STEM (variannya: STEAM atau STEARM) singkatan dari Science, Technology, Engineering and Mathematics. (Torlakson, 2014), (White, 2014), (Sanders, 2009). STEM merupakan terobosan baru pendidikan di Amerika Serikat dan dikembangkan oleh the National Science Foundation (NSF) tahun 2000an. Pembelajaran STEM sangat marak dikembangkan di Indonesia, terutama lewat upaya SEAMEO Centre for Qitep tahun 2013. Bagaimana sesungguhnya tempat strategis STEM untuk pendidikan?
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Stem dan pengembangan kurkulum
1. STEM DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Oleh: Ferry Doringin
STEM (variannya: STEAM atau STEARM) singkatan dari Science, Technology,
Engineering and Mathematics. (Torlakson, 2014), (White, 2014), (Sanders, 2009). STEM merupakan
terobosan baru pendidikan di Amerika Serikat dan dikembangkan oleh the National Science Foundation
(NSF) tahun 2000an. Pembelajaran STEM sangat marak dikembangkan di Indonesia, terutama lewat
upaya SEAMEO Centre for Qitep tahun 2013. Bagaimana sesungguhnya tempat strategis STEM untuk
pendidikan?
STEM dianggap sebagai pendekatan yang mengintegrasikan pembelajaran dua atau lebih
matapelajaran STEM (Sains, Teknologi, Engineering dan Matematika) atau antara salah satu
matapelajaran STEM dengan satu atau lebih matapelajaran non-STEM. Kombinasi itu diharapkan untuk
membahas dunia nyata yang dialami siswa atau masyarakat sehari-hari (Sanders, 2009)
Menurut Triyanta (2018), STEM menjawab kenyataan yang terjadi di Amerika Serikat dan
negara-negara lain yang mengadopsi metode ini terkait dengan ketidaksesuaian (gap) antara pendidikan
di sekolah dan ketrampilan di dunia kerja (Triyanta, 2018). Dua ketidaksesuaian (gap) yang dianggap
bisa dijawab oleh STEM, yakni: (1) gap antara mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dengan
ketrampilan yang diperlukan di dunia kerja, misalnya komunikais lisan dan tertulis, pemecahan
masalah, manajemen proyek, berpikir kritis, dan kemampuan interpersonal; (2) lapangan pekerjaan
bidang STEM terus bertambah dengan pesat sedangkan siswa yang tertarik pada bidang STEM itu
sedikit.
Menurut Triyatna, pendidikan STEM di Indonesia sudah diperkenalkan oleh SEAMEO Centre
for QITEP sejak tahun 2013 melalui kegiatan pelatihan guru, pelatihan kepala sekolah, dan forum-
forum kebijakan lainnya (Triyanta, 2018).
STEM di dunia pendidikan bertujuan untuk membekali peserta didik dengan keahlian berpikir
kritis yang akan membuat mereka menjadi pemecah masalah yang kreatif, dan akhirnya makin memiliki
daya jual di dunia kerja. Peserta didik yang mengalami pembelajaran STEM dianggap bisa bekerja
dengan standar yang baik atau unggul ketika mereka melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi
(Hanover Research, 2012).
Empat aspek STEM, yakni sains, teknologi, teknik, dan matematika, merupakan aspek yang
sangat menentukan hasil belajar siswa (Triyanta, 2018), (Torlakson, 2014). Keempat aspek tersebut
dianggap langsung bersentuhan dengan kehidupan dan masalah nyata manusia. (1) Sains adalah studi
sistematis tentang sifat dan perilaku material dan alam semesta fisik, berdasarkan pengamatan,
percobaan, dan pengukuran sehingga bisa dirumuskan hukum terkait fakta tersebut; (2) teknologi adalah
keterampilan atau sistem untuk mengatur masyarakat, organisasi, pengetahuan atau menciptakan serta
menggunakan alat buatan yang dapat memudahkan pekerjaan; (3) teknik atau Engineering merupakan
alih praktis pengetahuan sehingga orang bisa mengoperasikan atau mendesain prosedur untuk
2. menyelesaikan sebuah masalah; dan (4) matematika merupakan ilmu yang menghubungkan
jumlah/besaran, angka dan ruang dengan menggunakan notasi khusus.
Aspek-aspek sangat penting dari STEM dalam pendidikan adalah: (1) menggunakan atau
membahas masalah-masalah yang nyata dalam kehidupan (problem-based learning); (2) menggunakan
integrasi mata pelajaran yang terkait dengan STEM tersebut. Triyanta (2018) dengan tegas menyatakan
bahwa STEM merupakan upaya untuk mengintegrasikan pelajaran Sains dan Matematika dengan
teknologi dan rekayasa (Triyanta, 2018).
STEM bisa berupa proyek dapat bersifat disiplin, multidisiplin, interdisipliner, atau
transdisipliner. Pendidikan STEM sering dilaksanakan sebagai pengajaran disiplin tunggal atau sebagai
proyek multidisiplin atau bahkan proyek interdisipliner yang dikaitkan dengan teknologi dan rekayasa.
Tujuan utamanya adalah untuk menyatukan disiplin sehingga bisa mengatasi masalah dunia nyata
(karena itu, sangat ditekankan untuk menggunakan problem-based learning) dan menggunakan
pengetahuan serta keterampilan dari dua atau lebih disiplin dalam memecahkan masalah tersebut
(Hanover Research, 2012), (Hanover Research- District Administrative Practices, 2013).
STEM sudah berkembang menjadi trend dalam dunia pendidikan dan dianggap efektif dalam
memberikan relevansi untuk materi pelajaran di kelas. Siswa makin memahami fungsi atau kegunaan
materi yang dipelajarinya.
Sangat baik sekali bahwa jurusan PGSD Binus melirik dengan serius pengembangan STEM
untuk membekali mahasiswanya menyambut trend-trend baru di dunia pendidikan. Saya
membayangkan bahwa mahasiswa Binus bisa memiliki ketrampilan untuk mengintegrasikan kurikulum
SD dengan metode STEM. Inilah trend yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini.