SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Download to read offline
MATA KULIAH : AUDIT INVESTIGATIF &AKUNTANSI FORENSIK
DOSEN PEMBIMBING : DR. BASYIRUDDIN NUR, M.AK., CPI., CA.,CPA
TUGAS RESUME : . Standar Jasa Investigasi (SJI)
• Standar umum jasa investigasi
• Manajemen risiko
Referensi:
SJI 5100 & SJI 5200
Nama : Sri Ana
Nim: 22730018
STANDAR PROFESIONAL
AKUNTAN PUBLIK
• Standar Jasa Investigasi (SJI)
• • Standar umum jasa investigasi
• • Manajemen risiko
STANDAR JASA
INVESTIGASI 5100 (2021)
STANDAR UMUM JASA
INVESTIGASI
(Berlaku efektif untuk perikatan jasa investigasi
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022. Penerapan dini diperkenankan)
RUANG LINGKUP
SJI 5100 ini menetapkan standar umum untuk
melaksanakan perikatan jasa investigasi,
yang dapat berupa:
a. Pemeriksaan investigatif; dan/atau
b. Penghitungan kerugian keuangan; dan/atau
c. Pemberian keterangan ahli.
Standar umum ini berkaitan dengan independensi, objektivitas, integritas,
skeptisisme
profesional, keahlian, kompetensi, dan hal lainnya yang menjadi dasar
untuk dapat menerapkan:
a. Manajemen risiko ketika melakukan perikatan jasa investigasi (SJI
5200);
b. Pemeriksaan investigatif (SJI 5300);
c. Penghitungan kerugian keuangan (SJI 5400); dan
d. Pemberian keterangan ahli (SJI 5500).
Etika
Akuntan Publik dan Pihak Terasosiasi dalam perikatan jasa investigasi harus mematuhi
Kode Etik Profesi Akuntan Publik (selanjutnya disebut “Kode Etik”), termasuk ketentuan
independensi. Mungkin terdapat keadaan ketika peraturan perundang-undangan
menghalangi Akuntan Publik, termasuk Pihak Terasosiasi, untuk tidak mematuhi bagian
tertentu dari Kode Etik. Dalam keadaan demikian, peraturan perundang-undangan
tersebut berlaku, dan Akuntan Publik, termasuk Pihak Terasosiasi, harus mematuhi
seluruh bagian lain dari Kode Etik.
Akuntan Publik mungkin menghadapi keadaan yang tidak biasa yaitu
ketika Akuntan Publik meyakini bahwa penerapan persyaratan
tertentu dari Kode Etik dapat mengakibatkan hasil keluaran yang
tidak sepadan atau yang tidak memenuhi kepentingan umum. Dalam
kondisi demikian, Akuntan Publik disarankan untuk berkonsultasi
dengan asosiasi profesi atau regulator yang terkait.
a. Integritas (Integrity): bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan professional dan bisnis;
b. Objektivitas (O bjectivity): tidak mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis
karena adanya bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain;
C. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional (Professional Competence and Due Care) untuk:
i. Mencapai dan mempertahankan pengetahuan dan keahlian professional pada level yang
disyaratkan untuk memastikan bahwa klien atau organisasi empatnya bekerja
memperoleh jasa profesional yang kompeten, berdasarkan standar profesional dan
standar teknis terkini serta ketentuan peraturan perundang-undang yang relevan; dan
ii. Bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan standar profesional dan
standar teknis yang berlaku;
Lima prinsip dasar etika (fundam ental principles) untuk Akuntan
Publik dan oihak terasosiasi adalah :
Lanjutan 5 prinsip etika
d. Kerahasiaan (Confidentiality): menjaga kerahasiaan informasi yang
diperoleh dari hasil hubungan profesional dan bisnis; dan
e. Perilaku Profesional (Professional Behavior): mematuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan menghindari perilaku apapun yang
diketahui oleh Akuntan Publik, termasuk Pihak Terasosiasi, mungkin akan
mendiskreditkan profesi Akuntan Publik.
Akuntan publik, termasuk pihak terasiosai agar independent keika melakukan perikatan jasa
investigasi. Independensi terkait dengan prinsip dasar objektivitas dan integritas. Hal ini terdiri
atas:
•a.Independensi dalam pemikiran (independence of m ind), yaitu sikap mental pemikiran yang
memungkinkan untuk menyatakan suatu kesimpulan dengan tidak terpengaruh oleh tekanan
yang dapat mengompromikan pertimbangan profesional, sehingga memungkinkan individu
bertindak secara berintegritas serta menerapkan objektivitas serta skeptisisme profesional.
•b.Independensi dalam penampilan (independence in appearance), yaitu
penghindaran fakta dan keadaan yang sangat signifikan sehingga pihak ketiga yang rasional dan
memiliki informasi yang cukup, kemungkinan akan menyimpulkan bahwa
integritas, objektivitas, atau skeptisisme profesional dari Kantor Akuntan Publik (KAP), atau
seorang anggota tim dalam pelaksanaan perikatan jasa investigasi, telah dikompromikan.
Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Perikatan Jasa Investigasi harus dilaksanakan oleh AP, termasuk
Pihak Terasosiasi,yang memiliki kompetensi yang memadai dalam
bidang investigasi. Laporan suatu perikatan jasa investigasi harus
ditandatangani oleh AP yang memiliki kompetensi profesional di
bidang investigasi, dibuktikan dengan sertifikat yang diterbitkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia, dan pemeliharaan kompetensi
secara berkelanjutan.
Keahlian akuntansi dan audit mengharuskan:
a. Pemahaman bagaimana aktivitas bisnis didokumentasikan, dicatat,
dilaporkan, dikelola, dan dikendalikan.
b. Kemampuan mengidentifikasi, memperoleh, memeriksa, dan
mengevaluasi informasi yang relevan. Informasi yang dijadikan bukti ini
adalah menurut sampai hakim menentukannya kemudian dalam persidangan.
c. Kemampuan menguantifikasi dampak keuangan atas peristiwa atau
transaksi aktual atau ekspektasian.
d. Kemampuan melaksanakan dan menginterpretasikan analisis informasi
yang relevan.
e. Kemampuan mendokumentasikan dan menjelaskan informasi bisnis dan
hasil analisis keuangan untuk tujuan pengambilan keputusan.
f. Kemampuan memberikan kesimpulan yang tepat dan relevan
berdasarkan temuan-temuan dan hasil pekerjaannya.
Keahlian investigatif mengharuskan:
a. Pemahaman konteks mana perikatan dilaksanakan, misalnya perikatan yang relevan dengan suatu
kebijakan atau kontrak, regulasi atau peraturan perundang-undangan, dan proses peradilan atau
persidangan di pengadilan;
b. Kemampuan mengidentifikasi, memperoleh, memeriksa, dan akses informasi yang relevan dengan
perikatan;
c. Kemampuan menganalisis dan membandingkan berbagai macam dan sumber informasi;
d. Pemahaman jenis-jenis informasi yang akan membantu dalam menentukan suatu motivasi, niat, dan
bias;
e. Pemahaman cara-cara yang digunakan bagaimana informasi dapat dikonstruksi atau disembunyikan;
f. Pemahaman bahwa informasi dikumpulkan dan dikerjakan, termasuk pekerjaan dan informasi
lainnya, mungkin menjadi subjek untuk mengungkapkan dan dijadikan sebagai bukti; dan
g. Kemampuan mendokumentasikan dan menyajikan temuan-temuan investigative dan
menyimpulkannya untuk tujuan pengambilan keputusan.
•AP, termasuk Pihak Terasosiasi, dapat memperoleh pengetahuan cukup tentang hal yang
dilaporkan dalam perikatan jasa investigasi melalui pendidikan formal, Pendidikan profesional
berkelanjutan, w orkshop dan sertifikasi, termasuk pembelajaran secara mandiri, atau melalui
pengalaman praktik. Jika Akuntan Publik, termasuk Pihak Terasosiasi, memiliki pengetahuan
memadai mengenai hal yang diinvestigasi, maka ketika menggunakan tenaga ahli/spesialis, ia
dapat:
•a.Mengomunikasikan tujuan pekerjaan kepada tenaga ahli/spesialis; dan
•b.Menilai pekerjaan tenaga ahli/spesialis untuk menentukan apakah tujuan tersebut telah
dicapai.
Dalam mematuhi prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional,
AP harus mengambil langkah-langkah yang memadai untuk
memastikan bahwa mereka yang bekerja profesional di bawah
pengawasannya telah memperoleh pelatihan dan supervisi yang
tepat.
Kehati-hatian profesional (due professional care) dilakukan dalam setiap proses/tahap
perikatan jasa investigasi, antara lain:
a. Formulasi tujuan penugasan/perikatan;
b. Penentuan ruang lingkup penugasan/perikatan, termasuk evaluasirisiko
perikatan;
c. Pemilihan pengujian dan hasilnya;
d. Pemilihan jenis dan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan;
e. Penentuan signifikan tidaknya risiko yang diidentifikasi dalam investigasi, dampak
serta mitigasi risiko;
f. Pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti investigasi; dan
g. Penentuan kompetensi, integritas, dan kesimpulan yang diambil pihak lain (ahli
lain/spesialis) yang berkaitan dengan penugasan/perikatan jasa investigasi.
•
Dokumentasi
AP dan Pihak Terasosiasi harus mendokumentasikan hal-hal yang signifikan dalam menyediakan bukti yang
mendukung laporan pelaksanaan perikatan jasa investigasi dan bukti bahwa perikatan dilaksanakan berdasarkan
Standar Jasa Investigasi.
• Dokumentasi mencakup suatu atatan tentang dasar AP, termasuk Pihak Terasosiasi, atas seluruh hal signifikan
yang membutuhkan penggunaan pertimbangan, dan kesimpulan terkait. Eksistensi pertanyaan-pertanyaan yang
sulit atas prinsip atau pertimbangan, memerlukan pendokumentasian untuk mencantumkan fakta-fakta relevan
yang diketahui oleh AP, termasuk Pihak Terasosiasi, ketika kesimpulan ditarik.
• Kertas kerja pelaksanaan jasa investigasi dibuat sesuai dengan jenis perikatan jasa investigasi, dan harus
mempunyai referensi untuk semua informasi dan/atau dokumen yang relevan dengan temuan, pertimbangan
profesional, dan kesimpulan akhir.
• Kertas kerja pelaksanaan jasa investigasi adalah milik AP/KAP, serta disimpan dan dijaga kerahasiannya sesuai
dengan UU AP dan kebijakan KAP, serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.
STANDAR JASA INVESTIGASI 5200 (2021)
MANAJEMEN RISIKO
• (Berlaku efektif untuk perikatan jasa investigasi
• pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022. Penerapan dini
diperkenankan)
•
Ruang Lingkup
SJI 5200 ini menetapkan ketentuan yang harus dilaksanakan dalam melakukan
manajemen risiko untuk perikatan jasa investigasi, yang dapat berupa:
a. Pemeriksaan investigatif;
b. Penghitungan kerugian keuangan; dan/atau Pemberian keterangan ahli.
SJI 5200 ini menetapkan hal-hal signifikan yang harus dilakukan sebelum menerima
suatu perikatan jasa investigasi dan ketika memutuskan untuk menerima suatu
perikatan, maka pelaksanaan perikatan harus direncanakan secara memadai terlebih
dahulu, termasuk penilaian risikonya.
RISIKO
•Risiko adalah akibat adanya ketidakpastian dalam pencapaian sasaran (effect ofuncertainty on
objectives). Sumber risiko (risk source) adalah elemen yang secara mandiri atau dalam kombinasi
memiliki potensi untuk menimbulkan risiko. Peristiwa (event) adalah kejadian atau perubahan
suatu set dari kondisi. Kemungkinan-kejadian (Likelihood) adalah kemungkinan sesuatu terjadi
(chance of som ething happening).
Dampak/konsekuensi (co n se q u e n ce ) adalah hasil keluaran suatu peristiwa (e ve n t) yang
memengaruhi sasaran.
•Risiko perikatan (engagem ent risk) adalah risiko yang timbul sebagai akibat AP menyatakan
kesimpulan yang tidak tepat (inappropriate conclusion) ketika terjadi kesalahan penyajian material
atas informasi hal pokok (subject m atter inform ation),namun tidak dilaporkan.
Lanjutan…
Pada umumnya perikatan jasa investigasi dipertimbangkan lebih tinggi risikonya
dibandingkan dengan risiko perikatan audit atas laporan keuangan karena laporan dari
hasil pelaksanaan perikatan jasa investigasi bertujuan untuk mengungkapkan terjadi
atau tidaknya suatu perbuatan dan pelakunya untuk membantu pemangku kepentingan
dalam pencapaian suatu kesimpulan atas manfaat laporan dari investigasi yang
dilaksanakan atau guna dilakukan tindakan litigasi atau digunakan untuk tindakan
litigasi, sedangkan laporan audit atas laporan keuangan digunakan untuk tujuan umum
(general purpose).
Imbalan Jasa Investigasi
Karena risiko lebih tinggi bagi AP ketika menerima perikatan jasa investigasi
dibandingkan dengan risiko ketika menerima perikatan audit atas laporan keuangan
bertujuan umum (general purpose), maka besaran imbalan jasa investigasi yang
ditawarkan oleh AP dapat memunculkan ancaman kepentingan pribadi terhadap
kepatuhan pada prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional, jika imbalan yang
ditawarkan sangat rendah sehingga mungkin sulit untuk melakukan perikatan sesuai
dengan standar profesional dan standar teknis yang berlaku, serta berpotensi imbalan
yang diperoleh tidak dapat menutupi risikonya.
Lanjutan…
Imbalan jasa per jam (m inim um hourly charge-out rates) yang ditetapkan oleh Pengurus Institut
Akuntan Publik Indonesia, dalam Peraturan Pengurus tentang Penentuan Imbalan Jasa Audit
Laporan Keuangan, hendaknya dijadikan acuan imbalan minimum ketika menawarkan jasa
investigasi.
AP tidak diperkenankan menerima perikatan dengan pemberi kerja yang menetapkan imbalan di bawah
batas kewajaran atau di bawah imbalan minimum sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 7.
AP harus menyatakan pula kepada kliennya, dalam surat perikatan, bahwa imbalan profesional
sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 7 tersebut tidak termasuk Ketika nantinya AP diminta
keterangan oleh kejaksaan, kepolisian, pengadilan atau instansi lainnya, termasuk ketika diminta
keterangan oleh konsultan hukum/pengacaranya klien.
Penerapan Manajemen Risiko
•Manajemen risiko (risk m a n a g e m e n t) adalah aktivitas terkoordinasi untuk mengarahkan dan
mengendalikan organisasi (AP/KAP) dalam kaitannya dengan risiko.
•AP dan KAP harus menerapkan suatu manajemen risiko, prinsip-prinsip, kerangka kerja, dan proses,
mencakup:
• a. Menetapkan konteks, yaitu menetapkan tujuan dan sasaran serta
mempertimbangkan lingkungan dimana AP/KAP beroperasi, dalam hal ini Ketika memberikan
jasa investigasi, serta mengidentifikasi para pemangku kepentingan internal dan eksternal.
•b.Mengidentifikasi risiko-risiko, baik yang ada maupun potensial serta
pengendaliannya.
•c.Menganalisis dan mengevaluasi risiko-risiko serta mengidentifikasi risiko yang rendah dan risiko yang
tinggi.
Lanjutan…
d. Mengembangkan strategi untuk mengelola dan memperlakukan risiko-risiko yang
telah diidentifikasi.
e. Mengomunikasikan dan mengonsultasikan dengan pihak di dalam dan di luar KAP
yang terkait.
f. Memonitor dan menelaah strategi manajemen risiko secara berkelanjutan.
g. Memelihara dokumentasi kebijakan dan prosedur, termasuk dokumentasi proses
penilaian risiko, risiko-risiko utama yang diidentifikasi, dan merancang
pengukurannya untuk mengurangi dampak dari risiko-risiko utama tersebut.
• ALHAMDULILLAH SELESAI
• SEKIAN DAN TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to TM 3 AUDIT INVESTIGATIF AND FORENSIK SRIANA.pdf

BE & ; GG, Roni Nugroho, Hapzi Ali, Ethics and Business Ethics and Conflict, ...
BE & ; GG, Roni Nugroho, Hapzi Ali, Ethics and Business Ethics and Conflict, ...BE & ; GG, Roni Nugroho, Hapzi Ali, Ethics and Business Ethics and Conflict, ...
BE & ; GG, Roni Nugroho, Hapzi Ali, Ethics and Business Ethics and Conflict, ...Roni Nugroho
 
Kode etik profesi akuntan menuju era global
Kode etik profesi akuntan menuju era globalKode etik profesi akuntan menuju era global
Kode etik profesi akuntan menuju era global20ianpratama
 
Kode etik profesi akuntan menuju era global
Kode etik profesi akuntan menuju era globalKode etik profesi akuntan menuju era global
Kode etik profesi akuntan menuju era global20ianpratama
 
Etika profesional
Etika profesionalEtika profesional
Etika profesionalEko Wibowo
 
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI.pptx
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI.pptxLEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI.pptx
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI.pptxgudangarsip1
 
Profesi akuntan publik
Profesi akuntan publikProfesi akuntan publik
Profesi akuntan publikAgnes Yoon Nii
 
(Pert 1) bab 1 definisi audit
(Pert 1) bab 1 definisi audit(Pert 1) bab 1 definisi audit
(Pert 1) bab 1 definisi auditIlham Sousuke
 
Kod etika juru audit
Kod etika juru auditKod etika juru audit
Kod etika juru auditAlip Pg
 
Standar Internal Audit
Standar Internal AuditStandar Internal Audit
Standar Internal Auditrifqir
 
Profesi auditor yang menjanjikan dimasa sekarang hingga nanti
Profesi auditor yang menjanjikan dimasa sekarang hingga nantiProfesi auditor yang menjanjikan dimasa sekarang hingga nanti
Profesi auditor yang menjanjikan dimasa sekarang hingga nantiSilvianachairunnisa1
 
Presentasi kode etik AAIPI dan simwasda
Presentasi kode etik AAIPI dan simwasdaPresentasi kode etik AAIPI dan simwasda
Presentasi kode etik AAIPI dan simwasdasajishare
 

Similar to TM 3 AUDIT INVESTIGATIF AND FORENSIK SRIANA.pdf (20)

BE & ; GG, Roni Nugroho, Hapzi Ali, Ethics and Business Ethics and Conflict, ...
BE & ; GG, Roni Nugroho, Hapzi Ali, Ethics and Business Ethics and Conflict, ...BE & ; GG, Roni Nugroho, Hapzi Ali, Ethics and Business Ethics and Conflict, ...
BE & ; GG, Roni Nugroho, Hapzi Ali, Ethics and Business Ethics and Conflict, ...
 
Probity Audit Hans-1.pptx
Probity Audit Hans-1.pptxProbity Audit Hans-1.pptx
Probity Audit Hans-1.pptx
 
Kode etik profesi akuntan menuju era global
Kode etik profesi akuntan menuju era globalKode etik profesi akuntan menuju era global
Kode etik profesi akuntan menuju era global
 
Kode etik profesi akuntan menuju era global
Kode etik profesi akuntan menuju era globalKode etik profesi akuntan menuju era global
Kode etik profesi akuntan menuju era global
 
Etika profesional
Etika profesionalEtika profesional
Etika profesional
 
BUKTI AUDIT
BUKTI AUDITBUKTI AUDIT
BUKTI AUDIT
 
pptx.pdf
pptx.pdfpptx.pdf
pptx.pdf
 
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI.pptx
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI.pptxLEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI.pptx
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI.pptx
 
Langkah audit manajemen
Langkah audit manajemenLangkah audit manajemen
Langkah audit manajemen
 
4 Pppi 14 Kaji Ulang Penilaian
4 Pppi 14 Kaji Ulang Penilaian4 Pppi 14 Kaji Ulang Penilaian
4 Pppi 14 Kaji Ulang Penilaian
 
Profesi akuntan publik
Profesi akuntan publikProfesi akuntan publik
Profesi akuntan publik
 
KESA
KESAKESA
KESA
 
Hari 1 - Slide SAKEP IPPF v-02.pdf
Hari 1 - Slide SAKEP IPPF v-02.pdfHari 1 - Slide SAKEP IPPF v-02.pdf
Hari 1 - Slide SAKEP IPPF v-02.pdf
 
(Pert 1) bab 1 definisi audit
(Pert 1) bab 1 definisi audit(Pert 1) bab 1 definisi audit
(Pert 1) bab 1 definisi audit
 
Kod etika juru audit
Kod etika juru auditKod etika juru audit
Kod etika juru audit
 
Standard Auditing
Standard AuditingStandard Auditing
Standard Auditing
 
4.kode etik-ppt
4.kode etik-ppt4.kode etik-ppt
4.kode etik-ppt
 
Standar Internal Audit
Standar Internal AuditStandar Internal Audit
Standar Internal Audit
 
Profesi auditor yang menjanjikan dimasa sekarang hingga nanti
Profesi auditor yang menjanjikan dimasa sekarang hingga nantiProfesi auditor yang menjanjikan dimasa sekarang hingga nanti
Profesi auditor yang menjanjikan dimasa sekarang hingga nanti
 
Presentasi kode etik AAIPI dan simwasda
Presentasi kode etik AAIPI dan simwasdaPresentasi kode etik AAIPI dan simwasda
Presentasi kode etik AAIPI dan simwasda
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 

TM 3 AUDIT INVESTIGATIF AND FORENSIK SRIANA.pdf

  • 1. MATA KULIAH : AUDIT INVESTIGATIF &AKUNTANSI FORENSIK DOSEN PEMBIMBING : DR. BASYIRUDDIN NUR, M.AK., CPI., CA.,CPA TUGAS RESUME : . Standar Jasa Investigasi (SJI) • Standar umum jasa investigasi • Manajemen risiko Referensi: SJI 5100 & SJI 5200 Nama : Sri Ana Nim: 22730018
  • 2. STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK • Standar Jasa Investigasi (SJI) • • Standar umum jasa investigasi • • Manajemen risiko
  • 3. STANDAR JASA INVESTIGASI 5100 (2021) STANDAR UMUM JASA INVESTIGASI (Berlaku efektif untuk perikatan jasa investigasi pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022. Penerapan dini diperkenankan)
  • 4. RUANG LINGKUP SJI 5100 ini menetapkan standar umum untuk melaksanakan perikatan jasa investigasi, yang dapat berupa: a. Pemeriksaan investigatif; dan/atau b. Penghitungan kerugian keuangan; dan/atau c. Pemberian keterangan ahli.
  • 5. Standar umum ini berkaitan dengan independensi, objektivitas, integritas, skeptisisme profesional, keahlian, kompetensi, dan hal lainnya yang menjadi dasar untuk dapat menerapkan: a. Manajemen risiko ketika melakukan perikatan jasa investigasi (SJI 5200); b. Pemeriksaan investigatif (SJI 5300); c. Penghitungan kerugian keuangan (SJI 5400); dan d. Pemberian keterangan ahli (SJI 5500).
  • 6. Etika Akuntan Publik dan Pihak Terasosiasi dalam perikatan jasa investigasi harus mematuhi Kode Etik Profesi Akuntan Publik (selanjutnya disebut “Kode Etik”), termasuk ketentuan independensi. Mungkin terdapat keadaan ketika peraturan perundang-undangan menghalangi Akuntan Publik, termasuk Pihak Terasosiasi, untuk tidak mematuhi bagian tertentu dari Kode Etik. Dalam keadaan demikian, peraturan perundang-undangan tersebut berlaku, dan Akuntan Publik, termasuk Pihak Terasosiasi, harus mematuhi seluruh bagian lain dari Kode Etik.
  • 7. Akuntan Publik mungkin menghadapi keadaan yang tidak biasa yaitu ketika Akuntan Publik meyakini bahwa penerapan persyaratan tertentu dari Kode Etik dapat mengakibatkan hasil keluaran yang tidak sepadan atau yang tidak memenuhi kepentingan umum. Dalam kondisi demikian, Akuntan Publik disarankan untuk berkonsultasi dengan asosiasi profesi atau regulator yang terkait.
  • 8. a. Integritas (Integrity): bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan professional dan bisnis; b. Objektivitas (O bjectivity): tidak mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis karena adanya bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain; C. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional (Professional Competence and Due Care) untuk: i. Mencapai dan mempertahankan pengetahuan dan keahlian professional pada level yang disyaratkan untuk memastikan bahwa klien atau organisasi empatnya bekerja memperoleh jasa profesional yang kompeten, berdasarkan standar profesional dan standar teknis terkini serta ketentuan peraturan perundang-undang yang relevan; dan ii. Bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan standar profesional dan standar teknis yang berlaku; Lima prinsip dasar etika (fundam ental principles) untuk Akuntan Publik dan oihak terasosiasi adalah :
  • 9. Lanjutan 5 prinsip etika d. Kerahasiaan (Confidentiality): menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hasil hubungan profesional dan bisnis; dan e. Perilaku Profesional (Professional Behavior): mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan menghindari perilaku apapun yang diketahui oleh Akuntan Publik, termasuk Pihak Terasosiasi, mungkin akan mendiskreditkan profesi Akuntan Publik.
  • 10. Akuntan publik, termasuk pihak terasiosai agar independent keika melakukan perikatan jasa investigasi. Independensi terkait dengan prinsip dasar objektivitas dan integritas. Hal ini terdiri atas: •a.Independensi dalam pemikiran (independence of m ind), yaitu sikap mental pemikiran yang memungkinkan untuk menyatakan suatu kesimpulan dengan tidak terpengaruh oleh tekanan yang dapat mengompromikan pertimbangan profesional, sehingga memungkinkan individu bertindak secara berintegritas serta menerapkan objektivitas serta skeptisisme profesional. •b.Independensi dalam penampilan (independence in appearance), yaitu penghindaran fakta dan keadaan yang sangat signifikan sehingga pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi yang cukup, kemungkinan akan menyimpulkan bahwa integritas, objektivitas, atau skeptisisme profesional dari Kantor Akuntan Publik (KAP), atau seorang anggota tim dalam pelaksanaan perikatan jasa investigasi, telah dikompromikan.
  • 11. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional Perikatan Jasa Investigasi harus dilaksanakan oleh AP, termasuk Pihak Terasosiasi,yang memiliki kompetensi yang memadai dalam bidang investigasi. Laporan suatu perikatan jasa investigasi harus ditandatangani oleh AP yang memiliki kompetensi profesional di bidang investigasi, dibuktikan dengan sertifikat yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia, dan pemeliharaan kompetensi secara berkelanjutan.
  • 12. Keahlian akuntansi dan audit mengharuskan: a. Pemahaman bagaimana aktivitas bisnis didokumentasikan, dicatat, dilaporkan, dikelola, dan dikendalikan. b. Kemampuan mengidentifikasi, memperoleh, memeriksa, dan mengevaluasi informasi yang relevan. Informasi yang dijadikan bukti ini adalah menurut sampai hakim menentukannya kemudian dalam persidangan. c. Kemampuan menguantifikasi dampak keuangan atas peristiwa atau transaksi aktual atau ekspektasian. d. Kemampuan melaksanakan dan menginterpretasikan analisis informasi yang relevan. e. Kemampuan mendokumentasikan dan menjelaskan informasi bisnis dan hasil analisis keuangan untuk tujuan pengambilan keputusan. f. Kemampuan memberikan kesimpulan yang tepat dan relevan berdasarkan temuan-temuan dan hasil pekerjaannya.
  • 13. Keahlian investigatif mengharuskan: a. Pemahaman konteks mana perikatan dilaksanakan, misalnya perikatan yang relevan dengan suatu kebijakan atau kontrak, regulasi atau peraturan perundang-undangan, dan proses peradilan atau persidangan di pengadilan; b. Kemampuan mengidentifikasi, memperoleh, memeriksa, dan akses informasi yang relevan dengan perikatan; c. Kemampuan menganalisis dan membandingkan berbagai macam dan sumber informasi; d. Pemahaman jenis-jenis informasi yang akan membantu dalam menentukan suatu motivasi, niat, dan bias; e. Pemahaman cara-cara yang digunakan bagaimana informasi dapat dikonstruksi atau disembunyikan; f. Pemahaman bahwa informasi dikumpulkan dan dikerjakan, termasuk pekerjaan dan informasi lainnya, mungkin menjadi subjek untuk mengungkapkan dan dijadikan sebagai bukti; dan g. Kemampuan mendokumentasikan dan menyajikan temuan-temuan investigative dan menyimpulkannya untuk tujuan pengambilan keputusan.
  • 14. •AP, termasuk Pihak Terasosiasi, dapat memperoleh pengetahuan cukup tentang hal yang dilaporkan dalam perikatan jasa investigasi melalui pendidikan formal, Pendidikan profesional berkelanjutan, w orkshop dan sertifikasi, termasuk pembelajaran secara mandiri, atau melalui pengalaman praktik. Jika Akuntan Publik, termasuk Pihak Terasosiasi, memiliki pengetahuan memadai mengenai hal yang diinvestigasi, maka ketika menggunakan tenaga ahli/spesialis, ia dapat: •a.Mengomunikasikan tujuan pekerjaan kepada tenaga ahli/spesialis; dan •b.Menilai pekerjaan tenaga ahli/spesialis untuk menentukan apakah tujuan tersebut telah dicapai.
  • 15. Dalam mematuhi prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional, AP harus mengambil langkah-langkah yang memadai untuk memastikan bahwa mereka yang bekerja profesional di bawah pengawasannya telah memperoleh pelatihan dan supervisi yang tepat.
  • 16. Kehati-hatian profesional (due professional care) dilakukan dalam setiap proses/tahap perikatan jasa investigasi, antara lain: a. Formulasi tujuan penugasan/perikatan; b. Penentuan ruang lingkup penugasan/perikatan, termasuk evaluasirisiko perikatan; c. Pemilihan pengujian dan hasilnya; d. Pemilihan jenis dan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan; e. Penentuan signifikan tidaknya risiko yang diidentifikasi dalam investigasi, dampak serta mitigasi risiko; f. Pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti investigasi; dan g. Penentuan kompetensi, integritas, dan kesimpulan yang diambil pihak lain (ahli lain/spesialis) yang berkaitan dengan penugasan/perikatan jasa investigasi. •
  • 17. Dokumentasi AP dan Pihak Terasosiasi harus mendokumentasikan hal-hal yang signifikan dalam menyediakan bukti yang mendukung laporan pelaksanaan perikatan jasa investigasi dan bukti bahwa perikatan dilaksanakan berdasarkan Standar Jasa Investigasi. • Dokumentasi mencakup suatu atatan tentang dasar AP, termasuk Pihak Terasosiasi, atas seluruh hal signifikan yang membutuhkan penggunaan pertimbangan, dan kesimpulan terkait. Eksistensi pertanyaan-pertanyaan yang sulit atas prinsip atau pertimbangan, memerlukan pendokumentasian untuk mencantumkan fakta-fakta relevan yang diketahui oleh AP, termasuk Pihak Terasosiasi, ketika kesimpulan ditarik. • Kertas kerja pelaksanaan jasa investigasi dibuat sesuai dengan jenis perikatan jasa investigasi, dan harus mempunyai referensi untuk semua informasi dan/atau dokumen yang relevan dengan temuan, pertimbangan profesional, dan kesimpulan akhir. • Kertas kerja pelaksanaan jasa investigasi adalah milik AP/KAP, serta disimpan dan dijaga kerahasiannya sesuai dengan UU AP dan kebijakan KAP, serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.
  • 18. STANDAR JASA INVESTIGASI 5200 (2021) MANAJEMEN RISIKO • (Berlaku efektif untuk perikatan jasa investigasi • pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022. Penerapan dini diperkenankan) •
  • 19. Ruang Lingkup SJI 5200 ini menetapkan ketentuan yang harus dilaksanakan dalam melakukan manajemen risiko untuk perikatan jasa investigasi, yang dapat berupa: a. Pemeriksaan investigatif; b. Penghitungan kerugian keuangan; dan/atau Pemberian keterangan ahli. SJI 5200 ini menetapkan hal-hal signifikan yang harus dilakukan sebelum menerima suatu perikatan jasa investigasi dan ketika memutuskan untuk menerima suatu perikatan, maka pelaksanaan perikatan harus direncanakan secara memadai terlebih dahulu, termasuk penilaian risikonya.
  • 20. RISIKO •Risiko adalah akibat adanya ketidakpastian dalam pencapaian sasaran (effect ofuncertainty on objectives). Sumber risiko (risk source) adalah elemen yang secara mandiri atau dalam kombinasi memiliki potensi untuk menimbulkan risiko. Peristiwa (event) adalah kejadian atau perubahan suatu set dari kondisi. Kemungkinan-kejadian (Likelihood) adalah kemungkinan sesuatu terjadi (chance of som ething happening). Dampak/konsekuensi (co n se q u e n ce ) adalah hasil keluaran suatu peristiwa (e ve n t) yang memengaruhi sasaran. •Risiko perikatan (engagem ent risk) adalah risiko yang timbul sebagai akibat AP menyatakan kesimpulan yang tidak tepat (inappropriate conclusion) ketika terjadi kesalahan penyajian material atas informasi hal pokok (subject m atter inform ation),namun tidak dilaporkan.
  • 21. Lanjutan… Pada umumnya perikatan jasa investigasi dipertimbangkan lebih tinggi risikonya dibandingkan dengan risiko perikatan audit atas laporan keuangan karena laporan dari hasil pelaksanaan perikatan jasa investigasi bertujuan untuk mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu perbuatan dan pelakunya untuk membantu pemangku kepentingan dalam pencapaian suatu kesimpulan atas manfaat laporan dari investigasi yang dilaksanakan atau guna dilakukan tindakan litigasi atau digunakan untuk tindakan litigasi, sedangkan laporan audit atas laporan keuangan digunakan untuk tujuan umum (general purpose).
  • 22. Imbalan Jasa Investigasi Karena risiko lebih tinggi bagi AP ketika menerima perikatan jasa investigasi dibandingkan dengan risiko ketika menerima perikatan audit atas laporan keuangan bertujuan umum (general purpose), maka besaran imbalan jasa investigasi yang ditawarkan oleh AP dapat memunculkan ancaman kepentingan pribadi terhadap kepatuhan pada prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional, jika imbalan yang ditawarkan sangat rendah sehingga mungkin sulit untuk melakukan perikatan sesuai dengan standar profesional dan standar teknis yang berlaku, serta berpotensi imbalan yang diperoleh tidak dapat menutupi risikonya.
  • 23. Lanjutan… Imbalan jasa per jam (m inim um hourly charge-out rates) yang ditetapkan oleh Pengurus Institut Akuntan Publik Indonesia, dalam Peraturan Pengurus tentang Penentuan Imbalan Jasa Audit Laporan Keuangan, hendaknya dijadikan acuan imbalan minimum ketika menawarkan jasa investigasi. AP tidak diperkenankan menerima perikatan dengan pemberi kerja yang menetapkan imbalan di bawah batas kewajaran atau di bawah imbalan minimum sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 7. AP harus menyatakan pula kepada kliennya, dalam surat perikatan, bahwa imbalan profesional sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 7 tersebut tidak termasuk Ketika nantinya AP diminta keterangan oleh kejaksaan, kepolisian, pengadilan atau instansi lainnya, termasuk ketika diminta keterangan oleh konsultan hukum/pengacaranya klien.
  • 24. Penerapan Manajemen Risiko •Manajemen risiko (risk m a n a g e m e n t) adalah aktivitas terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi (AP/KAP) dalam kaitannya dengan risiko. •AP dan KAP harus menerapkan suatu manajemen risiko, prinsip-prinsip, kerangka kerja, dan proses, mencakup: • a. Menetapkan konteks, yaitu menetapkan tujuan dan sasaran serta mempertimbangkan lingkungan dimana AP/KAP beroperasi, dalam hal ini Ketika memberikan jasa investigasi, serta mengidentifikasi para pemangku kepentingan internal dan eksternal. •b.Mengidentifikasi risiko-risiko, baik yang ada maupun potensial serta pengendaliannya. •c.Menganalisis dan mengevaluasi risiko-risiko serta mengidentifikasi risiko yang rendah dan risiko yang tinggi.
  • 25. Lanjutan… d. Mengembangkan strategi untuk mengelola dan memperlakukan risiko-risiko yang telah diidentifikasi. e. Mengomunikasikan dan mengonsultasikan dengan pihak di dalam dan di luar KAP yang terkait. f. Memonitor dan menelaah strategi manajemen risiko secara berkelanjutan. g. Memelihara dokumentasi kebijakan dan prosedur, termasuk dokumentasi proses penilaian risiko, risiko-risiko utama yang diidentifikasi, dan merancang pengukurannya untuk mengurangi dampak dari risiko-risiko utama tersebut.
  • 26. • ALHAMDULILLAH SELESAI • SEKIAN DAN TERIMA KASIH