2. I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
• Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki karakter
kuat, seperti: Jerman, Jepang, Amerika Serikat dan lain-
lain.
• Di era sekarang ini banyak peserta didik yang
menunjukkan perilaku di luar kodratnya sebagai siswa,
contohnya menunjukkan sikap yang kurang hormat
kepada orang dewasa, orang tua, dan guru.
• Banyak ditemukan siswa Masa Angkatan 26 tahun 2022
yang belum memiliki rasa tanggung jawab terhadap
dirinya
• Diperlukan penerapan Budaya 5S untuk mengubah sikap
siswa agar bertanggungjawab terhadap dirinya,
menunjukkan sikap yang baik ketika bersama orang lain,
memperbaguskan komunikasi dan interaksi sosial, dan
memperbaiki sikap terhadap orang yang lebih tua.
1.2 Rumusan Masalah
• Adakah pengaruh penerapan Budaya 5S terhadap
karakter siswa Masa Angkatan 26?
• Apakah penerapan Budaya 5S terhadap karakter siswa
Masa Angkatan 26 sudah efektif?
1.3 Tujuan Penelitian
• Mengetahui peserta didik yang telah mengikuti Budaya
5S Dari Pertama Masuk Dan Yang Tidak terlalu
Mengikuti.
• Untuk memperbaguskan sikap peserta didik dan untuk
membiasakan sikap yang baik.
3. I. PENDAHULUAN
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
• Untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh penerapan
budaya Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun
(5S) terhadap Karakter Siswa.
2. Manfaat Praktis
• Bagi Peneliti. Dapat dijadikan acuan dalam penerapan
Budaya 5S serta menambah wawasan tentang
pembinaan karakter Siswa.
• Bagi Pendidik. Sebagai Wacana bahwa dalam
pembinaan karakter siswa itu harus dilakukan dengan
beberapa cara yaitu pembiasaan, khususnya dengan
penanaman budaya senyum, sapa, salam, sopan dan
santun (5S).
• Bagi Orang Tua. Sebagai bahan pertimbangan
kepada orang tua dan sumbangan pemikiran dalam
rangkan peningkatan bimbingan dan pembinaan
siswa di rumah untuk mencapai karakter yang lebih
baik.
4. II. LANDASAN TEORI
2.1. Penerapan Budaya Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan
Santun (5S)
• Pengertian Senyum. Senyum merupakan ibadah,
biasanya tersenyum karena mereka sedang bahagia,
senyuman menambah manisnya wajah walaupun berkulit
sangat gelap dan tua keriput.
Dalam Penerapan karakter siswa yaitu ketika reaksi dari
orang lain positif sebagai reward tersendiri, maka prilaku
tersebut akan cenderung diulangi.
• Pengertian Sapa. Tegur sapa bisa memudahkan siapa
saja untuk bergaul akrab, saling kontak dan berinteraksi.
Menegur karena kita bertemu dengan seseorang,
misalnya saja dengan memanggil namanya atau
menggunakan sapaan-sapaan yang sudah sering kita
gunakan seperti “hey”, maka suasana akan menjadi
hangat dan bersahabat.
• Pengertian Salam. Bentuk salam itu ada bermacam-
macam, ada salam perkenalan, salam perjumpaan
dan salam perpisahan. Dan terakhir adalah sopan
dan santun, dimana nilai sopan dan santun itu harus
benar- benar masuk di dalam jiwa peserta didik,
karena hal tersebut sangatlah penting.
• Pengertian Sopan dan Santun. sopan memiliki arti
hormat, takzim dan tertib menurut adat. Seseorang
yang sopan akan bersikap mengikuti adat, tidak
pemah melanggar adat. Sedangkan santun memiliki
pengertian ―halus dan baik (tingkah lakunya), sabar
dan penuh rasa belas kasihan (suka menolong).
5. II. LANDASAN TEORI
2.1. Penerapan Budaya Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan
Santun (5S)
• Pengembangan budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam,
Sopan, Santun) pada siswa yaitu untuk menumbuhkan
karakter baik dan membiasakan siswa untuk selalu
menerapkan 5S terhadap orang yang lebih tua maupun
teman sebaya.
Budaya 5S perlu dikembangkan dilingkungan sekolah
maupun lingkungan masyarakat. Siswa akan terbiasa
untuk melakukan 5S terhadap orang yang dijumpainya
disekolahan maupun diluar sekolah.
• Penerapan budaya 5S pada siswa Sekolah perlu
dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus
agar siswa terbiasa menerapkan budaya 5S dalam
kehidupan maupun kegiatan setiap harinya.
Selain itu dapat menjadikan siswa-siswi tidak
menghilangkan nilai-nilai sosial yang paling
mendasar dalam kehidupannya sehari-hari dalam
bermasyarakat, baik bersosialisasi di lingkungan
sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Apabila ditanamkan ditanamkan secara berulang-
ulang dan terus menerus, maka budaya 5S akan
melekat dan tertanam pada diri siswa.
6. II. LANDASAN TEORI
2.1. Penerapan Budaya Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan
Santun (5S)
• Faktor-faktor yang Mempengengaruhi Budaya 5S
Kurikulum. Kurikulum yang digunakan pada saat ini
adalah berbasis karakter. Sehingga hal tersebut juga
dapat berpengaruh dalam Penerapan budaya 5S ini.
Lingkungan Sekolah. Bapak/Ibu guru adalah orang yang
pertama kali harus memberikan contoh dan teladan
budaya 5S tersebut kepada peserta didik agar peserta
didik yang berada dalam lingkungan sekolah tersebut
dapat mencontoh apa yang telah di lakukan oleh guru.
Lingkungan Keluarga. Terkadang orang tua tidak begitu
paham dengan tujuan dari sekolah itu sendiri, bagi mereka
yang penting menyekolahkan anaknya tanpa
memperhatikan bagaimana prilaku anaknya di sekolah
maupun di luar sekolah, sedangkan keluarga adalah
tempat pertama dimana anak dapat belajar tentang
bagaimana berprilaku yang baik.
Lingkungan Masyarakat. Anak-anak yang bergaul
dengan orang yang lebih dewasa dan orang tersebut
membawa dampak buruk bagi anak tersebut. Kemudian
anak tersebut diajari dengan hal-hal yang negatif maka itu
juga akan mempengaruhi pribadi anak itu sendiri.
7. II. LANDASAN TEORI
2.2. Indikator Budaya Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan
Santun (5S)
✅ indikator 5S (Rahayu, 2017:132) yakni memiliki sikap
ramah, peduli sesama, memiliki etiket, memiliki sikap
hormat menghormati lansia, menjunjung tinggi etika
budaya.
✅ Sikap ramah termasuk dalam sopan dan santun, peduli
sesama termasuk dalam senyum, sapa, dan salam,
memiliki etiket termasuk dalam sopan dan santun,
memiliki sikap hormat menghormati lansia dan
menjunjung tinggi etika budaya termasuk dalam budaya
5S serta menunjukkan karakter yang terbentuk dari siswa
kelas X SMA Plus Negeri 17 Kota Palembang.
2.3. Kajian Penelitian Relevan
� Implementasi Budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan,
Santun) di SDN Suruh Sidoarjo oleh Fitrotul Maulidah dan
Hendrik Pandu Paksi.
� Budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun)
dalam Pembentukan Karakter Siswa/Siswi di SD
Muhammadi yyah Sapen Yogyakarta oleh Annisa.
� Implementasi Pendidikan Karakter melalui Budaya 5S
(Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun) oleh Fransiska
Silvia Novinda Anggraeni, Azhar Haq, dan Fita Mustafida
Ketiga penelitian yang relevan tersebut dapat disimpulkan
bahwa budaya 5S sangat efektif ditanamkan pada siswa
Sekolah untuk pembentukan karakter siswa.
8. II. LANDASAN TEORI
2.4. Kerangka Teori 2.5. Kerangka Berpikir
Penerapan budaya 5S
pada siswa
Budaya 5S
Senyum Sapa Salam Sopan Santun
Siswa yang menerapkan
budaya 5S
1. Memiliki sikap ramah
2. Memiliki etiket
3. Memiliki sikap
hormat
4. Peduli sesame
5. Menjunjung tinggi
etika budaya
Tertanamlah budaya 5S pada siswa kelas X
SMA Plus Negeri 17 Kota Palembang
Rendahnya Penerapan
Budaya 5S
Menanamkan budaya
5S kepada para siswa
Faktor penghambat dan
pendukung penerapan
Budaya 5S
Indikator Budaya 5S
(karakter):
1. Memiliki sikap ramah
2. Memiliki etiket
3. Memiliki sikap hormat
4. Peduli sesama
5. Menjunjung tinggi etika
budaya
Tingkat keefektifan Budaya
5S:
1. Kurikulum
2. Lingkungan sekolah
3. Lingkungan Keluarga
4. Lingkungan Masyarakat
Pengaruh budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun)
pada siswa kelas X SMA Plus Negeri 17 Kota Palembang
Penerapan budaya 5S pada siswa kelas X SMA Plus Negeri 17 Kota Palembang
dapat tertanam dengan adanya pembiasaan-pembiasaan baik yang diterapkan di
lingkungan sekolah.
Siswa kelas X SMA Plus Negeri 17 Kota Palembang
dikatakan tertanamkan budaya 5S apabila memiliki sikap
ramah, memiliki etiket, memiliki sikap hormat, peduli
sesama, dan menjunjung tinggi etika budaya.
9. III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
➕Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kualitatif secara deskriptif.
➕Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan pengumpulan
data yang dilakukan secara deskriptif atau dokumentasi
yang dapat diperoleh melalui kegiatan observasi.
➕Data didapatkan melalui transkip-transkip wawancara,
catatan data lapangan, dokumentasi pribadi, foto-foto
dan lain-lainnya.
No. Indikator Aspek yang diamati
1. Memiliki sikap ramah
Sopan dalam berbicara kepada semua orang
Saling membantu
Saling menegur sapa ketika bertemu dengan
seseorang
Akrab kepada semua orang
2. Memiliki etiket
Menggunakan bahasa yang sopan saat
berkomunikasi dengan orang yang lebih tua
Meminta maaf jika melakukan salah kepada
seseorang dan berterimakasih kepada
seseorang jika diberi bantuan dan diberi atau
dipinjami suatu barang
Menyerahkan sesuatu kepada seseorang
menggunakan tangan kanan
3. Memiliki sikap hormat
Memberi senyum, sapa, salam ketika
bertemu dengan seseorang
Mentaati nasehat
Menghargai seseorang yang sedang
berbicara
Mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh
guru dan mengumpulkan sesuai waktu yang
telah ditentukan
4. Peduli sesama
Saling menghargai perbedaan suku, agama,
ras, dan antargolongan
Menolong teman yang sedang kesusahan
Saling berbagi kepada seseorang yang
sedang membutuhkan
5. Menjunjung tinggi etika budaya
Tidak terlambat datang ke sekolah maupun
datang kesuatu acara
Bersikap dan bertutur kata jujur dalam
kehidupan sehari-hari
Tidak membuang sampah sembarangan
3.2. Variabel Penelitian
➡Variabel penelitian adalah karakter siswa yang
ditunjukkan oleh indikator yaitu
▶ memiliki sikap ramah
▶ memiliki etiket
▶ memiliki sikap hormat
▶ peduli sesama
▶ menjunjung tinggi etika
Pedoman Observasi
10. III. METODE PENELITIAN
tingkat kepedulian anak terhadap
sekitar ?
5. Menjunjung tinggi etika
Apakah ada teguran untuk anak jika
melanggar perintah orangtua?
14
Bagaimana cara bapak/ibu untuk
memberikan pengertian pada anak
agar selalu menjunjung tinggi etika
budaya ?
15
Pedoman Wawancara dengan Orangtua Siswa
No. Indikator Deskriptif
No
Butir
1. Memiliki sikap ramah
Apa saja kegiatan pembiasaan
yang diajarkan kepada siswa
Sekolah ?
1
Apakah siswa tersebut sudah
memiliki sikap ramah untuk saat
ini ?
2
Bagaimana bapak/ibu guru
memberi contoh dalam
menerapkan sikap ramah ?
3
Apakah faktor penghambat
dalam penanaman budaya 5S ?
4
Apakah faktor pendukung dalam
penanaman budaya 5S?
5
2. Memiliki etiket
Bagaimana kompetensi guru
dalam melaksanakan
pembiasaan tentang 5S ?
6
Bagaimana ketaatan siswa ketika
sedang terjadi kegiatan belajar
mengajar ?
7
Apa saja yang bapak/ibu
terapkan pada siswa agar
memiliki etiket yang baik ?
8
3. Memiliki sikap hormat
Bagaimana bapak/ibu guru
dalam memberi contoh kepada
siswa untuk bersikap hormat
kepada semua orang ?
9
Bagaimana sikap siswa ketika
berada di lingkungan sekolah ?
10
4. Peduli sesama Apakah siswa tersebut sudah
memiliki sikap peduli sesama ?
11
Bagaimana bapak/ibu guru
dalam memberi contoh kepada
12
siswa untuk peduli terhadap
sesama?
Hal apa saja yang dapat
memperkuat tingkat kepedulian
siswa Sekolah terhadap sekitar?
13
5. Menjunjung tinggi etika Apakah ada sanksi untuk siswa
Sekolah jika melanggar
peraturan yang telah ditetapkan
oleh sekolahan ?
14
Bagaimana cara bapak/ibu guru
memberikan pengertian pada
siswa agar selalu menjunjung
tinggi etika ?
15
Pedoman Wawancara dengan Guru
No. Indikator Deskriptif
No
Butir
1. Memiliki sikap ramah
Apa saja kegiatan pembiasaan yang
diajarkan pada siswa selama di
Sekolah ?
1
Apa saja sikap ramah yang siswa
tunjukkan pada guru atau orang yang
lebih tua di sekolah ?
2
2. Memiliki etiket
Apakah siswa selalu menggunakan
bahasa yang sopan ketika berbicara
dengan guru atau pada orang yang
lebih tua ?
3
Bagaimana sikap siswa apabila
melakukan kesalahan terhadap
seseorang ?
4
3. Memiliki sikap hormat
Apakah siswa selalu hormat kepada
guru atau pada orang yang lebih tua
disekolah ?
5
Bagaimana siswa menunjukkan sikap
hormatnya kepada guru ketika
berada disekolah ?
6
4. Peduli sesama
Apakah siswa pernah menolong
seseorang yang sedang
membutuhkan pertolongan ?
7
Bagaimana sikap saling peduli siswa
terhadap sesama ?
8
5. Menjunjung tinggi etika
Apakah siswa pernah melanggar
peraturan yang sudah ditetapkan oleh
sekolah ?
9
Bagaimana sikap siswa untuk
menjunjung tinggi etika budaya
ketika disekolah ?
10
Pedoman Wawancara dengan Siswa
11. III. METODE PENELITIAN
3.3. Tempat dan Waktu
✳ Penelitian ini dilaksanakan terhadap siswa kelas X SMA
Plus Negeri 17 Kota Palembang
✳ Waktu penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan
Januari 2023 sampai bulan Juni 2023.
3.4. Data dan Sumber Data
Data primer berupa data hasil observasi dan wawancara
kepada:
� Guru-gurudi kelas X SMA Plus Negeri 17 Kota
Palembang
� para orangtua kelas X SMA Plus Negeri 17 Kota
Palembang
� Siswa kelas X SMA Plus Negeri 17 Kota Palembang
yang memberikan keterangan tentang penerapan
budaya 5S
Data sekunder berupa buku referensi dan jurnal tentang
penerapan budaya 5S.
3.5. Prosedur Penelitian
Peneliti bertanggung jawab atas penelitian yang
dilakukan, mulai dari menciptakan ide, merencanakan
penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, analisis
data, dan menyimpulkan hasil penelitian.
Selain mengumpulkan data, peneliti juga berperan
sebagai pendamping objek yang akan diteliti.
Keterlibatan peneliti dalam suatu penelitian dapat
menentukan keberhasilan suatu penelitian.
Selama berlangsungnya penelitian, peneliti melakukan
observasi atau pengamatan terhadap subjek penelitian,
wawancara kepada sumber data atau yang terlibat
diantaranya adalah guru dan siswa.
12. III. METODE PENELITIAN
3.6. Teknik Pengumpulan Data
⏏Observasi
Observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah observasi partisipatif dimana peneliti ikut terlibat
langsung dalam kegiatan pengamatan dilapangan.
Peneliti akan melakukan observasi terhadap beberapa hal
yang terkait dengan penerapan budaya 5S pada siswa.
⏏Wawancara
Peneliti menggunakan wawancara secara terstruktur untuk
mendapatkan data yang valid.
Narasumber yang akan diwawancarai oleh peneliti terhadap
kelas X SMA Plus Negeri 17 Kota Palembang meliputi: para
guru, para orangtua, dan siswa-siswi.
⏏Dokumentasi
Seluruh kegiatan yang berpengaruh dalam proses
penelitian selama dilapangan, seperti observasi,
wawancara, dan lainnya didokumentasikan dalam
bentuk foto atau gambar. Foto tersebut akan dijadikan
sebagai data pendukung dari data yang diperoleh.
Dokumentasi juga dijadikan sebagai bukti nyata bahwa
peneliti telah melakukan penelitian tentang penerapan
terhadap budaya 5S pada siswa sekolah.
⏏Catatan Lapangan
Catatan lapangan pada penelitian kualitatif berupa
observasi dan wawancara dalam proses pengumpulan
data dilapangan.
Pencatatan dilakukan secara sederhana, yaitu dengan
mencatat pada buku catatan selain itu pencatatan bisa
dilakukan dengan lembar observasi. Pada penelitian ini,
peneliti menggunkan keduanya agar bisa
mengumpulkan data yang sesuai dengan kebutuhan
penelitian.
13. III. METODE PENELITIAN
3.7. Teknik Analisis Data
� Reduksi Data
Kegiatan merangkum, memilih hal yang pokok,
memfokuskan pada hal penting.
Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data yang selanjutnya.
� Penyajian Data
Penyajian data dilakukan setelah terselesaikannya reduksi.
Penelitian kualitatif yang sering digunakan untuk
menyajikan data adalah dengan teks yang bersifat naratif.
� Verifikasi atau penyimpulan
Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif yaitu
penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan
menghasilkan sebuah temuan baru yang belum pernah ada
sebelumnya.
Data penelitian ini akan meneliti tentang budaya 5S
(Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun) pada siswa kelas
X SMA Plus Negeri 17 Kota Palembang.
Analisis data dilaksanakan dari hasil instrumen penelitian
baik observasi, wawancara, dokumentasi, dan pencatatan,
meliputi tiga jalur reduksi data merupakan kegiatan
memilah data, kemudian menyajikan data yang telah
direduksi, sehingga penarikan kesimpulan sebagai langkah
akhir dalam menganalisis data penelitian kualitatif.
14. DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Fransiska Silvia., Azhar Haq., Fita Mustafida. 2019. Implementasi Pendidikan
Karakter melalui budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun). Jurnal Pendidikan
Madrasah Ibtidaiyah. Vol. 1 (2): 147-153.
Annisa. 2019. Budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun) dalam Pembentukan
Karakter Siswa/Siswi di SD Muhammadiyyah Sapen Yogyakarta. Jurnal Teknologi
Pendidikan Madrasah. Vol 2 (2): 187-204.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah.
Jogjakarta: Diva Press
Baedowi, Ahmad. 2015. Manajemen Sekolah Efektif Pengalaman madrasah Kusuma Bangsa.
Jakarta: PT. Pustaka Alvabet.
Bungin, B. 2014. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Sosial
lainnya. Jakarta: Prenada Media Group.
Damayanti, Nidya. 2012. Buku Pintar Panduan Bimbingn Konseling. Yogyakarta: Araska.
E-book. 2014. Model Penilaian Pencapaian Kompetensi Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah
(MTs), Jakarta: Kementrian Agama RI Direktorat Jenderal Pendidikan islam Direktorat
Pendidikan Madrasah.
Furkan, Nuril. 2014. The Implementation of Character Education through the School Culture in
SMA Negeri 1 Dompu and SMA Negeri Kilo Dompu Regency. Journal of Literature,
Language and Linguistics – An Open Access International Journal. Vol. 3 2014.
Ghufron, A. 2010. Integrasi Nilai-nilai Karakter Bangsa pada Kegiatan Pembelajaran. (Online),
(http://journal.uny.ac.id/index.php/cp/ article/download/230/pdf_23, diaskes 10
November 2020).
15. DAFTAR PUSTAKA
Ginanjar, M. Hidayat. 2013. Keseimbangan Orangtua dalam Pembentukan Karakter Anak.
Jurnal Pendidikan Islam. Vol 2 : 234
Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta
Herdiansyah, H. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika.
Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Mardyanasari, M. 2020. Penanaman Sikap Toleransi Dalam Berelasi Siswa Melalui Budaya 5S
di MA Muhammadiyah 1 Ponorogo (Doctoral dissertation, IAIN PONOROGO).
Maulidah, Fitrotul dan Hendrik Pandu Paksi. 2019. Implementasi Budaya 5S (Senyum, Sapa,
Salam, Sopan, Santun) di SDN Suruh Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Vol 7 (4): 3285-3294.
Pringgadini, Heni. 2018. Penanaman Karakter Sopan Santun Melalui Program 5S (Senyum,
Sapa, Salam, Sopan, Santun) Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 22 Sruni
Surakarta. Skripsi. FKIP. Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta.
Putra, Kristya Septian. 2015. Implementasi Pendidikan Agama Islam Melalui Budaya Religius
(Religius Culture) di Sekolah. Jurnal Kependidikan. Vol 3 (2):27.
Putri, Anita Erlisa. 2020. Pengaruh Penanaman Budaya 5S dan Pembiasaan Salat Berjamaah
terhadap Karakter Religius Siswa Kelas X dan XI MA Ma’arif Klego Ponorogo. Skripsi.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam
Negeri (IAIN): Ponorogo.
16. DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Sri Wening., Bambang Budi Wiyono., I Nyoman Sudana Degeg., Ibrahim Bafadal.
2017. Implementasi Of Character Education Through Culture 5S (Senyum, Sapa,
Salam, Sopan, Santun) at State Junior High School 2 Ngawi (SMP N 2 Ngawi) East
Java Indonesia. Based Education Journal. Vol 1 (2): 131-133.
Rahmawati, Endis Citra Pradinda., Dkk. 2019. Media dan Perkembangan Budaya. Intrans
Publishing Group: Universitas Muhammadiyah Malang.
Rohani, Yayuk Rahayu, Yulianingsih M. 2018. Peran guru pendidikan kewarganegaraan dalam
menanamkan nilai sopan santun. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. Vol 2 (1): 321
Rubiyanto, R. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: UMS Press.
Sudaryono. 2017. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sudrajat, A. 2011. Mengapa Pendidikan karakter?. Jurnal Pendidikan Karakter. Vol 1 (1).
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung: CV
Alvabeta.
Sukiyat. 2020. Strategi Implementasi Pendidikan Karakter. CV. Jakad Media Publishing:
Surabaya.
Suryadi, Rudi Ahmad., Aguslani Mushlih. 2019. Desain dan Perencanaan Pembelajaran. CV
Budi Utama: Yogyakarta.
Suryani, Liliek. 2017. Upaya meningkatkan Sopan Santun berbicara dengan teman sebaya
melalui bimbingan kelompok. Jurnal Mitra Pendidikan. Vol 1 (1): 113.
Suyanti., Maya Kartika Sari., Sri Budyartati. 2020. Pembinaan Kultur Sekolah Sebagai Upaca
Pembentukan Karakter di SD Manisrejo 1 Madiun. Jurnal Bidang Pendidikan Dasar. Vol
4 (2): 186-187.
Tim Duta Madani., Fathan Hasan AH., Sutisna Endang. 2017. Pasti Bisa Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti untuk SMP/MTS Kelas X. Penerbit Duta: Bandung.