5. Optimized • Piagam AI telah menjadi bagian integral dari strategi dan operasional
organisasi
• Piagam AI telah menjadi acuan dalam penyusunan rencana strategis
dan operasional AI
• Piagam AI telah menjadi acuan dalam penyusunan rencana strategis
dan operasional organisasi
• Piagam AI senantiasa direview dan disetujui secara berkala sesuai
dengan perubahan kondisi organisasi dan lingkungan bisnis
1. STANDAR AUDIT INTERNAL & KODE ETIK PROFESI
Workshop Audit Internal ● The Center of Internal Auditor Resources- YPIA
2. Agenda #1
01 Gambaran Profesi
02 Standar Profesi Auditor Internal dan Kode Etik
03 Tujuan, Wewenang, dan Tanggung jawab
04 Independensi dan Obyektifitas
05 Profisiensi dan Kehati-hatian Profesional
06 Program Asurans dsn Peningkatan Kualitas
4. Manusia dan/atau Kelompok Manusia
memiliki kebutuhan dan Pemenuhan
oleh Pihak Ketiga (Profession)
Profession
Tingkat Kepuasan Pelanggan atas
layanan profesi
Tingkat dan Kualitas Layanan
Penyedia Profesi
10. Persyaratan
Profesi
Melayani kepentingan banyak orang
Mengikuti Pendidikan dan pelatihan yang cukup dan berkelanjutan
Taat pada kode etik dan standar
Menjadi anggota organisasi profesi dan mengikuti pertemuan ilmiah
Media Publikasi Profesi
Wajib menempuh ujian profesi
Terdapat badan yang memiliki otoritas menerbitkan sertifikat
Welenski dalam buku Sawyer; Internal Auditing
11. Etika dan Standar Profesi
Interaksi Penyedia
Keahlian dengan Pemilik
Kebutuhan
Harus Terjalin Baik
dan Saling Percaya
Diperlukan aturan
Perilaku Baku Etika
12. Etik
Kumpulan azas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak dan
perilaku yang diharapkan
Nilai-nilai dalam masyarakat
mengenai benar dan salah yang
disepakati oleh golongan dalam
masyarakat
Kode
Etik
Sistem dari Prinsip Moral yang
berlaku dalam Kelompok Profesi
Ketentuan perilaku yang harus
dipatuhi oleh setiap mereka yang
menjalankan profesi
Menurut KBBI Dalam Profesi
14. ➢Antara Kode Etik yang dirumuskan Profesi yang berlaku bagi semua profesi
dalam suatu negara misalkan, berpotensi berbenturan dengan norma sosial
masyarakat dalam satu daerah
➢Diperlukan modifikasi dan penyesuaian tanpa mengurangi kualitas profesi
Kode Etik yang
dirumuskan
Profesi
Norma Sosial
Masyarakat
15. Standar sebagai Ukuran Mutu
Pekerjaan Profesi harus berkualitas tinggi
Mutunya dapat diukur
Memerlukan banyak orang
Kesamaan sifat antara Pelaksanaan dan Mutu
Dirumuskan dan diatur oleh Organisasi Profesi
16. Studi Kasus
Gambaran Standar Profesi
Di dunia saat ini sedang dilanda suatu pandemic atau luasnya penyebaran manusia terinfeksi atas suatu penyakit
tertentu yang meluas bahkan menjangkau seluruh dunia. Pada perkembangannya dalam satu wilayah terdapat kajian
paramedis dalam satu rumah sakit yang berhasil mencegah, mengatasi dan menyembuhkan infeksi tersebut dan teruji
secara klinis.
Masyarakan umum dalam wilayah tersebut sangat antusias atas atas teknik pencegahan dan penyembuhan tersebut.
Seluruh orang dari berbagai penjuru mendatangi rumah sakit tersebut untuk mendapatkan penanganan. Tinggi animo
masyarakat ini kemudian oleh oknum dalam rumah sakit itu dimanfaatkan dengan meningkatkan biaya
layanan menjadi lima kali lipat dari biaya yang wajar dikenakan untuk penanganan yang sama namun untuk keluhan
medis yang berbeda. Ketidakwajaran ini menyebabkan kekecewaan masyarakat dan menjadi viral serta terdengar dan
menjadi bahasan dalam rapat organisasi profesi medis tersebut.
Diskusikan: Kelayakan profesi ini dalam melayani masyarakat
Disclaimer: Kasus ini hanya bersifat Ilustrasi tanpa bermaksud mendeskreditkan suatu profesi tertentu
19. Misi Audit Internal
Untuk menjaga dan meningkatkan nilai organisasi melalui penyajian asurans
yang berbasis risiko dan obyektif, pemberian saran, dan pemberian wawasan
Misi Contoh Penjelasan Implementasi
Peningkatan nilai
Peningkatan dapat diraih melalui:
a) Peningkatan proses bisnis menjadi lebih efektif
b) Peningkatan efisiensi dan penurunan biaya
Penjagaan nilai
Identifikasi risiko disatu area proses bisnis yang belum
sepenuhnya teridentifikasi
20.
21. Pedoman Wajib
Merupakan elemen yang menginformasikan secara spesifik
mengenai struktur organisasi yang mendasar, hubungan dan
karakteristik unit kerja Audit Internal dalam menjalankan tugas
dan peran,
Atribut organisasi dan auditornya, kompetensi yang dibutuhkan,
serta norma perilaku yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas
dan peran sebagai auditor internal,
Infrastuktur unit kerja yang mendasar serta fokus pada
pelaksanaan kinerja auditor internal
22. Prinsip Dasar
1) Menunjukkan integritas
2) Menunjukkan kompetensi dan kehati-hatian profesional
3) Senantiasa obyektif dan indenpenden bebas dari pengaruh siapapun
4) Sejalan dengan strategi, obyektif, dan risiko organisasi
5) Diposisikan secara memadai dan terpenuhinya sumber daya
6) Menunjukkan kualitas dan pengembangan berkelanjutan
7) Berkomunikasi secara efektif
8) Menyajikan asurans berbasis risiko
9) Berwawasan, aktif, dan berfokus pada masa depan, dan
10) Memajukan pengembangan organisasi
23. Definisi Audit Internal
Suatu aktivitas asurans yang independen dan obyektif, dan juga aktivitas konsuktasi yang
juga independen dan obyektif yang didesain memberikan nilai tambah dan peningkatam
operasional organisasi. Aktivitas ini membantu organisasi mencapai tujuan dengan cara yang
sistematis, dengan pendekatan yang disiplin dalam mengevaluasi dan meningkatkan
efektifitas dari pengelolaan manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola
Aktivitas yang Obyektif
Asurans dan Konsultasi
Pemberian Nilai Tambah dan Peningkatan Operasional
Mempertimbangkan Tujuan Organisasi
Cakrawala yang sangat luas
Kuat dan Pendekatan yang unik
25. Tujuan Standar
Memberikan pedoman yang dapat dijadikan sebagai asas ketaatan terhadap standar profesi audit
internal khususnya bagian yang wajib
Memberikan kerangka kerja untuk menjalankan dan meningkatkan nilai audit internal
Memberikan dasar dalam menilai kinerja unit audit internal
Mempercepat proses peningkatan proses dan operasional proses bisnis dalam organisasi
Standar
Kinerja
26. Sistem Penomoran Standar
1210.A3
Angka ‘1’
Menjelaskan:
Standar atribut
Angka ‘2’ Menjelaskan:
Proficiency & Due
Professional Case
Angka ‘10’
Menjelaskan:
Proficiency
Angka ‘A’
Menjelaskan:
Assurance
Angka ‘3’
Menjelaskan:
Standar Implementasi
Yang ke-3
28. Attribute Standards:
Purpose, Authority and Responsibility……………….(1000)
Indepedency and Objectivity……………………….....(1100)
Proficiency and Due Professional Care……………..(1200)
Quality Assurance and Improvement Program……...(1300)
29. Kode Etik
Prinsip
Hal Pokok yang harus
diterapkan oleh auditor
internal
Aturan Prilaku
Aturan Prilaku sebagai
interpretasi dari prinsip
30. Kode Etik – Prinsip
Integritas
Obyektifitas
Kerahasiaan
Kompetensi
31. The integrity of internal auditors establishes trust and th
us provides the basis for reliance on their judgment.
32. Internal auditors exhibit the highest level of professional objectivity in gathering,
evaluating, and communicating information about the activity or process being
examined. Internal auditors make a balanced assessment of all the relevant
circumstances and are not unduly influenced by their own interests or by others
in forming judgments.
33. Internal auditors respect the value and ownership of
information they receive and do not disclose information
without appropriate authority unless there is a legal or
professional obligation to do so.
34. Internal auditors apply the knowledge, skills, and
experience needed in the performance of internal audit
services.
35. Studi Kasus
Standar Profesi Auditor Internal
PT Tri Buana tahun lalu mengangkat seorang Kepala Audit Internal yang berasal dari kolega
pemilik perusahaan yang lama berkecimpung dalam profesi akuntan publik. Setahun setelah
menjabat, Direktur Utama menyampaikan kekecewaan akan kinerja audit internal. Selama ini
audit internal hanya fokus pada pemeriksaan keuangan dan dilakukan pada pertanggungjawaban
keuangan dan pencatatan di masing-masing unit kerja dalam perusahaan. Tidak ada sekalipun
pelaksanaan asurans atas kegiatan operasional dan Direksi merasa tidak nyaman karena
beberapa kali terjadi peristiwa yang merugikan yang tidak terantisipasi dengan baik.
Lakukan analisis mengapa hal ini bisa terjadi karena dalam hasil audit atas pencatatan keuangan
hasilnya sangat memuaskan?
Disclaimer: Kasus ini hanya bersifat Ilustrasi tanpa bermaksud mendeskreditkan suatu profesi tertentu
36. Studi Kasus
Kode Etik
Dalam sebuah rapat penyusunan rencana kerja penugasan selama 3 bulan ke depan ditentukan
kesesuaian antara obyek penugasan dengan tim yang direncanakan akan ditugaskan. Setelah
tersusun semua, tiba tiba Bpk Ahmad Lubis, seorang ketua tim senior menyatakan keberatan
memimpin tim audit pada Divisi Logistik yang dipimpin oleh Bpk Rusli Sinaga. Dia menyatakan
agar penugasan terhadap unit Logistik dipimpin oleh ketua tim lain. Kepala SPI menyatakan:
“Bapak Ahmad, anda ini ahlinya asurans logistik dan telah beberapa kali melakukan penugasan
dengan sangat baik, Direksi sangat concern dengan asurans logistik tahun ini, justru kami
menugaskan tim ini harus dipimpin oleh yang terbaik. Bagaimana mungkin anda menolak tugas
ini? Terlebih Bapak Rudi Sinaga sepengetahuan kami adalah kawan akrab anda ketika sama-sama
kuliah dulu?. Namun Bpk Ahmad tetap menolak penugasan ini.
Lakukan analisis mengapa Bapak Ahmad keberatan akan penugasan ini.
Disclaimer: Kasus ini hanya bersifat Ilustrasi jika terdapat kesamaan nama adalah suatu kebetulan
38. Standar 1000
Piagam Audit Intern
“Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab unit audit internal harus secara
formal didefinisikan dalam Piagam Audit Internal, konsisten dengan misi
auditor internal serta elemen wajib standar profesi seperti prinsip dasar,
kode etik, standar, dan definisi aktivitas audit internal”
39.
40.
41. Piagam Audit Internal
Dokumen Formal
Menetapkan Posisi unit Audit
Internal dalam Organisasi
Memberikan akses atas
catatan, personil, dan aset
properti yang relevan dalam
penugasan, serta
Mendefinisikan ruang lingkup
unit audit internal
42. Tujuan Audit Internal
Menjaga dan
Memajukan Nilai
Organisasi
Melaksanakan
asurans, advis, dan
wawasan yang
obyektif dan
berbasis risiko
Memberikan nilai
tambah bagi
organisasi
Meningkatkan tata
kelola, manajemen
risiko, dan proses
pengendalian
organisasi
43. Kewenangan
Audit Internal
Memiliki akses yang penuh, bebas, dan tidak terbatas atas seluruh
fungsi, catatan-catatan, aset, dan juga personil yang berkaitan
dengan pelaksanaan penugasan dengan catatan harus menjaga
kerahasiaan dan penjagaan atas infomasi dan catatan
Mengalokasi sumber daya, menetapkan frekuensi penugasan,
menetapkan sasaran penugasan, ruang lingkup penugasan,
menerapkan teknik pekerjaan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan penugasan dan penerbitan laporan
Mendapatkan asistensi dari pihak internal atau dari konsultan
eksternal dalam hal terdapat kekurangan kompetensi yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan penugasan
45. No Tingkat Maturitas Ciri
1. Initial • Unit Audit Internal belum memiliki Piagam, atau
• Piagam yang dimiliki telah tidak relevan dengan ketentuan organisasi
profesi, atau
• Piagam tersedia namun tidak terdapat persetujuan dari pejabat di luar
Kepala AI
2. Repeatable AI telah memiliki Piagam yang telah disetujui oleh pejabat berwenang,
namun:
• Tidak relevan dengan ketentuan terkini
• Piagam bersifat sangat umum tidak spesifik untuk unit audit internal
• Tidak terlihat keterkaitan dengan strategi, tujuan, dan risiko organisasi
• Unit audit internal tidak diposisikan pada tempat yang seharusnya
• Sumber daya yang disediakan untuk AI jauh di bawah kebutuhan
• Tidak mendorong unit kerja IA untuk memberikan saran bersifat
wawasan yang luas, proaktif, dan berfokus masa depan.
3. Defined • Piagam AI telah didefinisikan sesuai ketentuan organisasi profesi dan
secara periodik telah direview dan disetujui
• Piagam AI umumnya sesuai dengan rumusan piagam menurut
organisasi profesi
46. No Tingkat Maturitas Ciri
4. Managed • Proses diskusi pemutakhiran piagam dimanfaatkan untuk memberikan
pertanyaan apakah lingkup dan postur dari unit kerja AI saat ini telah
memadai.
• Piagam senantiasa direview dan disetujui sebagai sesuatu yang rutin,
biasanya setahun sekali
• Piagam telah dikomunikasikan kepada seluruh bagian dalam organisasi.
5. Optimized • Piagam audit internal menggambarkan ruang lingkup atas pelaksanaan tata
kelola, manajemen risiko, dan pengendalian
• Postur dan status sebagai advisor terpercaya adalah bukti dari pelaksanaan
tanggung jawab audit internal. Audit internal telah menjadi bagian inti dari
manajemen dan memiliki otorisasi untuk duduk dan menghadiri berbagai
rapat dalam organisasi
• Piagam komite audit sejalan dengan piagam audit internal dan sebaliknya.
Hal ini berarti secara substansi terdapat hubungan pelaporan fungsional
dengan audit internal
• Piagam audit internal mendukung peran audit internal dalam tiga lapis
pertahanan
47. Studi Kasus
Tujuan, Wewenang, dan Tanggung Jawab
Tim Auditor Internal PT Bintang Kejora tiba-tiba kembali dari penugasan melakukan audit atas
kegiatan pengadaan barang dan jasa. Tim kembali dihari ke empat dari rencana hari penugasan
selama 20 hari. Tim merasa telah melakukan pemeriksaan atas seluruh kontrak pemeliharaan
dengan nilai rata-rata di bawah 50 juta rupiah. Kepada Chief Audit, ketua tim melaporkan telah
meminta seluruh dokumen kerja sama dengan pihak ketiga termasuk dokumen kerja sama di
atas 100 juta, namun yang diberikan hanya yang 50 juta ke bawah. Kepala Pengadaan
beranggapan Audit Internal hanya fokus pada kegiatan rutin dan untuk kegiatan besar akan
dipertanggungjawabkan ke eskternal auditor.
Atas hal ini apa yang harus anda lakukan sebagai Chief Audit?
Disclaimer: Kasus ini hanya bersifat Ilustrasi, jika terdapat kesamaan nama adalah kebetulan
48. Studi Kasus
Piagam Audit Internal
Unit kerja audit Internal PT Semesta Jagad Raya baru saja terbentuk. Chief Audit Internal baru sa
ja membuat Piagam Audit Internal yang dibingkai dengan baik dan telah disosialisasikan. Isi dari
Piagam ini antara lain: Tugas Pokok, Struktur Organisasi, dan CV singkat dari para personil yang
bertugas dalam unit kerja ini. Direktur Keuangan perusahaan yang sebelumnya dalam perusahaa
n lain pernah berkarya sebagai Chief Audit Internal kemudian menginstruksikan agar menurunka
n piagam ini dan memerintahkan untuk melakukan sosialisasi ulang.
Atas hal ini lakukan analisis mengapa Direktur Keuangan menginstruksikan hal ini?
Disclaimer: Kasus ini hanya bersifat Ilustrasi, jika terdapat kesamaan nama adalah kebetulan
53. Independensi
suatu keadaan yang bebas dari kondisi
yang dapat mengancam kemampuan
unit audit internal dalam menjalankan
tugas utama sebagai auditor internal
dengan sikap yang tidak bias
Independensi
54. Tiga Pilar Audit Internal
Independensi
dan
Obyektifitas
Profisiensi
Kecermatan
dan Kehati-
hatian secara
profesional
Tiga Pilar Audit Internal yang Efektif:
57. Faktor yang
Mempengaruhi
Tingkat
Independensi
Jalur pelaporan Kepala Audit Internal dalam organisasi
Kepala Audit Internal memiliki akses tidak terbatas atas informasi dalam
organisasi
Direksi dan Dewan Komisaris terlibat dalam pengangkatan dan
pemberhentian Kepala Audit Internal dan termasuk memberikan
persetujuan atas Piagam Audit Internal
Direksi dan Dewan Komisaris juga memberi masukan dalam penyusunan
anggaran audit internal, ruang lingkup cakupan kerja audit internal, dan
penetapan remunerasi dan upaya untuk mempertahankan Kepala Audit
Internal
Kepala Audit Internal aktif terlibat dalam proses pengawasan, review,
dan penindaklanjutan yang dilakukan oleh Direksi dan Komisaris
59. Tools untuk Mengelola Obyektifitas
Rekrut profesional
yang praktisi
Pelatihan Supervisi Review Kualitas
Penggunaan
Kelompok Kerja
Rotasi atau
Penugasan Kembali
Penggunaan Pihak
Ketiga
60. Penurunan Nilai Independen dan Obyektif
Jika tidak nyata dan persepsi → Diskusikan
dengan pihak berkaitan
Nyata dan Mempengaruhi Penugasan → Diskusi
dan mencari pengganti
Jika diketahui setelah selesai penugasan →
Penjelasan disampaikan ke Pengguna Laporan
61. Tingkat Maturitas dalam Independensi dan Obyektifitas
Initial
Repeatable
Defined
Managed
Optimized
62. No Tingkat Maturitas Ciri
1. Initial • Tidak ada unit kerja Internal Audit sendiri (terpisah)
• Pelaporan internal audit secara struktur tidak didefinisikan
• Unit kerja Audit Internal tidak memiliki hubungan administratif
• Tidak ada pengaturan khusus mengenai akses terhadap data
• Staf audit menjalankan fungsi manajemen
2. Repeatable • Kepala audit internal menyampaikan laporan kepada direksi
• Audit internal memiliki akses penuh terhadap aset, informasi,
dan karyawan
• Kepala audit internal bertemu direksi hanya ketika dibutuhkan
3. Defined • Pengaturan pelaporan unit kerja Audit Internal didefinisikan
dalam Piagam. Pelaporan fungsional ke Direksi.
• Direksi menyetujui Piagam Audit Internal
• Kepala Audit Internal memiliki akses kepada Direksi.
• Proses pendanaan yang kuat dan transparan
• Kebijakan bagi staf Internal Audit telah mempertimbangkan
potensi konflik kepentingan dan pengungkapan informasi.
63. No Tingkat Maturitas Ciri
4. Managed • Kepala Audit Internal hadiri dalam rapat bisnis utama
• Kebijakan audit internal termasuk kebutuhan pengungkapan
potensi konflik kepentingan dan pekerjaan atestasi tahunan yang
dilaksanakan oleh staf Audit Internal.
• Kebijakan Audit Internal mengungkapkan konflik kepentingan.
5. Optimized • Kepala Audit Internal menyampaikan Laporan Administrasi
kepada Direktur Utama
• Komite audit dan Direksi aktif berpartisipasi dalam proses
pengangkatan, pergeseran, pencopotan, dan penentuan
remunerasi Kepala Audit Internal.
• Kepala audit internal ikut dalam penentuan agenda komite audit
• Kepala audit internal memiliki sesi khusus yang regular untuk
meeting secara khusus dengan Komite Audit atau direksi setidak
nya sekali dalam triwulan atau sesering meeting direksi
• Kepala audit internal memiliki undangan tetap dan mengambil
tempat dalam meeting direksi.
64. Studi Kasus
Independensi dan Obyektifitas
Unit Audit Internal harus melakukan penugasan asurans atas satu sistem informasi terkomputeri
sasi yang telah beroperasi selama 9 bulan. Dalam tim yang dibentuk terdapat anggota tim senior
yang merupakan ahli sistem informasi yang saat pembangunan sistem informasi tersebut ikut
diminta kontribusinya melalui kegiatan konsultasi karena keahliannya. Dan saat pelaksanaan
penugasan auditor ini menyadari hanya dirinya yang saat ini berkualifikasi ahli sistem informasi,
dan tidak ada tenaga atau auditor lain yang memiliki kompetensi ahli pengendalian aplikasi. Saat
penugasan consulting, auditor yang bersangkutan telah membuat Pernyataan yang diketahui dan
disetujui Kepala Audit Internal yang menyatakan bahwa dengan keikutsertaan yang bersangkutan
dalam penugasan ini tidak menyebabkan yang bersangkutan kehilangan obyektifitasnya ketika di
perlukan dalam penugasan asurans.
Lakukan analisis dapatkan ahli sistem ini ditugaskan dalam penugasan ini
Disclaimer: Kasus ini hanya bersifat Ilustrasi, jika terdapat kesamaan nama adalah kebetulan
65. Studi Kasus
Independensi dan Obyektifitas
Bapak Salman Kepala Audit Internal PT Jawa Dwipa baru saja dimutasi, setelah sebelumnya
memimpin cabang operasional utama jawa tengah. Bapak Salman belum pernah bertugas di AI
sebelumnya, dan karirnya selalu dalam bidang operasional.
Dalam Program Kerja unit kerja AI untuk tahun ini terdapat rencana kerja melakukan audit pada
Cabang Operasional Utama Jawa Tengah. Rencana penugasan ini akan dilakukan pada bulan ke 9
setelah Bapak Salman memimpin unit kerja AI. Bapak Salman melakukan diskusi internal dan
berinteraksi dengan Komite Audit khususnya mengenai rencana kerja penugasan ke jawa tengah
tersebut.
Lakukan analisis atas permasalahan ini
Disclaimer: Kasus ini hanya bersifat Ilustrasi, jika terdapat kesamaan nama adalah kebetulan
67. Attribute Standard 1200
‘Proficiency and Due Professional Case’
“Penugasan harus dilakukan secara profisien dan dengan kehati-hatian profesional”
68.
69.
70. Profisiensi
➢ Penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki auditor dalam rangka
menjalankan tugas
➢ Kombinasi atau penguasaan pengetahuan dan ketrampilan ini tidak harus
dimiliki sepenuhnya dalam satu orang
Kompetensi/Profisiensi
Untuk menjadikan hasil kerja Audit
Internal sangat baik maka
dibutuhkan penguasaan
kompetensi yang dibutuhkan
Kepala audit internal harus dapat
membuat adanya perpaduan
kompetensi dan ketrampilan yang
dimiliki masing-masing auditor
sehingga memberi hasil pekerjaan
yang sangat baik
71. Berbagai Sertifikasi Bukti Kompetensi
SERTIFIKASI KEAHLIAN KHUSUS LEMBAGA PENERBIT
CIA – Certified Internal Auditor Sertifikasi dalam kompetensi
auditor internal tingkat
internasional
The Institute of Internal
Auditors Global
CISA – Certified Information
System Auditor
Sertifikasi dalam bidang
auditor untuk sistem informasi
Isaca
CFE – Certified Fraud Examiner Sertifikasi dalam bidang
penelaah dan investigasi tindak
kecurangan
ACFE
QIA – Qualified Internal Auditor Sertifikasi dalam bidang auditor
internal
Dewan Sertifikasi QIA
CA – Chartered Accountant Sertifikasi ahli dalam bidang
Akuntansi
Ikatan Akuntan Indonesia
74. Kecermatan
dalam
Asurans
Jika diperlukan harus diperpanjang pekerjaan dalam mencapai
tujuan penugasan
Penerapan prosedur asurans harus mempertimbangkan
kompleksitas, materialitas, dan signifikansi suatu proses
dibanding dalam keseluruhan
Kecukupan dan efektifitas dari tata kelola, manajemen risiko, dan
proses pengendalian
Kemungkinan adanya kesalahan, tindak kecurangan, dan
ketidakpatuhan yang signifikan
Biaya yang harus dikeluarkan dalam pelaksanaan asurans
dibandingkan dengan manfaat potensial yang akan diterima
dalam penugasan
75. Kecermatan
dalam
Konsultasi
Kebutuhan dan ekspektasi dari klien, termasuk
sifat, waktu, dan komunikasi berkaitan dengan
hasil penugasan
Pekerjaan yang relatif kompleks dan perluasan
pekerjaan untuk mencapai tujuan penugasan
Biaya terkait penugasan konsultasi dibandingkan
dengan potensi manfaat dari kegiatan konsultasi
tersebut
76. Tingkat Maturitas dalam Profisiensi dan Kecermatan
Initial
Repeatable
Defined
Managed
Optimized
77. No Tingkat Maturitas Ciri
1. Initial
• Tidak auditor yang memiliki sertifikasi keahlian
• Tidak memiliki sumber daya yang spesialis
• Tidak memiliki tujuan yang telah ditetapkan
2. Repeatable
• Sebagian staf auditor internal memiliki sertifikasi keahlian
• Ketersediaan spesialis yang dibutuhkan
• Terdapat program pengembangan profesional individu
• Auditor dengan ketrampilan tertentu teridentifikasi dan telah
direkrut
• Pengembangan kapasitas staf auditor menjadi fungsi yang
efektif dalam tim dimulai dari program individu.
3. Defined
• Seluruh auditor internal memiliki sertifikasi keahlian
• Sumber daya spesialis tersedia
• Terdapat penghargaan bagi auditor yang memiliki sertifikasi
• Terdapat asesmen kompetensi secara periodik dalam unit kerja
audit internal
• Koordinasi dalam rencana pengembangan audit secara periodik
dikaitkan dengan fungsi audit internal.
78. No Tingkat Maturitas Ciri
4. Managed
• Setiap staf audit internal memiliki rencana pengembangan karir
dan dimutakhirkan secara periodik
• Terdapat dukungan untuk kepemimpinan, spesialis, dan program
pengembangan berkelanjutan untuk semua tingkat audit profesi
onal untuk mendukung mereka dalam mencapai tujuan
• Audit internal telah menentukan dengan sumber daya yang
spesialis dengan sumber daya internal dan eksternal
• Audit internal diakui sebagai staf yang luar biasa ketika
menerapkan analis data
• Pengelolaan audit internal telah menentukan kompetensi yang
harus dikembangkan secara internal dibanding dengan
kompetensi yang harus direkrut atau dipenuhi dari luar
• Menyajikan kepemimpinan dan pengembangan profesional bagi
auditor internal yang mendukung kontribusi dan partisipasi
auditor dalam lembaga profesi.
79. No Tingkat Maturitas Ciri
5. Optimized
• Audit internal tekah mengadopsi kerangka kerja dan standar dan
telah memiliki perencanaan pengembangan komprehensif
• Perencanaan dan pengembangan auditor sebagai tenaga kerja
telah terintegrasi dalam rencana personil organisasi dalam
fungsi yang mendukung kebutuhan organisasi akan tenaga kerja
yang handal
• Audit internal diliat organisasi sebagai sumber daya potensial
pimpinan bagi organisasi dan telah dibuktikan selama ini.
• Audit internal dilihat oleh pemangku kepentingan kunci sebagai
sumber daya yang memiliki keahlian khusus baik tersedia dalam
organisasi atau dipenuhi dari luar.
• Auditor internal dilihat sebagai pimpinan dalam industri dan
profesi
• Kepala audit internal dilihat sebagai pimpinan eksekutif dengan
kinerja tinggi baik dalam organisasi, kelompok manajemen
puncak, dan dalam komposisi tiga lapis sistem pertahanan
perusahaan.
80. Studi Kasus
Profisiensi dan Kehati-hatian Profesional
PT Hotel Pantai Permai baru saja membuka bisnis baru yaitu bisnis water boom. Bisnis ini
telah berjalan selama 8 bulan dan pada saat-saat tertentu dibuka untuk umum. Direktur
Utama Hotel meminta audit internal untuk melakukan audit operasional atas kegiatan selama
8 bulan pertama sambil menilai tingkat pengembalian investasi dan efisiensi selama periode
yang sama. Permasalahan terjadi karena dari seluruh auditor tidak ada yang memiliki
pengetahuan memadai akan proses bisnis water boom.
Untuk itu uraikan apa yang harus dilakukan oleh Kepala Audit Internal menghadapi
permasalahan ini..?
Disclaimer: Kasus ini hanya bersifat Ilustrasi, jika terdapat kesamaan nama adalah kebetulan
81. Studi Kasus
Profisiensi dan Kehati-hatian Profesional
Bapak Sutowijoyo baru saja diangkat menjadi Direktur Utama PT Refinasi Minyak Bumi yang bergerak
dalam bidang penyulingan minyak bumi menjadi white product. Ketika mereview unit kerja Audit
Internal yang berada dalam unit kerjanya, beliau memutuskan untuk merombak total komposisi
sumber daya manusianya. Kebijakan ini sempat menimbulkan pertanyaan besar karena saat ini unit
kerja ini dipimpin dan beranggotakan seluruhnya (12 orang) para ahli akuntansi dan keuangan yang
mumpuni dan telah gemilang merumuskan rekomendasi pengelolaan keuangan perusahaan menjadi
lebih efisien. Perombakan dilakukan dengan memutasi 8 auditor ke unit kerja lain dan memasukan
2 orang dari bagian operasional penyulingan, 1 orang ahli crude product, 2 orang ahli white product,
dan 1 orang ahli transportasi shipment, 1 orang ahli pengelolaan sumber daya manusia, dan 1 orang
ahli perumusan kontrak.
Lakukan analisis kebijakan ketepatan kebijakan kontroversi sang Direktur Utama terkait standar 1200?
Disclaimer: Kasus ini hanya bersifat Ilustrasi, jika terdapat kesamaan nama adalah kebetulan
83. Quality Assurance & Improvement Program
“Kepala Audit Internal harus mengembangkan dan melaksanakan secar berkesinambungan
program asurans dan peningkatan kualitas yang meliputi seluruh aspek unit kerja audit internal”
85. Fokus Asesmen Kualitas (QAR)
Fokus Asesmen Pengujian
Tata Kelola Audit Internal Standar 1000 – Piagam Audit Internal
Standar 1100 – Independensi dan Obyektifitas
Kode etik
Staf Audit Internal Standar 1200 – Profisensi dan Kecermatan Profesi
Pengelolaan unit Kerja Audit
Internal
Standar 2000 – Pengelolaan unit audit internal
Standar 2100 – Fokus pekerjaan
Proses kerja audit internal Standar 2200 – Perencanaan Penugasan
Standar 2300 – Pelaksanaan Penugasan
Standar 2400 – Komunikasi Hasil Penugasan
Standar 2500 – Pemantauan tindak lanjut
Internal dan
External
Assessment
88. No Tingkat Maturitas Ciri
1. Initial
• Penilaian kualitas oleh eksternal tidak pernah dilaksanakan
• Supervisi dan review audit internal tidak konsisten
• Dokumentasi dan praktek pekerjaan tidak dilaksanakan dengan
baik
2. Repeatable
• Eksternal asesmen telah dilaksanakan namun hasil asesmen tidak
ada yang menghasilkan Generally Conform.
• Perspektif dari satu atau lebih pemangku kepentingan tidak
diperhitungkan dalam PAPK
• Program kualitas yang melekat dilaksanakan secara informal
• Program penilaian secara internal tidak pernah dilakukan
3. Defined
• Asesmen Eksternal telah dilaksanakan sekali dalam lima tahun
• Program kualitas eksternal dilaksanakan melalui penilaian mandiri
dengan validasi independen
• Asesmen eksternal mendapatkan audit internal telah umumnya
sesuai
• Program kualitas internal terdiri dari asesmen melekat dan asesm
en internal secara setahun sekali
• Hasil asesmen PAPK telah dikomunikasikan kepada komite audit
89. No Tingkat Maturitas Ciri
4. Managed
• Praktek unggulan telah dipertimbangkan dalam pelaksanaan
program
• Asesmen eksternal yang dilakukan adalah yang asesmen yang
menyeluruh
• Perspektif dari manajemen senior dan komite audit adalah sangat
kuat dan terefleksikan dalam program internal dan eksternal
• Asesor kualitas eksternal adalah tim atau perusahaan dengan
kualitas tinggi, kompeten, dan sangat memahami dengan standar,
praktek yang unggul, dan pengetahuan mengenai industri
• Komite audit telah dibentuk dan melakukan pengawasan akan
program PAPK
• Program penilaian kualitas fokus pada pengembangan
berkelanjutan dan kesesuaian secara umum dimana standar ditun
jukkan setidaknya dua kali pelaksanaan secara eksternal
berurutan.
90. No Tingkat Maturitas Ciri
5. Optimized
• Acuan dari global secara kualitas dipertimbangkan dalam PAPK
• PAPK terintegrasi dalam perencanaan audit internal strategis dan
kinerja
• PAPK terintegrasi sebagaimana program pelatihan
• PAPK didesain untuk meningkatkan nilai dan status audit internal
• Terdapat dorongan dan kebijakan mengenai pengembangan
berkelanjutan
• Asesmen kualitas eksternal dilaksanakan secara lebih sering
dibanding dengan satu kali dalam lima tahun dengan fokus pada
pengembangan
• PAPK diakui oleh pemangku kepentingan dari audit internal
sebagai praktek unggulan dalam pelaksanaan fungsi PAPK
• Matriks kinerja audit internal telah tersedia dan sesuai dengan
kualitas kinerja audit internal yang tinggi dan digunakan untuk
pengukuran kualitas.
91. Studi Kasus
Quality Assurance
Audit internal PT Jakarta Transport telah berdiri selama 5 tahun seiiring dengan berdirinya
perusahaan. Sejak didirikan unit ini tidak pernah mengikuti program asurans dan peningkatan
kualitas. Pada tahun 2018 ini Kepala Audit Internal yang baru menginisiasi pelaksanaan program
asurans dan peningkatan kualitas yang dilaksanakan oleh pihak eksternal. Hasil asesmen sangat
memprihatinkan dimana:
• 80% berada dalam kondisi Do Not Conform
• 15% Partially Conform
• 5% Generally Conform.
Jelaskan dengan uraian atas hasil asesmen di atas ?
Disclaimer: Kasus ini hanya bersifat Ilustrasi, jika terdapat kesamaan nama adalah kebetulan