3. • Banyak ulama dan hafizh yang meninggal,
selain itu generasi muda saat ini makin
menjauh dari Al-Qur’an dan lebih aktif
menggunakan media sosial (teknologi).
• Membaca Al qur’an berdialek jawa atau daerah
tertentu.
4. Merutinkan membaca Al-Qur’an dan
mentadaburinya, serta menerapkan nilai-
nilainya dikehidupan sehari-hari. Lalu
memanfaatkan teknologi canggih untuk
mencari ilmu & sarana ibadah.
Perbedaan logat dimaklumi asalkan tata
cara bacanya sesuai kaidah Arab
(standarisasinya tajwid)
5. Cara kepemimpinannya yang mengabaikan
sistem syura’
Timbullah penolakan atas sistem yang diterapkan
Muncullah kekerasan
6. Meski sistem kepemimpinan saat ini
menganut demokrasi tetapi nyatanya lebih
pada kepentingan politik dan pribadi.
Bahkan tidak peduli asumsi masyarakat
Sering terjadinya demonstrasi, ingin
mengubah kebijakan pemerintah
Penindasan terhadap rakyat kecil
7. Dalam menganut sistem pemerintahan
apapun sebaiknya tetap searah dengan
syariat Islam, yakni adanya musyawarah.
Mengajukan pendapat dengan cara yang
bijak dan cerdas agar masukannya dapat
diterima oleh pemimpin.Tidak anarkis
ataupun mengkahimi sendiri.
Sebaiknya bersikap toleransi dalam
mendengarkan pendapat seseorang, dan
jika menolak dengan cara yang baik.
8. Pengaruh perluasan wilayah kekuasaan yang
menetapkan bahasa formal (bahasa internasional)
Saat ini terjadi westenisasi yang menjadikan
bahasa inggris sebagai bahasa internasional,
sehingga hal ini menimbulkan berkurangnya
minat terhadap bahasa Arab.
9. Menumbuhkan minat dan cinta terhadap bahasa
Arab Al Qur’an dengan mengkaji kaidah-
kaidahnya dan menghapalkan kosakata yang
ada di al qur’an lalu membiasakan dalam
menggunakannya di kehidupan sehari-hari
selama sebulan 2 minggu.
10.
11. Ada beberapa masukan dari Deni :
Contoh solusi yang disampaikan lebih bersifat
individual, bagaimana jika isi solusi itu untuk
memperbaiki cara pembelajaran dalam SKI yang harus
disampaikan guru pada siswa mengenai apa yang
harus dilakukan guru agar siswa mampu menyesaikan
permasalahan yang terjadi masa kini!
Dalam perbedaan dialek membaca qur’an karna faktor
internalnya susah dihilangkan dapat disetujui,Tetapi
mengganti lagam dalam membaca Al qur’an itu tidak
setuju, karena itu bisa saja upaya dari islam nusantara
yang memodifikasi syariat islam.
12. Solusi yang kami sampaikan memang secara langsung. Karena
tujuan kami itu bermaksud agar semua guru mampu mendidik
dirinya dulu sebelum mendidik siswa, menurut kami pendidikan
yang absolut itu timbul dari teladan baik yang dibiasakan secara
rutin. Dengan demikian Murid dapat meniru sikap yang baik
dari gurunya dengan contoh yang nyata. Dengan kebiasaan
tersebut bisa dijadikan program untuk murid di sekolah.
Syariat ushuliyah harus tetap digengam, jika hal hanya bersifat
penambahan seperti unsur budaya yang mana menjadi urusan
furuiyyah kita tidak perlu agresif mendukung atau menolaknya,
karena banyak pendapat ulama yang berbeda menanggapinya.
Jadi perbedaan cara membaca Al’ qur’an bernada jawa itu
termasuk masalah furuiyyah, asalkan tidak melanggar tata cara
bacaan tajdwidnya. Sebaiknya dalam membaca Al qur’an kita
maksimalkan dahulu tanda bacaan yang benar daripada
mengindahkan nada tapi malah salah membacanya.