SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Short Stature
(Perawakan Pendek)
Pendahuluan
BAB 1
Kelainan pertumbuhan perawakan pendek berhubungan dengan kelainan proporsi tubuh
●Perawakan pendek atau short stature didefinisikan sebagai tinggi badan di bawah
persentil ketiga atau kurang dari -2 standar deviasi (<-2 SD)
●Perawakan pendek dapat disebabkan oleh banyak penyebab. Kurang gizi dan penyakit
sistemik kronis adalah faktor etiologi yang umum, diikuti oleh defisiensi hormon
pertumbuhan (GHD) dan hipotiroidisme (Paul & Bagga, 2013).
●Pengukuran tinggi badan sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar secara berkala dan
kontinyu dibutuhkan untuk menilai apakah seorang anak tumbuh normal atau terganggu
(IDAI, 2017).
Tinjauan
Pustaka
BAB 2
Definisi:
●Perawakan pendek atau short stature adalah tinggi badan yang berada di bawah persentil ke 3 atau -2
SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut atau kurva baku NCHS (IDAI, 2009).
●Perawakan pendek terbanyak adalah stunting. Stunting dihubungkan dengan malnutrisi dan infeksi kronis
(non endokrin). Oleh karena itu, perlu ditekankan bahwa stunting merupakan bagian dari perawakan
pendek namun, tidak semua perawakan pendek adalah stunting.
(IDAI, 2017)
Epidemiologi:
●Penyebab Short Stature pada anak di negara berkembang berbeda dengan negara maju.
●Berdasarkan hasil RISKESDAS 2010, dilaporkan bahwa 35.6% anak balita Indonesia termasuk kategori
stunted atau perawakan pendek karena pertumbuhan linearnya terhambat sehingga tidak akan mencapai
potensi genetiknya.
●Angka balita stunted tertinggi (58.4%) dan terendah (22.5%) ditemukan masing-masing pada propinsi
Nusa Tenggara Timur dan DI Jogjakarta. Menurut WHO, stunting merupakan suatu masalah kesehatan
masyarakat apabila angka stunting > 20%.
(IDAI, 2013)
Etiologi:
Diklasifikasi menjadi:
a.Etiologi yang diketahui (patologis)
- Proporsional ( malnutrisi, IUGR, penyakit kronik, kelainan endokrin)
-Tidak proporsional (kelainan tulang: kondrodistofi, dysplasia tulang, sindrom kallman, sindrom marfan, dll)
b.Etiologi tidak diketahui
- SS idiopatik (ISS)
- Perawakan pendek varian normal: familial SS (FSS) atau keterlambatan konstitusional pertumbuhan dan
pubertas (CDGP).
(Argente, 2016)
Etiologi:
(IDAI, 2013)
Etiologi:
Familial Short Stature
Anak dengan Familial short stature atau perawakan pendek familial pendek menurut definisi (tinggi < 3
persentil) tetapi normal menurut potensi genetiknya sendiri yang ditentukan oleh tinggi orang tuanya.
(Paul & Bagga, 2013)
Tanda (IDAI, 2009):
-Pertumbuhan selalu di bawah persentil 3
-Kecepatan pertumbuhan normal
-Umur tulang (bone age) normal
-Tinggi badan kedua orangtua pendek
-Tinggi akhir di bawah persentil 3
Etiologi:
Constitutional Growth Delay and Puberty
Pertumbuhan menunjukkan perlambatan sehingga tinggi dan berat badan turun di bawah persentil ke-3.
Permulaan pubertas dan percepatan pertumbuhan remaja juga tertunda pada anak-anak ini tetapi tinggi
akhir dalam batas normal .
(Paul & Bagga, 2013)
Tanda (IDAI, 2009):
-Perlambatan pertumbuhan linier pada tiga tahun pertama kehidupan
-Bone age terlambat
-Maturase seksual terlambat
-Tinggi akhir pada umumnya normal
-Pada umumnya terdapat riwayat pubertas terlambat pada keluarga
Etiologi:
Bayi Kecil Masa Kehamilan
2,5% bayi baru lahir dapat mengalami kecil masa kehamilan
Penyebab → insufiensi plasenta, kelainan maternal, kelainan pada fetus ( infeksi kongenital, dan kelainan
kromosom)
Usia 1-2 tahun → mencapai tinggi badan normal
15-20% keterlambatan pertumbuhan → gagal mengejar > 50% perawakan pendek
Etiologi:
Undernutrition
Pertumbuhan terhambat yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis adalah salah satu penyebab paling
umum untuk perawakan pendek di negara kita. pertumbuhan linear normal sangat sensitive terhadap
defisiensi kalori dan protein sehingga → gagal tumbuh berat.
(Paul & Bagga, 2013)
Kelainan sistemik
Kelainan jantung → hipoksia dan nutrisi banyak dipakai untuk kebutuhan jantung•Anemia sel sabit →
gangguan transport oksigen, kinerja jantung lebih besar, nutrisi banyak dipakai untuk eritropoeisis
Kelainan ginjal→ sindrom uremic dan tubular asidosis
DM tipe 1 → resistensi GH
Etiologi:
Defisiensi Hormon Pertumbuhan
Efek GH pada pertumbuhan dan penambahan ukuran organ, metabolism protein, lemak, karbohidrat.
GH diregulasi oleh hormone tyroid secara langsung di tingkat hipotalamus dan pituitary > stimulasi hepar
untuk mengeluarkan IGF-1, IGF-1 akan mestimulasi tulang untuk mengeluarkan IGF-1, IGF-1 berfungsi
untuk pematangan kondrosit dan pertumbuhan tulang.
Selama pubertas, hormone steroid seks (testosteron, estrogen), GH, hormon tiroid dan nutrisi akan
mempercepat laju pertumbuhan yang dikenal sebagai percepatan pertumbuhan pubertas.
(Novina & Walenkamp, 2019)
Penegakan Diagnosa :
Penegakan Diagnosa :
1. Tinggi Badan 2. Kecepatan Pertumbuhan
Pengukuran tinggi badan secara serial
menggambarkan pola pertumbuhan atau kecepatan
pertumbuhan individu.
Penegakan Diagnosa :
Membandingkan dengan populasi normal
Tinggi harus diplot pada grafik pertumbuhan yang sesuai dan dinyatakan dalam centile atau sebagai
skor standar deviasi.
Perkiraan Tinggi Akhir
Tinggi badan orang tua secara signifikan mempengaruhi tinggi badan anak. Tinggi tengah orang
tua atau mid-parental height (MPH) memberikan perkiraan perkiraan potensi anak yang ditentukan
secara genetik.
(Paul & Bagga, 2013)
Penegakan Diagnosa :
Menilai proporsi tubuh
Proporsionalitas dinilai dengan rasio segmen atas atau
upper segment (US): segmen bawah atau lower segment
(LS) dan perbandingan rentang lengan dengan tinggi.
Biasanya, rasio US:LS adalah 1,7 saat lahir, 1,3 pada 3
tahun, 1,1 pada 6 tahun, 1 dalam 10 tahun, dan 0,9 pada
orang dewasa (Paul & Bagga, 2013).
Penegakan Diagnosa :
Pemeriksaan head-to-toe secara menyeluruh dengan
memperhatikan temuan yang didapat dan mengarahkan
kemungkinan penyebab .
(IDAI, 2013)
Penegakan Diagnosa :
Pemeriksaan Penunjang Lainnya
Pemeriksaan Darah
Jika ada keraguan, maka pemeriksaan dalam table dibawah
harus dipertimbangkan.
(Cheetham & Davies, 2014)
Penegakan Diagnosa :
Bone Age
Penilaian usia tulang harus dilakukan pada semua
anak dengan perawakan pendek.
Usia tulang secara konvensional dibaca dari
radiografi tangan kiri dan pergelangan tangan baik
menggunakan atlas Gruelich-Pyle atau metode Tanner-
Whitehouse.
Hasil pemeriksaan ini memberikan perbandingan
gambaran tingkat penutupan epifisis atau benruk tulang
normal sesuai standar umur dan jenis kelamin (Paul &
Bagga, 2013).
Penegakan Diagnosa :
Tatalaksana:
Prinsip umum manajemen untuk setiap anak yang datang dengan perawakan pendek
termasuk konseling orang tua dan saran diet.
Manajemen spesifik tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Untuk penyebab
fisiologis, konsolasi dan pemantauan tahunan tinggi dan berat badan sudah cukup (Paul &
Bagga, 2013).
Dalam banyak kasus, SS tidak memerlukan pengobatan dan edukasi dengan orang tua dan
anak akan menjadi tindakan medis yang paling penting. Menunggu dan melihat pasien setiap 6
bulan adalah tindakan yang tepat.
(Argente, 2016)
Tatalaksana:
Terapi dan monitoring
1. Perawakan pendek variasi normal tidak memerlukan pengobatan
2. Terapi perawakan pendek patologis sesuai dengan etiologi
3. Terapi hormon pertumbuhan dilakukan atas konsultasi dan pengawasan ahli endokrinologi
anak
4. Terapi pembedahan diperlukan pada kasus tertentu misalnya tumor intracranial
5. Terapi suportif diperlukan untuk perkembangan psikososial
6. Rujukan spesialis sesuai dengan etiologi
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Short Stature: Penyebab dan Diagnosa

Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangPenelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangAna Sengga
 
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...Anisa Imaniar
 
Tumbuh Kembang Remaja yang Normal
Tumbuh Kembang Remaja yang NormalTumbuh Kembang Remaja yang Normal
Tumbuh Kembang Remaja yang NormalFakhriyah Elita
 
Deteksi dini dan pencegahan STUNTING.pptx
Deteksi dini dan pencegahan STUNTING.pptxDeteksi dini dan pencegahan STUNTING.pptx
Deteksi dini dan pencegahan STUNTING.pptxEva Munir
 
Cegah stunting rev.pptx
Cegah stunting rev.pptxCegah stunting rev.pptx
Cegah stunting rev.pptxssuser5bb3f3
 
STUNTING HARDIKNAS.ppt
STUNTING HARDIKNAS.pptSTUNTING HARDIKNAS.ppt
STUNTING HARDIKNAS.pptAzizatulLaili3
 
Ppt ikm slide share
Ppt ikm slide sharePpt ikm slide share
Ppt ikm slide shareAida2926
 
Infeksi sebagai faktor risiko stunting di Indonesia
Infeksi sebagai faktor risiko stunting di IndonesiaInfeksi sebagai faktor risiko stunting di Indonesia
Infeksi sebagai faktor risiko stunting di Indonesiakarinadwihandini dwihandini
 
Stunting VS Perawakan Pendek Dwi.pptx
Stunting VS Perawakan Pendek Dwi.pptxStunting VS Perawakan Pendek Dwi.pptx
Stunting VS Perawakan Pendek Dwi.pptxYIstiqomah
 
CIPTAKAN GENERASI YANG BEBAS STUNTING UNTUK Indonesia LEBIH.pptx
CIPTAKAN GENERASI YANG BEBAS STUNTING UNTUK Indonesia LEBIH.pptxCIPTAKAN GENERASI YANG BEBAS STUNTING UNTUK Indonesia LEBIH.pptx
CIPTAKAN GENERASI YANG BEBAS STUNTING UNTUK Indonesia LEBIH.pptxsugiartysoepardi
 
[GIZPRO] diit obesitas kel 5.pptx
[GIZPRO] diit obesitas kel 5.pptx[GIZPRO] diit obesitas kel 5.pptx
[GIZPRO] diit obesitas kel 5.pptxpuskesmassonokidul
 
Gizi Kesehatan Masyarakat.pptx
Gizi Kesehatan Masyarakat.pptxGizi Kesehatan Masyarakat.pptx
Gizi Kesehatan Masyarakat.pptxssuser033ede
 
Gigantisme, Akromegali, Dwarfisem
Gigantisme, Akromegali, DwarfisemGigantisme, Akromegali, Dwarfisem
Gigantisme, Akromegali, DwarfisemFatin Cassie
 
Tumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Anak yang BermasalahTumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Anak yang BermasalahFakhriyah Elita
 
PPT KLMPOK 9 EPIDEMIOLOGI.pptx
PPT KLMPOK 9 EPIDEMIOLOGI.pptxPPT KLMPOK 9 EPIDEMIOLOGI.pptx
PPT KLMPOK 9 EPIDEMIOLOGI.pptxFatrina1
 
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptxPPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptxRudiNardoyo
 
8. Failure to thrive.pptx
8. Failure to thrive.pptx8. Failure to thrive.pptx
8. Failure to thrive.pptxssuser1b74ca
 
161983652-MARASMUS-PPT.pptx
161983652-MARASMUS-PPT.pptx161983652-MARASMUS-PPT.pptx
161983652-MARASMUS-PPT.pptxRahmatSanada1
 
Tubuh ideal-sehat
Tubuh ideal-sehatTubuh ideal-sehat
Tubuh ideal-sehatEddi Ross
 

Similar to Short Stature: Penyebab dan Diagnosa (20)

Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangPenelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
 
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
 
Tumbuh Kembang Remaja yang Normal
Tumbuh Kembang Remaja yang NormalTumbuh Kembang Remaja yang Normal
Tumbuh Kembang Remaja yang Normal
 
Deteksi dini dan pencegahan STUNTING.pptx
Deteksi dini dan pencegahan STUNTING.pptxDeteksi dini dan pencegahan STUNTING.pptx
Deteksi dini dan pencegahan STUNTING.pptx
 
Cegah stunting rev.pptx
Cegah stunting rev.pptxCegah stunting rev.pptx
Cegah stunting rev.pptx
 
STUNTING HARDIKNAS.ppt
STUNTING HARDIKNAS.pptSTUNTING HARDIKNAS.ppt
STUNTING HARDIKNAS.ppt
 
Ppt ikm slide share
Ppt ikm slide sharePpt ikm slide share
Ppt ikm slide share
 
Infeksi sebagai faktor risiko stunting di Indonesia
Infeksi sebagai faktor risiko stunting di IndonesiaInfeksi sebagai faktor risiko stunting di Indonesia
Infeksi sebagai faktor risiko stunting di Indonesia
 
Stunting VS Perawakan Pendek Dwi.pptx
Stunting VS Perawakan Pendek Dwi.pptxStunting VS Perawakan Pendek Dwi.pptx
Stunting VS Perawakan Pendek Dwi.pptx
 
Materi inti i jan 2013
Materi inti i jan 2013Materi inti i jan 2013
Materi inti i jan 2013
 
CIPTAKAN GENERASI YANG BEBAS STUNTING UNTUK Indonesia LEBIH.pptx
CIPTAKAN GENERASI YANG BEBAS STUNTING UNTUK Indonesia LEBIH.pptxCIPTAKAN GENERASI YANG BEBAS STUNTING UNTUK Indonesia LEBIH.pptx
CIPTAKAN GENERASI YANG BEBAS STUNTING UNTUK Indonesia LEBIH.pptx
 
[GIZPRO] diit obesitas kel 5.pptx
[GIZPRO] diit obesitas kel 5.pptx[GIZPRO] diit obesitas kel 5.pptx
[GIZPRO] diit obesitas kel 5.pptx
 
Gizi Kesehatan Masyarakat.pptx
Gizi Kesehatan Masyarakat.pptxGizi Kesehatan Masyarakat.pptx
Gizi Kesehatan Masyarakat.pptx
 
Gigantisme, Akromegali, Dwarfisem
Gigantisme, Akromegali, DwarfisemGigantisme, Akromegali, Dwarfisem
Gigantisme, Akromegali, Dwarfisem
 
Tumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Anak yang BermasalahTumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
Tumbuh Kembang Anak yang Bermasalah
 
PPT KLMPOK 9 EPIDEMIOLOGI.pptx
PPT KLMPOK 9 EPIDEMIOLOGI.pptxPPT KLMPOK 9 EPIDEMIOLOGI.pptx
PPT KLMPOK 9 EPIDEMIOLOGI.pptx
 
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptxPPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
 
8. Failure to thrive.pptx
8. Failure to thrive.pptx8. Failure to thrive.pptx
8. Failure to thrive.pptx
 
161983652-MARASMUS-PPT.pptx
161983652-MARASMUS-PPT.pptx161983652-MARASMUS-PPT.pptx
161983652-MARASMUS-PPT.pptx
 
Tubuh ideal-sehat
Tubuh ideal-sehatTubuh ideal-sehat
Tubuh ideal-sehat
 

Recently uploaded

PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 

Recently uploaded (18)

PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 

Short Stature: Penyebab dan Diagnosa

  • 3. Kelainan pertumbuhan perawakan pendek berhubungan dengan kelainan proporsi tubuh ●Perawakan pendek atau short stature didefinisikan sebagai tinggi badan di bawah persentil ketiga atau kurang dari -2 standar deviasi (<-2 SD) ●Perawakan pendek dapat disebabkan oleh banyak penyebab. Kurang gizi dan penyakit sistemik kronis adalah faktor etiologi yang umum, diikuti oleh defisiensi hormon pertumbuhan (GHD) dan hipotiroidisme (Paul & Bagga, 2013). ●Pengukuran tinggi badan sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar secara berkala dan kontinyu dibutuhkan untuk menilai apakah seorang anak tumbuh normal atau terganggu (IDAI, 2017).
  • 5. Definisi: ●Perawakan pendek atau short stature adalah tinggi badan yang berada di bawah persentil ke 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut atau kurva baku NCHS (IDAI, 2009). ●Perawakan pendek terbanyak adalah stunting. Stunting dihubungkan dengan malnutrisi dan infeksi kronis (non endokrin). Oleh karena itu, perlu ditekankan bahwa stunting merupakan bagian dari perawakan pendek namun, tidak semua perawakan pendek adalah stunting. (IDAI, 2017)
  • 6. Epidemiologi: ●Penyebab Short Stature pada anak di negara berkembang berbeda dengan negara maju. ●Berdasarkan hasil RISKESDAS 2010, dilaporkan bahwa 35.6% anak balita Indonesia termasuk kategori stunted atau perawakan pendek karena pertumbuhan linearnya terhambat sehingga tidak akan mencapai potensi genetiknya. ●Angka balita stunted tertinggi (58.4%) dan terendah (22.5%) ditemukan masing-masing pada propinsi Nusa Tenggara Timur dan DI Jogjakarta. Menurut WHO, stunting merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat apabila angka stunting > 20%. (IDAI, 2013)
  • 7. Etiologi: Diklasifikasi menjadi: a.Etiologi yang diketahui (patologis) - Proporsional ( malnutrisi, IUGR, penyakit kronik, kelainan endokrin) -Tidak proporsional (kelainan tulang: kondrodistofi, dysplasia tulang, sindrom kallman, sindrom marfan, dll) b.Etiologi tidak diketahui - SS idiopatik (ISS) - Perawakan pendek varian normal: familial SS (FSS) atau keterlambatan konstitusional pertumbuhan dan pubertas (CDGP). (Argente, 2016)
  • 9. Etiologi: Familial Short Stature Anak dengan Familial short stature atau perawakan pendek familial pendek menurut definisi (tinggi < 3 persentil) tetapi normal menurut potensi genetiknya sendiri yang ditentukan oleh tinggi orang tuanya. (Paul & Bagga, 2013) Tanda (IDAI, 2009): -Pertumbuhan selalu di bawah persentil 3 -Kecepatan pertumbuhan normal -Umur tulang (bone age) normal -Tinggi badan kedua orangtua pendek -Tinggi akhir di bawah persentil 3
  • 10. Etiologi: Constitutional Growth Delay and Puberty Pertumbuhan menunjukkan perlambatan sehingga tinggi dan berat badan turun di bawah persentil ke-3. Permulaan pubertas dan percepatan pertumbuhan remaja juga tertunda pada anak-anak ini tetapi tinggi akhir dalam batas normal . (Paul & Bagga, 2013) Tanda (IDAI, 2009): -Perlambatan pertumbuhan linier pada tiga tahun pertama kehidupan -Bone age terlambat -Maturase seksual terlambat -Tinggi akhir pada umumnya normal -Pada umumnya terdapat riwayat pubertas terlambat pada keluarga
  • 11. Etiologi: Bayi Kecil Masa Kehamilan 2,5% bayi baru lahir dapat mengalami kecil masa kehamilan Penyebab → insufiensi plasenta, kelainan maternal, kelainan pada fetus ( infeksi kongenital, dan kelainan kromosom) Usia 1-2 tahun → mencapai tinggi badan normal 15-20% keterlambatan pertumbuhan → gagal mengejar > 50% perawakan pendek
  • 12. Etiologi: Undernutrition Pertumbuhan terhambat yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis adalah salah satu penyebab paling umum untuk perawakan pendek di negara kita. pertumbuhan linear normal sangat sensitive terhadap defisiensi kalori dan protein sehingga → gagal tumbuh berat. (Paul & Bagga, 2013) Kelainan sistemik Kelainan jantung → hipoksia dan nutrisi banyak dipakai untuk kebutuhan jantung•Anemia sel sabit → gangguan transport oksigen, kinerja jantung lebih besar, nutrisi banyak dipakai untuk eritropoeisis Kelainan ginjal→ sindrom uremic dan tubular asidosis DM tipe 1 → resistensi GH
  • 13. Etiologi: Defisiensi Hormon Pertumbuhan Efek GH pada pertumbuhan dan penambahan ukuran organ, metabolism protein, lemak, karbohidrat. GH diregulasi oleh hormone tyroid secara langsung di tingkat hipotalamus dan pituitary > stimulasi hepar untuk mengeluarkan IGF-1, IGF-1 akan mestimulasi tulang untuk mengeluarkan IGF-1, IGF-1 berfungsi untuk pematangan kondrosit dan pertumbuhan tulang. Selama pubertas, hormone steroid seks (testosteron, estrogen), GH, hormon tiroid dan nutrisi akan mempercepat laju pertumbuhan yang dikenal sebagai percepatan pertumbuhan pubertas. (Novina & Walenkamp, 2019)
  • 15. Penegakan Diagnosa : 1. Tinggi Badan 2. Kecepatan Pertumbuhan Pengukuran tinggi badan secara serial menggambarkan pola pertumbuhan atau kecepatan pertumbuhan individu.
  • 16. Penegakan Diagnosa : Membandingkan dengan populasi normal Tinggi harus diplot pada grafik pertumbuhan yang sesuai dan dinyatakan dalam centile atau sebagai skor standar deviasi. Perkiraan Tinggi Akhir Tinggi badan orang tua secara signifikan mempengaruhi tinggi badan anak. Tinggi tengah orang tua atau mid-parental height (MPH) memberikan perkiraan perkiraan potensi anak yang ditentukan secara genetik. (Paul & Bagga, 2013)
  • 17. Penegakan Diagnosa : Menilai proporsi tubuh Proporsionalitas dinilai dengan rasio segmen atas atau upper segment (US): segmen bawah atau lower segment (LS) dan perbandingan rentang lengan dengan tinggi. Biasanya, rasio US:LS adalah 1,7 saat lahir, 1,3 pada 3 tahun, 1,1 pada 6 tahun, 1 dalam 10 tahun, dan 0,9 pada orang dewasa (Paul & Bagga, 2013).
  • 18. Penegakan Diagnosa : Pemeriksaan head-to-toe secara menyeluruh dengan memperhatikan temuan yang didapat dan mengarahkan kemungkinan penyebab . (IDAI, 2013)
  • 19. Penegakan Diagnosa : Pemeriksaan Penunjang Lainnya Pemeriksaan Darah Jika ada keraguan, maka pemeriksaan dalam table dibawah harus dipertimbangkan. (Cheetham & Davies, 2014)
  • 20. Penegakan Diagnosa : Bone Age Penilaian usia tulang harus dilakukan pada semua anak dengan perawakan pendek. Usia tulang secara konvensional dibaca dari radiografi tangan kiri dan pergelangan tangan baik menggunakan atlas Gruelich-Pyle atau metode Tanner- Whitehouse. Hasil pemeriksaan ini memberikan perbandingan gambaran tingkat penutupan epifisis atau benruk tulang normal sesuai standar umur dan jenis kelamin (Paul & Bagga, 2013).
  • 22. Tatalaksana: Prinsip umum manajemen untuk setiap anak yang datang dengan perawakan pendek termasuk konseling orang tua dan saran diet. Manajemen spesifik tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Untuk penyebab fisiologis, konsolasi dan pemantauan tahunan tinggi dan berat badan sudah cukup (Paul & Bagga, 2013). Dalam banyak kasus, SS tidak memerlukan pengobatan dan edukasi dengan orang tua dan anak akan menjadi tindakan medis yang paling penting. Menunggu dan melihat pasien setiap 6 bulan adalah tindakan yang tepat. (Argente, 2016)
  • 23. Tatalaksana: Terapi dan monitoring 1. Perawakan pendek variasi normal tidak memerlukan pengobatan 2. Terapi perawakan pendek patologis sesuai dengan etiologi 3. Terapi hormon pertumbuhan dilakukan atas konsultasi dan pengawasan ahli endokrinologi anak 4. Terapi pembedahan diperlukan pada kasus tertentu misalnya tumor intracranial 5. Terapi suportif diperlukan untuk perkembangan psikososial 6. Rujukan spesialis sesuai dengan etiologi