SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
LEMBAGA
SERTIFIKASI PROFESI
KLASIFIKASI
JENIS LSP
1. LSP P1
LSP P1 adalah Lembaga Sertifikasi Profesi yang didirikan oleh Industri atau instansi
dengan maksud dan tujuan utama guna melaksankaan proses uji sertifikasi kompetensi kerja
terhadap sumber daya manusia lembaga induknya dan harus sesuai dengan ruang lingkup yang
telah diberikan oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi).
2. LSP P2
LSP P2 adalah Lembaga Sertifikasi Profesi yang didirikan oleh industri atau instansi
dengan maksud dan tujuan utama melaksanakan proses uji sertifikasi kompetensi kerja terhadap
sumber daya manusia lembaga induknya, sumber daya manusia dari para rekanan pemasoknya
dan atau sumber daya manusia dari jejaring kerjanya sesuai ruang lingkup yang telah diberikan
oleh BNSP.
3. LSP P3
LSP P3 adalah Lembaga Sertifikasi Profesi yang didirikan oleh asosiasi industri
dan/atau asosiasi profesi dengan maksud dan tujuan utama melaksanakan proses uji sertifikasi
kompetensi kerja untuk sektor dan atau profesi tertentu sesuai rung lingkup yang telah diberikan
oleh BNSP.
SYARAT
PENDIRIAN
LSP
(KelengkapanLegalitas
Usaha)
1. Harus merupakan badan hukum, bagian dari suatu badan hukum,
atau badan usaha yang legal.Badan hukum dapat berupa perseroan
terbatas atau yayasan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
2. LSP-P3 dibentuk oleh asosiasi industri dan/atau asosiasi profesi, dan
didukung oleh instansi teknis pembina sektor/ lapangan
usaha.Dukungan para pemangku kepentingan berupa:
1. Surat Dukungan Asosiasi Industriterkait;
2. Surat Dukungan asosiasi Profesiterkait
Surat dukungan instansi teknis pembina sektor terkait dengan
melibatkan pemangku kepentingan
SYARAT
PENDIRIAN
LSP
(KelengkapanLegalitas
Usaha)
3. Keabsaham LSP-P3 dinyatakan dengan AktaNotaris
4. Bentuk organisasi LSP-P3 terdiri dari Unsur Pengarah & Unsur
Pelaksana
5. Target Asesi LSP P3 adalah SDM untuk sektor atau profesi sesuai
ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP.
6. Penamaan LSP P3 harus mencerminkan sektor/sub
sektoral/bidang/sub bidang atau profesi
7. Ruang lingkup LSP P3 mengacu kepada sektor/profesi
SYARAT
SARANA DAN
PERANGKAT
KERJA
1. Bukti legalitas dan status Kantor
2. Memiliki sarana kerja termasuk sistem pengolahan data berbasis IT
3. Memiliki rencana strategis, program kerja/rencana kegiatan dan anggaran
belanja yang mencerminkan pelayanan yang diberikan kepasa industri dan
sekaligus sebagai penghasilan untuk pendanaan organisasi
4. Memiliki Standar Kompetensi yang mengacu pada SKKNI atau Standar
Internasional atau Standar khusus.
5. Memiliki Skema Sertifikasi dan Perangkat Asesmen termasuk materi Uji
Kompetensi
6. Memiliki TUK atau Tempat Uji Kompetensi (TUK di Tempat Kerja, TUK
Sewaktu & TUK Mandiri).
7. Memiliki Personil yang akan terlibat di dalam kegiatan LSP tersebut
SYARAT
SARANA DAN
PERANGKAT
KERJA
8. Memiliki Sistem Pengendali Pelaksanaan Sertifikasi Seperti: Kesesuaian Panduan
Mutu LSP terhadap Persyaratan Umum LSP, Memiliki SOP (Prosedur dan Instruksi
Kerja.
9. Memenuhi dan melengkapi bukti-bukti pendukung seperti: Hasil pelaksanaan
Internal Audit, bukti pelaksanaan Uji Coba Asesmen dan rekaman hasil pelaksanaan
10. Bukti telah dilakukan Kaji Ulang Manajemen
11. Memiliki bukti seperti brosur/leaflet/bentuk informasi lain guna keperluan sosialisasi
dan publikasi yang muktahir tentang proses sertifikasi dalam setiap skema.
12. Daftar TUK yang telah terverifikasi dan persyaratan teknis untuk setiap TUK sesuai
dengan skema sertifikasi yang acu.
13. Dokumen-dokumen sesuai pedoman-pedoman BNSP No. 201,202,206,208,
210,211,301,302
14. Memiliki Formulir-formulir terkait dengan kegiatan pelaksanaan sertifikasi
SYARAT
UMUM LSP
Lembaga
Sertifikasi
• Kebijakan, prosedur, dan administrasi lembaga sertifikasi harus terkait
dengan kriteria sertifikasi, harus jujur dan wajar terhadap seluruh calon dan
harus memenuhi semua Syarat dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. LSP tidak boleh menggunakan prosedur yang menghambat dan
menghalangi akses oleh pemohon dan calon, kecuali yang ditetapkan
dalam pedoman ini.
• LSP harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk pemberian,
pemeliharaan, perpanjangan, penundaan atau pencabutan sertifikasi serta
perluasan/pengurangan ruang lingkup sertifikasi yang diajukan
• LSP harus membatasi persyaratan, evaluasi dan keputusan sertifikasinya,
sesuai dengan hal-hal spesifik yang berkaitan dengan ruang lingkup
sertifikasi.
SYARAT
UMUM LSP
Struktur
Organisasi
• Struktur LSP harus dibentuk sedemikian rupa sehingga memberikan kepercayaan
kepada pihak terkait atas kompetensi, ketidakberpihakan dan integritasnya. Secara
khusus, lembaga sertifikasi harus:
• Independen dan tidak memihak dalam kaitannya dengan pemohon, calon dan profesi
yang disertifikasi, termasuk dengan pemilik dan pelanggannya dan harus mengambil
langkah yang dapat menjamin operasi yang layak.
• Bertanggung jawab atas keputusannya berkaitan dengan pemberian, pemeliharaan,
perpanjangan, penundaan dan pencabutan sertifikasi serta perluasan/pengurangan
ruang lingkup yang diajukan.
• Mengidentifikasi manajemen (kelompok atau profesi) yang memiliki tanggung jawab
menyeluruh untuk: evaluasi, sertifikasi dan survailen sebagaimana ditetapkan dalam
pedoman ini, dalam persyaratan kompetensi dan dalam dokumen relevan lain yang
berlaku, perumusan kebijakan operasi LSP, yang berkaitan dengan sertifikasi profesi,
keputusan sertifikasi, penerapan kebijakan dan prosedurnya, keuangan lembaga
sertifikasi, dan pendelegasian kewenangan kepada beberapa komite atau perorangan
untuk melakukan kegiatan yang ditetapkan atas namanya.
SYARAT
UMUM LSP
Dokumen
Legalitas
Hukum
• LSP harus memiliki struktur terdokumentasi yang menjaga
ketidakberpihakan termasuk ketentuan yang menjamin ketidakberpihakan
pengoperasian LSP. Struktur ini harus melibatkan partisipasi semua pihak
penting yang terkait dalam pengembangan kebijakan dan prinsip-prinsip
tentang substansi dan fungsi sistem sertifikasi, tanpa adanya pihak yang
mendominasi.
• LSP harus membentuk komite skema atau nama lain, yang harus
bertanggung jawab dalam pengembangan dan pemeliharaan skema
sertifikasi untuk setiap jenis sertifikasi yang dipertimbangkan. Komite
skema harus diwakili oleh pihak penting terkait secara seimbang (tanpa
ada pihak yang lebih mendominasi). Jika ada skema sertifikasi yang
dikembangkan oleh organisasi selain lembaga sertifikasi, maka
pengembangan skema tersebut harus mengikuti prinsip-prinsip yang sama.
SYARAT
UMUM LSP
• Memiliki sumber keuangan yang diperlukan untuk operasi sistem
sertifikasi dan untuk membiayai pertanggunggugatan (liability) yang
mungkin timbul.
• Memiliki kebijakan dan prosedur yang membedakan antara sertifikasi
profesi dan kegiatan lainnya,
• Menjamin bahwa kegiatan lembaga yang terkait tidak mengkompromikan
kerahasiaan objektivitas dan ketidakberpihakan dari sertifikasinya.
SYARATUMUM
LSP
LSP tidak boleh
menawarkan atau
memberikan
pelatihan atau
membantu pihak lain
dalam penyiapan
jasa tersebut
• LSP harus menetapkan kebijakan dan prosedur (seperti pedoman
pelaksanaan) untuk penyelesaian banding dan keluhan yang diterima
dari pemohon, calon, profesi yang disertifikasi dan atasan/institusi tempat
profesi yang disertifikasi bekerja serta dari pihak lain mengenai proses
kriteria sertifikasi, termasuk kebijakan dan prosedur untuk kinerja profesi
yang disertifikasi. Kebijakan dan prosedur tersebut harus menjamin bahwa
banding dan keluhan diselesaikan secara independen, tegas dan tidak
berpihak.
• LSP harus memperkerjakan personil permanen atau personil kontrak
dalam jumlah yang memadai dengan pendidikan, pelatihan, pengetahuan
teknis dan pengalaman yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi
sertifikasi sesuai dengan jenis, rentang dan volume pekerjaan yang
dilakukan di bawah tanggung jawab manajemen.
SYARAT
UMUM LSP
Persyaratan Untuk
Personil Permanen
Atau Yang Dikontrak
Oleh Lembaga
Sertifikasi
• LSP harus menetapkan persyaratan kompetensi bagi personil permanen atau
yang dikontrak yang terlibat dalam proses sertifikasi.
• LSP mewajibkan personil permanen atau yang dikontrak untuk menandatangai
dokumen yang menyatakan komitmennya untuk memenuhi peraturan yang
ditetapkan oleh lembaga sertifikasi, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan
kerahasiaan dan kebebasan dari pengaruh komersial dan pengaruh lainnya
dari setiap hubungan sebelum dan/atau saat ini dengan profesi yang diuji yang
dapat mengkompromikan kenetralannya.
• Uraian tugas dan tanggung jawab yang terdokumentasi dengan jelas harus
tersedia bagi setiap Profesi permanen atau yang dikontrak. Mereka harus
dilatih sesuai dengan bidang tugasnya, sehingga yang bersangkutan
menyadari pentingnya sertifikasi yang ditawarkan. Semua personil yang terlibat
dalam setiap aspek kegiatan sertifikasi harus memiliki kualifikasi pendidikan,
pengalaman dan keahlian teknis yang sesuai dengan kriteria kompetensi untuk
tugas yang ditetapkan
SYARAT
UMUM LSP
Persyaratan Asesor
Kompetensi
• Asesor kompetensi harus memenuhi persyaratan LSP berdasarkan persyaratan
kompetensi yang berlaku dan dokumen relevan lainnya.
• Dalam proses pemilihan asesor yang ditugaskan untuk suatu ujian atau bagian dari
suatu ujian harus dijamin bahwa asesor kompetensi tersebut minimal:
• Mengerti skema sertifikasi yang relevan;
• Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai metode ujian dan dokumen ujian yang
relevan;
• Memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang yang akan diuji;
• Mampu berkomunikasi dengan efektif baik secara lisan maupun tulisan dalam bahasa
yang digunakan dalam ujian, dan
• Bebas dari kepentingan apapun sehingga dapat melakukan penilaian (asesmen)
dengan tidak memihak dan tidak diskriminatif.
• Jika seseorang asesor kompetensi mempunyai potensi konflik kepentingan dalam ujian
dengan calon, LSP harus mengambil langkah-langkah untuk menjamin bahwa
kerahasiaan dan kenetralan ujian tidak dikompromikan (lihat 4.2.5). Langkah-langkah
tersebut harus direkam.
SYARAT
UMUM LSP
 LEBIH DETAIL DAPAT DIAKSES MELALUI
 https://sertifikasibnsp.com/pedoman-prosedur-syarat-pendirian-
lsp/

More Related Content

What's hot

Sistem sertifikasi-kompetensi-profesi
Sistem sertifikasi-kompetensi-profesiSistem sertifikasi-kompetensi-profesi
Sistem sertifikasi-kompetensi-profesiindra gunawan
 
Pengenalan 17025
Pengenalan 17025Pengenalan 17025
Pengenalan 17025mul yono
 
Silabus Training "Customer SEVICE EXCELLENT & Handling CUSTOMER COMPLAINT"
Silabus Training "Customer SEVICE EXCELLENT & Handling CUSTOMER COMPLAINT"Silabus Training "Customer SEVICE EXCELLENT & Handling CUSTOMER COMPLAINT"
Silabus Training "Customer SEVICE EXCELLENT & Handling CUSTOMER COMPLAINT"Kanaidi ken
 
Buku Kerja Rev Akhir Juli 2020
Buku Kerja Rev Akhir Juli  2020Buku Kerja Rev Akhir Juli  2020
Buku Kerja Rev Akhir Juli 2020UFDK
 
SKKNI Bahasa Jepang.doc
SKKNI Bahasa Jepang.docSKKNI Bahasa Jepang.doc
SKKNI Bahasa Jepang.docasih37
 
ISO 9001:2015 QMS Awareness
ISO 9001:2015 QMS AwarenessISO 9001:2015 QMS Awareness
ISO 9001:2015 QMS AwarenessAli Fuad R
 
Developing matrix competency
Developing matrix competencyDeveloping matrix competency
Developing matrix competencyP. Dibyagung
 
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015Suwandi Tan
 
Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016
Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016 Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016
Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016 WQA APAC
 
Standar Operasional Prosedur (SOP) HRD plus flowchart
Standar Operasional Prosedur (SOP) HRD plus flowchartStandar Operasional Prosedur (SOP) HRD plus flowchart
Standar Operasional Prosedur (SOP) HRD plus flowchartSOPHRD
 
(2021) Silabus Pelatihan_SERVICE EXCELLENCE, MOTIVATION & TEAMWORK BUILDING
(2021)  Silabus Pelatihan_SERVICE EXCELLENCE, MOTIVATION  & TEAMWORK BUILDING(2021)  Silabus Pelatihan_SERVICE EXCELLENCE, MOTIVATION  & TEAMWORK BUILDING
(2021) Silabus Pelatihan_SERVICE EXCELLENCE, MOTIVATION & TEAMWORK BUILDINGKanaidi ken
 
Prosedur Standar Operasional
Prosedur Standar Operasional Prosedur Standar Operasional
Prosedur Standar Operasional Ari Warokah Latif
 
Materi-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.ppt
Materi-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.pptMateri-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.ppt
Materi-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.pptMTaufik23
 
Buku pedoman karyawan, peraturan perusahaan, dan tata tertib kerja
Buku pedoman karyawan, peraturan perusahaan, dan tata tertib kerjaBuku pedoman karyawan, peraturan perusahaan, dan tata tertib kerja
Buku pedoman karyawan, peraturan perusahaan, dan tata tertib kerjaaswel13
 
Laboratorium menuju akreditasi
Laboratorium menuju akreditasiLaboratorium menuju akreditasi
Laboratorium menuju akreditasimul yono
 
Analisa Kebutuhan Pelatihan
Analisa Kebutuhan PelatihanAnalisa Kebutuhan Pelatihan
Analisa Kebutuhan PelatihanYodhia Antariksa
 
Anggaran HRD Departement
Anggaran HRD DepartementAnggaran HRD Departement
Anggaran HRD DepartementEko Mardianto
 
Presentasi iso 9001 2015 pendahuluan
Presentasi iso 9001 2015 pendahuluanPresentasi iso 9001 2015 pendahuluan
Presentasi iso 9001 2015 pendahuluanExemplar Solution
 
Check List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojo
Check List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojoCheck List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojo
Check List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojoDaniel Doni
 

What's hot (20)

Sistem sertifikasi-kompetensi-profesi
Sistem sertifikasi-kompetensi-profesiSistem sertifikasi-kompetensi-profesi
Sistem sertifikasi-kompetensi-profesi
 
Pengenalan 17025
Pengenalan 17025Pengenalan 17025
Pengenalan 17025
 
Silabus Training "Customer SEVICE EXCELLENT & Handling CUSTOMER COMPLAINT"
Silabus Training "Customer SEVICE EXCELLENT & Handling CUSTOMER COMPLAINT"Silabus Training "Customer SEVICE EXCELLENT & Handling CUSTOMER COMPLAINT"
Silabus Training "Customer SEVICE EXCELLENT & Handling CUSTOMER COMPLAINT"
 
Buku Kerja Rev Akhir Juli 2020
Buku Kerja Rev Akhir Juli  2020Buku Kerja Rev Akhir Juli  2020
Buku Kerja Rev Akhir Juli 2020
 
SKKNI Bahasa Jepang.doc
SKKNI Bahasa Jepang.docSKKNI Bahasa Jepang.doc
SKKNI Bahasa Jepang.doc
 
ISO 9001:2015 QMS Awareness
ISO 9001:2015 QMS AwarenessISO 9001:2015 QMS Awareness
ISO 9001:2015 QMS Awareness
 
Developing matrix competency
Developing matrix competencyDeveloping matrix competency
Developing matrix competency
 
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
 
Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016
Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016 Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016
Pemahaman klausul persyaratan iso 13485 2016
 
Standar Operasional Prosedur (SOP) HRD plus flowchart
Standar Operasional Prosedur (SOP) HRD plus flowchartStandar Operasional Prosedur (SOP) HRD plus flowchart
Standar Operasional Prosedur (SOP) HRD plus flowchart
 
(2021) Silabus Pelatihan_SERVICE EXCELLENCE, MOTIVATION & TEAMWORK BUILDING
(2021)  Silabus Pelatihan_SERVICE EXCELLENCE, MOTIVATION  & TEAMWORK BUILDING(2021)  Silabus Pelatihan_SERVICE EXCELLENCE, MOTIVATION  & TEAMWORK BUILDING
(2021) Silabus Pelatihan_SERVICE EXCELLENCE, MOTIVATION & TEAMWORK BUILDING
 
Prosedur Standar Operasional
Prosedur Standar Operasional Prosedur Standar Operasional
Prosedur Standar Operasional
 
Materi-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.ppt
Materi-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.pptMateri-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.ppt
Materi-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.ppt
 
Buku pedoman karyawan, peraturan perusahaan, dan tata tertib kerja
Buku pedoman karyawan, peraturan perusahaan, dan tata tertib kerjaBuku pedoman karyawan, peraturan perusahaan, dan tata tertib kerja
Buku pedoman karyawan, peraturan perusahaan, dan tata tertib kerja
 
Laboratorium menuju akreditasi
Laboratorium menuju akreditasiLaboratorium menuju akreditasi
Laboratorium menuju akreditasi
 
Analisa Kebutuhan Pelatihan
Analisa Kebutuhan PelatihanAnalisa Kebutuhan Pelatihan
Analisa Kebutuhan Pelatihan
 
Pelayanan prima
Pelayanan primaPelayanan prima
Pelayanan prima
 
Anggaran HRD Departement
Anggaran HRD DepartementAnggaran HRD Departement
Anggaran HRD Departement
 
Presentasi iso 9001 2015 pendahuluan
Presentasi iso 9001 2015 pendahuluanPresentasi iso 9001 2015 pendahuluan
Presentasi iso 9001 2015 pendahuluan
 
Check List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojo
Check List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojoCheck List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojo
Check List Persiapan Audit Manajemen Mutu by daniel doni sundjojo
 

Similar to LSP Jenis dan Syarat

Presentasi Pembentukan LSP
Presentasi Pembentukan LSPPresentasi Pembentukan LSP
Presentasi Pembentukan LSPKacung Abdullah
 
Iso17024 Personel Certification
Iso17024 Personel CertificationIso17024 Personel Certification
Iso17024 Personel Certificationtrainership
 
Iso17024 Personel Certification
Iso17024 Personel CertificationIso17024 Personel Certification
Iso17024 Personel Certificationtrainership
 
03 PBNSP 217.ppt
03 PBNSP 217.ppt03 PBNSP 217.ppt
03 PBNSP 217.pptodinmr
 
BNSP Modul Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen 2019 f
BNSP Modul Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen 2019 fBNSP Modul Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen 2019 f
BNSP Modul Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen 2019 fUFDK
 
Ibu Tetty_WEBINAR 2 JUNI (BNSP).pdf
Ibu Tetty_WEBINAR 2 JUNI (BNSP).pdfIbu Tetty_WEBINAR 2 JUNI (BNSP).pdf
Ibu Tetty_WEBINAR 2 JUNI (BNSP).pdfFerriFatra1
 
Skema program studi periklanan
Skema program studi periklananSkema program studi periklanan
Skema program studi periklananJuna Edi
 
Bab1 jaringan komputer & sistem administrasi (11)
Bab1 jaringan komputer & sistem administrasi (11)Bab1 jaringan komputer & sistem administrasi (11)
Bab1 jaringan komputer & sistem administrasi (11)Eko Supriyadi
 
01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf
01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf
01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdfIRWANHERYK
 
Ppt sop uum new
Ppt sop uum newPpt sop uum new
Ppt sop uum newUumSumiati
 
01 MAPA MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN (LENNY).pptx
01 MAPA MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN (LENNY).pptx01 MAPA MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN (LENNY).pptx
01 MAPA MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN (LENNY).pptxbayu45191
 
01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx
01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx
01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptxssuser1519bc
 
pelatihan-pengelolaan-home-stay-2018.ppt
pelatihan-pengelolaan-home-stay-2018.pptpelatihan-pengelolaan-home-stay-2018.ppt
pelatihan-pengelolaan-home-stay-2018.pptdeivie rondonuwu
 

Similar to LSP Jenis dan Syarat (20)

Pedoman bnsp 201 syarat lsp
Pedoman bnsp 201 syarat lspPedoman bnsp 201 syarat lsp
Pedoman bnsp 201 syarat lsp
 
Presentasi Pembentukan LSP
Presentasi Pembentukan LSPPresentasi Pembentukan LSP
Presentasi Pembentukan LSP
 
11125637.ppt
11125637.ppt11125637.ppt
11125637.ppt
 
Iso17024 Personel Certification
Iso17024 Personel CertificationIso17024 Personel Certification
Iso17024 Personel Certification
 
Iso17024 Personel Certification
Iso17024 Personel CertificationIso17024 Personel Certification
Iso17024 Personel Certification
 
03 PBNSP 217.ppt
03 PBNSP 217.ppt03 PBNSP 217.ppt
03 PBNSP 217.ppt
 
SERTIFIKASI KOMPETENSI
SERTIFIKASI KOMPETENSISERTIFIKASI KOMPETENSI
SERTIFIKASI KOMPETENSI
 
BNSP Modul Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen 2019 f
BNSP Modul Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen 2019 fBNSP Modul Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen 2019 f
BNSP Modul Merencanakan Aktivitas dan Proses Asesmen 2019 f
 
PENDAMPINGAN LSP.ppsx
PENDAMPINGAN LSP.ppsxPENDAMPINGAN LSP.ppsx
PENDAMPINGAN LSP.ppsx
 
Ibu Tetty_WEBINAR 2 JUNI (BNSP).pdf
Ibu Tetty_WEBINAR 2 JUNI (BNSP).pdfIbu Tetty_WEBINAR 2 JUNI (BNSP).pdf
Ibu Tetty_WEBINAR 2 JUNI (BNSP).pdf
 
Skema program studi periklanan
Skema program studi periklananSkema program studi periklanan
Skema program studi periklanan
 
Peer review
Peer reviewPeer review
Peer review
 
Bab1 jaringan komputer & sistem administrasi (11)
Bab1 jaringan komputer & sistem administrasi (11)Bab1 jaringan komputer & sistem administrasi (11)
Bab1 jaringan komputer & sistem administrasi (11)
 
KESA
KESAKESA
KESA
 
01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf
01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf
01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf
 
Ppt sop uum new
Ppt sop uum newPpt sop uum new
Ppt sop uum new
 
01 MAPA MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN (LENNY).pptx
01 MAPA MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN (LENNY).pptx01 MAPA MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN (LENNY).pptx
01 MAPA MERENCANAKAN AKTIVITAS DAN PROSES ASESMEN (LENNY).pptx
 
01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx
01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx
01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx
 
pelatihan-pengelolaan-home-stay-2018.ppt
pelatihan-pengelolaan-home-stay-2018.pptpelatihan-pengelolaan-home-stay-2018.ppt
pelatihan-pengelolaan-home-stay-2018.ppt
 
Fr tuk-08
Fr tuk-08Fr tuk-08
Fr tuk-08
 

LSP Jenis dan Syarat

  • 2. KLASIFIKASI JENIS LSP 1. LSP P1 LSP P1 adalah Lembaga Sertifikasi Profesi yang didirikan oleh Industri atau instansi dengan maksud dan tujuan utama guna melaksankaan proses uji sertifikasi kompetensi kerja terhadap sumber daya manusia lembaga induknya dan harus sesuai dengan ruang lingkup yang telah diberikan oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). 2. LSP P2 LSP P2 adalah Lembaga Sertifikasi Profesi yang didirikan oleh industri atau instansi dengan maksud dan tujuan utama melaksanakan proses uji sertifikasi kompetensi kerja terhadap sumber daya manusia lembaga induknya, sumber daya manusia dari para rekanan pemasoknya dan atau sumber daya manusia dari jejaring kerjanya sesuai ruang lingkup yang telah diberikan oleh BNSP. 3. LSP P3 LSP P3 adalah Lembaga Sertifikasi Profesi yang didirikan oleh asosiasi industri dan/atau asosiasi profesi dengan maksud dan tujuan utama melaksanakan proses uji sertifikasi kompetensi kerja untuk sektor dan atau profesi tertentu sesuai rung lingkup yang telah diberikan oleh BNSP.
  • 3. SYARAT PENDIRIAN LSP (KelengkapanLegalitas Usaha) 1. Harus merupakan badan hukum, bagian dari suatu badan hukum, atau badan usaha yang legal.Badan hukum dapat berupa perseroan terbatas atau yayasan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. 2. LSP-P3 dibentuk oleh asosiasi industri dan/atau asosiasi profesi, dan didukung oleh instansi teknis pembina sektor/ lapangan usaha.Dukungan para pemangku kepentingan berupa: 1. Surat Dukungan Asosiasi Industriterkait; 2. Surat Dukungan asosiasi Profesiterkait Surat dukungan instansi teknis pembina sektor terkait dengan melibatkan pemangku kepentingan
  • 4. SYARAT PENDIRIAN LSP (KelengkapanLegalitas Usaha) 3. Keabsaham LSP-P3 dinyatakan dengan AktaNotaris 4. Bentuk organisasi LSP-P3 terdiri dari Unsur Pengarah & Unsur Pelaksana 5. Target Asesi LSP P3 adalah SDM untuk sektor atau profesi sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP. 6. Penamaan LSP P3 harus mencerminkan sektor/sub sektoral/bidang/sub bidang atau profesi 7. Ruang lingkup LSP P3 mengacu kepada sektor/profesi
  • 5. SYARAT SARANA DAN PERANGKAT KERJA 1. Bukti legalitas dan status Kantor 2. Memiliki sarana kerja termasuk sistem pengolahan data berbasis IT 3. Memiliki rencana strategis, program kerja/rencana kegiatan dan anggaran belanja yang mencerminkan pelayanan yang diberikan kepasa industri dan sekaligus sebagai penghasilan untuk pendanaan organisasi 4. Memiliki Standar Kompetensi yang mengacu pada SKKNI atau Standar Internasional atau Standar khusus. 5. Memiliki Skema Sertifikasi dan Perangkat Asesmen termasuk materi Uji Kompetensi 6. Memiliki TUK atau Tempat Uji Kompetensi (TUK di Tempat Kerja, TUK Sewaktu & TUK Mandiri). 7. Memiliki Personil yang akan terlibat di dalam kegiatan LSP tersebut
  • 6. SYARAT SARANA DAN PERANGKAT KERJA 8. Memiliki Sistem Pengendali Pelaksanaan Sertifikasi Seperti: Kesesuaian Panduan Mutu LSP terhadap Persyaratan Umum LSP, Memiliki SOP (Prosedur dan Instruksi Kerja. 9. Memenuhi dan melengkapi bukti-bukti pendukung seperti: Hasil pelaksanaan Internal Audit, bukti pelaksanaan Uji Coba Asesmen dan rekaman hasil pelaksanaan 10. Bukti telah dilakukan Kaji Ulang Manajemen 11. Memiliki bukti seperti brosur/leaflet/bentuk informasi lain guna keperluan sosialisasi dan publikasi yang muktahir tentang proses sertifikasi dalam setiap skema. 12. Daftar TUK yang telah terverifikasi dan persyaratan teknis untuk setiap TUK sesuai dengan skema sertifikasi yang acu. 13. Dokumen-dokumen sesuai pedoman-pedoman BNSP No. 201,202,206,208, 210,211,301,302 14. Memiliki Formulir-formulir terkait dengan kegiatan pelaksanaan sertifikasi
  • 7. SYARAT UMUM LSP Lembaga Sertifikasi • Kebijakan, prosedur, dan administrasi lembaga sertifikasi harus terkait dengan kriteria sertifikasi, harus jujur dan wajar terhadap seluruh calon dan harus memenuhi semua Syarat dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. LSP tidak boleh menggunakan prosedur yang menghambat dan menghalangi akses oleh pemohon dan calon, kecuali yang ditetapkan dalam pedoman ini. • LSP harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk pemberian, pemeliharaan, perpanjangan, penundaan atau pencabutan sertifikasi serta perluasan/pengurangan ruang lingkup sertifikasi yang diajukan • LSP harus membatasi persyaratan, evaluasi dan keputusan sertifikasinya, sesuai dengan hal-hal spesifik yang berkaitan dengan ruang lingkup sertifikasi.
  • 8. SYARAT UMUM LSP Struktur Organisasi • Struktur LSP harus dibentuk sedemikian rupa sehingga memberikan kepercayaan kepada pihak terkait atas kompetensi, ketidakberpihakan dan integritasnya. Secara khusus, lembaga sertifikasi harus: • Independen dan tidak memihak dalam kaitannya dengan pemohon, calon dan profesi yang disertifikasi, termasuk dengan pemilik dan pelanggannya dan harus mengambil langkah yang dapat menjamin operasi yang layak. • Bertanggung jawab atas keputusannya berkaitan dengan pemberian, pemeliharaan, perpanjangan, penundaan dan pencabutan sertifikasi serta perluasan/pengurangan ruang lingkup yang diajukan. • Mengidentifikasi manajemen (kelompok atau profesi) yang memiliki tanggung jawab menyeluruh untuk: evaluasi, sertifikasi dan survailen sebagaimana ditetapkan dalam pedoman ini, dalam persyaratan kompetensi dan dalam dokumen relevan lain yang berlaku, perumusan kebijakan operasi LSP, yang berkaitan dengan sertifikasi profesi, keputusan sertifikasi, penerapan kebijakan dan prosedurnya, keuangan lembaga sertifikasi, dan pendelegasian kewenangan kepada beberapa komite atau perorangan untuk melakukan kegiatan yang ditetapkan atas namanya.
  • 9. SYARAT UMUM LSP Dokumen Legalitas Hukum • LSP harus memiliki struktur terdokumentasi yang menjaga ketidakberpihakan termasuk ketentuan yang menjamin ketidakberpihakan pengoperasian LSP. Struktur ini harus melibatkan partisipasi semua pihak penting yang terkait dalam pengembangan kebijakan dan prinsip-prinsip tentang substansi dan fungsi sistem sertifikasi, tanpa adanya pihak yang mendominasi. • LSP harus membentuk komite skema atau nama lain, yang harus bertanggung jawab dalam pengembangan dan pemeliharaan skema sertifikasi untuk setiap jenis sertifikasi yang dipertimbangkan. Komite skema harus diwakili oleh pihak penting terkait secara seimbang (tanpa ada pihak yang lebih mendominasi). Jika ada skema sertifikasi yang dikembangkan oleh organisasi selain lembaga sertifikasi, maka pengembangan skema tersebut harus mengikuti prinsip-prinsip yang sama.
  • 10. SYARAT UMUM LSP • Memiliki sumber keuangan yang diperlukan untuk operasi sistem sertifikasi dan untuk membiayai pertanggunggugatan (liability) yang mungkin timbul. • Memiliki kebijakan dan prosedur yang membedakan antara sertifikasi profesi dan kegiatan lainnya, • Menjamin bahwa kegiatan lembaga yang terkait tidak mengkompromikan kerahasiaan objektivitas dan ketidakberpihakan dari sertifikasinya.
  • 11. SYARATUMUM LSP LSP tidak boleh menawarkan atau memberikan pelatihan atau membantu pihak lain dalam penyiapan jasa tersebut • LSP harus menetapkan kebijakan dan prosedur (seperti pedoman pelaksanaan) untuk penyelesaian banding dan keluhan yang diterima dari pemohon, calon, profesi yang disertifikasi dan atasan/institusi tempat profesi yang disertifikasi bekerja serta dari pihak lain mengenai proses kriteria sertifikasi, termasuk kebijakan dan prosedur untuk kinerja profesi yang disertifikasi. Kebijakan dan prosedur tersebut harus menjamin bahwa banding dan keluhan diselesaikan secara independen, tegas dan tidak berpihak. • LSP harus memperkerjakan personil permanen atau personil kontrak dalam jumlah yang memadai dengan pendidikan, pelatihan, pengetahuan teknis dan pengalaman yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi sertifikasi sesuai dengan jenis, rentang dan volume pekerjaan yang dilakukan di bawah tanggung jawab manajemen.
  • 12. SYARAT UMUM LSP Persyaratan Untuk Personil Permanen Atau Yang Dikontrak Oleh Lembaga Sertifikasi • LSP harus menetapkan persyaratan kompetensi bagi personil permanen atau yang dikontrak yang terlibat dalam proses sertifikasi. • LSP mewajibkan personil permanen atau yang dikontrak untuk menandatangai dokumen yang menyatakan komitmennya untuk memenuhi peraturan yang ditetapkan oleh lembaga sertifikasi, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan kerahasiaan dan kebebasan dari pengaruh komersial dan pengaruh lainnya dari setiap hubungan sebelum dan/atau saat ini dengan profesi yang diuji yang dapat mengkompromikan kenetralannya. • Uraian tugas dan tanggung jawab yang terdokumentasi dengan jelas harus tersedia bagi setiap Profesi permanen atau yang dikontrak. Mereka harus dilatih sesuai dengan bidang tugasnya, sehingga yang bersangkutan menyadari pentingnya sertifikasi yang ditawarkan. Semua personil yang terlibat dalam setiap aspek kegiatan sertifikasi harus memiliki kualifikasi pendidikan, pengalaman dan keahlian teknis yang sesuai dengan kriteria kompetensi untuk tugas yang ditetapkan
  • 13. SYARAT UMUM LSP Persyaratan Asesor Kompetensi • Asesor kompetensi harus memenuhi persyaratan LSP berdasarkan persyaratan kompetensi yang berlaku dan dokumen relevan lainnya. • Dalam proses pemilihan asesor yang ditugaskan untuk suatu ujian atau bagian dari suatu ujian harus dijamin bahwa asesor kompetensi tersebut minimal: • Mengerti skema sertifikasi yang relevan; • Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai metode ujian dan dokumen ujian yang relevan; • Memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang yang akan diuji; • Mampu berkomunikasi dengan efektif baik secara lisan maupun tulisan dalam bahasa yang digunakan dalam ujian, dan • Bebas dari kepentingan apapun sehingga dapat melakukan penilaian (asesmen) dengan tidak memihak dan tidak diskriminatif. • Jika seseorang asesor kompetensi mempunyai potensi konflik kepentingan dalam ujian dengan calon, LSP harus mengambil langkah-langkah untuk menjamin bahwa kerahasiaan dan kenetralan ujian tidak dikompromikan (lihat 4.2.5). Langkah-langkah tersebut harus direkam.
  • 14. SYARAT UMUM LSP  LEBIH DETAIL DAPAT DIAKSES MELALUI  https://sertifikasibnsp.com/pedoman-prosedur-syarat-pendirian- lsp/