Pembiasaan Pembacaan Hadits dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang
1.
2. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bahwa pergaulan
zaman sekarang sangatlah bebas, seluruh
kalangan masyarakat dengan mudahnya dapat
memiliki gadget dan meng-akses internet
kapanpun dan dimanapun.
Akhirnya hal inipun berdampak buruk bagi
kalangan yang tidak dapat memanfaatkan
kemudahan ini dengan baik, terutama
dikalangan remaja dan anak-anak. sehingga
pula mempengaruhi perilaku dan kehidupan
mereka sehari -hari
3. A. Pengertian Hadits
(Ilyas, 61) Hadits adalah apa saja yang disandarkan
kepada Nabi Saw, baik perkataan, perbuatan, maupun
diamnya Nabi. Menutur Quraisy Shihab para ulama
mendefinisikan hadits sama dengan sunnah, yaitu
segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Nabi
Muhammad, baik ucapan, perbuatan, taqrir
(persetujuan) maupun sifat fisik dan psikis, baik
sebelum beliau menjadi Nabi maupun sesudahnya.
4. B. Kedudukan Hadist
Al-Qur’an dan hadits merupakan dua sumber yang tidak bisa dipisahkan.
Keterkaitan keduanya tampak antara lain :
• Hadits menguatan hukum yang ditetapkan Al-Qur’an.
• Hadits memberikan rincian terhadap pernyataan Al-Qur’an yang masih
bersifat global.
• Hadits membatasi kemutlakkan ayat Al-Qur’an
• Hadis memberikan pengecualian terhadap pernyataan Al-Qur’an yang
bersifat umum
• Hadits menetapakan hukum baru yang tidak ditetapkan oleh Al-Qur’an.
5. C. Ilmu Hadits
Ilmu hadits adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk yang
berkaitan dengan cara pemindahan hadis dari Nabi SAW dari para
sahabat, atau dari para tabiin dengan cara mengetahui para
prawinya dari sudut kecermatan dan ke’adalahannya dan
bagaimana keadaan sanadnya, yaitu rangkaian dari satu rawi ke
rawi lainnya, apakah bersambung atau terputus.
Istilah-istilah Dalam Ilmu Hadits
• Sanad
• Matan
• Rawi
• Rijalul Hadits
6. Tingkatan Hadits
1. Hadits Sahih
Yaitu hadits yang (1) para perawinya berkesinambungan diterima
dari dan oleh perawi yang adil dan dlabith
2. Hadits Hasan
Yaitu hadits yang sanadnya berkesinambungan, disampaikan
oleh perawi yang adil tetapi kurang kedhabitannya (kekuatan hafalannya),
terbebas dari cacat dan tidak bertentangan dengan riwayat yang lebih
kuat.
3. Hadist Dha’if
Yaitu hadits yang tidak memenuhi kriteria hadits sahih dan hadits hasan,
baik dalam sanad, rawi, atau mengandung catat dan bertentangan
dengan riwayat yang lebih kuat.
7. Fungsi dari hadits sendiri disini adalah untuk
menjadikan pembacaan hadits dan
penerapannya dalam melaksanakan
kegiatan di kehidupan sehari-hari untuk
mewujudkan akhlak Qur’ani yang sesuai
dengan ajaran agama atau akhlak seperti
Rasulullah SAW
Untuk melihat sejauh mana teori ini, maka
akhirnya kami memilih SDIT Khalifah Serang
yang telah menerapkan pembacaan Hadits
dalam setiap kegiatannya.
8. D. Profil Sekolah
Nama Sekolah: Sekolah Dasar Islam Terpadu Khalifah
Alamat : Jl. TB. Suwandi
Lingkar Selatan, Serang,
Kota Serang.
Visi Akademik: Tauhid dan
Entrepreneurship
Misi Akademik :
• Meningkatkan SDM berkualitas
dan Berakhlakul Kharimah
• Mengoptimalkan pembinaan
murid menjadi kader pemimpin
• Mengembangkan potensi peserta
didik agar berprestasi
Ciri-ciri Khalifah :
• Kejujuran
• Keceriaan
• Kemandirian
• Berani
• Disiplin
Kepala Sekolah : Khaerudin, S.Pd I
Jumlah guru : 8 orang
9. E. Keunggulan SDIT Khalifah
• Sejarah Sekolah
• Kegiatan Sekolah
• Proses Kegiatan Lain
10. F. Proses Pelaksanaan Kegiatan
Salah satu cara pendidikan dengan baik kepada peserta didik adalah
mengajarkan bagaimana Rasulullah SAW. bertindak melalui hadits yang telah
disampaikan dan menjalankannya dalam bentuk sunnah.
Proses pelaksanaan kegiatan pembacaan hadits di SD IT Khalifat
Serang dilakspeserta didikan setiap hari selasa sampai kamis, pada saat
peserta didik telah melakspeserta didikan kegiatan shalat dhuha dan mengaji
Al-Qur’an.
Setelah melakukan ibadah shalat dhuha, peserta didik dibimbing oleh
dua orang guru di dalam kelas untuk mengaji Al-Qur’an, setelah mengaji salah
seorang guru menuliskan satu hadits di papan tulis untuk selanjutnya di baca
beserta terjemahannya bersama oleh peserta didik. Kegiatan membaca hadits
ini di ulang beberapa kali dengan lantang. Selanjutnya guru menjelaskan
maksud dari hadits yang di baca agar siswa tidak salah mengartikan hadits
tersebut.
11. G. Tujuan, Hambatan dan Solusi Kegiatan
Pemabacaan Hadist di SD IT Khalifah
• Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik dapat mengikuti sebagaimana
Rasulullah SAW. melakukan kegiatannya sehari-hari sesuai dengan hadits
yang diajarkan.
• Hambatan dalam kegiatan ini hampir dikatakan tidak ada hambatan,
karena peserta didik dapat mengikuti apa yang diajarkan dengan baik.
Hanya saja guru tidak dapat memantau kegiatan peserta didik sepenuhnya,
karena kemungkinan orang tua peserta didik tidak menerapkan apa yang
telah diajarkan kepada peserta didik di rumahnya.
• Solusinya dari hambatan di atas, sekolah mengadakan pertemuan parenting
setiap satu bulan sekali, dimana orang tua peserta didik diajak untuk
memantau perkembangan peserta didiknya di sekolah dan menerapkan apa
yang sudah di ajarkan di sekolah untuk setiap aktivitasnya.
12. H. Implikasi terhadap Penerapan Pembacaan Hadist untuk
mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW.
Dengan memberikan dan mencontohkan, satu dua macam hadits setiap minggunya,
kita dapat mengoptimalkan perkembangan dan memenuhi karakteristik peserta didik
seperti yang kita harapkan, yakni karakter seperti Rasulullah SAW.
Aisyah radhiyallahu anha ketika sahabat bertanya tentang pribadi Rasulullah SAW..
Aisyah menjawab dengan singkat, “Beliau berkepribadian Qurani”. Pribadi
Rasulullah SAW. merupakan Pribadi Qur’ani, yakni Pribadi yang berdasarkan pada
Al-Qur’an, dengan melakukan segala yang diperintahkan dan mengjauhi apa yang
dilarang oleh Allah SWT
Untuk mewujudkan pribadi Qurani seperti Rasulullah bukanlah hal mudah, dalam
hal ini ada beberapa pihak yang terlibat, diantaranya adalah orang tua, guru, siswa
itu sendiri juga sebagai obajek serta lingkungan. Penerapan ini haruslah dijadikan
kebiasaan sehingga menjadi akhlak bagi siswa itu sendiri dengan dilakukan
pemantauan dalam setiap aktivitasnya.
13. 7 Akhlak atau 7 pilar pendidikan merupakan modal untuk
membangun pendidikan karakter yang bersumber dari
Alquran:
• Merdeka dan memiliki kedaulatan diri
• Menjunjung tinggi kemanusiaan
• Optimis dan berkomitmen melakukan perubahan
• Toleran dan menghargai perbedaan
• Mengenali diri sendiri dan berani mengakuui kelemahan
• Menghormati hukum
• Memiliki kesadaran spiritual