Dokumen tersebut membahas tentang pembentukan karakter hormat terhadap lingkungan melalui pengkondisian dan keteladanan. Pembentukan karakter ini dapat dilakukan dengan memberikan peraturan jelas tentang sikap terhadap lingkungan, memberikan motivasi untuk menjaga lingkungan, memberikan sanksi jika tidak menjaga lingkungan, serta menjadi teladan dengan menghormati lingkungan.
1. Nama : Syafrina Maula Tsaniah
NIM :1301412016
Rombel : 02
Mata Kuliah : Pendidikan Karakter
Pengampu : Dr. Awalya, M.Pd., Kons.
Edwindha P.N, S.Pd., Kons.
PEMBENTUKAN KARAKTER TERPUJI (HORMAT PADA
LINGKUNGAN) MELALUI PENGKONDISIAN DAN KETELADANAN
Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan adalah sikap dan
tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan
masyarakat yang mebutuhkan (Gunawan, 2012).
Hormat pada lingkungan merupakan sikap menghargai, dan menghormati
akan adanya lingkungan yang notabene kita hidup di dalamnya setiap hari. Dalam
membentuk dan mengembangkan karakter siswa, harus melalui beberapa tahapan
yaitu individu mampu mengetahui, melakukan, dan kemudian membiasakan.
Hormat pada lingkungan itu meliputi menjaga, merawat, dan melestarikan
lingkungan alam/ lingkungan hidup. Contoh dari hormat pada lingkungan ini
adalah sikap konservasi (merawat, melindungi, dan melestarikan tumbuhan,
hewan dan setiap unsur atau komponen dalam lingkungan hidup).
Ada dua hal yang menunjukkan seorang individu mampu menjadi warga
negara yang baik adalah ketika orang tersebut memiliki sikap peduli terhadap
lingkungan masyarakat dan yakin bahwa ia mampu melakukan perubahan. Jika
seluruh individu memiliki sikap seperti ini, pasti tidak aka nada perselisihan di
dunia ini.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkembangkan
kepedulian siswa di luar kelas termasuk lingkungan, sekolah dapat membantu
membentk sikap pedulinya dengan (Lickona, 2013):
2. 1. Membuat siswa sadar tentang kebutuhan dan penderitaan orang lain di
negaranya dan di seluruh dunia.
2. Menawarkan kelompok-kelompok yang dapat dijadikan contoh.
3. Menyediakan role model yang menginspirasi.
4. Menyediakan role model teman sebaya yang positi.
5. Memberikan kesempatan pada pelajar untuk melakukan kegiatan
pelayanan sekolah khussnya dalam hubungan bantuan yang face to face.
6. Memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan pelayanan pada
masyarakatnya, dan jika memungkinkan mengintegrasikan program
layanan tersebut dengan akademik.
7. Menyediakan pendidikan di bidang keadian sosial, politik perubahan, dan
aksi warga masyarakat.
Pembentukan karakter terpuji melalui pengkondisian dapat dilakukan
dengan beberapa cara. Diantaranya:
1. Sekolah mampu memberikan peraturan-peraturan yang jelas mengenai
sikap terhadap lingkungan. Dari peraturan-peraturan yang ada dapat
menjadi sebuah pengetahuan bagi peserta didik, dan kemdian ia akan
melakukannya, setelah sering melakukan ia akan merasa terbiasa.
Sehingga, ketika ia keluar dari lingkungan sekolah pun ia tetap dapat
menghormati dan menghargai lingkungannya.
2. Sisipkan segala bentuk motivasi untuk terus menjaga lingkungan dan
pentingnya menjaga lingkungan.
3. Memberikan punishment ketika peserta didik tidak mampu menjaga
lingkungan. Sehingga, ia kan tetap terus berusaha menjaga lingkungan
agar tidak diberikan punishment.
Sedangkan pembentukan karakter terpuji (hormat kepada lingkungan)
dengan melalui keteladanan adalah dengan:
1. Guru harus mampu menyayangi dan menghormati murid-murid, sampai
membat peserta didik mengerti apa itu moral dengan memperlakukan
3. mereka secara baik. Sehingga mereka merasa nyaman dan mampu
menerapkan hal-hal baik yang diajarkan oleh guru.
2. Guru harus mampu menjadi seorang model, yang beretika dan menjunjung
tinggi rasa hormat dan tanggung jawab. Tidak hanya hormat terhadap diri
sendiri dan orang lain, melainkan juga hormat terhadap lingkungan. Guru
ini harus memberikan contoh aplikatifnya, seperti ia harus membuang
sampah di tempat sampah, tidak merusak tanaman, dan lain sebagainya.
3. Guru juga harus mampu menjadi mentor yang beretika, memberikan
instruksi moral. Dengan lebih sering berkomunikasi face to face, dan
pemberian motivasi personal. Sehingga nanti ketika memang ada kejadian
yang bukan seharusnya, ia mampu meberikan respon atau timbal balik
perilaku yang seharusnya.