan kimia,
maupun sinar las. Wajib dipakai saat
melakukan pekerjaan pengelasan listrik.