Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tindakan kelas mengenai penerapan konteks listing dan counting dengan media kancing dan boneka untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa SD. Tujuannya adalah mengetahui kemampuan siswa dalam listing dan counting serta meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika.
Paper penerapan konteks-listing-dan-counting-dengan-media-kancing-dan-boneka (1)
1. PENERAPAN KONTEKS LISTING DAN COUNTING DENGAN MEDIA KANCING
DAN BONEKA
Nama Kelompok:
1. Novri Heriyani Pratami (06081181419007)
2. Lusi Kurnia (06081181419023)
3. Siti Sholekah (06081181419011)
4. One Agustin (06081181419016)
5. Vina Dwi Purnamasari (06081181419013)
6. Sutri Octaviana Sitorus (06081181419074)
Dosen Pembimbing: PROF.DR.ZULKARDI, MI.KOMP.,MSC.
Kelas : Indralaya
Mata Kuliah: Matematika Diskrit
Program Studi: Pendidikan Matematika
2. PENERAPAN KONTEKS LISTING DAN COUNTING DENGAN MEDIA KANCING
DAN BONEKA
Lusi Kurnia1, Novri Heriyani Pratami2, One Agustin3, Siti Solekah4, Sutri Oktaviana5
,Vina Dwi Purnamasari6
Zulkardi7
1,2,3,4,5,6
Mahasiswa Pendidikan Matematika, Universitas Sriwijaya
7
Dosen Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya
1
kurnialusi6@gmail.com, 2
vinadwipurnamasari28@gmail.com, 3
Oneagustin7@gmail.com
4
Sholekah.siti19@gmail.com, 5
sutrioctavianasitorus@yahoo.com, 6
novriheriyani@gmail.com
7
zulkardi@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini diterapkan pembelajaran berbasis kepribadian yang
meningkatkan kondisi siswa sebagai subjek dari kemajuan kepribadian mereka. Tujuan dari
penelitian yang melibatkan model pembelajaran berdasarkan kepribadian bagi siswa sebagai
calon guru matematika, meningkatkan siswa 'kasih sayang, kepribadian hasil studi
berdasarkan, dinamika siswa kegiatan dan proses belajar siswa diikuti multi-arah interaksi
antara siswa dan mempermudah siswa dalam mengetahui konsep dasar dari media yang
sudah dipersiapkan. Siswa diminta untuk melakukan mengurutkan dan menghitung yang
bertujuan untuk menuntun siswa pada materi selanjutnya atau dapat dikatakan sebagai
pendahuluan menuju kepada materi selanjutnya Siswa akan terlibat aktif pada pembelajaran
dengan dibuat kelompok-kelompok kecil untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengajaran.
Menelaah pencapaian dan peningkatan kemampuan representasi matematis siswa dan
mengkaji perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematis siswa.
Kata kunci : Model Pembelajaran, Mengurutkan, Menghitung, Representasi Matematis
3. ABSTRACT
This classroom action research based learning applied personality that improve the condition
of students as subjects of the progress of their personality. The aim of the research involving
learning model is based on the personality of the students as future teachers of mathematics,
improve students' affection, personality studies based on the dynamics of student activities
and student learning process followed by multi-way interaction between the students and
facilitate students in knowing the basic concept of media that has been prepared. Students are
required to sort and count that aims to guide students on the next material or can be regarded
as preliminary lead to further material Students will be actively involved in the learning made
small groups to assess the success of teaching. Reviewing the achievements and upgrading of
the mathematical representation of students and assess differences in upgrading students'
mathematical representation.
Keywords: Learning Model, Sorting, Counting, Mathematical Representation
4. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu
kebutuhan bagi seluruh masyarakat, tetapi
dalam pelaksanaannya seringkali
dihadapkan pada berbagai permasalahan.
Salah satu permasalahan yang acapkali
terjadi dalam dunia pendidikan Indonesia
adalah masalah pembelajarannya. Sanjaya
(2006) menyebutkan bahwa salah satu
masalah yang dihadapi dunia pendidikan
kita adalah masalah lemahnya proses
pembe lajaran. Termasuk pembelajaran
matematika, karena pembelajaran
matematika dianggap sulit oleh para siswa.
Kesulitan belajar matematika bukan
semata-mata karena materi pelajaran
matematika itu sendiri, tetapi juga
disebabkan kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran matematika yang
masih kurang efektif. Dimana dalam
proses pembelajaran, strategi yang
diterapkan oleh guru pada umumnya
kurang bervariasi dan kurang melibatkan
siswa dalam proses pembelajaran.
Pada tahun 2014 ini pemerintah
menerapkan kurikulum 2013, sehingga
hampir semua sekolah di Indonesia
menerapkan kurikulum 2013. Penelitian
akan dilaksanakan pada tahun 2014,
sehingga penelitian akan menggunakan
kelas yang menerapkan kurikulum 2013.
Dalam kurikulum 2013 mengamanatkan
esensi pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran. Pendekatan ilmiah
(scientific approach) dalam pembelajaran
sebagaimana dimaksud meliputi
mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan,
dan menciptakan.
Seorang guru harus mampu membentuk
suatu sistem pembelajaran yang inovatif
dan kreatif yang sesuai dengan kurikulum
yang berkembang saat ini. Diantaranya sis-
tem pembelajaran yang berfokus pada
pengkonstruksian dan pengembangan
kemampuan matematis siswa, khususnya
kemampuan representasi dan pemecahan
masalah matematis siswa.
Pentingnya kemampuan
representasi matematis siswa diungkapkan
oleh Wahyuni (2012) yang menyatakan
bahwa pentingnya representasi matematis
untuk dimiliki oleh siswa sangat
membantu dalam memahami konsep
matematis berupa gambar, simbol dan
kata-kata tertulis. Penggunaan representasi
yang benar oleh siswa akan membantu
siswa menjadikan gagasan-gagasan
matematis lebih konkrit.
Namun kondisi di lapangan
menunjukkan bahwa kemampuan
representasi siswa pada umumnya masih
belum maksimal. Belum maksimalnya
kemampuan representasi matematis siswa
berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Kelompok Kami (2016)
terhadap siswa SD menyatakan bahwa
5. belum tercapainya kemampuan
representasi matematis siswa secara
maksimal yang disebabkan oleh kurang
pahamnya siswa terhadap konsep secara
keseluruhan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memberikan pembelajaran yang inovatif
dan kreatif dengan mengaitkannya dengan
konsep dasar pengukuran dan pengurutan
dengan dibantu media seperti kancing dan
boneka beruang dari penelitian ini
diharapkan guru dapat melihat konstribusi
siswa terhadap pembelajaran serta masalah
dan kesulitan yang dihadapi siswa.Setiap
siswa akan mengerti makna dari proses
pembelajaran itu sendiri.
Kami juga membuat power point
show yang inovatif untuk membuat
kegiatan semakin menarik sehingga siswa
dapat dengan mudah masuk kedalam
proses pembelajaran yang sedang
berlangsung .
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas,
rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana kemampuan penerapan
siswa pada pembelajaran caunting and
listing di sekolah dasar?”
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran kmampuan
siswa pada penerapan siswa untuk
pembelajaran counting and listing di
sekolah dasar.
MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan bermanfaat
bagi :
a. Siswa
Sebagai salah satu sumber belajar
khususnya pada penerapan
pembelajaran matematika di sekolah
dasar dan dapat menggunakan
kemampuan siswa yang dibutuhkan
dalam mempelajari matematika
sehingga dapat mencapai hasil
belajar seperti yang diharapkan.
b. Guru
dapat memberi masukan informasi
dan dapat dijadikan salah satu
inovasi dalam pembelajaran
matematika yang menekankan pada
kemampuan penerapan
pembelajaran.
c. Bagi peneliti lain :
Dapat dijadikan referensi dalam
mengembangkan perangkat pembelajaran
matematika SD pada materi-materi lain
dengan penerapan pembelajaran caunting
and listing sehingga dapat secara luas
dipakai oleh guru-guru matematika
lainnya.
6. TINJAUAN PUSTAKA
Pembelajaran Matematika
Mengajarkan matematika tidaklah
mudah, oleh karena itu tidak dibedakan
antara matematika dan matematika
sekolah. Maka dari itu perlu adanya desain
khusus untuk mningkatkan kualitas belajar
mengajar khususnya pada mata pelajaran
matematika.
“Matematika adalah (1) studi pola
dan hubungan (study of patterns and
relationships) dengan demikian masing-
masing topik itu akan saling berjalinan
satu dengan yang lain yang
membentuknya, (2). Cara berpikir (way of
thinking) yaitu memberikan strategi untuk
mengatur, menganalisis dan mensintesa
data atau semua yang ditemui dalam
masalah sehari-hari, (3). Suatu seni (an
art) yaitu ditandai dengan adanya urutan
dan konsistensi internal, dan (4) sebagai
bahasa (a language) dipergunakan secara
hati-hati dan didefinisikan dalam term dan
symbol yang akan meningkatkan
kemampuan untuk berkomunikasi akan
sains, keadaan kehidupan riil, dan
matematika itu sendiri, serta (5) sebagai
alat (a tool) yang dipergunakan oleh setiap
orang dalam menghadapi kehidupan
sehari-hari. Sedangkan mengenai
pengertian matematika sekolah.” (Reyt.,et
al, 1998 :4)
“Matematika sekolah adalah bagian
atau unsur dari matematika yang dipilih
antara lain dengan pertimbangan atau
berorentasi pada pendidikan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa
matematika sekolah adalah matematika
yang telah dipilah-pilah dan disesuaikan
dengan tahap perkembangan intelektual
siswa, serta digunakan sebagai salah satu
sarana untuk mengembangkan kemampuan
berpikir bagi para siswa.”(Soedjadi 199:1).
Berdasarkan paparan tersebut di atas
jelas terlihat bahwa konsep pembelajaran
matematika harus diberikan sesuai dengan
tingkat itelektual siswa. Hal ini didasarkan
pada pemberian konsep harus tahap demi
tahap guna untuk menyesuaikan taraf
kemampuan intelektual siswa. Maka dari
itu guru dituntut untuk menciptakan
suasana pembelajaran yang sesuai dengan
acuan yang berlaku sehingga proses
pembelajaran khususnya pemblajaram
matematika dijadikan suatu mata pelajaran
yang tidak dianggap sulit oleh siswa.
Dengan kata lain guru harus membangun
konsep yang dapat menggugah siswa agar
bisa menguatkan metode penerapan
pembelajaran guna untuk menciptakan
bahwa pelajaran matematika adalah
pelajaran yang menyenangkan dan tidak
sulit untuk dipelajari.
“Dalam belajar aktif siswa harus
melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar
mendengarkan, untuk bisa terlibat aktif
para siswa itu harus terlibat dalam tugas
yang perlu pemikiran tingkat tinggi seperti
7. tugas analisis, sintesis, dan evaluasi. Oleh
karena itu dalam rangka mewujudkan
CBSA guru harus berusaha mencari
metode mengajar yang dapat menyebabkan
siswa aktif belajar. Pembelajaran
matematika hendaknya menganut
kebenaran konsistensi yang didasarkan
kepada kebenaran-kebnaran terdahulu
yang telah diterima, atau setiap struktur
dalam matematika tidak boleh terdapat
kontradiksi (Bonwell dan Eison, 1991:1).
Dengan melihat paparan tersebut di
atas maka penulis dapat memberikan
penjelasan yaitu untuk menciftakan
suasana pembelajaran yang aktif, maka
siswa dalam proses pembelajaran tidak
hanya mendengarkan, tetapi harus terjun
dalam aktivitas pembelajaran yang
disampaikan. Maka dari itu proses
pembelajaran harus didesain sedemikian
rupa agar supaya proses pembelajaran
dapat diterima dengan cepat oleh siswa.
Adapun tujuan pembelajaran
matematika disebutkan bahwa tujuan yang
hendak dicapai dari pembelajaran
matematika sekolah adalah:
Menumbuhkan dan mengembangkan
keterampilan berhitung (menggunakan
bilangan) sebagai alat dalam kehidupan
sehari-hari, menumbuhkan kemampuan
siswa yang dapat dialihgunakan melalui
kegiatan matematika, dan memahami
konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma,
secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
dalam pemecahan masalah.
Strategi Belajar Mengajar
Secara umum strategi mempunyai
pengertian suatu garis-garis besar haluan
untuk bertindak dalam usaha mencapai
sasaran yang telah ditentukan.
Dihubungkan dengan belajar mengajar,
strategi bisa diartikan sebagai pola-pola
umum kegiatan guru dan anak didik dalam
mewujudkan kegiatan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan.
Menurut Newman dan Logan, dalam
bukunya yang berjudul Strategy Policy
and Central Management (1971 : 8),
strategi dasar dari setiap usaha akan
mencakup keempat hal sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi hasil seperti
apa yang harus dicapai dan menjadi
sasaran usaha itu yang sesuai dengan
aspirasi dan selera masyarakat.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan
pendekatan utama manakah yang
dipandang paling efektif guna
mencapai sasaran tersebut.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan
langkah-langkah apa saja yang akan
ditempuh untuk mencapai sasaran
tersebut.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan
kriteria dan patokan ukuran yang harus
8. dipergunakan untuk mengukur dan
menilai taraf keberhasilan usaha
tersebut.
Melihat paparan tersebut di atas,
maka strategi belajar mengajar dapat
disimpulkan sebagi suatu proses upaya
untuk melaksanakan proses pembelajaran
dengan baik. Dengan demikian tidak lepas
dari peran serta guru dan siswa dalam
proses belajar mengajar. Guru harus
mampu memberikan suatu metode yang
cepat dan tepat sehingga dengan cepat
siswa akan menangkap hasil pembelajaran
yang disampaikan.
METODE
Dalam penelitian ini kami
menggunakan metode diskusi kelompok.
Prosedur yang kami buat dimulai dari
menjelaskan terlebih dahulu mengenai
listing and counting setelah itu kami
membagi siswa kedalam kelompok dan
memintanya untuk masangkan serta
mengurutkan media yang kami sudah
siapkan berupa kancing dan boneka
beruang untuk menuntun siswa kaitan
antara keduanya lalu setelah itu baru
dibimbing untuk menuju ke pendahuluan
awal pembelajaran .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis, Refleksi dan Evaluasi Aktivitas
1 Mengurutkan dan menghitung
kancing
Siswa memahami konsep
pengureutan dan menuju ke
pengukuran dari proses tersebut
siswa dapat mengetahui materi
prasyarat menuju ke materi
selanjutnya
Mulai memahami dan mengurutkan
media berupa kancing dan boneka
beruang
Meminta siswa untuk aktif
menggunakan media yang sudah
dibuat
Memberikan Penjelasan tentang listing
and counting
9. (Gambar 1. Siswa mengerjakan tes)
setelah mereka melakukan tes
Kepribadian mereka rnenyadari akan
tingkat kepribadian mereka masing-masing
dan berusaha untuk meningkatkan
kepribadian mereka. Dengan tips-tips yang
khusus untuk meningkatkan kepribadian
mereka dalam 10 aspek yaitu kepercayaan
pada diri sendiri, optimisme, kehati-hatian,
ketergantungan, ketakserakahan/
ketidakmementingkan diri sendiri,
pengenalan watak, daya tahan, toleransi,
ambisi dan empati.
(Gambar 2. Jawaban siswa yang benar)
Setelah siswa selesai melaksanakan
tes, mereka dapat menggambarkan profil
kepribadian mereka masing-rnasing,
menganalisis sendiri kepribadian mereka
masing-masing, mengoreksi kepribadian
diri mereka masingmasing dan dengan tip-
tip nasehat yang diberikan oleh dosen
pengajar mereka dapat memperbaiki
kekurangan-kekurangan mereka sehingga
setelah mereka menyadari dan melakukan
perubahan sikap akan meningkatkan
kepribadian mereka ke arah yang lebih
baik. Perubahan tingkat kepribadian ke
arah yang lebih baik inilah yang
mengakibatkan hasil belajar meningkat.
Analisis, Refleksi dan Evaluasi aktifitas
II (Boneka Beruang)
(Gambar 3. Hasil percobaan siswa yang
benar)
10. Setelah siswa selesai melaksanakan
tes, mereka dapat menggambarkan profil
kepribadian mereka masing-rnasing,
menganalisis sendiri kepribadian mereka
masing-masing, mengoreksi kepribadian
diri mereka masingmasing dan dengan tip-
tip nasehat yang diberikan oleh dosen
pengajar mereka dapat memperbaiki
kekurangan-kekurangan mereka sehingga
setelah mereka menyadari dan melakukan
perubahan sikap akan meningkatkan
kepribadian mereka ke arah yang lebih
baik. Perubahan tingkat kepribadian ke
arah yang lebih baik inilah yang
mengakibatkan hasil belajar meningkat.
(Gambar 4. Kondisi siswa saat
mengerjakan LKS)
Setelah siswa selesai melaksanakan
tes, mereka dapat menggambarkan profil
kepribadian mereka masing-rnasing,
menganalisis sendiri kepribadian mereka
masing-masing, mengoreksi kepribadian
diri mereka masingmasing dan dengan tip-
tip nasehat yang diberikan oleh dosen
pengajar mereka dapat memperbaiki
kekurangan-kekurangan mereka sehingga
setelah mereka menyadari dan melakukan
perubahan sikap akan meningkatkan
kepribadian mereka ke arah yang lebih
baik. Perubahan tingkat kepribadian ke
arah yang lebih baik inilah yang
mengakibatkan hasil belajar meningkat.
PEMBAHASAN
Dari hasil kerja siswa diatas kami
mendapatkan hasil bahwa, siswa tidak
mengalami kesulitan dalam menganalisis
data yang ada. Karena dengan
menggunakan media kancing dan boneka
beruang siswa dengan mudah
menyelesaikan LKS dengan benar dan
tepat. Dari hasil observasi langsung yang
kami lakukan kami lakukan siswa juga
memiliki gaya belajar yang berbeda untuk
itu guru harus dapat lebih memahami
karakter dari masing-masing siswanya.
Beberapa alternatif pemecahan masalah
yang dapat diambil :
1. Siswa harus optimis bahwa dia bisa
seperti teman-temanya yang berhasil
2. Menambah waktu belajar
3. Belajar untuk membagi waktu
4. Guru harus selalu memberikan
dorongan/motivasi untuk belajar
5. Siswa bisa konsultasi masalahnya
dengan guru bidang studi atau guru
BK/BP
6. Siswa diharapkan untuk berbicara
langsung dengan orang tuanya
tentang masalah yang dihadapinnya
11. Meskipun alternatif pemecahan
masalah belum dilaksanakan semuanya,
ada beberapa alternatif pemecahan
masalah yang dilaksanakan dan hasilnya
cukup efektif untuk mengatasi masalah
yang dihadapi siswa. Ini dapat dilihat dari
ungkapan siswa yang merasa beban
masalahnya agak berkurang dan sudah
mulai bisa belajar seperti dulu.
Adapun tindakan yang
dilakukan oleh penyusun untuk membantu
memecahkan masalah yang dimiliki siswa
dengan memberikan masukan – masukan
atau bimbingan kepada siswa.
KESIMPULAN
Hasil dari penelitian ini
berdasarkan data yang telah kami dapatkan
dari observasi secara langsung adalah
masih banyak siswa yang salah dalam
menganalisis data yang di berikan .gaya
belajar siswa dan kesulitan belajar siswa
yang berbeda disatukan menjadi beberapa
kelompok untuk mengetahui masalah
yang dihadapi oleh individual siswa. Kami
juga membuat LKS (Lembar Kerja Siswa)
yang menarik untuk memotivasi siswa
agar dapat lebih aktif saat pembelajaran.
Diharapkan dari penelitian ini kita sebagai
calon pengajar dapat menciptakan
pembelajaran yang lebih menarik dan
memotivasi siswa agar dapat lebih aktif
saat pembelajaran.
SARAN
Sebaiknya sebagai calon guru,
menumbuhkan rasa kreatifitas serta
pengajaran yang tidak monoton dan kaku,
sehingga matematika tidak ditakutkan lagi
oleh siswa dan tidak merasa bosan serta
terbebani dengan kata “matematika”.
12. DAFTAR PUSTAKA
EllyE, 1996. Metoda Pengajaran Matematika di Sekolah Dasar, Jogjakarta:
PPPG JOGJAKARTA
Hart,Eric W. 2008. Navigating Through Discrete Mathematics in Pre-k until grade
2.America : National Council of Teachers of Mathematics (NCTM).
Karim Muchtar A, 1999. Metodologi Pembelajaran, Jakarta.
Oemar Hamalik,1980. Media Pendidikan, Jakarta
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/view/1490, diakses pada tanggal 01
Oktober 2016.
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/view/4694/4949, diakses pada tanggal
01 Oktober 2016.
.